• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP JENIS O B A T G E N E R I K DAN O B A T P A T E N DI K E C A M A T A N S U K A R A M I PALEMBANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP JENIS O B A T G E N E R I K DAN O B A T P A T E N DI K E C A M A T A N S U K A R A M I PALEMBANG SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

P E R B E D A A N S I K A P K O N S U M E N T E R H A D A P J E N I S

O B A T G E N E R I K D A N O B A T P A T E N D I K E C A M A T A N S U K A R A M I P A L E M B A N G

S K R I P S I

O L E H :

Nama : Rlnl Erfka NIM : 21.2007.127. K

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G

F A K U L T A S E K O N O M I

(2)

S K R I P S I

O L E H :

Nama : Rlnl E r i k a N I M : 21.2007.127. K

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G

F A K U L T A S E K O N O M I

(3)

Nama : Rini Erika N I M : 21.2007.127. K

Menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang mempakan penjiplakan karya orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pemyataan ini tidak benar, maka saya sanggup menerima sanksi bempa pembatalan skiipsi dan segala konsekuensinya.

Palembang, Januari 2011 Penulis,

M E T E R A I T E M P E L

mm

Rini Erika

(4)

T A N D A P E N G E S A H A N S K R I P S I

J U D U L : P E R B E D A A N S I K A P K O N S U M E N T E R H A D A P J E N I S O B A T G E N E R I K D A N O B A T P A T E N D I K E C A M A T A N S U K A R A M I P A L E M B A N G .

Nama ; Rini Erika NIM : 2L2007.127.K Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Mala Kuliah Pokok : Pemasaran

Diterima dan disyahkan Pada Tanggal

Pembimbing

(5)

( Q,S, M ' Tfialdq:

-3 )

" JangarddA kita menyia-nyiatan waktu dengan menyesalx

masa Campau ataupun mengeCufi tentang

peruBafian-peruBafian yang mengganggu kenyamanari kita, seBaB

peruBakan adaXdfi inti ddri kekidupan '\

( Ttmdis )

Skripsi ini XupersemBaAkan kepadd:

• XyaAanddXmsyafiriCddnlBundd yustina

Xakak^ Xyuk ddn Xdikku

• Seseorang yang aku sayangi: X" Vian

<> SaBaSat-safiaBat terBaikku

• XCmamater

(6)

AlhamduUilah Hirobbil A'lamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt, penulisan skripsi ini dengan judul Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Generik Dan Obat Paten D i Kota Palembang ( Study Kasus di Kecamatan sukarame ) dapat penulis selesaikan tepat waktu.

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih, penulis sampaikan kepada kedua orang tuaku yang telah mendidik, mendo'akan dan memberikan dorongan serta semangat kepada penulis dan kakak serta adikku tersayang dan juga kak Dian yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan serta semangat dalam penyelesaian skripsi i n i .

Oleh karena itu dala kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak H. M . Idris, SE, M . S i selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Bapak Drs. H. Rosyadi, M . M , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Palembang, beserta staf dan karyawan/karyawati.

3. Bapak Mizan, S.E, Ak,.M.Si, sebagai Koordinator Kelas Regular C dan Ibu H j . Kholilah, SE, M.Si selaku Wakil Koordinator Kelas Reguler C Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang.

4. Ibu Hj. Kholilah, SE, M . S i selaku Dosen Pembimbing Skripsi, atas kesediaanya membimbing dan memberikan saran serta arahan dari awal menyusun sampai selesainya skripsi.

(7)

sayang dan cintanya.

9. Keponakan-Keponakanku yang kusayangi : Adda, Diva, Kaka, Dewi, Windra dan Reihan yang telah membuatku bahagia dan gembira.

10. Temen-teman K K N Angkatan ke-34 di Desa Pinang Banjar yang telah banyak membantuku dan memberikan dorongan semangat kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantuku sehingga selesainya skripsi i n i .

Akhirul kalam dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi i n i , semoga amal dan ibadahnya mendapatkan balasan dari-Nya. A m i n .

Palembang, Januari 2011

Penulis

(8)

H A L A M A N P E R N Y A T A A N B E B A S P L A G I A T ii

H A L A M A N P E N G E S A H A N iii

H A L A M A N M O T T O D A N P E R S E M B A H A N iv

H A L A M A N P R A K A T A v

H A L A M A N D A F T A R I S I vii

H A L A M A N D A F T A R L A M P I R A N ix

A B S T R A K X

B A B I P E N D A H U L U A N

A . Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 4 D . Manfaat Penelitian 4

B A B I I K A J I A N P U S T A K A

A . Penelitian Sebelumnya 6

B. Landasan Teori 7 1. Perilaku Konsumen 7

2. Sikap Konsumen 20

(9)

C. Operasionalisasi Variabel 28

D. Populasi dan Sampel 29

E. Data yang Diperlukan 30

F. Teknik Pengumpulan Data 31

G. Analisis Data dan Teknik Analisis 32

B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N

A . Hasil Penelitian 36

B. Pembahasan Hasil Penelitian 44

B A B Y S I M P U L A N D A N S A R A N

A . Simpulan 66

B. Saran 67

D A F T A R P U S T A K A

L A M P I R A N

(10)

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Skripsi

Lampiran 2 Kucsioner (Daftar Pcrtanyaan)

Lampiran 3 Surat Keterangan Riset dari Kecamatan Suka

Lampiran 4 Aktivitas Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Sertifikat Lulus Mengaji

Lampiran 6 Sertifikat Lulus T O E F L

(11)

Generik Dan Obat Paten D i Kota Palembang (Study Kasus di Kecamatan Sukarame) / Manajemen Pemasaran.

Perumusan masalahnya adalah bagaimana perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kota Palembang ( Study Kasus di Kecamatan Sukarame). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kota Palembang.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapat dari kuisioner berupa jawaban responden terhadap daftar pcrtanyaan yang diedarkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah daftar pcrtanyaan (kuisioner) dan Dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif dan teknik analisis dengan menggunakan model Fishbien

n

A O = X b-e. i = 1

Dan untuk melihat perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten digunakan distribusi F ( A N O V A ) .

Hasil penelitian yang dilakukan yaitu dari keempat atribut dan indikator maka diperoleh hasil penelitian yang menunjukan hasil FQ = -0,005. Karena Fo = -0,005 > Fd ^ -6,59, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kecamatan Sukarame.

Sarannya adalah untuk perusahaan yang memproduksi obat generik harus lebih memperhatikan ketersediaan obat di pasaran sedangkan untuk perusahaan yang memproduksi obat paten harus memperhatikan harga yang ditetapkan agar dapat terjangkau oleh konsumen.

Kata K u n c i : Sikap Konsumen dan Pembelian Obat

(12)

Formulation o f the problem is how differences in consumer attitudes toward generic drugs and patent medicines in the city o f Palembang (Case Study in District Sukarame). The purpose o f this study is to investigate the differences o f consumer attitudes toward generic drugs and patent medicines in the city o f Palembang.

The data required in this study are primary data that is data obtained from questionnaires of respondents' answers to a questionnaire that was circulated. Data collection techniques used is a list o f questions (questionnaire) and Documentation. Data analysis is qualitative and quantitative analysis and technical analysis using the model Fishbien

And to see the differences in consumer attitudes toward generic drugs and patent medicines used in the distribution F ( A N O V A ) .

Results o f research conducted from the four attributes and indicators o f the obtained research results that show the results of FO = -0.005. Since FO = -0.005> Fd = -6.59, then HO rejected and Ha accepted. So, there are differences in consumer altitudes toward generic drugs and patent medicines in the District Sukarame.

His advice is for companies that manufacture generic drugs should be more concerned with the availability o f drugs on the market and for companies that manufacture patented drugs must consider the price set for can be affordable by the consumer.

Keywords: Consumer Attitudes and Purchasing Drugs

n

(13)

A. L a t a r Belakang Masalah

Kemajuan ekonomi suatu negara akan menentukan tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakatnya. Dengan kemajuan ekonomi akan membuka peluang terhadap munculnya industri farmasi yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Munculnya peluang usaha industri farmasi ini akan mengarah kepada peningkatan derajat kesehatan menuju masyarakat yang lebih baik. Industri farmasi memproduksi dua jenis obat yaitu obat generik dan obat paten dengan nama dagang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia dan mempunyai peranan penting dalam bidang kesehatan. Bagaimana tidak?sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan

pasar obat potensial dimana setiap pemerintah daerah di Indonesia ingin

mewujudkan masyarakat yang sehat dan cerdas di daerahnya.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pemerintah Propinsi Sumatera Selatan ingin mewujudkan masyarakat Sumatera Selatan yang sehat dan cerdas. Untuk itu pemerintah membuat program berobat gratis dan sekolah gratis. Pelaksanaan program berobat gratis memerlukan dukungan dari banyak pihak agar dapat berjalan sesuai target yang diinginkan, jadi ini bukan hanya tugas pemerintah saja, akan tetapi juga menunlut peran serta masyarakat dan instansi yang terkait. Program ini bertujuan untuk membantu masyrakat yang kurang mampu agar dapat

(14)

mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama agar dapt terwujud masyarakat yang sehat secara merata.

Pada saat sekarang banyak masyarakat yang memanfaatkan program ini tidak hanya masyarakat miskin masyarakat yang tergolong mampu juga ikut dalam program ini salah satunya masyarakat di kecamatan sukarami. Dalam pelaksanaan program berobat gratis pemerintah lebih banyak menggunakan obat-obat generik atau obat dengan nama isi zat brkhasiatnya dibandingkan obat paten atau obat yang menggunakan nama dagang yang dianggap lebih berkualitas. Masyarakat menengah kebawah di kecamatan Sukarami banyak memanfaatkan program i n i karena mereka dapat berobat dengan gratis hanya dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan dan tidak sedikit masyarakat menengah keatas yang ikut memilih obat-obat generik yang lebih murah harganya.

Masyarakat di kecamatan Sukarami i n i m e m i l i k i padangan yang berbeda-beda mengenai obat yang mereka gunakan berdasarkan pengalaman masing-masing yang pemah mereka rasakan setelah menggunakan kedua jenis obat tersebut. Dengan ini masyarakat m e m i l i k i sugesti yang berbeda-beda terhadap tingkat penyembuhan yang mereka rasakan dari penggunaan obat paten dan obat generik, ini juga menjadi dasar pertimbangan bagi mereka untuk menentukan terapi pengobatan yang akan mereka pilih.

(15)

sudah dipatenkan dengan masa paten tergantung dengan jenis obat. Obat paten sudah melalui uji preklinik dan uji k l i n i k untuk menjamin efektivitas dan keamanan obat baru tersebut sehingga berpengaruh terhadap harga obat yang menjadi lebih mahal. Promosi yang dilakukan untuk obat paten juga lebih agresif sehingga masyarakat lebih mengenai nama obat tersebut dan ketersediaanya juga mudah didapat.

Sebaliknya terhadap obat generik sikap masyarakat kurang positif karena obat generik dianggap obat kelas dua,artinya mutunya kurang bagus dan kerap di cap sebagai obat kaum tidak mampu. Obat generik dianggap memberikan efektifitas yang lambat terhadap terapi yang diinginkan. Obat generik adalah obat yang menggunakan nama kandungan zat berkhasiatnnya. Harga obat generik lebih murah karena hanya berisi zat yang dikandungnya sehingga tidak memerlukan biaya untuk hak paten nama obat tersebut. Promosi obat generik kurang agresif sehingga dipandang sebelah mata dan masyarakat tidak mengetahui benefit yang ditawarkan dari obat generik.

(16)

Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Generik dan Obat Paten D i Kecamatan Sukarami".

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai b e r i k u t :

Bagaimana perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kecamatan Sukarami ?

C . T u j u a n Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kecamatan Sukarami.

D . Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak sebagai b e r i k u t :

a. Bagi Penulis

(17)
(18)

Kajian Pustaka

A. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya pertama pemah dilakukan oleh Hany D w i Pratiwiningsih (2008), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Sikap Konsumen Terhadap Kualitas Pemberian Informasi Obat Pada Apotek D i Kecamatan Kartasura Sukoharjo. Rumusan masalah dalam penelitiannya adalah bagaimana sikap konsumen terhadap pelayanan informasi obat yang dibenkan di apotek. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut ada dua yaitu sikap konsumen dan kualitas informasi, dengan indikator kualitas obat, dosis obat, harga obat dan efek samping obat. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisa sikap model Fishbien. Hasil penelitian menunjukan sikap konsumen terhadap kualitas pemberian informasi obat pada apotek di Kecamatan Kartasura Sukoharjo adalah baik atau positif dengan skor rata-rata 4,21. Sikap konsumen tehadap kualitas pemberian informasi obat pada apotek di Kecamatan Kartasura Sukoharjo mendapat respon baik, hal i n i dapat dilihat dari tingkat kepuasan konsumen, sedangkan skor terendah adalah tidak puasnya konsumen terhadap informasi yang diberikan karena faktor pendidikan, yaitu dengan skor 2,75.

(19)

Penelitian yang kedua pemah dilakukan oleh N o v i Kartika ( 2005), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Sikap Konsumen Terhadap Pembelian Perumahan Pada PT. M u l t i Wahana Wijaya Palembang. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana sikap konsumen terhadap pembelian perumahan pada PT. M u l t i wahana Wijaya Palembang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap pembelian perumahan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian i n i adalah analisis kuantitatif. Hasil analisis menunjukan bahwa sikap konsumen terhadap perumahan M u l t i Wahana Wijaya adalah baik atau positif yang ditunjukan oleh skor rata-rata sebesar 2,36. Sikap konsumen tehadap perumahan M u l t i Wahana Wijaya di Kecamatan Sako Kenten Palembang mendapat respon baik, hal i n i dapat dilihat dari tingkat kenyaman konsumen, sedangkan skor terendah adalah keputusan pembelian perumahan karena dorongan kebutuhan, yaitu dengan skor -1,73.

B . Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku konsumen

(20)

Menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk ( 2008 : 6 ), perilaku konsumen (customer behavior) dapat didefenisikan sebagai perilaku yang ditunjukan dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa, dan gagasan.

Perilaku membeli (purchase behavior) adalah perilaku yang mencakup dua macam pembelian : pembelian percobaan (tahap penyelidikan dimana para konsumen berusaha menilai suatu produk melalui pemakaian langsung) dan pembelian ulang, yang biasanya menandakan bahwa produk tersebut memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa konsumen bersedia untuk memakainya lagi.

b.Model Prilaku Konsumen

(21)

Tabel I

Model Prilaku Konsumen

Psikologi Konsumen Motivasi Rangasangan Rangsangan ^ Persepsi Proses

Keputusan Keputusan

Pemasaran lain Pembelajaran

\

Pembelian Pembelian

Produk Ekonomi / Memori

Pengenalan

• Masalah Pilihan Produk

Harqa Teknologi

Pencarian

Informasi Pilihan Merk

Distribusi

Politik

\

Karakteristik

Penilaian alternalif

—1 .—. . — . — . pilihan Dealer

Komunikator / Budaya Konsumen

f

Keputusa

Pembelian Jumlah pembelian

Promosi Budaya Perilaku pasca- Pilihan tepat

Sosial pembelian

Metode pembayaran

Personal

Sumber : Kotler, ( 2007 )

1) Rangsangan Pemasaran

Menurut Kotler ( 2007 : 226 ) rangsangan lain yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah produk, harga, distribusi dan promosi.

a) Produk

(22)

b) Harga

Harga adalah sejumlah uang ( ditambalikan beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

c) Ditribusi

Distribusi adalah terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (flingsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan setatus pemiliknya dari produksi ke konsumsi agar ketersediaan barang dipasar selalu ada.

d) Promosi ( komunikator)

Promosi merupakan bagaian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai kegiatan untuk memberikan informasi kepada pasar sasaran akan adanya saatu produk baik berupa barang, jasa dan ide.

2) Rangsangan lain

Selanjutnya Kotler (2007 :226) berpendapat bahwa rangsangan lain yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.

a) Ekonomi

Konsumen menhapuskan pemberian terhadap produk sesuai dengan kemampuan ekonomi dan kebutuhannya.

b) Teknologi

(23)

c) Politik

Keadaan politik suatu negara juga mempengaruhi keputusan pemebelian konsumen karena didalam lingkungan poitik terdapat peraturan-peraturan yang dapat mengikat.

d) Budaya

Budaya suatu bangsa,daerah atau suatu tempat juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena budaya merupakan ciri atau krakteristik yang has dari suatu daerah.

3) Faktor karakteristik konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:

a) Faktor Budaya

Kebudayaan adalah kompleks simbol dan barang-barang bantuan manusia (artifact) yang diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi satu ke generasi yang lain sebagai faktor penentu (determinand) dan pengantar (regulator) perilaku anggotanya. Faktor budaya m e l i p u t i :

(1) Budaya

(24)

lainnya, sehingga konsumen akan dihadapkan dengan nilai-nilai seperti b e r i k u t :

• Prestasi dan Keberhasilan • Aktivitas

• Efesiensi dan kepraktisan • Kemajuan

• Kenyamanan material

• Individualisme,kebebasan,kenikmatan ekstemal,kemanusiaan • Sikap serta j i w a muda

(2) Sub Budaya

Sub budaya merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

(a) Sub budaya bangsa seperti : Indonesia, Amerika, Cina dan Iain-lain

(b) Sub budaya agama seperti ;Islam,Kristen,Hindu dan Budha. (c) Sub budaya kelompok ras seperti : Batak,Sunda,Sumatera dan

Iain-lain.

(d) Sub budaya daerah geografis seperti : keadaan alam,musim, i k l i m dan Iain-Iain.

(3) Kelompok Sosial

(25)

secara hirarkis dan m e m i l i k i anggota dengan nilai-nilai, minat, dan perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa cirri, yaitu :

(a) Orang dalam kelas sosial yang sama cenderung bertingkah lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas yang berbeda

(b) Orang-orang merasa menempati superior sehubungan dengan kelas sosial mereka.

(c) Kelas seseorang ditandai oleh sekumpulan variabel seperti : pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan pandangan terhadap nilai dari pada suatu variabel.

(d) Individu dapat pindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial Iain ke atas dan ke bawah epanjang hidup mereka.

Faktor Sosial

(1) Kelompok Referensi

(26)

menjadi kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, professional, asosiasi perdagangan yang cenderung lebih

formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya dalam tiga hal, yaitu ;

• Kelompok acuan menghadapi seseorang pada perilaku dan gaya hidu baru.

• Kelompok acuan juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang

• Kelompok acuan juga menciptakan tekanan untuk mempengaruhi apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merekaktual seseorang.

(2) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan mereka telah menjadi objek penelitian yang eksentif. Anggota keluarga mempakan kelompok acuan primer yang paling berpengamh.

(3) Peran dan Status

(27)

c) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia, tahap siklus hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadiaan dan konsep diri.

(1) Usia dan Tahap Siklus Hidup Produk

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. dan mereka melakukan pembelian selalu menyelaraskan antara produk atau jasa yang dibeli dengan usia maupun daur hidupnya.

(2) Pekerjaan

Pola konsumsi seseorang dipengaruhi oleh suatu pekerjaan. Pekerja kasar atau karyawan biasa akan berbeda pola konsumsinya dengan seorang manajer. Perbedaan i n i biasaanya lebih diakibatkan oleh fungsi produk atau jasa terhadap suatu pekerjaan pembeli.

(3) Keadaan Fkonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung.

(4) Gaya Hidup

(28)

(5) Kepnbadian dan Konsep D i r i

Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama dalam lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.

4) Faktor Psikologis

Keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, belajar serta kepercayaan diri dan sikap Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori. a) Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Dengan memuaskan kebutuhan tersebut ketegangan akan berkurang. Ada tiga teori motivasi yang paling terkenal yaitu :

(1) Teori Motivasi Freud,yang mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis rill yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari. Karena itu seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.

(29)

(3) Teori Motivasi Herzberg, yang mengcmbangkan teori motivasi yang membedakan dissatisfier ( faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan ) dan satisfier ( Faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan.

b) Persepsi

Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

c) Pembelajaran

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. A h l i teori pembelajaran mengatakn bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja dorongan, rangsangan, petunjuk,tanggapan dan penguatan.

Melalui perbuatan dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah pemikiran deskripsif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kccenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap objek dan gagasan.

d) Memori

(30)

terkait dengan merek dan kualitas yang tersambung dengan titik pertemuan (node) merek.

Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen m e m i l i k i jenis pengalaman produk dan layanan yang tepat seperti struktur pengenalan merek yang diciptakan dan kualitas produk yang dipertahankan dalam memori.

5) Proses Keputusan pembelian

Menurut Kotler (2007 ::234) untuk menentukan pembelian terhadap suatu produk seseorang mengalami beberapa tahapan atau suatu proses. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari empat tahap, yaitu

a) Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau menganalisis kebutuhan dan keinginan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.

b) Pencarian Informasi

(31)

c) Penilaian A l t e m a t i f

Tahap ketiga dalam proses pembelian adalah menetapkan tujuan pembelian dan menilai terhadap altematif-altematif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Tujuan pembelian bagi konsumen akan sangat tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Apabila tujuan pembelian telah ditetapkan, maka para konsumen perlu mengidentifikasikan altematif-altematif pembeliannya.

d) Keputusan Pembelian

Pada tahap ini mempakan proses dalam pembelian nyata. Konsumen hams mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli maka konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang hams diambil menyangkut jenis produk, kualitas, merek, penjual, kuantitas, waktu,dan cara

pcmbarannya.

e) Perilaku Pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalammi level kepuasan dan tidak kepuasan tertentu.

(32)

e) Saat yang tepat melakukan pembelian f) Metode Pembayaran

2. Sikap Konsumen

a. Pengertian Sikap Konsumen

Husein Umar (2005 : 434) menyatakan melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran yang deskriptif yang d i m i l i k i seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat dabn keyakinan nyata. Sikap adalah evaluasi perasaan dan kccenderungan seseorang yang relative konsisten terhadap sesuatu obyek dan gagasan. Sikap adalah menempatkan seseorang dalam suatu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu bergerak mendekati atau menjauhinya.

Gordon Alport pada Nugroho J.Setiadi (2003:214) sikap adalah suatu mental dan saraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap prilaku.

(33)

b.Model Struktur Sikap

Schiffman (2008 : 224) menyatakan bahwa untuk memahami hubungan antara sikap dan perilaku dan untuk menentukan komposisi sikap agar dapat menjelaskan atau meramalkan perilaku dengan lebih baik ada beberapa model sikap yang penting, yaitu :

(1) Model Sikap Tiga Komponen

Menurut model sikap tiga komponen, sikap terdiri dari tiga komponen utama yaitu :

(a) Komponen Kognitif

Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yag berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa obyek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu.

(b) Komponen A f e k t i f

(34)

"menyenangkan" atau "tidak menyenangkan", "bagus" atau "jelek".

(c) Komponen Konatif

Konasi, berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berprilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap tertentu.

Komponen konatif sering dianggap sebagai pemyataan maksud konsumen untuk membeli. Skala maksud pembeli digunakan untuk menilai kemungkinan konsumen untuk membeli suatu produk atau berprilaku menurut cara tertentu.

(2) Model Sikap M u l t i Sifat

Model sikap multi sifat menggambarkan sikap konsumen terhadap "obyek" sikap (seperti produk, jasa, katalog direct mail, atau sebab atau isu tertentu) sebagai fungsi persepsi dan penilaian kosumen terhadap sifat-sifat atau keyakinan pokok yang dipegang mengenai "obyek" sikap tertentu.

(a) Model sikap terhadap obyek

(35)

rasa tidak mempunyai tingkat yang memadai mengenai sifat-sifat yang diingini atau mempunyai terlalu banyak sifat-sifat negatif atau tidak diingini.

(b) Model sikap terhadap perilaku

Merupakan sikap ndividu dalam berprilaku atau bertindak terhadap obyek tertentu, dan bukannya sikap terhadap obyek itu sendiri. Daya tarik model sikap terhadap perilaku adalah bahwa model ini kelihatan agak mendekati perilaku yang sebenamya. (c) Teori Model Tindakan yang Beralasan

Menggambarkan pengintegrasian komponen-komponen siakp secara menyeluruh ke dalam struktur yang dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan yang lebih baik maupun peramalan yag lebih baik mengenai perilaku.

(3) Teori Usaha Mengkonsumsi

Teori i n i dimaksudkan untuk menerangkan berbagai kejadian yang tindakan atau hasil tindakannya yang tidak pasti, tetapi sebaliknya kejadian tersebut mencerminkan usaha konsumen untuk mengkonsumsi {atau membeli).

(4) Model Sikap Terhadap Iklan

(36)

konsumen terhadap iklan dan keyakinan terhadap merek yang diperoleh dari keterbukaan terhadap iklan.

c. Sumber-Sumber Yang Mempengaruhi Penbentukan Sikap Pembetukan sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh :

1) Pengalaman pribadi dalam mencoba dan menilai barang-barang tersebut 2) Pengaruh Keluarga dan teman-teman

3) Pemasaran Langsung 4) Media Massa

d. Strategi Pengubahan Sikap

Mengubah sikap konsumen merupakan pertimbangan strategi pokok bagi kebanyakan pemasar. Strategi pengubahan sikap antara lain :

1) Mengubah fiingsi motivasi dasar konsumen dikenal sebagai pendekatan fungsional.

2) Menghubungkan produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi 3) Memecahkan dua masalah yang bertentangan

4) Mengubah berbagai komponen model multi-sifat, dan

5) Mengubah keyakinan konsumen terhadap berbagai merek pesaing. e. Sumber-sumber utama yang mempengaruhi sikap konsumen, Husein

Umar (2005:439) adalah: 1) Pengalaman

(37)

2) Kepribadian

Keluarga adalah faktor penting dalam pembentukan kepribadian dan selanjtunya pembentukan sikap seseorang. Dalam keluarga itulah seseorang membentuk nilai-nilai dasar dan keyakinan, selain keluarga kontak dan teman dan orang-orang disekitar, terutama orang-orang yang dikagumi.

3) Informasi Dari Media Masa

Pengaruh media masa tidak boleh dianggap remeh. Perusahaan menggunakan berbagai macam media masa secara efektif untuk mempengaruhi sikap audiens yang merupakan konsumen atau calon konsumen perusahaan. Karena dari media masa konsumen bisa mengetahui informasi produk berupa barang atau jasa yang di promosikan oleh perusahaan secara lengkap dan mudah dipahaminya. f. Hubungan Sikap dan Perilaku

Husein Umar (2005:445) ada beberapa faktor yang mepengaruhi prediksi oleh sikap kosumen, antara Iain sebagai b e r i k u t :

1) Keterlibaian Konsumen

Dalam keputusan pembelian, sikap memungkinkan untuk memprediksikan perilaku dalam keterlibatan yang tinggi.

2) Pengukuran Nilai

(38)

3) Pengaruh Orang Lain

Pengaruh orang lain terhadap pembelian dan juga motivasi konsumen untuk menuruti keinginan i t u mempengaruhi kemampuan sikap memprediksi perilaku

4) Faktor Situasional

Faktor-faktor situasional seperti hiburan, kekurangan waktu, sakit dan hal-hal lain yang mungkin menghalangi dan menyebabkan sikap tidak dapatmemprediksi perilaku dengan baik.

5) Pengaruh Merek Lain

Walaupun sikap terhadap sesuatu cukup tinggi tetapi j l k a sikap terhadap merek lain tinggi maka merek yang lain itu lebih mungkin untuk dibeli.

Model Sikap

Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat dilakukan dengan model multi atribut dari fishbien. Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap multi atribut dari Fishbien. Model sikap dari Fishbien i n i berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.

(39)

1) Keyakinan seseorang terhadap sikap atribut yang menonjol 2) Keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki kekhasan 3) Evaluiasi dari masing-masing akan atribut menonjol.

Husein Umar (2005 ; 444) menyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam pengukuran sikap yaitu :

a. Sikap konsumen baik atau positif apabila nilai sikap > 0

b. Sikap konsumen tidak baik atau negative apabila nilai sikap < 0

C . H I P O T E S I S

(40)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan ( Sugiyono, 2004:11 ). Pcrbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pcrbandingan sikap konsumen terhadap obat paten dan obat generik di Kecamatan Sukarami Palembang.

B . Tempat Penelitian

Penelitian i n i dilakukan di Kecamatan Sukarami Palembang.

C . Operasionalisasi Variabel

Dalam bentuk narasi

Sikap konsumen yaitu evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan yang dipelajari untuk berprilaku dengan cara yang terus menerus menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap jenis obat. Indikator variabel ini adalah Kualitas Obat, Harga Obat, Promosi Obat dan Ketersediaan Obat.

Operasionalisasi variabel, defenisi variabel, indikaor dan skala dalam bentuk tabel dibawah ini :

(41)

Tabel I I

Operasional Variabel Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Generik dan ObatPaten

Variabel Defenisi Variabel inoiKdior

Sikap Sikap mencakup evaluasi perasaan 1 .Kualitas Obat Ordinal Konsumen emosional dan kecenderungan yang 2.Harga Obat Ordinal dipelajari untuk berprilaku dengan 3.Promosi Ordinal cara yang terus menerus 4. Ketersediaan Ordinal menyenangkan atau tidak Obat

menyenangkan terhadap jenis obat.

Sumber : Gagasan penulis berdasarkan teori, 2011.

D. Populasi dan Sampel

I . Populasi

Populasi menurut Sugiyono ( 2004 : 72 ), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasinya tidak diketahui persis berapa jumlahnya {infinite). Populasi dalam penelitian i n i adalah semua K K di

(42)

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono ( 2004 : 73 ), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang d i m i l i k i oleh populasi tersebut. Adapun untuk menentukan jumlah sampel berdasarkan pendapat Gay (Husein Umar 2005 :

147) sampel > 3 0 responden representative. Sampel yang diambil 100 K K yang berada di Kecamatan Sukarame Palembang.

Menurut pendapat N.Soemartono ( 97 : 246 ) dimana standar penelitian n - atau lebih besar dari 30, ( n > 30 ) maka sudah memenuhi syarat. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling, berupa penelitian sampel berdasarkan kebctulan, yaitu yang dilakukan dengan mengambil K K yang dijumpai pada saat penulis mengadakan penelitian ini dengan cara memberikan kuisioner.

E . Data yang Diperlukan

Dilihat dari sumbemya, menurut Hanke dan Reitsch (dalam Mudrajad Kuncoro, 2009 : 148) :

1. Data Internal (berasal dari dalam organisasi tersebut) atau eksternal

(berasal dari luar organisasi).

(43)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Adapun data primer yang dimaksud berupa jawaban responden tentang obat generik dan obat paten.

F . Teknik Pengumpulan Data

Terdapat empat teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian (Indriantoro dan Supono, 2004:152) terdiri dari ;

1) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis langsung ke objek baik menggunakan peralatan mekanik atau tanpa menggunkan peraltan mekanik.

2) Wawancara yaitu wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memeperoleh informasi yang relevan.

3) Kuisioner yaitu pcrtanyaan yang disusun secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh data yang berupa jawaban-jawaban para responden. 4) Dokumentasi yaitu teknik pegumpulan data dengan cara melakukan

penyelidikan yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

(44)

indikator-indikator yang digunakan dan dokumentasi mengenai data obat generik dan obat paten.

G . Analisa Data dan Teknik Analisis

1. Analisis Data (Soeatno dan Lincolin, 2003:126) terdiri dari ;

a. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan j i k a data yang dikumpulkan hanya sedikit, bersifat monografis atau terwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun kedalam suatu struktur klasifikatoris.

b. Analisis kuantitatif adalah analisis dilakukan j i k a data yang dikumpulkan berjumlah besar dan mudah di klasifikasikan kedalam kategori.

Analisis dalam penelitian i n i adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif digunakan skala dua kutub untuk pcrtanyaan evaluasi dan kepercayaan dengan pilihan :

Sangat Setuju SS

Setuju S

Netral N

Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS

Kemudian dikuantitatifkan sebagai b e r i k u t : Sangat Setuju - 2

Setuju = 1

(45)

Tidak Setuju = - 1 Sangat Tidak Setuju ^ -2

2. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah pengujian hipotesis yaitu suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau inenolak hipotesis itu (Iqbal Hasan, 2004:141).

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan rumus fishbien attitude (Husein Umar 2005:249) , dapat diketahui indeks sikap para konsumen terhadap obat paten dan obat generik.

Rumus Fishben Attitude ( Husien Umar 2005 : 249 ) :

n

A B =

Z

(bi-) (Ci )

i = l

Keterangan :

A s = Sikap total individu terhadap objek tertentu

b i = Kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut (i)

ei - Evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut (i)

n = Jumlah kriteria atribut yang relevan

Untuk menhitung (bj.) dan (Cj) digunakan rumus rata-rata, sebagai berikut Husein Umar (2005 : 2 8 0 ) :

(46)

Dimana :

2]xi = Jumlah harga seluruh data n = Jumlah data

N i l a i Jjii didapat dari:

Jumlah responden yang menjawab (SS x bobot) + (S x bobot) + (N X bobot)+(TS X bobot)+(STS x bobot)

Pengukuran sikap

• Sikap konsumen positif apabila nilai perilaku > 0 • Sikap konsumen negatife apabila nailai perilaku < 0

Selanjutnaya, untuk melihat perbedaan sikap konsumen terhadap obat generik dan obat paten digunakan Disttribusi F ( A N O V A ) dengan langkah-langkah sebagai berikut ( M . Iqbal Hasan 2004: 171) :

a. Formulasi Hipotesis

Ho = Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat paten dan obat generic di Kecamatan Sukarami.

H i = Ada perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat paten dan obat generic di Kecamatan Sukarami.

b. Taraf nyata ( a ) dan nilai F tabel : a = 5 % = 0,05dengan V,=k-\

(47)

c. Membuat analisis vanannya dengan table A N O V A

Sumber Jumlah Derajat Rata-rata Fo

V dri4iis Ron oc

Rata-rata J K K k-l 2 JKK •)

kolom k-\ Sx

->

S2

Error JKE k(n-l) k(n-l) 2 JKE ~ k{n-\)

Total JKT kn-I

jKT=yyx'- — Vxrx' nk

JKT=^

n nk

J K E - J K T - J K K

k = kolom, n - bans

d. Kesimpulan :

Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fo > / G

(48)

A. G a m b a r a n umum tempat penelitian

I , G a m b a r a n Umum Tentang Penelitian

a. Obat Generik

Obat Generik sering dianggap obat kelas dua, artinya obat yang mutunya kurang bagus dan kerap dicap sebagai obat kaum tidak mampu. Dinamika pembahasan obat tidak pemah ada habisnya, terlebih ketika membicarakan harga obat nan mahal di Indonesia. Untuk menanggulangi persoalan mahalnya harga obat, Pemerintah telah menerbitkan kebijakan kewajiban penggunaan obat generik bagi institusi layanan medis Pemerintah, melalui Permenkes No : HK.02.02/Menkes/068/I/2010,yang merupakan aturan bam dari peraturan sebelumnya, agar harga obat dapat terjangkau,murah, mudah didapat dan kualitasnya sama dengan obatpaten ataupun obat bermerck. Adapun harga obat generik terbaru, sebanyak 453 item, ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. HK.0301/Menkes/146/I/2010, tertanggal 27 Januari 2010.

Obat Generik adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiatnya yang dikandungnya, sesuai nama resmi International Non Propietary Names yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia. Contohnya: Parasetamol, Asam Mefenamat, Amoksisilin, Cefadroxyl dan

(49)

Iain-lain. Obat-obat tersebut sama persis antara nama yang tertera di kemasan dengan kandungan zat aktifnya.

Obat generik sering kali memberikan sugesti yang kurang baik terhadap tingkat penyembuhan penyakit karena obat generik dianggap memberikan efektifitas yang lambat terhadap terapi yang diinginkan. Obat generik biasanya diproduksi setelah munculnya obat paten dipasaran sehingga perusahaan dapat memproduksi obat generik dengan nama zat berkhasiat yang terkandung di dalam obat paten tersebut agar dapat dijual dengan harga murah dan masyarakat yang tidak mampu dapat menggunakan obat tersebut.

b. O b a t P a t e n

Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan m e m i l i k i masa paten yang bergantung pada jenis obatnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001, masa berlaku hak paten di Indonesia adalah 20 tahun. Selama masa 20 tahun itulah, perusahaan farmasi pemegang hak paten memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud.

(50)

(sintesis, skrining) dilanjutkan dengan uji preklinik, uji klinik, persetujuan otoritas regulatori dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Food and Drug Administration dan terakhir proses pemasarannya. Waktu yang dibutuhkan untuk menylesaikan tahapan itu 12 - 15 tahun. Contohnya untuk melakukan uji klinis saja dibutuhkan waktu lebih kurang 10 tahun (6-7 tahun) dan menghabiskan 60 persen dari seluruh biaya pengembangan.

Dalam percobaan pre-klinik belum dipakai subyek manusia. Pengaruh-pengaruh suatu obat baru diselidik pada hewan percobaan. Begitu obat mulai dicoba pada manusia, dimulaila suatu uji klinik.

Secara garis besar ada 5 tahapan uji k l i n i k obat:

1) Farmakologi & toksikologi, untuk menentukan batas keamanan dan efektivitas obat. Dilakukan terhadap hewan (biasanya mencit, tikus dan kera). Pada hewan, dalam penelitian pra klinik, telah diteliti sifat-sifat farmakologik suatu obat baru.

2) Fase I - Untuk mengetahui apa efek obat i t u didalamtubuh manusia. Tujuan penelitian fase ini ialah meneliti sifat-sifat farmakologik obat tersebut, sehingga tercapai efek terapetik maksimum. Biasanya dilakukan terhadap 50-150 sukarelawan yang sehat.

3) Fase 2 - Untuk menentukan dosis terapi si obat. Tujuan utama dari pereobaan-percobaan di sini ialah meneliti apakah suatu obat baru berguna untuk satu (atau lebih) indikasi klinik. Dilakukan terhadap

(51)

4) Fase 3 - Untuk memastikan efek terapi, efek samping dan keamanan. Yang dipakai sebagai pembanding adalah obat standar dan placebo. Keputusan untuk memasuki fase 3 diambil bila para peneliti yakin bahwa rasio manfaat : resiko obat itu dapat ditrima. Pasien yang dilibatkan biasanya 50-5000 orang. U j i ini mutlak perlu untuk registrasi obat baru ke F D A .

5) Fase 4 - U j i klinik setelah obat dipasarkan, j i k a diminta oleh badan yang berwenang. Dapat dikatakan bahwa fase 4 mencakup semua penelitian yang dilakukan setelah obat baru mendapat izin untuk pemasarannya. Oleh sebab i t u penelitian fase 4 harus di disain untuk mengungkapkan ; efek samping akibat penggunaan kronik; manfaat obat dalam penggunaan jangka panjang; Data-data komparatif lainnya dalam penggunaan jangka panjang; Non-responder; penggunaan-penggunaan baru dan indikasi baru; penilaian kemungkinan penyalahgunaan obat; penilaian kemungkinan penggunaan obat secara berlebihan; interaksi obat dan kompatibilitasnya dengan zat-zat lain.

2. Gambaran Indikator

Indikator - indikator yang akan disajikan sebagai ukuran untuk mengetahui sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten, penulis akan memberikan gambaran indicator sebagai b e r i k u t :

a. Kualitas obat

(52)

baik dibandingkan produk lainnya jelas akan lebih banyak dipilih oleh konsumen. Dalam hal i n i obat yang memiliki kuallitas yang baik akan menjadi pilihan masyarakat dalam terapi pengobatan yang dilakukan karena dapat memberikan sugesti atau keyakinan terhadap kecepatan penyembuhan.

b. Harga obat

Harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam menentukan pilihan terhadap suatu produk, khususnya harga yang terjangkau bagi masyarakat adalah mutlak mengingat masyarakat yang membutuhkan pengobatan yang murah dan terjangkau. Untuk obat yang harganya lebih murah menjadi pertimbangan masyarakat.

c. Promosi obat

Promosi suatu produk sangat perlu dilakukan secara intensif untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat umum guna mensukseskan tujuan pemasaran suatu produk. Dalam hal ini promosi suatu obat harus terus dilakukan agar konsumen maupun masyarakat umum mengetahui benefit dari suatu obat yang ditawarkan.

d. Ketersediaan obat

(53)

baik dibandingkan produk lainnya jelas akan lebih banyak dipilih oleh konsumen. Dalam hal ini obat yang memiliki kuallitas yang baik akan menjadi pilihan masyarakat dalam terapi pengobatan yang dilakukan karena dapat memberikan sugesti atau keyakinan terhadap kecepatan penyembuhan.

b. Harga obat

Harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam menentukan pilihan terhadap suatu produk, khususnya harga yang terjangkau bagi masyarakat adalah mutlak mengingat masyarakat yang membutuhkan pengobatan yang murah dan terjangkau. Untuk obat yang harganya lebih murah menjadi pertimbangan masyarakat.

c. Promosi obat

Promosi suatu produk sangat perlu dilakukan secara intensif untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat umum guna mensukseskan tujuan pemasaran suatu produk. Dalam hal ini promosi suatu obat harus terus dilakukan agar konsumen maupun masyarakat umum mengetahui benefit dari suatu obat yang ditawarkan.

d. Ketersediaan obat

(54)

pendistribusian obat mulai dari pabrik - distributor- sampai ke agen dalam hal ini apotik. Saluran distribusi i n i harus terus dipantau.

3. Gambaran Karakteristik Responden

Responden terdiri dari semua K K yang berada di Kecamatan Sukarame yang sudah menggunakan obat generik dan obat paten yang diambil secara kebctulan. Penulis mengambil 100 sampel sebagai responden dalam kegiatan kuesioner yang terdiri atas ( 4 ) karakteristik responden sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel I I I . 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Data Bulan November 2010

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 60 6 0 %

2. Perempuan 40 4 0 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

(55)

b, Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel I I I . 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Data Bulan November 2010

No Usia Jumlah Persentase

1. 1 7 - 2 5 tahun 20 20%

2. 2 6 - 4 0 tahun 50 50%

3. > 40 tahun 30 30%

Jumlah 100 100%

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Tabel I I I . 2 menunjukan usia dari 100 responden di Kecamatan sukarame sangat bervariasi, yaitu 1 7 - 2 5 tahun sebanyak 20 oarang (20%), 26 - 40 tahun sebanyak 50 orang (50%), 40 tahun keatas sebanyak 30 orang (30%), artinya kalau kita cermati pemakai obat potensial di Kecamatan Sukarame adalah mereka yang berusia 26 - 40 tahun sebanyak 50 orang (50%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel I I I . 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Data Bulan November 2010

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Wiraswasta 25 25%

2. PNS / B U M N / T N I P O L R I 25 25%

3. Pegawai Swasta 35 35%

4. Pengusaha 15 15%

Jumlah 100 100%

(56)

Tabel I I I . 3 menunjukan jenis pekarjaan dari 100 responden di Kecamatan Sukarame Palembang, Wiraswasta sebanyak 25 orang (25%), PNS / B U M N / T N I P O L R I sebanyak 30 oarang (25%), Pegawai swasta sebanyak 30 oarang (35%) dan Pengusaha sebanyak 15 orang (15%), artinya kalau kita cermati yang menjadi pemakai obat potensial di Kecamatan Sukarame Palembang adalah mereka yang bekerja sebagi Pegawai Swasta sebanyak 35 orang (35%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan

Tabel I I I . 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan Data Bulan November 2010

No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase

1. SD / Tidak Sekolah 5 5%

2. S L T P / S e d e r a j a t 5 5%

3. S L T A / S e d e r a j a t 30 30%

4. Akademik 20 20%

5. Sarjana 40 40%

Jumlah 100 100%

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

(57)

Sukarame Palembang adalah mereka yang memilikipendidikan Sarjana sebanyak 40 orang (40%).

B . Pembahasan Hasil Penelitian

1. Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Generik dan Obat Paten

Berdasarkan pembahasan dibab sebelumnya penelitian i n i membahas tentang Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Generik dan Obat Paten di Kecamatn Sukarame Kota Palembang. Jenis penelitian i n i adalah penelitian komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2004:l 1). Pcrbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pcrbandingan sikap konsumen terhadap obat paten dan obat generik di Kecamatan Sukarame Kota Palembang. Adapun vriabel yang digunakan adalah sikap konsumen. Didalam penelitian i n i penulis menggunakan beberapa indikator yang menjadi ukuran untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik dan obat paten di Kecamatan Sukarame Kota Palembang, yaitu sebagai berikut:

• Kualitas Obat • Harga Obat • promosi Obat dan • Ketersediaan Obat.

(58)

Kuisioner yang dibagikan berjumlah 100 lembar yang dibagikan kepada masyarakat di Kecamatan Sukarame.

a. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Obat Generik

Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap obat generik dapat diketahui dengan menggunakan model Fishbien Attitude yaitu dengan menghitung nilai rata-rata tingkat kepercayaan dan niali rata-rata tingkat evaluasi konsumen.

1) Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Generik

Berikut ini pada tabel I V akan disajikan kepercayaan sikap konsumen terhadap jenis obat generik di Kecamatan Sukarame Kota Palembang, sebagai berikut:

Tabel I V . 1

Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Generik

N O D A F T A R

P E R T A N Y A A N

Sangat

Setuju

Setuju Netral Tidak

Setuju Sangat Tidak Setuju Total Responden

1. Pemakaian obat generik sesuai dengan indikasi penyakit

15 40 11 26 8 100

2. Obat generik dapat menimbulkan efek samping

8 34 8 38 12 100

3. Harga obat generik terjangkau

36 28 12 18 6 100 4. Harga obat generik generik

cukup bersaing

22 36 8 24 10 100 5. Promosi obat generik

mudah dipahami

22 34 14 24 6 100 6. Promosi obat generik yang

dilakukan cukup intensif

12 24 12 34 18 100 7. Ketersediaan obat generik

mudah didapat

23 32 10 26 9 100 8. Ketersediaan obat generik

selalu ada

20 28 8 26 18 100

(59)

Skor rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap obat generik dapat dihitung sebagai berikut:

a) Kualitas Obat

- n 1.5 X 2Hf37 X l)+f9.5 x 0 H f 3 2 x - I H U O x -2) 100

- (23')+f37)+(0Hf-32H(-20) 100

= 0,08 b) Harga Obat

= ( 2 9 x 2 ) + ( 3 2 x n + n 0 x 0 ) + f 2 1 x - n + f 8 x - 2 ) 100

= ( 5 8 H n 2 ) + ( 0 H f - 2 n + M 6 ) 100

= 0,53 c) Promosi Obat

= 0 7 X 2Hf29 X n + 0 3 x 0 H f 2 9 x -11+02 x -2)

100

- (34)+f29Hf0)+f-29)+f-24) 100

= 0,10

d) Ketersediaan Obat

= (21.5 X 2)+(30 X n + f 9 X 0)+f26 x - 0 + 0 3 . 5 x -2) 100

= f43Hf30Hf0H(-26Hf-27"l 100

(60)

Tabel I V . 2

Rata-Rata Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Generik

No Indikator Tingkat Kepercayaan

1. Kualitas Obat 0,08

2, Harga Obat 0,53

3. Promosi Obat 0,10

4. Ketersediaan Obat 0,20

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Perhitungan skor kepercayaan terhadap obat generik di atas, dapat dilihat konsumen lebih percaya dengan indikator Harga dengan skor 0,53 selanjutnya pada indikator Ketersediaan dengan skor 0,20, indikator Promosi dengan skor 0,10 dan indikator Kualitas dengan skor 0,08.

2) Menghitung Evaluasi Konsumen Terhadap Obat Gnerik

(61)

Tabel I V . 3

Evaluasi Penilaian Konsumen Terhadap Obat Generik

NO D A F T A R P E R T A N Y A A N Sangat Setuju

Setuju Netral Tidak

Setuju

Sangat Tidak Setuju

Jumlah

1. Pemakaian obat generik sesuai dengan indikasi penyakit

28 38 11 16 7 100

2. Obat generik dapat

menimbulkan efek samping

12 22 16 38 12 100

3. Harga obat generik terjangkau 30 28 20 16 6 100 4. Harga obat generik generik

cukup bersaing

25 24 36 15 2 100 5. Promosi obat generik mudah

dipahami

14 28 36 16 6 100

6. Promosi obat generik yang dilakukan cukup intensif

12 22 27 30 9 100 7. Ketersediaan obat generik

mudah didapat

15 21 32 22 8 100 8. Ketersediaan obat generik

selalu ada

8 23 26 26 17 100

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Skor rata-rata evaluasi penilaian konsumen terhadap obat generik dapat dihitung sebagai berikut:

a) Kualitas Obat

- (20 X 2 H ( 3 0 X n+(13.5 x 0 H ( 2 7 x - n + f 9 . 5 x -21 100

- f 4 0 H ( 3 0 H ( 0 H f - 2 7 H ( - 1 9 ) 100

- 0 , 2 4 b) Harga Obat

- (27.5 X 2)+f26 X n+f28 x 01+05.5 x - l ) + ( 4 x -2) 100

(62)

= 0,575 c) Promosi Obat

= (13 X 2Hf25 X n+f31.5 x 0)+f23 x -n+(7.5 x -2) 100

= (26)+(25)+f0)+(-23)+(-15) 100

= 0,13

d) Ketersediaan Obat

= (11,5 x 2 H ( 2 2 X n + ( 2 9 x QH(24 x -1)+(12,5 x -2) 100

= f23Hf22')+(0Hf-24H(-25) 100

= -0,04

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat skor rata-rata evaluasi penilaian konsumen terhadap obat generik, sebagai berikut:

Tabel I V , 4

Rata-Rata Tingkat Evaluasi Konsumen Terhadap Obat Generik

No Indikator Tingkat Evaluasi

1. Kualitas Obat 0,24

2. Harga Obat 0,575

3. Promosi Obat 0,13

4. Ketersediaan Obat -0,04

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

(63)

pada indikator Kualitas dengan skor 0,24, indikator Promosi dengan skor 0,13 dan indikator Ketersediaan dengan skor -0,04.

3) Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat generik di Kecamatan

Sukarame

Setelah mendapatkan hasil perhitungan kepercayaan dan evaluasi terhadap obat generik di Kecamatan Sukarame Kota Palembang. Maka indeks sikap konsumen dapat dicari. Indeks Sikap Konsumen ini dapat dicari dengan cara menjumlahkan hasil penilaian antara tingkat kepercayaan dan evaluasi terhadap indikator obat generik dan obat paten dengan menggunakan metode Fishbien Attitude :

n

AB =

Z (bi.) (ei )

i = l

Dimana:

AB = Sikap total individu terhadap objek tertentu

b i = Kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek m e m i l i k i atribut (i)

ei = Evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut (i)

(64)

Tabel I V . 5 Skor Rata-Rata

Sikap Konsumen Terhadap Obat G e n e n k

N O

Indikator yang

dinilai

Kepercayaan Evaluasi Sikap Konsumen

N O

Indikator yang

dinilai BI Ei Ab

1 Kualitas 0,08 0.24 0.0192

2 Harga 0.53 0.575 0.305

3 Promosi 0.10 0.13 0.013

4 Ketersediaan 0,20 (0.04) (0.008)

T O T A L 0.3292

R A T A - R A T A 0.08

Sumber ; Perhitungan, Data Primer, 2010.

Berdasarkan table diatas dapat diketahui sikap konsumen terhadap obat generik. Setelah dilakukan perhitungan atas keyakinan dan evaluasi konsumen terhadap obat generik di Kecamatan Sukarame Palembang dengan menggunakan metode Fishbien Attitude maka didapat sikap konsumen pada indikator Kualitas, Harga, Promosi dan Ketersediaan obat generik di Kecamatan sukarame Kota Palembang.

Hasil penelitian sikap konsumen terhadap obat generik di Kecamatan Sukarame Kota Palembang secara keseluruhan skor rata-rata 0,08 ini berarti bahwa responden memberikan tanggapan positif terhadap obat generik. Hal i n i dapat diperjelas melalui analisa perindikator dari sikap konsumen terhadap obat generik sebagai berikut:

(65)

(b) Indikator Harga yang digunakan, skor rata-rata konsumen 0,305 bemilai positif berarti sikap konsumen terhadap harga obat generik sangat baik, terjangkau bagi mereka saat menggunakan obat generik.

(c) Indikator Promosi yang dilakukan, skor rata-rata konsumen 0,013 bemilai positif berarti sikap konsumen terhadap promosi yang dilakukan obat generik untuk memperkenalkan benefitnya mudah dipahami dan dimengerti.

(d) Indikator Ketersediaan obat yang ada di pasaran, skor rata-rata konsumen -0,008 bemilai negatif. Ketersediaan obat generik dipasaran di nilai tidak baik karena mereka menilai terkadang ketersediaan obat generik di pasaran kosong. Skor sikap maksimum konsumen terhadap obat generik dapat dilihat pada tabel I V . 6.

Tabel I V . 6

Skor Sikap Maksimum Konsumen tehadap Obat Generik

Indikator Kepercayaan (1) Penilaian (2) T o t a I ( l ) X ( 2 )

1 2 0,24 0,48

2 2 0,575 1,15

3 2 0,13 0,26

4 2 -0,04 -0,08

Total 1,81

Sumber : Perhitungan, Data Primer,2010.

(66)

(a) Indikator 1 nilai kepercayaan i n i idealnya 2 dengan penilaian sebesar 0,24 ini menunjukan bahwa skor sikap maksimum untuk penilaian obat generik, kualitas dari obat generik 0,48 dan mendapat tanggapan positif dari konsumen. (b) Indikator nomor 2 kepercayaan idealnya 2 dengan penilaian sebesar 0,575 ini

menunjukan skor maksimum untuk penilaian obat generik dengan harga yang dirasakan adalah 1,15 dan mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari konsumen.

(c) Indikator nomor 3 kepercayaan idealnya 2 dengan penilaian sebesar 0,13 i n i menunjukan bahwa skor sikap maksimum untuk penilaian obat generik 0,16.. Promosi yang dilakukan obat generik mendapatkan tanggapan positif dari konsumen.

(d) Indikator nomor 4 kepercayaan idealnya 2 dengan penilaian sebesar - 0,04 ini menunjukan bahwa skor maksimum untuk penilaian obat generik, ketersediaan obat adalah -0,08, indikatomya i n i menunjukan bahwa ketersediaan obat generik di pasaran kurang memuaskan konsumen dan mendapat tanggapan negatif.

b. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Jenis Obat Paten

(67)

1) Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Paten

Berikut i n i pada tabel I V akan disajikan kepercayaan sikap konsumen terhadap jenis obat paten di Kecamatan Sukarame Kota Palembang, sebagai berikut:

Tabel I V . 7

Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Paten

N O D A F T A R P E R T A N Y A A N Sangat Setuju

Setuju iNcirai I loaK

Setuju Tidak

Setuju

1. Kualitas obat paten sesuai dengan indikasi penyakit

24 46 10 13 7 100

2. Obat paten dapat

menimbulkan efek samping

14 28 20 26 12 100

3. Harga obat paten terjangkau 4 20 20 36 20 100 4. Harga obat paten cukup

bersaing

12 22 26 28 12 100 5. Promosi obat paten mudah

dipahami

14 32 22 22 10 100

6. Promosi obat paten yang dilakukan cukup intensif

22 28 15 20 15 100 7. Ketersediaan obat paten

mudah didapat

16 32 16 24 12 100 8. Ketersediaan obat paten selalu

ada

10 37 14 24 15 100

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Skor rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap obat paten dapat dihitung sebagai b e r i k u t :

a) Kualitas Obat

= (19 X 2)+f37 X n + f l 5 X 0)+(19.5 x - l H f 9 . 5 x -2) 100

- ( 3 8 H f 3 7 ) + ( 0 H M 9 . 5 H M 9 ) 100

(68)

b) Harga Obat

= (8 X 2H(21 X n+(23 x 0H(32 x - 0 + 0 6 x -2) 100

= f l 6 H ( 2 n + ( 0 W - 3 2 H f - 3 2 1 100

- -0,27 c) Promosi Obat

= 0 8 X 2)+(30 X n+(18,5 x 0)+f21 x - 0 + 0 2 , 5 x -2) 100

- f36Hf30Hr0H(-2n+(-25) 100

= 0,2

d) Ketersediaan Obat

= (13 x 2H(34.5 x n+(15 x 0Hf24 x - n + f l 3 , 5 x -2) 100

= f26Hf34,5Hf0Hr-24)+f-27) 100

= 0,095

(69)

Tabel I V . 8

Rata-Rata Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Obat Paten

No Indikator Tingkat Kepercayaan

1. Kualitas Obat 0,365

2. Harga Obat -0,27

3. Promosi Obat 0,2

4. Ketersediaan Obat 0,095

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Perhitungan skor kepercayaan terhadap obat paten di atas, dapat dilihat konsumen lebih percaya dengan indikator Kualitas dengan skor 0,365 selanjutnya pada indikator Promosi dengan skor 0,2, indikator Ketersediaan dengan skor 0,095 dan indikator Harga dengan skor -0,27.

2) Menghitung Evaluasi Konsumen Terhadap Obat Paten

(70)

Tabel I V . 9

Evaluasi Penilaian Konsumen Terhadap Obat Paten

N O H A F T A R P F R T A N V A A N Sangat

Setuju

Setuju Netral Tidak

Setuju

Sangat Tidak Setuju

Jumlah

1. Kualitas obat paten sesuai dengan indikasi penyakit

22 34 18 14 12 100

O n a t n a t p n r J a n a t

V w/ U u l U a L C l l U a U a L

menimbulkan efek samping

1 9 9/S 9 S

Z J 9 S Z J

1 9

1 z 1 0 0

•J - T-tnroa r \ l i a t n a t p n t p n a n r r L ' a n l l a i ^ a UUCll U a l C l l L C I J a i l ^ l v a L l A U 9 0 z u 9 9 z z 1 k 1 0

1 0 0 1 v O

4. Harga obat paten cukup bersaing

14 22 21 28 15 100 5. Promosi obat paten mudah

dipahami

14 30 24 22 10 100 6. Promosi obat paten yang

dilakukan cukup intensif

18 28 18 20 16 100 7. Ketersediaan obat paten

mudah didapat

10 24 30 24 12 100 8. Ketersediaan obat paten selalu

ada

8 37 20 24 11 100

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Skor rata-rata evaluasi penilaian konsumen terhadap obat paten dapat dihitung sebagai b e r i k u t :

b) Kualitas Obat

= (17 X 2Hf3Q X n+f21.5 x

0)+(\9.5

x - D + f 12 x -2) 100

= (34)+f30)+f0)+f-19.5)+(-24) 100

= 0,205 c) Harga Obat

= ( 1 0 x 2 H f 2 1 X n + f 2 1 . 5 x O H ( 3 1 x - D + f 16.5 x - 2 ) 100

(71)

= -0,21 d) Promosi Obat

= (16 X 2 H f 2 9 X n + ( 2 1 x 0 H f 2 1 x - D + f 13 x -2) 100

= ( 3 2 H ( 2 9 H ( 0 V ( - 2 1 H ( - 2 6 ' ) 100

= 0,14

e) Ketersediaan Obat

= (9 X 2H(30.5 X n+f25 x 0 H ( 2 4 x - n + ( l K 5 x -21 100

= (18)+f3Q.5)+f0)+f-24)+f-23) 100

= 0,015

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat skor rata-rata evaluasi penilaian konsumen terhadap obat paten, sebagai berikut:

Tabel I V . 10

Rata-Rata Tingkat Evaluasi Konsumen Terhadap Obat Paten

No Indikator Tingkat Evaluasi

1. Kualitas Obat 0,205

2. Harga Obat -0,21

3. Promosi Obat 0,14

4. Ketersediaan Obat 0,015

Sumber : Perhitungan, Data Primer, 2010.

(72)

pada indikator Promosi dengan skor 0,14, indikator Ketersediaan dengan skor 0,015 dan indikator Harga dengan skor -0,21.

3) Sikap Konsumen Terhadap Obat Paten Di Kecamatan Sukarami

Setelah mendapatkan hasil perhitungan kepercayaan dan evaluasi terhadap obat paten di Kecamatan Sukarami Palembang. Maka indeks sikap konsumen dapat dicari. Indeks Sikap Konsumen i n i dapat dicari dengan cara menjumlahkan hasil penilaian antara tingkat kepercayaan dan evaluasi terhadap indikator obat paten dengan menggunakan metode Fishbien Attitude :

n

A B

=Z

( b . ) (e. ) i = 1

Dimana :

A B = Sikap total individu terhadap objek tertentu

bi = Kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut (i)

ei = Evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut (i)

(73)

Tabel I V . 11 Skor Rata-Rata

Sikap Konsumen Terhadap Obat Paten

N O

Indikator yang

dinilai

Kepercayaan Evaluasi Sikap Konsumen

N O

Indikator yang

dinilai Bi Ei Ar

1 Kualitas 0.365 0.205 0.075

2 Harga (0.27) (0.21) 0.058

3 Promosi 0.2 0.14 0.34

4 Ketersediaan 0,095 0.015 0,001

T O T A L 0.472

R A T A - R A T A 0.118

Sum oev : Perhitungan, Data Primer, 2010.

Berdasarkan table diatas dapat diketahui sikap konsumen terhadap obat paten. Setelah dilakukan perhitungan atas keyakinan dan evaluasi konumen terhadap obat paten di Kecamatan Sukarami Palembang dengan menggunakan metode

Fishbien Attitude maka didapat sikap konsumen pada indikator Kualitas, Harga, Promosi dan Ketersediaan obat paten di Kecamatan sukarami Palembang.

Hasil penelitian sikap konsumen terhadap obat paten secara keseluruhan skor rata-rata 0,118 ini berarti bahwa responden memberikan tanggapan positif terhadap Obat Paten, Hal i n i dapat diperjelaskan melalui analisis perindikator dari sikap konsumen terhadap obat paten sebagai b e r i k u t :

(74)

(b) Indikator Harga yang ditetapkan skor rata-rata konsumen 0,056 bemilai positif berarti sikap konsumen terhadap harga yang ditetapkan obat paten masih mendapat respon

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada KSP Utama Karya di Jepara, sehingga semakin tinggi

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil penelitian berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh pesertan didik dalam tes

Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan kerjasama Tim Dosen pada mata kuliah geometri analit. 2) meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dan 3)

11) Studi Penyusunan Pedoman Pembangunan Fasilitas Penunjang Dalam Rangka Keterpaduan Pelayanan Transportasi Perkotaan, studi ini dikerjakan melalui kerjasama dengan

Piezoelektrik pada penelitian ini memparalelkan 30 buah piezoelektrik diatas sebuah papan alas , setelah itu dilakukan perakitan lapisan sentuhan piezoelektrik yang tebuat

Dari keseluruhan tabel tunggal yang dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi public relations dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakness,

Meskipun sudah berusaha melawan kecanggungannya, Charlie tetap gagal karena dalam dirinya sendiri Charlie tidak memiliki keyakinan yang kuat dan keteguhan hati