• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - STUDI PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH, PEMELIHARAAN SANITASI DAN PARTISIPASI PEDAGANG DI PASAR BINA USAHA DI GAMPONG UJONG KALAK KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV - STUDI PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH, PEMELIHARAAN SANITASI DAN PARTISIPASI PEDAGANG DI PASAR BINA USAHA DI GAMPONG UJONG KALAK KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT - Repository utu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pasar Bina Usaha terletak di Gampong Ujong Kalak di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 95 Ha. Wilayah Johan Pahlawan berada di pinggir pantai Barat Kabupaten Aceh Barat yang berhadapan lansung dengan laut lepas Samudra Hindia dengan Perbatasan wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Kuta Padang.

2. Sebelah Selatanberbatasan dengan Gampong Kampung Belakang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Ujong Baroh.

(2)

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang pelaksanaan pengelolaan sampah, pemeliharaan sanitasi dan partisipasi pedagang pada Pasar Bina Usaha di Gampong Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 18 Januari tahun 2016 dengan menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan utama dan informan triangulasi.

Berdasarkan penelitian ini bahwa didapatkan sampah yang dihasilkan di Pasar Bina Usaha yaitu sisa makanan, sampah busuk, sampah karing, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya. Jumlah keseluruhan pedagang yang ada di pasar Bina Usaha berjumlah 359 pedagang, dari jumlah tersebut bahwa pedagang kios sebanyak 160 pedagang, pedagang sayur sebanyak 70 los/ meja, pedagang ikan sebanyak 70 meja, pedagang ayam sebanyak 36 kandang, pedagang bumbu sebanyak 13 pedagang dan pedagang kukur kepala sebanyak 10 pedagang.

Informan utama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Kantor Usaha Dagang (IU1), 1 orang yang bertangung jawab dalam

pengelolaan sampah serta pemeliharaan sanitasi pasar (IU2) dan 1 orang Petugas

kebersihan (IU3) dan informan triangulasi adalah 7 orang pedagang yang sudah

lama berjualan di pasar bina usaha dalam hal ini pedagang yang dijadikan sebagai responden yaitu 2 orang pedagang kios (IT1 dan IT2), 2 orang pedagang sayur (IT3

dan IT4), 1 orang pedagang bumbu (IT5), 1 orang pedagang ayam (IT6) dan 1

(3)

Adapun hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama dan informan triangulasi tentang pelaksanaan pengelolaan sampah, pemeliharaan sanitasi dan partisipasi pedagang pada Pasar Bina Usaha di Gampong Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai berikut:

4.2.1Pengelolaan Sampah

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU1, IU2 dan IU3) mengenai dilakukan pada saat pengelolaan sampah yaitu di

bersihkan oleh pembersih pasar dengan jumlah 7 (tujuh) orang pembersih dengan proses menyapu dan mengumpulkan sampah pada suatu tempat (container), jadi pada malam hari di jemput dan diangkut oleh petugas dinas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IU1 : Pengelolaan di pasar itu kita punya petugas, petugas itu mengambil dari tempat pembuang ke tempat pembuangan sementara (PTS), dari itu dari

pihak petugas mengambil dan membuang ke TPA, dari itu prosesnya menyapu, mengambil, dan membuang ke TPA, prosesnya itu saja.

IU2 : Pertama dibersihkan oleh pembersih pasar, kita punya 7 (tujuh) orang

pembersih pasar, jadi mereka menyapu sampah dan menampung pada suatu tempat, seperti container sementara dan pada malam hari di jemput

dan diangkut oleh petugas dinas kebersihan untuk pembuangan sampah/ TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

IU3 : kami disini melakukannya dengan menyapu sampah dan menampung pada

(4)

kebersihan pada tempat pembuangan sampah/TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Sementara semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan

IT7).menyatakan yaitu sampah di pasar dibersih dan diangkut oleh petugas pada

malam hari ke tempat pembuangan akhir, pedagang juga mengumpulkan sampah di sekitar tempat penjualan dan mengumpukan pada tong sampah, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Kami di pasar ini proses kebersihan pasar dengan menyapu dan mengumpulkan sampah pada tong sampah, lalu petugas kebersihan

mengangkut sampah tersebut pada malam hari ke tempat pembuangan akhir.

IT2: Menyapu aja di depan dan mengumpulkan di tempat sampah, petugas

mengambil pada saat malam hari

IT3: Ada tempat pembuangan sampah, ada petugasnya, dan petugas yang

mengambil sampahnya.

IT4: pengelolaan sampah pada pasar bina usaha kalo sore harinya sampah itu di sapu dulu, terus di bawa ketempat sampahnya, menyapu dan mengutip

sampah, di taruk di tempat sampah, dan paginya sudah bersih.

IT5: kami disini dibuang dan membuang di dalam tempat sampah dan diambil

dibawa di dalam mobil untuk mengangkut ke tempat sampah akhir (TPA). IT6: Pada sore mau tutup, baru di sapu, dimasukan di tong sampah,

IT7: Pertama kebersihan, sampah membuang pada tempatnya, sampah di

(5)

Selain itu wawancara mendalam (indepth interview) dengan semua informan utama (IU1, IU2 dan IU3) dan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3,

IT4, IT5, IT6 dan IT7 ) menyatakan yang sama mengenai tahap penyelenggaraan

pengelolaan sampah yang dilakukan yaitu dengan di tampung di tempat pembuangan sementara dan baru di angkut pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dalam waktu satu hari, semata-mata untuk kebersihan pasar, seperti cuplikan indepth interview berikut ini:

IU1 : Menyapu, mengumpulkan ketempat samentara dan mengangkut pada TPA, dalam satu hari untuk prosesnya.

IU2 : Prosesnya yaitu menampung sampah pada tempat pembuangan sementara, dalam waktu satu hari, dengan mengankut pada tempat pembuangan akhir pada malam hari.

IU3 : Disini dengan mengumpulkan sampah, dan mengankatnya pada malam hari, itu setiap harinya.

IT1 : Prosesnya setiap hari atau satu hari, dengan mengumpulkan sampah dan diangkut oleh petugas.

IT2: Menyapu, mengumpulkan ketempat sampah dan diangkut ke TPA

IT3: Ya, disini dengan mebuang sampah pada tempatnya, dengan mengumpulkan, itu setiap hari kami lakukan.

(6)

IT7: petugas mengangkut, setelah dikumpulkan dan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU1, IU2 dan IU3) dan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan

IT7) mengenai tahap penyelenggaraan pengelolaan sampah yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwapengelolaan sampah dilakukan dengan menyapu, mengumpulkan sampah pada tempat pembuangan sementara (TPS), lalu petugas mengangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) pada malam hari, dengan dilakukannya setiap hari.

4.2.2 Pemeliharaan Sanitasi

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU1, IU2 dan IU3) mengenai dilakukan dalam pemeliharaan sanitasi pasar yaitu

sudah ada tempat sanitasi yaitu riyol-riyol (saluran pembuangan air),selain itu di punggut biaya retribusi dan di setor ke Kas Daerah berupa retribusi sanitasi pasar, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IU1 : seperti pembuangan air, itu ada riol-riolnya, pembuangannya di riol Lung Aye, dilakukan oleh petugas pembersih.

IU2 : Sanitasi kita di sini, sudah ada tempat sanitasi yang pertama di pungut biaya retribusi dan biaya itu di setor ke Kas Daerah, berupa retribusi

sanitasi pasar

IU3 : disini kami melakukan pungutan biaya retribusi, dan pembersihan lingkungan sanitasi pasar oleh petugas, dengan melihat parit-parit yang

(7)

Sementara semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan IT7 )

menyatakan bahwa dilakukan pemeliharan sanitasi pasar yaitu dengan membersihkan lingkungan sekitar pasar oleh petugas, pedagang hanya memberikan biaya retribusi pasar yang memunggut, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : kami ada di sini ada dipungut biaya, nah pengelola pasa yang bertnaggung jawab dengan pemeliharan sanitasi.

IT2 : Ada pungutan biaya retribusi, petugas kebersihan yang bertanggung jawab. IT3 : petugas kebersihan yang melakukannya, disini kami ada dipungung

biayanya, pada pedagang.

IT4 : kurang tau, tapi sering dilakukan oleh petugas, dengan memberikan parit-parit, kami disini ada dipungut biayanya.

IT5 : disini petugas yang membersihkannya, setiap hari. IT6 : petugas membersihkannya

IT7: Ada biaya retribusinya

Selain itu wawancara mendalam (indepth interview) dengan semua informan utama (IU1, IU2 dan IU3) dan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3,

IT4, IT5, IT6 dan IT7 ) mengenai prosedur pemeliharaan sanitasi pasar yaitu petugas

pembersih dan untuk dipasar ada 3 (tiga) sanitasi pasar yaitu MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), setiap MCK di tugaskan petugas seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

(8)

IU2 : disini ada sanitasi yaitu MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), dan ditiap MCK ada ditugaskan petugas, dan petugas sendiri yang melakukannya.

