• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Sampai hari ini Allah tetap melindungi dan memimpin, Sampai hari ini rencanaNya begitu mulia,

Sampai hari ini Dia tetap memelihara dengan manis, Ya, pemeliharaanNya berkelimpahan.

Sampai hari ini Allah tetap melakukan segala sesuatu dengan baik, Sampai hari in Dia tetap menjaga dengan anugerahNya,

Lalu, mengapa roh dan pikiran harus terguncang, Padahal jalan hidup di masa depan belum kita lalui sekarang?

( J. Danson Smith )

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini kupersembahkan untuk: Penyelamat dan Pelindungku Yesus Kristus

Pengantar doa-doaku Bunda Maria

Bapakku Antonius Kasidi (Alm) dan Ibukku Partinem yang selalu menyemangatiku dan membiayaku sampai selasai

Kakakku Mbak Eni, Mas Joko, Mbak Nuri, Mbak Nita, Mbak Ria yang selalu mendorongku dan memberi arahan

Adikku Sapto dan Cahyo yang selalu memberi suasana keceriaan Mas Sulis, terima kasih atas cinta, semangat dan pengorbananmu selama

ini.

(7)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,18 September 2007 Penulis

(8)
(9)

Tingkat Persepsi Pacaran Yang Sehat Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2006/2007

Chatarina Idha Ratna Astuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2006/2007.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah semua siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007. Jumlah populasi adalah 85 orang yang terdiri dari kelas XI IPS 1 berjumlah 35 anak, kelas XI IPS 2 berjumlah 33 anak, kelas XI IPA berjumlah 17 anak.

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan memuat 100 pernyataan. Ada 4 aspek pacaran yang sehat, yaitu: aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial dan aspek moral. Teknik analisis data yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I.

Hasil penelitian adalah (1) siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat tinggi berjumlah 2 orang (2,5%); (2) siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori tinggi berjumlah 46 orang (57,5%); (3) siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori cukup berjumlah 32 orang (40%); (4) siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori rendah dan sangat rendah adalah tidak ada (0%)

(10)

Abstract

THE PERCEPTION OF HEALTHY-LOVE RELATIONSHIP ACCORDING TO THE STUDENTS IN GRADE XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA

ACADEMIC YEAR OF 2006/2007

This research was aimed to obtain the pictures about healthy-love relationship according to the students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu academic year of 2006/2007.

Kind of this research was descriptive research with a survey method. The population of the research was all students in grade XI SMA Pangudi Luhur Sedayu academic year of 2006/2007. the total amounts of population was 85 students, include 35 students in grade XI Social Science Class (IPS) 1, 33 students in grade XI Social Science Class (IPS) II and 17 students in grade XI of Science Class (IPA).

The instrument of this research was questionnaire which was composed by the recearcher. The questionnaire consisted of 100 questions. There were aspect in healthy love relationship, they were: physical, psychological, social, and moral aspects the data analysis technique that was used by writer was Penilaian Acuan Patokan(PAP) Type 1.

The result of this rearch was 1. there were 2 students (2,5%) have healthy love relationship perception was a very high category, 2. there were 46 students (57,5%) had healthy love relationship perception with high category, 3. there were 32 students (40%) had healthy love relationship perception with adequate category, and there was no student (0%) had healthy love relationship perceptions with low and very low category

(11)

Puji syukur kepada Bapa di surga yang telah melimpahkan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Tingkat Persepsi Pacaran Yang Sehat menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata-mata kerja penulis sendiri melainkan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. J. Sumedi selaku dosen pembimbing 1 yang penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Y.B. Adimassana M.A. selaku dosen pembimbing 2 yang selalu membimbing penulis dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. M.M Sri Hastuti M.Si. selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

4. Fajar Santoadi, S.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP USD.

5. Bapak (Alm) dan Ibu yang selalu memberi semangat dan doa untuk meneruskan dan menyelesaikan skripsi ini.

(12)

6. Mbak Eni, Mas Joko, Mbak Nuri, Mbak Nita, Mbak Ria dan adikku Sapto, Cahyo terima kasih atas doa, semangat, kebersamaan, dan canda tawa untuk penulis.

7. Benedictus Ambar Sulistyanto (calon suamiku terkasih) yang selalu mencintaiku dengan tulus dan sederhana.

8. Sahabat-sahabat dekatku ( Ima, Ina, Mega, Arya, Uning, Uthe ) terima kasih atas persahabatan, canda tawa dan kebersamaan selama ini.

9. Teman-teman BK angkatan 2002, Bebe, Br. Tony, Mbak Tina, Sr. Kresen, Sr. frenselin, Teti, Oka, Tila, Ema, Emi, Ema Y, Ari, Kak Yo, Anast, Br. Teguh, Tiwix, Esti, Br. Edy, Angel, Sisca,Bangun, Yala, Sari dan masih banyak lagi. Terima kasih atas keceriaan kita selama ini.

10. Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dengan penulis yang tidak sempat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Penulis

(13)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Definisi Operasional... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Siswa SMA Sebagai Remaja... 5

(14)

B. Pacaran ... 8

C. Pacaran Yang Sehat... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 15

B. Populasi Penelitian ... 15

C. Instrumen Penelitian... 16

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

E. Teknik Pengumpulan Data... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan... 28

BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan ... 34

B. Kesimpulan ... 36

C. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN... 40

(15)

1. Tabel 1 Populasi Penelitian Siswa Siswi Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2006/2007

2. Tabel 2 Komposisi Kuisioner Pacaran Yang Sehat

3. Tabel 3 Komposisi Kuisioner Pacaran Yang Sehat setelah Uji Coba 4. Tabel 4 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

5. Tabel 5 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I

6. Tabel 6 Penggelompokkan Persepsi Pacaran Yang Sehat Menurut Siswa-Siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu Yahun Ajaran 2006/2007

(16)

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik Pengelompokan Tingkat Persepsi Pacaran Yang Sehat Siswa-Siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

(17)

1. Lampiran 1 Kuisioner Pacaran Yang Sehat Ujicoba 2. Lampiran 2 Kuisioner Pacaran Yang Sehat Penelitian 3. Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian

4. Lampiran 4 Tabulasi Data Ujicoba 5. Lampiran 5 Analisis Kesahihan Butir 6. Lampiran 6 Perhitungan Gasal Genap 7. Lampiran 7 Uji Reliabilitas

8. Lampiran 8 Penghitungan PAP Tipe 1

9. Lampiran 9 Kategori Persepi Pacaran Yang Sehat. 10. Lampiran 10 Persentase Persepsi Pacaran Yang Sehat. 11. Lampiran 11 Surat Ijin Ujicoba

12. Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Garrison mengatakan tugas perkembangan remaja yang kedua yang berhubungan dengan jenis kelamin yang harus dikuasai ialah pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan teman-teman sebaya antara dua jenis kelamin (Mammppaire,1982). Dengan tugas perkembangan tersebut menuntut remaja untuk selalu menjalin relasi dengan lawan jenisnya. Tugas tersebut tidaklah mudah baik bagi remaja laki-laki maupun remaja perempuan, setelah dalam tahun-tahun akhir masa kanak-kanak keduanya mempunyai geng dan minat masing-masing dan laki-laki maupun perempuan mengembangkan sikap saling membenci.

Pada era yang semakin modern ini perubahan dan perkembangan zaman semakin pesat, seperti halnya pada perkembangan pergaulan remaja masa kini. Dengan perkembangan yang begitu cepat tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan terutama pada pergaulan remaja ini akan membawa dampak yang positif tetapi tetap saja ada dampak negatif. Salah satu dampak negatif adalah cara bergaul dan khususnya gaya berpacaran remaja masa kini. Dalam hal ini pergaulan bebas menjadi trend terutama di kota-kota besar seperti kota Jakarta (http//www.Kesehatan Keluarga.com).Tayangan televisi, media surat kabar bahkan internet memberikan fakta bahwa remaja saat ini

(19)

banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya membawa remaja ke dalam hubungan seks pranikah.

Fenomena pacaran pada masa sekolah menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan karena sebagian remaja saat ini banyak gaya berpacarannya sudah melampaui batas atau norma-norma yang ada dalam masyarakat, dapat dikatakan seperti itu karena banyak remaja yang hamil diluar nikah dan remaja tersebut masih berada dalam bangku sekolah. Di kalangan remaja pacaran bukan lagi sesuatu yang tabu bahkan menjadi trend. Mereka bangga jika dapat mengekspresikan cintanya dengan cara berhubungan intim. Hal ini merupakan salah satu bukti dari cinta di masa pacaran (http//www.Kesehatan Keluarga.com)

Apakah masa pacaran harus dibumbui dengan hubungan seks? Tentunya tidak. Ada beberapa macam cara dan makna yang dapat mengungkapkan dan menghayati cinta di masa pacaran dari pada hanya berhubungan seks yang jelas hal itu tidak seharusnya dilakukan oleh orang yang belum menikah apalagi masih berada dalam bangku sekolah karena hal tersebut hanya diperbolehkan bagi pasangan suami istri yang telah menikah.

(20)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat persepsi tentang pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi staf bimbingan SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta

Dengan mengetahui persepsi pacaran siswanya, maka pihak bimbingan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pacaran yang sehat baik melalui bimbingan klasikal maupun seminar remaja dengan topik pacaran yang sehat.

2. Bagi peneliti

Dengan mengetahui persepsi pacaran siswa, peneliti mendapat pengetahuan mengenai pacaran yang sehat, dan dapat dijadikan bekal sebagai salah satu topik bimbingan apabila kelak menjadi seorang guru BK.

(21)

3. Bagi para pendamping remaja

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan dalam mendampingi remaja.

E. Definisi Operasional

1. Persepsi adalah pandangan,tanggapan, dan penilaian yang diberikan siswa terhadap pernyataan dalam kuesioner yang diwujudkan dengan memilih salah satu jawaban yang tersedia dalam kuesioner.

2. Pacaran adalah suatu proses penjajagan antara dua individu yang berbeda jenisnya untuk kemudian dikekalkan dalam pernikahan (Lies, 2004)

3. Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat

4. Pacaran yang sehat adalah suatu proses penjajakan antara dua individu yang berbeda jenisnya yang dalam prosesnya tetap dalam batas atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Siswa SMA Sebagai Remaja 1. Siswa Sekolah Menengah Atas

Siswa menengah atas umumnya berumur 15-17 tahun. Hurlock (1980: 206) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari umur tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun, yang usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang singkat. Pada awal masa remaja sampai akhir masa remaja ditandai dengan perubahan eksternal dan perubahan internal. Biasanya masa remaja ini berada dalam bangku sekolah menengah atas.

2. Ciri-ciri Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Atas

Siswa SMA sebagai remaja memiliki ciri-ciri (Gunarsa 1986) sebagai berikut :

a. Kecanggungan dan kekakuan dalam gerakan akibat perkembangan fisik, menyebabkan timbulnya perasaan rendah diri. Tetapi juga terlihat perilaku “berlebihan” (overacting) untuk menutupi perasaan tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul.

b. Ketidakseimbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi yang labil. Hal ini menyebabkan kurang tercapainya pengertian orang lain

(23)

akan diri pribadi remaja. Bahkan terkadang remaja juga tidak mengerti dirinya sendiri.

c. Perombakan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, meninggalkan perasaan kosong di dalam diri remaja. Hal ini sering menyebabkan remaja menjadi umpan dan mangsa bagi mereka yang tidak memiliki rasa tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.

d. Sikap menentang dan menantang orang tua dan orang dewasa lainnya. Karena adanya keinginan remaja untuk lepas dari pengaruh mereka dan ingin bersikap mandiri.

e. Pertentangan di dalam dirinya menjadi pangkal berbagai pertentangan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya.

f. Banyak fantasi, khayalan dan bualan-bualan.

3. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Atas Sebagai Remaja Tugas perkembangan setiap fase berbeda, pada fase perkembangan remaja individu memiliki tugas perkembangan yang khas. Tugas perkembangan remaja menurut Garrison (Mammppiare, 1982) adalah :

a. Menerima keadaan jasmaniah

(24)

b. Memperoleh hubungan baru yang lebih matang dengan teman-teman sebaya antara dua jenis kelamin.

Pada masa ini remaja mengadakan hubungan sosial terutama dengan lawan jenis. Penting bagi remaja memperoleh teman-teman baru dan menjadi matang dalam berhubungan dengan teman sebaya lawan jenis dalam kelompok mereka. Remaja yang mendapatkan penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis maupun sesama jenis akan merasa dirinya berharga dan dibutuhkan.

c. Menerima keadaan sesuai jenis kelamin dan belajar hidup seperti kaumnya

Remaja mengalami perubahan bentuk tubuh yang cepat. Perubahan bentuk tubuh yang cepat ini seringkali kurang diterima remaja, terutama bila bentuk tubuhnya tidak memuaskan. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan dirinya sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggungjawab sebagai kaumnya.

d. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

Tugas perkembangan penting yang dihadapkan pada remaja adalah bebas dari ketergantungan pada orang tua dan dewasa lainnya. Remaja memiliki kebebasan emosional akan dapat menemukan rencananya sendiri dan bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri.

e. Memperoleh kesanggupan berdiri sendiri dalam hal ekonomi

(25)

Remaja diharapkan dapat belajar sedikit demi sedikit terlepas dari bantuan ekonomis orang tua dengan mendapat pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja, serta memiliki ketrampilan dalam pengaturan pengeluaran uang, memilih prioritas dalam belanja, serta mengatur penggunaan barang yang dibeli.

f. Mendapat perangkat nilai dan falsafah

Pada umumnya remaja tertarik pada persoalan yang menyangkut kehidupan dan falsafah hidup, serta soal-soal keagamaan. Remaja membutuhkan seperangkat nilai dan falsafah hidup sebagai kemudi dalam mengendalikan hidupnya sehingga hidupnya dapat terarah dan bahagia.

Agar para siswa SMA sebagai remaja mampu menghadapi dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik khususnya dalam hal bersosialisasi dan pergaulannya dengan lawan jenisnya, maka orang tua atau orang dewasa lainnya diharapkan mampu mendampingi, membantu dan mengarahkan remaja agar berhasil dalam tugas-tugas perkembangannya, terutama dalam bersosialisasi dengan lawan jenis dalam hal ini bisa disebut dalam masa pacaran agar tidak terjerumus pergaulan yang bebas.

B. Pacaran

1. Pengertian Pacaran

(26)

dikekalkan dalam pernikahan. Proses penjajakan tersebut termasuk saling mengerti, memahami, saling mengisi kekurangan, saling percaya, saling setia serta hal-hal yang dapat menunjang hubungan tersebut.

Gilarso (2002) menjelaskan hubungan yang semula sebagai teman biasa menjadi hubungan istimewa atau mengkhusus. Pacaran dalam arti sebenarnya mengandung pengertian bahwa si pemuda dan si pemudi mulai memproses hubungan mereka, untuk secara serius menjajaki dan memikirkan kemungkinan mereka melestarikan hubungan sampai pada jenjang pernikahan. Tahap pacaran ini kemudian akan berlanjut dengan “steady going” (pacangan/pacaran tetap). Steady going merupakan hubungan yang sudah berlanjut ketika pasangan remaja sudah cukup serius, walaupun ada yang berhubungan tanpa komitmen apapun dan ada pula yang sudah membuat komitmen hingga ke pernikahan.

Konsep pacaran dijelaskan oleh Keith Davis (Devito; dalam Ellywati, 2003 ) dengan memaparkan dua komponen cinta yang ada dalam hubungan pacaran, yaitu :

1.Passion cluster yang meliputi daya tarik yang kuat, eksklusivitas dan hasrat seksual.

2.Caring clusteryang meliputi keinginan memberi yang terbaik, saling melayani dan mendukung pasangan.

(27)

Dari pengertian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa pacaran adalah suatu proses penjajakan antara pria dan wanita yang lama kelamaan mengarah pada jenjang pernikahan. Pacaran hendaknya saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, tetapi bukan berarti mencari kesenangan saja. Maksudnya adalah pasangan tersebut bisa saling memberikan samangat, motivasi sehingga mereka mendapatkan manfaat dari pacaran, jangan sampai pacaran membuat hidup menjadi kacau dan prestasi menurun sebab dalam hal ini siswa SMA sebagai pelajar yang sedang berpacaran.

Persepsi tentang pacaran untuk tiap orang berbeda-beda, di mana akhir-akhir ini gaya pacaran remaja sudah semakin keluar jalur dan melanggar etika yang berlaku. Sudah banyak kejadian remaja putri hamil di luar nikah bahkan saat ini remaja banyak yang melakukan hubungan seks saat berpacaran (Lies, 2004). Dalam berpacaran ciuman, pelukan, sudah bukan hal yang asing lagi. Pacaran tidak harus diisi hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, maupun orang lain, apalagi remaja masa depannya masih sangat panjang.

C. Pacaran yang Sehat

(28)

aktivitas-aktivitas yang lain, tidak bertentangan dengan norma-norma masyarakat, tidak menghambat perkembangan pribadi, dan sebagainya.

Pacaran yang baik adalah pacaran yang sehat. Menurut Rahman dan Hirmaningsih (1997), pacaran yang sehat mencakup sehat secara fisik, psikis dan sosial.

1. Sehat secara fisik berarti dalam berpacaran tidak membahayakan secara fisik, seperti: menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan, terkena penyakit menular seksual, penganiayaan atau kekerasan, sakit, kelelahan, dan sebagainya.

2. Sehat secara psikis berarti dalam berpacaran tidak menghambat perkembangan pribadi masing-masing, tidak mengganggu jiwa (menimbulkan perasaan tertekan, terpaksa, gelisah, takut), serta dapat saling menghormati dan saling berbagi tanggung jawab. 3. Sehat secara sosial berarti dalam berpacaran mampu

mempertimbangkan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat (agama, budaya, dan lingkungan) tempat kita hidup dan berinteraksi sosial. Manusia adalah makhluk sosial sehingga apapun yang ia lakukan akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh orang lain. Ada hal-hal tertentu yang merupakan hak sosial dalam hidup bermasyarakat. Sebagai contoh saat berkunjung kerumah pacar kita perlu memperhatikan batasan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat setempat.

(29)

Pontianak post (7 Desember 2006) mengemukakan bahwa pacaran yang sehat berarti pacaran yang tidak “bikin penyakit”. Maksudnya pacaran yang bertanggungjawab, tujuannya jelas, dan tidak merugikan satu sama lain. Lebih rinci lagi pacaran sehat adalah sebagai berikut :

1. Sehat secara psikologis

Pacaran biasanya bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain. Untuk usia remaja pacaran identik dengan suatu kesenangan. Bisa saling mengekspresikan rasa sayang, cinta, saling mendukung dan ada teman untuk diajak pergi ke mana-mana. Pacaran menjadi tidak sehat apabila ada paksaan, cemburu yang berlebihan, terlalu posesif, berantem terus menerus, bukan untuk kesenangan melainkan menimbulkan stress, tertekan, terpaksa.

2. Sehat secara fisik

(30)

yang ada hanya penyesalan dan kehamilan sebagai salah satu resiko, belum lagi terkena PMS . Pacaran yang sehat salah satunya adalah tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit, dan gangguan fisik lainnya.

3. Sehat secara sosial

Kita hidup didalam masyarakat yang memiliki norma masyarakat dan adat istiadat, kita harus menghargai norma yang berlaku. Contohnya waktu berkunjung tempat pacar harus ada batasan jam kunjungnya. Selain itu ada juga norma agama yang menjadi patokan. Agama juga memberi batasan-batasan bagi kita dalm menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Menurut Info-Sehat dalam situs Kesehatan Keluarga mengemukakan bahwa pacaran yang sehat harus diterapkan oleh para remaja agar tidak terkena akibatnya. Pacaran yang sehat adalah sebagai berikut:

1. Sehat fisik

sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun laki-laki lebih kuat bukan berarti laki-laki bisa menindas perempuan.

2. Sehat emosional

(31)

orang lain. Yang paling penting ialah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.

3. Sehat sosial

pacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya hubungan soisial dengan yang lain tetap harus dijaga dan kita tidak harus selalu fokus dengan pacar saja.

4. Sehat seksual

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan” (Furchan, 1982:415). Sukardi (2003:157) mengartikan penelitian deskriptif merupakan “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya”. Penelitian ini berada dalam ruang lingkup pendidikan, khususnya bidang Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.

B. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Siswa kelas XI dipilih sebagai subyek karena siswa kelas XI ialah siswa yang berumur antara 15-17 dan mereka mempunyai tugas perkembangan membentuk hubungan baru dengan teman sebaya antara dua lawan jenis. Populasi penelitian berjumlah 85 siswa, yang terdiri dari siswa kelas XI IPS1, kelas XI IPS2, dan kelas XI IPA. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, jumlah siswa dan siswi kelas XI adalah sebagai berikut:

(33)

Tabel 1

Populasi Penelitian Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 ( N=85)

Kelas Jumlah siswa

Jumlah seluruh siswa 85

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Pacaran yang sehat

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner pacaran yang sehat yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek pacaran yang sehat menurut Rahman dan Hirmaningsih (1997). Kuesioner adalah sekumpulan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian (Furchan, 1982:249). Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung tertutup artinya responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan dirinya dan sudah diberikan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan sesuai dengan dirinya (tertutup). Dengan memberikan tanda cek (V). Instrument penelitian pacaran yang sehat berisi 100 item. Instrumen ini memuat beberapa aspek pada tabel 2, yaitu :

Tabel 2

Komposisi Kuesioner Pacaran Yang Sehat

Aspek Indikator Item positif Item negatif Jumlah

item fisik 1. Bahaya kehamilan

(34)

4. Kekerasan fisik

Psikis 1. Pacaran yang tidak menghambat 2. Norma yang ada

dalam masyarakat.

59 item 59 item 118

item

(35)

bobot disamakan dengan kuantitatif 4,3,2,1 untuk pernyataan positif, dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif (Sukardi,2003:147). Setelah membuat kuesioner peneliti perlu memperhatikan validitas dan reliabilitas alat ukur (kuesioner) tersebut. 2. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur (Masidjo,1995:242; Furchan,1982:281). Sependapat dengan Masidjo dan Furchan, Azwar (2003:5) mengartikan validitas adalah “ sejauh mana ketetapan dan kecermatan pada alat ukur dalam penelitian ini merupakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah “suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan.” (Masidjo,1995:243). Pendapat lain, Sukardi (2003:123) menyatakan validitas isi adalah “derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.” Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

(36)

dengan bantuan komputer SPS 2000 (Seri Program Statistik 2000). Tabulasi data ujicoba dapat dilihat padalampiran 4.

Untuk menguji validitas, teknik yang digunakan adalah korelasi product momentdari Pearson, dengan rumus (Masidjo, 1995:246) sebagai berikut:

rxy = koefisien validitas item

X = skor-skor item yang akan diuji validitasnya Y = skor total item per aspek

N = jumlah siswa

Sebagai kriteria penilaian item berdasarkan korelasi skor tiap item dan skor total, digunakan batas minimal 0,30. Jadi, item yang memiliki ≥0,30 dianggap valid/sahih. Setelah dianalisis dengan program Analisis Kesahihan Butir Seri Program Statistik (SPS 2000), maka diperolah 90 item valid dan 28 item gugur.Hasil analisis tersebut kemudian disesuaikan dengan penyebaran item agar seimbang pada tiap aspeknya.

Berdasarkan kriteria penilaian di atas, ada 28 item pernyataan kuesioner yang dinyatakan tidak valid yaitu item 1, 2, 4, 6, 14, 20, 22, 23, 27, 28, 30,32, 33, 34, 38, 39, 43, 46, 50, 54, 56, 72, 73, 83, 90, 107, 108, 115. dan 10 item pernyataan kuesioner pacaran yang sehat yaitu 1, 20, 28, 30, 34, 39, 38, 46, 90, 107 diperbaiki. Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan kuesioner pacaran yang sehat dapat dilihat padalampiran 1.

(37)

Tabel 3

Komposisi Kuesioner Pacaran Yang Sehat Setelah Ujicoba

Aspek Indikator Item positif Item negatif Jumlah

item fisik 1. Bahaya kehamilan

diluar pernikahan 5. Perilaku sehat yang

dilakukan saat

Psikis 1. Pacaran yang tidak menghambat

2. Norma yang ada dalam masyarakat.

53item 47 item 100

(38)

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Masidjo,1995:209). Metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen dalam uji coba penelitian dengan mengubah skala ordinal menjadi skala diskrit, kemudian memakai Product Moment, metode belah dua(Split–half Method)dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

rxy = Koefisien korelasi antara x dan y

X = Jumlah skor untuk item ganjil Y = Jumlah skor untuk item genap N = Jumlah responden yang diteliti

Setelah koefisien korelasi antara item ganjil–genap didapatkan, kemudian untuk mencari indeks reliabilitas dikenakan rumusSpearman Brown:

rtt=

rtt = Indeks reliabilitas

rgg = Koefisien korelasi item–item belahan ganjil dan genap

(39)

Taraf reliabilitas kemudian ditentukan menggunakan pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas yang disusun oleh Pearson sebagai berikut :

Koefisien Korelasi Kualifikasi Hasil penghitungan uji reliabilitas adalah :

gg

Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman-Brown, diperoleh koefisien reliabilitas rtt 0,96. Atas dasar signifikansi 1% untuk N=40, maka dituntut

tt

(40)

D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan

a. Menyusun Kuesioner

Kegiatan yang dilakukan adalah membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek-aspek pacaran yang sehat dengan indikatornya yang mendukung, kemudian membuat sejumlah item-item pada masing-masing indikator secara seimbang pada tiap aspeknya. Kisi-sisi kuesioner tersebut kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

b. Uji coba Alat Kuesioner

Hasil dari uji coba kuesioner menyatakan 90 item valid dengan koefisien korelasi≥0,30, sedangkan 28 item gugur. Agar penyebaran item per aspek menjadi seimbang atas anjuran dari dosen pembimbing ada 10 item diperbaiki untuk digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, banyaknya item untuk penelitian berjumlah 100 item.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa (15 Mei 2007), Sabtu (19 Mei 2007) dan hari Kamis (24 Mei 2007) di SMA Pangudi Luhur Sedayu, sesuai dengan jadwal Bimbingan dan Konseling sehingga tidak mengganggu mata pelajaran sekolah. Dalam mengerjakan kuesioner, masing-masing kelas membutuhkan waktu 45 menit. Adapun jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas adalah sebagai berikut :

(41)

Tabel 4

Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Jumlah

siswa yang hadir

Jumlah siswa yang tidak hadir

XI IPS1 15 Mei 2007 12.00-12.45 33 2

XI IPA 19 Mei 2007 10.15-11.00 15 2

XI IPS2 24 Mei 2007 10.15-11.00 32 1

Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian. Peneliti memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengerjaan kuesioner pacaran yang sehat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

Sewaktu mengerjakan kuesioner tentang pacaran yang sehat, suasana masing-masing kelas cukup tenang dan siswa sungguh-sungguh mengerjakan dengan serius, dan ada beberapa siswa yang bertanya mengenai item peryataan yang belum dimengerti. Setelah para siswa selesai mengerjakan, peneliti memeriksa kembali jawaban-jawaban yang diberikan agar tidak ada jawaban yang terlewati atau tidak terisi. Setelah seluruh kuesoner pacaran yang sehat terkumpul kembali, peneliti mengucapkan terimakasih atas kesediaan para siswa untuk mengerjakan kuesioner tentang pacaran yang sehat.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

(42)

2. Peneliti membuat tabulasi data penelitian.

3. Peneliti menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek.

4. Peneliti membuat kategori pacaran yang sehat berdasarkan PAP tipe I. 5. Peneliti menghitung skor maksimal yang seharusnya didapat oleh

siswa.

6. Peneliti membuat skor interval skor-skor.

7. Peneliti menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap subyek kedalam kategori skor persepsi pacaran yang sehat.

8. Peneliti menghitung persentase persepsi pacaran yang sehat dengan cara membagi jumlah subyek dengan banyak subyek seluruhnya (N) dikalikan 100%.

(43)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pembahasan dimulai dari rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah tingkat persepsi tentang pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007?

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat persepsi tentang pacaran yang sehat menurut siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 dianalisis dengan menggunakan Panilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Pengelompokan berdasarkan penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I, dijelaskan pada tabel 5.

Tabel 5

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I

( sumber: Masidjo, 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswi Disekolah,kanisius, Yogyakarta)

Kategori Patokan

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

90%-100% 80%-89% 65%-79% 55%-79% kurang dari 55%

(44)

Pengelompokan berdasarkan PAP Tipe I terhadap tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 dinyatakan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah yang dijelaskan pada tabel 6, sebagai berikut :

Tabel 6

Pengelompokan Tingkat Persepsi Pacaran Yang Sehat Menurut Siswa Siswi Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2006/2007 Patokan Rentang Skor Frekuensi Persentase Kategori 90%-100%

Rumusan masalah adalah bagaimanakah tingkat persepsi tentang pacaran yang sehat menurut siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/007, dijelaskan melalui tabel 6. Tabel 6 menjelaskan bahwa:

1. Siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat tinggi ada 2 orang ( 2,5 %)

2. Siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori tinggi ada 46 orang ( 57,5 %)

3. Siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori cukup tinggi ada 32 orang ( 40 %)

(45)

4. Siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori rendah tidak ada (0%)

5. Siswa yang mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat rendah tidak ada (0%)

Grafik 1

B. Pembahasan

Penelitian ini bersifat deskriptif artinya memaparkan keadaan apa adanya yang terjadi dalam bidang Bimbingan dan Konseling di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.

Supaya tidak terjadi tumpang tindih didalam pembahasan, maka persepsi pacaran yang sehat yang berkategori sangat tinggi dan tinggi digabungkan menjadi satu, antara persepsi pacaran yang sehat berkategori sangat tinggi dan tinggi hanya dibedakan jumlah skor, sementara teori yang dijadikan sebagai penguat dalam pembahasan adalah sama.

Grafik Pengelompokkan Persepsi

(46)

Tingginya persepsi persepsi oleh 48 siswa (59,5 %) SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tentang pacaran yang sehat tentu ada faktor penyebab serta ada faktor pendukungnya, yakni: pertama, secara fisik beberapa siswa yang tergolong banyak ini dapat dikatakan mampu menghargai fisik yang menjadi miliknya masing-masing pribadi sehingga ia mampu menjaga dari berbagai hal yang membahayakan dirinya terutama secara fisik antara lain bahaya kehamilan di luar pernikahan, penyakit menular seksual, kekerasan saat berpacaran dan berbagai hal yang bisa membahayakan fisik saat berpacaran. Hal tersebut sangat mempengaruhi persepsi atau pandangan mereka mengenai pacaran yang sehat terutama yang selama ini mereka lakukan. Apabila secara fisik saja para siswa SMA Pangudi Luhur belum bisa menjaga dan menghargai ada kemungkinan dalam berpacaran para siswa ini akan seenaknya saja tanpa memperdulikan bahaya-bahaya yang akan mereka alami. Kedua, secara psikis dalam berpacaran mereka akan bisa saling mendukung apalagi dalam hal ini para siswa masih duduk di bangku sekolah kelas XI dengan masa depan yang masih sangat panjang. Hal ini memungkinkan dalam berpacaran akan lebih berhati-hati dan tidak menghambat perkembangan pribadi masing-masing dan mampu saling menghormati dan bertanggung jawab sebagai seorang pelajar. Aspek psikis ini sangat mempengaruhi tingginya persepsi tentang pacaran yang sehat. Apa yang mereka alami selama berpacaran tentu mempertimbangkan aspek psikis, karena bagi mereka pacaran ialah kegiatan untuk saling berbagi, saling mendukung bukan suatu kegiatan yang menyakiti dirinya secara psikis. Ketiga, secara sosial beberapa siswa tersebut mampu mempertimbangkan nilai-nilai atau norma yang

(47)

tersebut tinggal. Apabila siswa tersebut tidak memperdulikan beberapa norma yang ada maka kemungkinan mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat tinggi dan tinggi akan sulit tercapai.

Dari keterangan di atas, siswa yang mepunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat tinggi dan tinggi tentunya telah mempertimbangkan ketiga aspek di atas yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial pada saat mereka menjalin hubungan dengan lawan jenis khususnya saat mereka berpacaran. Ketiga aspek tersebut apabila dapat dipahami dan dijalani, para siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu akan mempunyai persepsi pacaran yang sehat dengan kualifikasi sangat tinggi dan tinggi namun tidak hanya berhenti pada persepsi saja namun yang lebih penting adalah siswa mampu menerapkan apa yang menjadi pandangan atau persepsi yang dimilikinya. Sehingga para siswa siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu ini mampu mengaplikasikan pada saat berpacaran. Apabila ketiga aspek tersebut mampu dijalankan dengan baik maka akan mengurangi angka remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas yang membawa mereka ke dalam hubungan seks pra nikah. Sebab fenomena pacaran pada masa ini sudah melampaui batas atau norma yang ada dalam masyarakat. Majalah Hot Psyco mengatakan bahwa nilai kehidupan seksual bergeser dari yang tabu dan dilarang menjadi boleh asal suka sama suka, nilai berpacaran bergeser dari yang merupakan masa perkenalan menjadi masa latihan sebagai suami istri. Hal ini menjadikan batas-batas berpacaran dengan kehidupan suami istri sesungguhnya menjadi sangat tipis.

(48)

Selain ketiga aspek tersebut di atas orangtua juga sangat berpengaruh pada persepsi mereka tentang pacaran yang selama ini dilakukan. Orangtua sangat berpengaruh pada pergaulan anak dimasa ini terutama pergaulan dengan lawan jenis. Pada masa ini tugas perkembangan yang sedang dialami ialah menjalin hubungan baru dengan lawan jenis. Keluarga merupakan tempat pendidikan bagi anak baik pendidikan sikap, nilai maupun pendidikan iman. Keluarga yang mempunyai dasar pendidikan sikap, nilai dan iman yang kuat akan membantu anak supaya tidak mudah terpengaruh hal-hal buruk yang ada diluar lingkungan keluarga, namun sebaliknya apabila penanaman sikap, nilai, dan iman sangat dangkal maka anak akan mudah terpengaruh olah hal-hal buruk yang berdampak negatif pada tugas perkembangan selanjutnya.

Para siswa yang mempunyai persepsi tentang pacaran yang sehat dengan kategori cukup tinggi adalah 40% yaitu sebanyak 32 orang. Jumlah ini termasuk cukup besar. Peneliti menafsirkan kualifikasi cukup ini sebagai cenderung kurang ideal. Bagi peneliti, kualifikasi cukup menunjukkan bahwa para siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu belum sepenuhnya memiliki pandangan tentang pacaran yang sehat yang sesungguhnya. Masih banyak siswa yang belum memiliki pandangan yang benar tentang pacaran yang sehat. Apabila para siswa ini kurang berhati-hati dalam berpacaran maka akan dengan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas dan hubungan seks pra nikah.

(49)

dengan norma-norma yang berlaku terutama norma saat berpacaran. Namun terkadang anak yang berada dirumah memiliki sikap yang santun, namun saat berada di lingkungan luar rumah pengaruh-pengaruh dari luar baik pengaruhnya positif maupun negatif akan dengan mudah mempengaruhi sikapnya. Pengaruh buruk tentang gaya pacaran yang saat ini sudah bukan hal yang tabu untuk dibicarakan didepan umum. Salah satu contohnya ialah banyaknya tayangan yang menunjukkan kemesraan sepasang remaja didepan umum sebagai wujud ekspresi cinta hubungan mereka. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi yang menyuguhkan informasi yang sangat lugas dan bahkan tidak melalui proses penyaringan yang tepat tentang gaya pacaran yang kurang baik mempengaruhi kehidupan nyata kepada para siswa ini. Hal inilah yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pandangan dan nilai masyarakat terhadap pacaran. Apabila pacaran dimaknai oleh orang-orang yang kuat dalam menjunjung nilai dan norma, maka nilai pacaran yang sesungguhnya tidak akan bergeser. Lies Purnama (2004) mengatakan remaja dan kaum muda yang notabene masih belum memiliki saringan nilai dan norma yang kuat pada pola pikirnya akan memaknai pacaran secara mentahnya saja. Mereka akan menganggap bahwa pacaran hanya sebagai kegiatan yang dilakukan oleh sepasang remaja yang sebagian kegiatannya ialah kegiatan seksual yang bertujuan sebagai pemuasan nafsu saja.

(50)

membuktikan bahwa para siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta sebagian besar ialah para siswa yang secara aspek fisik, psikis, sosial, dan moral dianggap telah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan pacaran yang sehat meskipun masih memerlukan pendampingan secara lanjut. Selain aspek diatas lingkungan keluarga juga sangat berperan dalam pembentukan pandangan tentang pacaran yang sehat. Lingkungan keluarga yang harmonis dapat membantu para siswa dalam pembentukan nilai dan norma dalam berpacaran. Lingkungan sekolah dalam hal ini juga mempunyai peran penting dalam pergaulan siswa terutama pergaulan dengan lawan jenis. Pandangan pacaran yang sehat juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan di mana mereka berada. http//.www.kesehatan keluarga.com mengatakan bahwa lingkungan pergaulan yang baik maka akan menciptakan pergaulan yang baik pula, namun pergaulan yang kurang baik akan membawa dampak negatif bagi perkembangan pergaulan selanjutnya, terutama pergaulan dengan lawan jenis.

(51)

Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran untuk berbagai pihak. Bagian ringkasan memuat latar belakang, rumusan, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran bagi pihak sekolah dan peneliti lain.

A. Ringkasan

Topik penelitian adalah tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Topik ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa pacaran yang sehat sangat memerlukan adanya penyuluhan lebih dalam bagi para siswa supaya gaya pacaran sesuai dengan norma yang berlaku.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2007/2007 sebanyak 80 orang, yang terdiri dari kelas XI IPA, XI IPS 1 dan XI IPS 2.

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.. Alat tersebut memuat 4 aspek tentang pacaran yang sehat, yaitu (1) aspek fisik yang terdiri dari bahaya kehamilan diluar pernikahan, aborsi, penyakit menular seksual, kekerasan fisik dalam berpacaran, dan perilaku sehat yang dilakukan saat berpacaran (2) aspek psikis yang terdiri dari pacaran yang tidak menghambat

(52)

perkembangan pribadi, tidak menimbulkan perasaan tertekan, gelisah dan takut, menciptakan suasana masa pacaran dengan saling menghormati, menciptakan masa pacaran dengan saling berbagi tanggung jawab. (3) aspek sosial yang terdiri dari pandangan masyarakat terhadap pacaran, norma yang yang ada dalam masyarakat, memahami batasan saat pacaran. (4) aspek moral yang terdiri dari mempertimbangkan norma agama, mempertimbangkan norma adat istiadat, mempertimbangkan harkat dan martabat. Sesudah diadakan ujicoba pada siswa kelas XI SMA BOBKRI Banguntapan Yogyakarta, kuesioner final yang digunakan peneliti memuat 100 butir pernyataan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan frekuensi menggunakan rumus Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Penggolongan persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah. Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: 2 orang siswa (2,5%) memiliki persepsi pacaran yang sehat dengan kategori sangat tinggi, 46 orang siswa (57,5%) memiliki persepsi pacaran yang sehat dengan kategoritinggi, 32 orang siswa (40%) memiliki persepsi pacaran yang sehat dengan kategori cukup tinggi, dan untuk kategorirendah dan sangat rendahadalah tidak ada (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa para siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 mempunyai persepsi pacaran yang sehat yang tinggi sesuai yang diharapkan.

(53)

B Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Tingkat persepsi pacaran yang sehat sebagian besar kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 sudah dapat dikatakan tinggi, sebab hasil menunjukkan bahwa 50% lebih para siswa memiliki kategori pacaran yang sehat dengan kualifikasi tinggi, namun masih perlu adanya bimbingan dari berbagai pihak terutama pihak sekolah.

2. Perlu diadakan penyuluhan tentang pacaran yang sehat bagi para siswa siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 supaya pengetahuan tentang pacaran yang sehat lebih dalam dan luas.

C. Saran – saran

1. Bagi SMA Pangudi Luhur Sedayu

a. Pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu

Setiap pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu hendaknya memberikan dukungan terhadap penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengetahuan siswa dalam hal pacaran supaya pengetahuan yang telah dimiliki lebih dalam dan lebih luas.

b. Guru Pembimbing

(54)

Sedayu. Kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh nara sumber seperti Romo, Pendeta, Psikolog, dan sebagainya, sehingga siswa lebih memiliki pengetahuan yang beragam.

2. Bagi peneliti lain

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti memiliki kelemahan. Pernyataan-pernyataan dalan item-item kuesioner kiranya ada yang mengandung makna yang sama; peneliti lain diharapkan dapat lebih teliti dan lebih spesifik dalam penyusunan isi kalimat-kalimat itemnya agar responden bisa lebih memahami isi pernyataan sesuai yang dimaksud oleh peneliti. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, sehingga jawaban yang diperoleh tidaklah berdasarkan respoden seutuhnya. Oleh karena itu, peneliti lain diharapkan mengadakan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan berbagai metode seperti observasi dan wawancara tantang masing-masing aspek dalam pacaran yang sehat untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan memuaskan.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V).Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 1997.Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. 2003.Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Coles, Robert. 2003.Menimbulkan Kecerdasan Moral Pada Anak. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Darvill, W, dan Powell, K. 2001. The Puberty Book: Panduan Untuk Remaja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gilarso, T. 1999.Moral Keluarga. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma _______ 2000.Membangun Keluarga Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.

Gunarsa,Y.S dan Gunarsa,S.D. 1986.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidayanti dan Soejarwo. Surabaya: Erlangga.

(56)

Lies, Purnamasari, Dra. Psi.,M.M,M.Si. Cinta, Pacaran dan Perilaku Seks. Lembaga Psikologi Terapan Universitas Wisnuwardhana. Malang.

Mammppiare, Andi. 1982.Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Masidjo, Ign. 2000. Penilaian pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Oemar, Hamalik. 2003.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumu Aksara

Pontianak Post. 7 Desember 2006. Pacaran yang sehat adalah pacaran yang tidak bikin penyakit.

Rahman, A dan Harmaningsih. 1997.Pacaran Yang Sehat. Yogyakarta: PKBI Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

(57)

A

M

P

I

R

A

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
+3

Referensi

Dokumen terkait

1. Intensitas tenaga kerja yang tidak mempengaruhi produksi, justru mengurangi hasil bersih. Peningkatan intensitas penggunaan tenaga kerja yang sejajar dengan peningkatan

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, bertujuan untuk mengetahui perilaku yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang

Sedangkan sektor-sektor yang memiliki differential shift (D) negatif adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor

Desember 2011, Pengadilan Agama Kangean telah menyelenggarakan pengadministrasian yang lebih tertib dan akuntabel melalaui aplikasi SIMAK BMN dan melalui Opname fisik persediaan

Hal ini menunjukan bahwa udem yang ditimbulkan karena induksi karagenan pada telapak kaki tikus berkurang dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang sama

Plot garis biru faktor gesekan untuk aliran di wilayah bergolak sepenuhnya grafik, sedangkan plot garis lurus hitam faktor gesekan untuk aliran laminar di wilayah seluruhnya

Sejalan dengan pembahasan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian serupa dengan Ahmad dan Fatima (2008) yaitu melakukan pengujian terhadap hubungan langsung

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mandey, (2012) yaitu Analisis Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset