• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Ryan F. Lembong*, Nancy S. H. Malonda*, Maureen I. Punuh*

*Fak ultas Kesehatan Masyarak at Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Pola pengasuhan didefinisik an sebagai cara memberi mak an, merawat anak , membimbing, dan mengajari anak yang dilak ukan oleh individu dan k eluarga

.

Status Gizi di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara tergolong rendah berdasark an indek s antroprometri BB/U, TB/U dan BB/TB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan status gizi anak balita usia 24-59 bulan di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

Metode penelitian ini bersifat observational analitik , dengan menggunak a n rancangan cross – sectional. Penelitian ini dilak uk an pada bulan Agustus - Ok tober 2016 di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah 178 anak balita yang berusia 24 – 59 bulan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 yang memenuhi k riteria ink lusi dan ek sk lusi. Instrumen yang digunak an adalah k uesioner. Analisis data yang digunak an adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunak an uji Chi Square dan Fisher’s Exact.

Hasil penelitian menunjuk k an sebagian anak balita mempunyai status gizi berdasark an indek s antropometri (BB/U) 76,9% gizi baik , (TB/U) 67,7% normal, (BB/TB) 83,1% normal, pola asuh berdasark an sik ap merawat terbanyak pada k ategori baik yaitu 81,5%, prak tek merawat 90,8% masuk k ategori baik , sik ap memberi mak an 78,5% masuk k ategori baik , prak tek memberi mak an 64,5% masuk k ategori k urang baik .

Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara pola asuh sik ap dan prak tek merawat, sik ap dan prak tek memberi mak an anak balita dengan status gizi. Diharapk an untuk melak uk an penelitian lebih lanjut lagi terhadap fak tor-fak tor yang mempengaruhi status gizi anak yang berhubungan dengan pola asuh seperti cara penyimpanan mak anan dan persiapan mak anan bahk an perawatan anak dalam k eadaan sak it.

Kata kunci: Pola Asuh, Status Gizi, Balita ABSTRACT

Parenting pattern is defined as how to feed, care, guide, and teach the child performed by individuals and families. Nutritional status on Nain Island Subdistrict Wori North Minahasa Regency at North Sulawesi Province classified low based on anthropometric index of W/A, H/A and W/H. The purpose of this research is to examine the correlation between parenting patternand nutritional status of toddler age 24-59 months at Nain Island Sub district Wori North Minahasa Regency.

This research used observational analytic method, with cross sectional study design. This research is done on the months of August – September 2016 at Nain Island Sub district Wori North Minahasa Regency. Population on this research are 178 toddlers age 24 – 59 months. The amount of sample on this research are 65 which is fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Instrument is using questionnaire. Data analysis on this research are univariate an alysis and bivariate analysis using chi square test and fischer exact.

The result of this research shows that most of the toddlers have nutritional statu s, based on the anthropometric index of W/U 76, 9% good nutritional status, H/A 67, 7 % normal, W/H 83, 1 % normal, parenting pattern based on parenting attitude mostly classified as good 81,5 %, nursing practice 90,8% classified as good, feeding practice 64,5 % classified as not good.

The results shows that there are no correlation between attitude of paren ting pattern, and nursing practice, the practice and attitude of feeding toddlers with nutritional status. It is expected to do further research towards the factors which affect nutritional status on a child which correlate with parenting pattern such as the storing and preparing of food, even child nursing at sick .

(2)

2 PENDAHULUAN

Pengasuhan merupakan seluruh interaksi antara subjek dan objek untuk membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan objek sehari-hari secara rutin, sehingga hal ini dapat merupakan sebuah pola. Namun, kemudian disadari bahwa gejala klinis gizi kurang yang banyak ditemukan dokter ternyata adalah tingkatan akhir yang sudah kritis dari serangkaian proses lain yang mendahuluinya. Sekarang telah diketahui bahwa gejala klinis gizi kurang adalah akibat ketidakseimbangan yang lama antara manusia dan lingkungan hidupnya.Lingkungan hidup ini mencakup lingkungan alam, biologis, sosial budaya maupun ekonomi.Masing-masing faktor tersebut mempunyai peran yang kompleks dan berperan penting dalam etiologi penyakit gizi kurang (Santoso dan Ranti, 2004).

Status gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap konsumsi makanan.status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara optimal. Sedangkan status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam

jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan (Istiany dan Rusilanti, 2013).

Sulawesi Utara memiliki salah satu daya tarik wisata yang begitu mengagumkan. Salah satunya yaitu Pulau Nain dengan jarak tempuh dari Kota Manado hingga Pulau Nain yaitu 36 km. Akses yang digunakan untuk bisa sampai di Pulau Nain yaitu dengan kapal penumpang atau bisa juga menggunakan Speed Boat. Pulau Nain memiliki tiga Desa yaitu Desa Nain, Desa Nain I dan Desa Nain Tatampi.Ketiga desa ini memiliki latar belakang suku yang berbeda diantaranya suku Sanger dan Suku Bajo.Sebagian besar pekerjaan yang diemban oleh masyarakat disana ialah Nelayan.

Secara nasional, prevalensi gizi kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013 (RISKESDAS, 2013).

(3)

3 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015, menggunakan metode penilaian antropometri dengan indeks berat badan terhadap umur (BB/U) yaitu balita gizi buruk sebesar 0,52%, balita dengan gizi kurang 11,62%, dan balita yang mengalami gizi lebih 1,67%.

Berdasarkan data dari kader kesehatan, balita usia 24-59 bulan di pulau Nain dari Desa Nain, Desa Nain 1, dan Desa Tatampi berjumlah 178 balita. Dari jumlah tersebut sebanyak 7 balita menderita gizi kurang, dan 1 balita kasus gizi buruk.Dengan melihat fenomena yang terjadi di atas, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh dengan status gizi balita di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan antara pola asuh dengan status gizi anak balita usia 24-59 bulan di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini bersifat observational analitik, dengan menggunakan rancangan cross

sectional (studi potong lintang).

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2016 di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam penelitian ini

adalah 178 anak balita yang berusia 24 – 59 bulan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square Fisher’s Exact.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh distribusi responden menurut umur terbanyak adalah ibu yang berumur 21-30 tahun 43 orang (66,2%) dan yang paling sedikit adalah ibu yang berumur 41-50 tahun 2 orang (3,1%). Menurut tingkat pendidikan Ayah terbanyak adalah SD 32 orang (49,2%) dan yang paling sedikit S1/S2/S3 2 orang (3,1 %), untuk pendidikan ibu terbanyak SLTP 23 orang (33,4%) dan yang paling sedikit tidak tamat SD 1 orang (1,5%). Menurut pekerjaan ayah terbanyak adalah Nelayan 49 orang (75,4%) yang paling sedikit adalah sekolah dan tidak bekerja masing-masing 1 orang (1,5%), pekerjaan ibu terbanyak tidak bekerja yaitu 55 orang (84,6%) dan yang paling sedikit ialah sekolah 1 orang (1,5%). Menurut tingkat pendapatan keluarga terbanyak < Rp 500.000 yaitu 42 orang (64,6%).Karakteristik Anak usia 24-59 bulanDari hasil penelitian menunjukkan distribusi anak menurut jenis kelamin

(4)

4 laki-laki 32 orang (49,2%) dan perempuan 33 orang (50,8%)

Berdasarkan BB/U, terdapat anak yang tergolong gizi baik 50 orang (76,9%) dan tergolong gizi kurang 15 orang (23,1%). Berdasarkan TB/U,

terdapat anak yang tergolong normal 44 orang (67,7%) dan tergolong pendek 21 orang (32,3%). Berdasarkan BB/TB, terdapat anak yang tergolong normal 54 orang (83,1%) dan tergolong kurus 11 orang (16,9%).

Tabel 2 Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Status Gizi Anak Balita (BB/U)

Variabel Penelitian

Status Gizi Anak (BB/U)

Total p value Gizi Baik Gizi

Kurang

n % n % n %

Sikap Merawat Anak Balita Baik Kurang Baiki 40 10 61,5 15,4 13 2 20,0 3,1 53 12 81,5 18,5 0,717

Praktek Merawat Anak Balita Baik Kurang Baik 45 5 69,2 7,7 14 1 21,5 1,5 59 6 90,8 9,2 1,000

Sikap Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 41 9 63,1 13,8 10 5 15,4 7,7 51 14 78,5 21,5 0,282

Praktek Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 18 32 27,7 49,2 5 10 7,7 15,4 23 42 35,4 64,6 1,000

Tabel 3 Hubungan Antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Balita (TB/U)

Variabel Penelitian

Status Gizi Anak

(TB/U) Total p

value Normal Pendek

n % n % n %

Sikap Merawat Anak Balita Baik Kurang Baik 34 10 52,3 15,4 19 2 29,2 3,1 53 12 81,5 18,5 0,309

Praktek Merawat Anak Balita Baik Kurang Baik 38 6 58,5 9,2 21 0 32,3 0,0 59 6 90,8 9,2 0,166

Sikap Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 32 12 49,2 18,5 19 2 29,2 7,7 51 14 78,5 21,5 0,122

Praktek Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 17 27 26,2 41,5 6 15 9,2 23,1 23 42 35,4 64,6 0,581

(5)

5

Tabel 4 Hubungan Antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Balita (BB/TB)

Variabel Penelitian

Status Gizi Anak

(BB/TB) Total p

value Normal Kurus

n % n % n %

Sikap Merawat Anak Balita Baik Kurang Baiki 44 10 61,5 15,4 9 2 13,8 3,1 53 12 81,5 18,5 0,500

Praktek Merawat Anak Balita Baik Kurang Baik 49 5 75,4 7,7 10 1 15,4 1,5 59 6 90,8 9,2 1,000

Sikap Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 43 11 66,2 16,9 8 3 12,3 4,6 51 14 78,5 21,5 0,691

Praktek Pemberian Makan Anak Balita Baik Kurang Baik 18 36 27,7 55,4 5 6 7,7 9,2 23 42 35,4 64,6 0,500

Hubungan pola asuh dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri BB/U, TB/U, BB/TB menjelaskan bahwa pola asuh dalam hal ini 4 indikator pola asuh tidak terdapat hubungan berdasarkan hasil uji statistik di peroleh nilai ρ value lebih besar dari nilai α (0,05).Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi dan faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sikap merawat anak baik maka memiliki status gizi yang baik pula, begitu juga dengan sikap merawat kurang baik sebagian besar memiliki status gizi yang normal.Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan Hafrida (2004) menyatakan ada kecenderungan bahwa semakin baik

pola asuh, maka proporsi status gizi baik juga semakin besar.

Menurut penelitian Rakhmawati (2014) tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian makanan anak usia 12-24 bulan menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap memberi makan anak dengan status gizi anak, tetapi masih perlu adanya informasi mengenai modifikasi makanan yang disenangi anak.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulizawati (2012) mengenai hubungan sikap ibu balita tentang gizi terhadap status gizi pada balita yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara merawat anak balita dengan status gizi.

(6)

6 Beberapa faktor salah satunya ketersediaan pangan dimana hal ini dapat mempengaruhi dalam praktek memberi makan pada anak balita.Begitu juga dengan faktor lingkungan seperti ketersediaan air bersih didalam rumah.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suiraoka (2011) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara praktek memberi makan anak balita dengan status gizi dalam hal ini (BB/U).Penelitian yang dilakukan Purwani (2013) menjelaskan adanya hubungan antara pemberian makan dengan status gizi pada anak balita.Dalam penelitian ini dijelaskan pengetahuan dan peran ibu dalam membina makan sehat sangat dituntut demi mempertahankan pola pemberian makan yang benar pada anak balita.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pola Asuh untuk indikator sikap merawat baik yaitu sebanyak 53 (81,5%) dan untuk sikap merawat kurang baik sebanyak 12 (18,5%) sedangkan indikator praktek merawat baik sebanyak 59 (90,8%) dan untuk praktek merawat kurang baik sebanyak 6 (9,2%).

2. Pola Asuh untuk indikator sikap memberi makan baik yaitu sebanyak 51 (78,5%) dan untuk sikap memberi makan kurang baik sebanyak 14 (21,5%) sedangkan indikator praktek memberi makan baik sebanyak 23 (35,4%) dan untuk praktek merawat kurang baik sebanyak 42 (64,5%).

3. Status gizi anak balita di pulau Nain berdasarkan penilaian status gizi indikator (BB/U) untuk gizi baik berjumlah 50 (76,9%), sedangkan gizi kurang berjumlah 15 (23,1%). Indikator (TB/U) kategori normal berjumlah 44 (67,7%), sedangkan kategori pendek berjumlah 21 (32,3%). Indikator (BB/TB) kategori normal berjumlah 54 (83,1%), dan untuk kategori kurus berjumlah 11 (16,9%).

4. Tidak ada hubungan antara sikap merawat anak balita usia 24-59 bulan pada kategori status gizi (BB/U), (TB/U) dan (BB/TB) di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

5. Tidak ada hubungan antara praktek merawat anak balita usia 24-59 pada kategori status gizi (BB/U), (TB/U) dan (BB/TB) di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

6. Tidak ada hubungan antara sikap memberi makan anak balita usia

(7)

24-7 59 pada kategori status gizi (BB/U), (TB/U) dan (BB/TB) di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

7. Tidak ada hubungan antara praktek memberi makan anak balita usia 24-59 pada kategori status gizi (BB/U), (TB/U) dan (BB/TB) di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Ibu

a. Disarankan agar ibu dapat mempertahankan status gizi anaknya bagi yang berstatus gizi normal dengan selalu mengontrol pola makan anak balita setiap hari, memperhatikan pola makan bagi anak balitanya yang berstatus gizi lebih dengan cara mengurangi jumlah porsi makanan yang di makan setiap

harinya dan lebih

memperhatikan kebutuhan gizi bagi orang tua yang memiliki anak balita yang status gizinya kurang dan buruk dengan cara

memberi makanan yang bergizi dan sehat bagi anak balitanya. b. Tetap dipertahankan pola

pengasuhan yang baik bagi anak balita yang mendapat pola asuhan yang baik dengan memenuhi kebutuhan anak dan memperhatikan lingkungan sekitar karena salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak balita adalah lingkungan. 2. Bagi Petugas Kesehatan

Perlu adanya peningkatan jumlah kunjungan setiap bulannya apalagi di daerah kepulauan. Sehingga adanya peningkatan kesadaran ibu untuk dapat memberikan pengasuhan yang baik sehingga adanya perubahan pada status gizi anak balita dengan cara pendekatan secara pribadi dan memberikan penyuluhan.

3. Bagi peneliti

Diharapkan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut lagi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak yang berhubungan dengan pola asuh seperti cara penyimpanan makanan dan persiapan makanan bahkan perawatan anak dalam keadaan sakit.

(8)

8 DAFTAR PUSTAKA

Dinkes, 2015.Presentase Balita Gizi

Kurang dan Gizi Buruk

(BB/U).Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.

Istiany, A, Rusilanti, 2013.Gizi Terapan.

Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Purwani, E, dan Mariyam 2013. Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman Pemalang. Jurnal Keperawatan Anak Vol 1, No 1 Tahun 2013 Hal 30 – 36 Rakhmawati, N, Z, dan Panunggal, B.

2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. Jurnal of Nutrition CollageVol 3 No. 1 Tahun 2014 Riskesdas, 2013. Hasil Riskesdas,

(Online)

http://www.depkes.go.id/resources /download/general/Hasil%20Riske sdas%202013.pdf diakses pada 22 Oktober 2016.

Santoso S, Ranti L.A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Suiraoka, P, I. dkk. 2011. Perbedaan

Status Gizi, Pola Pemberian Makan, dan Pola Asus Balita Pada Keluarga Misikin dan Tidak Miskin di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.Jurnal limu Gizi Vol 2 No. 2 Tahun 2011 Yulizawati, R, V. 2012. Hubungan

Sikap Ibu Balita Tentang Gizi Terhadap Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat Tahun 2012. Jurnal ilmiah Kebidanan Vol 3 No. 1 Tahun 2012

Gambar

Tabel 2  Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Status Gizi Anak Balita (BB/U)
Tabel 4  Hubungan Antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Balita (BB/TB)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran drill dengan modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar passing

Judul Tugas Akhir : Perbaikan Data Impor BC 1.1 (Redress Manifest) Terhadap Custom Clearance Pada Perusahaan Freight Forwarder (Studi Kasus Pada PT Arindo Jaya

pengembangan pada Kampung Pesindon. Pada tahun 2011, Kampung Pesindon ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata batik di Kota Pekalongan yang mengalami perubahan

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel struktur modal, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan

Figure 3.18 Pie chart of hypothesis 1 - Mitha Tours and Travel need to have web- based reservation and sales support

Adanya standar, aturan dan undang-undang yang mewajibkan akuntan publik untuk patuh terhadap kode etik dan pemberian sanksi bagi yang melanggarnya juga telah mengarahkan akuntan

Vaikka roskaluokkia voidaan tyypillisesti pitää virheellisenä valintana luokittamisen kannalta, Bowkerin ja Starin (1999, 149-161) mukaan roskaluokkien hyödyntäminen on kuitenkin sekä

Triangulasi waktu: untuk menguji kredibilitas data dengan cara melakukan pengecekan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu dalam waktu atau situasi yang berbeda