Dividen dan
Pembelian Kembali Saham
Rita Tri Yusnita, SE., MM.
LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA?
•Dalam bentuk
dividen
PEMEGANG
SAHAM
•Berupa laba
ditahan
PERUSAHAAN
REVIEW
Fungsi
Manajemen
Keuangan
1.
Keputusan Investasi2.
Keputusan Pendanaan3.
Keputusan DividenPengertian Dividen
▪
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki.
▪
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan
kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah
tujuan utama suatu bisnis.
Target Payout Ratio
Ketika memutuskan berapa jumlah kas yang akan didistribusikan, Manajer Keuangan harus
selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham.
Target Payout Ratio (Sasaran Rasio
Pembayaran) prosentase laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai
Penetapan Target Payout Ratio didasarkan atas
Preferensi Investor atas Dividen Vs Keuntungan Modal
Apakah lebih memilih untuk menerima dividen
Apakah meminta perusahaan untuk menanamkan kembali kas tersebut
ke dalam usaha yang akan
Alasan Beberapa Investor Lebih Menyukai Dividen
Alasan Beberapa Investor Lebih Menyukai Keuntungan Modal
Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan keuntungan modal yang
tidak pasti di masa mendatang
▪ Umumnya adalah Investor yang lebih tertarik pada penghematan uang untuk jangka panjang di masa depan
▪ Investor Jangka Panjang akan menginvestasikan kembali
dividen mereka, dan hal tersebut akan menimbulkan biaya
Penilaian Preferensi Investor
▪
Preferensi ini dapat dinilai sesuai dengan model Valuasi
Saham dengan pertumbuhan konstan
𝑃
0=
𝐷
1𝑟
𝑠− 𝑔
▪
Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan naik.▪
Kenaikan pembilang ini, jika dilihat secara terpisah, akan menyebabkanharga saham naik.
▪
Namun jika D1 naik, uang yang tersedia untuk investasi kembali menjadi lebih sedikit, sehingga menyebabkan tingkat pertumbuhan yangSetiap perubahan kebijakan pembayaran akan memiliki 2 dampak berlawanan
Dapat menaikkan harga saham Dapat menurunkan harga saham Menentukan kebijakan deviden yang optimal
Menghasilkan keseimbangan antara deviden saat ini dan pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan
Teori Kebijakan Dividen
Teori MM
(Dividen tidak
relevan)
Teori The Bird
in the hand
Teori
Perbedaan
Pajak
Teori
Signaling
Hypothesis
Teori Clientele
Effect
Teori Dividen Irelevan (Teori MM)
Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan teori, bahwa:
Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat pengembalian atas ekuitas yang diminta (𝑟𝑠)
Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan
Menurut MM, bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya. , bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa
saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak
Asumsi Teori MM
Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah
rasional.
Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan
menerbitkan saham baru.
Tidak ada pajak
Bird in The Hand
Theory dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979)
menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil
atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.
Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang
Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak
Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.
Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak makapendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.
Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains),menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas
dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
Clientele Effect Theory
Perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang berbeda-beda, sehingga memiliki preferensi dividen yangberlainan
Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan)disebabkan oleh adanya investor yang berbeda baik dilihat dari segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.
Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannyahanya tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividend
payout yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan
Signaling Hypothesis
Dalam keadaan ada pajak pribadi dan pajak perusahaan, dividen tidak disukai hampir semua pemegang saham yang membayar pajak, atau pemegang saham bersikap sama apakah berupadividen atau capital gain.
Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara teratur dan merata? Rozeff (1982) menganggap bahwa dividentampaknya memiliki informasi (informational content of dividend) atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan.
Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.Signaling Hypothesis
•
Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan
merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
meramalkan laba yang lebih baik di masa depan
•
Sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam
jumlah kecil dari yg diharapkan merupakan sinyal bahwa
manajemen meramalkan laba masa depan yang buruk
Kebijakan Dividen Residual
Kebijakan dividen residual yaitu, kebijakan dimana dividen
yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan
laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
Pengambilan keputusan atas rasio pembagian dividen
didasarkan pada:
menentukan anggaran modal optimum
menentukan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi tersebut
menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen penyertaan modal (ekuitas)
membayar dividen hanya jika lebih banyak yang tersedia dari pada yang dibutuhkan untuk anggaran modal (investasi)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
• Perjanjian Obligasi
• Pembatasan Saham Preferen • Ketersediaan Kas
• Denda Pajak atas laba yang terakumulasi secara tidak wajar
Pembatasan
• Jumlah peluang investasi yang menguntungkan
• Mempercepat atau menunda proyek
Peluang
Investasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
• Biaya penjualan saham baru
• Kemampuan untuk mensubstitusi utang dan ekuitas
• Pengendalian
Sumber-sumber
Modal Alternatif
• Keinginan investor atas Laba saat ini Vs masa depan
• Pajak atas keuntungan modal Vs pajak atas dividen
• Muatan Sinyal / Informasi Signaling Hypothesis
Dampak
Kebijakan Dividen
pada
𝑟
𝑠
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Dividen Saham (Stock Dividends)
Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam
bentuk kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos laba ditahan ke pos modal.
