• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota

Sukabumi

Rima Novianti, Ratna Dwierya rima.stikes@gmail.com dwie_nhaa@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah pola asuh orang tua dengan kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita. Pola asuh adalah pola interaksi antara orang tua dan anak. Kemampuan perawatan diri adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani wilayah kerja puskesmas Baros Kota Sukabumi.Penelitian menggunakan korelasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 53 orang dan sampel berjumlah 53 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, uji validitas menggunakan rumus pearson product moment untuk variabel pola asuh terdapat 24 item pertanyaan yang seluruhnya valid, untuk variable kemampuan perawatan diri terdapat 57 item yang seluruhnya valid. Uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha, nilai r variabel pola asuh r 0,729 dan 0,929 dan variabel kemampuan perawatan diri r 0,70-0,89 realibitas kuat dan r 0,90-1,00. Data diolah dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah kerja puskesmas Baros Kota Sukabumi dengan P value = 0,001. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara pola asuh dengan kemampuan perawatan diri. Dapat menjadi acuan agar lebih memperhatikan anak Disabilitas yang ada di sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Agar anak-anak disabilitas tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal yang meliputi segala aspek usia mulai dari bayi sampai pada lansia. Salah satu kelompok usia yang merupakan perhatian dari pembangunan kesehatan adalah usia anak-anak. Kesehatan pada anak sangat penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seiring dengan meningkatnya usia anak tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan tahapan usia anak tentu akan berpengaruh kepada kehidupan anak tersebut sehingga anak akan menjadi sehat jasmani dan rohaninya (www. gizikia.depkes.go.id, diakses pada tanggal 7 Maret 2014). Salah satu anak yang mengalami tumbuh kembang yang lambat adalah anak tuna grahita. Menurut kementrian sosial tahun 2012 jumlah orang dengan tunagrahita 290.837 jiwa atau 13,68 % orang dengan tunagrahita.

Di Jawa Barat pada tahun 2012 jumlah anak tunagrahita ringan 8.973 jiwa sedangkan tunagrahita berat mencapai 6.086 (www. Profil Anak Indonesia 2012 telah diakses pada tanggal 2 April 2014). Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi tercatat ada 81 anak yang mengalami retardasi mental yang bersekolah di SLB C.

Berdasarkan uraian tersebut membuat peneliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan pola asuh orang tua terhadap kemampuan perawatan diri di SLB Budi Nurani Kota Sukabumi.

Rumusan masalah penelitian ini adakah Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi.

(3)

3 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawatan diri Pada Anak Tuna Grahita

Bagan 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Pola Asuh Orang Tua TerhadapKemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tuna Grahita

Keterangan :

: Faktor yang diteliti : Adanya Hubungan Hipotesis

Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi nurani Kota Sukabumi.

TINJAUAN PUSTAKA

Tunagrahita adalah istilah dari retardasi mental yaitu kemampuan intelektual yang di bawah rata-rata. Tunagrahita di tandai dengan adanya keterbatasan intelektual, ketidakcakapan dalam berbicara atau interaksi social (Efendi, 2009).

Pengertian Anak tunagrahita adalah yaitu kemampuan intelektual yang di bawah rata-rata. Anak tunagrahita di tandai dengan adanya keterbatasan intelektual, ketidakcakapan dalam berbicara atau interaksi social (Moh.Efendi, 2009).

Klasifikasi Anak Tunagrahita : a) Tunagrahita Ringan (Debil), b) Tuna Grahita Sedang (Imbisil), c) Tunagrahita Berat (Idiot)

Pengertian Pola asuh orang tua secara harfiah mempunyai maksud pola interaksi antara orangtua dan anak. Pola interaksi ini meliputi, bagaimana sikap atau perilaku orangtua saat berhubungan dengan anak. Contoh, bagaimana sikap atau perilaku orang tua dalam menerapkan aturan, mengajarkan nilai dan norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan model bagi anaknya (Lidyasari, 2013). Pola Asuh Orang Tua Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tuna Grahita

(4)

4

Macam-Macam Pola AsuhOrang Tua menurut Baumrind dalam (Syamsu Yusuf, 2012) yaitu : a) Pola Asuh Otoriter, b) Pola asuh permisif, c) Pola Asuh otoritatif

Menurut Hayati (2003), kemampuan bina diri adalah kecakapan atau keterampilan diri untuk mengurus atau menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung dengan orang lain.

