• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Yayah Kartika Juli 2020, “Dampak Pola Asuhan Orang Tua yang Demokratis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang”. Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang rata-rata pola asuh orang tua menggunakan pola asuh demokratis.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan data dan menambah pengetahuan serta wawasan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh orang tua demokratis terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang.

Sistematika Penulisan

Kajian teori

Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis Orang tua demokratis biasanya hangat, mampu menerima segala tindakan anak. Menurut Waruan, aspek pola asuh demokratis adalah kasih sayang, komunikasi, kontrol, tuntutan kedewasaan.

Hasil belajar

Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah perubahan nyata tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar terlaksana sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah hasil pembelajaran telah tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan dapat diketahui melalui evaluasi. Dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar yang berupa perubahan perilaku cenderung menetap pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik) dan sikap siswa (aspek afektif), yang akan dijelaskan lebih jelas sebagai berikut. Menurut pendapat yang sama dikemukakan oleh Waslima, hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor terbesar diluar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan Agama Islam

Azra menawarkan pengertian pendidikan Islam sebagai proses pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan Islam diharapkan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya. Marima menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim, yaitu ketaqwaan kepada Allah.

Selain itu, Zakiah Drazat berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan Islam sepanjang hayat berlaku untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan, melestarikan dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Insan Kamil yang meninggal dunia dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.

Kajian Terdahulu

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh demokratis dan motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama terhadap kinerja siswa kelas XI Kompetensi Keterampilan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta dibuktikan dengan nilai RY(1,2) sebesar 0,590, dengan nilai Fhitung sebesar 14,708 lebih besar dari Ftabel 3,165, dengan koefisien determinasi (r2) 0,348. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pola asuh demokratis dan kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap variabel perilaku prososial. 48Imam Fariz, Pengaruh Pola Asuh Demokratis dan Motivasi Siswa Terhadap Kinerja Siswa Kelas IX Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Yogyakarta, 2018.

49 Anna Kurniawati Husada, Hubungan pola asuh demokratis dan kecerdasan emosional dengan perilaku prososial pada remaja, 2018. Persamaan penelitian Ida Santika dengan peneliti yang melakukan penelitian sama-sama mencari pengaruh pola asuh orang tua. Persamaan penelitian Ana Kurniawati Husada dengan peneliti yang melakukan penelitian adalah sama-sama mencari pengaruh orang tua.

Kerangka Berfikir

Ha : “Pola Asuh Orangtua yang Demokratis Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang.” Ho : “Pola asuh orang tua yang demokratis tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI SMP Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang.” Jenis penelitian kuantitatif asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filosofi positif, penelitian ini menggunakan populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, yang bertujuan untuk menguji hipotesis atau jawaban sementara yang telah ditetapkan.51 Oleh karena itu penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berupaya membuktikan kebenaran fakta dalam bidang yang bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu cara-cara yang dilakukan dalam mengumpulkan dan menyajikan data untuk memberikan informasi yang berguna. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Tebat Karai Jl. Lintas Pagar Alam, Kecamatan Kepahiang. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar, menurut Benjamin S. Bloom ada tiga bidang (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik, menurut A.J. Menurut Romizowski, hasil belajar merupakan keluaran (input), masukan dari sistem berupa berbagai jenis informasi, sedangkan keluarannya adalah tindakan pelaksanaan.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sampel

Suharsimi Arikunto menyatakan “bila subjek penelitian (populasi) kurang dari seratus orang sebaiknya diambil seluruhnya, namun bila subjek penelitian lebih dari seratus orang sebaiknya diambil sekitar 10%-15%. ." atau 20% -25%. Berdasarkan prosedur perhitungan di atas maka diambil jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 23 orang yang menggunakan orang tua demokratis, dengan teknik random sampling dimana sampel diambil secara acak dan anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai Sebuah sampel. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang yang menggunakan pola asuh demokratis.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Angket (Kuesioner)

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data tentang variabel penelitian yang relevan. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kepada responden seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk menjawabnya. 57 Angket ini digunakan untuk memperoleh data terkait pengaruh pola asuh demokratis terhadap hasil belajar siswa di Tebat 02 Umum. SMP Karai Kepahiang Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibuat melalui beberapa tahapan yaitu. Sebelum angket tertulis disusun, suatu konsep dalam bentuk kisi-kisi angket disusun dalam sebuah tabel, kemudian diuraikan dalam aspek dan indikator yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Skala pengukuran yang digunakan dalam Kuesioner Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan Hasil Belajar adalah Skala Likert. Tes kuesioner menguji apakah pertanyaan yang akan diajukan kepada responden valid atau tidak dan menguji apakah datanya bersifat variabel. Uji coba dilakukan pada siswa SMP Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang dengan menggunakan contoh pola asuh demokratis.

Table 3.2  Kisi-Kisi Instrument
Table 3.2 Kisi-Kisi Instrument

Dokumentasi

Observasi

Teknik Analisis Data

Analisis Pendahuluan

Langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana kategori pembelajaran pendidikan agama Islam dan kategori perilaku prososial, maka dalam analisis data ini peneliti harus memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi yaitu untuk menentukan: 61.

Analisis Uji Coba Instrumen Angket

Untuk mengetahui tingkat validitas item angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba angket. Perhitungan validitas butir angket dilakukan dengan menggunakan kriteria koefisien korelasi, yaitu perhitungan dibandingkan dengan taraf signifikansi 5%. Untuk mengetahui derajat validitasnya terlebih dahulu dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS16.

Artinya serangkaian pengukuran atau serangan alat yang mempunyai konsistensi apabila pengukuran dilakukan dengan alat ukur tersebut diulangi. Analisis persyaratan pengujian diperlukan untuk mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Perhitungan uji kebohongan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi a = 0,05 dan dk pada pembilangnya.

Pengujian Hipotesis

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas. Jika R2 semakin tinggi maka persentase perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas semakin tinggi.

Deskipsi Wilayah Penelitian

  • Sejarah Singkat SMPN 02 Tebat Karai Kepahiag
  • Identitas Sekolah
  • Keadaan Guru dan Jumlah Guru Staf Di SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang
  • Sarana Dan Prasarana SMP Negeri Tebat Karai

Dilihat dari informasi guru SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang, jumlah guru tetap SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang adalah 24 guru yang terdiri dari guru laki-laki dan perempuan. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2020/2021, jumlah siswa di SMA Negeri 02 Tebat Karai sebanyak 237 orang.

Table 4.1  Identitas Sekolah   Identitas sekolah
Table 4.1 Identitas Sekolah Identitas sekolah

Penyajian Data dan Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Hasil Penelitian

Pola Asuh Demokratis

Kemudian menghitung skor rata-rata atau mean (M) dari respon kuesioner responden dan standar deviasi dengan menggunakan tabel berikut. Setelah dilakukan tabulasi data responden dari kuesioner teori konvergensi, maka dilakukan perhitungan dengan prosedur sebagai berikut. Dari perhitungan di atas, maka diperoleh hasil tingkat pola asuh demokratis siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang dirinci sebagai berikut.

Dari uraian di atas maka pola asuh demokratis pada siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang menempati posisi tertinggi dengan kategori sedang yang ditunjukkan oleh 23 responden (78,26%) yang berada pada kategori sedang.

Tabel 4.6  Tabulasi Skor Angket  N
Tabel 4.6 Tabulasi Skor Angket N

Nilai Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 02 Tebat Karai Kepahiang

  • Teknik Analisis Data a. Pengujian Istrumen
  • Uji Validitas
  • Uji Reabilitas
  • Uji Normalitas
  • Uji Linnieritas
  • Uji Hipotesis Dengan Membandingkan Nilai Signifikan

Pada pengujian validitas menggunakan IBM SPSS Statistic Verson 16 for Windows, berikut hasil uji validitas sampel pola asuh demokratis dengan jumlah responden 23 orang. Tabel “Hasil tes instrumen pola asuh demokratis (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier yang signifikan antara variabel pola asuh demokratis (X) dengan variabel hasil belajar (Y). Prediktor: (konstan), pola asuh demokratis b. Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi linier sederhana yaitu:

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah model regresi pola asuh demokratis (X) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan pola asuh demokratis terhadap hasil belajar siswa. Nilai R-squared menjelaskan bahwa hasil belajar siswa sebesar 20,2% dipengaruhi oleh pola asuh demokratis, sedangkan sisanya sebesar 79,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dieksplorasi dalam penelitian ini.

Tabel 4.13  Uji Hasil Normalitas
Tabel 4.13 Uji Hasil Normalitas

Pembahasan

Uji Linearitas Dari data diatas nilai signifikansi 0,734 > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh pola asuh demokratis (X) terhadap hasil belajar (Y). Uji koefisien determinasi (R2) Berdasarkan tabel ringkasan bahwa nilai R-squared pola asuh demokratis adalah sebesar 0,202 atau 20,2%. Dengan nilai R Square dijelaskan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pola asuh demokratis sebesar 20,2%, sedangkan sisanya sebesar 79,8.

Dengan hasil analisis tersebut dapat dipahami bahwa semakin tinggi pola asuh demokratis orang tua yang diikuti maka akan semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik pada pendidikan agama Islam, dan sebaliknya akan semakin rendah pola asuh demokratis orang tua. diikuti oleh siswa yang lebih rendah. Hasil Belajar Pendidikan Islam. Hal ini sesuai dengan uraian faktor-faktor yang terkadang mempengaruhi hasil belajar dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Keluarga yang kondisi ekonominya berantakan, pertengkaran suami istri, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dan kebiasaannya, perilaku sehari-hari orang tua yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi hasil belajar siswa.

PENUTUP PENUTUP

Saran

Seorang guru diharapkan mampu memotivasi atau membangkitkan semangat siswa dalam belajar sehingga semakin bersemangat dalam meningkatkan hasil belajar PAI. Harus menggunakan pola asuh yang terbuka, tidak mengekang anak, dan mengawasi siswa dalam pembelajaran. Imam Fazri, “Pengaruh Pola Asuh Demokratis dan Motivasi Siswa Terhadap Kinerja Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta” (Skripsi diserahkan ke Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi beberapa persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan).

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Empati Anak Usia Dini di TK Islam Al-Falah Kota Jambi. Hubungan Pola Asuh Demokratis dengan Kemandirian Anak di Kelompok Faud It Bina Iman Bengkulu Utara, Unib Vol.2 N0 1.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berfikir
Table 3.2  Kisi-Kisi Instrument
Tabel 3.4  Kriteria Penilaian
Table 4.1  Identitas Sekolah   Identitas sekolah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh demokratis yang diterapkan keluarga luas terhadap anak yang ditinggal kedua orang tua selalu memberikan perhatian terhadap anak yang diasuhnya, seperti pola makan, pakaian,