TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU
BANTUL TAHUN AJARAN 2006
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Maria Sri Wahyuni 01 1114038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA
PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA
DAN BAHASA INGGRIS
PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR
SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006
Oleh:
Maria Sri Wahyuni
01 1114038
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing,
SKRIPSI
TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA
PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA
DAN BAHASA INGGRIS
PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR
SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006
Telah Dipersiapkan dan Ditulis Oleh: Maria Sri Wahyuni
01 1114038
Telah dipertahankan didepan panitia penguji pada tanggal 8 Mei 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. _________________
Sekretaris Fajar Santoadi, S. Pd. _________________
Anggota Drs. Wens Tanlain, M. Pd. _________________
Anggota Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. _________________
Anggota Drs. TA. Prapancha Hary, M. Si. _________________
Yogyakarta, 8 Mei 2007
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan, Ambillah waktu untuk bermain,
itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi, Ambillah waktu untuk berdoa,
itu adalah sumber ketenangan, Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan, Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan,
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan,
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati,
Ambillah waktu untuk membagi, itu membuat hidup terasa lebih berarti,
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan, dan Ambillah waktu untuk beramal,
itu adalah kunci menuju surga.
Kupersembahkan skripsi ini karena kasih dan sayangnya selalu menjadi
penyemangatku Bapak Yohanes Toekidjo dan Ibu Elisabeth Suwarni,
Alm. Dengan ketulusan dan kasihnya selalu mencintaiku sampai saat
kapanpun.
Kakakku; Mb. Endang dan Mas Gembong, Mas Rudi dan Mb. Yanti, Mas
Iyes dan Mb Pit’, Mas Liliek dan keponakanku Tyas, Arnee, Fani, Febri,
Nana dan Gerha malaikat kecilku serta Mas Agoenk, sahabat dan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Mei 2007
Penulis,
ABSTRAK
TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA
INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL
TAHUN AJARAN 2006 Maria Sri Wahyuni
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah populasi bersifat terbatas, yaitu seluruh siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul. (2) Urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan antara mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Butir pertanyaan berfokus pada tingkat ketekunan para siswa mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kuesioner ini berupa kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan. Pilihan jawaban responden pada empat kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. Hasil penelitian akan diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
ABSTRACT
LEVEL OF THE 2NDGRADE STUDENTS’ DILIGENCE IN STUDYING MATH,
INDONESIAN AND ENGLISH IN PANGUDI LUHUR JUNIOR HIGH SCHOOL, SEDAYU BANTUL
ACADEMIC YEAR OF 2006
Maria Sri Wahyuni Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was descriptive research by using survey method. The population in this research was limited population, i.e. the 2nd grade students of Pangudi Luhur Junior High School Sedayu Bantul, Academic years of 2006.
The purposes of this research were: (1) Level of the 2ndgrade students’ diligence in studying Math, Indonesian and English in Pangudi Luhur Junior High School, Sedayu Bantul academic year of 2006; (2) The order of diligence’s degree in studying Math, Indonesian and English the2ndgrade students in Pangudi Luhur Junior High School Sedayu Bantul.
The instrument of this research was the quasionnaire of diligence’s level in studying Math, Indonesian and English. The questions focused on the level of students’ diligence studying Math, Indonesian and English. This questionnaire was closed questionnaire that consisted of some questions and provided answers. The result of this study would be analyzed be processed to perceive the reliability and validity of the diligence’s level questionnaire.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya pada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini dapat selesai tentu karena adanya bantuan dari berbagai pihak.
Bantuan tersebut berupa bimbingan, kritik, saran dan dukungan maupun doa, oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati dan penghargaan setulus-tulusnya,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak. Drs. Wens Tanlain, dosen pembimbing yang dengan sabar
memberikan masukan, perhatian dan waktu bagi penulis selama penulisan
skripsi ini.
2. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak
memberikan bekal dan bantuan kepada penulis, selama menjalani studi di
Universitas Sanata Dharma.
3. SMP Pangudi Luhur Moyudan dan SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul
yang telah memberikan data dan waktu penulis mengadakan penelitian
sebagai informasi yang diperlukan untuk kelancaran penulis dalam
menulis skripsi ini.
4. Khususnya kepada kedua orangtua tercinta dan terkasih Yohanes Toekidjo
dan Elizabeth Suwarni Alm. yang sabar menanti kelulusan penulis dalam
menyelesaikan studi S1, serta selalu memberikan motivasi dan doa restu
5. Kakak-kakak tercinta : Mb. Endang dan Mas Gembong, Mas Rudi dan
Mb. Yanti, Mas Iyes dan Mb. Pit, Mas Lilik, yang selalu memberikan
semangat dan doa pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keponakanku : Tyas, Arnee, Fani, Febri, Nana dan Gerha, you are my
little angels.
7. Mas Agung, yang selalu menjadi penyemangatku.
8. Mbak Sarah, Indah, Dimas, Wowok, Dani, Dina, Jihad sepupu terkasih
dan teman setia selama penulis berada di Yogyakarta.
9. Teman-teman BK ’01 : Agnes, Noer, Bety, Sipri, Paulina, Maya, Kenit,
Agus, Humam, Sr. Florent, Fr. Frans, Page, Sugeng, Yuni, Lina, Nida,
Rika, Novie, QQ, Kak Fa, Diana, Anggiat, Dedy, Endra, Deni, dan masih
banyak lagi, yang saling memberikan semangat dan dorongan serta
berjuang bersama-sama hingga berhasil menyelesaikan skripsi dan studi
S1 di Universitas Sanata Dharma.
10. Kost Putri Anna, untuk persahabatan dan persaudaraan yang terbina.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikannya.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, April 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul... i
Persetujuan Pembimbing... ii
Pengesahan... iii
Motto dan Persembahan... iv
Pernyataan Keaslian Karya ... vi
Abstrak ... vii
Abstract... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel ... xiv
BAB I Pendahuluan ... 1
A. Latar Balakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah ... 4
1. Batasan Istilah ... 4
2. Batasan Variabel ... 5
BAB II Kajian Teoritis... 7
A. Ketekunan Mempelajari ... 7
1. Pengertian Ketekunan Mempelajari ... 7
2. Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Ajar ... 7
3. Faktor-faktor Pembentuk Ketekunan Belajar... 9
B. Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di SMP ... 14
BAB III Metodologi Penelitian ... 23
B. Alat Pengumpul Data ... 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
D. Pengumpulan Data ... 26
E. Analisis Data ... 26
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
1. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika... 33
2. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 34
3. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 35
4. Urutan Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris . 36 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40
A. Kesimpulan ... 40
1. Masalah Penelitian ... 40
2. Hasil Penelitian ... 40
B. Saran... 42
Daftar Pustaka ... 44
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Ketekunan Belajar Siswa.
Tabel 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba dan Penelitian.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Matematika Uji
Coba.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Uji Coba.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Uji Coba.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Matematika
Penelitian.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Penelitian.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Penelitian.
Tabel 10. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata
Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para
siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tabel 11. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur
Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tabel 12. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata
Pelajaran Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur
Tabel 13. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata
Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para
siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tabel 14. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Matematika Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan
Tabel 15. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan
Tabel 16. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan
Tabel 17. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Tabel 18. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan
Validitas Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur
Sedayu Bantul.
Tabel 19. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu: ”Pendidikan
nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Dekdikbud, 2003)
Pendidikan sekolah, termasuk pendidikan di SMP menunjang
terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program pendidikan SMP
dirumuskan dalam kurikulum SMP. Kurikulum SMP memuat sejumlah mata
pelajaran dan non mata pelajaran. Mata pelajaran meliputi Biologi,
Matematika, Fisika, Sejarah, Ekonomi, PPKN, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Agama, Olahraga dan Keterampilan. Non mata pelajaran adalah
Komputer, Memasak dan Kerajinan Tangan. Semua mata pelajaran
dikelompokkan menjadi tiga rumpun yaitu IPA, IPS dan Bahasa.
Kegiatan guru dan siswa dalam setiap mata pelajaran mengantarkan
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kegiatan siswa untuk
mencapai pendidikan nasional adalah dengan mengolah bahan mata pelajaran
melalui bimbingan guru dan dilakukan oleh siswa sendiri. Semakin baik siswa
mempelajari bahan mata pelajaran maka semakin terwujud tujuan pendidikan
nasional. Pada kenyataannya ada siswa yang tekun mempelajari bahan mata
pelajaran dan ada siswa yang belum tekun mempelajari bahan mata pelajaran,
meskipun mereka mendapat bimbingan dari guru.
Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dilakukan secara
bertahap. Pertama, siswa membaca buku paket yang meliputi bahan mata
pelajaran, buku ilmu atau sumber ilmu yang benar didasarkan pada bahan
mata pelajaran yang bersangkutan, kamus untuk mencari berbagai makna atau
arti penting yang tidak dipahami, dan buku tambahan yang dirasakan perlu
oleh siswa sebagai pendukung buku pelajaran. Kedua, siswa mencatat
ringkasan dari buku untuk menjelaskan kata-kata yang sukar, membuat
kesimpulan dari setiap alinea. Ketiga adalah mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang disediakan pada lembar terakhir dari buku.
Pertanyaan-pertanyaan itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
bahan mata pelajaran yang dipelajari tadi. Sedangkan yang terakhir, keempat
adalah menghapal. Ringkasan yang telah dibuat digunakan siswa untuk
menghapal bahan mata pelajaran yang baru saja dipelajari. Ringkasan lebih
mempermudah siswa dalam menghapal karena sudah menyimpulkan
keseluruhan maksud dari isi bahan mata pelajaran. Siswa perlu memperoleh
bantuan tentang cara mempelajari bahan mata pelajaran dari guru. Jika siswa
mendapatkan bimbingan, maka siswa diharapkan menyelesaikan kegiatan
belajarnya dengan baik.
Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional tahun 2006
ketiga mata pelajaran tersebut dijadikan sasaran penelitian ini. Penelitian ini
dipusatkan pada para siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Para
siswa Kelas II SMP tersebut dianggap sudah mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan, karena sudah satu tahun lebih berada di lingkungan SMP
Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Berdasarkan uraian di atas maka masalah
pokok penelitian ini adalah: Bagaimanakah Tingkat Ketekunan Mempelajari
Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Para
Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok di atas dirinci menjadi:
1. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?
2. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?
3. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?
4. Bagaimanakah urutan tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II
SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.
2. Mengetahui urutan tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan antara
mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para
siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan kepada para guru
bidang studi untuk pengembangan program pengajaran di SMP Pangudi Luhur
Sedayu Bantul, khusus dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris. Selain itu, dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk
pengembangan program Bimbingan Konseling Belajar di SMP Pangudi Luhur
Sedayu Bantul.
E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah 1. Batasan Istilah
a. Belajar siswa adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
b. Ketekunan mempelajari adalah perilaku belajar siswa yang dilakukan
secara berulang-ulang, terus-menerus, terjadwal, menetap dan rutin
untuk menguasai bahan mata pelajaran di sekolah.
2. Batasan Variabel
a. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata
pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,
penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat
ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti
yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk
oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori
tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi
dan rendah.
b. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata
pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,
penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat
ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti
yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk
oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori
tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi
c. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa
Inggris adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata
pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,
penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat
ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti
yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk
oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori
tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Ketekunan Mempelajari
1. Pengertian Ketekunan Mempelajari.
Ketekunan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang
dilakukan terus-menerus dan teratur. Di kehidupan sehari-hari, dari
bangun tidur sampai akan berangkat tidur lagi orang melakukan banyak
kegiatan. Kegiatan yang dilakukan mengarah pada pencapaian hasil yang
maksimal. Untuk mencapai hasil yang maksimal seseorang membutuhkan
usaha yang maksimal pula. Kegiatan tersebut dilakukan secara
terus-menerus, terjadwal dan tekun sehingga mampu mencapai hasil yang
diinginkan.
Kata mempelajari dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti mengerti
dan memahami lebih mendalam melalui suatu kegiatan sebagai sarana.
Jadi, ketekunan mempelajari adalah perilaku seseorang mengerti
dan memahami sesuatu lebih mendalam yang mengarah pada perubahan
dalam tingkah laku melalui kegiatan yang dilakukannya berupa latihan dan
pengalaman.
2. Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Ajar.
Siswa pada tahun pertama di Sekolah Menengah Pertama/SMP
perlu membentuk dan memiliki kegiatan dalam rangka mempelajari bahan
mata pelajaran di sekolah. Tujuan siswa belajar di sekolah dalam
mempelajari bahan mata pelajaran adalah untuk mendapatkan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan pembentukan sikap
(Sardiman, 1986). Kegiatan siswa di sekolah berlangsung dari Hari Senin
sampai Hari Sabtu secara rutin, teratur dan terjadwal. Keteraturan dalam
melaksanakan kegiatan di sekolah membentuk rutinitas bersekolah. Di
sekolah, siswa berlatih berupa latihan-latihan di kelas yang disebut belajar
tatap muka. Siswa berlatih menggunakan cara belajar dalam setiap mata
pelajaran. Siswa yang melakukan kegiatan berlatih terus-menerus,
berulang-ulang dan teratur akan semakin mampu menggunakan cara
belajar yang baik untuk menguasai bahan mata pelajaran yang disajikan.
Siswa perlu membentuk dan memiliki sikap tekun mempelajari bahan
mata pelajaran, keterampilan, dan pembentukan sikap positif terhadap
bahan mata pelajaran.
Kegiatan siswa mempelajari materi yang diberikan di sekolah
berlangsung dalam pengajaran, pembimbingan dan pelatihan yang
dilaksanakan secara sengaja, terencana dan sistematis untuk
mempengaruhi kegiatan belajar bagi siswa. Kegiatan ini dilakukan secara
merata, menyeluruh, dan wajib diikuti oleh seluruh siswa di sekolah dan
dilakukan secara terjadwal. Dalam kegiatan pengajaran, siswa diajarkan
menggunakan cara belajar tatap muka melalui mata pelajaran di kelas.
Kegiatan pembimbingan yaitu kegiatan membimbing dan membantu siswa
membentuk serta memiliki cara belajar yang baik. Sedangkan pada
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru melalui tiap-tiap mata
pelajaran. Pelajaran yang dilakukan secara terus-menerus dan teratur akan
membentuk ketekunan dalam diri siswa dalam kegiatan mempelajari
bahan mata pelajaran. Ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
mempunyai peranan yang besar bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah.
Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan siswa secara terus-menerus, teratur dan
terjadwal dalam mengolah bahan mata pelajaran di sekolah dengan
menggunakan cara belajar, keterampilan dan sikap yang berkaitan dengan
mata pelajaran yang dipelajari yang bertujuan memperoleh pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran yang dipelajari.
3. Faktor-faktor Pembentuk Ketekunan Siswa.
Menurut buku petunjuk pelaksanaan BK kurikulum SLTP tahun
1994, guru pembimbing menyelenggarakan bimbingan kelompok dan
bahan bahasan mencakup faktor-faktor pembentuk ketekunan mempelajari
bahan mata pelajaran para siswa seperti sikap belajar, motif belajar, cara
belajar, tempat belajar, bahan belajar, dan sumber belajar. Kegiatan siswa
mempelajari bahan mata pelajaran bergantung pada faktor-faktor dibawah
ini:
a. Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran.
Siswa yang menyukai belajar suatu mata pelajaran tertentu di
kegiatan belajar suatu mata pelajaran tertentu secara teratur. Kegiatan
belajar yang dilakukan secara rutin dan teratur akan memberikan hasil
belajar yang tinggi bagi siswa. Selanjutnya hasil yang tinggi tersebut
akan meningkatkan rasa senang dan sikap yang semakin positif
terhadap belajar. Rasa percaya diri sangat diperlukan dalam melakukan
kegiatan belajar secara rutin dan teratur. Rasa percaya diri tersebut
timbul dari keinginan untuk bertindak dan berhasil. Selain itu siswa
yang berhasil dalam belajarnya akan membentuk sikap disiplin karena
kesadarannya bahwa kesuksesan suatu kegiatan mempelajari bahan
mata pelajaran hanya dapat diperoleh bila siswa tersebut taat
melakukan kegiatan belajarnya dengan teratur.
Pada waktu melakukan kegiatan belajar, siswa perlu
berkonsentrasi pada bahan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya,
sehingga dapat disimpan dan dikuasainya dengan baik. Siswa yang
biasa tekun dalam belajarnya tentu saja memiliki minat yang tinggi
terhadap bahan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa yang
berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari tentu memiliki
potensi yang besar untuk sukses dalam studinya. Bila siswa tersebut
mampu menekuni bahan mata pelajaran yang dipelajarinya maka siswa
akan semakin memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan sikap dalam suatu bahan mata pelajaran yang berguna untuk
mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik.
Dorongan dalam diri siswa untuk belajar yang datang dari
kemampuan melalui pengalaman dalam pergaulan sehari-hari. Motif
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan dengan
rutin dan teratur jika membawa hasil belajar yang baik maka akan
menciptakan rasa puas dan senang pada diri siswa sehingga kegiatan
belajar secara rutin dan teratur terhadap suatu mata pelajaran akan
diperkuat.
b. Cara Mempelajari
Cara mempelajari adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa
agar dapat mempelajari bahan ajar. Aktivitas-aktivitas yang biasa
dilakukan adalah membaca, membuat ringkasan, latihan menjawab
pertanyaan atau praktik, dan menghapal.
Siswa yang menyukai suatu mata pelajaran tertentu akan
membuat jadwal pelajaran. Bahan pelajaran yang terlalu banyak dan
semuanya harus dipelajari, tingkat kesulitan bahan pelajaran, dan
susah-mudahnya tugas harus dikerjakan menuntut siswa harus dapat
membagi waktu yang sesuai dengan keperluan belajarnya sampai
bahan mata pelajaran tersebut dapat dikuasainya dengan baik. Jadwal
pelajaran yang dibuat harus senyaman mungkin bagi siswa agar jadwal
tersebut dapat dilakukan dengan kesadaran bukan paksaan.
Kegiatan mempelajari bahan ajar yang dilakukan siswa,
memerlukan istirahat setiap mata pelajaran yang diikutinya, supaya
dapat mengatur waktu belajarnya secara teratur karena telah mampu
mengatur unsur-unsur potensi dalam dirinya seperti tenaga, pikiran,
perasaan dan lain-lain akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Penggunaan waktu dan jadwal belajar akan membentuk siswa menjadi
pribadi yang disiplin, terbiasa dengan kegiatan belajar yang teratur
sehingga waktunya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin. Selain
membuat jadwal belajar, siswa juga harus dapat memilih tempat
belajar yang kondusif baginya sehingga memperlancar proses
belajarnya, sarana dan prasarana belajar yang memadai demi
membantu kelancaran kegiatan belajarnya, serta menggunakan
sumber-sumber belajar yang berupa buku, media seperti televisi dan
rekaman video.
c. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan belajar bagi siswa dimaksudkan agar siswa
mengembangkan sikap positif terhadap guru mata pelajaran dan
kegiatan pendidikan di sekolah serta mengenal dan menggunakan
cara-cara belajar tersebut sesuai dengan tuntutan sekolah. Guru pembimbing
memperkenalkan kepada siswa sikap-sikap positif terhadap kehidupan
di sekolah dan menggunakan cara-cara belajar yang sistematis dalam
belajarnya.
1) Pengertian Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok
dengan ketepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai tujuan
dan kegiatan belajar lainnya (Dekdikbud, 1994:23).
Jadi bimbingan belajar adalah kegiatan guru pembimbing
kepada siswa, yang bertujuan agar siswa menguasai sikap positif
terhadap guru dan kegiatan pendidikan di sekolah, serta
menggunakan cara-cara belajar secara rutin dan teratur dalam
mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah.
2) Program Bimbingan Belajar di Sekolah
Program bimbingan belajar di sekolah adalah rencana
usaha-usaha yang oleh guru pembimbing dan siswa secara
terus-menerus dalam rangka mengembangkan sikap belajar cara belajar
siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah untuk
mencapai tujuan belajar. Menurut Winkel (1997:119):
Program bimbingan belajar adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu dalam menemukan cara-cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam menumbuhkembangkan sikap dan kegiatan belajar yang rutin dan teratur sesuai dengan tuntutan belajar siswa di sekolah.
Program bimbingan belajar siswa dapat dilaksanakan secara
kelompok atau secara individual. Materi bimbingan meliputi
pengembangan sikap-sikap belajar, penggunaan cara-cara belajar
seperti membaca, menulis dan mencatat, membuat ringkasan,
Bimbingan kelompok dilakukan kepada kelompok siswa
untuk membahas cara-cara belajar dalam mempelajari bahan mata
pelajaran di sekolah. Bimbingan kelompok meliputi pula konseling
kelompok. Pelaksanaan konseling kelompok bertujuan membahas
dan memecahkan masalah-masalah belajar yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok (Prayitno, 1995:70).
Bimbingan individual dilakukan secara perorangan untuk
membahas cara-cara belajar yang ingin diketahui oleh siswa dan
yang digunakan olehnya dalam mempelajari bahan mata pelajaran
di sekolah. Bimbingan individual meliputi pula konseling
individual. Pelaksanaan konseling individual bertujuan untuk
membahas dan memecahkan masalah-masalah belajar yang dialami
oleh seorang siswa (Prayitno, 1995:71).
B. Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di SMP.
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran yang dipelajari siswa di sekolah. Siswa dituntut untuk mampu
menguasai Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kegiatan
mempelajari bahan mata pelajaran tersebut perlu dilatih dan dilakukan secara
teratur dan terus-menerus sehingga terbentuk suatu sikap tekun dalam diri
siswa.
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Tujuan Pengajaran Matematika, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud,
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh;
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
b. Materi Pengajaran Matematika, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud
2006:346)
1) Bilangan;
2) Aljabar;
3) Geometri dan Pengukuran; dan
4) Statistika dan Peluang.
c. Sumber Mata Pelajaran Matematika
2) Buku pendukung buku paket; dan
3) Kumpulan rumus-rumus sesuai dengan kebutuhan siswa.
d. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika
1) Aljabar
a). Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus dan
b). Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2) Geometri dan Pengukuran Menggunakan Teorema Pythagoras
dalam pemecahan masalah.
a). Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya dan
b). Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Tujuan Pengajaran, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud 2006:231)
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara;
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan;
4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan
6) Menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual Manusia Indonesia.
b. Materi Pengajaran Bahasa Indonesia, menurut Kurikulum 2006
(Dekdikbud 2006:232)
1) Mendengarkan;
2) Berbicara;
3) Membaca; dan
4) Menulis.
c. Sumber Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1) Buku Paket Bahasa Indonesia;
2) Buku pendukung buku paket; dan
3) Kamus Bahasa Indonesia.
d. Cara Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Menurut
Kurikulum 2006 (Dekdikbud, 2006: 237)
1) Mendengarkan
a) Memahami wacana lisan berbentuk laporan;
b) Mengapresiasikan pementasan drama;
c) Memahami isi berita dari radio/televisi; dan
d) Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan)
2) Berbicara
a) Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara dan
presentasi laporan;
b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran;
c) Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui
kegiatan diskusi dan protokoler; dan
d) Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
melalui kegiatan diskusi.
3) Membaca
a) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai,
membaca cepat;
b) Memahami teks drama dan novel remaja;
c) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif,
membaca intensif, dan membaca nyaring; dan
d) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan
antologi puisi.
4) Menulis
a) Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas,
dan petunjuk;
b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis
kreatif naskah drama;
c) Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks
d) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan
antologi puisi; dan
e) Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas.
3. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Tujuan Pengajaran Bahasa Inggris, menurut Kurikulum 2006
(Dekdikbud 2006:278)
1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan
dan tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional;
2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global;
dan
3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan
antara bahasa dengan budaya.
b. Materi Pengajaran Bahasa Inggris menurut Kurikulum 2006
(Dekdikbud 2006:278)
1) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam
empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat
literasifunctional;
2) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional
pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,
penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;
dan
3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik
(menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis),
kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak
bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi),
kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan
piranti pembentuk wacana).
c. Sumber Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1) Buku paket Bahasa Inggris;
2) Buku pendukung buku paket; dan
3) Kamus Bahasa Inggris.
d. Cara mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1) Mendengarkan
a). Memahami makna dalam percakapan transaksional dan
interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan
lingkungan terdekat;
b). Memahami makna dalam teks lisan fungsional pendek sangat
sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat;
c). Memahami makna dalam percakapan transaksional dan
interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan
d). Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog
pendek sangat sederhana yang berbentuk descriptive dan
procedureuntuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
2) Berbicara
a). Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan
interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan
lingkungan terdekat;
b). Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional pendek
sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat;
c). Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan
interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan
lingkungan terdekat; dan
d). Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan
monolog pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan
procedureuntuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
3) Membaca
a). Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat
sederhana yang berkaitan dengan lingkungan terdekat dan
b). Memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sangat
sederhana berbentuk descriptive dan procedure yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat.
a). Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek
sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat dan
b). Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei
pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Metode survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada dan untuk
membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan
sebelumnya (Furchan, 1982:424). Tujuan survei adalah untuk melukiskan
tingkat ketekunan para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu
mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris tahun ajaran 2006, serta mengetahui urutan tingkat ketekunan antara
mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris siswa kelas
II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006.
B. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data siswa, adalah
Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika,
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dan
berupa kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai
alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah, 1982:179).
Pilihan jawaban responden pada empat kemungkinan jawaban yang sudah
disediakan. Kuesioner ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berisi
tentang identitas dan petunjuk pengisian, bagian kedua berisi
pertanyaan tentang ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ada dua aspek yang ingin
diukur, yaitu aspek sikap belajar dan cara mempelajari.
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Ketekunan Belajar Siswa
Aspek Pertanyaan
Ketekunan Belajar:
1. Sikap Belajar Matematika 1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10,
2. Cara Mempelajari Matematika 11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,
3. Sikap Belajar Bahasa Indonesia 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,
4. Cara Mempelajari Bahasa Indonesia 31,32,33,34,35,36,37,38, 39,40,
5. Sikap Belajar Bahasa Inggris 41,42,43,44,45, 47,48,49,50,
6. Cara Mempelajari Bahasa Inggris 51,52,53,54,55,56,57,58,59,60.
Skoring item kuesioner pada alternatif jawaban: Selalu = 4, Banyak
kali = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1. Item berkaitan dengan
ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang diharapkan.
Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa saja
yang diukurnya (Furchan, 1982:295). Validitas adalah sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut (Furchan,
1983:281). Garrett (1967:349) mengemukakan suatu deskripsi tentang
Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes.
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70- 1,00
0,40- 0,70
0,20- 0,40
0,00- 0,20
Tinggi- Sangat Tinggi
Cukup
Rendah
Tidak Ada atau Sangat Rendah
Hasil uji coba dan penelitian ini menunjukkan Koefisien reliabilitas
dan koefisien validitas Kuesioner Ketekunan Siswa mempelajari bahan mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba dan Penelitian
Uji Coba Penelitian
Mata Pelajaran
tt
r
t
r
r
ttr
tMatematika 0,84 0,92 0,74 0,86
Bahasa Indonesia 0,88 0,94 0,87 0,93
Bahasa Inggris 0,87 0,93 0,84 0,92
Berdasarkan hasil uji coba dan penelitian seperti nampak pada tabel
diatas disimpulkan bahwa validitas dan reliabilitas kuisioner tinggi-sangat
tinggi.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah populasi bersifat terbatas, yaitu seluruh
sejumlah 58 siswa. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diteliti. Sampel penelitian ini merupakan sampel insidental yaitu sampel yang
diambil tidak direncanakan atau ditetapkan oleh peneliti tetapi hanya
didasarkan pada siswa yang hadir pada saat pelaksanaan penelitian sejumlah
54 siswa.
D. Pengumpulan Data
1. Uji coba Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Uji coba kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata
pelajaran dilakukan pada para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur
Moyudan Yogyakarta tahun ajaran 2006 pada tanggal 17 dan 19 Januari
2007. Hasil uji coba ini akan diolah untuk mengetahui reliabilitas dan
validitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
2. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data penelitian dari para siswa kelas II SMP Pangudi
Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006 pada tanggal 9 Februari 2007
dilakukan oleh peneliti dengan jumlah responden 54 siswa.
E. Analisis Data
1. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Mata
Pelajaran.
a. Metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas suatu alat
reliabilitas Kuesioner Ketekunan Siswa mempelajari bahan mata
pelajaran menggunakan rumus Product-Moment dari Pearson.
Perhitungan reliabilitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan
mata pelajaran dengan langkah sebagai berikut:
Langkah I : Menghitung koefisien kolerasi skor item ganjil dan skor
item genap dengan rumus:
r
xy =
2 2 2 2 y y N N Y X XY Nx
x
Keterangan:r
xy : Skor-skor belahan ganjil dan genapN : Jumlah populasi
X : Skor belahan ganjil
Y : Skor belahan genap
XY : Hasil perkalian antara nilai X dan nilai Y
Langkah II : Menghitung reliabilitas skor item ganjil dan skor item
genap kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
dengan rumus Spearman-Brown:
xy tt
r
r
r
1
x
2
xy Keterangan : ttr
: Koefisien reliabilitas alat ukurxy
b. Koefisien validitas dihitung dengan rumus:
tt
t
r
r
Keterangan:
t
r
: Koefisien validitastt
r
: Koefisien reliabilitas2. Perhitungan Mean
a. Hasil Mean Uji Coba
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran
Matematika
Kelas Interval Mid Point (X) f fX
70-74 72 1 72
65-69 67 0 0
60-64 62 1 62
55-59 57 10 57
50-54 52 11 52
45-49 57 19 47
40-44 42 12 42
35-39 37 16 37
30-34 32 7 32
Jumlah
3489
N fX
M
Keterangan:
fX = Perkalian frekuensi dengan midpoint
N = Jumlah siswa
= Jumlah total31 , 45
31168831 ,
45 77 3489
M M M
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Kelas Interval Mid Point (X) f fX
70-74 72 2 144
65-69 67 2 134
60-64 62 3 186
55-59 57 4 228
50-54 52 5 260
45-49 47 22 1034
40-44 42 15 630
35-39 37 12 444
30-34 32 9 288
25-29 27 3 81
Jumlah
3429
N fX
M
53 , 44
53246753 ,
44 77 3429
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Inggris
Kelas Interval Mid point (X) f fX
70-74 72 1 72
65-69 67 3 201
60-64 62 4 248
55-59 57 7 399
50-54 52 12 624
45-49 47 14 658
40-44 42 21 882
35-39 37 6 222
30-34 32 9 288
Jumlah 3594
N fX
M
67 , 46
67532468 ,
46 77 3594
M M M
b. Hasil Mean Penelitian
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran
Matematika
Kelas Interval Mid point (X) f fX
66-70 68 1 68
61-65 63 2 126
56-60 58 6 348
51-55 53 9 477
46-50 48 11 528
41-45 43 19 817
36-40 38 6 228
N fX
M
48 54 2592
M M
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Kelas Interval Mid point (X) f fX
65-69 67 1 67
60-64 62 3 186
55-59 57 6 342
50-54 52 9 468
45-49 47 15 705
40-44 42 8 336
35-39 37 6 222
30-34 32 5 160
25-29 27 1 27
Jumlah 2513
N fX
M
54 , 46
53703704 ,
46 54 2513
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa
Inggris
Kelas Interval Mid point (X) f fX
70-74 72 1 72
65-69 67 1 67
60-64 62 5 310
55-59 57 10 570
50-54 52 13 676
45-49 47 11 517
40-44 42 8 336
35-39 37 5 185
Jumlah
2733
N fX
M
61 , 50
61111111 ,
50 54 2733
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran adalah gambaran
perilaku siswa mempelajari bahan mata pelajaran di rumah secara terus
menerus, berulang-ulang, teratur, terjadwal dan menetap. Tingkat ketekunan
mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris adalah kecenderungan siswa melakukan secara rutin, teratur dan
terjadwal di rumah mempelajari bahan-bahan pelajaran yang didapat di
sekolah. Tingkat ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran ada dua
kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Mean Matematika =
48, Mean Bahasa Indonesia = 46,54 dan Mean Bahasa Inggris = 50,61. Siswa
yang memiliki ketekunan Tinggi adalah siswa yang memiliki skor ≥ M.
Siswa yang memiliki tingkat ketekunan Rendah adalah siswa yang
memperoleh skor
<
M .1. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika.
Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah
ketekunan siswa mempelajari Mata Pelajaran Matematika disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 10. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata
Pelajaran Matematika
f
Tinggi 23
Rendah 31
Total (N) 54
Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang
memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki
tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika.
2. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah
ketekunan siswa mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 11. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
f
Tinggi 29
Rendah 25
Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang
memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa yang
memiliki tingkat ketekunan belajar rendah dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah ketekunan
siswa mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Inggris disajikan dalam tabel
berikut
Tabel 12. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
f
Tinggi 29
Rendah 25
Total (N) 54
Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang
memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak daripada jumlah siswa yang
memiliki tingkat ketekunan belajar rendah dalam mempelajari bahan mata
4. Urutan Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Hasil Analisis Data berdasarkan urutan ketekunan siswa
mempelajari bahan mata pelajaran yang memiliki kategori tinggi dan
rendah Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 13. Urutan Tingkat Ketekunan Tinggi dalam Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.
Urutan Tingkat Ketekunan Mata Pelajaran
1,5 Bahasa Inggris
1,5 Bahasa Indonesia
3 Matematika
B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah :
1. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari
bahan mata pelajaran Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa
yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Matematika. Siswa yang kurang tekun rendah dalam mata
pelajaran Matematika disebabkan kurang mengerti pelajaran Matematika;
perasaan tidak suka muncul karena siswa mengalami kesulitan pada awal
tahun ajaran dalam mata pelajaran Matematika yang semakin lama
menjadi berkelanjutan. Siswa yang kurang tekun atau malas tidak
ketekunan rendah. Mereka membutuhkan bimbingan, khususnya layanan
konseling belajar.
2. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari
bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari pada jumlah
siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Masih ada cukup banyak siswa yang
kurang tekun mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa sehari-hari yang digunakan siswa dalam
berkomunikasi baik di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Siswa
yang kurang tekun dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia disebabkan
kurang mengerti pelajaran Bahasa Indonesia; perasaan yang tidak suka
sebagai akibat dari siswa mengalami kesulitan pada awal tahun ajaran
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa yang kurang tekun atau
tidak mengalami kemajuan. Masih ada banyak siswa yang memiliki
tingkat ketekunan rendah. Mereka membutuhkan bimbingan, khususnya
layanan konseling belajar.
3. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari
bahan mata pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak dari pada jumlah siswa
yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan mata
pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional
yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa dari berbagai negara.
Siswa perlu memahami Bahasa Inggris terutama dalam pendidikan
Inggris. Siswa yang kurang tekun rendah dalam mata pelajaran Bahasa
Inggris disebabkan kurang mengerti pelajaran Bahasa Inggris; perasaan
yang tidak suka sebagai akibat dari siswa mengalami kesulitan pada awal
tahun ajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Siswa yang kurang
tekun atau malas tidak mengalami kemajuan. Masih ada banyak siswa
yang memiliki tingkat ketekunan rendah. Mereka membutuhkan
bimbingan, khususnya layanan konseling belajar.
4. Hasil penelitian urutan tingkat ketekunan dalam mempelajari bahan mata
pelajaran adalah mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
memiliki tingkat ketekunan yang sama sedangkan mata pelajaran
Matematika menempati urutan terakhir. Namun demikian masih cukup
banyak siswa yang rendah tingkat ketekunan mempelajari ketiga mata
pelajaran tersebut. Sedangkan perolehan jumlah siswa Kualifikasi
Tinggi-Rendah Penelitian Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata
Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Para Siswa
SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul adalah I. TTT (Tinggi pada Mata
Pelajaran Matematika, Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan
Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris) = 16 siswa, II. TTR (Tinggi
pada Mata Pelajaran Matematika, Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia dan Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris) = 6 siswa, III.
TRR (Tinggi pada Mata Pelajaran Matematika, Rendah pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dan Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa
Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Rendah pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris) = 16 siswa. Dengan keterangan TTT kualifikasi
untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi ditiga mata pelajaran, TTR
kualifikasi untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi didua mata
pelajaran dan kualifikasi rendah disatu mata pelajaran, TRR adalah
kualifkasi untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi disatu mata
pelajaran dan kualifikasi rendah didua mata pelajaran dan RRR kualifikasi
untuk siswa yang memiliki kualifikasi rendah ditiga mata pelajaran.
Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran merupakan usaha
siswa. Ada cukup banyak siswa yang harus berusaha meningkatkan
ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran. Ketekunan mempelajari
bahan mata pelajaran siswa lebih banyak ditentukan oleh usaha dari siswa
itu sendiri untuk terus berlatih dan mengembangkan ketekunan
mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa perlu mendapat layanan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Masalah Penelitian adalah (1) Bagaimanakah tingkat ketekunan
mempelajari bahan mata pelajaran Matematika para siswa kelas II SMP
Pangudi Luhur Sedayu Bantul? (2) Bagaimanakah tingkat ketekunan
mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia? (3) Bagaimanakah
tingkat ketekunan belajar siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa
Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul? (4)
Bagaimanakah urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan antara mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa
kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul? Populasi penelitian adalah
siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006 yang
berjumlah 54 siswa.
2. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
a. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Matematika lebih banyak dari pada
jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Matematika,
b. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari
pada jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia,
c. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak dari
pada jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam
mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Inggris, dan
d. Urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan adalah Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia dan Matematika.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan dua saran untuk
pengembangan program bimbingan belajar bagi siswa, yaitu:
1. Program bimbingan belajar dipusatkan pada pengembangan sikap positif
siswa terhadap sekolah. Siswa melatih cara-cara mempelajari bahan mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang rutin
dan teratur terpusat pada penyusunan jadwal belajar Matematika, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di rumah dan penggunaannya serta latihan
cara-cara menggunakan sumber-sumber tertulis (Metode SQ3R).
Penggunaan metode belajar untuk mempelajari bahan mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Metode SQ3R). Siswa
yang dilatih oleh guru pembimbing untuk mengamati isi dari setiap judul
bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
yang akan dipelajari, latihan membuat pertanyaan-pertanyaan secara
tertulis, latihan menjawab kembali pertanyaan tersebut, latihan
terakhir siswa dilatih untuk membuat rangkuman dari semua bahan yang
dipelajari menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan. Jadi, apabila
latihan ini diberikan secara berulang-ulang oleh guru pembimbing kepada
siswa, maka siswa akan semakin terampil menggunakan metode belajar
dalam kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan demikian konseling terpusat pada
latihan akan membantu siswa memiliki sikap positif terhadap mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan membuat
siswa semakin mampu menggunakan metode belajar sumber bahan tertulis
secara tepat dalam mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
2. Program konseling belajar dilakukan untuk menolong siswa yang memiliki
sikap dan cara mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris. Program konseling ini dilakukan dalam
bentuk kelompok yang terpusat pada latihan. Guru pembimbing membagi
siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan lima orang siswa, dan setiap kelompok diberi tugas cerita
sederhana berkaitan dengan mata pelajaran Matematika yang harus
diselesaikan. Tugas tersebut akan dapat diselesaikan apabila
masing-masing siswa dalam tiap-tiap kelompok memiliki sikap yang positif
terhadap mata pelajaran Matematika selama proses penyelesaiannya.
Siswa juga diperkenalkan pada situasi di mana suatu pekerjaan akan terasa
kelompok siswa menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru
pembimbing tersebut, maka guru pembimbing dapat menyimpulkan bahwa
setiap siswa yang menyelesaikan tugas dengan sikap yang positif terhadap
mata pelajaran Matematika tentu akan mencapai hasil yang maksimal dan
perasaan puas. Dengan sikap yang positif terhadap mata pelajaran
Matematika akan membentuk sikap yang mempertahankan dan cenderung
DAFTAR PUSAKA
Dekdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP. Yogyakarta: PPTK.
Dekdikbud. 2003.Sistem Pendidikan Nasional.Yogyakarta: PPTK.
Dekdikbud. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum di SMP dan Madrasah. Yogyakarta: PPTK.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Garret, Henri. 1967. Statistics In Psychology And Education. London Longmans Geen and Co.
_______1983.Aku berhasil Dalam Sudi.Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Nasution, S. 2001.Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Prayitno, dkk. 1995.Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SLTP. Jakarta: Mandiriabadi.
Sanapiah, Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Tim Instruktur BK DIY. 1997. Bahan Penelitian BK Berdasarkan Kurikulum 1994 (Pola 14).Yogyakarta.
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
_______ 1997. Bimbingandan Konseling di Institusi Pendidikan.Jakarta: PT. Grasindo.
Lampiran 1
KUESIONER TINGKAT KETEKUNAN MEMPELAJARI MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA
INGGRIS
Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari Anda
berkaitan dengan ketekunan mempelajari mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris. Jawaban yang Anda berikan tidak akan
mempengaruhi nilai raport Anda. Jawaban Anda akan diolah dan hasilnya
digunakan untuk mengembangkan kegiatan bimbingan belajar. Oleh karena itu,
kami mengharapkan Anda bersedia menjawab kuesioner ini sesuai dengan apa
yang Anda alami.
Identitas Diri
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk
1. Jawablah setiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda cek ( √ ) pada
kolom yang sesuai dengan keadaan Anda.
2. Makna pilihan jawaban :
a. Selalu : Senantiasa melakukan
b. Banyak kali : Sering melakukan namun tidak terus menerus
c. Kadang-kadang : Melakukan namun sekali-kali
d. Tidak pernah : Sama sekali tidak pernah melakukan.
3. Telitilah dahulu sebelum dikumpulkan, pastikan setiap pertanyaan hanya satu
jawaban dan jangan sampai ada nomor yang terlewatkan!
Pertanyaan Selalu Banyak
Kali
Kadang-Kadang
Tidak
Pernah
1. Pada awal Minggu, saya membuat
jadwal belajar Matematika di rumah
untuk hari Senin sampai hari Sabtu.
2. Saya menggunakan jadwal tersebut.
3. Saya menyediakan waktu
sekurang-kurangnya satu jam untuk belajar
Matematika di rumah.
4. Saya membaca isi catatan Matematika
5. Menanyakan kepada guru jika ada yang
tidak saya mengerti.
6. Saya segera mengerjakan tugas dari guru
mata pelajaran Matematika.
7. Bahan pelajaran yang panjang dan
bagian-bagian kecil agar mudah
mempelajarinya.
8. Saya membaca bagian-bagian bahan
pelajaran Matematika dalam buku paket
dan membandingkannya dengan bahan
yang sudah saya pelajari lalu saya
membuat catatan Matematika dengan
kata-kata saya sendiri.
9. Saya berlatih mengerjakan soal yang
tersedia pada buku paket di rumah.
10. Saya membaca isi catatan pelajaran
Matematika setiap harinya.
11. Saya menggaris bawahi atau memberi
tanda pada catatan yang saya anggap
penting.
12. Saya membaca buku paket pelajaran
Matematika sebelum pelajaran
Matematika keesokkan harinya.
13. Saya mempersiapkan bahan pelajaran
Matematika untuk keesokkan harinya.
14. Saya mencatat informasi yang berkaitan
dengan bahan pelajaran di sekolah, pada
pinggiran buku catatan.
15. Saya mencari bahan pelajaran di
perpustakaan, jika catatan saya tidak
lengkap.
16. Setelah selesai mempelajari Matematika
di rumah saya membuat pertanyaan dan
berlatih menjawab pertanyaan itu.
17. Saya menggunakan waktu lebih banyak
18. Saya mempelajari kembali bahan
pelajaran Matematika jauh hari sebelum
ujian.
19. Saya mempelajari hubungan tiap bab
pelajaran Matematika agar lebih
mempermudah saya mengingat materi
pelajaran Matematika.
20. Saya senang belajar Matematika secara
rutin dan teratur sejak awal tahun ajaran
ini.
21. Pada awal minggu, saya menyusun
jadwal kegiatan belajar Bahasa
Indonesia untuk hari Senin sampai hari
Sabtu.
22. Saya menggunakan jadwal tersebut.
23. Saya membaca kembali dan
menghafalkan isi catatan pelajaran
Bahasa Indonesia seminggu sebelum
ujian.
24. Saya membaca buku paket pelajaran
Bahasa Indonesia menggunakan
prosedur dengan memperhatikan
judul-judul, bab, topik-topik terlebih dahulu.
25. Saya membaca kamus Bahasa Indonesia
untuk mencari kata-kata tertentu yang
belum saya ketahui isinya.
26. Saya membaca isi catatan pelajaran
Bahasa Indonesa secara teratur setiap
harinya.
atau istilah baru yang saya dengar dari
televisi atau radio yang berhubungan
dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
28. Saya membuat ringkasan dari tiap
pokok bahasan pelajaran Bahasa
Indonesia.
29. Saya berdiskusi dengan teman
mengenai pelajaran Bahasa Indonesia.
30. Saya berlatih mengerjakan soal-soal
Bahasa Indonesia yang ada di buku
paket kemudian mencocokkannya
dengan jawaban yang benar.
31. Saya berlatih menggunakan bahasa
menurut aturan Bahasa Indonesia yang
saya pelajari bila berbicara dengan
orang lain.
32. Setelah membaca materi percakapan
pelajaran Bahasa Indonesia saya
berlatih berdialog dengan teman dan
menghafalkannya.
33. Saya menyusun karangan sesuai dengan
aturan penulisannya kemudian
membaca kembali karangan tersebut
dan memahaminya.
34. Saya mendengarkan cara pengucapan
kata-kata tertentu yang baru saya dengar
dan menghafalkannya.
35. Saya membaca terlebih dahulu isi buku
paket pelajaran Bahasa Indonesia yang
akan diajarkan oleh guru keesokan
36. Saya membaca puisi-puisi karya sastra.