• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANANPADA NY S PADA MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS SOOKO KABUPATENMOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANANPADA NY S PADA MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS SOOKO KABUPATENMOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANANPADA NY “S” PADA MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA

BERENCANA DI UPT PUSKESMAS SOOKO KABUPATENMOJOKERTO

SUCI AMANAH MUJITORINI NIM. 1415401045

Subject :Asuhan kebidanan,hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB DESCRIPTION

Hasi Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 meninggal per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada ibu dan anak adalah dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif, sehingga bidan dapat memantau serta mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang terjadi.

Asuhan kebidanan secara komprehensif ini dilakukan secara berkelanjutan pada Ny “S”usia 32 tahun dari masa hamil 34 minggu, bersalin, nifas bayi baru lahir dan Keluarga Berenca. Pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan menejemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP. Pemberian asuhan kebidanan ini dilakukan tanggal 13 Februari – 5 Mei 2017 di Wilayah kerja Puskesmas Sooko Mojokerto.

Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “S” didapatkan keluhan yang dirsakan masih dalam hal fisiologis dan telah dilakukan penatalaksaan sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pada masa hamil sampai KB. Pada kunjungan kehamilan kedua didapatkan keluhan ibu yaitu kaki bengkak dan ibu tidak tau cara mengatasinya. Pelaksanaan yang dilakukan yaitu memberi konseling ibu untuk mengatasi bengkak pada kaki yaitu pada saat tidur sebaiknya dengan posisi miring, atau apabila terlentangkakinya diganjal bantal dan makan-makanan yang bergizi terutama mengandung kalium seperti buah pisang.

Hasil kebidanan komprehensif ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan Ny “S” tentang keluhan fisiologis yang dialami pada ibu hamil trimester 3, hal tersebut terjadi karena pelayanan antenatal care terpadu kurang maksimal dilapangan, oleh karena itu diharapkan mampu meningkatkan pelayanan Antenatal Care dilapangan mulai dari hamil sampai KB, agar dapat mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi pada masa hamil sampai Keluarga Berencana.

ABSTRACT

Based on Indonesia Demographic and Health Survey in 2012, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reached 359 death per 100,000 live births. As for the Infant Mortality Rate (IMR) to 32 per 1000 live births. One of the efforts that can be done to improve the quality of maternal and child health services is to conduct comprehensive midwifery care so that midwives can monitor and detect early complications.

(2)

Comprehensive midwifery care was done on an ongoing basis to Mrs "S" at 32 years old at 34 weeks of pregnancy, parturition,postpartum, neonatal and family planning. Implementation was done by approaching ofmidwifery management and SOAP documentation. This midwifery care was conducted on February 13 - May 5, 2017 in the working area of Puskesmas Sooko Mojokerto.

Comprehensive midwifery care results in Mrs "S" obtained complaints that was still in physiological terms and has been done management in accordance with complaints and needs during pregnancy until Family Planning. On the second pregnancy visit obtained the mother's complaint that was swollen feet and mother did not know how to overcome it. Implementation that was done was gave counseling to mother to overcome the swelling on the foot that is at the time of sleep should be with sloping position, or if she sleep on has back her legs should propped up with pillow and eat-nutritious food especially containing potassium like banana.

Comprehensive midwifery care results can be concluded that the lack of knowledge of Mrs "S" about physiological complaints experienced in third trimester ofpregnant mothers, it happened because of less maximum on implementing integrated antenatal care service in the field, therefore it is expected to improve the service of Antenatal Care in the field starting from Pregnant to family planning, in order to detect early complications that may occur during pregnancy until Family Planning.

Keywords: Pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal and Family Planning.

Contributor : 1. Sulis Diana, M.Kes

2. DyahPermata Sari, SST. MM

Date : 2017

Type Material : Laporan Penelitian Permanent Link : -

Right : Open Document

LATAR BELAKANG

AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian ibu karena gangguan kehamilan atau dikarenakan penanganannya dan bukan di akibatkan oleh kecelakaan, yang terjadi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Angka kematian ibu di hitung per 100.000 kelahiran hidup. Bila di bandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, AKI di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pemantauan penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara dkawasan ASEAN. Sedangkan AKB

(3)

tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKI berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurut 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten Mojokerto, jumlah AKI pada tahun 2014 sebanyak 15 kasus yang terdiri dari 8 kasus pada kematian ibu hamil dan 7 kasus pada kematian ibu nifas. Jika dirinci menurut umur kasus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada ibu hamil 5 orang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 2 orang pada usia ≥35 tahun. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 133,95 dan tahun 2014 90,68 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB selama tahun 2014 tercatat 59 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 127, diantaranya laki-laki sebanyak 83 dan perempuan sebanyak 44. Dibandingkan dengan tahun 2013 kasus kematian bayi sebesar 129, maka telah terjadi penurunan kasus kematian bayi. Dengan angka kematian bayi pada tahum 2014 mencapai 7,68 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Kab. Mojokerto, 2014)

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit memburuk akibat kehamlian, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis.(Prawirohardjo, 2010). Penyebab lebih spesifik bisa lantaran terlambat dan terlalu, yakni terlambat di unit kesehatan. Sementara kondisi terlalu, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak.(Indriyani & Asmuji, 2014). Sedangkan penyebab langsung kematian bayi yaitu BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Adapun penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi yaitu karena kondisi masyarakat seperti faktor pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. (Depkes, 2010)

Upaya dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut melibatkan kepedulian peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Pelaksanaan P4K harus mampu membantu keluarga dalam membuat rencana persalinan yang baik dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas (Kemenkes RI, 2014). Selain itu upaya pencegahan yang lain bisa berupa pelayanan yang dilakukan secara lengkap dan berkesinambungan (Continuity of Care). Pelayanan tersebut dilakukan mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan secara continuity of care. Variabel dalam penelitian ini adalah asuhan kebidananpada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan denganmenggunakan pendokumentasian SOAP. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang responden yang di ikuti mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan melakukan kunjungan sesuai

(4)

jadwal di wilayah kerja UPT Puskesmas Sooko dimulai tanggal 13 Februari – 05 Mei 2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN AsuhanKebidananKehamilan

Hasil pemeriksaan kunjungan pertama usia kehamilan 34 minggu, Ny “S” tidak merasakan keluhan apapun, namun pada pemeriksaan Hb, kadar Hb ibu <11,0 g/dL yaitu 10,8 g/dL. Menurut WHO untuk mengetahui kadar Hb dalam tubuh ibu hamil ada tiga kriteria yaitu >11 gr/dl adalah normal, anemia ringan 8 – 11 gr/dl,dan anemia berat <8 gr/dl.Tindakan yang diberikan pada ibu yang mengalami Hb <11 gr% adalah menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, contohnya : daging, ikan, kuning telur, kacang kedelai, sayur bayam. Ibu hamil dengan Hb <11 gr/dl dikatakan anemia ringan yang dapat mengakibatkan leas pada saat persalinan, bisa jadi ibu tidak memiliki tenaga untuk mengejan.Pada kunjungan kedua usia kehamilan 35 minggu, Ny”S” mengeluh sering bengkak pada kaki. Menurut Romauli (2011), Oedema atau bengkak itu hal yang wajar pada kehamilan semakin aterm, kepala janin masuk PAP sehingga dapat menimbulkan aliran darah atau cairan limfe yang menuju ke atas dan terjadi stagnasi dikaki. Sehubungan dengan hal tersebut, keluhan yang dialami Ny”S” masih termasuk ke dalam kehamilan fisiologis. Bahwa bengkak pada kaki saat hamil itu karna ada tekanan yang tidak normal terjadi pada pembuluh darah akibat posisi tubuh yang salah dapat memicu terjadinya bengkak pada kaki.Pada kunjungan ketiga usia kehamilan 38 minggu, Ny”S” mengeluh kesemutan pada kaki dan bengkak pada kaki. Menurut Mery Wintari (2012), Kesemutan adalah gejala yang hampir pernah dialami oleh semua orang. Biasanya kesemutan menyerang jika kita terlalu lama diam atau berada dalam satu posisi tertentu, misalnya duduk sambil melipat kaki untuk waktu yang lama. Tindakan yang dilakukan yaitu memberikan konseling tentang mengatasi bengkak dan kesemutan pada kaki yaitu pada saat tidur sebaiknya dengan posisi miring kekiri dan apabila saat terlentang kaki ibu diganjal bantal, sering memijat kaki yang kesemutan, hindari sepatu hak tinggi, kompres dengan air hangat dan makan makanan yang mengandung kalium seperti pisang.

Kala I pada Ny”S” terdapat keluhan perutnya kenceng-kenceng mulai jam 02.00 WIB dan keluar lendir dari kemaluan tanggal 18 April 2017, ibu datang ke Bidan pada jam 04.00 WIB terdapat pengeluaran lendir dan dilakukan VT dengan hasil : Ø4 cm, eff 45%, ketuban (+), presentasi kepala, denominator UUK, hodge II, tidak ada molase, tidak ada tali pusat yang menumbung. Menurut Sulistyawati (2013) kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Lamanya kala I pada multigravida berlangsung selama 8 jam. Sedangkan pada Ny”S” kala I fase aktif berlangsung selama 1 setengah jam, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan fakta. Kala II pada Ny”S” berlangsung pada jam 05.30 WIB dilakukan VT Ø10 cm, eff 100%, ketuban (-), presentasi kepala, denominator UUK, hodge III tidak ada molase, tidak ada tali pusat yang menumbung. Bayi lahir pukul 05.38

(5)

WIB.Menurut Sulistyawati (2013) kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Kala III Ny”S” berlangsung selama 10 menit, dengan hasil plasenta lahir lengkap. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2013) persalinan kala III dalam asuhan persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Pada Ny”S” kala III berlangsung selama 10 menit, sehingga kala III dapat dikatakan normal. Setelah plasenta lahir segera dilakukan masase selama 15 detik, menurut Sondakh (2013) rangsang taktil atau masase fundus uteri dengan arah memutar pada fundus uteri agar uterus berkontraksi. Saat dilakukan masase uterus pada Ny “S” uterus menjadi keras, jika uterus tidak berkontraksi selama 15 detik dapat terjadi perdarahan atau bahkan potensial atonia uteri.Kala IV pada Ny”S” dilakukan selama 2 jam, dengan hasil observasi yaitu tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 86 x/menit, dan suhu 37ºC. Menurut Johnson & Taylor (2009) kenaikan suhu ibu yang bersifat sementara dapat terjadi dalam 24 jam pertama sesudah persalinan, 6,5% wanita mengalami peningkatan suhu sampai 38ºC dalam 24 jam setelah persalinan normal.

Kunjungan nifas pertama dilakukan saat 6 jam postpartum. Hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37ºC, pernapasan 20x/menit. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi teraba keras, lochearubra, perdarahan ± 50 cc. Kunjungan ke 2 hari ke 6 postpartum Ny “S” terdapat lochea sanguelenta dengan TFU pertengahan pusat dengan sympisis, TTV dalam batas normal Tensi 110/70 mmHg Nadi 82 x/menit, suhu 36,80C, pernapasan 18x/menit, perdarahan± 20 cc.Kunjungan ke tiga 2 minggu postpartum Ny “S” tedapat lochea serosa dengan TFU tidak teraba diatas sympisis, luka jahitan baik, TTV batas normal tensi 110/70 mmHg, suhu 36,60C, nadi 82 x/menit, pernapasan 20x/menit, perdarahan ±10 cc,tidak ada keluhan.Kunjungan ke empat 6 minggu postpartum Ny ”S” terdapat lochea alba, luka jahitan kering, TTV dalam batas normal tensi 110/80 mmHg, Nadi 84x/menit dan suhu 36,60C, pernapasan 20x/menit.

Pemeriksaan umum yang dilakukan pada bayi Ny”S” usia 6 jam dengan hasil suhu 36,8ºC, pernapasan 50 x/menit, denyut jantung 147 x/menit. Pada usia 3 hari hasil pemeriksaan suhu 36,6ºC, pernapasan 52 x/menit, denyut jantung 145 x/menit. Pada usia 16 hari hasil pemeriksaan suhu 36,8ºC, pernapasan 45 x/menit dan denyut jantung 144 x/menit.Menurut Muslihatun (2010) suhu normal pada bayi mencapai 36,5ºC – 37,5ºC. Bayi mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh dan hal ini rentan membuat bayi hipotermia. Hasil pemeriksaan bayi Ny “S” suhu tubuh dalam batas normal dari kunjungan pertama, kedua maupun ketiga.

Pada pemeriksaan fisik telinga bayi Ny “S” terdapat kelainan yaitu perlekatan daun telinga sebelah kiri atau Microtia. Menurut Ruby Riana (2012), Mikrotia adalah kelainan bawaan dari telinga bawah dan luar dengan derajat kelainan yang bervariasi. Faktor-faktor herediter dan kelainan vaskuler dalam kandungan diperkirakan sebagai faktor menyebabkan mikrotia

Pada kunjungan KB tanggal 03 April 2017, ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut Affandi (2012) KB suntik ini hanya berisi progestin saja, jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan cocok digunakan untuk ibu menyusui karena tidak menekan jumlah ASI. Pilihan kontrasepsi Ny “S” sangat tepat karena progestin bekerja dengan cara

(6)

menghentikan pelepasan sel telur ke rahim sehingga mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.

SIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan secara continuity of care pada Ny “S” di wilayah kerja Puskesmas Sooko, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa masa kehamilan Ny “S” berjalan normal. Meskipun terdapat keluhan bengkak pada kaki dan kaki kesemutan, akan tetapi dapat diatasi oleh ibu setelah berkonsultasi dengan bidan.

Masa persalinan Ny “S” maju 6 haridari tanggal perkiraan persalinan, persalinan berjalan dengan lancar tidak ada penyulit yang dirasakan oleh ibu. Bayi lahir sehat, perempuan dengan berat lahir 3200 gram dan panjang badan 49 cm. Bayi lahir langsung menangis kuat dan gerak aktif, anus positif,terdapat kelainan pada telinga yaitu perlekatan daun telinga sebelah kiri.

Masa nifas Ny “S” sesuai dengan yang diharapkan yaitu berlangsung normal. Keluhan ibu hanya dirasakan setelah melahirkan, yaitu nyeri pada perut bagian bawah, yang merupakan hal fisiologis pada ibu pasca melahirkan.

Bayi yang dilahirkan Ny “S” sehat, pada setiap kunjungan Neonatus tidak ada keluhan. Bayi diberi ASI eksklusif dan perawatan bayi yang baik.

KB pasca salin yang dipilih Ny “S” yaitu KB suntik 3 bulan, yang sangat tepat digunakan untuk ibu yang menyusui.

REKOMENDASI

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.

2. Bagi Penulis

Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

3. Bagi Fasilitas Kesehatan

Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik. Pemeriksaan standart ANC masih menggunakan 10 T yang seharusnya ANC terpadu dilakukan dengan 17 T sehingga ada pemeriksaan yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan USG karena belum adanya dokter yang mengoperasikan. Diharapkan untuk menggunakan fasilitas yang ada agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai teori.

4. Bagi Klien

Klien mendapatkan Asuhan Kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. III ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Depkes RI, 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. III ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dewi, V.N.L. & Sunarsih, T., 2012. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Jatim, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinkes Jatim.

Kamariyah, N., Anggasari, Y. & Mufliha, S., 2014. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Diana, Sulis.,Model Asuhan Kebidanan Continuity Of care. Surakarta: Kekata Publisher

Medforth, J. et al., 2011. Kebidanan Oxford Dari Bidan Untuk Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Diana, sulis, dkk.,2017.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.Surakarta:Kekata Publisher

ALAMAT CORESPONDEN Email : suciamanah96@gmail.com

Alamat : Ds. Geluran jalan imam bopnjol RT.7 RW.2 no 43 Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

Referensi

Dokumen terkait

(7) Dalam hal pemegang izin tidak memberi tanggapan dalam tenggang waktu yang telah ditetapkan, atau memberi tanggapan dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak sesuai

Tujuan program yang tercapai dengan baik, proses pelaksanaan yang berjalan dengan lancar, evaluasi yang terus menerus dilaksanakan, faktor pendukung yang terus

Selain itu, selama ini PKn masih dianggap sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan semata, bukan untuk berpikir kreatif, kritis, dan analitis (Ananda, 2017: 22). Hasil

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la&gt; ila&gt;ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Berdasar hubungan antara kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan dengan nilai kelerengan yang telah diketahui, kita dapat mengetahui bahwa kedalaman di area dermaga Maloy

Kebutuhan energi oksigen yang terkandung dalam udara pada proses produksi pupuk urea dapat dihitung dengan persamaan berikut :. Eudara = mudara * Cpu

Sulur cacing atau sulur tanah adalah sulur panjat yang tidak melekat pada tajar dan tumbuh menjalar di permukaan tanah (Gambar 7)...  Sulur gantung dan sulur

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan