• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panca Jarot Santoso1 dan Catur Hermanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Panca Jarot Santoso1 dan Catur Hermanto"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KERAGAAN BUDIDAYA DAN SEBARAN MUSIM PANEN

DURIANDI INDONESIA

Panca Jarot Santoso1 dan Catur Hermanto

1Jenjang Fungsional Peneliti Muda, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km.8, P.O. Box 5, 27301, Solok, Sumatera Barat,

E-mail: 70pjsantos@gmail.com

ABSTRAK

Pengamatan untuk mengetahui keragaan budidaya dan sebaran musim panen durian di Indonesia telah dilaksanakan selama tahun 2009 sampai 2013. Data keragaan budidaya diperoleh melalui pengamatan langsung di 14 pusat produksi durian, sedangkan data sebaran produksi diperoleh dari 42 area produksi di 23 propinsi. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa model budidaya durian pekarangan, ladang dan semi-hutan masih mendominasi pusat produksi durian sebagai tanaman penaung kopi dan kakao, atau bercampur dengan tanaman buah lain seperti pisang, nangka, manggis dan duku. Walaupun umumnya ditanam dari biji, namun mereka telah menyeleksi dari buah yang berkualitas tinggi.Beberapa lokasi seperti sebagian besar pulau Jawa, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan telah mulai budidaya secara semi intensif dan intensif menggunakan varietas introduksi dan varietas unggul lokal. Musim panen durian di Indonesia puncaknya terjadi dua kali setahun, pertama di bulan Desember-Januari yang meliputi 27 daerah yang diamati, ini dianggap sebagai ‘panen puncak’ kedua terjadi pada bulan Agustus yang meliputi 22 daerah yang diamati, ini dianggap sebagai ‘panen sela’.Kabupaten Luwu Utara dan Nunukan memiliki masa panen yang paling panjang yaitu 9-11 bulan. Dua lokasi ini bersama dengan NTT dan Papua Barat memiliki potensi sebagai pusat produksi durian ‘diluar musim’ , karena memiliki masa panen di bulan Mei-Juli berbeda dengan daerah lainnya.

Kata kunci:durian, keragaan budidaya, sebaran panen

PENDAHULUAN

Durian (Durio sp.) merupakan salah satu genus tanaman buah tropika asli Indonesia.Kata durian lebih merujuk pada Durio zibethinusMurr., spesies yang paling populer diantara 30 spesiesdurian yang ada (Uji, 2005). Tanaman ini telah berkembang menjadi komoditas yang sangat populer di negara-negara ASEAN.Selain itu, tanaman ini juga ditemukan di India, Srilangka dan Australia, bahkan di dijumpai di Hawaii dan Dominica (Nanthachai, 1984, Lim, 1990; Brown, 1997, Zappala et al., 2002).

Komoditas durian menyimpan potensi ekonomi yang besar sebagai salah satu penggerak ekonomi dari sector pertanian. Negara tetangga, Thailand ,telah berhasil membuktikannya.Malaysia dan Vietnam juga sedang mengikuti langkah Negara ini. Indonesia sendiri, Durian mampu menempati posisi ke-4 produksi buah nasional setelah pisang, jeruk dan mangga, dengan nilai mencapai 9,86% dari total PDB komoditas buah-buahan (Kuntarsih, 2006).Produksi durian nasional tahun 2011 mencapai 883.969 ton dari luas areal 69.045 ha.Produksi ini meningkat dari tahun 2010 yang mencapai 492.136 ton dari luas lahan 46.290 ha (Kemtan 2012).

(2)

segar, disamping diolah dalam berbagai rupa makanan (Brown, 1997; Piper, 1989). Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bagian-bagian tanaman durian juga memiliki potensi sebagai bahan baku dalam bidang industri, antara lain: kulitnya untuk pembersih noda akibat sisa larutan asam (Hameed dan Hakimi, 2007), sebagai campuran dalam pembuatan papan partikel tahan panas yang murah (Khedari et al., 2004), dan bahan antibakteri larut air (Pongsamart et al., 2011), serta pati bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat tablet ketoprofen yang lebih baik dari pati ubi kayu (Jufri et al., 2006).

Kebutuhan buah durian berkualitas terus meningkat setiap tahun, sehingga diperlukan pengembangan areal yang membudidayakan varietas unggul dan dikelola secara lebih intensif dengan menerapkan GAP.Sejumlah peluang pengembangan durian nusantara terbuka bagi peningkatan kontribusinya terhadap perekonomian maupun pencitraan produk nasional. Namun demikian diperlukan upaya secara sistematis dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi dan kebijakan yang tepat untuk melalui berbagai kendala yang dihadapi. Sebagaimana tanaman buah tropika yang lain, durian umumnya berbuah satu kali dalam setahun. Keadaan ini tidak sejalan dengan kebutuhan konsumen yang menghendaki tersedianya buah durian setiap waktu sepanjang tahun.Namun demikian, tanaman durian sudah menjadi komoditas yang endemik dan dapat ditemukan diseluruh Indonesia.Dengan wilayah yang membentang sepanjang 5000 km dari 95° sampai 141° BT dan memiliki agroekological zone (AEZ) bervariasi, memberikan peluang masa panen yang panjang sekitar 8 bulan setiap tahun (Nanthachai, 1984).Secara teoritis, apabila volume dan sebaran tanaman durian merata di sepanjang 46° garis bujur ini, akan diperoleh pasokan durian yang merata hampir sepanjang tahun.

Makalah ini memaparkan hasil observasi keragaan budidaya dan sebaran musim panen durian di Indonesia untuk menjadi dasar dalam pengembangan dan pengelolaan rantai pasok agar bisa tersedia buah durian bermutu sepanjang tahun.

METODOLOGI

Pengamatan keragaan budidaya dilaksanakan dari tahun 2009 sampai 2013 menggunakan metode survey langsung ke lokasi sentra durian di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitong, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat. Parameter pengamatan meliputi keadaan umum model budidaya, varietas dan asal benih durian yang diterapkan di pusat produksi durian yang diamati.

Pengamatan sebaran panen dilaksanakan dari tahun 2011 sampai 2013 menggunakan metode survey langsung dan wawancara narasumber di 42 lokasi sentra produksi durian yang meliputi 23 propinsi.Parameter yang diamati adalah waktu panen durian didaerah yang diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan budidaya durian

Keragaan budidaya di 14 lokasi yang diamati (Tabel 1) menunjukan bahwa model budidaya pekarangan, ladang dan semi hutan masih mendominasi.Ketiga model ini memiliki kesamaan dalam bentuk kebun campur.Hal ini berkaitan dengan karakter tanaman durian yang tahunan, sehingga pekebun tidak menjadikan durian sebagai tanaman utama untuk mensiasati terpenuhinya kebutuhan harian.

(3)

Budidaya semi intensif baru dimulai di beberapa daerah terutama di Jawa dan di Sumatera seperti di Jambi dan Bangka Belitung, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.Sedangkan model budidaya intensif baru dijumpai di Jawa Barat dan Jawa Tengah.Hal ini diduga berkaitan dengan kedekatanantara areal budidaya dengan pasar utama yaitu kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.Dugaan ini didukung juga oleh fakta bahwa para pekebun yang mengusahakan budidaya durian intensif merupakan para pengusaha yang dikenal memiliki modal besar.

Tabel 1. Keragaan budidaya durian di 14 lokasi pengamatan

PARAMETER

Semi hutan: Tanaman durian tumbuh di area yang terpisah dengan pemukiman dan

bercampur dengan tanaman non-budidaya

Ladang: Tanaman durian tumbuh/ditanam di area yang terpisah dengan pemukiman

dan ditanam bersama tanaman budidaya

Pekarangan: Tanaman durian tumbuh/ditanam di sekitar pemukiman

Semi intensif: Tanaman durian ditanam diarea yang sengaja disiapkan secara

monokultur atau campur (durian dominan)

Intensif: Tanaman durian ditanam diarea yang sengaja disiapkan secara monokultur

dengan perawatan dan dukungan fasilitas yang memadai  0 : tidak ditemui

 1 : sedikit  2 : cukup banyak  3 : banyak

Varietas durian yang banyak dibudidayakan umumnya masih lokal campur, ini berkaitan dengan masih dominannya model budidaya non-intensif seperti pekarangan, peladangan dan semi-hutan.Menurut Santoso dan Nasution (2009) jumlah varietas lokal-campuran mencapai lebih dari 70%.Namun demikian, penggunaan varietas unggul nasional juga sudah mulai menonjol berdampingan dengan varietas introduksi.Satu lokasi yang menggunakan varietas unggul nasional cukup tinggiadalah Kalimantan Timur, dilokasi ini telah berkembang durian Lai (Mahakam) dari spesies Durio kutejensis yang berkembang cukup pesat mendampingi D. zibethinus.Demikian juga di Jawa Timur, varietas unggul nasional Ripto cukup diminati para pekebun yang baru membuka usaha budidaya durian.

(4)

untuk buah durian impor yang kualitas rasa dan harganya lebih rendah. Sedangkan nama mentega memberi kesan lebih berkualitas dan dihargai lebih mahal.

Asal benih yang digunakan untuk budidaya durian secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk tanaman lama dan tanaman baru.Pada tanaman lama atau yang sudah tua umumnya menggunakan benih dari biji.Walaupun secara umum tidak diketahui asalnya, namun di beberapa lokasi pengamatan pekebun telah menanam dari biji yang terseleksi. Di Sumatera Barat misalnya, para pekebun mengambil biji dari durian unggulan setempat, sehingga kualitas buah pada tanaman yang berumur menengah sekitar 20-an tahun relatif banyak yang lebih unggul daripada yang berumur lebih tua. Di Kalimantan Tengah penduduk setempat akan membiarkan sebagian buah yang jatuh agar tumbuh menjadi tanaman baru. Setelah tumbuh menjadi satu rumpun setinggi 1 meter, mereka memilih tanaman yang paling kokoh untuk dipelihara sebagai tanaman yang baru dan mencabut semaian yang lainnya. Sedangkan penduduk di Pulau Sebatik lebih memilih biji dari buah durian berkualitas tinggi yang dibeli di pasar Tawau, Sabah.

Pada tanaman yang masih muda umumnya para pekebun sudah menggunakan benih dari hasil klonal (okulasi, sambung pucuk), baik benih dari varietas introduksi maupun varietas unggul nasional.Terutama para pekebun yang mengusahakan secara intensif dan semi intensif.

Sebaran musim panen

Hasil survey konsumen durian di tahun 2006 menunjukkan bahwa salah satu keinginan konsumen yang dominan adalah tersedinya durian sepanjang tahun (Santoso et al., 2008). Sebagai tanaman tahunan, maka durian akan berbuah hanya satu kali setiap tahun. Sebagai Negara kepulauan yang memiliki AEZ yang beragam dan membentang sepanjang 5000 km dari95° sampai 141° BT, Indonesia memiliki peluang produksi sepanjang tahun tanpa harus melibatkan perlakuan tambahan. Caranya yaitu dengan menanam disetiap AEZ yang memungkinkan untuk benghasilkan buah durian sepanjang tahun.Sebagai dasarnya diperlukan pengetahuan tentang sebaran panen durian yang ada di Indonesia.

(5)
(6)

.

Gambar 1. Jumlah daerah panen durian per bulan

Dari data ini juga dapat diketahui adanya beberapa daerah yang memiliki masa panen yang panjang berkisar 9-11 bulan yaitu Kabupaten Nunukan dan Luwu Utara.Disamping itu juga diperoleh fakta bahwa beberapa daerah seperti NTT dan Papua Barat memiliki musim panen pada bulan Mei sampai Juli, dimana daerah-daerah lain sedang masa paceklik.Sehingga keempat lokasi ini berpotensi sebagai pusat produksi durian diluar musim. Pengembangan durian di keempat wilayah ini juga akan dapat mensubstitusi impor, karena Negara pengekspor durian seperti Thailand dan Malaysia justru mengalami panen puncak pada bulan April sampai Juli.

KESIMPULAN

Keragaan budidaya durian dipekarangan dan areal semi-hutan masih menonjol di sebagian besar daerah yang diamati.Pada lahan pekarangan, pekebun membudidayakan durian secara campuran sebagai naungan tanaman perkebunan terutama kopi dan kakao.Walaupun umumnya ditanam dari biji, namun sudah mengalami seleksi dari buah yang berkualitas tinggi.Beberapa lokasi seperti di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan sebagian besar pulau Jawa sudah mulai membudidayakan secara intensif/semi-intensif dengan menanam varietas introduksi dan varietas unggul nasional.

Musim panen durian secara nasional terjadi dua kali dalam satu tahun yaitu pertama pada bulan Desember-Januari yang meliputi 27 daerah yang diamati, yang bisa dianggap sebagai musim raya.Musim kedua terjadi bulan Agustus yang terjadi di 22 daerah yang diamati dan dianggap sebagai musim sela.Kabupaten Nunukan dan Luwu utara memiliki masa panen yang paling panjang meliputi 9-11 bulan. Kedua lokasi ini bersama dengan NTT dan Papua Barat berpotensi sebagai daerah penghasil durian ‘off-season’ karena memiliki musim panen di bulan Mei-Juli, dimana daerah lain sedang dalam kondisi paceklik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Disampaikan kepada para sejawat didaerah-daerah yang dilakukan observasi, atas informasi yang diberikan dan waktu yang berharga untuk menemani pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

0 5 10 15 20 25 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(7)

Brown, M. J. 1997. Durio-A Bibliographic Review. (R. K. Arora, V. R. Rao and A. N. Rao, eds.). IPGRI office for South Asia, New Delhi.188 hal.

Hameed, B. H. dan H. Hakimi. 2007. Utilization of durian (Durio zibethinus Murray) peel as low cost sorbent for the removal of acid dye from aqueous solutions. Biochemical Engineering Journal, 29(2): 338-343

Jufri, M., R. Dewi, A. Ridwan dan Firli.2006. Studi kemampuan pati biji durian sebagai bahan pengikat dalam tablet ketoprofen secara granulasi basah. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(2): 78 – 86

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2012. Basis data statistic pertanian,

http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/newkom.asp (diunduh pada 11 September 2012)

Khedari, J., N. Nankongnab, J. Hirunlabh, S. Teekasap. 2004. New low-cost insulation particleboards from mixture of durian peel and coconut coir. J. Khedari et al. / Building and Environment 39(2004) 59– 65

Kuntarsih, S. 2006. Status, prospek dan kendala pengembangan durian nasional. Kumpulan makalah Temu Pakar dan Pelaku Agribisnis Durian, Jakarta, 20 November 2006.

Lim, T. K.1990. Durian diseases and disorders. Art Printing Works Sdn. Bhd. Malaysia. 95 p.

Nanthachai, S. 1994. Durian: fruit development, post-harvest physiology, handling and marketing in ASEAN. ASEAN Food Handling Bureau.156 p.

Piper, J. M. 1989.Durian (Durio zibethinus Murr.). In: Fruit of South East Asia: Facts and Folklore. pp. 17-22.

Pongsamart, S., Tawatsin, A. dan Sukrong, S. 2002. Long-term consumption of polysaccharide gel from durian fruit-hulls in mice.Songklanakarin J. Sci. Technol., 24(4): 649-661

Santoso, P. J. dan F. Nasution. 2015. Status Budidaya dan Harapan Pelaku Usaha Terhadap Idiotipe Durian Nasional. Prosiding Seminar Buah Tropika II, Bukit Tinggi, 23-25 September 2014. Hal. 571-578.

Santoso, P. J., Novaril, M. Jawal A. S., T. Wahyudi, dan A. Hasyim. 2008. Idiotipe Durian Nasional Berdasarkan Preferensi Konsumen.Jurnal Hortikultura, 18(4): 395-401

Toledo, F., P. Arancibia-Avila, Y.-S.Park, S.-T.Jung, S.-G. Kang, B. K. Heo, J. Drzewiecki, Z. Zachwieja, P. Zagrodzki, P. Pasko dan S. Gorinstein. 2008. Screening of antioxidant and nutritional properties, phenolic contens and proteins of five durian cultivars. Information of Health Care, 59(5):415-427; DOI: 10.1080/09637480701603082

Uji, T. 2005. Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio (Durio spp.) di Indonesia.Buletin Plasma Nutfah, 11(1): 28-33

Gambar

Tabel 1. Keragaan budidaya durian di 14 lokasi pengamatan LOKASI
Tabel 2. Sebaran musim panen durian di beberapa pusat produksi tahun 2012-2013
Gambar 1. Jumlah daerah panen durian per bulan

Referensi

Dokumen terkait

Rehabilitasi hutan dan lahan di areal yang diarahkan untuk HKm dan Hutan Desa (HD) atau yang telah ditetapkan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan

Lahan semak belukar mempunyai kapasitas infiltrasi dengan kategori sedang cepat, dan lahan hutan kota, pekarangan, dan tegalan mempunyai kapasitas infiltrasi dengan kategori

Untuk pemanfaatan pekarangan yang letaknya berdekatan dengan rumah serta luas lahan yang relatif terbatas, maka jenis budidaya puyuh yang sesuai adalah

Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering adalah areal lahan kering yang keadaan dan sifat fisiknya sesuai bagi tanaman pangan, holtikutura, perkebunan dan

Melalui makalah ini, ingin gaji/upah/pendapatan yang memadai, dan mengkaji manfaat budidaya lele di lahan penguatan masyarakat untuk memperoleh pekarangan dari

Untuk mengetahui luas areal kontrol burung Elang Sulawesi terhadap lahan pertanian di Wilayah Hutan Pendidikan Unhas, dilakukan overlay antara areal jelajah burung

Lahan yang dapat dikembangkan untuk tanaman kopi robusta adalah lahan yang sesuai dengan tanaman kopi robusta, berada pada status kawasan hutan Areal Penggunaan Lain (APL) dan

Perubahan penggunaan lahan pada daerah tangkapan air SPAS Kebun Durian Sub DAS Kampar Kiri didominasi perubahan ke areal pertanian lahan kering campur pada tahun 2011 dengan luas