• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) TERHADAP KEMATIAN

LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok masalah kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis, khususnya Indonesia. Kasus DBD banyak dilaporkan di daerah-daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, seperti provinsi di Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Bali. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kasus DBD yaitu dengan pemberantasan nyamuk menggunakan larvasida yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti.

Rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni dengan randomized post test only control group design. Sampel yang digunakan adalah larva Aedes aegypti sebanyak 150 ekor. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah, variabel terikat adalah kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Data dianalisis dengan One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc.

Pada konsentrasi 3% setelah pengamatan selama 45 menit, rata-rata jumlah kematian larva Aedes aegypti sebesar 96%. Uji One Way Anova memperoleh hasil p value = 0,000 (p <0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik kematian larva Aedes aegypti antara kelompok yang diteliti. Analisis Post Hoc memperoleh hasil, terdapat perbedaan bermakna antara konsentrasi 0% dan 1.5%, 0% dan 2%, 0% dan 2.5%, 0% dan 3%, serta 1% dan 3%.

Ekstrak etanol rimpang jahe merah mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi 3% merupakan konsentrasi yang paling banyak menyebabkan kematian larva Aedes aegypti. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar serta konsentrasi yang lebih efektif.

Kata kunci: rimpang jahe merah, larva, Demam Berdarah Dengue

ABSTRACT

(2)

OFFICINALE ROSC.) TO DEATH LARVAE AEDES AEGYPTI

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a scourge public health problem in countries with tropical and subtropical climates, especially Indonesia. Many dengue cases were reported in areas with high population densities, such as provinces on the island of Sumatra, Java and Bali. Efforts are being made to reduce dengue cases namely the eradication of mosquitoes using environmentally friendly larvicides. This study aims to determine the effect of the concentration of ethanol extract of red ginger (Zingiber officinale Rosc.) As the Aedes aegypti mosquito mortality.

The design of this study is purely experimental with randomized post test only control group design. The sample used is Aedes aegypti larvae as much as 150 animals. The independent variable in this study is the concentration of the ethanol extract of red ginger rhizome, the dependent variable is the death of Aedes aegypti larvae. Data were analyzed by One Way ANOVA followed by Post Hoc test.

At a concentration of 3% after observation for 45 minutes, the average number of Aedes aegypti larvae mortality by 96%. One Way Anova obtain results p value = 0.000 (p <0.05), which means that there is a statistically significant difference in mortality between groups Aedes aegypti larvae were studied. Post hoc analysis to obtain results, there is a significant difference between the concentrations of 0% and 1.5%, 0% and 2%, 0% and 2.5%, 0% and 3%, and 1% and 3%.

The ethanol extract of red ginger rhizome able to kill the larvae of Aedes aegypti compared with controls. 3% concentration is the concentration that causes the most deaths Aedes aegypti. Further research is needed with larger sample sizes and more effective concentrations.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

RINGKASAN ... viii

SUMMARY ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue 2.1.1 Definisi ...7

2.1.2 Etiologi ...8

2.1.3 Penularan...9

2.2 Nyamuk Aedes aegypti 2.2.1 Taksonomi...10

2.2.2 Morfologi ...11

2.2.3 Siklus Hidup...12

2.2.4 Aktifitas dan Habitat ...16

2.3 Larvasida ...17

2.4 Daun Rimpang Jahe (Zingiber officinale) 2.4.1 Taksonomi Jahe ...18

2.4.2 Kandungan Kimia Jahe ...20

2.4.3 Kandungan Antioksidan Jahe ...22

2.4.4 Manfaat Jahe ...23

2.4.5 Zingiberene ...24

2.4.4 Kaempferol ...25

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir ... 27

(4)

3.2 Kerangka Konsep ... 28

3.3 Hipotesis Penelitian... 28

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ...29

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...29

4.3 Subjek dan Sampel 4.3.1 Variabilitas Populasi ...29

4.3.2 Kriteria Subjek ...29

4.3.3 Besaran Sampel ...30

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel ...30

4.4 Variabel 4.4.1 Identifikasi dan Klasifikasi ...31

4.4.2 Definisi Operasional ...31

4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian 4.5.1 Bahan ...33

4.5.2 Instrumen ...34

4.6 Protokol Penelitian ...34

4.7 Analisis Data ...35

BAB V HASIL 1.1Distribusi Frekuensi Kematian Larva Aedes aegypti ...36

5.2 Persentase Rata – Rata Kematian Larva Aedes aegypti Berdasarkan Waktu Pengamatan ...37

5.3 Uji Normalitas Data ...38

5.4 Uji Analisis Varian (One Way Anova) ...39

5.5 Uji Post Hoc ...39

BAB VI PEMBAHASAN...42

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan ...44 7.2 Saran ...45 DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN Lampiran 1 ...49 Lampiran 2 ...50

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Komponen volatil dan non volatil rimpang jahe ...21

Tabel 5.1 Distribusi kematian larva Aedes aegypti

selama 45 menit berdasarkan konsentrasi Ekstrak Etanol

Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)... 37 Tabel 5.2 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah

(Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kematian Nyamuk Aedes

aegypti setelah 45 menit Perlakuan dengan Analisis Varians ...39 Tabel 5.3 Hasil Uji Post Hoc Antara Konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang

Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Perbedaan Rerata Kematian Larva Aedes aegypti setelah 45 menit Perlakuan ...40

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur virus dengue ...8

Gambar 2.2 Nyamuk Aedes aegypti dewasa ...11

Gambar 2.3 Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti ...13

Gambar 2.4 Telur Aedes aegypti ...13

Gambar 2.5 Larva Aedes aegypti ...14

Gambar 2.6 Pupa Aedes aegypti ...15

Gambar 2.7 Jenis-jenis jahe ...20

Gambar 2.8 Struktur kimia zingiberene ...25

(7)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 5.1 Presentase kematian larva Aedes aegypti pada

tiap – tiap konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang

(8)

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN LAMBANG n jumlah sampel t ulangan p probability α kesalahan tipe 1 % persentase SINGKATAN

DBD : Demam Berdarah Dengue WHO : Word Health Organization

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Pembelian Bahan Untuk Keperluan Penelitian ...49

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini masih menjadi momok masalah kesehatan di negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis, khususnya Indonesia. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue (DEN) yang termasuk genus flavivirus dengan vektor utama nyamuk Aedes aegypti, dan vektor potensialnya oleh Aedes albopictus. Gejala klinis yang dapat ditimbulkan seperti; demam yang tinggi yang berlangsung 2-7 hari dan tanda khas berupa bintik-bintik merah (petechia) pada badan penderita, lemah badan, muntah, nyeri di belakang bola mata (retro-orbital) (Soedarto, 2012).

Pada tahun 1968 Demam Berdarah Dengue pertama kali dilaporkan di Surabaya,

kemudian menyebar secara cepat ke seluruh provinsi di Indonesia, tercatat pada tahun 2009 jumlah kasus mencapai 158.912 (Soedarto, 2012). Kasus DBD banyak dilaporkan di daerah-daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, seperti provinsi-provinsi di Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Bali. Berdasarkan informasi Dinkes Provinsi Bali pada April 2013, tercatat kasus demam berdarah mencapai 2224 jiwa kasus (Anonim, 2013).

Hingga saat ini, belum ditemukannya vaksinasi yang efektif untuk mencegah penyakit DBD. Dalam mengurangi peningkatan kasus DBD di daerah-daerah endemi, perlu dilakukan pengendalian vektor untuk menghentikan penyebaran virus. Tindakan pencegahan seperti

(11)

memberantas sarang nyamuk dengan cara; menguras, mengubur, dan menutup (3M) dan membunuh larva serta nyamuk dewasa merupakan tindakan yang paling efektif. Pemberantasan nyamuk menggunakan larvasida merupakan metode terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit dengue (Soedarmo, 1989). Pemberantasan terhadap larva dapat dilakukan dengan cara fisik, biologi maupun kimia. Abatisasi merupakan salah satu pemberantasan dengan cara kimia. Larvasida yang sering digunakan adalah temephos, temephos merupakan salah satu insektisida golongan organofosfat (Parasitologi FKUI, 2008). Penggunaan temephos di Indonesia dimulai sejak tahun 1976. Pada tahun 1980, temephos 1% (abate) ditetapkan sebagai bagian dari program pemberantasan massal Aedes aegypti di Indonesia (Daniel, 2008).

Penggunaan insektisida kimia selama ini memberikan hasil efektif, namun belum optimal karena ditemukannya laporan resistensi larva Aedes aegypti terhadap temephos di Surabaya (Ruharjo, 2006), selain itu temephos juga menimbulkan efek negatif pada organisme hidup seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan, bahkan kematian akibat keracunan pestisida (WHO, 2004), dan kerusakan lingkungan. Akibat efek negatif yang ditimbulkan, maka muncul beberapa alternatif yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengendalikan perkembangan vektor, yaitu dengan menggunakan bahan alami dari tumbuhan. Menurut WHO (2004), salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memutus siklus hidup nyamuk pada stadium larva, dengan menggunakan bahan-bahan alami yang mudah terurai (biodegradable) di alam dan tidak meracuni lingkungan fisik, biologi, dan kimia di sekitarnya. Bahan alami yang digunakan, terbuat dari tumbuhan yang mengandung zat aktif dan mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia serta organisme hidup lainnya.

Rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu rempah-rempah Indonesia yang mempunyai banyak manfaat khususnya untuk kesehatan dan biopestisida. Jahe mengandung

(12)

2 komponen yaitu volatile oil (minyak menguap) dan non-volatile oil (minyak tidak menguap). Kandungan utama jahe yaitu seskuiterpan 50% (zingiberene) dan monoterpan. Terdapat beberapa senyawa yang berperan besar dalam aktivitas antioksidan jahe, yaitu: gingerdiol, gingerol, 6-shogol, asam kafeat, camphene, capsaicin, asam klorogenat, kurkumin, delphinidin, eugenol, asam ferulat, gamma-terpinen, gingerol, isoeugenol, kaempferol, melatonin, myrcene, myricetin, p-coumaric-acid, asam fihidroksi-benzoat, quersetin, asam vanillin, dan zingerone (Ravindran, 2005). Dalam penelitian oleh Soebaktiningsih dkk, mengenai uji efek larvasida rimpang jahe (Zingeber ofiicinale) terhadap larva nyamuk Culex sp, menyebutkan rimpang jahe efektif dalam membunuh larva nyamuk Culex sp. Kandungan rimpang jahe yang dicurigai mampu memberikan efek toksik adalah sesquiterpenoid dan monoterpenoid. Sedangkan dalam penelitian Soesiati Raharjo mengenai uji potensi dekok rimpang jahe (Zingiber officinale) sebagai insektisida terhadap lalat rumah, mengatakan bahwa kaempferol mempunyai efek sebagai inhibitor pernafasan kuat bagi serangga (Robinson, 1995). Kaempferol merupakan golongan flavonoid yang telah didentifikasi berperan besar dalam aktivitas antioksidan jahe (Ravindran, 2005) dan dicurigai dapat membunuh larva Aedes aegypti. Sehingga, berdasarkan teori tersebut penelitian ini dibuat guna untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) mampu membunuh larva Aedes aegypti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti ?

(13)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) dengan konsentrasi 1% bila dibandingkan dengan kontrol. 2) Mengetahui perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak etanol rimpang jahe

merah (Zingiber officinale Rosc.) dengan konsentrasi 1.5% bila dibandingkan dengan kontrol. 3) Mengetahui perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak etanol rimpang jahe

merah (Zingiber officinale Rosc.) dengan konsentrasi 2% bila dibandingkan dengan kontrol. 4) Mengetahui perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak etanol rimpang jahe

merah (Zingiber officinale Rosc.) dengan konsentrasi 2.5% bila dibandingkan dengan kontrol. 5) Mengetahui perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak etanol rimpang jahe

merah (Zingiber officinale Rosc.) dengan konsentrasi 3% bila dibandingkan dengan kontrol. 6) Mengetahui konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) yang

menyebabkan kematian tertinggi larva nyamuk Aedes aegypti.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat anatara lain:

1) Dapat membantu dalam usaha pencegahan penyakit DBD, dengan cara pengendalian vektor yaitu dengan membunuh larva nyamuk Aedes aegypti.

(14)

2) Memberi informasi kepada masyarakat serta pemerintah Provinsi Bali pada khususnya, bahwa rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) mampu digunakan sebagai alternatif pilihan untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypti.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan model pembelajaran Problem Based Learning adalah untuk memberikan penguatan kepada siswa, melatih

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dimana dalam penelitian ini yang merupakan data kuantitatif adalah jumlah investasi di Provinsi Bali, data perkembangan PDRB

Tahap 5 Rapat prodi untuk menentukan dosen calon pembimbing PKL dan menentukan jadwal pengantaran mahasiswa PKL.

dengan 2 variabel yaitu lama perendaman dan waktu penangkapan dengan 6 perlakuan. Analisis data menggunakan uji normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov , uji ANOVA

Tabell 9-10 Netto driftseiendeler og netto driftskapital over budsjettperioden, fra 2016 til 2025, samt siste år i analyseperioden og første år i konstant vekst. Fri kontantstrøm

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi metode konvesional dengan metode peta konsep pada siswa kelas X SMA N Sukoharjo tahun ajaran

Oleh sebab itu kami berinisiatif untuk membuat produk olahan dari tepung iles-iles berupa penganan ringan “konyaku iles - iles cokelat” yang enak, berserat tinggi,

Gambar 4 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai eluen Dengan eluen etil asetat, masih terdapat noda yang belum memisah sempurna, maka dibuat komposisi