IU3 : petugas membersihakannya disini ada MCKnya. IT1 : disini kami dibersihakan oleh petugas kebersihan

IT2 : prosedurnya ya petugas yang membersihkan IT3 : petugas kebersihan yang membersihkannya IT4 : selalu petugas yang melakukannya

IT5 : petugas kebersihan

IT6 : kami disinikan ada tiap-tiap pasar ada dibuat seperti kalo gak salah

namanya Kamar mandi ya MCK,

IT7: parit-parit petugas yang melakukan proses pembersihannya

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU1, IU2 dan IU3) dan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan

IT7) tentang proses tahap pemeliharaan sanitasi pasar yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa sudah ada tempat sanitasi yaitu riol-riol (saluran pembuangan air) yang dilakukan proses pembersihannya oleh petugas kebersihan,selain itu di pungut biaya retribusi dan di setor ke Kas Daerah berupa retribusi sanitasi pasar dan untuk dipasar ada 3 (tiga) sanitasi pasar yaitu MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), setiap MCK di tugaskan petugas.

4.2.3 Partisipasi Pedagang

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU1, IU2 dan IU3) mengenai partisipasi pedagang dalam memelihara kebersihan

(9)

pasar dari sampah yang ada, sering mebuang sampah buakan pada tempatnya, tetapi sudah ada petugas kebersihan khusus yang membersihkannya, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IU1 : Disini untuk pertisipasi pedagang masih kurang, seperti halnya pedagang

sering buang sampah bukan pada tempatnya, disini juga sudah ada petugas khusus yang membersihkannya.

IU2 : Selama saya di sini, maupun pantauan saya, selama ini pedagang ada

sebagian pedagang yang ingin berpartisipasi dan ada juga yang tidak dengan lingkungan pasar, dengan mebuang sampah sembarangan, sudah

ada petugas kebersihan khusus yang membersihkannya

IU3 : pedagang disini ada yang mau ada yang tidak mau, karna disini sudah ada petugas kebersihan, tapi partisipasi pedagang memang masig kurang,

sampah sering dibuang sembarangan.

Sementara hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan IT7)mengenaipartisipasi

(10)

IT1: Ya, ada tempatnya, sudah di sediakan, serta sebagai dari kami menyediakan juga, selain itu partisipasi pedagang ada yang mau dan ada

juga yang gak mau, selain itu yang terlibat khususnya petugas kebersihan, termasuk kami juga pedagang, itu kadang-kadang terlibat seperti saat ada

gotong royong bersama dengan seluruh elemen kebersihan.

IT2 : untuk partisipasi pedagang masih kurang, itu sebagai dari pedagang ada yang ikut dan ada yang tidak mau, yang terlibat petugas kebersihan pasar

dan pedagang, pada saat gotong royong salah satunya, sebagian yang mau.

IT3 : pedagang masih ada yang kurang mendukung dalam membersihkan pasar, seperti didekat kios-kios masih banyak sampah yang berserakan, yang terlibat dalam kebersihan petugas kebersihan kami sudah

memberikan biaya retribusi.

IT4 : pedagang sebagian yang mau disini, itu pun pedagang yang ingin

membeantu saja, kan tau sendiri kami disini jualan, mana sempat untuk bersih-bersih, kan udah ada petugasnya

IT5 : kalo itu kami gak ada, kami kolo pedagang nanti kalo dah siap

menyapunya, karna suadah ada petugasnya.

IT6 : kami disini gak ada kutip samoah di lingkungan pasar, kami cuma jaga

tempat sendiri masing-masing, cuma kutip di dapat kios sendiri, karena sudah ada petugas yang membersihkannya.

IT7: kami membersihkan tempat sendiri, tetapi untuk tempat lain saya gak

(11)

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU1, IU2 dan IU3) dan semua informan Triangulasi (IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6 dan

IT7) tentang partisipasi pedagang dalam memelihara kebersihan pasar dapat

disimpulkan bahwa ada pada tempatnya yang di sediakan oleh Pemerintahan Daerah (Pemda) dan oleh pedagang sendiri dan sebagian pedagang ada yang berpartisipasi dengan kebersihan pasar dan ada sebagian dari pedagang yang masih kurang dalam berpartisipasi dalam lingkungan pasar, selain itu yang terlibat dalam membersihakan pasar seperti petugas khusus kebersihan, tetapi pedagang haya membantu, sementara bentuk partisipasi yaitu mengumpulkan sampah yang berserakan, kadang-kadang ikut bergabung dengan petugas dalam membersihkan pasar sewaktu ada kegiatan bergotong royong.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengelolaan Sampah

Berdasarkan hasil dari penelitian maka proses tahap penyelenggaraan

pengelolaan sampah yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah dilakukan dengan menyapu, mengumpulkan sampah pada tempat pembuangan sementara (TPS), lalu petugas mengangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) pada malam hari, dengan dilakukannya setiap hari.

(12)

keranjang sampah (4 rusak), TPS 2 buah dan Truk sampah 2 buah. Jumlah petugas kebersihan sebanyak 14 personil yang terdiri dari 2 orang supir dan 12 petugas kebersihan. Pengelolaan sampah pasar bagian dari sanitasi pasar, yang merupakan usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan terhadappengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh sampah pasar yang erat hubunganya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit.