Sedangkan ruang lingkup ketrampilan perawatan diri untuk anak berkebutuhan khusus menurut Dalton, Abdallah , Cestari dan Fawcett (2010) meliputi: a) Kebersihan badan meliputi mencuci tangan,mencuci kaki,menyikat gigi,keramas,menyisir rambut,mandi, b) Makan dan minum,terdiri dari memegang piring,makan menggunakan sendok,menyendok makanan dari piring, menggerakan sendok ke mulut,memasukkan sendok dalam mulut. minum memegang gelas,menuangkan air ke dalam gelas, c) Berpakaian terdiri dari memakai pakaian dalam,memakai baju kaos,memakai celana/rok,memakai kemeja,memakai kaos kaki,memakai sepatu, d) Keterampilan Sederhana,terdiri dari keterampilan dirumah menyediakan kebutuhan sendiri dan orang lain

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi (Correlation Study). Studi korelasi ini merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2010).

Pendekatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan potong silang (Cross sectional). Cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

Lokasi Penelitianini dilakukan di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi mulai bulan Maret sampai Juli tahun 2014.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pola asuh orang tua. Sedangkan Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan perawatan diri.

(5)

5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Orang Tua Siswa SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sukabumi sebanyak 53 orang, sedangkan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang berjumlah 53 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder, sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Instrument penelitian untuk variable pola asuh dengan menggunakan skala Guttman dengan skala likert.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus pearson Product Moment dan semua item dalam instumen dinyatakan valid, dengan hasil p-valuae <0,5. Adapun uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha terhadap item yang valid pada pola asuh autorative, permisif dan otoriter r 0,729 dan 0,929 mengacu pada aturan indeks Guiford untuk variable pola asuh berada pada reliabilitas kuat dan sangat kuat. Sedangkan untuk variable kemampuan perawatan diri reliabilitas dalam rentang r 0,70-0,89 realibitas kuat dan r 0,90-1,00 reliabitas sangat kuat .

HASIL

1. Analisa Univariat Karakteristik Responden Diagram 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Bekerja; 40; 75% TidakBe

kerja; 13; 25%

Pekerjaan Orang Tua

(6)

6 Diagram 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Diagram 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak

Diagram 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Analisis karakteristik responden terlihat pada diagram 1,2,3,4. Berdasarkan diagram karakteristik responden berdasarkanpekerjaan orang tua sebagian besar pekerjaan orang tua sebanyak 75% atau 40 orang responden bekerja. Berdasarkan diagram 2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua, sebagian besar pendidikan orang tua adalah SMA 51% atau 27 Responden. Berdasarkan diagram 3 karakteristik responden berdasarkan, umur anak sebagian besar umur anak terdapat pada umur 6-12 tahun 51 % atau 27 responden, Berdasarkan Digram 4 karakteristik responden berdasarkan, kelas sebagian besar siswa adalah kelas 1 sebanyak 30% atau 16 responden.

PT; 5; 9% SMA; 27; 51% SMP; 10; 19% SD; 10; 19% Tidak Sekolah; 1; 2%

Pendidikan Orang Tua

6-12; 27; 51% 13-15; 14; 26% 16-18; 9; 17% 19-22; 3; 6% Umur Anak 1; 16; 30% 2; 10; 19% 3; 8; 15% 4; 4; 8% 5; 9; 17% 6; 6; 11% Kelas 1 2 3 4 5 6

(7)

7 2. Analisa Univariat Variabel

Tabel 1. Gambaran Pola Asuh Pola Asuh Frekuensi Persentase

(%)

Autorative 22 41.5

Otoriter 17 32.1

Permisif 14 26.4

Total 53 100

Berdasarkan tabel 1 gambaran pola asuh orang tua anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi sebagian besar pola asuh orang tua Autorative yaitu 41.5 % atau 22 responden.