Dividen tidak selamanya dibayarkan dalam bentuk Uang Tunai
Pemecahan Saham (Stock Splits)
Jumlah saham biasa yang beredar bertambah, tetapi tidak terjadi perubahan dalam pos modal.
Stock Split
Seperti “Membagi kue menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil”
Pecah Saham (Stock Split)
Setiap pemegang saham akan memiliki
lebih banyak saham, tetapi setiap saham nilainya menjadi lebih
rendah
Menurunkan Harga Saham per lembarnya
Dividen yang dibagikan dalam bentuk saham Setiap pemegang saham akan memiliki lebih banyak saham Total Lembar Saham akan naik (bertambah) Laba, dividen, dan harga per lembar saham menurun
Pembelian Kembali Saham yang Beredar
(Stock Repurchase)
Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh
keuntungan pajak dibandingkan yang melakukan
pembayaran dividen.
Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga
saham
Sebagian saham beredar dibeli kembali Jumlah saham beredar lebih sedikit Dengan asumsi pembelian kembali tidak berdampak negatif pada laba di masa depan, laba per
lembar saham yang tersisa akan naik
Harga pasar saham
naik
Ilustrasi 1
▪
PT. ABC Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar▪
Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar▪
Harga saham Rp. 3.200 / lembar▪
Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20%▪
Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER)▪
Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham PT. ABC TbkPenyelesaian Ilustrasi 1
▪
Kondisi sebelum Stock Repurchases :
▪
EPS (Earning Per Share) saat ini
=
𝐸𝐴𝑇𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
▪
EPS (Earning Per Share) saat ini
=
2 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟10 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
= 200/lembar
▪
Price to Earning Ratio =
Rasio P/E
=
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔
=
3.200
200
= 16 kali
▪
Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah
Lanjutan Penyelesaian Ilustrasi 1
▪ Kondisi Setelah Stock Repurchases:
▪ Dibeli kembali 20% 20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar
▪ Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar
▪ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase = 𝐸𝐴𝑇
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
▪ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase = 2 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟
8 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 = 250/lembar
▪ Maka Harga Pasar Saham setelah repurchases = Rasio P/E x EPS
= 16 x 250 = 4000 / lembar
Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah :
MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp
Ilustrasi 2
▪
PT. Jaya memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100% yaitu 200.000 lembar saham.▪
Nilai saham $ 2 per lembar▪
Pertumbuhan direncanakan 12 % per tahun, dan realitasnya 5% per tahun.▪
Pada tahun 2003, diproyeksikan laba bersih $ 2 juta.▪
Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba ditahan akan menjadi $ 1,6 juta▪
Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi denganpertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan $ 800.000 untuk tahun 2003 itu dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar $ 2.000.000 .
▪
Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari aktiva yang sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung.▪
Laba bersih sebesar $. 2.000.000 masih dapat diharapkan untuk tahun 2003.▪
Manajemen Jaya sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden saat ini.Dengan asumsi proyek investasi tahun 2003 yang dapat diterima akan sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun
tersebut; maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2003.
Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2003 ?
Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan, berapa estimasi anda akan harga saham saat ini ?
Penyelesaian Ilustrasi 2
▪
Proyeksi Laba Bersih 2.000.000▪
Proyeksi Investasi Modal 800.000 –▪
SisaYang Tersedia 1.200.000▪
Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka:▪
DPS (Dividend Per Share) saat ini = 𝐸𝐴𝑇𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
= 1.200.000
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
▪
EPS (Earning Per Share) = 𝐸𝐴𝑇𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
2.000.000
200.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 = $10/lembar
▪
Maka Rasio Pembayaran = 𝐷𝑃𝑆𝐸𝑃𝑆 = 6
10 = 60%
▪
Atau dapat juga dicari dengan cara = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ =
1.200.000
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
▪
Estimasi harga saham untuk saat ini:▪
𝑃
0=
𝐷1𝑟𝑠 −𝑔 =
$ 6
0,14 −0,05 = $. 66,67
▪
Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas EPS $.10 atau $. 2 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan rata-rata pertumbuhan mencapai 12% :▪
𝑃
0=
𝐷1𝑟𝑠 −𝑔
=
$ 2
▪
Meskipun PT. Jaya mengalami kemunduran yang berat, namun aktiva nya yang ada akan terus memberikan aliran laba yang baik.▪
Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegangsaham, karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah mengurangi banyaknya keperluan dana.