• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI YANG DITANAM DENGAN METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (S.R.I.) DI DESA LIMO, DEPOK, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI YANG DITANAM DENGAN METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (S.R.I.) DI DESA LIMO, DEPOK, JAWA BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI YANG DITANAM

DENGAN METODE

SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION

(S.R.I.)

DI DESA LIMO, DEPOK, JAWA BARAT

EKA NURWITA SARI

A14051347

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

EKA NURWITA SARI. Pertumbuhan dan Produksi Padi yang Ditanam dengan Metode System of Rice Intensification (S.R.I.) di Desa Limo, Depok, Jawa Barat. Di bawah bimbingan ISWANDI ANAS dan RAHAYU WIDYASTUTI.

System of Rice Intensification merupakan salah satu metode budidaya padi yang dapat meningkatkan produktivitas dengan cara intensifikasi. Prinsip dasar penanaman padi menurut metoda S.R.I. adalah : (1) penanaman bibit muda (6-12 hari), (2) bibit ditanam dangkal, satu batang per lubang, (3) jarak tanam lebar, (4) kondisi tanah lembab dan (5) sering dilakukan penyiangan (Sutaryat, 2008).

System of Rice Intensification berkembang di Indonesia bagian timur dengan peningkatan produksi sebesar 78%, penurunan penggunaan benih sebesar 80%, penghematan air 40% serta menurunkan biaya produksi sebesar 20% (Hasan dan Sato, 2007). Dalam budidaya S.R.I. pupuk yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan yaitu dapat menggunakan pupuk anorganik, pupuk organik maupun kombinasi antara anorganik dan organik. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh budidaya S.R.I. dengan berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi padi di Desa Limo, Depok, Jawa Barat.

Penelitian dirancang berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan empat perlakuan yaitu, budidaya padi secara : konvensional, S.R.I. anorganik, S.R.I. organik dan S.R.I. semi-organik. Kondisi irigasi pada lahan penelitian pada awal tanam sampai dengan 6 minggu setelah tanam dalam keadaan baik, tetapi pada 8 minggu setelah tanam (fase generatif) sampai dengan panen lahan penelitian mengalami kekeringan. Kekeringan terjadi karena rusaknya saluran irigasi akibat perbaikan jalan. Kekeringan yang dialami terjadi pada awal fase generatif, sehingga mengakibatkan pengurangan hasil yang tak terpulihkan. Sebelum terjadinya kekeringan, pengelolaan air berjalan dengan baik, untuk sistem budidaya konvensional tanaman digenangi air dengan ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah, sedangkan untuk semua sistem budidaya S.R.I. pengaturan air diatur sampai kondisi tanah lembab tetapi tidak tergenang.

Kekeringan yang dialami berdampak terhadap semua sistem budidaya dan dampak terbesarnya dialami oleh semua budidaya S.R.I. Pengelolaan air dengan ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah dan umur tanaman yang lebih tua 20 hari menyebabkan sistem budidaya konvensional tidak mengalami cekaman air pada saat pembentukan malai, sedangkan sistem budidaya S.R.I. mengalaminya. Pada sebagian besar fase generatif dikonsumsi banyak air dan kekeringan yang terjadi pada fase ini akan menyebabkan beberapa kerusakan yang di sebabkan oleh terganggunya pembentukan malai, pembungaan dan fertilisasi yang berakibat kepada peningkatan sterilisasi sehingga mengurangi hasil (Subagyono et al., 2009).

Kekeringan yang terjadi di lahan percobaan pada saat awal pembentukan malai hingga panen serta serangan hama seperti keong mas, penggerek batang, belalang, walang sangit dan burung lebih berdampak pada sistem S.R.I. Hal ini menyebabkan tinggi tanaman, jumlah batang per 100 m2 dan jumlah batang

(3)

produktif per 100 m2 pada sistem budidaya S.R.I. nyata lebih rendah dibandingkan sistem konvensional. Komponen hasil seperti panjang malai, jumlah gabah isi dan bobot 1000 butir pada budidaya S.R.I. juga lebih rendah dari konvensional. Sedangkan untuk jumlah gabah permalai pada sistem budidaya S.R.I. lebih tinggi dari budidaya konvensional walaupun secara statistik tidak berbeda nyata. Jumlah Gabah Kering Panen (GKP) dalam ubinan (2.5 m x 2.5 m) pada sistem budidaya konvensional sebesar 2.175 kg (3.48 ton/ha), S.R.I. anorganik 1.725 kg (2.76 ton/ha), S.R.I. organik 1.14 kg (1.83 ton/ha) dan S.R.I. semiorganik 1.5 kg (2.41 ton/ha). Produksi tersebut masih dibawah rata-rata produksi nasional yaitu 4.85 ton/ha.

(4)

SUMMARY

EKA NURWITA SARI. The Growth and Production of Rice Plant with System of Rice Intensification (S.R.I.) in Limo Village, Depok, West Java. Supervised by ISWANDI ANAS and RAHAYU WIDYASTUTI.

System of Rice Intensification is one of rice cultivation methods which can increase productivity by intensification. The basic principles of rice cultivation according to S.R.I. method are: (1) the planting of young seedlings (6-12 days), (2) seedling are planted shallow, one seedling per hole, (3) wider planting space, (4) moist soil condition and (5) frequently weeding (Sutaryat , 2008). System of Rice Intensification was developed in eastern Indonesia with a production increase of 78%, reducing the use of seeds by 80%, economizing on the use of water by 40% and lowering the production cost by 20% (Hasan and Sato, 2007). In S.R.I. cultivation, the fertilizer used can be adjusted to the condition in the field, so it is possible to use inorganic fertilizer, organic fertilizer or a combination of inorganic and organic fertilizers. This research aimed to study the effects of S.R.I. cultivation with different fertilizer treatments on vegetative growth and paddy production in Limo Village, Depok, West Java.

The study was designed based on Randomized Block Design with four replications and four treatments in rice cultivation, i.e. conventional, inorganic S.R.I., organic S.R.I. and. semi-organic S.R.I.. The irrigation condition in the research field in early planting time until 6 weeks after planting was quite good, but 8 weeks after planting (generative phase) until harvest time, the research field went dry. The drought occurred because of the damage to irrigation channels due to road improvement. The drought in the early generative phase resulted in an irreparable yield reduction. Before the drought, the water management went well. For the conventional cultivation system, the plants were flooded with water as high as 5 cm above the ground level, while for all S.R.I. cultivation systems, the water was set to make soil condition moist but not flooded.

The drought had an impact on all cultivation systems and the worst one was experienced by all S.R.I. cultivations. Unlike the S.R.I. system, the water with a height of 5 cm above the ground level and the plants of 20 days older had made a conventional cultivation system escape from water problem during the panicle formation. In most of the generative phase the water consumption was high and the drought occurred in this phase could bring about some damage caused by the disruption of panicle formation, flowering and fertilization, resulting in the increase in sterilization which might reduce the yield (Subagyono et al., 2009).

The drought that occurred in the experiment area at the beginning of panicle formation up to harvest time as well as the attack of pests such as slugs, ring borers, grasshoppers, Leptocorisa oratorius and birds which had a worse impact on the S.R.I. system. This caused the plant height, number of tiller per 100 m2 and the number of productive tiller per 100 m2 significantly lower compared to conventional systems cultivation. The result components such as the length of panicle, number of grain content and 1000 grain weight in S.R.I. cultivation were also lower than the conventional systems. As for the number of grains per panicle

(5)

in the S.R.I.cultivation system was higher than the conventional cultivation although it was statistically not significant different. The number of Dried Yield Grain in square (2.5 m x 2.5 m) in the conventional cultivation system was 2.175 kg (3.48 tons/ha), inorganic S.R.I. 1.725 kg (2.76 tons/ha), organic S.R.I. 1.14 kg (1.83 tons/ha) and. semi-organic S.R.I. 1.5 kg (2.41 tons/ha). The production was still below the average national production of 4.85 tons/ha.

(6)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI YANG DITANAM

DENGAN METODE

SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION

(S.R.I.)

DI DESA LIMO, DEPOK, JAWA BARAT

Oleh :

EKA NURWITA SARI

A14051347

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul Skripsi : Pertumbuhan dan Produksi Padi yang Ditanam dengan Metode System of Rice Intensification (S.R.I.) di Desa Limo, Depok, Jawa Barat

Nama : Eka Nurwita Sari

NIM : A14051347

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc.) (Dr. Rahayu Widyastuti, M.Sc.) NIP : 19500509 197703 1 001 NIP : 19610607 199002 2 001

Mengetahui :

Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

(Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc.) NIP : 19621113 198703 1 003

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Desember 1987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Slamet Kasih, SE. dan Ibu Sri Mulyana.

Penulis mengawali jenjang pendidikannya di SD N 08 Cibubur, dan lulus pada tahun 1999. Penulis meneruskan jenjang pendidikan menengah pertama di SLTP Islam PB. Sudirman, lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA N 99 Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan satu tahun kemudian, tahun 2006, penulis tercatat sebagai mahasiswi Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Agrogeologi dan Bioteknologi Tanah pada semester 7. Organisasi yang pernah diikuti selama masa perkuliahan adalah Staf PSDM HMIT (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah) masa jabatan 2008/2009.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Padi yang Ditanam dengan Metode System of Rice Intensification (S.R.I.) di Desa Limo, Depok, Jawa Barat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan, arahan dan dana penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. 2. Ibu Dr. Rahayu Widyastuti M.Sc. selaku dosen pembimbing kedua atas

segala masukan dan saran kepada penulis saat penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Lilik Tri Indriyati M.Sc. selaku dosen penguji yang sudah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tuaku dan adik-adiku, atas doa dan dukungannya.

5. Ibu Asih Karyati, Ibu Julaeha, Bapak Sarjito, Ibu Yeti, Bapak Ir. Fakhrur Razie M.Si., Bapak Togi R. Hutabarat, SP., Mba Dian Nareswari, SP., Kak Fitri Ardi, SP. serta rekan-rekan penelitian atas bantuan dan dukungannya. 6. Bapak H. Sikun yang telah banyak membantu di lapang.

7. Rahardian Budi Permana atas bantuan dan dukungannya.

Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan ke depan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Bogor, Oktober 2009

Penulis

(10)

xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... …….. 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3Hipotesis ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 System of Rice Intensification ... 3

2.2 Perkembangan System of Rice Intensification (S.R.I) ... 4

2.2.1 Madagaskar ... 5 2.2.2 Indonesia ... 5 2.2.3 Cina ... 6 2.2.4 Sri Lanka ... 6 2.2.5 Kamboja ... 7 2.2.6 Laos ... 7 2.2.7 Kuba ... 7 2.3 Tanaman Padi ... 7

2.4 Kebutuhan Air pada Tanaman Padi ... 8

2.5 Tanah Sawah ... 9

III. BAHAN DAN METODE ... 11

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

3.2 Bahan dan Alat ... 11

3.3 Metode Penelitian ... 11

3.3.1 Rancangan Penelitian ... 11

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian di Lapang ... 13

3.3.3 Parameter yang Diamati ... 15

3.4 Analisis Data ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Tinggi Tanaman ... 17

Referensi

Dokumen terkait

Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk menerangi bangunan maupun ruangan. Pencahayaan merupakan faktor yang pokok dalam perencanaan suatu bangunan,

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi

cakap karena telah lalai dan tidak memanfaatkan harta wakaf sesuai yang dikehendaki oleh wakif, maka permohonan para Pemohon Kasasi untuk mengganti nazhir yang tercatat pada

Observasi pembelajaran fiqih kelas VII .11 November 2015.. dicapai, d) mempersiapkan alat-alat peraga yang diperlukan, e) mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Dari hasil penelitian yang didapat, waktu tunggu pelayanan resep obat berdasarkan jenis resep di Apotek Panacea Kupang yaitu waktu tunggu pelayanan resep obat berdasarkan