i
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS SHOLAT DHUHA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
PLUS AL-MADINAH CABEAN
MANGUNSARI SIDOMUKTI
SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RISTANI
NIM 11412008
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
ix
MOTTO
َف َش َلََع َظَفاَح ْنَم
َع ة
ضلا
َح
رْحَبلا َدَبَز لْث م ْتَن َكَ ْن اَو هَبْو ن ذ َلَ َرْف غ ى
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng akan diampuni dosanya oleh itu sebanyak buih di lautan” (HR.Muslim).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah Rosid Partono dan bunda Subiyati tercinta, yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk
anak-anaknya. Semoga Bapak Ibu Sehat dan slalu dalam lindungan-Nya;
2. Bapak (Sarozi) dan Ibu (Zuhriyah) mertua, yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya.
Semoga Bapak Ibu Sehat dan slalu dalam lindungan-Nya;
3. Istri (Purnamasari) tercinta, yang selalu menemani dalam menyusun skripsi
ini semoga menjadi istri yang sholehah, semoga menjadi sarjana yang
memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan masyarakat;
4. Ananda tercinta Alya Nadhifah Zahra Annafisah, semoga selalu semangat dan
tidak putus asa dalam menuntut ilmu dan berguna bagi nusa bangsa dan
xi memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikanskripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad Saw beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalan-Nya. Yang telah menunjukkan kepada kita agama yang hak dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Oleh karena itu tidak lupa peneliti ucapkan banyak terimakasih setulus-tulusnya atas terselesaikanya skripsi ini kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga;
3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya yang telah membantu peneliti selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini;
xii
5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada peneliti; dan
6. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Hanya rasa syukur yang dapat peneliti haturkan kepada Allah Swt yang telah memberikan anugrah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian akhirnya peneliti mengucapkan banyak terimaksih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
xiv
xv BAB III. HASIL PENELITIAN
A.Keadaan umum daerah penelitian ... 42
1. Profil Madrasah ... 42
2. Sejarah Berdiri ... 43
3. Letak Geografis ... 44
4. Visi dan Misi ... 44
5. Keadaan Guru ... 45
6. Keadaan Siswa ... 46
7. Sarana Prasarana ... 46
B.Analisis Data Penelitian ... 50
1. Nama Data Penelitian (Responden) ... 49
2. Hasil Mentah Angket ... 52
BAB IV ANALISIS DATA A.Analisis Deskripsi ... 55
1. Variabel pertama ... 55
2. Variabel Kedua ... 60
B.Analisis Hipotesis ……….. ... 65
C.Pembahasan ……….. ... 68
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 69
B.Saran-Saran ... 70
Daftar Pustaka ... 70
xvii ABSTRAK
Ristani, NIM:11412008, IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Hubungan Intensitas Sholat Dhuha dengan Motivasi Belajar Siswa MTs Plus Al-Madinah Cabean,
Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015. Pembimbing:
Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Intensitas, Sholat Dhuha, Motivasi Belajar.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi intensitas sholat Dhuha siswa MTs Plus Al-Madinah, variasi motivasi belajar siswa MTs Plus AL-Madinah dan tidak ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas sholat Dhuha dengan motivasi belajar siswa MTs Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2015
Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Tempat di MTs Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Kota Salatiga, 15 Januari 2015. Jumlah populasi 65 dengan jumlah 35 responden. Teknik pengumpulan dengan angket dan dokumentasi. Teknik analisis deskriptif, presentatase dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus corelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Variasi tingkat intensitas shalat dhuha pada siswa MTs. Plus Al-Madinah tahun 2015 terdiri dari 4 (kategori) yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. 0 orang atau 0 % responden tergolong tingkat intensitasnya rendah, bahwa 1 orang atau 2,86% responden tergolong tingkat intensitasnya sedang, bahwa 32 orang atau 91,43% responden tergolong tingkat intensitasnya tinggi dan 2 orang atau 5,71% responden tergolong tingkat intensitasnya sangat tinggi. 2) Variasi tingkat motivasi belajar pada siswa MTs. Plus Al-Madinah tahun 2015, terdiri dari 4 (kategori) yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. 0 orang atau 0 % responden tergolong motivasi belajar Rendah, bahwa 1 orang atau 2,86% responden tergolong motivasi belajar Sedang, bahwa 13 orang atau 37,14% responden tergolong motivasi belajar tinggi dan 21 orang atau 60% responden tergolong motivasi belajar sangat tinggi. 3) Setelah data dianalisis menggunakan corelasi product moment dapat diketahui bahwa r
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4. Surat Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6. Nama Responden MTs Plus Al-Madinah Salatiga Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen Angket Intensitas Shalat Dhuha Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Lampiran 9. Petunjuk Pengisian Angket
Lampiran 10. Angket Intensitas Shalat Lampiran 11. Angket Motivasi
Lampiran 12. Data Hasil Jawaban Angket Intensitas Shalat Data Hasil Jawaban Lampiran 13. Angket Angket Motivasi Belajar
Lampiran 14. Tabel nilai r Product Moment Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, disadari atau tidak pendidikan telah mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada perkembangan pikiran otak manusia.
Dibandingkan orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam berbicara saja sudah jauh berbeda, karena orang yang berpendidikan pengetahuan mengenai ilmu di tata sedemikian rupa. sedangkan orang yang tidak berpendidikan hanya mengetahui apa yang dia lakukan dan rasakan tanpa tahu apa maksudnya serta kegunaanya.
2
Adanya motivasi belajar yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik (Sardiman, 2007:85-86). Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan sungguh-sungguh serta didasari adanya motivasi, maka seorang siswa yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Secara umum faktor yang mempengaruhi prestasi anak dalam belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi jasmani.
Faktor psikologis salah satunya adalah motivasi. Motivasi belajar siswa merupakan faktor internal yang penting dalam mengoptimalkan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan atau kebutuhan (Djali, 2008:101).
