• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TAHUN AJARAN 2006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TAHUN AJARAN 2006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendi"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU

BANTUL TAHUN AJARAN 2006

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Maria Sri Wahyuni 01 1114038

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA

PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA

DAN BAHASA INGGRIS

PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR

SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006

Oleh:

Maria Sri Wahyuni

01 1114038

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing,

(3)

SKRIPSI

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA

PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA

DAN BAHASA INGGRIS

PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR

SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006

Telah Dipersiapkan dan Ditulis Oleh: Maria Sri Wahyuni

01 1114038

Telah dipertahankan didepan panitia penguji pada tanggal 8 Mei 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. _________________

Sekretaris Fajar Santoadi, S. Pd. _________________

Anggota Drs. Wens Tanlain, M. Pd. _________________

Anggota Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. _________________

Anggota Drs. TA. Prapancha Hary, M. Si. _________________

Yogyakarta, 8 Mei 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan, Ambillah waktu untuk bermain,

itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi, Ambillah waktu untuk berdoa,

itu adalah sumber ketenangan, Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan, Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan,

Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan,

Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati,

Ambillah waktu untuk membagi, itu membuat hidup terasa lebih berarti,

Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan, dan Ambillah waktu untuk beramal,

itu adalah kunci menuju surga.

(5)

Kupersembahkan skripsi ini karena kasih dan sayangnya selalu menjadi

penyemangatku Bapak Yohanes Toekidjo dan Ibu Elisabeth Suwarni,

Alm. Dengan ketulusan dan kasihnya selalu mencintaiku sampai saat

kapanpun.

Kakakku; Mb. Endang dan Mas Gembong, Mas Rudi dan Mb. Yanti, Mas

Iyes dan Mb Pit’, Mas Liliek dan keponakanku Tyas, Arnee, Fani, Febri,

Nana dan Gerha malaikat kecilku serta Mas Agoenk, sahabat dan

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Mei 2007

Penulis,

(7)

ABSTRAK

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL

TAHUN AJARAN 2006 Maria Sri Wahyuni

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah populasi bersifat terbatas, yaitu seluruh siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul. (2) Urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan antara mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Butir pertanyaan berfokus pada tingkat ketekunan para siswa mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kuesioner ini berupa kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan. Pilihan jawaban responden pada empat kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. Hasil penelitian akan diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

(8)
(9)

ABSTRACT

LEVEL OF THE 2NDGRADE STUDENTS’ DILIGENCE IN STUDYING MATH,

INDONESIAN AND ENGLISH IN PANGUDI LUHUR JUNIOR HIGH SCHOOL, SEDAYU BANTUL

ACADEMIC YEAR OF 2006

Maria Sri Wahyuni Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was descriptive research by using survey method. The population in this research was limited population, i.e. the 2nd grade students of Pangudi Luhur Junior High School Sedayu Bantul, Academic years of 2006.

The purposes of this research were: (1) Level of the 2ndgrade students’ diligence in studying Math, Indonesian and English in Pangudi Luhur Junior High School, Sedayu Bantul academic year of 2006; (2) The order of diligence’s degree in studying Math, Indonesian and English the2ndgrade students in Pangudi Luhur Junior High School Sedayu Bantul.

The instrument of this research was the quasionnaire of diligence’s level in studying Math, Indonesian and English. The questions focused on the level of students’ diligence studying Math, Indonesian and English. This questionnaire was closed questionnaire that consisted of some questions and provided answers. The result of this study would be analyzed be processed to perceive the reliability and validity of the diligence’s level questionnaire.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya pada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini dapat selesai tentu karena adanya bantuan dari berbagai pihak.

Bantuan tersebut berupa bimbingan, kritik, saran dan dukungan maupun doa, oleh

sebab itu dengan segala kerendahan hati dan penghargaan setulus-tulusnya,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak. Drs. Wens Tanlain, dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan masukan, perhatian dan waktu bagi penulis selama penulisan

skripsi ini.

2. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak

memberikan bekal dan bantuan kepada penulis, selama menjalani studi di

Universitas Sanata Dharma.

3. SMP Pangudi Luhur Moyudan dan SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul

yang telah memberikan data dan waktu penulis mengadakan penelitian

sebagai informasi yang diperlukan untuk kelancaran penulis dalam

menulis skripsi ini.

4. Khususnya kepada kedua orangtua tercinta dan terkasih Yohanes Toekidjo

dan Elizabeth Suwarni Alm. yang sabar menanti kelulusan penulis dalam

menyelesaikan studi S1, serta selalu memberikan motivasi dan doa restu

(11)

5. Kakak-kakak tercinta : Mb. Endang dan Mas Gembong, Mas Rudi dan

Mb. Yanti, Mas Iyes dan Mb. Pit, Mas Lilik, yang selalu memberikan

semangat dan doa pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keponakanku : Tyas, Arnee, Fani, Febri, Nana dan Gerha, you are my

little angels.

7. Mas Agung, yang selalu menjadi penyemangatku.

8. Mbak Sarah, Indah, Dimas, Wowok, Dani, Dina, Jihad sepupu terkasih

dan teman setia selama penulis berada di Yogyakarta.

9. Teman-teman BK ’01 : Agnes, Noer, Bety, Sipri, Paulina, Maya, Kenit,

Agus, Humam, Sr. Florent, Fr. Frans, Page, Sugeng, Yuni, Lina, Nida,

Rika, Novie, QQ, Kak Fa, Diana, Anggiat, Dedy, Endra, Deni, dan masih

banyak lagi, yang saling memberikan semangat dan dorongan serta

berjuang bersama-sama hingga berhasil menyelesaikan skripsi dan studi

S1 di Universitas Sanata Dharma.

10. Kost Putri Anna, untuk persahabatan dan persaudaraan yang terbina.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikannya.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, April 2007

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Persetujuan Pembimbing... ii

Pengesahan... iii

Motto dan Persembahan... iv

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Abstrak ... vii

Abstract... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xiv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Balakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah ... 4

1. Batasan Istilah ... 4

2. Batasan Variabel ... 5

BAB II Kajian Teoritis... 7

A. Ketekunan Mempelajari ... 7

1. Pengertian Ketekunan Mempelajari ... 7

2. Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Ajar ... 7

3. Faktor-faktor Pembentuk Ketekunan Belajar... 9

B. Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di SMP ... 14

BAB III Metodologi Penelitian ... 23

(13)

B. Alat Pengumpul Data ... 23

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

D. Pengumpulan Data ... 26

E. Analisis Data ... 26

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika... 33

2. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 34

3. Tingkat Ketekunan. Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 35

4. Urutan Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris . 36 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40

A. Kesimpulan ... 40

1. Masalah Penelitian ... 40

2. Hasil Penelitian ... 40

B. Saran... 42

Daftar Pustaka ... 44

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Ketekunan Belajar Siswa.

Tabel 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba dan Penelitian.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Matematika Uji

Coba.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Uji Coba.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Uji Coba.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Matematika

Penelitian.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Penelitian.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Penelitian.

Tabel 10. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata

Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para

siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tabel 11. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur

Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tabel 12. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata

Pelajaran Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur

(15)

Tabel 13. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran antara Mata

Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para

siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tabel 14. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Matematika Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan

Tabel 15. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan

Tabel 16. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Moyudan

Tabel 17. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Tabel 18. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan

Validitas Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur

Sedayu Bantul.

Tabel 19. Skor-Skor Siswa dan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu: ”Pendidikan

nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Dekdikbud, 2003)

Pendidikan sekolah, termasuk pendidikan di SMP menunjang

terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program pendidikan SMP

dirumuskan dalam kurikulum SMP. Kurikulum SMP memuat sejumlah mata

pelajaran dan non mata pelajaran. Mata pelajaran meliputi Biologi,

Matematika, Fisika, Sejarah, Ekonomi, PPKN, Bahasa Inggris, Bahasa

Indonesia, Agama, Olahraga dan Keterampilan. Non mata pelajaran adalah

Komputer, Memasak dan Kerajinan Tangan. Semua mata pelajaran

dikelompokkan menjadi tiga rumpun yaitu IPA, IPS dan Bahasa.

Kegiatan guru dan siswa dalam setiap mata pelajaran mengantarkan

siswa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kegiatan siswa untuk

mencapai pendidikan nasional adalah dengan mengolah bahan mata pelajaran

melalui bimbingan guru dan dilakukan oleh siswa sendiri. Semakin baik siswa

mempelajari bahan mata pelajaran maka semakin terwujud tujuan pendidikan

(17)

nasional. Pada kenyataannya ada siswa yang tekun mempelajari bahan mata

pelajaran dan ada siswa yang belum tekun mempelajari bahan mata pelajaran,

meskipun mereka mendapat bimbingan dari guru.

Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dilakukan secara

bertahap. Pertama, siswa membaca buku paket yang meliputi bahan mata

pelajaran, buku ilmu atau sumber ilmu yang benar didasarkan pada bahan

mata pelajaran yang bersangkutan, kamus untuk mencari berbagai makna atau

arti penting yang tidak dipahami, dan buku tambahan yang dirasakan perlu

oleh siswa sebagai pendukung buku pelajaran. Kedua, siswa mencatat

ringkasan dari buku untuk menjelaskan kata-kata yang sukar, membuat

kesimpulan dari setiap alinea. Ketiga adalah mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang disediakan pada lembar terakhir dari buku.

Pertanyaan-pertanyaan itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

bahan mata pelajaran yang dipelajari tadi. Sedangkan yang terakhir, keempat

adalah menghapal. Ringkasan yang telah dibuat digunakan siswa untuk

menghapal bahan mata pelajaran yang baru saja dipelajari. Ringkasan lebih

mempermudah siswa dalam menghapal karena sudah menyimpulkan

keseluruhan maksud dari isi bahan mata pelajaran. Siswa perlu memperoleh

bantuan tentang cara mempelajari bahan mata pelajaran dari guru. Jika siswa

mendapatkan bimbingan, maka siswa diharapkan menyelesaikan kegiatan

belajarnya dengan baik.

Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional tahun 2006

(18)

ketiga mata pelajaran tersebut dijadikan sasaran penelitian ini. Penelitian ini

dipusatkan pada para siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Para

siswa Kelas II SMP tersebut dianggap sudah mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan, karena sudah satu tahun lebih berada di lingkungan SMP

Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Berdasarkan uraian di atas maka masalah

pokok penelitian ini adalah: Bagaimanakah Tingkat Ketekunan Mempelajari

Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Para

Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok di atas dirinci menjadi:

1. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?

2. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?

3. Bagaimanakah tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul?

4. Bagaimanakah urutan tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa

(19)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II

SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

2. Mengetahui urutan tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan antara

mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para

siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan kepada para guru

bidang studi untuk pengembangan program pengajaran di SMP Pangudi Luhur

Sedayu Bantul, khusus dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris. Selain itu, dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk

pengembangan program Bimbingan Konseling Belajar di SMP Pangudi Luhur

Sedayu Bantul.

E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah 1. Batasan Istilah

a. Belajar siswa adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

(20)

b. Ketekunan mempelajari adalah perilaku belajar siswa yang dilakukan

secara berulang-ulang, terus-menerus, terjadwal, menetap dan rutin

untuk menguasai bahan mata pelajaran di sekolah.

2. Batasan Variabel

a. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata

pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,

penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat

ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti

yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk

oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori

tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi

dan rendah.

b. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa

Indonesia adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata

pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,

penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat

ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti

yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk

oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori

tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi

(21)

c. Tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa

Inggris adalah kegiatan-kegiatan siswa mempelajari bahan mata

pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar,

penggunaan cara belajar yang berupa kegiatan membaca, membuat

ringkasan, latihan/praktik menjawab pertanyaan dan menghapal seperti

yang diukur dalam kuisioner Ketekunan Belajar Siswa dan ditunjuk

oleh skor-skor yang diperoleh dalam kuisioner. Ada dua kategori

tingkat ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yaitu tinggi

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Ketekunan Mempelajari

1. Pengertian Ketekunan Mempelajari.

Ketekunan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang

dilakukan terus-menerus dan teratur. Di kehidupan sehari-hari, dari

bangun tidur sampai akan berangkat tidur lagi orang melakukan banyak

kegiatan. Kegiatan yang dilakukan mengarah pada pencapaian hasil yang

maksimal. Untuk mencapai hasil yang maksimal seseorang membutuhkan

usaha yang maksimal pula. Kegiatan tersebut dilakukan secara

terus-menerus, terjadwal dan tekun sehingga mampu mencapai hasil yang

diinginkan.

Kata mempelajari dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti mengerti

dan memahami lebih mendalam melalui suatu kegiatan sebagai sarana.

Jadi, ketekunan mempelajari adalah perilaku seseorang mengerti

dan memahami sesuatu lebih mendalam yang mengarah pada perubahan

dalam tingkah laku melalui kegiatan yang dilakukannya berupa latihan dan

pengalaman.

2. Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Ajar.

Siswa pada tahun pertama di Sekolah Menengah Pertama/SMP

perlu membentuk dan memiliki kegiatan dalam rangka mempelajari bahan

(23)

mata pelajaran di sekolah. Tujuan siswa belajar di sekolah dalam

mempelajari bahan mata pelajaran adalah untuk mendapatkan

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan pembentukan sikap

(Sardiman, 1986). Kegiatan siswa di sekolah berlangsung dari Hari Senin

sampai Hari Sabtu secara rutin, teratur dan terjadwal. Keteraturan dalam

melaksanakan kegiatan di sekolah membentuk rutinitas bersekolah. Di

sekolah, siswa berlatih berupa latihan-latihan di kelas yang disebut belajar

tatap muka. Siswa berlatih menggunakan cara belajar dalam setiap mata

pelajaran. Siswa yang melakukan kegiatan berlatih terus-menerus,

berulang-ulang dan teratur akan semakin mampu menggunakan cara

belajar yang baik untuk menguasai bahan mata pelajaran yang disajikan.

Siswa perlu membentuk dan memiliki sikap tekun mempelajari bahan

mata pelajaran, keterampilan, dan pembentukan sikap positif terhadap

bahan mata pelajaran.

Kegiatan siswa mempelajari materi yang diberikan di sekolah

berlangsung dalam pengajaran, pembimbingan dan pelatihan yang

dilaksanakan secara sengaja, terencana dan sistematis untuk

mempengaruhi kegiatan belajar bagi siswa. Kegiatan ini dilakukan secara

merata, menyeluruh, dan wajib diikuti oleh seluruh siswa di sekolah dan

dilakukan secara terjadwal. Dalam kegiatan pengajaran, siswa diajarkan

menggunakan cara belajar tatap muka melalui mata pelajaran di kelas.

Kegiatan pembimbingan yaitu kegiatan membimbing dan membantu siswa

membentuk serta memiliki cara belajar yang baik. Sedangkan pada

(24)

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru melalui tiap-tiap mata

pelajaran. Pelajaran yang dilakukan secara terus-menerus dan teratur akan

membentuk ketekunan dalam diri siswa dalam kegiatan mempelajari

bahan mata pelajaran. Ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

mempunyai peranan yang besar bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah.

Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran dapat diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan siswa secara terus-menerus, teratur dan

terjadwal dalam mengolah bahan mata pelajaran di sekolah dengan

menggunakan cara belajar, keterampilan dan sikap yang berkaitan dengan

mata pelajaran yang dipelajari yang bertujuan memperoleh pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan bahan mata

pelajaran yang dipelajari.

3. Faktor-faktor Pembentuk Ketekunan Siswa.

Menurut buku petunjuk pelaksanaan BK kurikulum SLTP tahun

1994, guru pembimbing menyelenggarakan bimbingan kelompok dan

bahan bahasan mencakup faktor-faktor pembentuk ketekunan mempelajari

bahan mata pelajaran para siswa seperti sikap belajar, motif belajar, cara

belajar, tempat belajar, bahan belajar, dan sumber belajar. Kegiatan siswa

mempelajari bahan mata pelajaran bergantung pada faktor-faktor dibawah

ini:

a. Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran.

Siswa yang menyukai belajar suatu mata pelajaran tertentu di

(25)

kegiatan belajar suatu mata pelajaran tertentu secara teratur. Kegiatan

belajar yang dilakukan secara rutin dan teratur akan memberikan hasil

belajar yang tinggi bagi siswa. Selanjutnya hasil yang tinggi tersebut

akan meningkatkan rasa senang dan sikap yang semakin positif

terhadap belajar. Rasa percaya diri sangat diperlukan dalam melakukan

kegiatan belajar secara rutin dan teratur. Rasa percaya diri tersebut

timbul dari keinginan untuk bertindak dan berhasil. Selain itu siswa

yang berhasil dalam belajarnya akan membentuk sikap disiplin karena

kesadarannya bahwa kesuksesan suatu kegiatan mempelajari bahan

mata pelajaran hanya dapat diperoleh bila siswa tersebut taat

melakukan kegiatan belajarnya dengan teratur.

Pada waktu melakukan kegiatan belajar, siswa perlu

berkonsentrasi pada bahan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya,

sehingga dapat disimpan dan dikuasainya dengan baik. Siswa yang

biasa tekun dalam belajarnya tentu saja memiliki minat yang tinggi

terhadap bahan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa yang

berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari tentu memiliki

potensi yang besar untuk sukses dalam studinya. Bila siswa tersebut

mampu menekuni bahan mata pelajaran yang dipelajarinya maka siswa

akan semakin memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan sikap dalam suatu bahan mata pelajaran yang berguna untuk

mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik.

Dorongan dalam diri siswa untuk belajar yang datang dari

(26)

kemampuan melalui pengalaman dalam pergaulan sehari-hari. Motif

belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong siswa untuk

melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan dengan

rutin dan teratur jika membawa hasil belajar yang baik maka akan

menciptakan rasa puas dan senang pada diri siswa sehingga kegiatan

belajar secara rutin dan teratur terhadap suatu mata pelajaran akan

diperkuat.

b. Cara Mempelajari

Cara mempelajari adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa

agar dapat mempelajari bahan ajar. Aktivitas-aktivitas yang biasa

dilakukan adalah membaca, membuat ringkasan, latihan menjawab

pertanyaan atau praktik, dan menghapal.

Siswa yang menyukai suatu mata pelajaran tertentu akan

membuat jadwal pelajaran. Bahan pelajaran yang terlalu banyak dan

semuanya harus dipelajari, tingkat kesulitan bahan pelajaran, dan

susah-mudahnya tugas harus dikerjakan menuntut siswa harus dapat

membagi waktu yang sesuai dengan keperluan belajarnya sampai

bahan mata pelajaran tersebut dapat dikuasainya dengan baik. Jadwal

pelajaran yang dibuat harus senyaman mungkin bagi siswa agar jadwal

tersebut dapat dilakukan dengan kesadaran bukan paksaan.

Kegiatan mempelajari bahan ajar yang dilakukan siswa,

memerlukan istirahat setiap mata pelajaran yang diikutinya, supaya

(27)

dapat mengatur waktu belajarnya secara teratur karena telah mampu

mengatur unsur-unsur potensi dalam dirinya seperti tenaga, pikiran,

perasaan dan lain-lain akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Penggunaan waktu dan jadwal belajar akan membentuk siswa menjadi

pribadi yang disiplin, terbiasa dengan kegiatan belajar yang teratur

sehingga waktunya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin. Selain

membuat jadwal belajar, siswa juga harus dapat memilih tempat

belajar yang kondusif baginya sehingga memperlancar proses

belajarnya, sarana dan prasarana belajar yang memadai demi

membantu kelancaran kegiatan belajarnya, serta menggunakan

sumber-sumber belajar yang berupa buku, media seperti televisi dan

rekaman video.

c. Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar bagi siswa dimaksudkan agar siswa

mengembangkan sikap positif terhadap guru mata pelajaran dan

kegiatan pendidikan di sekolah serta mengenal dan menggunakan

cara-cara belajar tersebut sesuai dengan tuntutan sekolah. Guru pembimbing

memperkenalkan kepada siswa sikap-sikap positif terhadap kehidupan

di sekolah dan menggunakan cara-cara belajar yang sistematis dalam

belajarnya.

1) Pengertian Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang

(28)

sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok

dengan ketepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai tujuan

dan kegiatan belajar lainnya (Dekdikbud, 1994:23).

Jadi bimbingan belajar adalah kegiatan guru pembimbing

kepada siswa, yang bertujuan agar siswa menguasai sikap positif

terhadap guru dan kegiatan pendidikan di sekolah, serta

menggunakan cara-cara belajar secara rutin dan teratur dalam

mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah.

2) Program Bimbingan Belajar di Sekolah

Program bimbingan belajar di sekolah adalah rencana

usaha-usaha yang oleh guru pembimbing dan siswa secara

terus-menerus dalam rangka mengembangkan sikap belajar cara belajar

siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah untuk

mencapai tujuan belajar. Menurut Winkel (1997:119):

Program bimbingan belajar adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu dalam menemukan cara-cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam menumbuhkembangkan sikap dan kegiatan belajar yang rutin dan teratur sesuai dengan tuntutan belajar siswa di sekolah.

Program bimbingan belajar siswa dapat dilaksanakan secara

kelompok atau secara individual. Materi bimbingan meliputi

pengembangan sikap-sikap belajar, penggunaan cara-cara belajar

seperti membaca, menulis dan mencatat, membuat ringkasan,

(29)

Bimbingan kelompok dilakukan kepada kelompok siswa

untuk membahas cara-cara belajar dalam mempelajari bahan mata

pelajaran di sekolah. Bimbingan kelompok meliputi pula konseling

kelompok. Pelaksanaan konseling kelompok bertujuan membahas

dan memecahkan masalah-masalah belajar yang dialami oleh

masing-masing anggota kelompok (Prayitno, 1995:70).

Bimbingan individual dilakukan secara perorangan untuk

membahas cara-cara belajar yang ingin diketahui oleh siswa dan

yang digunakan olehnya dalam mempelajari bahan mata pelajaran

di sekolah. Bimbingan individual meliputi pula konseling

individual. Pelaksanaan konseling individual bertujuan untuk

membahas dan memecahkan masalah-masalah belajar yang dialami

oleh seorang siswa (Prayitno, 1995:71).

B. Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di SMP.

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris merupakan mata

pelajaran yang dipelajari siswa di sekolah. Siswa dituntut untuk mampu

menguasai Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kegiatan

mempelajari bahan mata pelajaran tersebut perlu dilatih dan dilakukan secara

teratur dan terus-menerus sehingga terbentuk suatu sikap tekun dalam diri

siswa.

1. Mata Pelajaran Matematika

a. Tujuan Pengajaran Matematika, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud,

(30)

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh;

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

b. Materi Pengajaran Matematika, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud

2006:346)

1) Bilangan;

2) Aljabar;

3) Geometri dan Pengukuran; dan

4) Statistika dan Peluang.

c. Sumber Mata Pelajaran Matematika

(31)

2) Buku pendukung buku paket; dan

3) Kumpulan rumus-rumus sesuai dengan kebutuhan siswa.

d. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika

1) Aljabar

a). Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis

lurus dan

b). Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2) Geometri dan Pengukuran Menggunakan Teorema Pythagoras

dalam pemecahan masalah.

a). Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya dan

b). Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan

bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Tujuan Pengajaran, menurut Kurikulum 2006 (Dekdikbud 2006:231)

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis;

2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara;

3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan;

4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

(32)

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan

6) Menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual Manusia Indonesia.

b. Materi Pengajaran Bahasa Indonesia, menurut Kurikulum 2006

(Dekdikbud 2006:232)

1) Mendengarkan;

2) Berbicara;

3) Membaca; dan

4) Menulis.

c. Sumber Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

1) Buku Paket Bahasa Indonesia;

2) Buku pendukung buku paket; dan

3) Kamus Bahasa Indonesia.

d. Cara Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Menurut

Kurikulum 2006 (Dekdikbud, 2006: 237)

1) Mendengarkan

a) Memahami wacana lisan berbentuk laporan;

b) Mengapresiasikan pementasan drama;

c) Memahami isi berita dari radio/televisi; dan

d) Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan)

(33)

2) Berbicara

a) Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara dan

presentasi laporan;

b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran;

c) Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui

kegiatan diskusi dan protokoler; dan

d) Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)

melalui kegiatan diskusi.

3) Membaca

a) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai,

membaca cepat;

b) Memahami teks drama dan novel remaja;

c) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif,

membaca intensif, dan membaca nyaring; dan

d) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan

antologi puisi.

4) Menulis

a) Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas,

dan petunjuk;

b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis

kreatif naskah drama;

c) Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks

(34)

d) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan

antologi puisi; dan

e) Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas.

3. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

a. Tujuan Pengajaran Bahasa Inggris, menurut Kurikulum 2006

(Dekdikbud 2006:278)

1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan

dan tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional;

2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global;

dan

3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan

antara bahasa dengan budaya.

b. Materi Pengajaran Bahasa Inggris menurut Kurikulum 2006

(Dekdikbud 2006:278)

1) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam

empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat

literasifunctional;

2) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional

pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,

(35)

penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;

dan

3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik

(menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis),

kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak

bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi),

kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses

komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap

berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan

piranti pembentuk wacana).

c. Sumber Mata Pelajaran Bahasa Inggris

1) Buku paket Bahasa Inggris;

2) Buku pendukung buku paket; dan

3) Kamus Bahasa Inggris.

d. Cara mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Inggris

1) Mendengarkan

a). Memahami makna dalam percakapan transaksional dan

interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan

lingkungan terdekat;

b). Memahami makna dalam teks lisan fungsional pendek sangat

sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat;

c). Memahami makna dalam percakapan transaksional dan

interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan

(36)

d). Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog

pendek sangat sederhana yang berbentuk descriptive dan

procedureuntuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.

2) Berbicara

a). Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan

interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan

lingkungan terdekat;

b). Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional pendek

sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan

terdekat;

c). Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan

interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan

lingkungan terdekat; dan

d). Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan

monolog pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan

procedureuntuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.

3) Membaca

a). Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat

sederhana yang berkaitan dengan lingkungan terdekat dan

b). Memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sangat

sederhana berbentuk descriptive dan procedure yang berkaitan

dengan lingkungan terdekat.

(37)

a). Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek

sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan

terdekat dan

b). Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei

pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.

Metode survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada dan untuk

membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya (Furchan, 1982:424). Tujuan survei adalah untuk melukiskan

tingkat ketekunan para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu

mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris tahun ajaran 2006, serta mengetahui urutan tingkat ketekunan antara

mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris siswa kelas

II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006.

B. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data siswa, adalah

Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dan

berupa kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai

alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah, 1982:179).

Pilihan jawaban responden pada empat kemungkinan jawaban yang sudah

disediakan. Kuesioner ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berisi

tentang identitas dan petunjuk pengisian, bagian kedua berisi

(39)

pertanyaan tentang ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ada dua aspek yang ingin

diukur, yaitu aspek sikap belajar dan cara mempelajari.

Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Ketekunan Belajar Siswa

Aspek Pertanyaan

Ketekunan Belajar:

1. Sikap Belajar Matematika 1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10,

2. Cara Mempelajari Matematika 11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,

3. Sikap Belajar Bahasa Indonesia 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,

4. Cara Mempelajari Bahasa Indonesia 31,32,33,34,35,36,37,38, 39,40,

5. Sikap Belajar Bahasa Inggris 41,42,43,44,45, 47,48,49,50,

6. Cara Mempelajari Bahasa Inggris 51,52,53,54,55,56,57,58,59,60.

Skoring item kuesioner pada alternatif jawaban: Selalu = 4, Banyak

kali = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1. Item berkaitan dengan

ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang diharapkan.

Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa saja

yang diukurnya (Furchan, 1982:295). Validitas adalah sejauh mana suatu alat

mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut (Furchan,

1983:281). Garrett (1967:349) mengemukakan suatu deskripsi tentang

(40)

Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes.

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70- 1,00

0,40- 0,70

0,20- 0,40

0,00- 0,20

Tinggi- Sangat Tinggi

Cukup

Rendah

Tidak Ada atau Sangat Rendah

Hasil uji coba dan penelitian ini menunjukkan Koefisien reliabilitas

dan koefisien validitas Kuesioner Ketekunan Siswa mempelajari bahan mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba dan Penelitian

Uji Coba Penelitian

Mata Pelajaran

tt

r

t

r

r

tt

r

t

Matematika 0,84 0,92 0,74 0,86

Bahasa Indonesia 0,88 0,94 0,87 0,93

Bahasa Inggris 0,87 0,93 0,84 0,92

Berdasarkan hasil uji coba dan penelitian seperti nampak pada tabel

diatas disimpulkan bahwa validitas dan reliabilitas kuisioner tinggi-sangat

tinggi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah populasi bersifat terbatas, yaitu seluruh

(41)

sejumlah 58 siswa. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diteliti. Sampel penelitian ini merupakan sampel insidental yaitu sampel yang

diambil tidak direncanakan atau ditetapkan oleh peneliti tetapi hanya

didasarkan pada siswa yang hadir pada saat pelaksanaan penelitian sejumlah

54 siswa.

D. Pengumpulan Data

1. Uji coba Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Uji coba kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata

pelajaran dilakukan pada para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur

Moyudan Yogyakarta tahun ajaran 2006 pada tanggal 17 dan 19 Januari

2007. Hasil uji coba ini akan diolah untuk mengetahui reliabilitas dan

validitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dari para siswa kelas II SMP Pangudi

Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006 pada tanggal 9 Februari 2007

dilakukan oleh peneliti dengan jumlah responden 54 siswa.

E. Analisis Data

1. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Ketekunan Siswa Mempelajari Mata

Pelajaran.

a. Metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas suatu alat

(42)

reliabilitas Kuesioner Ketekunan Siswa mempelajari bahan mata

pelajaran menggunakan rumus Product-Moment dari Pearson.

Perhitungan reliabilitas kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan

mata pelajaran dengan langkah sebagai berikut:

Langkah I : Menghitung koefisien kolerasi skor item ganjil dan skor

item genap dengan rumus:

r

xy =



 

    2 2 2 2 y y N N Y X XY N

x

x

Keterangan:

r

xy : Skor-skor belahan ganjil dan genap

N : Jumlah populasi

X : Skor belahan ganjil

Y : Skor belahan genap

XY : Hasil perkalian antara nilai X dan nilai Y

Langkah II : Menghitung reliabilitas skor item ganjil dan skor item

genap kuesioner ketekunan siswa mempelajari bahan mata pelajaran

dengan rumus Spearman-Brown:

xy tt

r

r

r

1

x

2

xy Keterangan : tt

r

: Koefisien reliabilitas alat ukur

xy

(43)

b. Koefisien validitas dihitung dengan rumus:

tt

t

r

r

Keterangan:

t

r

: Koefisien validitas

tt

r

: Koefisien reliabilitas

2. Perhitungan Mean

a. Hasil Mean Uji Coba

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran

Matematika

Kelas Interval Mid Point (X) f fX

70-74 72 1 72

65-69 67 0 0

60-64 62 1 62

55-59 57 10 57

50-54 52 11 52

45-49 57 19 47

40-44 42 12 42

35-39 37 16 37

30-34 32 7 32

Jumlah

3489

N fX

M

Keterangan:

(44)

fX = Perkalian frekuensi dengan midpoint

N = Jumlah siswa

= Jumlah total

31 , 45

31168831 ,

45 77 3489

  

M M M

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia

Kelas Interval Mid Point (X) f fX

70-74 72 2 144

65-69 67 2 134

60-64 62 3 186

55-59 57 4 228

50-54 52 5 260

45-49 47 22 1034

40-44 42 15 630

35-39 37 12 444

30-34 32 9 288

25-29 27 3 81

Jumlah

3429

N fX

M

53 , 44

53246753 ,

44 77 3429

  

(45)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Inggris

Kelas Interval Mid point (X) f fX

70-74 72 1 72

65-69 67 3 201

60-64 62 4 248

55-59 57 7 399

50-54 52 12 624

45-49 47 14 658

40-44 42 21 882

35-39 37 6 222

30-34 32 9 288

Jumlah 3594

N fX

M

67 , 46

67532468 ,

46 77 3594

  

M M M

b. Hasil Mean Penelitian

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran

Matematika

Kelas Interval Mid point (X) f fX

66-70 68 1 68

61-65 63 2 126

56-60 58 6 348

51-55 53 9 477

46-50 48 11 528

41-45 43 19 817

36-40 38 6 228

(46)

N fX

M

48 54 2592

 

M M

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia

Kelas Interval Mid point (X) f fX

65-69 67 1 67

60-64 62 3 186

55-59 57 6 342

50-54 52 9 468

45-49 47 15 705

40-44 42 8 336

35-39 37 6 222

30-34 32 5 160

25-29 27 1 27

Jumlah 2513

N fX

M  

54 , 46

53703704 ,

46 54 2513

  

(47)

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran Bahasa

Inggris

Kelas Interval Mid point (X) f fX

70-74 72 1 72

65-69 67 1 67

60-64 62 5 310

55-59 57 10 570

50-54 52 13 676

45-49 47 11 517

40-44 42 8 336

35-39 37 5 185

Jumlah

2733

N fX

M  

61 , 50

61111111 ,

50 54 2733

  

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran adalah gambaran

perilaku siswa mempelajari bahan mata pelajaran di rumah secara terus

menerus, berulang-ulang, teratur, terjadwal dan menetap. Tingkat ketekunan

mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris adalah kecenderungan siswa melakukan secara rutin, teratur dan

terjadwal di rumah mempelajari bahan-bahan pelajaran yang didapat di

sekolah. Tingkat ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran ada dua

kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Mean Matematika =

48, Mean Bahasa Indonesia = 46,54 dan Mean Bahasa Inggris = 50,61. Siswa

yang memiliki ketekunan Tinggi adalah siswa yang memiliki skor M.

Siswa yang memiliki tingkat ketekunan Rendah adalah siswa yang

memperoleh skor

<

M .

1. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika.

Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah

ketekunan siswa mempelajari Mata Pelajaran Matematika disajikan dalam

tabel berikut:

(49)

Tabel 10. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Matematika

f

Tinggi 23

Rendah 31

Total (N) 54

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki

tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika.

2. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah

ketekunan siswa mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 11. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

f

Tinggi 29

Rendah 25

(50)

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa yang

memiliki tingkat ketekunan belajar rendah dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Hasil analisis data berdasarkan kategori tinggi dan rendah ketekunan

siswa mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Inggris disajikan dalam tabel

berikut

Tabel 12. Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Bahasa Inggris

f

Tinggi 29

Rendah 25

Total (N) 54

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak daripada jumlah siswa yang

memiliki tingkat ketekunan belajar rendah dalam mempelajari bahan mata

(51)

4. Urutan Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Hasil Analisis Data berdasarkan urutan ketekunan siswa

mempelajari bahan mata pelajaran yang memiliki kategori tinggi dan

rendah Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 13. Urutan Tingkat Ketekunan Tinggi dalam Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2006.

Urutan Tingkat Ketekunan Mata Pelajaran

1,5 Bahasa Inggris

1,5 Bahasa Indonesia

3 Matematika

B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah :

1. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari

bahan mata pelajaran Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa

yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Matematika. Siswa yang kurang tekun rendah dalam mata

pelajaran Matematika disebabkan kurang mengerti pelajaran Matematika;

perasaan tidak suka muncul karena siswa mengalami kesulitan pada awal

tahun ajaran dalam mata pelajaran Matematika yang semakin lama

menjadi berkelanjutan. Siswa yang kurang tekun atau malas tidak

(52)

ketekunan rendah. Mereka membutuhkan bimbingan, khususnya layanan

konseling belajar.

2. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari

bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari pada jumlah

siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Masih ada cukup banyak siswa yang

kurang tekun mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa

Indonesia adalah bahasa sehari-hari yang digunakan siswa dalam

berkomunikasi baik di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Siswa

yang kurang tekun dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia disebabkan

kurang mengerti pelajaran Bahasa Indonesia; perasaan yang tidak suka

sebagai akibat dari siswa mengalami kesulitan pada awal tahun ajaran

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa yang kurang tekun atau

tidak mengalami kemajuan. Masih ada banyak siswa yang memiliki

tingkat ketekunan rendah. Mereka membutuhkan bimbingan, khususnya

layanan konseling belajar.

3. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam mempelajari

bahan mata pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak dari pada jumlah siswa

yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam mempelajari bahan mata

pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional

yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa dari berbagai negara.

Siswa perlu memahami Bahasa Inggris terutama dalam pendidikan

(53)

Inggris. Siswa yang kurang tekun rendah dalam mata pelajaran Bahasa

Inggris disebabkan kurang mengerti pelajaran Bahasa Inggris; perasaan

yang tidak suka sebagai akibat dari siswa mengalami kesulitan pada awal

tahun ajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Siswa yang kurang

tekun atau malas tidak mengalami kemajuan. Masih ada banyak siswa

yang memiliki tingkat ketekunan rendah. Mereka membutuhkan

bimbingan, khususnya layanan konseling belajar.

4. Hasil penelitian urutan tingkat ketekunan dalam mempelajari bahan mata

pelajaran adalah mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

memiliki tingkat ketekunan yang sama sedangkan mata pelajaran

Matematika menempati urutan terakhir. Namun demikian masih cukup

banyak siswa yang rendah tingkat ketekunan mempelajari ketiga mata

pelajaran tersebut. Sedangkan perolehan jumlah siswa Kualifikasi

Tinggi-Rendah Penelitian Kuesioner Tingkat Ketekunan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Para Siswa

SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul adalah I. TTT (Tinggi pada Mata

Pelajaran Matematika, Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan

Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris) = 16 siswa, II. TTR (Tinggi

pada Mata Pelajaran Matematika, Tinggi pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia dan Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris) = 6 siswa, III.

TRR (Tinggi pada Mata Pelajaran Matematika, Rendah pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia dan Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa

(54)

Rendah pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Rendah pada Mata

Pelajaran Bahasa Inggris) = 16 siswa. Dengan keterangan TTT kualifikasi

untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi ditiga mata pelajaran, TTR

kualifikasi untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi didua mata

pelajaran dan kualifikasi rendah disatu mata pelajaran, TRR adalah

kualifkasi untuk siswa yang memiliki kualifikasi tinggi disatu mata

pelajaran dan kualifikasi rendah didua mata pelajaran dan RRR kualifikasi

untuk siswa yang memiliki kualifikasi rendah ditiga mata pelajaran.

Ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran merupakan usaha

siswa. Ada cukup banyak siswa yang harus berusaha meningkatkan

ketekunan mempelajari bahan mata pelajaran. Ketekunan mempelajari

bahan mata pelajaran siswa lebih banyak ditentukan oleh usaha dari siswa

itu sendiri untuk terus berlatih dan mengembangkan ketekunan

mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa perlu mendapat layanan

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Masalah Penelitian adalah (1) Bagaimanakah tingkat ketekunan

mempelajari bahan mata pelajaran Matematika para siswa kelas II SMP

Pangudi Luhur Sedayu Bantul? (2) Bagaimanakah tingkat ketekunan

mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia? (3) Bagaimanakah

tingkat ketekunan belajar siswa mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa

Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul? (4)

Bagaimanakah urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan antara mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris para siswa

kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul? Populasi penelitian adalah

siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2006 yang

berjumlah 54 siswa.

2. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Matematika lebih banyak dari pada

jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Matematika,

b. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari

pada jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia,

(56)

c. Jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan tinggi dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak dari

pada jumlah siswa yang memiliki tingkat ketekunan rendah dalam

mempelajari bahan mata pelajaran Bahasa Inggris, dan

d. Urutan tingkat ketekunan mempelajari bahan adalah Bahasa Inggris,

Bahasa Indonesia dan Matematika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan dua saran untuk

pengembangan program bimbingan belajar bagi siswa, yaitu:

1. Program bimbingan belajar dipusatkan pada pengembangan sikap positif

siswa terhadap sekolah. Siswa melatih cara-cara mempelajari bahan mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang rutin

dan teratur terpusat pada penyusunan jadwal belajar Matematika, Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris di rumah dan penggunaannya serta latihan

cara-cara menggunakan sumber-sumber tertulis (Metode SQ3R).

Penggunaan metode belajar untuk mempelajari bahan mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Metode SQ3R). Siswa

yang dilatih oleh guru pembimbing untuk mengamati isi dari setiap judul

bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

yang akan dipelajari, latihan membuat pertanyaan-pertanyaan secara

tertulis, latihan menjawab kembali pertanyaan tersebut, latihan

(57)

terakhir siswa dilatih untuk membuat rangkuman dari semua bahan yang

dipelajari menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan. Jadi, apabila

latihan ini diberikan secara berulang-ulang oleh guru pembimbing kepada

siswa, maka siswa akan semakin terampil menggunakan metode belajar

dalam kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan demikian konseling terpusat pada

latihan akan membantu siswa memiliki sikap positif terhadap mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan membuat

siswa semakin mampu menggunakan metode belajar sumber bahan tertulis

secara tepat dalam mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris.

2. Program konseling belajar dilakukan untuk menolong siswa yang memiliki

sikap dan cara mempelajari bahan mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris. Program konseling ini dilakukan dalam

bentuk kelompok yang terpusat pada latihan. Guru pembimbing membagi

siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok

beranggotakan lima orang siswa, dan setiap kelompok diberi tugas cerita

sederhana berkaitan dengan mata pelajaran Matematika yang harus

diselesaikan. Tugas tersebut akan dapat diselesaikan apabila

masing-masing siswa dalam tiap-tiap kelompok memiliki sikap yang positif

terhadap mata pelajaran Matematika selama proses penyelesaiannya.

Siswa juga diperkenalkan pada situasi di mana suatu pekerjaan akan terasa

(58)

kelompok siswa menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru

pembimbing tersebut, maka guru pembimbing dapat menyimpulkan bahwa

setiap siswa yang menyelesaikan tugas dengan sikap yang positif terhadap

mata pelajaran Matematika tentu akan mencapai hasil yang maksimal dan

perasaan puas. Dengan sikap yang positif terhadap mata pelajaran

Matematika akan membentuk sikap yang mempertahankan dan cenderung

(59)

DAFTAR PUSAKA

Dekdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP. Yogyakarta: PPTK.

Dekdikbud. 2003.Sistem Pendidikan Nasional.Yogyakarta: PPTK.

Dekdikbud. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum di SMP dan Madrasah. Yogyakarta: PPTK.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Garret, Henri. 1967. Statistics In Psychology And Education. London Longmans Geen and Co.

_______1983.Aku berhasil Dalam Sudi.Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Nasution, S. 2001.Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno, dkk. 1995.Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SLTP. Jakarta: Mandiriabadi.

Sanapiah, Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.

Tim Instruktur BK DIY. 1997. Bahan Penelitian BK Berdasarkan Kurikulum 1994 (Pola 14).Yogyakarta.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

_______ 1997. Bimbingandan Konseling di Institusi Pendidikan.Jakarta: PT. Grasindo.

(60)
(61)

Lampiran 1

KUESIONER TINGKAT KETEKUNAN MEMPELAJARI MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

INGGRIS

Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari Anda

berkaitan dengan ketekunan mempelajari mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris. Jawaban yang Anda berikan tidak akan

mempengaruhi nilai raport Anda. Jawaban Anda akan diolah dan hasilnya

digunakan untuk mengembangkan kegiatan bimbingan belajar. Oleh karena itu,

kami mengharapkan Anda bersedia menjawab kuesioner ini sesuai dengan apa

yang Anda alami.

Identitas Diri

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Umur :

Jenis Kelamin :

(62)

Petunjuk

1. Jawablah setiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda cek ( √ ) pada

kolom yang sesuai dengan keadaan Anda.

2. Makna pilihan jawaban :

a. Selalu : Senantiasa melakukan

b. Banyak kali : Sering melakukan namun tidak terus menerus

c. Kadang-kadang : Melakukan namun sekali-kali

d. Tidak pernah : Sama sekali tidak pernah melakukan.

3. Telitilah dahulu sebelum dikumpulkan, pastikan setiap pertanyaan hanya satu

jawaban dan jangan sampai ada nomor yang terlewatkan!

Pertanyaan Selalu Banyak

Kali

Kadang-Kadang

Tidak

Pernah

1. Pada awal Minggu, saya membuat

jadwal belajar Matematika di rumah

untuk hari Senin sampai hari Sabtu.

2. Saya menggunakan jadwal tersebut.

3. Saya menyediakan waktu

sekurang-kurangnya satu jam untuk belajar

Matematika di rumah.

4. Saya membaca isi catatan Matematika

5. Menanyakan kepada guru jika ada yang

tidak saya mengerti.

6. Saya segera mengerjakan tugas dari guru

mata pelajaran Matematika.

7. Bahan pelajaran yang panjang dan

(63)

bagian-bagian kecil agar mudah

mempelajarinya.

8. Saya membaca bagian-bagian bahan

pelajaran Matematika dalam buku paket

dan membandingkannya dengan bahan

yang sudah saya pelajari lalu saya

membuat catatan Matematika dengan

kata-kata saya sendiri.

9. Saya berlatih mengerjakan soal yang

tersedia pada buku paket di rumah.

10. Saya membaca isi catatan pelajaran

Matematika setiap harinya.

11. Saya menggaris bawahi atau memberi

tanda pada catatan yang saya anggap

penting.

12. Saya membaca buku paket pelajaran

Matematika sebelum pelajaran

Matematika keesokkan harinya.

13. Saya mempersiapkan bahan pelajaran

Matematika untuk keesokkan harinya.

14. Saya mencatat informasi yang berkaitan

dengan bahan pelajaran di sekolah, pada

pinggiran buku catatan.

15. Saya mencari bahan pelajaran di

perpustakaan, jika catatan saya tidak

lengkap.

16. Setelah selesai mempelajari Matematika

di rumah saya membuat pertanyaan dan

berlatih menjawab pertanyaan itu.

17. Saya menggunakan waktu lebih banyak

(64)

18. Saya mempelajari kembali bahan

pelajaran Matematika jauh hari sebelum

ujian.

19. Saya mempelajari hubungan tiap bab

pelajaran Matematika agar lebih

mempermudah saya mengingat materi

pelajaran Matematika.

20. Saya senang belajar Matematika secara

rutin dan teratur sejak awal tahun ajaran

ini.

21. Pada awal minggu, saya menyusun

jadwal kegiatan belajar Bahasa

Indonesia untuk hari Senin sampai hari

Sabtu.

22. Saya menggunakan jadwal tersebut.

23. Saya membaca kembali dan

menghafalkan isi catatan pelajaran

Bahasa Indonesia seminggu sebelum

ujian.

24. Saya membaca buku paket pelajaran

Bahasa Indonesia menggunakan

prosedur dengan memperhatikan

judul-judul, bab, topik-topik terlebih dahulu.

25. Saya membaca kamus Bahasa Indonesia

untuk mencari kata-kata tertentu yang

belum saya ketahui isinya.

26. Saya membaca isi catatan pelajaran

Bahasa Indonesa secara teratur setiap

harinya.

(65)

atau istilah baru yang saya dengar dari

televisi atau radio yang berhubungan

dengan pelajaran Bahasa Indonesia.

28. Saya membuat ringkasan dari tiap

pokok bahasan pelajaran Bahasa

Indonesia.

29. Saya berdiskusi dengan teman

mengenai pelajaran Bahasa Indonesia.

30. Saya berlatih mengerjakan soal-soal

Bahasa Indonesia yang ada di buku

paket kemudian mencocokkannya

dengan jawaban yang benar.

31. Saya berlatih menggunakan bahasa

menurut aturan Bahasa Indonesia yang

saya pelajari bila berbicara dengan

orang lain.

32. Setelah membaca materi percakapan

pelajaran Bahasa Indonesia saya

berlatih berdialog dengan teman dan

menghafalkannya.

33. Saya menyusun karangan sesuai dengan

aturan penulisannya kemudian

membaca kembali karangan tersebut

dan memahaminya.

34. Saya mendengarkan cara pengucapan

kata-kata tertentu yang baru saya dengar

dan menghafalkannya.

35. Saya membaca terlebih dahulu isi buku

paket pelajaran Bahasa Indonesia yang

akan diajarkan oleh guru keesokan

(66)

36. Saya membaca puisi-puisi karya sastra.

Gambar

Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Ketekunan Belajar Siswa
Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes.
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Bergolong untuk Mata Pelajaran
Tabel 7.Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seringkali pengusul RUU berpendapat bahwa tugas Badan Legsilasi dalam pengharmonisasian RUU hanyalah yang berkaitan dengan aspek teknis legal drafting (pembentukan

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi meneliti kelengkapan administratif dan keabsahan bukti fisik yang diusulkan oleh Kepala Sekolah seperti tersebut pada angka 3 (tiga) dan

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, bertujuan untuk mengetahui perilaku yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang

Diputuskan bahwa Jawa harus menjadi sebuah sumber utama pendapatan untuk Belanda dan karena itu Gubernur Jenderal Van den Bosch mendorong dimulainya era Tanam Paksa (para sejarawan

Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dibuat sistem informasi berbasis web yang dapat melakukan pemesanan lapangan, pengaturan jadwal lapangan, pengolahan data pemesanan

• Fungsi (Kewenangannya) Disebutkan secara Eksplisit : MPR, Presiden, Wakil Presiden, Menteri dan Kementerian Negara, Dewan pertimbangan Presiden, Pemerintahan Daerah

Sejalan dengan pembahasan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian serupa dengan Ahmad dan Fatima (2008) yaitu melakukan pengujian terhadap hubungan langsung

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mandey, (2012) yaitu Analisis Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset