159
HUBUNGAN PENGETAHUAN PRODUKTIF DAN
KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA
SISWA SMK NEGERI KOTA PADANG
Renny Permata Saputri Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Email :renny.unp@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini ditulis untuk mengungkapkan hubungan pengetahuan produktif teknik komputer jaringan dan kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengetahuan produktif teknik komputer jaringan memberikan hubungan signifikan 0,571 dengan minat berwirausaha siswa, dan pengetahuan kewirausahaan memberikan hubungan signifikan 0,511 dengan minat berwirusaha siswa. Pengetahuan produktif teknik komputer jaringan dan kewirausahaan secara bersama-sama memberikan hubungan signifikan 0,711 dengan minat berwirausaha siswa.
Kata Kunci : Pengetahuan Produktif, Pengetahuan Kewirausahaan, Minat Berwirausaha
1. PENDAHULUAN
Lulusan SMK diharapkan tidak hanya mengejar dunia kerja, namun juga turut menerapkan serta mengembangkan ilmunya di masyarakat. Pada dasarnya, lulusan SMK mampu mandiri dengan mengandalkan keterampilannya melalui kewirausahaan. Efek yang lain, lembaga wirausaha yang dibangunnya dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Menurut Meredith (2000: 4) “wirausaha dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut”. Wirausaha diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola usaha untuk menghasilkan keuntungan.
Populasi wirausahawan di Indonesia masih sebanyak 1,56 persen, berada jauh di bawah Malaysia yang punya 4 persen. Thailand 4,1 persen, dan Singapura 7 persen, menurut Soetrisno Bachir (Tribun news, 26 Oktober 2015). Persentase jumlah wirausahaan tersebut menunjukkan rendahnya minat wirausaha penduduk Indonesia. Minat diartikan sebagai rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau aktivitas berangkat dari kemampuan diri sendiri. Minat mendorong individu untuk melakukan kegiatan dalam suatu tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oeh para ahli tentang minat. Pendapat yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 166) bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Permasalahan rendahnya minat berwirausaha lulusan SMK Negeri Program keahlian Teknik Komputer dan jaringan di Kota Padang, terungkap melalui observasi data yang peneliti lakukan pada April 2016.
Minat berwirausaha dapat ditanamkan kepada diri siswa sedini mungkin yaitu dari awal mereka memasuki jenjang pendidikan SMK, agar siswa memiliki kemauan untuk
160 berwirausaha setelah lulus sekolah nantinya. Dengan adanya pelajaran kewirausahaan dan produktif teknik komputer jaringan akan membentuk siswa yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang kompeten pada bidang tertentu. Dengan demikian pengetahuan mata pelajaran produktif teknik komputer jaringan dan kewirausahaan merupakan penilaian terhadap pengalaman siswa dalam memperoleh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang kompeten pada bidang tertentu, yang akan berhubungan dengan terbentuknya minat berwirausaha siswa.
SMK di Indonesia memiliki banyak program keahlian seperti akuntasi, manajemen, tata boga, teknik computer dan jaringan, dan sebagainya. Setiap program keahlian memiliki mata pelajaran kompetensi kejuruan masing-masing yang bertujuan supaya siswa memiliki skill dalam bidangnya. Salah satu program keahlian yang ada di SMK yaitu Teknik Komputer Jaringan. Kurikulum program keahlian Teknik Komputer Jaringan memperhatikan perkembangan dunia computer di Indonesia, dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidang computer dan jaringan. SMK Negeri di Kota Padang yang memiliki program keahlian Teknik Komputer Jaringan yaitu SMK N 2 Padang, SMKN 5 Padang, SMK N 6 Padang dan SMK N 8 Padang. Berdasarkan wawancara peneliti tanggal 13 – 19 Maret 2016 dengan beberapa orang siswa di SMK Negeri Program keahlian Teknik Komputer dan jaringan di Kota Padang pada april 2017, ditemukan beberapa fenomena antara lain: terlihat kurangnya pengetahuan tentang mata pelajaran produktif Teknik Komputer dan Jaringan dan kewirausahaan. Dilihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan, masih banyaknya siswa yang kurang paham tentang beberapa pengetahuan tentang mata pelajaran produktif Teknik Komputer dan Jaringan dan kewirausahaan. Sedangkan berdasarkan data hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan dan produktif Teknik komputer dan Jaringan siswa SMK Negeri Program keahlian Teknik Komputer dan jaringan di Kota Padang tahun ajaran 2015/2016 rata-rata nilainya memenuhi standar KKM (kriteria ketuntasan minimum), Dari berbagai fenomena yang dikemukakan diatas yang berkaitan dengan minat berwirausaha siswa SMK Negeri Program keahlian Teknik Komputer dan jaringan di Kota Padang menarik untuk diteliti yaitu tentang “Hubungan pengetahuan produktif Teknik Komputer jaringan dengan minat berwirausaha siswa kelas X di SMK Negeri Kota Padang”.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Minat Berwirausaha
Minat adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan, suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.
Menurut Yanto dalam (eprints UNY: 2014), minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahakan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Hal yang paling utama yaitu sifat keberanian untuk menciptakan usaha baru. Menurut Santoso dalam (eprints UNY: 2014), minat wirausaha
161 adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya.
Dari beberapa definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah sikap dan motivasi yang membuat seseorang tertarik mencoba dan berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan mempertimbangkan semua resiko ketidakpastian yang harus di hadapi sehingga menimbulkan kekuatan pendorong kepada individu tersebut untuk mendirikan usaha sendiri dengan mengelola sumber daya yang dimiliki.
2.2 Pengetahuan Produktif Teknik Komputer Jaringan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan factual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi pemahaman, hal ini berlaku bagi semua bidang studi, baik bidang matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan membuat kalimat. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Tujuan Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
2.3 Pengetahuan Mata Pelajaran Kewirausahaan
Kewirausahaan menjadi mata pelajaran yang sangat penting, karena dengan mempersiapkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam berwirausaha diharapkan mampu mengatasi permasalahan pengangguran. Wirausahapun dapat memberikan mata pencaharian, dengan dibukanya usaha-usaha mandiri juga akan menciptakan lapangan kerja baru.
Mata pelajaran kewirausahaan menuntut peserta didik memiliki kompetensi dalam mengelola usaha sesuai dengan keahliannya. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan bentuk dari proses pemberian pengalaman dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi problema di masyarakat. SMK sebagai lembaga pendidikan vokasional, pada saat ini telah mengembangkan lulusannya pada tiga hal yaitu bekerja, melanjutkan sekolah dan berwirausaha.
Kewirausahaan sebagai salah satu tujuan khusus SMK. Merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan minat dan pengalaman berwirausaha. Dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan, peserta didik diharapkan tidak saja mampu bekerja dan melanjutkan pendidikan, tetapi mampu mebuka wirausaha. Setelah
162 mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran kewirausahaan, siswa diharapkan mempunyai kompetensi berwirausaha. Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah kemampuan untuk mencari peluang usaha sesuai dengan kompetensi yang dimiikinya, mempersiapkan berwirausaha dan mampu mengelola usahanya tersebut.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan hal yang dibahas pada kajian teori diatas, dapat disimpulkan bahwa Mata pelajaran produktif teknik komputer jaringan bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang kompeten pada bidang tertentu. Dengan demikian pengetahuan mata pelajaran produktif teknik komputer jaringan sebagai penilaian terhadap pengalaman siswa, dalam memperoleh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang kompeten pada bidang tertentu, yang akan berhubungan dengan terbentuknya minat berwirausaha siswa.
Gambar 3.Kerangka Konseptual
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional menggambarkan adanya variabel bebas yang diduga berhubungan terhadap variabel terikat. Penelitian ini adalah studi korelasi, yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya atau ada tidaknya hubungan antara variabel-variabel. Penelitian korelasional dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian.
Variabel Penelitian a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel stimulus yang bekerja pada individu dan lingkunganya yang mempengaruhi tingkah laku. Variabel bebas adalah pengetahuan produktif teknik komputer jaringan (X1) dan pengetahuan
kewirausahaan (X2).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah sebuah variabel respon dari tingkah laku organisme yang diteliti, yang telah distimulasikan. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah minat berwirausaha.
