PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS
GUIDED DISCOVERY
PADA
MATERI PROTISTA UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA SMA
KELAS X
Djulfa Khasanah1, Triana Asih2
1,2
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445 Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstrak
Berdasarkan hasil wawancara oleh guru biologi, bahan ajar yang digunakan di SMA Muhammadiyah 1 Metro hanya berpegang pada buku paket yang dipinjam dari perpustakaan, dalam segi penyajian materi juga kurang menarik dan masih bersifat umum. Hal ini menyebabkan peserta didik dalam memahami konsep dari buku paket tersebut mengalami kesulitan. Maka diperlukan suatu bahan ajar berupa modul yang dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri dalam membangun konsep yang dipelajarinya yaitu berupa modul berbasis guided discovery (penemuan terbimbing). Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul berbasis guided discovery pada materi protista dan mengetahui kelayakan modul melalui uji ahli dan uji kelompok kecil. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Penelitian dilakukan bulan Maret 2016 sampai April 2017 di SMA Muhammadiyah 1 Metro. Hasil validasi tim ahli (desain dan materi) dan uji keterbacaan oleh peserta didik didapatkan data persentase ahli desain sebesar 88,7%, ahli materi 87,3%, dan peserta didik sebesar 85%. Berdasarkan data hasil uji ahli dan uji keterbacaan oleh peserta didik, mengenai produk pengembangan modul berbasis guided discovery dapat disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dan siap untuk dijadikan salah satu referensi bahan ajar biologi. Kunci: Modul, guided discovery, pembelajaran biologi
Abstract
Based on the results of interviews with the biology teacher, teaching materials used in SMA Muhammadiyah 1 Metro only hold on the package books borrowed from the library, in terms of material presented is also less interesting and still general. This causes learners to understand the concept of the packaged book is experiencing difficulties. This required teaching materials in the form of modules that can help learners to learn independently in building the concept of learning that is in the form of guided discovery-based module (guided discovery). The purpose of this research is to produce guided discovery based module on Protista material and to know the feasibility of module through an expert test and small group test. This type of research is development research. This research adopts the ADDIE development model of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The study was conducted from March 2016 to April 2017 at SMA Muhammadiyah 1 Metro. The result of validation of expert team (design and material) and legibility test by learner got the data of design expert percentage equal to 88,7%, material expert 87,3%, and learner equal to 85%. Based on expert test data and legibility test by learners, the product of guided discovery based module development can be concluded that the module that has been developed is feasible to be used and ready to be one of the references of biological teaching materials.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sengaja guna menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Selain itu, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan menuntut ketrampilan guru agar tercipta proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik baik dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk memotivasi peserta didik, mengarahkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu, menggunakan beragam model dalam proses pembelajaran, penggunaan bahan ajar untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sejak perubahan kurikulum dari tahun ketahun sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan zaman yang saat ini dikenal dengan kurikulum 2013 (K13) yang mengedepankan pada pendekatan ilmiah. Pembelajaran yang menekankan pada proses merupakan tuntutan perkembangan kurikulum 2013. Seseorang guru dalam menghadapi abad 21 idelanya mampu mengelola proses pembelajaran dengan model pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik yang aktif, sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Selain itu, untuk mencapai keberhasilan belajar diperlukan suatu bahan ajar yang dapat memudahkan peserta didik.
Biologi merupakan salah satu pelajaran sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya dan alam sekitar. Oleh karenanya dalam proses pembelajaran perlu penggunaan bahan ajar yang mampu mendorong peserta didik dalam memberdayakan kemampuan berfikirnya dengan cara peserta didik melakukan proses penemuan konsep melalui kegiatan pengamatan maupun diskusi, guru dapat menggunakan model pembelajaran guided discovery. Guided discovery merupakan model pembelajaran penemuan terbimbing yang mengarahkan peserta didik dalam menemukan konsep yang dibimbing oleh guru dengan kegiatan terstruktur yang ada di dalam langkah guided discovery.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi pada tanggal 31 Maret 2016 di SMA Muhammadiyah 1 Metro, bahwa selama ini peserta didik berpegang pada buku paket yang dipinjam dari perpustakaan, dengan jumlah ketersedianya cukup tetapi dilihat secara kualitas buku paket tersebut masih perlu ditingkatkan yaitu dalam segi penyajian materi kurang menarik, dan LKS yang dibuat sendiri oleh guru biologi. Buku paket yang digunakan masih bersifat umum, sehingga perlu bantuan guru untuk menjelaskan isi buku paket tersebut. Hal ini menyebabkan peserta didik dalam memahami konsep dari buku paket tersebut mengalami kesulitan. Oleh karena itu diperlukan suatu bahan ajar yang dapat membantu dan mengarahkan peserta didik dalam membangun konsep yang dipelajarinya. Salah satu yang dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu dengan penggunaan bahan ajar berupa modul. Modul memiliki kelebihan tersendiri dimana peserta didik dapat belajar secara mandiri karena disertai petunjuk kegiatan belajar yang jelas.
Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut [1]. Keuntungan pengajaran modul bagi peserta didik antara lain adanya umpan balik (feedback),
penguasaan tuntas (mastery), tujuan belajar jelas, menimbulkan motivasi belajar, fleksibilitas belajar, memungkinkan kerja sama, dan pengajaran remedial [2].
Modul berbasis guided discovery terkait dengan sintaks yang meliputi: pemberian rangsangan/ stimulasi, pernyataan/ identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, menarik kesimpulan. Penerapan modul berbasis guided
discovery diharapkan memberikan pengalaman langsung dan pembelajaran yang
bermakna karena menggunakan uraian dan kegiatan terstruktur yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep yang mereka pelajari secara mandiri maupun dengan kelompok.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yang telah diuji kelayakannya. Penelitian ini mengadaptasi dari model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima langkah yaitu
Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Langkah-langkah
penelitian dalam melakukan pengembangan ini dapat ditinjau dari Gambar 2.
Gambar 2. Prosedur Penggunaan ADDIE [3]
Tahap pertama yaitu analisis. tahap ini diawali dengan menganalisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan penelitiian ini dengan melakukan penelitian awal di sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang modul yang dibutuhkan di lapangan untuk dikembangkan. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan wawancara oleh guru biologi di SMA Muhammadiyah 1 Metro.
Tahap kedua yaitu desain, tahap ini diawali dengan membuat desain pengembangan produk yang disesuaikan dengan format penulisan modul yang sistematis. Kegiatan desain pengembangan ini yaitu membuat indikator pembelajaran sesuai tuntuntan silabus, menentukan pokok bahasan materi yang disesuaikan dengan kurikulum 2013, membuat draft modul yang disesuaikan dengan berbasis model guided discovery, membuat format visualisasi modul. Tahap ketiga yaitu pengembangan, tahap ini berpedoman pada karakteristik modul yaitu adanya petunjuk mandiri, keutuhan isi, berdiri sendiri, dan bersahabat dengan pengguna.
Tahap keempat yaitu pelaksananan. Tahap ini hanya dimaksudkan pada saat uji keterbacaan oleh peserta didik yang ditunjukkan pada kelas X IPA 3. Peneliti kemudian membagikan modul dan angket yang sudah melalui proses validasi oleh ahli desain dan materi. Peserta didik mengisi angket tersebut sesuai dengan pernyatan yang ada dengan untuk menilai keterbacaan isi modul yang dikembangkan.
Tahap kelima yaitu evaluasi, tujuan tahap ini untuk mengevaluasi kekurangan dari produk modul yang sudah dikembangkan yang dapat dilihat dari saran ataupun
Analysis Design
Development
Implementation
masukan oleh tim ahli dan peserta didik. Kemudian melakukan analisis terdapat kekurang tersebut agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga modul yang dikembangakan menjadi lebih baik.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan ini sebagai berikut. 1. Membuat tabulasi data hasil angket untuk validasi ahli dan uji kelompok kecil dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Skala Alternatif Responden Ahli dan Siswa [4]
No. Keterangan untuk
Responden Ahli Skor
1 Sangat Baik (SB) 5
2 Baik (B) 4
3 Cukup (C) 3
4 Kurang 2
5 Sangat Kurang (SK) 1
Tabulasi angket validasi ahli (angket A) dan uji coba peserta didik (angket B) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tabulasi Angket A dan B
No Aspek Indikator Skor % v 1 v 2 v 3 1. A. 1. 2. 3. Dst Dst
2. Menghitung presentase jawaban dari setiap angket percobaan, dengan rumus sebagai berikut.
3. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui kelayakan modul secara keseluruhan. Kriteria kelayakan dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria Interpretasi Skor Angket [5]
No Persentase Skor 1 0% - 20% Sangat Lemah 2 21% - 40% Lemah 3 41% - 60% Cukup 4 61% - 80% Kuat 5 81% - 100% Sangat Kuat
Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil setiap instrumen yang didapat berada pada rentang ≥ 61 % dengan kriteria minimal kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam proses pembelajaran.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian terhadap kelayakan modul oleh tim ahli dan peserta didik didapatkan hasil yaitu ahli desain pembelajaran yang menilai tampilan modul memperoleh persentase sebesar 88,7% dengan kriteria sangat kuat. Ahli materi yang menilai kelayakan materi dalam modul memperoleh persentase sebesar 87,3% dengan kriteria sangat kuat. Peserta didik dalam menilai keterbacaan modul memperoleh persentase sebesar 85% dengan kriteria sangat kuat. Kriteria tersebut menandakan bahwa modul yang telah dikembangkan layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Persentase penilaian modul oleh ahli media, ahli materi, dan uji keterbacaan oleh peserta didik dapat disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Analisis Penilaian Ahli, dan Uji Keterbacaan oleh Peserta Didik
Hasil pengembangan produk berupa modul ini telah melalui beberapa tahapan dan revisi produk oleh tim ahli (desain dan materi) serta peserta didik. Wujud akhir dari produk yang telah direvisi ini menghasilkan suatu produk berupa modul berbasis guided discovery pada materi protista untuk pembelajaran biologi SMA kelas X. Di dalam modul ini telah dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, peta konsep, materi, kegiatan pembelajaran pada modul yang berbasis guided discovery, lembar kegiatan peserta didik berupa latihan, dan uji kompetensi. Modul yang dikembangkan sudah sesuai dengan format modul dan berbasis guided discovery hal ini sesuai dengan langkah-langkah dalam guided discovery yaitu adanya pemberian stimulus, pernyataan/identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, pembuktian, dan kesimpulan [2].
Modul berbasis guided discovery ini tercantum dalam komponen di kegiatan pembelajaran pada modul, dengan permasalahan yang ada penggunaan modul ini dapat membantu dan mengarahkan peserta didik dalam membangun konsep yang dipelajarinya, sehingga peserta didik juga dapat belajar mandiri karena modul ini memiliki kelebihan tersendiri karena disertai petunjuk kegiatan belajar yang jelas. Sesuai dengan pendapat Musfiroh [6] bahwa modul dapat digunakan secara mandiri oleh siswa dengan berisi konsep yang dapat ditemukan atau dibangun sendiri oleh peserta didik.
Hasil penilaian uji kelayakan modul dari ahli media memperoleh persentase sebesar 88,7%, ahli materi memperoleh persentase sebesar 87,3% dan peserta didik dalam uji keterbacaan modul memperoleh persentase sebesar 85%. Presentase tersebut masuk dalam kriteria sangat kuat [5] pada masing-masing penilaian. Penilaian ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat dinyatakan layak digunakan sebagai sumber belajar oleh peserta didik.
Modul yang sudah dikembangkan telah melalui beberapa tahapan. Tahap pengembangan modul sebelum diuji cobakan terhadap peserta didik, terlebih dahulu divalidasi untuk aspek desain tampilan modul, dan materi oleh beberapa ahli yang berkompetensi dalam bidang tersebut. Uji coba produk yang dikembangkan tersebut bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari beberapa ahli yang menjadi dasar revisi agar produk menjadi lebih baik dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun saran yang diberikan oleh ahli desain yang sudah diperbaiki sebagai berikut yaitu memperbaiki penempatan keterangan tulisan pada gambar yang tidak jelas atau buram. Materi yang dilengkapi dengan gambar serta keterangan yang jelas mempermudah peserta didik untuk belajar. Penulisan keterangan atau caption hendaknya mempergunakan huruf yang tepat dan ukurannya sesuai [7].
Selanjutnya menambahkan kata pada kolom tabel di komponen mengolah data. Berdasarkan saran ahli materi untuk dibuatkan masing-masing dari klasifikasi ganggangnya misalnya ganggang merah, ganggang coklaat dituliskan dikolom tabel tersebut begitu juga dengan yang protista mirip hewan, dan protista mirip jamur. Pengolahan data ini perlu diperhatikan karena merupakan langkah dari guided discovery. Tujuan tahap ini untuk membantu peserta didik dalam pembentukan konsep dan generalisasi. Sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa bahan ajar yang terorganisasi dengan baik akan memudahkan dan meningkatkan semangat peserta didik untuk membaca atau belajar [8].
Berdasarkan data hasil respon siswa terhadap aspek penerapan konsep pembelajaran guided discovery pada modul mendapatkan nilai rata-rata persentase 82,4% dan 85% yang dapat dilihat pada tabel 6 dan presentase tersebut masuk dalam kriteria sangat kuat. Maka dapat dinyatakan modul tersebut sudah mencakup komponen guided discovery dan sudah baik untuk digunakan oleh peserta didik, dapat dilihat dari indikator pada pertanyaan pada modul sudah bersifat guided discovery (penemuan terbimbing) mendapatkan skor 82,4% dan penggunaan guided discovery dapat membantu peserta didik memahami materi dengan skor 85% dengan kriteria sangat kuat. Penggunaan guided discovery tersebut dimaksudkan membantu peserta didik membangun konsep-konsep yang dipelajarinya berdasarkan temuan yang peserta didik dapatkan melalui langkah-langkah guided discovery. Sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa modul berbasis guided discovery dirancang untuk memberikan pengalaman langsung dan pengalaman bermakna karena menggunakan uraian dan kegiatan terstruktur yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep yang dipelajarinya [9].
4. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian pengembangan ini menghasilkan suatu produk berupa modul berbasis guided discovery pada materi protista untuk pembelajaran biologi SMA kelas X. Di dalam modul ini telah dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, peta konsep, materi, kegiatan pembelajaran pada modul yang berbasis guided discovery, lembar kegiatan peserta didik berupa latihan, dan uji kompetensi. Modul berbasis guided discovery ini tercantum dalam komponen di kegiatan pembelajaran pada modul, dengan permasalahan yang ada penggunaan
modul ini dapat membantu dan mengarahkan peserta didik dalam membangun konsep yang dipelajarinya, sehingga peserta didik juga dapat belajar mandiri karena modul ini memiliki kelebihan tersendiri karena disertai petunjuk kegiatan belajar yang jelas.
2. Hasil penilaian uji kelayakan modul dari ahli media memperoleh persentase sebesar 88,7%, ahli materi memperoleh persentase sebesar 87,3% dan peserta didik dalam uji keterbacaan modul memperoleh persentase sebesar 85% dengan kriteria sangat kuat. Penilaian secara keseluruhani menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat dinyatakan layak digunakan sebagai sumber belajar oleh peserta didik.
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut
1. Bagi guru, produk pengembangan ini dapat menambah bahan ajar serta membantu penyampaian materi dengan mudah, dan sebagain inspirasi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Bagi peserta didik, dapat memfasilitasi peserta didik dalam penguasaan materi, membangun peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mempermudah peserta didik untuk belajar mandiri maupun kelompok dengan produk yang dikembangkan.
3. Bagi umum, dapat mengetahui kualitas modul biologi dalam pembelajaran berdasarkan hasil penelitian dan memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. [2] Sani, R.A. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Prawiradilaga, D.S. 2012. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[4] Putra, L.D. dan Ishartiwi. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Mengenal Angka Huruf untuk Anak Usia Dini. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. 2(2): 169 – 178.
[5] Ridwan dan Sunarto. 2013. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
[6] Agusta, E., dkk. 2016. Kajian Modul Biologi Bilingual dengan Penggunaan Strategi Self Regulated Learning Berbasis Saintifik. Jurnal Bioilmi. 2(1): 66 – 72.
[7] Arifin, S., dan Adi. 2014. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi. Jakarta: Grasindo.
[8] Widodo, C., dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
[9] Khabibah, E.N., N. Kuswanti., G. Suparno. 2014. Validitas Teoritis Modul Berbasis Guided Discovery pada Materi Respiratory System. Bioedu. 3(3): 589 – 593.