• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING (DRIED PAPAYA S SWEETS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING (DRIED PAPAYA S SWEETS)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING

(DRIED PAPAYA’S SWEETS)

Oleh

Nurul Qomariyah 105100300111035 Lufi Tri Wahyu N. 105100300111037 Rizqi Akbar M. 105100300111031 Qurrata A’yunin 105100301111033

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pepaya (Carica papaya L) berasal dari keluarga Caricaceae. Pepaya banyak dibudiyakan oleh masyarakat baik sebagai hobi ataupun usaha komersil. Hal ini karena pepaya memiliki kelebihan diantaranya dapat dibudidayakan dipekarangan atau kebun, cepat berbuah dan mampu berbuah lebat, rasanya manis, tumbuh tanpa perawatan yang rumit dan kandungan gizi yang cukup banyak. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir seluruh penduduk penghuni bumi. Daging buahnya lunak dengan warna merah dan kuning, rasanya manis dan menyegarkan karena mengandung banyak air. Nilai gizi buah pepaya cukup tinggi karena mengandung banyak provitamin A, vitamin C, dan kalsium. Buah-buahan mempunyai arti penting sebagai sumber vitamin, mineral dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi, tetapi buah-buahan segar termasuk komoditi yang tidak tahan lama. Daya tahan buah-buahan tergantung pada jenis buah dan perlakuan lepas panen yang diberikan. Pengolahan buah-buahan penting dilakukan karena sifatnya yang mudah rusak dan musiman sehingga perlu dilakukan pengawetan untuk memperpanjang masa simpan. Dewasa ini pemanfaatan buah pepaya dalam usaha pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih awet seperti manisan, buah dalam sirup, selai, dan sebagainya.

Manisan merupakan salah satu jenis pengolahan yang dapat digunakan untuk memperpanjang daya simpan buah pepaya. Selain itu, manisan merupakan salah satu bentuk diversifikasi pengolahan pangan tradisional di Indonesia. Manisan buah dapat dibedakan menjadi dua, yakni manisan basah dan manisan kering. Melihat potensi buah pepaya yang cukup besar di Indonesia, maka terdapat peluang yang cukup besar untuk memproduksi produk ini. Di pasaran produksi manisan pepaya masih dilakukan dalam skala rumah tangga dan belum ada teknologi khusus yang digunakan. Melihat keadaan pasar tersebut, maka kami melakukan inovasi terhadap teknologi yang digunakan dan bentuk dari produk. Teknologi yang digunakan dalam produksi manisan pepaya kering ini adalah blanching yang bertujuan untuk mempertahankan warna dan keawetan manisan. Dengan beberapa keunggulan dan inovasi tersebut, maka produk manisan pepaya kering ini dirasa mempunyai peluang yang cukup baik di pasaran.

(3)

B. Tujuan

Tujuan dari produksi manisan pepaya kering ini adalah untuk menambah diversifikasi pengolahan produk pangan dengan inovasi teknologi dan bentuk produk yang baru atau belum umum ada dimasyarakat. Selain itu pembuatan manisan pepaya kering ini dilakukan untuk mengetahui mutu organoleptik produk tersebut. C. Manfaat

Hasil penelitian tentang pembuatan manisan pepaya kering ini diharapkan dapat diperoleh cara yang terbaik sehingga didapatkan manisan pepaya kering yang bernilai ekonomis, mempunyai gizi tinggi, layak dikonsumsi, aman, disukai konsumen dan tahan lama.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pepaya

Papaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 m. daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga sempurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah dapat dipanen (Kalie, 2008).

2.1.1 Klasifikasi Pepaya

Klasifikasi tanaman pepaya dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Kalie, 2008):

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dycotyledoneae Ordo : Caricales

Famili : Caricaceae Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L

Klasifikasi tanaman pepaya termasuk dalam famili Caricaceae. Famili ini memiliki empat genus yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanaman asli Amerika Tropis, sedangkan genus keempat merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Genus Carica memiliki 24 spesies, salah satu diantaranya adalah pepaya. Tanaman dari genus Carica banyak diusahakan petani karena buahnya enak dimakan (Kalie, 2008).

2.1.2 Kandungan Gizi Pepaya

Buah pepaya baik yang masih dalam kondisi mentah/muda (biasa difungsikan sebagai bahan sayuran) maupun yang secara fisiologis sudah matang, masing-masing memiliki kandungan unsur gizi dan kalori yang cukup dapat diandalkan.

(5)

Adapun gizi dan beberapa unsur penting lain yang terkandung di dalam pepaya adalah sebagai berikut (Suprapti, 2005):

No. Unsur Gizi Kadar/100 g Bahan

Pepaya Mentah Pepaya Matang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (Sl) Vitamin B (mg) Vitamin C (mg) Air (g) 26 2,1 0,1 4,9 50 16 0,4 50 0,02 19 92,3 46 0,5 - 12,2 23 12 1,7 365 0,04 78 86,7 2.1.3 Kegunaan Pepaya

Tanaman pepaya mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan. Adapun manfaatnya secara resmi dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut (Suprapti, 2005):

a. Akar

Akar pepaya sering dimanfaatkan sebagai obat cacing, ginjal, kandung kemih, sakit persediaan, dan pegal-pegal.

b. Batang

Bagian dalam batang pepaya sering digunakan sebagai makanan ternak, terutama kuda penarik.

c. Daun

Air perasan daun pepaya muda dapat digunakan sebagai obat malaria, kejang perut, beri-beri dan sakit panas.

d. Bunga

Air rebusan bunga pepaya jantan berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membersihkan darah, dan obat sakit kuning.

(6)

e. Buah Muda

Olahan buah pepaya muda berkhasiat melancarkan ASI. f. Buah Matang

Kandungan vitamin A dan C dalam buah pepaya sangat mendukung proses pertumbuhan badan, menjaga kesehatan selaput lendir pada alat-alat pernapasan, menghindari penyakit rabun ayam, memelihara kekokohan sel-sel tubuh, melawan infeksi, dan mencegah penyakit sariawan.

g. Biji

Biji pepaya dapat digunakan sebagai obat cacing. 2.2 Manisan Buah

Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati dalam berbagai kesempatan. Manisan merupakan salah satu produk yang mengandung kadar gula tinggi. Dengan kadar gula tinggi ini, produk manisan dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Pembuatan manisan juga merupakan salah satu alternatif memperpanjang daya simpan bahan pangan (Fachruddin, 1998).

2.2.1 Manisan Buah Kering

Manisan buah pada umumnya dibedakan menjadi manisan buah basah dan manisan buah kering. Perbedaan kedua macam manisan tersebut terletak pada cara pembuatannya, daya awetnya, dan penampakannya. Manisan kering adalah manisan yang setelah direndam air gula pekat yang dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering (Fachruddin, 1998).

2.2.2 Manisan Buah Basah

Manisan buah basah dinilai lebih menarik daripada manisan buah kering. Manisan buah basah tampil seperti buah aslinya, segar, dan tidak berubah warna. Manisan buah ini dikemas dalam stoples atau botol-botol besar dan tetap direndam dalam air gula. Selain itu bias juga dikemas dalam plastic polietilen dengan sedikit atau tanpa air rendaman (Muaris, 2003).

(7)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ide Pembuatan Produk

Ide pembuatan produk manisan pepaya kering ini merujuk pada hasil penelitian yang dilaksanakan untuk pembinaan masyarakat sebuah desa dalam memanfaatkan buah pepaya agar bernilai tambah lebih tinggi. Produk manisan kering pepaya memang telah ada di pasaran, namun demikian jumlahnya masih terbatas dalam skala rumah tangga dan belum ada hak paten resmi untuk produk ini. Ide pembuatan produk ini didukung dengan potensi bahan baku yang melimpah dengan harga murah dan kebutuhan konsumen akan produk makanan yang kaya akan kandungan gizi.

3.2 Strategi Pengembangan Produk

Strategi yang dipilih dalam ide pembuatan manisan pepaya kering ini adalah pengembangan produk yang ada, yakni melalui modifikasi. Modifikasi dalam strategi pengembangan produk ini adalah pada tampilan atau appearence, bentuk dan teknologi yang digunakan. Strategi pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting karena nantinya akan berpengaruh terhadap product life cycle. Untuk mengetahui strategi yang sesuai harus diperhatikan peluang pertumbuhannya, perlindungan untuk inovasi, ukuran pasar, kompetisi, sistem distribusi dan rekomendasi.

3.3 Konsep Produk

a. Deskripsi Umum Produk

Produk berupa manisan pepaya kering (dried papayas’s sweets) ini merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan tradisional yang berbahan baku buah pepaya. Buah pepaya merupakan buah yang memiliki potensi jumlah produksi cukup besar di Indonesia. Harga buah pepaya yang cukup murah apabila dijual dalam bentuk buah mentah mempunyai nilai ekonomi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan menjual hasil olahan buah pepaya tersebut. Manisan pepaya kering merupakan produk makanan yang dapat dikategorikan ke dalam bentuk camilan. Produk makanan ini awalnya telah diproduksi dalam skala rumah tangga dengan cara pengolahan yang tradisional. Melihat keadaan tersebut maka muncullah ide pengembangan produk untuk memodifikasi pembuatan manisan

(8)

pepaya kering tersebut. Manisan pepaya kering merupakan produk makanan yang mempunyai nilai kandungan gizi yang baik. Salah satu manfaat dari produk tersebut adalah mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi untuk kesehatan mata. Selain itu, produk manisan kering juga dapat melancarkan pencernaan. Produk manisan pepaya kering ini mempunyai bentuk yang unik yakni berupa bulan, bintang dan bebek. Bentuk yang unik tersebut mempunyai ukuran rata-rata (3,5 x 4) cm. Pada bagian luarnya terdapat taburan gula yang menyelimuti manisan tersebut, sehingga inilah salah satu hal yang membedakannya dengan produk manisan pepaya yang sudah ada. Produk pepaya kering ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat usia 5 - 55 tahun. Jenis kemasan yang digunakan adalah kertas karton dengan inner berupa kemasan plastik.

b. Posisi Produk di Pasaran (PLC)

Product life cycle (PLC) atau siklus hidup produk merupakan konsep yang penting dalam pengembangan produk dan pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk hasil pengembangan. Siklus hidup produk manisan pepaya kering ini terdiri dari lima tahapan, yakni tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap penurunan. Hal ini didasarkan pada teori-teori terdahulu yang sudah ada. Siklus hidup produk erat kaitannya dengan strategi pengembangan produk yang digunakan, karena nantinya akan berpengaruh pada aspek pemasaraannya.

c. Konsumen Sasaran

Konsumen sasaran untuk manisan pepaya kering (dried papaya’s sweets) ini adalah masyarakat usia 5 - 55 tahun. Sasaran pasar ini diambil berdasarkan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan muncul ketika produk ini dikonsumsi oleh balita ataupun lansia. Balita yang mengkonsumsi produk ini ditakutkan akan mengalami diare, sedangkan apabila dikonsumsi oleh lansia maka dapat menyebabkan peningkatan gula darah dalam tubuh. Produk manisan pepaya kering ini juga membidik konsumen sasaran yang merupakan orang-orang yang sedang menjalani program diet. Produk ini selain mempunyai kandungan nilai gizi yang cukup tinggi juga dapat memperlancar pencernaan. Kandungan gula yang

(9)

terdapat pada manisan pepaya kering ini tidak perlu dikhawatirkan, karena telah diimbangi dengan serat dan kandungan gizi yang tinggi di dalamnya.

d. Dukungan Teknologi Pengolahan

Teknologi pengolahan merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan suatu produk. Teknologi pengolahan yang efektif dan efisien dapat mengurangi biaya produksi sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Teknologi pengolahan juga merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas atau mutu suatu produk. Pada pembuatan manisan pepaya kering ini teknologi yang digunakan adalah pengeringan dengan menggunakan oven. Sejauh ini pembuatan manisan kering yang ada di masyarakat masih melalui cara pengeringan tradisional, yakni menggunakan bantuan sinar matahari.

Pengeringan menggunakan sinar matahari memakan waktu yang cukup lama dan kurang higienis apabila dibandingkan dengan pengeringan menggunakan oven. Selain itu suhu pengeringan dengan sinar matahari tidak dapat dikontrol, sehingga panas yang diberikan sesuai dengan cuaca yang ada, hal ini berpengaruh terhadap lama waktu pengeringan. Dalam proses pengeringan, suhu pengeringan memegang peranan yang sangat penting. Jika suhu pengeringan terlalu tinggi akan mengakibatkan penurunan nilai gizi dan perubahan warna produk yang dikeringkan. Sedangkan apabila suhu yang digunakan terlalu rendah, maka produk yang dihasilkan basah dan lengket serta berbau busuk sehingga memerlukan waktu yang terlalu lama. Pada pembuatan manisan pepaya kering ini, sebelum dilakukan proses pengeringan dilakukan perlakuan pendahuluan, yanki blanching yang bertujuan untuk menjaga mutu produk, dengan cara menonaktifkan enzim alami yang terdapat pada bahan pangan. Enzim tersebut di nonaktifkan karena dapat mengganggu kualitas pangan saat dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Berikut adalah daftar alat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan manisan kering pepaya.

Tabel 1. Alat dan Mesin

No. Nama alat/mesin Jumlah

1 Pisau 2 2 Baskom 3 3 Timbangan digital 1 4 Timbangan analitik 1 5 Tabung ukur 1 6 Panci 2 7 Kompor gas 1

(10)

8 Cetakan 6 9 Loyang 2 10 Oven 1 11 Pengaduk 1 12 Termometer 1 13 Cawan petri 1 e. Keunggulan Produk

Keunggulan produk merupakan salah satu hal yang harus dimiliki sebuah produk agar produk tersebut dapat diterima dan laku di pasaran. Keunggulan produk manisan pepaya kering ini diantaranya adalah:

 Hingga saat ini belum ada produk manisan buah pepaya kering di pasaran.

 Potensi sumber bahan baku besar dengan harga yang relatif murah.

 Manisan kering buah pepaya jauh lebih tahan lama dalam penyimpanan dibanding manisan basah.

 Bentuk manisan yang unik dan belum ada di pasaran.

 Cara mengkonsumsinya yang praktis dan mudah untuk dibawa.

 Kandungan nilai gizi yang tinggi dan dapat memperlancar proses pencernaan.

 Tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna makanan. f. Cara Menggunakan Produk

Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah produk yang praktis, enak, bernilai gizi tinggi dan dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Produk makanan ini dapat dikonsumsi secara langsung tanpa harus melakukan pengolahan lebih lanjut lagi. Produk ini dapat dikonsumsi setiap hari sebagai salah satu sumber nutrisi bagi tubuh dan dapat memperlancar proses pencernaan. Manisan kering pepaya bukan merupakan produk sekali habis, jadi setelah kemasan dibuka masih dapat dikonsumsi untuk hari berikutnya.

g. Nama Produk

Tema produk yang dibuat adalah manisan buah. Manisan buah ini adalah manisan buah kering dari bahan baku berupa buah pepaya mengkal. Merk dari produk ini adalah Dried Papaya’s Sweets. Produk ini mengambil tema bentuk-bentuk yang unik seperti bulan, bintang, dan bebek yang belum ada di pasaran. Hal ini

(11)

bertujuan untuk menarik pasar khususnya anak kecil dengan bentuk-bentuk yang unik tersebut.

f. Pembuatan Manisan Kering

Tabel 2. Bahan Baku dan Tambahan No. Bahan Baku/Bahan Tambahan Jumlah

1 Pepaya mengkal 2 kg

2 Air perendaman kapur sirih 2 liter 3 Air perendaman larutan gula 2 liter

4 Air blanching 2 liter

5 Gula pasir 1,5 kg

6 Kapur sirih 6 gram

7 Jeruk nipis 2 biji

Bahan baku yang digunakan adalah berupa pepaya mengkal sejumlah 2 kg. Berat pepaya 2 kg tersebut adalah setelah dikupas dan dicetak. Air yang digunakan dalam proses perendaman dengan kapur sirih, larutan gula dan proses blanching adalah sama, yakni sebanyak 2 liter. Gula pasir digunakan sebagai larutan gula dan taburan pada bagian luar manisan, sehingga 1 kg digunakan untuk membuat larutan gula dan 0,5 kg untuk taburan pada bagian luar. Perendaman dengan larutan gula selama 24 jam bertujuan untuk mengawetkan manisan pepaya tersebut. Kapur sirih yang digunakan adalah sebesar 6 gram. Larutan kapur sirih digunakan untuk merendam pepaya selama kurang lebih satu jam untuk memperkuat jaringan buah. Jeruk nipis digunakan sebagai penambahan asam sitrat alami saat pemasakan selesai. Hal ini berfungsi untuk menurunkan pH menjadi 3,8 – 4,4. Pada kondisi asam, akan menghambat pertumbuhan mikroba. Jeruk nipis yang digunakan adalah sebanyak dua biji. Proses pembuatan manisan dilakukan melalui dua kali proses karena adanya keterbatasan peralatan. Sehingga OPC yang dibuat adalah berdasarkan ukuran tiap kali proses, yakni dengan bahan baku sebesar 1 kg.

(12)

I-1 Air 1 Liter Gula 0,5 Kg Jeruk Nipis 1 Buan Air Kapur (Air 1 Liter + Kapur 3 Gram) Pepaya Ditimbang (timbangan) Ditimbang (timbangan) Ditimbang (timbangan) Ditimbang (timbangan) Ditimbang (timbangan)

0,5' I-5 0,5' I-4 0,5' I-3 0,5' I-2 0,5'

PETA PROSES OPERASI

Nama Objek : Pembuatan Manisan Kering Pepaya

Nomor Peta :

Dipetakan Oleh : Kelompok 6

Tanggal Peta : 18 April 2013

I-7 O-2 I-6 O-1 O-3 O-4 I-8 O-5 Pengupasan dan pembersihan Pemotongan Pengerasan selama lebih kurang 1 jam Pencucian, pembilasan, penirisan Blanching selama 5 menit suhu 80 derajat celcius 20' 15' 60' 15' 5' I-9 O-6 O-7 I-10 O-8 Perendaman dalam larutan gula lebih kurang 12 jam Manisan Kering Pepaya Pengeringan Penirisan 720' 5' 120' RINGKASAN

Kegiatan Keterangan Jumlah Waktu

Operasi Pemeriksaan Penyimpanan 3 5 1 80' 2,5' TOTAL Operasi dan Inspeksi 5' 880' 962,5' 14

(13)

g. Hasil Uji Fisik (Kadar Air)

Pengujian kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada produk manisan kering pepaya. Standar kadar air merupakan salah satu parameter kritis yang harus diperhatikan, karena mempengaruhi daya simpan produk. Adanya air dalam bahan pangan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme terutama untuk produk kering adalah tumbuhnya kapang dan khamir. Kadar air manisan ini dipengaruhi pada saat pengeringan. Waktu yang diperlukan dalam proses pengeringan dipengaruhi oleh struktur bahan, dan distribusi aliran udara, suhu, kelembaban serta kecepatan udara. Kadar air bahan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Kadar air (%bb) = 𝑐−(𝑎−𝑏 )

𝑐 x 100%

Keterangan: a = berat cawan dan sampel akhir (g) b = berat cawan (g)

c = berat sampel awal (g)

sehingga diperoleh hasil perhitungan kadar air sebagai berikut:

Kadar air (%bb) = 𝑐−(𝑎−𝑏 )

𝑐 x 100% = 23,254−(46,035−35,834)

23,254 x 100% = 56,13 %

Dari hasil perhitungan di atas maka di dapatkan hasil kadar air produk sebesar 56,13%. Berdasarkan standar mutu manisan kering buah-buahan (SII No. 0718-83 dalam Fitriani, 2008), kadar air manisan kering maksimum 25%. Hasil ini berarti masih terlalu tinggi untuk kadar air yang ada pada manisan buah kering. Oleh sebab itu pada proses pembuatan selanjutnya lama waktu pengeringan harus lebih lama lagi. Pada pengeringan secara tradisional menggunakan matahari lama waktu yang dibutuhkan adalah selama tiga hari, sehingga setidaknya untuk pengeringan menggunakan oven memerlukan waktu selama 1-2 hari. Tinggi rendahnya kadar air suatu bahan sa-ngat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam bahan. Air terikat ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguapkannya daripada air bebas yang membutuhkan suhu yang relatif rendah untuk

(14)

menguapkannya, sehingga bahan yang memiliki air terikat yang lebih banyak cenderung memiliki kadar air lebih tinggi.

h. Hasil Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, bentuk dan tekstur berdasarkan tingkat kesukaan konsumen. Pengujian organoleptik dilakukan kepada panelis tidak terlatih yang berjumlah 15 orang. Setiap panelis memberikan penilaian berdasarkan rentang nilai sangat tidak suka sampai sangat suka. Rentang penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Uji Organoleptik

Penerimaan Nilai

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2

Biasa 3

Suka 4

Sangat suka 5

Berikut hasil dari uji organoleptik dalam bentuk grafik diagram. Grafik 1. Hasil Uji Organoleptik

i. 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Warna Aroma Rasa Bentuk Tekstur

(15)

i. Desain Produk

Gambar 1. Produk Manisan Kering Pepaya Keterangan gambar ukuran bentuk cetakan:

Bintang : (3 x 3) cm Bulan : (4 x 2,2) cm Bebek : (4 x 3,5) cm

Ukuran tebal untuk ketiga bentuk cetakan adalah sama, yakni 1,5 cm. j. Produk Pesaing yang ada di Pasaran

Produk manisan kering pepaya belum ada yang dijual di masyarakat, namun telah ada yang memproduksi dalam lingkungan rumah tangga yang dilakukan secara tradisional. Berikut adalah salah satu contoh manisan kering pepaya yang dibuat dalam lingkup rumah tangga. Bentuknya masih biasa dan tekstur luarnya kasar.

(16)

k. Analisis Produk

Pemasaran

Pemasaran terhadap produk manisan kering pepaya ini akan meliputi usaha untuk menjembatani interaksi antara perusahaan dan pelanggan, memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, identifikasi kebutuhan pelanggan, merancang peluncuran produk dan promosi produk. Salah satu usaha dalam pemasaran produk manisan kering pepaya ini adalah menggunakan media online untuk promosi dan melakukan pemesanan.

Perancangan

Perancangan dalam pembuatan produk manisan kering pepaya ini akan meliputi beberapa hal. Ruang lingkup perancangan tersebut diantaranya adalah pendefinisian bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, desain engineering (mekanik, elektrik, software, dll) serta desain industri yang meliputi estetika, ergonomi, dll.

Manufaktur

Pada pembuatan produk manisan kering pepaya ini manufaktur bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi tersebut. Fungsi manufaktur secara luas adalah mencakup pembelian, distribusi dan instalasi (supply chain). Dengan manufaktur yang baik maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya dapat diminimasi untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.

(17)

IV. KESIMPULAN

Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah ide pengembangan produk yang merujuk pada sebuah jurnal penelitian tentang pembuatan manisan kering pepaya pada sebuah desa binaan. Produk ini belum ada di pasaran namun sudah pernah dibuat dalam lingkup rumah tangga dengan cara tradisional. Modifikasi yang dilakukan pada pembuatan manisan kering pepaya tersebut adalah pada bentuk yang unik dan teknologi yang digunakan. Pembuatan manisan kering pepaya tersebut menggunakan teknologi pengeringan modern, yakni menggunakan oven sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat jika dibandingkan dengan pengeringan secara tradisional menggunakan sinar matahari. Hasil dari pengujian kadar air produk didapatkan nilai kadar air sebesar 56,13%. Nilai kadar air tersebut masih jauh dari standar SNI yakni maksimal 25%. Hal ini menjadi dasar untuk pembuatan produk selanjutnya dalam penambahan jumlah waktu pengeringan sehingga didapatkan nilai sesuai standar mutu manisan buah kering. Tiga hal penting yang terdapat dalam fungsi utama perusahaan yang harus diperhatikan adalah pemasaran, perancangan dan manufaktur. Produk manisan yang telah jadi tersebut selanjutnya dilakukan uji organoleptik melalui 15 panelis untuk penilaian warna, aroma, rasa, bentuk dan tekstur.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Kalie, M. Baga. 2008. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapti, Lies M. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius. Yogyakarta.

Fachruddin, Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Manisan. Kanisius. Yogyakarta. Muaris, Hindah. 2003. Manisan Buah. Gramedia. Jakarta.

(19)

LAMPIRAN

(20)
(21)

Gambar

Tabel 1. Alat dan Mesin
Tabel 2. Bahan Baku dan Tambahan  No.  Bahan Baku/Bahan Tambahan  Jumlah
Tabel 3. Uji Organoleptik
Gambar 1. Produk Manisan Kering Pepaya

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan praktek Quality Control dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan dan mengevaluasi proses pembuatan manisan rambutan kering dari bahan baku,

Dari anlisis kelayakan finansial yang dilakukan usaha pembuatan manisan kering wortel untuk skala usaha rumah tangga layak untuk dikembangkan dengan indikasi kriteria NPV

Kadar Vitamin C Manisan Belimbing Wuluh Dengan / Tanpa Perlakuan Blanching Setelah Proses Pengeringan Dengan Metoda Solar Tunnel Drying (STD) dan Open Air Sun Drying

Hasil penilaian sensori terhadap warna, aroma, rasa, tekstur, dan penilaian keseluruhan manisan kering rebung dengan perlakuan variasi konsentrasi gula dapat

Kadar Vitamin C Manisan Belimbing Wuluh Dengan / Tanpa Perlakuan Blanching Setelah Proses Pengeringan Dengan Metoda Solar Tunnel Drying (STD) dan Open Air Sun Drying

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pengeringan terhadap kadar air, tekstur dan vitamin C dalam pembuatan manisan rambutan kering dan mengetahui

Manisan kering adalah produk pangan yang berasal dari buah-buahan yang diolah dengan penambahan gula sebagai pemanis dan pengawet serta menggunakan proses

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan perendaman dalam berbagai larutan, blanching , dan suhu pengeringan terhadap karakteristik kimia (kadar air,