Populasi dan Sampel c. Populasi
163 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono 2013:10)
Berdasarkan pendapat yang dipaparkan diatas populasi dari penelitian ini adalah siswa SMK Negeri Kota Padang Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah populasi sebanyak 186 orang, jumlah siswa ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Jumlah populasi penelitian
No Sekolah Jumlah Siswa
1. SMK N 2 Padang 62 siswa
2. SMK N 5 Padang 31 siswa
3. SMK N 6 Padang 32 siswa
4. SMK N 8 Padang 61 siswa
Jumlah 186 siswa
Sumber : Tata Usaha SMK negeri Padang Sampel
Menurut suharsimi Arikunto (2002:109) “ Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. “ Sedangkan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2009:65), yaitu:
n= N Nd2+1 Ket: n = Jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presisi (ditetapkan 5%)
Tabel 2. Jumlah Sampel
No Sekolah Sampel
1. SMK N 2 Padang 42 siswa
2. SMK N 5 Padang 21 siswa
3. SMK N 6 Padang 22 siswa
4. SMK N 8 Padang 42 siswa
Jumlah Sampel 127 siswa
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan dari data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat angka-angka. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah berupa kuisioner/angket untuk siswa, serta yang menjadi responden dalam penelitian ini. Metode yang penulis gunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :
164 a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap masalah yang diteliti. Menurut Sutrisno Hadi (1986), dalam Sugiyono, (2013:203) observasi merupakan suatu proses yang komplek dan tersusun dari berbagai proses pengamatan serta ingatan.
b. Kuesioner
Menurut Sugiyono, (2013:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Kuesioner merupakan sebuah teknik dalam mengumpulkan data yang efisien bila peneliti tahu tentang variabel yang akan di ujinya.
4. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Data variabel pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan melalui tes yang terdiri dari 23 butir pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan tabel perhitungan statistik pengetahuan Teknik Komputer Jaringan bahwa: N adalah jumlah data, dalam hal ini jumlah data yang valid ada 127. Mean dari skor pengetahuan Teknik Komputer Jaringan sebesar 12,99 , standar deviation 4,037 , varian 16,294, minimum 3, dan maximum 23. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pencapaian responden pada variabel pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan dan pengkategorian nilai pencapaian responden, dapat diketahui rata-rata tingkat pencapaian skor pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan adalah sebesar 56,49 % dan masuk kedalam kategori kurang baik (Sudjana, 2009:29). Artinya derajat pencapaian responden pada variabelpengetahuan produktif teknik komputer jaringan masih rendah.
Data variabel pengetahuan kewirausahaan melalui tes yang terdiri dari 26 butir pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan tabel perhitungan statistik pengetahuan kewirausahaan bahwa: N adalah jumlah data, dalam hal ini jumlah data yang valid ada 127. Mean dari skor pengetahuan kewirausahaan sebesar 13, 46 , standar deviation 3,292 , varian 10,838, minimum 6, dan maximum 21. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pencapaian responden pada variabel pengetahuan kewirausahaan dan pengkategoriaan nilai pencapaian responden, dapat diketahui rata-rata tingkat pencapaian skor pengetahuan kewirausahaan adalah sebesar 51,79 % dan masuk kedalam kategori tidak baik (Sudjana, 2009:29). Artinya derajat pencapaian responden pada variabel pengetahuan kewirausahaan masih rendah.
Data minat berwirausaha siswa dikumpulkan melalui penyebaran angket yang terdiri dari 42 butir pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya angket diberikan kepada 127 orang responden untuk diuji. Perhitungan statistik minat berwirausaha siswa dapat diketahui bahwa: N adalah jumlah data, dalam hal ini jumlah data yang valid ada 127. Mean minat berwirausaha siswa sebesar 155, 09 , standar deviation 18,479 , varian 341,461, minimum 118, dan maximum 193. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pencapaian responden pada variabel minat berwirausaha siswa dan pengkategorian nilai pencapaian responden, dapat diketahui rata-rata tingkat pencapaian skor minat berwirausaha siswa adalah sebesar 73,85 % dan masuk kedalam kategori cukup (Sudjana, 2009:29). Artinya derajat pencapaian responden pada variabel minat berwirausaha siswa masih perlu ditingkatkan lagi.
165 Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang telah deprogram dalam program SPSS 17. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada rangkuman tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa skor signifikansi probabilitas untuk variabel X1 sebesar
0,473, yang berarti bahwa nilai signifikansi variabel X1 = 0,473 lebih besar dari taraf
signifikansi α 0,05 (0,473 > 0,05). Nilai signifikansi untuk variabel X2 sebesar 0,501
dengan taraf signifikansi α 0,05, yang berarti bahwa nilai signifikansi variabel X2 =
0,501 lebih besar dari taraf signifikansi α 0,05 (0,501 > 0,05). Nilai signifikansi untuk variabel Y sebesar 0,617 dengan taraf signifikansi α 0,05, yang berarti bahwa nilai signifikansi variabel Y = 0,617 lebih besar dari taraf signifikansi α 0,05 (0,617 > 0,05). Berdasarkan landasan keputusan dimana H0 diterima. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa data populasi ketiga variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linieritas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah masing-masing data pengetahuan produktif TKJ (X1) dan pengetahuan kewirausahaan (X2) membentuk
distibusi garis linier terhadap variabel minat berwirausaha siswa (Y). Tabel 2. Uji Linieritas Pengetahuan Produktif TKJ (X1) terhadap Minat Berwirausaha Siswa (Y)
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas Data
Berdasarkan tabel 2. uji linieritas minat berwirausaha siswa dengan pengetahuan produktif TKJ, diperoleh nilai signifikansi pada Linierity 0,000, karena signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan juga hasil signifikansi pada deviation from linierity juga lebih besar dari 0,05 ( 0,645 > 0,05). Dari analisis tabel 2 diatas bisa disimpulkan bahwa hipotesis Ho diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sebaran data-data pada variabel pengetahuan produktif TKJ (X1) membentuk garis linier terhadap
minat berwirausaha siswa (Y).
Tabel 3. Uji Linieritas Pengetahuan kewirausahaan (X2) dengan Minat berwirausaha
166 Berdasarkan tabel 3 di atas, uji linieritas minat berwirausaha siswa dengan pengetahuan kewirausahaan, diperoleh nilai signifikansi pada Linierity 0,000, karena signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan juga hasil signifikansi pada deviation from linierity juga lebih besar dari 0,05 ( 0,944 > 0,05). Dari analisis tabel 2 diatas bisa disimpulkan bahwa hipotesis Ho diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sebaran data-data pada variabel pengetahuan kewirausahaan (X2) membentuk garis linier terhadap
minat berwirausaha siswa (Y).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan berhubungan signifikan dengan minat berwirausaha siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,571, korelasinya kuat. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan maka semakin tinggi minat berwirausaha siswa.
Pengetahuan kewirausahaan berhubungan signifikan dengan minat berwirausaha siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,511, korelasinya kuat. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan maka semakin tinggi minat berwirausaha siswa.
Pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan dan kewirausahaan secara bersama-sama berhubungan signifikan dengan minat berwirausaha siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,711, korelasinya sangat kuat. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan produktif Teknik Komputer Jaringan dan kewirausahaan maka semakin tinggi minat berwirausaha siswa.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alma, Buchari. 2004. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta.
[2] Anonim, 2003. Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. PT SIC bekerjasama dengan Lembaga LPKM Unesa. Surabaya. 86 hal
[3] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
[4] Buang, Nor Aishah dan Isteti Murni. 2006. Prinsip-prinsip Kewirausahaan. Malaysia: Fakultas Pendidikan Universitas Kebangsaan Malaysia.
[5] Crow dan Crow. 1973. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat. Artikel.
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2124.pdf, diakses 10 April 2017
[6] Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta: Depdiknas.
[7] Dzuafar, Zahar. 1997. “Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Padang”. FIP UNP
[8] Gagne, R.M dan Leslie. J Briggs. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Renehart and Winston.
[9] Ganefri, dan Hendra Hidayat. 2013. Rahasia Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
ANOVA Table 12846.268 14 917.591 3.405 .000 11251.935 1 11251.935 41.760 .000 1594.334 13 122.641 .455 .944 30177.779 112 269.444 43024.047 126 (Combined) Linearity Dev iation f rom Linearit y Between Groups Within Groups Total Minat Berwirausaha (Y) * Pengetahuan Kewirausahaan (X2) Sum of