3
َل َ َّللَّا َّن
ا
ِ
ْْ ِ ِ فْننَ ب اَم او رََِّ ُ ََََّّ ٍْوََ ب اَم رََِّ ُ
Artinya: “Allah tidak akan mengubah suatu kaum sampai mereka merubah diri mereka sendiri
Selain pengaruh faktor internal, dalam proses dan keberhasilan belajar siswa, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sosial dan non sosial siswa turut berpengaruh terhadap Motivasi Belajar siswa. Lingkungan di sekitar individu, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan belajar, dan lingkungan kelompok memiliki pengaruh terhadap keberhasilan individu dalam belajar (Usman dan Setyawati, 1993:38).
Lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain di sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktis pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Sedangkan faktor eksternal lingkungan non-sosial di antaranya lingkungan alamiah, instrumental, dan mata pelajaran.
4
Para siswa di MTs. Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga diwajibkan untuk mengikuti shalat Dhuha berjamaah sebelum mengawali proses belajar mengajar. Belajar menjadi lebih mudah manakala hati tenang dan bahagia. Keadaan hati yang tenang dan bahagia memungkinkan kita berkonsentrasi dengan baik sehingga ilmu pengetahuan dapat kita serap dengan baik. Jika kita sedih, dan tertekan, kerja otak cenderung menurun.
Tujuan dilaksanakannya shalat Dhuha adalah di samping sebagai ibadah sunah juga bertujuan untuk memotivasi siswa. Shalat Dhuha dapat dijadikan motivasi, hal ini karena shalat Dhuha dilaksanakan pada waktu produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang dalam keadaan semangat untuk beraktivitas (Anas, 2011:19).
Shalat Dhuha merupakan shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Sholat Dhuha adalah solat sunah yang di kerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi hasta (pukul 07.00 pagi) sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang (Sobari, 2003:66). Hukum shalat Dhuha adalah sunnah muakad artinya shalat sunnah yang sering dikerjakan Nabi Muhammad Saw shalat sunnah yang sangat dianjurkan. Jumlah rakaat shalat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat (Muhaimin, 2010:111). Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.
5
sekolah. Dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang, dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang dan menjadi keberhasilan. Selain itu dengan shalat Dhuha menjadikan jiwa tenang. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik diperlukan ketenangan jiwa agar ilmu yang diajarkan dapat masuk ke dalam hati kita. Allah Swt berfriman Q.s. ar-A’rad ayat 28.
بو ل َْلا ُّ ئَِم ْطَت َّللَّا رْك ذ ب َلنآ َّللَّا رْك ذ ب ْْ بُو ل ق ُّ ئَِم ْطَتَو او نَمَ آ َني َّلَّا
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjaditenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Berdasarkan pengalaman temuan di lapangan sementara yang dilakukan oleh peneliti di MTs. Plus Al-Madinah adalah sebagai berikut, di mana siswa MTs. Plus Al-Madinah sebelum diterapkannya pembiasaan shalat Dhuha, mereka kurang memanfaatkan waktu, datang ke sekolah sering terlambat, terkadang guru sudah masuk kedalam kelas tetapi siswa belum masuk kelas.
Setelah para guru dan pengurus yayasan mengadakan musyawarah, disepakati bahwa shalat Dhuha harus diterapkan bagi siswa minimal empat kali dalam seminggu. MTs. Plus Al-Madinah mulai menerapkan shalat Dhuha sejak tahun 2008 hingga sekarang telah banyak memberikan dampak positif bagi siswa.
6
maka peneliti ingin mencermati dan mengkaji secara lebih mendalam dan ilmiah, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah variasi intensitas shalat Dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015?
2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015?
3. Apakah ada hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui variasi intensitas shalat Dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015.
7
3. Adakah hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar yang mungkin salah, hipotesis yang benar nantinya akan dipakai dan hipotesis yang salah akan ditolak pemakainya, tetapi ada dan tidaknya hipotesis tergantung dari data yang terkumpul (Hadi, 1983: 63).
Hipotesis peneliti adalah ada hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar pada siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015. E. Manfaat Penelitian
1. Teoretik
a. Temuan penelitian ini dalam rangka sumbangan khasanah khususnya pada hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar pada siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015;
b. Temuan penelitian diharapkan sebagai dasar bagi penelitian berikutnya. 2. Praktis
a. Bagi peneliti
8
Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga.
b. Bagi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah
MTs. Plus Al-Madinah selaku subyek penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui dan meningkatkan pembiasaan shalat Dhuha dalam meningkatkan Motivasi Belajar siswa
F. Definisi Operasional
Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah dan untuk mempermudah kajian teoritisnya, berikut akan diuraikan penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Shalat Dhuha
Sholat Dhuha adalah solat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi (07.00-11.00), paling sedikit dua reka’at, paling banyak 12 reka’at (Shodik, 1991:305). Menurut Abdul Manan Bin H. Muhammad Sobari adalah “Sholat Dhuha dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang
lebih setinggi hasta (pukul 07.00 pagi) sampai dengan kurang lebih pukul
11.00 siang” (Sobari, 2003:66).
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa shalat dhuha adalah shalat sunnah dua rekaat yang dilakukan di pagi hari mulai pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang.
2. Motivasi Belajar
9
memanipulasi, serta mengatur lingkungan sosial maupun fisik, mengatasi rintangan, dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing dan berusaha untuk dapat melebihi hasil yang telah dicapai pada masa lampau serta mengungguli prestasi yang dicapai orang lain (Conger, 1975:24).
Motivasi belajar sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar atau dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia (perilaku belajar) (Dimyati dan Mudjiono, 2009:80).
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2009:23).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi yang mendorong seseorang belajar untuk mencapai hasil yang diinginkan. G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
10
dengan jenis pertimbangan korelasional dalam penelitian ini dengan pertimbangan untuk menunjukan hubungan antar variabel intensitas sholat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di MTs. Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015.
b. Rancangan Lapangan, rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field resnarch dengan variabel intensitas sholat Dhuha dengan motivasi belajar, untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan motivasi belajar siswa.
c. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Penelitian ini dilaksnakan di Madrasah Tsanawiyah Plus Al-Madinah Cabean Salatiga. Alasan memilih tempat ini karena lokasi tersebut adanya variasi intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada Bulan 10 Oktober 2015 - 14 Januari 2016.
d. Populasi dan Sampel 1) Populasi
Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan (Hadi, 2000:70). Menurut Arikunto (2010:173) yaitu “Keseluruhan subyek peneliti”. Senada dengan definisi diatas, menurut Sugiyono
11
obyek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulan.
Beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek peneliti yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian disimpulkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di MTs. Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015 yang berjumlah 35 siswa. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas:
Tabel 1.1
Data Siswa MTs. Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015
No Kelas Populasi
1. VII 11siswa
2. VIII 14 siswa
3. IX 10 Siswa
Jumlah 35 Siswa Sumber: MTs Plus Al-Madinah
2) Sampel dan Teknik Sampling
12
Arikunto (1989:107) berpendapat, bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 (seratus) lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari 100 orang. Maka penelitian mempunyai arti peneliti populasi, yaitu menentukan dengan jumlah sapel seluruh siswa MTs Plus Al-Madinah Salatiga. Peneliti populasi maksudnya adalah penelitian yang subyeknya penelitinya adalah menggunakan semua subyek yang ada dalam populasi.
Tabel 1.2
Data populasi dan sampel No. Kelas Sampel
1 VII 11 siswa
2 VIII 13 siswa
3 IX 11 siswa
Jumlah 35 siswa Sumber: Peneliti melalui data sekolah 3) Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:118) Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel bebas (independen variabel) yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X. Indikator penelitian ini adalah sebagai berikut:
13
2. Jumlah Rekaat (Menjalankan solat);
3. Selalu mengikuti solat dhuha berjamaah; dan 4. Melaksanakan shalat dhuha dengan kesadaran hati.
b. Variabel terikat (dependen variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah motivasi belajar berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y. Sedangkan indikator motivasi belajar menurut Uno (Uno, 2011:23) adalah sebagai berikut:
1. Tekun dalam menghadapi tugas;
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan; 3. Menunjukkan minat; dan
4. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. H. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Angket
14
Sering, Kadang-kadang atau Tidak pernah. Dengan skor untuk maing-masing jawaban yaitu, Skor jawaban adalah: Selalu = skor 4, jawaban Sering = skor 3, jawaban Kadang-kadang = skor 2, dan jawaban Tidak pernah = skor 1.
Instrument (Angket) yang peneliti susun mengacu pada variabel-variabel dibawah ini:
a. Variabel bebas (independent variabele) yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2009:39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X.
b. Variabel terikat (dependent variabele) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah motivasi belajar berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y. Uno (Uno, 2011:23).
2. Metode Dokumentasi
Dokumen adalah mencari data berupa catatan dan arsip (Arikunto, 2010: 231). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi atau data mengenai keadaan sekolah, guru, dan siswa MTs Plus Al-Madinah Salatiga dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi ini adalah dengan copy file
15 3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara interviu/penanya dengan interviu/responden untuk melaksanakan wawancara di persiapakan pedoman wawancara (Asdiqoh, 2014: 47-48). Wawancara adalah merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Kegiatan wawancara antara lain persiapan, pelaksanaan, dan penutup:
a. Persiapan, yang berisikan:
1. Menentukan tujuan wawancara; 2. Menentukan bentuk pertanyaan; dan
3. Menentukan jadwal wawancara dan sebagainya. b. Pelaksanaan, di antaranya meliputi:
1. Menyampaikan maksud dan tujuan wawancara; dan 2. Mengadakan wawancara.
c. Penutup, berisikan:
1. Menyusun laporan hasil wawancara; dan 2. Salam.
I. Analisis Data
16
Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan motivasi belajar siswa, dengan rumus product moment dengan rumus:
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
xy : Jumlah perkalian untuk x dan y
x : Variabel I (Intensitas Sholat Dhuha)
y : Variabel II (Motivasi Belajar)
N : Jumlah responden (Winarno, 2010:149).
Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap hipotesis yang diajukan. Metode analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan data peneliti menganalisi isinya (Sumadi, 1995:65-66).
J. Sistematika Penulisan
17
sample, (4) instrumen penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, Membahas tentang shalat Dhuha dan motivasi belajar (pengertian shalat dhuha, keutamaan sholat dhuha, dasar hukum shalat Dhuha, motivasi belajar siswa (pengertian motivasi, ciri-ciri motivasi, macam-macam mativasi, belajar, motivasi belajari, bentuk-bentuk motivasi di sekolah). BAB III LAPORAN PENELITIAN, Membahas tentang keadaan umum
tentang lokasi penelitian meliputi: Profil, Sejarah berdirinya, letak geografis, visi misi, keadaan guru, keadaan siswa, sarana prasarana, Penyajian data, Data responden (siswa kelas 1-3), Data hasil Angket Intensitas Solat Duha, Data hasil Angket tentang Motivasi belajar siswa
BAB IV ANALISIS DATA, Membahas tentang analisis data penelitian intensitas sholat Dhuha, analisi data motivasi belajar, dan diuji hipotesis hubungan antara intensitas sholat Dhuha dengan semangat belajar siswa MTs Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015.
19 BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Shalat Dhuha
1. Pengertian Shalat Dhuha
Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi, paling sedikit dua rekaat, paling banyak 12 rekaat (shodiq, 1991:305). Sedangkan pengertian sholat dhuha menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
a. Abdul Manan Bin H. Muhammad Sobari
“Sholat Dhuha dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih
setinggi hasta (pukul 07.00 pagi) sampai dengan kurang lebih pukul
11.00 siang” (Sobari, 2003:66).
b. Iqra al-Firdaus dan Aep S. Hamidin
“Sholat Dhuha adalah sholat pada waktu matahari mulai naik kurang
lebih 7 hasta sejak terbit (kira-kira pukul 07.00 pagi) hingga waktu
zhuhur” (al-Firdaus dan Hamidin, 2013:76).
c. Sayyid Sabiq
“Sholat Dhuha adalah ibadah yang disunnatkan diwaktu matahari
sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir di waktu matahari lingsir, paling sedikit dua rekaat dan paling banyak dua belas rekaat”
(Sayyid, 1994:68) d. Fatkhul Anas
“Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika matahari
20
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada matahari sedang naik (07.00 pagi), sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang paling sedikit dua rekaat, paling banyak 12 rekaat.
2. Keutamaan Shalat Dhuha
Sholat dhuha berbanding lurus dengan kemudahan mendapatkan rezeki. Di dalam al Qur’an Allah Swt menjanjikan waktu Dhuha sebagai
penjamin rizki. Hal tersebut sesuai dengan firmannya dalam Q.S Adh apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu, dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan), dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Q.S Adh-Dhuha: 1-5)
Firman Allah Swt. Surat adh-Dhuha ayat: 3-4.
21
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya bahwa Abdullah bin Mas’ud berbicara,
“Rasulullah Saw. Berbaring dengan beralaskan tikar sehingga menimbulkan bekas di lambung kanannya. Ketika beliau bangun, aku pun mengusap lambung beliau dan mengatakkan, ‘Wahai Rasulullah, izinkanlah kami untuk menghampakan permadani diatas tikar ini. ‘Lalu Rasulullah Saw. Bersabda, ‘Aku tidak berurusan dengan dunia. Perumpamaanku dengan dunia adalah bagaikan seseorang yang sedang berkendaraan kemudian berteduh di bawah pohon, dia istirahat sebentar kemudian dia meninggalkan lagi.” (Hadist ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi, serta beliau mengatakan bahwa hadist ini hasan dan sahih) (Tafsir Ibnu Katsir,2004:492-493).
Allah Swt. Berfirman dalam Surat Adh-Dhuha Ayat 5:
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
lalu kamu menjadi puas. ”Yaitu, di akhirat nanti Allah Swt. akan
memberikan kenikmatan kepadanya sehingga meridhoinya untuk memberikan syafaat kepada umatnya. Diriwayatkan oleh Abu Amr al-Auza’i dari Abdullah bin Abbas r.a., “Telah diperlihatkan kepada
22
‘Dan kelak Tuhanmu akan memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu kamu
menjadi puas’.
Kemudian Allah Swt. berfirman seraya mengingatkan kembali tentang nikmat yang telah Dia berikan kepada hamba dan Rasul-Nya,
ىىَو ََف اًيم تَُ َك ْد َيَ َْْلنآ
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim,lalu Dia melindungimu,” sebab ayah beliau wafat padahal dia masih dalam
kandungan ibunya. Kemudia ibunya, Aminah binti Wahab, wafat padahal beliau masih berusia 6 tahun. Kemudian diurus oleh kakeknya Abdul Muthtolib sampai wafat, dan beliau berumur 8 tahun. Lalu diurus oleh pamannya Abu Tholip, dan tidak hentinya memberikan perlindungan serta pertolongan kepada beliau. Meninggikan derajatnya dan sangat menghormatinya, serta menghindarkan gangguan yang dialamatkan oleh kaumnya kepada dirinya beliau, setelah beliau diangkat menjadi seorang utusan Allah Swt. Pada penghujung umur 40 tahu. Demikianlah, sedangkan Abu Tholib tetap berada dalam agama kaumnya, yaitu penyembah berhala. Semua itu terjadi karena takdir Allah Swt. Dan pengaturan-Nya yang baik, sampai pamannya wafat beberapa saat sebelum beliau berhijrah.
23
bersama beliau. Semoga Allah Swt. meridhoi mereka semua. Semuanya ini merupakan pemerliharaan penjagaan, dan pengawasan Allah Swt.
Firman Allah Swt. Surat Adh-Dhuha Ayat 7:
ىدََِف ًّلا َض َك َدَجَوَو
Artinya: “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk” seperti firman Allah Swt. Surat asy-Syuura Ayat
52:
ْن كَٰ َلَو ناَيم
ِ
ْلا َلَو باَت كْلا اَم ي رْدَت َتْن ك اَم ۚ َنَ رْمنآ ْن م اًحو ر َكْيَل
ا اَنْيََْونآ َ لَََٰذَكَو
ِ
طاَ صِ ىَلَِا ي دَْتََل َكَّنِاَو ۚ َنَ داَب ع ْن م ءاَشَن ْنَم
ه ب ي دَْنَ ا ًرو ن هاَنْلَعَج
ي ََت ْ ِ م
Artinya: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu ‘Al Qur’an’ dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahuiapakah Al-Kitab dan tidak pila mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikn Al-Qur’an itu Cahaya, yang Kami tunjukkan dengan Dia siapa saja yang Kami kehendaki diantara
hamba-hamba Kami.” (asy-Syuura: 52).
Firman Allah Swt. Surat Adh-Dhuha Ayat 8:
نىْغنََف ًلا ئاع َك َدَجَوَو
Artinya: “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, laluDia memberikan kecukupan,” Yaitu, kamu adalah seorang fakir dan sangat
kekurangan, lalu Allah Swt. mencukupi kamu sehingga tidak bergantung kepada selain-Nya. Sehingga, denganya Allah Swt. telah menempatkan dua maqom kepada diri beliau, yaitu maqom sabar dan syukur. Ditegaskan dalam hadist Bukhari dan muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda,
َّن كَلَو ضَرَعْلا ةَ ْثَْك ْنَع َنى َْلا َسْيَل
َّنلا َنى غ َنى َلْا
24
“Kekayaan itu bukanlah dengan banyak harta, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa” (Tafsir Ibnu Katsir,2004:494).
Diterangkan pula dalam shohih muslim dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah Saw.
نآ ْدَق
َق َل
َح
َم
ْن
َّنَقَو ًافاَفَك َق ز رَو ََل ْسنآ
َم ب لل هَع
ه َتََا ا
“Berbahagia orang yang masuk islam, diberi rezeki yang cukup, dan dipuaskan batinnya oleh Allah Swt” (Tafsir Ibnu Katsir,2004:495).
Kemudian Allah Swt. berfirman,
َْرَهْقَ تَ َلََف
َ
ََميِتَيْلااَّمَأَف
“ Adapunterdapat anak yatim maka janganlah kamu sewenang-wenang.” Yaitu, sebagaimana dulu kamu pernah mengalami masa yatim, lalu Allah Swt. memberikan perlindungan kepadamu, maka jangan kamu berbuat kasar terhadap anak yatim. Yaitu, janganlah kamu menghinakan dan menghardikkannya, tetapi berbuat baiklah kepadanya dan berlakulah lemah lembut
رَهْ نَ تَ َلََفَلِئاَّسلاَاَّمَأَو
“Dan terhadap orang yang minta-mintamaka janganlah kamu menghardiknya. “Yaitu, sebagaimana dulu kamu
tersesat, kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepadamu, maka janganlah kamu hardik seseorang yang meminta ilmu dan minta bimbingan kepadamu
.
ْث ردَحَف َك ربَر ةَمْع ن ب اَّمنآَو
“Dan terhadap nikmat25
dianugerahkan kepadamu. Dan di dalam kitab ash-shabibain, dari Anas bahwa kaum muhajirin pernah berkata: ”Wahai Rasulullah, kaum anshar telah membawa pergi semua pahala.” Maka beliau menjawab, “Tidak,
selama kalian mendo’akan kebaikan untuk mereka dan pujian yang kalian
berikan kepada mereka.”
Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
berterimakasih kepada manusia(Tasir Ibnu Katsir, IV: 1002).
Hadist tersebut menunjukkan bahwa waktu dhuha memiliki keistimewaan dimana Allah Swt. memberikan janji-Nya. Sholat dhuha terkadang sering dilupakan oleh sebagian orang, ternyata memiliki keutamaan yang tidak bisa ditukar dengan harta, berapapun nominalnya. Meskipun tergolong sunnah, sholat dhuha mengandung banyak fadhilah (keutamaan). Adapun keutaam tersebut antara lain:
a. Sedekah bagi Seluruh Persendian Tubuh Manusia
26
Artinya: “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah,
setiap tahbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah
sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR
Muslim), (Shohih Muslim). kitab Shalât al-Musâfirîn wa
Qashruha, Bab: Istihbâb Shalat ad-Dhuha, hadits No. 720. Tubuh manusia memang memiliki ratusan tulang yang masing-masing dihubungkan dengan persendian. Jumlah persendian adalah 360. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jika tulang-tulang yang ada dalam tubuh kita tersebut tidak dihubungkan dengan persendian, Atau salah satu persendian tersebut menjalankan fungsinya dengan baik. Maka manusia ada yang mengetahui betapa besarnya nikmat ini, kecuali orang yang telah kehilangan nikmat tersebut. Sejatinya dalam setiap lahirnya persendian kita mempunyai kewajiban untuk bershodaqoh sebagai realisasi syukur kita kepada Allah Swt dzat yang telah menciptakannya.
27
b. Sholat Dhuha Lebih Baik dari Berperang
Sholat dhuha memiliki keutamaan lain yaitu bisa meraih keuntungan yang besar. Dalam sebuah kisah, Allah Swt mengutus pasukan muslim untuk berperang melawan musuh Allah Swt. Secara singkat pasukan muslim tersebut berhasil memperoleh kemenangan gemilang dan memperoleh rampasan yang melimpah. Orang-orangpun ramai membicarakan singkatnya dan banyaknya harta rampasan perang mereka peroleh.
Kemudian, Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa ada yang lebih utama dan lebih baik daripada mudahnya kemenangan dan harta rampasan yang banyak itu, yaitu sholat dhuha.
َلاَق اَم ْنَْع لل َ ضِ َر و رْ َعَ نْب لل دْبَع ْنَع
28
ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya” (Sofware on Line Shahih al-Targhib: 666).
c. Pahala Haji dan Umroh
Orang yang melaksanakan sholat subuh berjama’ah, kemudian
duduk berdzikir sampai matahari terbit, setelah itu melaksanakan sholat dhuha, maka pahalanya seperti melaksanakan haji dan umroh. Hal tersebut sebagaimana disebutkan hadist dari ana bin malik bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: Anas rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, beliau berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsaipa yang mengerjakan sholat fajar (subuh) berjama’ah, kemudian ia (setelahu usai) duduk mengingat Allah Swt hingga terbit matahari, lalu ia sholat dua rekaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti haji
dan umroh: sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al
-jami:6346). d. Ampunan Dosa
Keutamaan lain sholat, khususnya sholat dhuha antara lain untuk memohon manghfiroh (ampunan dari Allah Swt, mencari ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rizqi. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Saw yang berbunyi:
َف َش َلََع َظَفاَح ْنَم
َع ة
ضلا
َح
رْحَبلا َدَبَز لْث م ْتَن َكَ ْن اَو هَبْو ن ذ َلَ َرْف غ ى
Artinya: “Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng
29
Dalam sholat, manusia mengalami proses mi’roj (naik) kehadirat
Illahirabbi sehingga dengan mi’roj tersebut manusia telah melupakan
semua beban yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan menghasilakan sebuah ketentuan dan kedamaian dalam hatinya.
Ustman mengatakan bahwa “Sesungguhnya unsur-unsur pokok terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang yang saya habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah shalat. Saya kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa sesungguhnya sholat merupakan sarana terpenting yang saya ketahui sampai sekarang menamkan ketetraman dalam syaraf” (Ustman,
1993:313).
Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat dihadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalahkehidupan (Ustman, 1993:106).
Sebagimana firman Allah Swt yang berbunyi:
30
Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketengan akal, serta untuk kondisi ini kelonggaran dan kedamaian jiwa yang diciptakan shalat memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting dalam mengurangi tajamnya ketengan-ketegangan hidup sehari-hari, dan dalam meringankan kegelisahan yang diderita sebagian orang (Ustman, 1993:313).
Sholat adalah metode yang jauh lebih sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga bermuatan nilai-nilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang terangkum secara dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati (spiritual) (Ary, 2001: 178).
Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan menjaga diri dari sebuah yang tidak pantas dilakukan menurut hatinya, yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada kata hatinaya (hati nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan berdosa yang selanjutnya akan menumbuhkan sebuah kegudahan dalam dirinya.
3. Dasar Hukum Sholat Dhuha
31
Artinya: Sunnat shalat dhuha, sebagaimana firman Allah yang artinya:
”Mereka memaha-sucikan Allah Swt disore hari dan waktu
isroq.”Ibnu Abbas menjelaskan:shalat isroq adalah shalat Dhuha
(Fatkhul mu’in, 1980:243).
Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh abi huroiroh, beliau berkata:
نآ ْنَع
Artinya: “Dari Abi Huroiroh R.A: Diperintahkan kepadaku kekasihku Saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulang, mengerjakan 2 rakaan shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwiter sebelum tidur” (H.R. Muslim). (Sofware, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344).
Waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari naik kira-kira sebatas ujung tombak hinga sampai masuk waktu zawal (condongnya matahari yang menandakan masuknya waktu dzuhur. Adapun waktu terbaik untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah pada saat matahari mulai terasa menyengat. Kalau diukur dengan waktu jam kira-kira setara dengan jam 09.00 atau lebih (Anas, 2011:74).
Permulaan waktu shalat Dhuha adalah waktu matahari sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir di waktu matahari lingsir, setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak. Dari ‘Amr bin
‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
32
Artinya: “Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga
matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat
itu orang-orang kafir sedang bersujud” (Hadits Online HR.
Muslim no. 832).
Mengenai jumlah rekaat shalat dhuha, minimal adalah dua rekaat dan paling banyak adalah dua belas rekaat. Menurut Abu Bakar Al-Masyhuri jumlah rekaat shalat dhuha dijelaskan sebagai berikut:
a. Dua rekaat, berdasarkan pada hadits Nabi yang berbunyi:
َع
hari pada tiap bulan, mengerjakan dua rekaat shalat sunnah dhuha dan supaya berwitir sebelum tidur.”(H.R.Muslim) (Software, kitab Ulama Salaf Muakhiri, Shahih Muslim,hal 344).b. Dilaksanakan empat rekaat dan dua belas rekaat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits: tambahannya seberapa yang dikehendaki Allah”
”(H.R.Muslim) (Software, kitab Ulama Salaf Muakhiri,
Shahih Muslim, hal 344).
33 seorangpun yang memberitahukan bahwa dia melihat Nabi Saw. melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia berkata:” bahwa, Rasulullah Saw. masuk kerumahnya pada tahun penaklukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan rekaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan darinya sehingga beliau
menyempurnakan rukuk dan sujudnya”(H.R Muslim).
B. Motivasi Belajar
1. Motivasi
a) Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “movore” dalam bahasa latin artinya
bergerak. Motivasi dapat diartikan keinginan, harapan, kebutuhan, tujuaan, sasaran, dorongan, dan intensif. Suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau mengarahkan, dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan (Sondang, 2004:142).
Donald dalam Sardiman (1992:173) ”Motivation is a energy change within the person characterized by affective araunsal and
34
Dari pengertian diatas, dapat diambil suatu pegertian bahwa individu dalam berperilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu ada hal yang mendorong dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan mempengarui oleh tujuan. Makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan yang dilaksanakan (Sukmadinata, 1999.62). b) Macam-macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
35
Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdlidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, dan tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial dan bukan hanya sekedar simbol. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
2. Motivasi Ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2009:89). contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi nya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temennya. Jadi bukan belajar karena ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau hadiah.
36
suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatar belakangi perbuatan itu, sedangkan hukuman melemahkannya (Uno, 2011:33). Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
c) Ciri-ciri Motivasi
Sardiman (2009:83) membangun konsep tentang ciri-ciri motivasi yaitu tekun dan ulet adalah sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai);
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi setinggi mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya);
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; d. Lebih senang bekerja mandiri;
e. Tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin;
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu);
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; dan h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
37
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dan memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
2. Belajar
Belajar berarti berusaha mengetahui hal-hal baru, teknik baru, metode baru, cara berpikir baru dan bahkan juga perilaku baru. Para ahli pendidik sering mangatakan bahwa belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang diberbagai tingkat lembaga pendidikan (Sondang, 2004:106). Beberapa definisi tentang belajar antara lain sebagai berikut: a. Cronbach (2001, 202). memberikan definisi: Learning is shown by a
change in behavior as result of experience;
b. Spears (1989, 88). memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction;
c. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a result of
practice (Sardiman,1986:20);
38
Kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang baru dengan serangkaian kegiatan seperti: membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya.
3. Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual (Sardiman, 2009: 75). Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar optimal apabila seorang siswa mempunyai motivasi. Motivasi akan menyebabkan suatu perubahan energi yang yang ada pada diri seseorang sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan ini dikarenakan adanya tujuaan kebutuhan dan keinginan.
b) Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Belajar sangat diperlukan motivasi. Motivation is an esential
condition of learning. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi
belajar. Ada 3 macam fungsi motivasi (Sardiman, 2009:85).
39
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Misalnya saja seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu, membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Fungsi lain dari motivasi yaitu sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik pula, atau dengan kata lain itensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasinya.
c) Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
40 1. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerja mungkin tidak menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
2. Saingan/ Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
4. Memberi ulangan
Siswa menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
5. Mengetahui hasil
41 6. Pujian
Pujian yang diberikan kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus motivasi yang baik. Adapun dampak positif dari pemberian pujian adalah: Membangkitkan motivasi belajar peserta didik, Merangsang peserta didik berpikir lebih baik, Menimbulkan perhatian perserta didik, Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi, Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah yang positif.
Pemberian pujian merupakan sarana penting untuk memotivasi siswa, sehingga perlu kehati-hatian dalam menggunakan pujian. Dan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menyadari pemberian celaan atau pujian yang berlebihan atau terus menerus akan berpengaruh buruk pada perkembangan jiwa anak. 7. Hukuman
42
lain, hukuman mengandung kelemahan berupa sejumlah akibat sampingan yang negatif. Akibat-akibat negatif yang dapat terjadi antara lain:
a. Hubungan antara guru dan siswa menjadi terganggu, misalnya siswa mendendam pada guru;
b. Siswa menarik diri dari kegiatan belajar mengajar, misalnya tidak mau mendengarkan pelajaran; dan
c. Siswa mengalami gangguan psikologis, misalnya rasa rendah diri. 8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar maksudnya pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sudah tentu hasilnya nanti lebih baik.
9. Minat
Proses belajar itu akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Cara-cara membangkitkan minat: membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan suatu persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 10. Tujuan yang diakui
44 BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Profil Madrasah
Profil adalah pandangan secara garis besar atau biografi seseorang maupun suatu lembaga, sesuai tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Profil Madrasah
No Identitas Keterangan
1 Nama Sekolah MTs Plus Al-Madinah
2 No. Statistik Madrasah 121233730002
3 NPSN 20364818
4 Nomor Telepon (0298) 323529
5 Alamat Jl. KH. Abdul Wahid Cabean
(Komplek Masjid Ar-Ridlo)
6 Desa Mangunsari
7 Kecamatan Sidomukti
8 Kabupaten/ Kota Salatiga
9 Propinsi Jawa Tengah
10 Kode Pos 50721
11 Alamat Website almadinahsalatiga.wordpress.com
12 e-mail mtsplusalmadinahok@yahoo.com
13 Tahun Berdiri 2007 14 Status Madrasah Swasta
15 No. SK Ijin Operasional D/Kw/MTs/148/2008
16 Akreditasi B
17 Madrasah Induk MTsN Salatiga 18 Penyelenggara Madrasah Yayasan
19 Organisasi Madrasah Hidayatullah Salatiga
45
Tabel 3.2 Profil Madrasah
No Identitas Kepala Keterangan
1 Nama Lengkap Subekti, ST
2 Tempat dan Tanggal Lahir Kab. Semarang, 02 Desember 1982 3 Jenis Kelamin Laki-laki
4 Pendidikan Terakhir S.1
5 Jurusan Teknik Kimia
6 Status Kepegawaian Pegawai Tetap Yayasan Sumber: Dokumentasi MTs Plus Al-Madinah 2. Sejarah Berdirinya
46 3. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Plus Al-Madinah didirikan ditengah-tengah masyarakat perkotaan yang masyarakatnya lebih cenderung kearah modern yang kurang disertai pengalaman nilai-nilai religious tepatnya adalah dipinggir kota Salatiga Barat berdekatan dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Wilayah menuju masyarakat Kota Salatiga Barat ini pola hidupnya sudah bergeser dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Kecamatan sidomukti termasuk dataran rendah, irigasi air agak sulit pada musim kemarau sehingga para petani ada yang menganggur karena tidak bisa menjaga lahannya. Sebagian dari mereka pada musim kemarau pergi merantau kekota berkerja sebagai kuli bangunan. Leak geografis MTs Plus Al-Madinah Salatiga dapat ditampilkan pada tabel 3.3 dibawah:
Tabel 3.3
Letak Geografis MTs Plus Al-Madinah
No Batas Wilayah
1 Sebelah Utara Rumah Warga 2 Sebelah Timur Makam Desa Cabean
3 Sebelah Selatan Rumah Warga dan Jalan Raya menuju desa Kecandran
4 Sebelah Barat Masjid Besar Ar-Ridlo Cabean
Sumber: Dokumen MTs Plus Al-Madinah 4. Visi Misi
47
secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Visi Madrasah Tsnawiyah (MTs) Plus Al-Madinah adalah membentuk generasi masa depan yang memiliki kualitas emosional dan spiritual yang seimbang.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi Madrasah adalah tujuan dan alasan mengapa madrasah itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi Madrsah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pendidikan Islam yang berkualitas;
b. Terselenggaranya pendidikan yang berbasis Islamiah, Ilmiah, Amaliah, dan Alamiah;
c. Menyediakan sarana prasarana yang memadai untuk kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya;
d. Memeberikan keterampilan dan life skill untuk para santri dan masyarakat sekitar; dan
e. Terbentuknya lulusan yang memiliki kualitas intelektual, emosional dan spiritual secara proporsional.
5. Keadaan guru
48
Tabel 3.4
Tabel Keadaan Guru Pengajar
No Guru Pengajar Kebutuhan
Yang Ada
Sumber: Dokumen MTs Plus Al-Madinah 6. Keadaan Siswa
49 Tabel 3.5 Tabel Keadaan Siswa
No Kelas L P Jumlah
1 VII 7 4 11
2 VIII 9 5 14
3 IX 6 3 10
Jumlah 24 12 35
Sumber: Dokumen MTs Plus Al-Madinah 7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen secara langsung mau tidak langsung menunjang proses jalannya pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan Menteri P dan K No.079/1945 sarana pendidikan terdiri tiga kelompok besar, yaitu:
1. Bangunan sekolah/ruang belajar;
2. Alata pembelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat peraga; dan 3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audio visual
dan non audio visual.
50 a) Data Ruang Penunjang Belajar
Tabel 3.6
Tabel Ruang Kelas Belajar Jenis
Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran
(pxl) Kondisi
Perpustakaan 1 84 Baik
Lab. IPA 1 84 Baik
Lab.
Komputer 1 63 Baik
Aula 1 240 Baik
Sumber: Dokumen MTs Plus Al-Madinah b) Buku dan alat Pendidikan tiap mata pelajaran
51
Tabel 3.7
Tabel Buku dan Alat Pendidikan
Mata Pelajaran
Sumber: Dokumentasi MTs Plus Al-Madinah c) Media Pendidikan
52
suasana belajar, memudahkan masuknya materi dan dapat merangsang anak untuk belajar lebih banyak dapat ditampilkan pada tabel 3.8 di bawah ini:
1. Nama Data Responden
Pada sebelumnya peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan misalnya nama-nama responden, menyiapkan instrument penelitian dalam hal angket, barulah memulai penelitian lanjutan. Penelitian mengambil sampel MTs Plus Al-Madinah salatiga Tahun 2015 jumlah siswa 35 responden dapat ditampilkan pada tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.9 Daftar Nama Responden
No Nama Kelas
1 Anny Muqsithin VII
2 David Yulianto Arif Maulana VII
3 Dwi Cahyo Saputro VII
4 Melinda Maharani VII
5 Khoirul Mustofa VII
53
12 Danang Mardiyanto VIII
13 Darul Mukhsin VIII
14 Dedi Hermawan VIII
15 Iwan Hidayanto VIII
16 Muhammad Hanafi VIII
17 Nur Nafi'ah VIII
18 Rozi Rahman Setiawan VIII 19 Rusdiana Ika Maulani VIII 20 Nurmala Risqina Maulida VIII
21 Rahma Ayu Kamelia VIII
22 Mohammad Michael Rizky J. VIII 23 Wilsa Trisia Annandra VIII
24 Denes Dwi Prayitno IX
25 Dratis Galang Perdamaiaan IX
26 Galeh Tri Romadhon IX
27 Pratama Setiawan IX
28 Risma Aprilia Dewi IX
29 Siti Muzaroah IX
30 Sulthoni Auliyaulhaq IX
31 Nanda Anwar Muzaki IX
32 Sindu Ali Darmawan IX
33 Enggar Aji Fardian IX
34 Ahmad Fauzi IX
35 M. Jaizam Haikal IX
54 2. Hasil Data Mentah
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang Hubungan antara intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2015.
a. Data Pertama: Intensitas shalat Dhuha
Data Pertama adalah data tentang Keaktifan Mengikuti
Kegiatan Kepramukaan diperoleh dengan menyebarkan angket
yang terdiri dari 20 penyataan. Masing-masing pernyataan terdiri
dari 4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode A, B, C dan D.
Hasil data mentah angket antara intensitas shalat Dhuha siswa di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean
Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2015.
Tabel 3.10
55
b. Data Kedua: Motivasi Belajar
Data yang kedua adalah data tentang karakter unggul
diperoleh dengan cara menyebarkan angket terdiri dari 20
pernyataan, masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif
jawaban dengan menggunakan kode A, B, C, dan D. Data hasil
jawaban angket dan skor data tentang motivasi belajar siswa di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean
56 Tabel 3.11
Data Hasil Angket Motivasi Belajar
58 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskripsi
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
variasi intensitas shalat Dhuha dengan motivasi belajar siswa di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari
Sidomukti Salatiga Tahun 2015.
1. Variabel Pertama
Mengawali analisis pendahuluan, penulis menyajikan skor
jawaban angket mengenai intensitas shalat Dhuha siswa di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean
Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015 pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Skor Jawaban Jawaban Angket Tentang Intensitas Shalat Dhuha
59
3. Kategori Kadang-kadang (C) : 1 Siswa
4. Kategori Tidak Pernah (D) : 0 Siswa
Pedoman pensekoran pada tabel diatas, maka diperoleh sekor untuk veriabel X dari 35 responden, skor tertinggi dan terendah pada variabel X berturut-turut adalah: 80 dan 20
a. Menentukan Panjang Interval
60
ideal tertingginya adalah 80 dan sekor terendahnya adalah 20 Untuk menentukan taraf signifikansi tentang keaktifan intensitas shalat Dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015 dengan katagori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan interval adalah:
Keterangan : Panjang interval = Panjang interval yang digunakan
xti = Nilai tertinggi 80 dari jumlah soal kali option xri = Nilai terendah 20 dari jumlah soal angket n katagori = Jumlah katagori yang digunakan
Maka diperoleh : Panjang interval
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang peneliti gunakan interval 20 – 80 maka diperoleh data interval sebagai berikut:
Tabel 4.2
Interval, Katagori Skor dan Frekuensi Responden Variabel X
No Interval Katagori Skor Frekuensi
1 20 – 34 Rendah 0
2 35 – 49 Sedang 1
3 50 – 64 Tinggi 32
4 65 – 80 Sangat tinggi 2
61
Hasil interval kategori selalu (sangat tinggi) = 2 siswa, kategori sering (tinggi) = 32 siswa, kategori kadang-kadang (sedang) = 1 siswa, dan kategori tidak pernah (rendah) = 0 siswa.
b. Menentukan Hasil Presentase
Menentukan presentase vaiabel X (Intensitas shalat dhuha)
dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Presentase angka yang dicari
F = Frekuensi jawaban yang dipilih
N = Jumlah Responden
1) Katagori Sangat Tinggi
2) Katagori Tinggi
62
4) Katagori Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan di atas peneliti akan
menyajikan tabel hasil analisis jawaban angket intensitas shalat
Dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah
Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015 sebagai
berikut:
Tabel 4. 3
Hasil Analisis Jawaban Angket dalam intensitas shalat Dhuha siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari
Sidomukti Salatiga Tahun 2015
No Katagori Interval Frekuensi Persentase
1 Rendah 20 – 34 0 0 %
2 Sedang 35 – 49 1 2,86%
3 Tinggi 50 – 64 32 91,34%
4 Sangat tinggi 65 – 80 2 5,71%
Jumlah Responden 35 100%
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 0 orang atau 0
% responden tergolong tingkat intensitasnya rendah, bahwa 1
orang atau 2,86% responden tergolong tingkat intensitasnya
sedang, bahwa 32 orang atau 91,43% responden tergolong
tingkat intensitasnya tinggi dan 2 orang atau 5,71% responden
tergolong tingkat intensitasnya sangat tinggi. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa intensitas shalat Dhuha siswa di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Salatiga tahun 2015
tergolong katagori sering yaitu sebanyak 32 orang dan atau
91,43 % responden berada dalam rentang interval 50-64
2. Variabel Kedua
Analisis kedua data tentang skor jawaban angket motivasi
belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah
Salatiga tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Motivasi Belajar
64
3. Kategori Kadang-kadang (C) : 1 Siswa
4. Kategori Tidak Pernah (D) : 0 Siswa
Pada tabel di atas diperoleh sekor untuk variabel Y (Motivasi
belajar) dari 35 responden, sekor tertinggi dan terendah pada