Berdasarkan persyaratan pengelolaan sampah pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/ 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, BAB V, Persyaratan KesehatanLingkungan Pasar, sebagai berikut: (1) Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah basah dan kering; (2) Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan; (3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan; (4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah (5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit (6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m daribangunan pasar, dan (7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

(13)

penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan kebakaran (Azwar, 2002).

Menurut Widyatmoko (2002) mengemukakan bahwa pelaksanaan pengelolaan sampah meliputi beberapa tahap penyelenggaraan, dan pada tahap pembuangan akhir terdiri dari beberapa macam metode, yaitu: (1) Phase penyediaan atau tahap penampungan (2) Phase pengumpulan dan pengangkutan; (3) Phase pembuangan.

4.3.2 Pemeliharaan Sanitasi

Berdasarkan hasil dari penelitian maka proses tahap pemeliharaan sanitasi

pasar yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sudah ada tempat sanitasi yaitu riyol-riyol (saluran pembuangan air) yang dilakukan proses pembersihannya oleh petugas kebersihan,selain itu di pungut biaya retribusi dan di setor ke Kas Daerah berupa retribusi sanitasi pasar dan untuk dipasar ada 3 (tiga) sanitasi pasar yaitu MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), setiap MCK di tugaskan petugas.

Sama halnya dalam penelitian Annisa (2010) mendapat hasil dalam pemeliharaan sanitasi pasar di pasar Rayeuk Langsa dengan cara memunggut biaya untuk kebersihan setiap bulan, selain itu dalam memelihara sanitasi pasar dilakukan kebersihan lingkungan pasar, seperti parit-parit, dan menjaga pembuagan sampah serta limbah yang ada di pasar, serta menyediakan sarana sanitasi seperti MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), dan jamban umum.

(14)

menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari manusia, hewan dan industri yang efisien, perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman; rumah yang bersih dan aman.

4.3.3 Partisipasi Pedagang

Berdasarkan hasil dari penelitian maka partisipasi pedagang dalam

memelihara kebersihan pasar dapat disimpulkan bahwa ada pada tempatnya yang di sediakan oleh Pemerintahan Daerah (Pemda) dan oleh pedagang sendiri dan sebagian pedagang ada yang berpartisipasi dengan kebersihan pasar dan ada sebagian dari pedagang yang masih kurang dalam berpartisipasi dalam lingkungan pasar, selain itu yang terlibat dalam membersihakan pasar seperti petugas khusus kebersihan, tetapi pedagang hanya membantu, sementara bentuk partisipasi yaitu mengumpulkan sampah yang berserakan, kadang-kadang ikut bergabung dengan petugas dalam membersihkan pasar sewaktu ada kegiatan bergotong royong.

Sama dengan penelitian Daulay (2012) mendapat hasi melalui wawancara mendalam yaitu masih kurangnya partisipasi dari pedagang dalam membuang sampah pada tempat sampah di Basement Pasar Petisah Kota Medan tahun 2012.

(15)

program SANIMAS, sumbangan pikiran/ide dan material diberikan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan serta partisipasi dalam bentuk uang diberikan dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan. Tingkat partisipasi masyarakat Bajo tergolong cukup tinggi. Dalam tahapan program inisiatif dan pembuatan rancangan, partisipasi masyarakat berada pada tingkatan tidak langsung, dalam tahap penyusunan rencana berada pada tingkatan pengendalian terbagi dan dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan berada pada tingkatan pengendalian penuh. Tingkatan partisipasi masyarakat ini dipengaruhi oleh interaksi antara masyarakat dengan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis berkesempatan mewawancarai seorang anggota Pekerja Persekutuan Siswa dan Mahasiswa di solo yang terkenal injili .Dalam pertemuan tim inti mereka mengakui ada fenomena

Arsitektur sendiri, yang dianggap suatu disiplin ilmu yang menciptakan wadah yang memiliki fungsi dan keindahan, memerlukan kajian lebih terhadap perilaku

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, atau suatu wahana utama dalam mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul dalam

Hubungan Peran Pendampingan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu bersalin kala I. Karena p<0,05 menunjukkan Ho

aya tertentu akan naik yaitu safety atook carrying coat * dan baaya yang lain akan turun yaitu short ooat*. Seorang financial om iaser harus

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan warna dan perbedaan hasil pencelupan berupa (Warna atau Hue, gelap terang warna atau Value, dan kerataan warna)

(OR) 4,833, artinya ibu yang mengalami anemia mempunyai peluang 4,833 kali untuk memiliki bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum dibandingkan dengan ibu

(2), Pasal 52 ayat (2) dan (3), Pasal 54 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah guru dan dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan