• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada di Pacitan kurang lebih berjumlah 17 pantai, yaitu Pantai Banyu Tibo, Pantai Buyutan, Pantai Karang Bolong, Pantai Klayar, Pantai Srau, Pantai Watu Karung, Pantai Teleng Ria, Pantai Tamperan Gung, Pantai Kali Uluh, Pantai Wawaran, Pantai Pidakan, Pantai Soge, Pantai Tawang, Pantai Taman, Pantai Kunir dan Pantai Teluk Bawur1. Hal tersebut disebabkan oleh letak geografis dari Kabupaten Pacitan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Masing-masing pantai tersebut memiliki keunikan yang berbeda-beda. Keunikan dari objek-objek tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Kabupaten Pacitan.

Salah satu pantai yang berjarak paling dekat dengan pusat Kabupaten Pacitan dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya adalah Pantai Teleng Ria. Jarak dari Pantai Teleng Ria kurang lebih sekitar 2,5 Km. Berikut perbandingan jarak dari pantai-pantai tersebut :

1 Artikel dengan judul “Ini Dia 17 Pantai Elok di Sepanjang Perairan Pacitan” ditulis oleh Dwi Purnawan dalam laman http://pacitanku.com/2013/10/14/ini-dia-17-pantai-elok-di-pacitan/. Diakses pada Rabu, 22 April 2015 pukul 16.51 WIB GMT+7.

(2)

Tabel 1. Perbandingan Jarak Pantai Menuju Pusat Kabupaten Pacitan

No. Nama Pantai Jarak Dari Pusat Kabupaten

1 Pantai Klayar 53 Km

2 Pantai Srau 20 Km

3 Pantai Watu Karung 15 Km

4 Pantai Teleng Ria 2,5 Km

5 Pantai Tamperan Gung 5 Km

6 Pantai Taman 45 Km

7 Pantai Soge 50 Km

(Sumber : Pemerintah Kabupaten Pacitan, 2008)

Selain itu, Pantai Teleng Ria juga memiliki sarana dan prasarana yang tergolong lengkap jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang berada di Kabupaten Pacitan2. Sarana prasarana tersebut antara lain adalah kolam renang, arena bermain

anak-anak, bumi perkemahan, penginapan dan rumah makan.

Sebagai salah satu objek wisata pantai di Kabupaten Pacitan, Pantai Teleng Ria kurang diminati oleh wisatawan jika dibandingkan dengan pantai lain. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh situs perjalanan wisata Tripadvisor, yaitu bahwa Pantai Teleng Ria hanya menempati posisi ke 7 dari 10

2 id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_pacitan. Diakses pada Rabu, 22 April 2015 pukul 17.30 WIB GMT+7.

(3)

objek wisata yang dipilih oleh wisatawan (Travellers Choice)3. Posisi Pantai Teleng Ria masih berada di bawah pantai lain sepeti Pantai Klayar, Pantai Watu Karung, Pantai Srau, Pantai Banyu Tibo dan Pantai Buyutan.

Walaupun Pantai Teleng Ria memiliki aksesibilitas yang terjangkau dan memiliki amenitas serta fasilitas yang memadai, akan tetapi wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi pantai lain yang menurut pandangan wisatawan lebih memiliki daya tarik. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis komponen daya tarik di Pantai Teleng Ria perlu dilakukan. Melalui penelitian ini dapat diketahui komponen apa saja dari objek tersebut yang kurang menarik bagi wisatawan, sehingga pihak pengelola dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja komponen dari Pantai Teleng Ria yang dapat digunakan untuk mengetahui daya tariknya?

2. Bagaimana hasil analisis daya tarik terhadap komponen tersebut?

3 http://www.tripadvisor.co.id/MobileSearch-a_offset.0-spacitan. Diakses pada Kamis, 23 April

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja komponen yang dapat digunakan untuk menganalisis daya tarik Pantai Teleng Ria.

2. Untuk mengetahui hasil analisis daya tarik terhadap komponen Pantai Teleng Ria.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki hasil berupa manfaat penelitian sebagai berikut :

a) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis berupa kontribusi akademis untuk studi pariwisata, khususnya pada studi mengenai analisis komponen daya tarik wisata.

b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pelaku pariwisata di bidang wisata alam, khususnya wisata pantai dalam mengenali potensi daya tariknya dan mengembangkannya. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga bermanfaat untuk pihak pengelola Pantai Teleng Ria dalam mempertahankan dan meningkatkan potensi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, serta lebih meningkatkan potensi yang ternyata belum menarik bagi wisatawan yang mengunjunginya.

(5)

1.5 Tinjauan Pustaka

Berikut ini merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan lokus penelitian ini yaitu Pantai Teleng Ria :

Gustaman (2011) telah meneliti tentang Pantai Teleng Ria. Penelitian tersebut membahas secara khusus tentang bagaimana dampak pengembangan Pantai Teleng Ria terhadap partisipasi sosial ekonomi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar objek wisata tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokal merasakan dampak negatif dari privatisasi Pantai Teleng Ria. Dampak tersebut antara lain masyarakat tidak dilibatkan dalam pengelolaan, masyarakat tidak dapat mengakses wilayah pantai dengan leluasa serta pedagang dan nelayan tidak dapat merasakan dampak positif dari privatisasi tersebut.

Widaryanto (2012) juga meneliti Pantai Teleng Ria. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan dampak privatisasi Pantai Teleng Ria terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif menggunakan SPSS yang dikombinasikan dengan hasil wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain, adanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di sektor informal dan formal sebagai staf dari pihak pengelola. Sedangkan dampak negatifnya adalah akses menuju pantai tidak semudah dulu karena pihak

(6)

pengelola memberlakukan aturan untuk membatasi masyarakat sekitarnya dalam mengakses pantai.

Walaupun objek penelitian ini sama dengan penelitian tersebut di atas, tetapi tujuan penelitiannya berbeda. Penelitian sebelumnya memiliki tujuan untuk mengetahui dampak pengembangan Pantai Teleng Ria terhadap partisipasi sosial ekonomi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar, serta dampak privatisasi Pantai Teleng Ria terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya tarik terhadap komponen Pantai Teleng Ria berdasarkan atraksi, fasilitas dan aksesibilitasnya.

Berdasarkan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang analisis komponen daya tarik wisata Pantai Teleng Ria, di Kabupaten Pacitan belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

1.6 Landasan Teori

Sektor pariwisata dipandang sebagai sektor yang menguntungkan secara ekonomi menjadi dasar pengembangan suatu objek wisata. Meningkatnya pendapatan daerah, serta munculnya peluang usaha penginapan, rumah makan, dan toko oleh-oleh di sekitar objek wisata merupakan beberapa contoh manfaat dari pengembangan suatu objek wisata. Adanya kecenderungan tersebut mendorong persaingan antar beberapa objek wisata untuk mengembangkan potensinya dalam

(7)

menarik wisatawan untuk mengunjunginya (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009: 1-5).

Pitana dan Diarta (2009: 69-72) memaparkan bahwa salah satu faktor penarik bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata adalah kondisi alamnya. Adanya perbedaan kondisi alam dan permukaan bumi menyebabkan munculnya ketertarikan bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal tersebut contohnya adalah wisatawan tertarik untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain karena ingin melihat kenampakan permukaan bumi seperti pantai, danau, pegunungan, bukit dan gua. Oleh sebab itu, sumber daya wisata alam memiliki peranan penting sebagai daya tarik yang menyebabkan wisatawan ingin berkunjung.

World Tourism Organization (2007: 1) juga menjelaskan bahwa

komponen-komponen yang ada di suatu objek wisata merupakan faktor penarik bagi wisatawan karena akan memberikan kepuasan bagi kebutuhan wisatawan yang mengunjunginya. Menurut Hadinoto (1996: 21) komponen-komponen dari objek wisata terdiri dari 3, yaitu komponen atraksi, komponen fasilitas yang tersedia di objek wisata, serta komponen aksesibilitas untuk menjangkau objek wisata tersebut. Masing-masing komponen tersebut memiliki peranan yang sama-sama penting dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata.

1. Komponen Atraksi

Menurut World Tourism Organization (2007: 1) atraksi merupakan fokus perhatian yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Komponen atraksi di Pantai Teleng Ria terdiri dari pantai dan

(8)

wahana-wahana yang tersedia bagi wisatawan seperti kolam renang, pentas panggung hiburan, bumi perkemahan, dokar mini, dan wahana bermain anak.

2. Komponen Fasilitas

Pitana dan Diarta (2009: 130) menjelaskan bahwa fasilitas adalah komponen dalam objek wisata sebagai pendukung aktivitas wisatawan saat berada di objek wisata yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal di objek wisata untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan oleh objek wisata yang menjadi tujuannya. Komponen fasilitas yang ada di Pantai Teleng Ria dapat berupa toilet, area parkir, Mushola, dan fasilitas pendukung seperti warung makan, penginapan, toko oleh-oleh dan pendapa.

3. Komponen Aksesibilitas

Sunaryo (2013: 159) memaparkan bahwa aksesibilitas berkaitan dengan terjangkaunya suatu objek wisata, seperti sistem transportasi, rute atau jalur yang dilewati, serta moda transportasi yang tersedia. Adapun komponen aksesibilitas di Pantai Teleng Ria terdiri dari akses lokasi, lebar jalan, jarak lokasi dan kondisi jalan yang dilalui.

Ketiga komponen tersebut dapat menjadi dasar analisis untuk mengetahui tingkat ketertarikan wisatawan terhadap Pantai Teleng Ria dalam penelitian ini.

(9)

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Sesuai metode tersebut, penelitian ini mendeskripsikan apa saja potensi daya tarik wisata, serta bagaimana analisis dari komponen daya tarik wisata tersebut (Wardiyanta, 2006: 5). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan atau observasi di lokasi penelitian, wawancara pihak terkait, serta melalui jawaban responden pada kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka seperti buku, artikel, maupun internet (Wardiyanta, 2006: 28).

1) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi pustaka

Metode studi pustaka digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan fokus dari penelitian dan objek penelitian ini. Studi pustaka digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Data studi pustaka dapat diperoleh dari buku maupun internet (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 162).

b. Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengamati objek penelitian secara langsung. Melalui metode observasi dapat diamati secara langsung bagaimana potensi daya tarik dari Pantai Teleng Ria sebagai objek dari penelitian ini. Selain itu juga akan dilakukan pengamatan terhadap aksesibilitas menuju ke objek penelitian dan fasilitas yang tersedia bagi wisatawan (Wardiyanta, 2006: 32).

(10)

c. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapat data dari sumber primer. Melalui metode wawancara akan dilakukan tanya jawab secara sistematis kepada pengelola Pantai Teleng Ria, pedagang dan beberapa wisatawan yang pernah mengunjungi Pantai Teleng Ria (Wardiyanto, 2006: 31).

d. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui bagaimana respon wisatawan terhadap potensi daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria. Kuesioner dibagikan kepada beberapa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, jumlah sampel ditentukan melalui metode yang dikembangkan oleh Slovin (1990) (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 74). Metode penentuan sampel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

𝑛 = N

1 + N (𝑒)2

Keterangan :

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasi

e = margin error yang diperkenankan (5% sampai 10%)

Data populasi diperoleh dari hasil wawancara dengan Ahmad Rifai selaku petugas keamanan pos retribusi Pantai Teleng Ria pada 28 Juni 2015, menyatakan bahwa data jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Teleng Ria pada bulan Mei tahun 2015 adalah 5.250 orang. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden dengan penjabaran sebagai berikut :

(11)

𝑛 = 5.250 1 + 5.250 (0,1)2 𝑛 = 5.250 1 + 5.250 (0,01) 𝑛 = 5.250 1 + 52,5 𝑛 =5.250 53,5 𝑛 = 98,130841122 = 100

Teknik pengambilan sampel untuk menentukan responden yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling,dengan pertimbangan memberikan peluang yang sama bagi responden untuk memberikan jawaban dan pendapat mereka yang dapat mempengaruhi hasil dari tingkat daya tarik yang ada di Pantai Teleng Ria (Hediansyah, 2010: 105).

Bentuk pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini tertutup, sehingga responden hanya mengisi dengan cara menyilang (X) pada pilihan jawaban yang telah disediakan (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 88). Pilihan jawaban yang tersedia terdiri dari 5 alternatif yaitu, sangat menarik, menarik, biasa saja, tidak menarik dan sangat tidak menarik. Alternatif jawaban tersebut dibuat berdasarkan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat responden dari keadaan positif hingga ke jenjang negatif (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 94). 2) Metode Analisis Data

Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana tahapan pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan. Berikut penjabarannya :

(12)

a. Pengorganisasian dan editing data

Pada tahap ini dilakukan pengecekan jumlah kuesioner yang terkumpul sebanyak 100 jawaban responden. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan jawaban dalam kuesioner. Melalui proses editing kesalahan yang terdapat dalam data hasil kuesioner dapat diminimalisir (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 172).

b. Koding

Tahap koding dilakukan untuk mempermudah dalam proses penghitungan frekuensi dari masing-masing kategori jawaban pada kuesioner. Dalam tahap ini setiap jawaban diberi kode yaitu A untuk kategori Sangat Menarik (SM), B kategori Menarik (M), C kategori Tidak Menarik (TM), D untuk kategori Sangat Tidak Menarik (STM) dan E untuk kategori Biasa saja (N) yang menyatakan jawaban biasa saja (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 175).

c. Memasukkan data (Data Entry)

Program pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007. Kode yang telah dibuat akan dioperasikan pada program pengolah data untuk menghitung frekuensi (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 177). d. Analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Berdasarkan metode tersebut, data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dengan perhitungan frekuensi yang paling banyak muncul, kemudian disajikan dalam bentuk grafik dan tabel sehingga menjadi informasi tentang analisis komponen daya tarik wisata (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 179, 185).

(13)

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun menjadi empat bab yang dijabarkan sebagai berikut : Bab satu adalah pendahuluan, pada bab satu dijelaskan mengenai latar belakang penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Bab satu juga memaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan lokasi dan fokus penelitian ini. Selain itu bab satu juga berisi landasan teori, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab dua adalah gambaran umum dari Pantai Teleng Ria, pada bab dua akan dijelaskan mengenai lokasi objek, kondisi alam, kondisi kawasan, dan peraturan bagi pengunjung.

Bab tiga adalah pembahasan, pada bab tiga terdapat pembahasan mengenai apa saja komponen daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria dan bagaimana analisis terhadap komponen daya tarik wisata Pantai Teleng Ria.

Bab empat adalah penutup, pada bab empat akan dipaparkan mengenai kesimpulan penelitian dan saran, sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoretis ataupun secara praktis.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Jarak Pantai Menuju Pusat Kabupaten Pacitan

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

Variasi sudut pitch dan variasi taper blade sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh terhadap Torsi, Daya, TSR dan C P yang dihasilkan oleh turbin angin

Guna mencari solusi yang menyangkut penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran Matematika khususnya tentang Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan

Encik Mustaza Ahmad Pengarah Pusat Sukan Encik Mohd Fisol Hj.Saud. Timbalan Pengarah Pusat Sukan

Maka keputusan investasi yang dilakukan oleh manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa

• Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada

Lalu dengan terjadinya benturan yang kuat, gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal dan mungkin akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah

4.1.2 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan DMBA Terhadap Tebal Epitel dan Diameter Lumen Duktus Mammae serta Alveoli Mammae Mencit (Mus musculus) ....