i
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA
Studi pada Bank Umum Syariah Domestik dan Campuran di Indonesia Periode 2011-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
DISUSUN OLEH
RAGIL TEKI MULYANI NIM: 21312044
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ragil Teki Mulyani
NIM : 213-12-044
Jurusan : Perbankan Syariah S1 Fakultas
Judul Skripsi : :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP ROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Studi pada Bank Umum Syariah Domestik dan Campuran di Indonesia Periode 2011-2014)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 22 Juli 2016
MOTO
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia (QS Yaasiin: 82)
Rintangan ada bukan untuk dihindari tapi untuk dilewati.
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha.
Wanita yang mau berpikir, akan mampu mengubah padang pasir menjadi
kebun bunga yang indah. (Dr. Aidh al-Qarni)
Kerendahan hati menuntun pada kekuatan bukan kelemahan. Mengakui
kesalahan dan melakukan perubahan atas kesalahan adalah bentuk
tertinggi dari penghormatan pada diri sendiri. (John Mccloy)
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita
melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita
tidak melihat pintu lain yang telah terbuka. (Alexander Graham Bell)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menuntun semua jalan hambaNya, yang telah melimpahkan kemurahan-Nya dan
memberikan kemudahan untuk menyeslesaikan Skripsi ini. Karya sederhana ini
penulis persembahkan untuk:
1. Ibu saya pahlawan hidup saya, wanita tangguh terhebat, teristimewa beliau
yang selalu mampu menjelma menjadi apapun yang saya butuhkan. Beliaulah
harta paling berharga, dokter, juru masak, motivator, guru, cahaya saya.
LOVE YOU MOM terimakasih telah melahirkan saya, membuat saya
merasakan hidup bersamamu.
2. Alm. Ayah semoga Allah menempatkan engkau di surgaNya.
3. Tiga Saudara saya (Kang Sudiono, Kang Wahyono, Kang Suhardi)
terimakasih telah menjaga adik ragilmu dari kecil hingga sekarang.
4. Mbak-mbak dan keponakan-keponakan.
5. Bapak dan Ibu dosen Institut Agama Islam Negeri yang selama ini sabar
mendidik saya. Terimakasih atas kebaikan Bapak dan Ibu yang telah
membantu saya dalam kesulitan terutama ketika saya belajar berorganisasi.
6. Seluruh keluarga besar Kusuma Organizer Pak Fermy Ferdianto beserta tim
yang telah membantu mewujudkan mimpi saya menjadi nyata.
7. Alumni dan Kader-kader KSEI IAIN Salatiga, bersama kalian di KSEI saya
ditempa untuk menjadi lebih kuat, lanjutkan perjuangan kita membumikan
ekonomi Islam.
8. Teman kos Sony, kamar sofyah ma’had putri IAIN Salatiga 2012, posko 56
Dsn Kenteng Bawang Tempuran KKN IAIN Salatiga 2016, kawan rantau di
Surakarta.
9. Teman-teman Perbankan Syariah S1 (ex MKS) angkatan 2012.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan dapat penulis susun dalam laporan Skripsi yang berjudul “Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap profitabilitas bank umum syariah Indonesia” dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E, M.Si. Dekan FEBI IAIN Salatiga sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan watu dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1. 4. Bapak/Ibu dosen atas ilmu yang diberikan.
5. Ibu, Bapak, Kakak, dan seluruh keluarga.
Semoga semua amal baik mereka dicatat sebagai amalan yang terbaik
oleh Allah SWT, Amin. Akhirnya harapan peneliti semoga apa yang terkandung dalam penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 12 Juli 2016 Penulis,
Ragil T Mulyani
ABSTRAK
Mulyani, Ragil Teki. 2016. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Pada Bank Umum Syariah Domestik dan Campuran di Indonesia Periode 2011-2014). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono M.Si
Kesehatan kinerja keuangan bank syariah sebagai lembaga profit oriented menjadi sangat penting terutama tingkat profitabilitasnya. Kinerja yang baik dapat meningkatkan peran bank syariah sebagai lembaga intermediari antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Laba bank syariah dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yaitu variabel makroekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variabel makroekonomi terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Indikator makroekonomi menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi (GDP growth),
inflasi, kurs, BI rate. Sedangkan profitabilitas bank umum syariah diukur dengan rasio ROA. Data terdiri atas 48 data penelitian berupa data triwulan tiga bank umum syariah sebagai sampel yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Maybank Syariah indonesia selama periode 2011-2014. Analisis penelitian menggunakan model Fixed Effect Model (LSDV) dalam proses regresi data panel. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukan variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BUS di Indonesia. Namun, uji data secara individu menyatakan semua variabel makro dalam model tidak ada yang berpengaruh signifikan. Pertumbuhan ekonomi (GDP
growth) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia, kurs dan BI rate berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan performa dan peran bank syariah di Indonesia.
Kata Kunci: Bank Umum Syariah, Profitabilitas, Makroekonomi.
x 3. Pertumbuhan Pendapatan Nasional (GDP growth)... 4. Inflasi... 5. Nilai Tukar Uang (Kurs)... a. Nilai Tukar Uang Konvensional...
b. Nilai Tukar Uang Islam... 6. Suku Bunga Acuan Bank Indonesia... C. Kerangka Penelitian...
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... B. Data dan Sumber Data... C. Populasi dan Sampel...
D. Teknik Pengumpulan Data... E. Definisi Konsep dan Operasional... F. Teknik Analisis Data... 1. Uji Stasioneritas... 2. Analisis Regresi Linier Berganda... 3. Uji Statistik... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objk Penelitian... 1. Deskripsi Data... 2. Deskripsi Statistik... B. Analisis Data... 1. Uji Stasioneritas Data... 2. Analisis Regresi Linear Berganda... 3. Uji Statistik... i) Uji Determinasi (R2)... ii) Uji ttest (Uji Secara Individu)...
iii) Uji Ftest (Uji Secara Serempak)...
xii
C. Hasil Uji Hipotesis... 69 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... B. Saran...
77 78 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
DAFTAR TABEL
Jumlah Jaringan Kantor Individu BUS Tahun 2015... Total Aset Individu BUS Triwulan IV Tahun 2014 dan 2015...
Review Penelitian Terdahulu... Data ROA Masing-Masing BUS...
Deskripsi Statistik Variabel Dependen (ROA)... Data Variabel Independen... Deskripsi Statistik Variabel Independen... Hasil Pengujian Unit Root pada Level... Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference... Hasil Pengujian Unit Root pada 2nd Difference... Model Regresi Common Effect (OLS)... Model Regresi Fixed Effect (LSDV)..... Hasil Uji Chow Test (F test)... t-test... Hasil Uji Multikolinearitas Auxiliary Model Regresi... Hasil Regresi Menghilangkan Variabel Inflasi... Hasil Uji Multikolinearitas Auxiliary Model Regresi Menghilangkan Variabel Inflasi... Hasil Uji Park... Koefisien Hasil Uji Park...
Durbin Watson Test... Tabel Durbin Watson Tingkat Signifikan 0,05...
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Model Penelitian... 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah, melarang penggunaan bunga (riba), dan
memberikan imbalan berupa bagi hasil dalam aktifitas usahanya. Pelaksanaan
kegiatan usaha dan jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah memiliki
kesamaan dengan perbankan konvensional, baik perbankan syariah maupun
perbankan konvensional bersaing untuk melakukan penetrasi pasar demi
memenangkan konsumen dan mencapai tujuan usaha.
Munculnya bank syariah dalam sistem keuangan dan moneter di
Indonesia sebagai respon atas kebutuhan masyarakat yang mayoritas
beragama Islam yang berkeinginan melakukan aktifitas pada berbagai aspek
kehidupan sesuai ajaran Islam. Bahkan di negara-negara muslim perbankan
syariah dapat mendorong kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi.
Dalam tiga dekade terakhir pertumbuhan lembaga keuangan syariah
menigkat secara signifikan tiap tahun. Sejak tahun 1992 jumlah bank yang
beroperasi dengan prinsip syariah terus bertambah, hingga tahun 2015 sudah
ada 12 Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia dengan 1,990
kantor. Jumlah jaringan kantor masing-masing individu Bank Umum Syariah
2
Tabel 1.1 Jumlah Jaringan Kantor Individu BUS Tahun 2015
Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK
HOO/BO SBO/SSU CO
Bank Umum Syariah 450 1,340 200
1 PT. Bank Muamalat Indonesia 84 254 98
2 PT. Bank Victoria Syariah 9 5 -
3 PT. Bank BRISyariah 50 206 12
4 PT. Bank Jabar Banten Syariah 9 56 1
5 PT. Bank BNI Syariah 68 165 18
6 PT. Bank Syariah Mandiri 137 510 65
7 PT. Bank Mega Syariah 35 122 -
8 PT. Bank Panin Syariah 9 5 1
9 PT. Bank Syariah Bukopin 12 7 4
10 PT. BCA Syariah 10 6 1
11 PT. Maybank Syariah Indonesia 1 - -
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 26 4 -
Sumber: Statistik PS OJK, 2016
Prospek dan kesempatan perbankan syariah di masa datang nampak
cerah, positif dan menjanjikan. Bank Muamalat Indonesia sebagai bank
syariah pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1991, merupakan bank yang
menjadi pelopor berdirinya bank syariah lain di Indonesia. Krisis ekonomi
tahun 1997 mengakibatkan industri perbankan mengalami pasang surut,
hampir seluruh bank di Indonesia mengalami kebangkrutan bahkan banyak
bank yang mengalami likuidasi. Namun, Bank Muamalat Indonesia sebagai
satu-satunya bank syariah di Indonesia saat itu mampu mempertahankan
eksistensinya di tengah krisis ekonomi yang melanda.
Berdasarkan publikasi statistik perbankan syariah tahun 2016 oleh
Otoritas Jasa Keuangan, aset Bank Umum Syariah tahun 2015 sebesar
berdasarkan data dari publikasi masing-masing 11 Bank Umum Syariah di
Indonesia ada dua Bank Umum Syariah Devisa yang memiliki aset total
60,67% dari total aset seluruh bank umum syariah yang ada di Indonesia, dua
bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah dengan prosentase total aset
33,86% yaitu sebesar Rp.70,37 triliun dan Bank Muamalat Indonesia
menempati posisi kedua dengan prosentase total aset 27,81% dari total aset
seluruh bank umum syariah di Indonesia yaitu sebesar Rp.57,81 triliun.
Sedangkan Maybank Syariah Indonesia satu-satunya bank umum campuran
yang baru beroperasi pada tahun 2011 namun memiliki aset cukup tinggi
sebesar Rp.1,743 triliun setingkat di atas bank Victoria syariah bank non
devisa yang telah lebih dahulu beroperasi di Indonesia. Perkembangan total
aset Maybank Syariah Indonesia bank campuran Indonesia Malaysia dapat
dijadikan indikasi bahwa Malaysia telah memulai ekspansi usahanya pada
sektor perbankan yang berarti telah mempersiapkan diri untuk bersaing ketat
dan menguasai pasar di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Data total aset
4
Tabel 1.2 Total Aset Individu Bank Umum Syariah Triwulan IV 2014
dan 2015 (dalam jutaan rupiah)
Total Aset Individu BUS
Nama Bank Des-15 Des-14
PT. Bank BNI Syariah 23,017,667 19,492,112 PT. Bank Mega Syariah 5,559,820 7,042,486 PT. Bank Muamalat Indonesia 57,802,661 62,402,282 PT. Bank Syariah Mandiri 70,369,709 66,955,671
PT. BCA Syariah 4,349,580 2,994,449
PT. Bank BRISyariah 24,230,247 20,341,033 PT. Bank Jabar Banten Syariah 6,439,966 6,093,488 PT. Bank Panin Syariah 7,134,235 6,206,504 PT. Bank Syariah Bukopin 5,827,154 5,160,517 PT. Bank Victoria Syariah 1,379,266 1,439,632 PT. Maybank Syariah Indonesia
1,743,439 2,449,541
Sumber: data diolah publikasi masing-masing bank, 2016
Tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan dalam
perekonomian sangat ditentukan oleh besarnya tingkat keuntungan yang
diperoleh melalui kegiatan operasionalnnya (Mukhlis, 2012: 275). Karena
bank adalah sebuah perusahaan, maka konsep utama yang berlaku bagi
sebuah perusahaan umumnya juga berlaku bagi perusahaan bank. Kegiatan
sebuah perusahaan dapat digambarkan melalui dua cara. Cara pertama
berdasarkan kegiatan operasionalnya, cara kedua berdasarkan kegiatan
fiansialnya. Utuk keperluan kegiatan operasionalnya, sebuah perusahaan
manufaktur membeli bahan baku, lalu dengan proses produksi
mengkombinasikan bahan baku dengan kapital dan sumber daya manusia
untuk menghasilkan produk berupa barang dan jasa dalam rangka
memperoleh dana dari pemilik dan kreditor lalu membelanjakan dana
tersebut untuk memperoleh bahan baku, sumber daya manusia, dan kapital
yang pada akhirnya memperoleh pengembalian dana tersebut bersama profit.
Bahan baku bank adalah dana sedangkan produk yang dijual bank adalah
dana dan jasa (Darmawi, 2011: 30).
Kesehatan kinerja keuangan bank syariah sebagai lembaga profit
oriented seperti lembaga keuangan lainnya menjadi sangat penting terutama
tingkat profitabilitasnya. Kinerja yang baik dapat meningkatkan peran bank
syariah sebagai lembaga intermediari antara pihak yang kelebihan dana dan
memerlukan dana. Selain harus melakukan inovasi produk dan memberikan
layanan jasa keuangan pada masyarakat, perbankan syariah juga memiliki
tujuan dasar bisnis perbankan untuk memperoleh keuntungan maksimal
sehingga mampu memenuhi kewajiban membagikan deviden serta
peningkatan prospek usahanya.
Profitabilitas mengukur kesuksesan manajemen dalam menghasilkan
laba yang dapat dianalisis dengan rasio-rasio penghasil laba (rentabilitas
rasio), Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuam manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2005: 118).
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
6
ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian
besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2005: 119).
Perkembangan perekonomian baik secara regional, nasional maupun
internasional, dapat pula merupakan kendala bagi suatu bank dalam mencapai
tujuannya. Masalah yang timbul dalam kegiatan perekonomian biasanya tidak
terjadi semata-mata karena masalah-masalah ekonomi saja, tetapi juga
disebabkan oleh masalah-masalah sosial politik yang lebih luas. Di dalam
sistem perbankan saat ini yang mendekati ciri-ciri persaingan sempurna,
kecil kemungkinan kegiatan suatu bank dapat mempengaruhi sistem
perekonomian/moneter yang sedang berkembang. Oleh karena itu adanya
kecenderungan bahwa kegiatan perbankan yang akan dilakukan lebih banyak
mengikuti perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung,
dan sudah tentu volume perkembangan perekonomian makro baik tingkat
regional, nasional, maupun internasional (Muljono, 1996: 67).
Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015
menuntut upaya maksimal bagi negara-negara anggotanya termasuk
Indonesia. Pasar dimana transaksi perdagangan barang dan jasa telah dibuka
tentu akan memberikan dampak pada kondisi perekonomian Indonesia
termasuk sektor perbankan. Identifikasi variabel eksternal yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perbankan perlu diketahui untuk mendapatkan
kinerja yang maksimal dan kondisi ekonomi yang semakin terkendali
Pendapatan nasional dan inflasi merupakan indikator yang sering
digunakan dalam melihat kondisi eksternal (makro). Dalam kaitannya dengan
hal tersebut menurut Osamwonyi dan Michael (2014: 85) terdapat pengaruh
signifikan antara pertumbuhan ekonomi dengan profitabilitas bank. Semakin
tinggi tingkat ekonomi akan dapat memiliki hubungan dengan kenaikan
profitabilitas yang dapat diperoleh bank, tingkat perkembangan ekonomi
mencerminkan adanya kenaikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
pelaku ekonomi, kenaikan kegiatan ekonomi tersebut dapat berdampak pada
kenaikan volume kegiatan yang dilakukan oleh bank dalam memberikan
pelayanan jasa keuangan pada masyarakat, Hal ini pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan yang diperoleh bank dalam kegiatannya (Mukhlis,
2014: 277).
Inflasi secara umum sering diartikan sebagai kenaikan harga-harga
dalam perekonomian pada periode waktu tertentu. Semakin tinggi inflasi
maka semakin tinggi pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk
memperoleh barang dan jasa yang diinginkan, manakala tidak diimbangi
dengan kenaikan pendapatan akan menimbulkan ktidakmampuan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi dan/atau saving). Sebagai akibatnya
produsen kesulitan dalam penjualan outputnya, yang akan mempengaruhi
keuangan perusahaan dan kesulitan dalam mengembalikan pinjaman. Kondisi
seperti ini maka, risiko pembiayaan macet bank akan naik, penghimpunan
modal bank melalui dana pihak ketiga turun kemudian pendapatan
8
profitabilitas bank didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh
Abduh dan Idrees (2013: 209), Muharam (2009: 100), dan Ghazali (2008)
yang menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas bank.
Selain variabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi sebagai variabel
makro yang paling banyak diteliti oleh penelitian sebelumnya, dalam
penelitian ini obyek yang akan diteliti adalah kurs dan suku bunga Bank
Indonesia (BI rate) sebagai variabel bebas yang diduga mempengaruhi
profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Data empiris menunjukan bahwa krisis nilai tukar berpengaruh
negatif terhadap perekonomian suatu negara seperti yang telah terjadi pada
beberapa negara Asia pada tahun 1997/1998. Krisis nilai tidak hanya
mengakibatkan harga-harga melambung tinggi, tetapi juga mengakibatkan
kontraksi ekonomi yang cukup dalam. Melemahnya nilai tukar
mengakibatkan barang-barang impor seperti bahan baku, barang modal, dan
barang konsumsi lebih mahal dan mengakibatkan terjadinya kenaikan
harga-harga barang di dalam negeri. Selain itu, melemahnya nilai tukar
mengakibatkan semakin besarnya kewajiban hutang luar negeri
perusahaan-perusahaan sehingga neraca perusahaan-perusahaan dan bank-bank memburuk (Rahardjo,
2009: 172).
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing melemah maka
permintaan barang/jasa akan mengalami penurunan dan menekan permintaan,
penerima imbal jasa faktor produksi mengalami penurunan pendapatan.
Turunnya nilai uang rill mengakibatkan pendapatan rill masyarakat
berkurang, yang kemudian berdampak pada kemampuan masyarakat untuk
menabung dan investasi berkurang karena telah dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan pokok (konsumsi).
Tingkat suku bunga Bank Indonesia sebagai dasar penetapan (acuan)
suku bunga pinjaman sebagai imbal hasil atas tabungan/investasi nasabah
pada bank. Besarnya bunga yang ditawarkan bank akan mempengaruhi
keputusan nasabah untuk menabung atau menginvestasikan uangnya dalam
bentuk deposito dll. Perbedaan mendasar antara bank konvensional dan bank
syariah adalah adanya pelarangan bunga dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, prinsip yang digunakan dalam bank syariah adalah prinsip
bagi hasil dimana penetapan prosentasenya tidak dapat ditentukan di muka
(awal) pada saat perjanjian dilakukan. Dalam kegiatan penyaluran dana, bank
syariah menggunakan sistem investasi dan pembiayaan karena menerapkan
sistem penyertaan dan penanaman dana sedangkan keuntungan yang akan
diperoleh bergantung pada kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan
dengan nisbah yang ditentukan di awal.
Motif nasabah menginvestasikan dananya di bank syariah tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor agama saja namun ada pula nasabah yang
menginvestasikan dananya dengan mempertimbangkan faktor return bagi
hasil. Sehingga meski prosentase bagi hasil tidak dapat ditentukan di awal
10
menginvestasikan dana di bank syariah dengan motif untuk memperoleh
faktor bagi hasil akan selalu mempertimbangkan tingkat imbalan yang
diperoleh dalam investasi, jika tingkat bagi hasil yang diberikan bank syariah
terlalu rendah maka tingkat kepuasan nasabah akan menurun dan muncul
kemungkinan nasabah akan memindahkan dananya pada bank lain (Isna K
dan Kunti, 2012: 34).
Atas dasar latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian
pada bank umum syariah di Indonesia dengan judul : Analisis Pengaruh
Variabel Makroekonomi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia (Studi pada Bank Umum Syariah Domestik dan Campuran di
Indonesia Periode 2011-2014).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan pokok permasalahan
yang terjadi dan menjadi fokus penelitian yaitu :
a. Apakah pertumbuhan pendapatan nasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
b. Apakah inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
(ROA) bank umum syariah?
c. Apakah kurs rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba
operasional (ROA) bank umum syariah?
d. Apakah BI rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
e. Apakah pertumbuhan pendapatan nasional berpengaruh positif dan
signifikan secara lebih dominan dibandingkan dengan variabel lain
terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
f. Apakah pertumbuhan pendapatan nasional, inflasi, kurs rupiah dan BI
rate secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yang mendasari perlunya dilakukan
penelitian. Mengacu terhadap rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
a. Menjelaskan pengaruh positif dan signifikan pertumbuhan pendapatan
nasional terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah
b. Menjelaskan pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah
c. Menjelaskan pengaruh positif dan signifikan kurs rupiah terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah
d. Menjelaskan pengaruh positif dan signifikan BI rate terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah
e. Menjelaskan pengaruh dominan, positif dan signifikan pertumbuhan
pendapatan nasional terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah
f. Menjelaskan pengaruh positif dan signifikan pertumbuhan pendapatan
nasional, inflasi, kurs rupiah dan BI rate secara bersama-sama terhadap
12
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah
dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:
a. Bagi peneliti
1) dapat mengasah kemampuan peneliti dalam menjawab permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan
perbankan
2) meningkatkan, memperluas,dan mengembangkan pemahaman
keilmuan peneliti
b. Bagi akademisi
1) Menjadi referensi dalam pengembangan keilmuan
2) Menjadi bahan inspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya
c. Bagi praktisi
1) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang uraian latar belakang masalah yang
mendasari dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian
terdahulu, landasan teori yang berisi deskripsi mengenai variabel dan
hubungan antar variabel, kerangka penelitian dan hipotesis
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang populasi dan sampel, definisi konsep dan operasional,
kerangka penelitian, dan alat analisis data
BAB IV ANALISIS DATA
Berisi tentang gambaran obyek penelitian dan analisis data berupa
analisis, rekapitulasi dan uji hipotesis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan menjelasan tentang hasil penelitian dan pembahasan
disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
disajikan secara singkat dan jelas. Sedangkan saran adalah himbauan
kepada pembaca atau instansi terkait agar sasaran yang dipaparkan
dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Profitabilitas bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat
dikendalikan controlable factor adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi
oleh manajemen seperti segmentasi bisnis (orientasi pada wholesale dan
retail), pengendalian pendapatan (tingkat bagi-hasil, keuntungan atas
transaksi jual beli, biaya-biaya) serta faktor uncontrolable factor atau
faktor-faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank seperti
kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan di lingkungan wilayah
operasionalnya. (Arifin, 2009: 70-71).
Perkembangan kondisi perekonomian dunia saat ini akan
mempengaruhi pergerakan sistem keuangan. Dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi menurut Mukhlis (2012: 280), dalam penelitian yang
berjudul Kinerja Keuangan Bank dan Stabilitas Makroekonomi terhadap
Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia, studi yang dilakukan pada 5 bank
syariah di Indonesia pada periode waktu 2006-2011 menyatakan bahwa
pertumbuhan eknomi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat profitabilitas yang dapat diperoleh bank syariah di Indonesia. Macit
(2012: 591), dalam jurnal yang berjudul Bank Specifik and Macroeconomics
Determinants of Profitability: Evidence from Participantion Bank in Turkey
menyebutkan GDP Growth is not significant on profitability, study by taking
al (2012: 49-50), GDP dan profitabilitas menunjukan hubungan yang tidak
signifikan.
Dalam penelitian Abduh dan Idrees (2013: 209), ditemukan bahwa
profitabilitasdan GDP growth rate menunjukkan hubungan negatif tapi tidak
signifikan, Arifin dan Fauziah (2014: 102), menunjukkan hasil temuan GDP
growth rates dan profitabilitas tidak nampak pengaruh signifikan.
Widyaningrum dan Siswantoro (2014: 95), menyebutkan GDP growth
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Osamwonyi &
Michael (2014: 85), menyebutkan berdasarkan nilai t-test GDP secara
statistik tidak signifikan.
Adebola et al (2011: 28), menyebutkan indeks harga konsumen
memiliki hubungan positif terhadap bank syariah. Macit (2012: 591),
penelitian pada 4 bank Islam di Turki mencakup periode 2005-2010 inflasi
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Teng et al (2012: 49-50),
hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif tapi tidak signifikan antara
inflasi dan profitabilitas bank syariah. Mukhlis (2012: 280), menyatakan hasil
penelitian bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap tingkat profitabilitas yang dapat diperoleh bank syariah di Indonesia
Abduh dan Idrees (2013: 209), menunjukan hasil penelitian bahwa
inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Arifin dan
Fauziah (2014: 102), meyebutkan inflasi memiliki pengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap profit bank syariah. Widyaningrum dan Siswantoro
16
signifikan terhadap ROA. Osamwonyi dan Michael (2014: 85), dalam
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi
laba bank Islam di Nigeria menunjukkan hasil inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap profit bank. Pratama (2015: 72), inflasi mempengaruhi
profit bank syariah.
Dwijayanti dan Prima Naomi (2009: 94), menunjukkan hasil
penelitian inflasi dan nilai tukar uang berpengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas bank. Adebola et al (2011: 28), menyatakan hasil interest rate
memiliki dampak negatif terhadap pembiayaan bank Islam producer price
index and stock market index memiliki hubungan positif terhadap bank Islam,
industrial production and real effective exchange rate tidak memiliki
hubungan signifikan dalam jangka panjang. Macit (2012: 591), penemuan
hasil penelitian menunjukkan log of foreign exchange rate memiliki dampak
positif pada performa bank. Pratama (2015: 72), dengan metode penelitian
Vector Auto Regressive (VAR)/ Vector Error Correlation Model
menunjukkan hasil penelitian kurs rupiah terhadap dolar mempengaruhi
performa bank syariah.
Adebola et al (2011: 28), menyatakan hasil penelitian bahwa
dampak negatif interest rate terhadap bank syariah. Macit (2012: 591),
menunjukkan hasil penelitian log of foreign exchange rate memiliki dampak
positif terhadap performa bank. Osamwonyi dan Michael (2014: 85),
berdasarkan nilai t-tests, menyatakan suku bunga memiliki hubungan statistik
51), menunjukan hasil penelitian Real interest rate tidak memiliki hubungan
dengan profitabilitas bank di Malaysia. Pratama (2015: 72), menyebutkan
suku bunga mempengaruhi performa bank syariah.
Penelitian hampir serupa yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu untuk menilai kinerja perbankan yang dipengaruhi faktor
eksternal/makro. Dalam hal ini beberapa penelitian sebagai referensi, peneliti
rangkum dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Nasional GDP Growth terhadap Profitabilitas (ROA) Bank
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Ifuero Osad
Berdasarkan t-test GDP secara statistik signifikan
Pertumbuhan GDP memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA and Applied Sciences
(ICBSAS’14) KL
Pertumbuhan GDP tidak terdapat dampak signifikan terhadap profitabilitas
4 Muhamad Abduh dan Yameen Idrees (2013: 209)
Australian Journal of
Determinant of
18
Pertumbuhan eknomi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang dapat diperoleh bank
GDP dan profitabilitas menunjukkan hubungan yang tidak signifikan
Pertumbuhan GDP tidak signifikan terhadap profitabilitas
Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) Bank 1 Yogi Citra Pratama
Inflasi mempengaruhi performa bank syariah
2 Ifuero Osad Osamwonyi & Chijuka Ify Michael (2014: 85)
European Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol. 2, No. 10
Inflasi tidak signifikan terhadap profitabilitas bank
3 Lupita Widyaningrum dan Dodik Siswantoro (2014: 95)
Global Review of Islamic Economic and Business Vol.2, No.2
4 Anas fathul Arifin dan and Applied Sciences (ICBSAS’14) KL
Inflasi memiliki dampak positif dan tidak signifikan terhadap laba bank syariah
5 Muhamad Abduh dan Yameen Idrees (2013: 209)
Australian Journal of Basic and Applied
Inflasi memiliki hubungan signifikan dengan profitabilitas
Inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang dapat diperoleh bank
Inflasi dan profitabilitas bank syariah memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan
Inflasi tidak memiliki dampak signifikan terhadap ROA
Indeks harga konsumen memiliki hubungan positif terhadap perbankan syariah
Pengaruh Kurs terhadap Profitabilitas (ROA) Bank
1 Yogi Citra Pratama
20 positif dan signifikan terhadap performa bank
4 Febrina Dwijayanti dan Prima Naomi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank
Pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas (ROA) Bank
1 Yogi Citra Pratama
Suku bunga mempengaruhi performa bank syariah hubungan dengan profitabilitas bank di Malaysia
4 Fatih Macit (2012: dampak positif dan signifikan terhadap performa bank negatif pada pembiayaan bank syariah
Dari penelitian terdahulu (tabel 2.1 review penelitian terdahulu) peneliti
menemukan adanya gap antara lain:
1. Dari penelitian terdahulu yang peneliti review masing-masing penelitian
memiliki hasil yang berbeda sehingga peneliti ingin membuktikan hasil
penelitian yang lebih baik.
2. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan hasil temuan yang
bertentangan dengan teori. Seperti: penelitian menyatakan inflasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sesuai dengan teori, namun ada
yang menyebutkan inflasi berpengaruh positif dan signifikan baik secara
simultan maupun tidak.
3. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dilihat pada review penelitian
terdahulu Tabel 2.1, belum ada peneliatan yang menyatakan persamaan
profitabilitas dari fungsi variabel pertumbuhan pendapatan nasional,
22
4. Tahun penelitian yang peneliti ingin lakukan lebih up to date, yaitu pada
tahun 2011-2014, dengan sampel Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri dan Maybank Syariah Indonesia.
B. Kerangka Teori
a. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah sebagaimana disebutkan dalam BAB 1 UU RI
tahun 2008 adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank
umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Muhamad
(2014: 2) menyebutkan Bank Islam atau yang selanjutnya disebut
bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan
bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan al-Qur’an
dan Hadits Nabi Saw. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberi pembiayaan dan jasa-jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam
Kegiatan dan usaha bank menurut Muhamad (2000: 63) akan
selalu terikat dengan komoditas, antara lain:
2) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening
koran;
3) Mendiskonto surat wesel, surat order, maupun surat berharga
lainnya;
4) Membeli dan menjual surat-surat berharga;
5) Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas wesel; dan
6) Memberi jaminan bank.
Secara lebih rinci disebutkan oleh Al-Anshori dalam Yunus
(2009: 33) ciri-ciri dasar dan formula bank Islam yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap operasional, baik dari segi investasi dan
jenisnya, sumber-sumber dana dan jenisnya atau tanggungjawab
bank terhadap nasabah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Bank Islam mempunyai bermacam-macam fungsi yaitu:
melaksanakan fungsi bank dagang, bank investasi, dan bank
pembangunan;
2) Bank Islam tidak melakukan transaksi dengan mengambil atau
memberikan bunga-rente nyata atau tersembunyi, langsung atau
tidak langsung, ditentukan sebelumnya atau sesudahnya,
bergerak atau tidak bergerak berdasarkan atas tanggungjawab
terhadap hukum syariah;
3) Bank Islam tidak memberikan pinjaman uang tapi memberikan
24
4) Bank Islam dalam melakukan transaksi dengan nasabahnya,
pemegang rekening investasi (investor) atau simpanan atau
pemakai dana terkait dengan kontrak musyarakah atau
berdasarkan prinsip musyarakah bukan dengan kontrak
berhutang (kreditor dan debitor) seperti halnya bank
konvensional.
b. Tujuan Bank Syariah
Menurut Arifin (2009: 14-15) Islam adalah suatu dien yang
praktis, mengajarkan segala yang baik dan bermanfaat bagi manusia,
dengan mengabaikan waktu, tempat atau tahap-tahap
perkembangannya. Selain itu Islam adalah agama fitrah yang sesuai
dengan sifat dasar manusia. Aktivitas keuangan dan perbankan dapat
dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa
mereka kepada paling tidak pelaksanaan dua ajaran al-Qur’an yaitu:
1) Prinsip at-Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling
bekerjasama di antara anggota masyarakat untuk kebaikan,
sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an
“....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran...”(QS 5: 2)
2) Prinsip menghindari al-Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan
transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana
“...hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu...”(QS 4: 29)
Sedangkan tujuan bank syariah dalam pelaksanaan kegiatan
operasionalnya dapat dijelaskan lebih lanjut, sebagai berikut:
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara
Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan
perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis
usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar, usaha
yang dilarang Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan ekonomi umat;
2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan
jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak
terjadi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin;
3) Meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang usaha;
4) Membantu menanggulangi masalah kemiskinan;
5) Untuk menjaga kestabilan ekonomi/moneter pemerintah yang
diharapkan mampu menghindari inflasi akibat penerapan sistem
26
6) Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank
konvensional yang menyebabkan umat berada di bawah
kekuasaan bank (Sumtitro, 2004: 17-18).
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba yang menjadi tujuan perusahaan. Tingkat keuntungan
bersih (net income) yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controlable factor) dan faktor yang tidak
dapat dikendalikan (uncontrolable factor). Controlable factor adalah
faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh manajemen seperti segmentasi
bisnis (orientasi pada wholesale dan retail), pengendalian pendapatan
(tingkat bagi-hasil, keuntungan atas transaksi jual beli, biaya-biaya).
uncontrolable factor atau faktor-faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi kinerja bank seperti kondisi ekonomi secara umum dan
situasi persaingan di lingkungan wilayah operasionalnya. Bank tidak
dapat mengendalikan faktor-faktor eksternal, tetapi mereka dapat
membangun fleksibilitas dalam rencana operasional bank dalam
menghadapi faktor eksternal. Ada dua rasio yang dipakai dalam
mengukur kinerja bank, yaitu Return on Assets (ROA) merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata aktiva dan
Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara pendapatan
bersih dengan rata-rata modal arau investasi para pemilik bank (Arifin,
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan
unsur ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia lebih mengutamakan
nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya
sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya,
2005: 119).
Return on Assets (ROA) meupakan rasio yang menunjukan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam kesluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan Menggambarkan produktivitas bank
bersangkutan, berapa banyak kekayaan yang harus dikumpulkan dan
dipakai untuk menghasilkan sejumlah laba tertentu (Santoso, 1995: 98).
Menurut Bank Indonesia ROA merupakan perbandingan antara laba
sebelum pajak degan rata-rata total aset dalam suatu periode.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset. Dalam rangka mengukur tingkat
kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA secara
teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
Secara teoritis laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak,
sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba
28
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kegiatan
perekonomian secara makro satu sama lainnya mempunyai keterkaitan
yang cukup erat dan sekaligus dapat diolah sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun anggaran bank, apabila faktor makro sulit dipenuhi
maka akan mengakibatkan estimasi, ramalan-ramalan, serta penerapan
standar kerja menjadi kurang teliti. Akibat lebih lanjut dari hal ini, tentu
akan mempengaruhi kecermatan anggaran sebagai alat perencanaan laba
dan pengendalian (Muljono, 1996: 57).
Sebagai penghimpun dana masyarakat, bank memberikan dan
menetapkan suatu tingkat bunga pada para pemilik dana. Dan tingkat
bunga itu cenderung berfluktuasi mengikuti keadaan likuiditas pasar.
Pada saat yang sama, bank menetapkan suatu tingkat bunga pada
pinjaman yang diberikan dengan risiko kredit tertentu, dan tingkat bunga
ini cenderung bersifat tetap atau tidak selalu dapat dinaikkan pada
pinjaman yang sedang berjalan. Dalam keadaan normal, perbedaan antara
kedua tingkat bunga ini, atau disebut margin cukup besar untuk menutup
risiko kredit. Namun, cukup atau tidaknya margin tersebut sangat
bergantung pada efisiensi yang dapat dicapai bank dalam menjalankan
operasinya. Margin harus dapat menutup semua biaya operasional bank,
termasuk biaya bunga yang harus dibayarkan pada para deposan secara
tetap, beserta cadangan biaya piutang ragu-ragu. Besar kecilnya piutang
ragu-ragu ini sangat ditentukan oleh kualitas keseluruhan portofolio atau
diberikan bank bermasalah, debitur peminjam tidak dapat membayar
bunga pada bank, bank tetap harus membayar bunga kepada para
deposan. Keadaan ini akan mengurangi tingkat efisiensi bank (Herijanto,
2013: 46)
Pendapatan kredit dapat diperoleh dari perhitungan antara
besarnya volume kredit dengan besarnya % tingkat bunga, hal ini disebut
sebagai pendapatan langsung dari bank dalam kegiatanya di bidang
perkreditan. Apabila diperhatikan lebih mendalam maka posisi
pendapatan kredit yang berupa pendapatan bunga merupakan jumlah
yang dominan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun anggaran
pendapatan kredit ini masalah penetapan suku bunga kredit (lending rate)
merupakan faktor yang sangat penting, mengingat besarnya pendapatan
bunga berasal dari perkalian antara volume kredit dengan besarnya %
tingkat bunga kredit (Muljono, 1996: 260-262).
Penghasilan bank penting bagi setiap kelompok dalam
perekonomian, yaitu: pemegang saham, deposan, nasabah, peminjam,
dan bagi masyarakat umum. Pemegang saham berkepentingan atas laba,
karena laba adalah hasil dari modal yang mereka tanamkan. Laba bank
bermanfaat bagi deposan dan penabung lainnya, karena akan
menyebabkan bank lebih kuat, aman dan lebih efisien melalui
peningkatan cadangan dan perbaikan pelayanan. Peminjam juga memiliki
kepentingan tidak langsung terhadap laba bank yang memadai, karena
30
besar dan struktur modal bank; laba bank merupakan sumber utama
tambahan modal sendiri bank yang bersangkutan. Masyarakat umum
yang tidak menggunakan pelayanan bank juga memperoleh manfaat
secara tidak langsung atas laba perbankan yang memadahi, karena sistem
perbankan yang kuat akan memberikann keamanan deposit dan
ketersediaan kredit bagi perekonomian (Darmawi, 2011: 194).
c. Pertumbuhan Pendapatan Nasional (GDP Growth)
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan hasil produksi (output)
dalam tingkatan nyata ekonomi dan diukur dengan angka perubahan
hasil produksi tiap tahunnya dalam jangka panjang (Endraswati, 2012:
49). Pendapatan Nasional adalah pendapatan faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu
tahun tertentu. GDP adalah perhitungan pendapatan nasional dengan
konsep kewilayahan dengan cara menghitung besarnya nilai produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di
wilayah tersebut, baik kegiatan produksi oleh warga sendiri ataupun
warga negara asing (Sudarman dan Algifari, 2013: 196).
Pendapatan Nasional dapat dihitung menggunakan tiga
pendekatan :
1) Pengeluaran
2) Pendapatan
Pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan
pengeluaran dengan mengakumulasi konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, dan ekspor impor. Pengeluaran agregat menunjukkan
hubungan antara pengeluaran agregat yang direncanakan (agregate
planned expenditure) dan GDP riil. Pengeluaran agregat yang telah
direncanakan adalah jumlah dari pengeluaran konsumsi yang telah
direncanakan, investasi, belanja barang, dan jasa pemerintah serta
ekspor dikurangi impor (Karim, 2010: 288).
GDP Growth affect bank profitability positively. This is because
the default risk is lower in upturns than in downturns. Besides, higher
economic growth may lead to a greater demand for both interest and
non-interest activities, thereby improving the profitability bank (Abduh
& Yameen, 2013: 207).
Semakin tinggi tingkat ekonomi akan dapat memiliki hubungan
dengan kenaikan profitabilitas yang dapat diperoleh bank, tingkat
perkembangan ekonomi mencerminkan adanya kenaikan kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, kenaikan kegiatan
ekonomi tersebut dapat berdampak pada kenaikan volume kegiatan
yang dilakukan oleh bank dalam memberikan pelayanan jasa keuangan
pada masyarakat, Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan yang diperoleh bank dalam kegiatannya (Mukhlis, 2014:
32
GDP affects various factors related to the supply and demand for
financing and deposits. If GDP growth slowly, especially during a
ressecion it will lead to deteriorate in credit quality and defaults
increased, thus resulting in reduce bank profit. GDP rises than people’s
income will also rise. So the ability of saving will also increase. The
increase in public saving will affect the profitability of Islamic Bank
(Widyaningrum & Dodik, 2014: 87).
d. Inflasi
Secara umum inflasi berarti kenaikan harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan
nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas (Karim, 2010:
135).
Ekonom Islam Taqiuddin Ibn al-Maqrizi dalam Karim (2010:
139-140) menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu: Natural
Inflation Human Error Inflation. Menurut para ekonom Islam, inflasi
berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:
1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan
fungsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari
uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi
juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan
2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya marginal propensity to save);
3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk
non-primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to
consume);
4) Mengarahkan investasi pada hal-hal non-produktif yaitu
penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam
mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah
produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi,
dan lainnya
Menurut Capra dalam Tohari (2010: 18) inflasi mengandung
implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang
adil dan benar. Hal ini menyebabkan uang menjadi standar pembayaran
tertunda yang tidak adil dan suatu alat penyimpanan nilai yang tidak
dapat dipercaya. Inflasi cenderung merusak nilai-nilai, memberikan
imbalan pada usaha-usaha spekulasi dengan menimpakan kerugian pada
aktivitas-aktivitas produktif dan memperparah ketidakmerataan
pendapatan.
Inflasi secara umum sering diartikan sebagai kenaikan
harga-harga dalam perekonomian pada periode waktu tertentu. Semakin tinggi
inflasi maka semakin tinggi pengorbanan yang harus dikeluarkan
konsumen untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan, manakala
34
ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi
dan/atau saving). Sebagai akibatnya produsen kesulitan dalam penjualan
outputnya, yang akan mempengaruhi keuangan perusahaan dan kesulitan
dalam mengembalikan pinjaman. Kondisi seperti ini maka, risiko
pembiayaan macet bank akan naik, penghimpunan modal bank melalui
dana pihak ketiga turun kemudian pendapatan operasional bank turun
(Mukhlis, 2014: 277).
Inflation ia associated with higher cost as well as higher
income. If a bank’s income rises more rapidly than its costs, inflation is
expected to exert a positive effect on profitability. On the other hand, a
negative coefficient is expected when its cost increase faster than its
income (Abduh & Yameen, 2013: 207).
When inflation has been predicted, the banks will ajust their
financing or loans, thus resulting increasing in profits. However, if
inflation not predictable then the bank could increse cost, which can
reduce profitability of banks (Widyaningrum & Dodik, 2014: 87).
e. Nilai Tukar Uang (Kurs)
a. Nilai tukar uang konvensional
Nilai tukar uang atau yang sering disebut dengan kurs mata
uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing
(foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic
mata uang asing (Greenwald, 1982: 430). Nilai tukar suatu mata
uang dapat ditentukan oleh pemerintah seperti yang diterapkan di
negara dengan sistem fixed exchange rate ataupun ditentukan oleh
komoditi antara kekuatan-kekuatan pasar yang saling berinteraksi
(bank komersial–perusahaan multinasional–perusahaan manajemen
aset–perusahaan asuransi–bank devisa–bank sentral) serta kebijakan
pemerintah pada negara yang menerapkan sistem flexible exchange
rate (Karim, 2010: 157).
Dalam teori Neoklasikal, tingkat harga dalam suatu negara
dapat berubah karena berubahnya penawaran uang atau karena
faktor-faktor yang mendahului perubahan dari output negara tersebut
seperti kebijakan fiskal, teknologi, peperangan, cuaca, dll. Jika
terjadi kenaikan penawaran uang yang signifikan, maka otomatis
akan terjadi kenaikan harga yang signifikan pula (inflasi), tingkat
harga melonjak naik karena terjadi penurunan permintaan uang, juga
lonjakan dari nilai tukar (depresiasi) uang (Krugman, 1991: 374).
Paritas daya beli nilai tukar mata uang
Persamaan
Diamana: e : nilai tukar
P : tingkat harga dalam negeri
P’: tingkat harga luar negeri
P dan P’ ditentukan melalui interaksi permintaan dan
36
dari kesempatan arbitrase akan memaksa nilai tukar e ke tingkat di
mana persamaa paritas daya beli P= e P’ berlaku (Karim, 2010: 163).
b. Teori nilai tukar uang Islam
Menurut Karim (2010: 167-173) pembahasan nilai tukar
menurut Islam akan dipakai dua skenario yaitu:
1) Skenario 1: terjadi perubahan-perubahan harga di dalam negeri
yang mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri
dianggap tidak berubah/berpengaruh).
i) Natural Exchange Rate Fluctuation
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada permintaan agregatif
(AD): ekspansi kenaikan AD akan mengakibatkan
kenaikan tingkat harga secara keseluruhan;
b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada penawaran agregatif (AS):
jika AS mengalami penurunan maka akan
mengakibatkan pada kenaikan harga secara
keseluruhan.
ii) Human Error Exchange Rate Fluctuation
a) Corruption and bad administration
b) Excessive tax
2) Skenario 2: terjadi perubahan-perubahan harga di luar negeri,
faktor dalam negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh.
Niai tukar mata uang akan mempengaruhi harga-harga
barang/komoditi dan jasa yang digunakan bank serta pendapatan dalam
kegiatan operasionalnya. Jika kembali pada persamaan paritas daya beli
persamaan
di mana P dan P’ ditentukan melalui interaksi
permintaan dan penawaran uang di masing-masing negara maka, P= e P’
misal, terjadi pelemahan kurs rupiah terhadap dolar mengakibatkan
harga-harga di dalam negeri menjadi lebih mahal. Efek dimana
seolah-olah harga mengalami kenaikan ini akan mengakibatkan penurunan daya
beli konsumen atas barang/komditas dan jasa kemudian kemampuan
masyarakat untuk investasi dan menabung pun mengalami penurunan.
f. Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI Rate)
Secara sederhana bunga dapat diartikan sebagai biaya modal
(cost of capital). Teori bunga tidak terlepas dari prinsip time value of
money. Menurut prinsip ini uang mempunyai nilai waktu atau dapat
dikatakan uang dapat digunakan untuk konsumsi saat ini atau di masa
yang akan datang (investasi). Secara umum, untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan
yaitu: simpanan giro, simpanan tabungan dan deposito (Kasmir, 2004:
38
Menurut Nuryazini dalam Dwijayanti dan Prima (2009: 89) BI
rate merupakan tingkat suku bunga dengan tenor satu bulan yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi sebagai
sinyal (stance) kebijakan moneter. Secara singkat BI rate merupakan
indikasi tingkat bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia
dalam mencapai target inflasi.
Teori neoklasik berpandangan investasi merupakan fungsi dari
bunga. Semakin tinggi tingkat bunga dan daya tawar bagi hasil di bank
syariah kecil maka keinginan untuk menyimpan dana di bank syariah
kecil. Dengan demikian bunga merupakan harga keseimbangan antara
tabungan di bank konvensional dan simpanan di bank syariah (Nopirin,
2000: 71). Tingkat bagi hasil pada bank syariah selama ini masih
mengacu pada tingkat bunga yang diberikan bank konvensional, jika
tingkat bunga yang diberikan bank konvensional naik maka tingkat bagi
hasil bank syariah pun akan naik (Isna K dan Kunti, 2012: 34).
Motif nasabah menginvestasikan dananya di bank syariah tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor agama saja namun ada pula nasabah yang
menginvestasikan dananya dengan mempertimbangkan faktor return bagi
hasil. Sehingga meski prosentase bagi hasil tidak dapat ditentukan di
awal namun suku bunga acuan BI harus tetap diperhitungkan, karena
nasabah yang menginvestasikan dana di bank syariah dengan motif untuk
memperoleh faktor bagi hasil akan selalu mempertimbangkan tingkat
diberikan bank syariah terlalu rendah maka tingkat kepuasan nasabah
akan menurun dan muncul kemungkinan nasabah akan memindahkan
dananya pada bank lain (Isna K dan Kunti, 2012: 34).
C. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran teoritik dituangkan dalam gambar model
kerangka analisis variabel makroekonomi (Kurs, Inflasi, GDP Growth, dan
BI Rate) terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah pada gambar 2.1
sebagai berikut:
X1
X2
Y
X3
X4
Gambar 2.1 Kerangka model penelitian
Dalam pengujian pengaruh variabel makroekonomi terhadap
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia, Penelitian ini menggunakan
fungsi persamaan:
ROA = f (GDPgrw, Inflasi, Kurs, BIrate) GDP Growth
Infasi
Kurs Rupiah
BI Rate
40
Fungsi persamaan dari model penelitian ini dapat pula dirubah dalam
model ekonometrik yang peneliti adopsi dari model ekonometrik penelitian
Osamwonyi dan Chijuka (2014: 89) sebagai berikut:
ROA= α + β1GDPgrw+ β2Inflasi+ β3Kurs + β4BIrate + ε
Dimana:
α adalah konstanta;
β1-β4 adalah koefisien regresi masing-masing variabel; dan
ε adalah residual eror.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam
penelitian. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya
dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan
penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam
pengumpulan data (Muhammad, 2008: 76). Berdasarkan kerangka pemikiran
teoritis dan hasil temuan atas penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat ekonomi akan dapat memiliki hubungan
dengan kenaikan profitabilitas yang dapat diperoleh bank, tingkat
perkembangan ekonomi mencerminkan adanya kenaikan kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, kenaikan kegiatan ekonomi tersebut
dapat berdampak pada kenaikan volume kegiatan yang dilakukan oleh bank
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh bank dalam
kegiatannya (Mukhlis, 2014: 277).
H1: Ada pengaruh positif dan signifikan antara pertumbuhan pendapatan
nasional terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah
Ekonom Islam Taqiuddin Ibn al-Maqrizi dalam Karim (2010:
139-140) menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu: Natural Inflation
Human Error Inflation. Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat
buruk bagi perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi
uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari
pembayaran di muka, dan fungsi dari unit penghitungan. Orang harus
melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi
tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau
dengan kata lain 'self feeding inflation'.
H2: Ada pengaruh negatif dan signifikan antara inflasi terhadap profitabilitas
(ROA) bank umum syariah
Data empiris menunjukan bahwa krisis nilai tukar berpengaruh
negatif terhadap perekonomian suatu negara seperti yang telah terjadi pada
beberapa negara Asia pada tahun 1997/1998. Krisis nilai tidak hanya
mengakibatkan harga-harga melambung tinggi, tetapi juga mengakibatkan
kontraksi ekonomi yang cukup dalam. Melemahnya nilai tukar
mengakibatkan barang-barang impor seperti bahan baku, barang modal, dan