Tabel 2. Gambaran Kemampuan Perawatan Diri Kemampuan Perawatan diri Frekuensi Persentase (%) Rendah 25 47.2 Tinggi 28 52.8 Total 53 100

Berdasarkan tabel 2. gambaran kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi sebagian besar kemampuan perawatan diri Tinggi yaitu 52.8 % atau 28 responden.

Analisa Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hubungan Pola Asuh Dengan Kemampuan Perawatan Diri

Pola Asuh

Kemampuan Keperawatan Diri

Total % P value Rendah % Tinggi % Autorative 5 22.7 17 77.3 22 100 0.00 1 Otoriter 14 82.4 3 17.6 17 100 Permisif 6 47.2 8 57.1 14 100 Total 25 47.2 28 52.8 53 100

(8)

8

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang menerapkan pola asuh autorative sebagian besar memiliki kemampuan perawatan diri yang tinggi pada anak tuna grahita sebanyak 77.3 % atau 22 responden, pada pola asuh permisif sebagian besar memiliki kemampuan perawatan dirinya ti nggi sebanyak 57.1% atau 8 responden dan pada pola asuh otoriter sebagian besar memiliki kemampuan perawatan dirinya rendah sebanyak 82.4% atau 14 responden, pola asuh permisif sebagian kecil memiliki kemampuan perawatan dirinya rendah 47.2% atau 6 responden dan sebagian kecil pola asuh autorative memiliki kemampuan perwatan dirinya rendah 22.7% atau 5 responden. sebagian kecil pola asuh otoriter memiliki kemampuan perawatan diri tinggi pada anak tunagrahita sebanyak 17.6% atau 3 responden

Hasil uji statistik analisa bivariat dengan menggunakan Chi Kuadrat diperoleh nilai P value = 0,001 maka H0ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi karena nilai P value < 0,05.

Pembahasan

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value = 0,001 maka H0ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan perawatan diri pada anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi karena nilai P value < 0,05.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri adalah pola asuh orang tua. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ramawati (2011) yang menyimpulkan bahwa, Pola asuh mempengaruhi kemampuan peraawatan diri pada anak tunagrahita yang kemampuan intelektualnya rendah sehingga anak memerlukan bimbingan, kasih sayang, contoh perilaku yang nyata dan bersifat terus-menerus di ulang dalam melakukan perawatan diri.

Mayoritas Pola Asuh pada penelitian ini adalah pola asuh autorative atau pola asuh demokratis terhadap anak tunagrahita dan sebagian besar anak tunagrahita memperlihatkan

(9)

9

kemampuan perawatan diri yang tinggi mempunyai orang tua dengan pola autorative, walaupun sangat kecil pengaruhnya dalam merubah kemampuan perawatan diri anak tunagrahita.

Pola asuh orang tua adalah pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, tetapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat (Gunarsa, 2002). Pola asuh autorative adalah dimana orang tua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak. Orang tua banyak memberi masukan-masukan dan arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak (Syamsu Yusuf, 2012).

Menurut Harvey (2004) menyatakan bahwa orang tua dengan anak yang mengalami disabilitas akan cenderung bereaksi secara berbeda dalam menerima kenyataan bahwa anaknya berbedadengan anak pada umumnya. Sebagian orang tua akan menghindari kontak social dengan anaknya karena malu dan sebagian lainnya orang tua akan bersikap over protective dan bersikeras untuk membantu segala kegiatan anak walaupun sebenarnya anak dpat melakukannya sendiri

Hasil penelitian tabulasi silang Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang menerapkan pola asuh autorative sebagian besar memiliki kemampuan perawatan diri yang tinggi pada anak tuna grahita sebanyak 77.3 % atau 22 responden, pada pola asuh permisif sebagian besar memiliki kemampuan perawatan dirinya tinggi sebanyak 57.1% atau 8 responden dan. pada pola asuh otoriter sebagian besar memiliki kemampuan perawatan dirinya rendah sebanyak 82.4% atau 14 responden, pola asuh permisif sebagian kecil memiliki kemampuan perawatan dirinya rendah 47.2% atau 6 responden dan sebagian kecil pola asuh autorative memiliki kemampuan perwatan dirinya rendah 22.7% atau 5 responden. sebagian kecil pola asuh otoriter memiliki kemampuan perawatan diri tinggi pada anak tunagrahita sebanyak 17.6% atau 3 responden.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar pola asuh orang tua pada anak tunagrahita adalah pola asuh autorative.Sebagian besar kemampuan perawatan diri pada anak adalah kemampuan perawatan diri tinggi

(10)

10

Terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan perawatan diri pada anak, menggunakan Chi Kuadrat dengan hasil nilai P value = 0,001

Disarankan kepada pihak sekolah hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pengetahuan bagi para guru untuk membantu meningkatkan kemampuan perawatan diri dengan memberikan bimbingan konseling kepada orang tua tentang pola asuh agar kemampuan perawatan anak tunagrahita bisa mandiri. Bagi Puskesmas Baros Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan agar lebih memperhatikan anak Disabilitas yang ada di sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Agar anak-anak disabilitas tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata dengan bekerja sama dengan pihak SLB C Budi Nurani untuk memberikan konseling tentang pola asuh orang tua agar kemampuan perawatan diri anak tunagrahita di SDLB C Budi Nurani Kota Sukabumi ini mandiri dan memberikan penyuluhan tentang perawatan diri.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

Buckley,S., Bird, G.,& Sacks, B 2006 .Evidence based that we can change the profile from a study of inclusive

Dinkes Kota Sukabumi.2013.Laporan Tahunan Bidang Pelayanan Kesehatan Sukabumi

Delphie, Bandi. 2012. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: PT Refika Aditama.

Efendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

BumiAksara.

Hidayat Alimul, A. 2010.Instrumen Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis

Data.Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2011. Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Harvey, B. 2004. Down’s syndrome : A Biopsychosocial Perspective, Nursing Standard Laporan Daftar Siswa SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi

Ling, F. 2008. Self-care behaviors of school-aged children with heart disease. Pediatric Nursing Journal 34(2).131-138

M.J, Hocberry, & D. Wilson. 2009. Wong’s essentials of pediatric nursing 8th Ed.,St.Louis:Mosby Elsevier.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ramawati, Diana. 2011. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan Perawatan Diri Anak Tuna Grahita Di Kabupaten Bayumas. http//journal.ui.ac.id diakses tanggal 24 maret 2014.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. akarta: Rineka Cipta.

Somantri, T. Sutjihati. 2012. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta. Yusuf, Syamsu. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

(12)

12

www.Depkes.go.id/download/pembangunan.kesehatan.pdf, diakses 7 maret 2014 www.gizikia.depkes.go.id telahdiaksespada tanggal 7 maret 2014 pukul 17.00.

(13)

Gambar

Tabel 3.    Hubungan Pola Asuh Dengan Kemampuan Perawatan  Diri

Referensi

Dokumen terkait

Biasanya orang diperbudak karena tidak mampu membayar utang, kemiskinan-ketiadaan pemilikkan terhadap tanah (menjadi penggarap), tahanan perang

Sinar X bremstrahlung adalah Elektron sebagai partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu atom, maka gaya tarik

c) Direktur selain berperan sebagai koordinator, juga berperan sebagai negosiator bayangan, yang mernbantu melakukan penawaran kepada pelanggan. Selain itu menjadi

Router adalah suatu perangkat jaringan yang digunakan sebagai penghubung antarnetwork yang berbeda hingga satu network dengan network lainnya dapat saling terhubung satu

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan simulator kerusakan laptop, mengetahui unjuk kerja simulator kerusakan laptop, dan menguji tingkat kelayakan simulator

Pentanahan peralatan adalah tindakan pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan atau instalasi yang diproteksi dengan hantaran netral yang

Perayaan syukur Hari Ulang Tahun ke-10 ini, menjadi momen penting bagi kaum lanjut usia GPIB untuk tetap semangat dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran drill dengan modifikasi bola dapat meningkatkan hasil belajar passing