commit to user
MORFOFONEMIK DALAM AFIKSASI BAHASA MELAYU
DIALEK BETAWI
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif
oleh
Asih Anggarani S 111008023
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
ii
commit to user
commit to user
v DAFTAR ISI
JUDUL DALAM ... i
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAN PUBLIKASINYA ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x DAFTAR SINGKATAN ... xi ABSTRAK ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1
1. Deskripsi Budaya dan Dialek Betawi ... 5
2. Sejarah Suku Betawi ... 5
3. Bahasa Suku Betawi ... 8
B. Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ... 13
A. Tinjauan Pustaka ... 13
1. Definisi Proses Morfologis ... 13
2. Jenis Proses Morfologis ... 14
3. Dimensi dalam Proses Morfologis ... 15
4. Komponen Proses Morfologis dalam Bahasa Indonesia ... 16
5. Pengimbuhan dan Kata Berimbuhan ... 17
6. Morfofonemik ... 23
7. Teori Morfofonemik Menurut Harimurti Kridalaksana ... 24
a. Proses Morfofonemis Secara Otomatis ... 25
1) Proses Pemunculan Fonem ... 25
2) Pengekalan Fonem ... 27
commit to user
vi
4) Proses Pergeseran Posisi Fonem ... 29
5) Proses Perubahan dan Pergeseran Posisi Fonem ... 30
6) Proses Pelepasan Fonem ... 31
7) Proses Peluluhan Fonem ... 32
b. Proses Morfofonemis yang Tidak Otomatis ... 33
1) Proses Pemunculan Fonem Secara Historis ... 33
2) Proses Pemunculan Fonem Berdasarkan Pola Bahasa Asing ... 33
3) Proses Variasi Fonem Bahasa Sumber ... 34
8. Transkripsi Fonetik dan International Phonetic (IPA) ... 34
B. Penelitian yang Relevan ... 36
C. Kerangka Berpikir ... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 43
A. Jenis Penelitian ... 43
B. Lokasi Penelitian ... 44
C. Data dan Sumber Data ... 44
D. Populasi Penelitian ... 46
E. Sampel dan Teknik Sampling ... 46
F. Metode dan Teknik Penyediaan Data ... 47
G. Validitas Data ... 51
H. Metode dan Teknik Analisis Data ... 52
I. Metode Penyajian Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54
A. Hasil Penelitian... 56
1. Kata Polimorfemis Bahasa Melayu Dialek Betawi Terdiri Atas Dua Morfem ... 56
2. Identivikasi Kata Polimorfemis BMDB Berdasarkan Proses Morfologis Afiksasi... 96
B. Pembahasan ... B.1. Analisis Morfofonemik dalam Afiksasi BMDB ... 114 120 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 164
A. Simpulan ... 164
B. Saran ... 172
commit to user
vii
DAFTAR PUSTAKA ... 174 LAMPIRAN ... 175
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
.1 Variasi Ucapan Subdialek Bahasa Betawi ... 10
2. Proses Pengimbuhan / Prefiks dalam Bahasa Indonesia ... 18
3. Proses Pengimbuhan/Infiks dalam Bahasa Indonesia ... 19
4. Proses Pengimbuhan/Sufiks dalam Bahasa Indonesia ... 20
5. Proses Pengimbuhan/Konfiks dalam Bahasa Indonesia ... 20
6. Proses Penggabungan Pengimbuhan Afiksasi Konfik dalam Bahasa Indonesia ... 21
7. Proses Pengimbuhan Partikel dalam Bahasa Indonesia ... 22
8. Proses Pengimbuhan Klitik dalam Bahasa Indonesia ... 23
9. Simbol Konsonan International Phonetic Alphabet (IPA) ... 36
4.1 Daftar Kata Berafiks BMDB ... 57
4.2 Persentase Kelompok Kosakata Berafiks BMDB ... 95
4.3 Distribusi Kata Berafiks: Prefiks + Kata Dasar BMDB Keompok I ... 97
4.4 Distribusi Kata Berafiks Kata Dasar + Sufiks BMDB Keompok III ... 110
4.5 Distribusi Kata Berafiks: Konfiks + Kata Dasar BMDB Keompok II ... 112
4.6 Perbandingan Afiks Bahasa Indonesia dan BMDB ... 115
4.7 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /ng- + KD/ BMDB ... 122
4.8 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /N- + KD/ BMDB ... 123
4.9 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /nge- + KD/ BMDB ... 124
4.10 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /be- + KD/, /pe- +KD/, dan Variannya dalam BMDB ... 135
4.11 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /te- + KD/ BMDB ... 139
4.12 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /di- + KD/ BMDB ... 140
4.13 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /ke- + KD/ BMDB ... 143
4.14 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /se- + KD/ BMDB ... 146
4.15 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Prefiks /je- + KD/ BMDB dan /ge- + KD/ BMDB ... 149
commit to user
ix
4.16 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Sufiks /KD + -an/, /KD + -in/,
dan /KD + nye-/ BMDB ...
150
4.17 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Konfiks /be-an/ + KD dan
/ber-in/ +KD BMDB ...
152
4.18 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Konfiks /ce-an/ + KD, /se-an/ +
KD, /se-nye/ + KD, /te-in/ + KD, dan /ke-an/ + KD BMDB ...
153
4.19 Deskripsi Perubahan Bunyi pada Konfiks /N-in/ +KD, /m-in/ +
KD, /ng-in/ + KD, dan /nge-in/ + KD BMDB ...
155
4.20. Deskripsi Perubahan Bunyi Bunyi pada Konfiks /di-in/ + KD
BMDB ...
158
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar Halaman
1.1 Peta Wilayah DKI Jakarta Tempat Tinggal Etnis Betawi ... 7
2.1 Bagan Proses Morfologis ... 13
2.2 Bagan Proses Morfologis dalam Bahasa Indonesia ... 17
2.3 Diagram Proses Morfologis Penggabungan Imbuhan ... 22
2.4 Diagram Vokal dan Tone International Phonetic Alphabet (IPA) 37 2.5 Bagan Kerangka Berpikir ... 42
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran Halaman
commit to user
xii
DAFTAR SINGKATAN
No. Singkatan
1. BMDB : Bahasa Melayu Dialek Betawi
2. CS : Cakap Semuka
3. DKI : Daerah Khusus Ibu Kota
4. IPA : International Phonetic Alphabet
5. KD : Kata Dasar
6. R : Rumus
7. SBLC : Simak Bebas Libat Cakap
8. SLC : Simak Libat Cakap
9. VOC : Verenigde Oss Indische Compagnie
10. mat : morfem asal terikat
commit to user
xiii ABSTRAK
Kajian morfofonemik, khususnya dengan objek penelitian bahasa daerah di Indonesia masih jarang dilakukan. Hal ini tentu saja membuka lebar kesempatan bagi linguis untuk meneliti. Alasan yang mendasar bahwa penelitian morfofonemik dengan objek penelitian bahasa daerah karena tidak semua peneliti memiliki kemampuan melafalkan dan memahami bahasa-bahasa daerah. Sulitnya perolehan data berupa tuturan dari narasumber atau penutur asli yang memenuhi syarat juga menjadi kendala penting minimnya penelitian morfofonemik bahasa-bahasa daerah. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti morfofonemik bahasa Melayu dialek Betawi.
Penelitian ini membahas morfofonemik dalam afiksasi dialek Betawi. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya pola khas morfofonemik afiksasi dalam bahasa Melayu dialek Betawi sebanyak 153 pola. Data penelitian berupa kosakata polimorfemik, khususnya kata berafiks, sebanyak 1. 416 kosakata yang diperoleh melalui rekaman tuturan penutur asli bahasa Betawi. Data dikumpulkan menggunakan metode simak libat cakap periode 2012-2013 di wilayah Jakarta meliputi Condet, Gandul, Matraman, dan Mester. Ada tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu pertama tahap penyediaan data, penelitian ini menggunakan metode simak dengan menggunakan teknik catat dengan menggunakan transkripsi fonemis. Kedua tahap analisis data, penelitian ini menggunakan metode agih dengan menggunakan teknik urai unsur terkecil untuk mengetahui bentuk, jenis, dan kaidah perubahan morfofonemis akibat afiksasi bahasa Betawi. Dan ketiga tahap penyajian hasil analisis data, penelitian ini disajikan secara informal dan formal.
Dengan mengacu pada teori morfofonemik Harimurti Kridalaksana yang mengelompokkan proses morfofonemik bahasa Indonesia ke dalam sepuluh proses morfofonemik, penelitian ini menghasilkan empat proses morfofonemik. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat empat proses morfofonemik yaitu proses pengekalan fonem, proses peluluhan fonem, proses pelepasan fonem, dan proses pemunculan fonem. Proses pengekalan fonem merupakan proses morfofonemik yang dominan ditemukan pada penelitian ini. Selanjutnya, proses peluluhan fonem menempati urutan kedua, proses pelepasan fonem, dan terakhir proses pemunculan fonem. Yang menarik dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil pengelompokan proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia seperti yang dikemukakan Harimurti Kridalaksana dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan. Menurut Harimurti Kridalaksana, Proses pemunculan fonem merupakan proses
commit to user
xiv
morfofonemik paling banyak ditemukan dalam kajian morfofonemik bahasa lain, tetapi tidak demikian halnya dengan penelitian ini justru menempati urutan terakhir dengan jumlah pola morfofonemik sebanyak 7 dari 153 pola yang ada.
Kata Kunci:
commit to user
xv ABSTRACT
Morphophonemic studies, particularly with the object of study of regional languages in Indonesia are still rare. This of course opens up the opportunity for linguists to study. The primary reason that the object of the research study Morphophonemic with local languages because not all researchers have the ability to recite and understand the local languages. The difficulty of the acquisition of speech data in the form of a resource or a qualified native speakers is also an important constraint the lack of research Morphophonemic regional languages. It is what lies behind researchers to examine Morphophonemic Malay dialect.
This study discusses the affixation Morphophonemic dialect. The result of this research is the discovery of a typical pattern Morphophonemic affixation in Malay dialect as many as 153 patterns. Polymorphemic vocabulary research data, especially the word affixed, as many as 1 416 vocabulary acquired through a recorded speech of native speakers of Betawi. Data were collected using methods refer to the period 2012-2013 ably involved in the Jakarta area include Condet, Gandul, Matraman, and Mester. There are three stages in this study, the first phase of the provision of data, refer to the method used in this study using techniques noted using phonemic transcription. The second stage of data analysis, this research method using the technique explained Shared with the smallest element to determine the shape, type, and rule changes as a result of affixation morphophonemic Betawi. And the third stage of presentation of the results of data analysis, this research is presented in an informal and formal.
With reference to the theory that classifies Morphophonemic Harimurti Kridalaksana Indonesian Morphophonemic process into ten Morphophonemic process, this research produced four Morphophonemic process. From this analysis it can be seen that there are four Morphophonemic process is the process of perpetuation of phonemes, phoneme pulverization process, phoneme deletion process, and the process of the appearance of phonemes. Phoneme perpetuation process is a process that Morphophonemic predominantly found in this study. Furthermore, the pulverization process ranks second phonemes, phoneme deletion process, and the final appearance of the phonemes. What is interesting in this study is the discrepancy between the results of the grouping process in Indonesian Morphophonemic as proposed Harimurti Kridalaksana with the results of the study the researchers did. According Harimurti Kridalaksana, Process appearance Morphophonemic phoneme is the process most commonly found in the study Morphophonemic other languages,
commit to user
xvi
but it is not the case with this study actually ranks last with the number of patterns Morphophonemic as many as 7 out of 153 existing pattern.
Keywords:
