• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT

BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana

Strata-1 di Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Nama : Nurmalitasari Putri

Nomor Mahasiswa : 131114203

Jurusan : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2017

STIE

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

Nama : Nurmalitasari Putri

Nomor Mahasiswa : 131114203

Jurusan : Manajemen

Yogyakarta, 29 Maret 2017

Telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing

Dra. Uswatun Chasanah, M. Si

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

iii

H

HALAMAN MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

Takut gagal adalah gagal yang sejati

Takut mati adalah mati sebelum mati

Hidup adalah gerak dan gerak adalah maju, berjuang, naik, serta jatuh lalu bangun lagi.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok

Oleh karena itu tidak ada waktu yang boleh terbuang

(Prof. Dr. Hamka)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalamu,alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan segala puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT dan atas dukungan

dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik . Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga

pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a. Dan sholawat dan salam selalu ku limpahkan kepada junjunganku Nabi

Muhammad SAW yang senantiasa mendo’akan hamba-hambanya.

2. Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun

materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata

seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

v

3. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

4. Saudara saya (Kakak dan Adik), yang senantiasa memberikan dukungan,

semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian. Terutama untuk kakak ku Muclish Zainal yang telah banyak membantu baik dukungan maupun biaya dalam menyelesaikan kuliah ini.

5. Sahabat ku Nurul Astuti yang selalu bersama disaat senang maupun susah sampai kita bias lulus bersama dan Teman tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!!

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

vi

6. Partner terbaikku Taufiq Arifin yang telah memberi dukungan,semangat sehingga dapat terselesaikan karya kecil ini, terimakasih mas semoga kita tetap samapi maut memisahkan. Aminn

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

vii

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT

BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

SKRIPSI

INTISARI

Penelitian ini dilator belakangi oleh inovasi produk dan harga kartu 4G LTE. Dalam inovasi produk kartu 4G LTE ini diikuti dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Agar inovasi kartu ini dapat menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, maka perusahaan menetapkan harga.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif melalui regresi yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode wawancara dan kuisioner. Untuk pengujian instrument menggunakan uji Validitas dan Reliabilitas. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linier berganda karena variabel yang digunakan lebih dari dua variabel, dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartu 4G LTE dapat diperoleh bahwa F hitung sebesar 2,891 dengan angka signifikansi P value sebesar 0,060 atau 6% dengan tingkat

signifikansi (α) 0,05 dengan P value 0,060 > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak, artinya variabel inovasi produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

viii

variabel minat beli. Besarnya kontribusi dari variabel-variabel tersebut terhadap minat beli ditunjukan dengan nilai determinan (R square) yaitu sebesar 0,237 atau 23,7% sisanya sebesar 0,763 atau 76,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala rahmat yang diberikan, berkat rahmat dan hidayah Allah swt yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh

Inovasi Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Kartu 4G LTE di STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S1 Program Studi Manajemen pada SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan skripsi ini telah melalui banyak hambatan dan rintangan yang mau tidakmau harus dihadapi dan diselesaikan dengan kesabaran hati dan penuh semangat. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis berkeinginan untuk mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang maha besar dan lagi maha segalanya, serta nabi junjungan besar kami Nabi Muhammad SAW yang senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

2. Bapak Drs. Muhammad Subkhan, MM , selaku Ketua STIE Widya Wiwaha.

3. Ibu Dilla Damayanti SE. MM, selaku Kaprodi Jurusan Manajemen

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta meluangkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

x

waktu untuk menerima penulis dan konsultasi hingga terselesaiakn skripsi ini.

5. Teman-teman manajemen angkatan 2013 yang selalu berjuang bersama-sama dalam menghadapi semua masalah-masalah selama dibangku kuliah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Maret 2017

Penulis

NURMALITASARI PUTRI

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

1

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL BAB I ………... 1

MANFAAT PENELITIAN ………. 6

BAB II ……… 7

2.1.7 Pengaruh Karakteristik Produk pada Tingkatan Penerimaan ……….. 12

2.2 Pengertian Harga ………. 13

2.2.1 Tujuan Penetapan Harga ………. 15

2.2.2 Metode Penetapan Harga ……… 16

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

2

2.2.3 Strategi Penetapan Harga ……… 17

2.2.4 Macam-Macam Harga ……….. 19

2.2.5 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga ……… 21

2.3 Minat Beli ……… 23

2.3.1 Indikator Minat Beli ………. 25

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen ………. 25

2.4 Penelitian Terdahulu ………... 26

2.5 Kerangka Penelitian ………. 28

2.6 Hipotesis ……… 28

BAB III ……… 30

METODOLOGI PENELITIAN ……… 30

3.1 Jenis Penelitian ……… 30

3.2 Variabel Penelitian ……… 30

3.3 Obyek Penelitian ………. 31

3.4 Definisi Operasional dan Variabel ……….. 31

3.5 Teknik Penelitian ……… 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data ……… 35

3.7 Metode Analisis Data ……… 38

BAB IV ………. 42

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……… 42

(13)

3

BAB V ………. 57

KESIMPULAN DAN SARAN ……… 57

5.1 KESIMPULAN ………. 57

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN ……… 59

5.3 SARAN ……… 60

DAFTAR PUSTAKA ………. 62

LAMPIRAN ……… 63

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Kemajuan teknologi saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman yang terus maju, terutama bidang telekomunikasi. Menurut Hermawan (2017: 4) komunikasi adalah sebuah proses interaksi yang menghubungkan satu pihak dengan pihak lainnya, yang awalnya komunikasi berlangsung sangat sederhana. Salah satu alat komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon seluler atau handphone. Handphone banyak mempunyai manfaat yang dulunya handphone hanya digunakan untuk mengirim pesan (SMS) dan memanggil seseorang, tetapi sekarang ini banyak sekali kegunaannya, seperti obrolan dengan tulisan atau teks dengan aplikasi seperti BBM, Whatsapp, Line, Wechat, Instagram, juga dapat digunakan sebagai media bertukar gambar, video dan suara melalui aplikasi tersebut.

Dengan semakin berkembangnya pasar telephone seluler, menjadikan peluang layanan jaringan operator seluler. Operator seluler sendiri memberikan suatu layanan yang dapat berupa jaringan untuk menyambungkan berbagai alat telekomunikasi guna menghubungkan orang yang satu dengan yang lainnya. Indonesia sendiri mempunyai berbagai merek operator seluler yang dapat memberikan layanan seluler bagi para konsumennya. Hal ini dapat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

2

menciptakan persaingan yang ketat antara perusahaan operator seluler tersebut. Dalam kondisi persaingan yang ketat membuat pemasar perlu menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan konsumen, salah satunya dengan melakukan inovasi yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Perusahaan yang dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, serta melakukan inovasi terhadap produknya dapat tercapai kepuasan karena konsumen saat ini dihadapkan pada berbagi pilihan produk yang dapat mereka beli. Hal ini berdampak terhadap tuntutan lebih besar dari konsumen kepada perusahaan agar dapat memberikan produk yang baru.

Dengan berkembangnya pasar telepon seluler dimanfaatkan sebagai alat pemasaran oleh perusahaan salah satunya yaitu inovasi. Menurut UU No. 19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya. Salah satu upaya yang di lakukan untuk memenangkan persaingan perusahaan seluler melakukan inovasi dengan mengeluarkan 4G LTE, 4G merupakan pengembangan dari teknologi seluler yang masih bersistem analog yang seringkali disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama (1G). Sementara itu didekade yang sama, diperkenalkan teknologi GSM

(16)

3

layanan pesan singkat menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel karena sifatnya yang hemat dan praktis. Teknologi GPRS (General Packet Radio

Service) juga mulai diperkenalkan, dengan kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap disebut dengan generasi dua setengah (2,5 G), kemudian disempurnakan oleh EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution).

Pada tahun 2004 mulai muncul operator 3G pertama, yang memperoleh lisensi pada 2003, ditandai dengan berkembangnya teknologi HSDPA (High-Speed

Downlink Packet Access) yang mampu memungkinkan transfer data secepat 3,6 Mbps. Pada bulan Mei 2005, Telkomsel berhasil melakukan uji coba jaringan 3G. Gencarnya tarif para operator yang makin gencar kualitas layanan operator seluler di Indonesia terus memburuk, terutama pada jam-jam sibuk. Sementara itu, tarif promosi yang diberikan pun seringkali hanya sekedar akal-akalan, bahkan cenderung merugikan konsumen itu sendiri.

(17)

4

menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA, 2G, 2,5 G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4 GHz & 5-5.8 GHz, B.

Faktor lain yang dipertimbangkan untuk memenangkan persaingan selain inovasi produk adalah harga. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa, (Tjiptono, 1998: 15 1).

Pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan, harapannya konsumen mulai berminat membeli produk.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Kartu 4G LTE (Studi Pada Mahasiswa STIE Widya Wiwaha Yogyakarta).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

5

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh inovasi produk terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh harga produk terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh inovasi produk terhadap minat beli

kartu4GLTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Untuk menganalisis dan membahas pengaruh harga terhadap minat beli kartu4GLTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

1.4Batasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam dan terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti dan mengingat terbatasnya waktu, dana, tenaga dan pikiran maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1.Penelitian dilakukan di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2.Penelitian terbatas pada variable inovasi produk, harga dan minat beli.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

6

1.5Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikanmasukan kepada perusahaan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang khususnya yang berkaitan dengan inovasi produk dan harga.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan ilmu, wawasan luas tentang inovasi produk dan harga, dan sebagai bukti bagi peneliti.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bacaan penelitian-penelitian lain yang ingin meneliti tentang inovasi produk dan harga.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Inovasi Produk

Inovasi adalah cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk dan pelayanan, pengembangan pasar baru, dan memperkenalkan bentuk baru organisasi. Inovasi dibedakan menjadi dua bagian : pertama, inovasi proses melibatkan pengembangan menajemen dan praktik baru organisasi ; kedua, inovasi produk melibatkan aplikasi pengetahuan bagi pengembangan produk baru yang tangible ( berwujud ) dan pelayanan baru, ( Rochaety dan Ratihy, 2005 : 163-164 ).

Kotler ( 1995 : 413 ) Inovasi berarti barang, jasa, atau ide yang diyakini oleh seseorang sebagian baru. Ide tersebut mungkin saja sudah lama, tetapi merupakan inovasi bagi orang tersebut yang memandangnya sebagai hal baru.

Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing. Apabila produk tersebut memiliki suatu kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi kosumen. Pengembangan produk baru dan strategisnya yang lebih efektif seringkali menjadi penentu kebersihasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, tetapi ini bukanlah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

8

sebuah pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru memerlukan upaya, waktu dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya kegagalan.

Dari beberapa definisi para ahli diatas menjelaskan bahwa Inovasi produk adalah setiap barang atau produk yang dianggap yang baru oleh seseorang atau unit yang lainnya.

2.1.1 Proses Inovasi

Menurut ( Schermerhorn 2002 : 131-132 ), empat tahapan inovasi suatu produk, antara lain :

1. Pencipta gagasan ( idea creation ) : pengetahuan baru didasarkan atas penemuan, pemahaman serta kreativitas yang bersifat spontan sehingga memungkinkan individu bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi. 2. Eksperimen awal ( initial experimenttional ) : konsep gagasan pada

awalnya harus diuji dan dibahas dengan yang lain, gagasan yang berhubungan dengan konsumen, pelanggan, ahli teknis, atau berbagai contoh sempel produk.

3. Penentuan fisibilitas ( feasibility determinantion ) : nilai pratis dan finansial diuji dalam studi fesibilitas formal, yang akan menunjukkan kemungkinan rugi dan laba.

4. Terapan akhir ( final application ) : produk baru akhirnya dikomersalisasikan atau dijual di pasar terbuka, atau proses produksi baru dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan operasional yang rutin dilaksanakan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

9

2.1.2 Inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu :

1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatuinovasimemiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.

2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.

3. Programinovasidilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatuinovasidilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

4. Inovasiyang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

2.1.3 Tipe Inovasi

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:

x Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

10

x Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya;

x Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;

x Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi;

x Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.

2.1.4 Sumber Inovasi

Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:

x Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.

x Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya.

2.1.5 Tujuan Inovasi

Tujuan utama inovasi adalah:

x Meningkatkan Kualitas;

x Menciptakan Pasar Baru;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

11 x Memperluas Jangkauan Produk; x Mengurangi Biaya Tenaga Kerja x Meningkatkan Proses Produksi; x Mengurangi Bahan Baku;

x Mengurangi Kerusakan Lingkungan; x Mengganti Produk Atau Pelayanan; x Mengurangi Konsumsi Energi;

x Menyesuaikan Diri Dengan Undang-Undang.

2.1.6 Siklus Inovasi

Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.

Gambar 1.1

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

12 Siklus Inovasi

Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung menurun.

2.1.7 Pengaruh Karakteristik Produk pada Tingkat Penerimaan

Menurut Kotler ( 1995 : 415-416 ) Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimaan. Beberapa produk langsung disukai, sedangkan yang lainya butuh waktu untuk diterima. Ada lima karakteristik yang penting dalam mempengaruhi tingkat penerimaan suatu inovasi, yaitu :

a. Keuntungan relatif inovasi : tingkat di mana inovasi terlihat lebih superior dibanding produk yang sudah ada.

b. Kesesuaian inovasi : tingkat dimana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan pengalaman individu – individu dalam masyarakat.

c. Kompleksitas inovasi : tingkat di mana inovasi tersebut relatif sulit dipahami atau digunakan

d. Kemampuan untuk dibagi – bagi : tingkat dimana dalam batasan tertentu inovasi tersebut dapat dicoba

e. Kemampuan berkomunikasi : tingkat di mana hasil penggunaan inovasi tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada pihak lain.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

13

2.2. Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Amstrong ( 1991 : 340 ), harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat – manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang fleksibel yang dapat diubah dengan cepat . menurut Swastha ( 1984 : 147 ), harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanan.

Menurut Tjiptono ( 1999 : 151 ) Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya ( produk, distribusi, dan promosi ) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya ( termasuk barang dan jasa lainnya ) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai ( value ) dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga atau dapat dirumuskan sebagai berikut ( Tjiptono, 1999 : 152 )

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga, bila menfaat ayang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatife yang tersedia, kamudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘membidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau mencerminkan kualitas yang tinggi.

Manfaat yang dirasakan Nilai =

Harga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

15

2.2.1 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut tjiptono ( 1999, 152-153 ) ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asuransi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Dalam kondisi pesaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, pengusaha bioskop dan bisnis pertunjukan lainnya.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra ( image ) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu ( image of value ), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.

4. Tujuan berorientasi pada harga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

16

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan – tujuan lainnya

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.2.2 Metode Penetapan Harga Produk

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup

pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

17

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

2.2.3 Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya

merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri.

Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk(Product Life Cycle)dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.

Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;

x Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

1. Harga Mengapung (Skimming Price)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

18

Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)

Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.

2. Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.

x Produk Yang Telah Beredar

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;

1. Tahap Pertumbuhan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

19

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

2. Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat

menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.

3. Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.

2.2.3 Macam-macam Harga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

20

Harga dapat dibagi menjadi empat macam yaitu : 1. Harga subjektif

Harga subjektif adalah suatu harga yang asalnya dari taksiran seseorang. Setiap pembeli dan juga penjual mempunyai harga taksiran terhadap barang yang akan dibeli atau dijual. Jadi setiap orang berbeda-beda, dan mungkin tidak selalu sama atau tepat dengan harga pasarannya (harga sesungguhnya).

2. Harga objektif (harga pasar)

Seringkali kita menggunakan kata harga pasaran untuk menentukan harga suatu barang. Dan itu memang ada, harga objektif atau harga pasar adalah harga yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah pihak, dalam hal ini pembeli dan penjual. Harga pasar disebut juga dengan harga yang umum, dan menjadi patokan bagi penjual-penjual yang ada di pasar.

3. Harga pokok

Pengertian harga pokok adalah nilai uang yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang.

4. Harga jual

Definisi dari harga jual adalah harga yang didapat dari jumlah harga pokok dengan laba atau keuntungan yang diinginkan oleh penjual. Meskipun harga harga yang ditawarkan tidak sama, secara keseluruhan di pasar akan terdapat suatu harga yang umum. Setiap penjual akan menyesuaikan diri dengan harga pasar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

21

2.2.3 Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga

Beberapa aspek internal dan eksternal menjadi bahan pertimbangan penetapan harga.

Yang menjadi pertimbangan dari sisi internal perusahaan adalah: a. Strategi marketing mix

Harga dipengaruhi oleh komponen marketing mix yakni produk, distribusi dan promosi. Ketika produk memiliki kualitas yang lebih unggul dari pesaing. Perusahaan perlu menetapkan harga tertentu untuk dapat menutupi biaya – biaya yang berkaitan dengan riset produk, promosi serta tingkatan jalur distribusi yang ditetapkan.

b. Biaya

Dalam menentukan harga, manajer perlu mengetahui bagaimana perilaku biaya pada saat memproduksi suatu produk. Pada umumnya biaya produksi suatu produk produk akan mengalami penurunan pada jumlah tertentu. Hal inilah yang perlu diperhatikan dengan seksama.

Aspek eksternal merupakan aspek yang hanya bisa diamati namun, perusahaan tidak mampu untuk mengontrol asperk tersebut. Ini merupakan tantangan sekaligus ancaman perusahaan bila tidak memiliki keunggulan kompetitif. Berikut ini adalah faktor – faktor eksternal:

a. Sifat pasar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

22

Penetapan harga sangat dipengaruhi oleh jenis dan karakter pasar yang disasar perusahaan. Penetapan harga dapat didasarkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau harga didasarkan atas harga pasar.

Dalam pasar yang termasuk persaingan sempurna, tidak ada yang memiliki pengaruh kuat pada harga sebab produk yang diperdagangkan pada umumnya komoditas (contoh: sembako, bahan tambang, sekuritas keuangan). Patokan harga yang tinggi akan mempengaruhi tingkat permintaan atas produk.

b. Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Dalam menetapkan harga, perusahan melihat harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing dipasar, kemudian mengevaluasi biaya – biaya yang terkait dengan produk dengan mempertimbangkan fitur – fitur yang ditawarkan oleh pesaing.

c. Faktor lingkungan lainnya

Yang berkaitan dengan faktor lingkungan ini adalah keadaan ekonomi, bagaimana menetapkan harga ketika terjadi keadaan resesi, inflasi. Keadaan tersebut mempengaruhi biaya dan tingkat permintaan. Kemudian yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah mitra penjualan, bagaimana reaksi mereka pada tingkat harga tertentu, ketika mitra penjualan perusahaan kecewa terhadap keputusan harga yang diambil maka akan berdampak pada berpindahnya mereka ke pesaing perusahaan. Kebijakan yang diambil pemerintah juga mepengaruhi langkah penetapan harga.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

23

2.3. Minat Beli

Dalam Setiadi (2008) dijelaskan bahwa jika seorang konsumen mulai berminat terhadap suatu barang atau jasa maka akan terdorong untuk mencari informasi lebih mengenai barang atau jasa tersebut. Susanto (1997 : 87) menjelaskan bahwa individu yang mempunyai minat membeli, menunjukkan adanya perhatian dan rasa senang terhadap barang tersebut.

Adanya minat individu ini menimbulkan keinginan, sehingga timbul perasaan yang menyakinkan dirinya bahwa produk tersebut mempunyai manfaat bagi dirinya dan apa yang menjadi minat individu ini dapat diikuti oleh suatu keputusan yang akhirnya menimbulkan realisasi berupa keputusan pembelian. Schiffman dan Kanuk (2000:227) berpendapat bahwa dalam riset pemasaran dan konsumen, minat beli merupakan pernyataan maksud konsumen untuk membeli. Skala maksud pembeli digunakan untuk menilai kemungkinan konsumen untuk membeli suatu produk atau berperilaku menurut cara tertentu. Selain itu, Sumarwan (2004:147) berpendapat jika minat beli (intention) adalah tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen (likelihood or

tendency). Shimp (2000:161) mengemukakan bahwa minat (intention) untuk membeli merek tertentu terjadi ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk di masa yang akan datang.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

24

membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen sering kali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan ( stimuli ) dari luar dirinya. Baik berupa rangsangan maupun dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik dengan pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembeli. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat kompleks, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli suatu merk atau beberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari suatu merk ke merk lainnya.

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor dalam Tjiptono ( 2003 : 98 ) minat beli adalah tahap kecederungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

25

2.3.1. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand ( 2002 : 129 ), minat beli dapat diindentifikasi melalui indikator – indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini mengambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

26

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang

dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggngnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran dan memperjelas kerangka berfikir dalam pembahasan. Disamping itu juga bertujuan untuk mendapatkan hasil – hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

27

a. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Hendrawan Suroso dan Sri Setyo Iriani (2014 ) yang meneliti tentang Pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli mei sedaap cup.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh inovasi dan harga terhadap minat beli Mie Sedaap Cup di Kelurahan Ketintang, Surabaya secara simultan sebesar 0,689 atau 65,9 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Sedangkan untuk variabel inovasi produk mempunyai pengaruh terhadap minat beli sedangkan variabel harga tidak mempunyai pengaruh terhadap minat beli Mei Sedaap Cup di Kelurahan Ketintang, Surabaya.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Bachriansyah, Rizky Amalia. 2011, yang meneliti tentang analisis pengaruh kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel nokia ( studi kasus pada masayakat di kota semarang ).

Dalam penelitian Bachriansyah ( 2011 ), harga merupakan salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya akan berpengaruh terhadap minat pembelian. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Sabaliknya, apabila konsumen menganggap bahwa manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai yang positif.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

28

c. Penelitian yang dilakukan Natalia, Lia ( 2011 ), tentang Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natalia, juga menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja di Hypermart Giant Bekasi.

2.5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini dinyatakan sebagai acuan oleh peneliti dalam bentuk skema sederhana yang utuh menurut pokok – pokok penelitian dan hubungannya dengan kerangka pemikiran ini diharapkan dapat dengan pengolahannya terarah. Kerangka pemikiran yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut : variabel independent yang terdiri dari Inovasi produk, ( X1 ), harga ( X2 ), dan variabel dependen merupakan minat beli ( Y ).

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan rangkaian kesimpulan sementara dari permasalahan penelitian yang dilakukan dan berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudahkan jalannya penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

29

H1 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara inovasi produk terhadap minat beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara harga terhadap minat beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga terhadap Minat Beli Kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif mengumpulkan data supaya dapat menguji hipotesis yang diajukan atau untuk menjawab pertanyaan mengenai keadaan/status dari subyek yang sedang dipelajari. Penelitian deskriptif yang tipikal ialah untuk mengetahui sikap, pendapat (opini), informasi demografi, keadaan, dan prosedur, (Sigit, 2001: 183).

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data statistik berbentuk angka- angka baik secara langsung dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kuantitatif. (Wiyono 2001: 129). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti, variabel menurut Sugiyono, (2002: 2) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

31

minat beli konsumen di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yaitu kartu 4G LTE yang terdiri dari :

X1 = Inovasi Produk

X2 = Harga

3.3. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek penelitian ini merupakan hal yang menjadi sasaran penelitian.( Kamus Bahasa Indonesia 1989: 622). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa obyek penelitian merupakan himpunan elemen yang dapat berupa orang, barang, ataupun elemen yang akan diteliti. Obyek dalam penelitian ini adalah inovasi produkdan harga, (Hermawan, 2012: 67).

Subyek penelitian merupakan orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembuatan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Subyek penelitian dalam penulisan ini adalah konsumen kartu seluler 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.4. Definisi Operasional dan Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, (2002 : 2).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

32

1. Pengertian Variabel Independent

Variabel independen, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat) Sugiyono, (2013: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas adalah kartu 4G LTE yang terdiri dari inovasi produk (X1), harga (X2).

a) Inovasi Produk

Inovasi adalah cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk dan pelayanan, pengembangan pasar baru, dan memperkenalkan bentuk baru organisasi. Inovasi dibedakan menjadi dua bagian : pertama, inovasi proses melibatkan pengembangan menajemen dan praktik baru organisasi ; kedua, inovasi produk melibatkan aplikasi pengetahuan bagi pengembangan produk baru yang tangible ( berwujud ) dan pelayanan baru, ( Rochaety dan Ratihy, 2005 : 163-164 ).

b) Harga

Adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa, (Kotler& Armstrong,1991: 340).

2. Pengertian Variabel Dependent

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

33

Variabel dependen disebut juga variabel output, criteria, dan konsekuen atau sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, (2002: 3). Yang termasuk variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli konsumen di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

a) Minat Beli Konsumen

Menurut Mehta, (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

b) Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand, (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

b. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

c. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

(47)

34

e. Minat eksploratif, minat ini mengambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

3.5. Teknik Penelitian

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Arikunto (2003: hal 108). Memberikan pengertian tentang populasi, yaitu keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sugiyono, (2010 : 117) memberikan pengertian populasi sebagai berikut :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subyek atau obyek penelitian yang dikehendaki peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang pernah menggunakan atau yang menggunakan kartu 4G di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Sampel

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

35

Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Sedangkan menurut Arikunto (2008:116), penentuan pengambilan Sampel apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.

Karena jumlah populasi yang sangat besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 100 orang dengan teknik sampel purposive

sampling. Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang menggunakan HP berbasis 4G serta menggunakan atau pernah menggunakan kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta, serangkaian bukti-bukti, atau sesuatu yang secara pasti diketahui, atau dapat pula diartikan sebagai serangkaian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

36

informasi yang ada disekitar kita (Wiyono, 2011: 132). Peran sebuah data dalam penelitian sangat strategis dalam menentukan baik buruknya sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara bagi seseorang peneliti dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber data primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumbernya (subyek penelitian). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer pada penelitian ini yaitu :

a. Metode Wawancara (interview)

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.

b. Metode Kuisioner( Queisioner)

Metode kuisioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karenar esponden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

2. Sumber Data Sekunder

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

37

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung didapatkan dari sumbernya melainkan didapat dari pihak lain. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan (library research)

Menggunakan kepustakaan sebagi sarana pengumpulan data sekunder yang bersumber dari buku atau literature sebagai dasar teori serta konsep yang penulis gunakan dalam penelitian dan untuk mendukung penelitian ini.

Teknik pengukuran data pada penelitian ini menggunakan pedoman yang paling umum digunakan yaitu Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dipergunakan jika peneliti ini mendapatkan data mengenai bobot setiap jawaban yang diberikan oleh responden, (Wiyono, 2013: 135). Skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Dalam hal ini, responden atau konsumen diminta untuk mengisi pernyataan yang berbentuk kuisioner. Jumlah pertanyaan dalam penelitian ini 11 pertanyaan.

Adapun pengukuran hasil jawaban responden mengenai pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta diukur dengan kategori bobot sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5 b. Setuju (S) dengan skor 4

c. Kurang Setuju (KS) dengan skor 3 d. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

38

e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis menggunakan pengolahan data statistik dengan SPSS versi 23.

3.7 Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk menentukan ketetapan prediksi apakah ada pengaruh yang kuat antara variable bebas (X) inovasi produk dan harga dan variabel terikat (Y) yaitu minat beli. Adapun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Rumus :Y= α + β 1X1 + β2 X2 +e

Keterangan :

Y : Minat Beli

α : Konstanta

β1: Koefisiensi regresi variabel inovasi produk

β2 : Koefisiensi regresi variabel harga

X1 : Variabel Inovasi Produk

X2 : Variabel harga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

39 e : Standar eror

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan sah jika item pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur Sugiyono, (2002: 272). Dengan demikian, instrument yang valid merupakan instrument yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jumlah anggota yang digunakan 30 responden.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat stabilitas, konsistensi dan ketetapan suatu alat ukur. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, apabila datanya benar-benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Uji reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya), sehingga suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Selanjutnya untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

40

mengetahui reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan kuisioner, menggunakan dengan cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila nilai koefisiensi > 0.6 (Ghozali, 2005 : 117).

4. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikansi berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu 0,01(1%),0,05 (5%) dan 0,10 (10%). Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. sebagai contoh, kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Derajat keyakinan :

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel, α = 5% dan signifikasi t hitung ≥ 0,05

Ha diterima apabila F hitung ≥ F tabel, α = 5% dan signifikasi t hitung ≥ 0,05

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

41 Rumus : F Hitung = R² / K – 1

(1-R²) (n-k)

Keterangan :

R² = Koefisien determinan

K = Banyaknya variabel bebas

n = Banyaknya sampel

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

42

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4. 1 HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden pengguna atau pernah menggunakan kartu 4G di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta ini, melalui penyebaran kuisoner, berikut ini gamabaran umum mengenai karakteristik responden berdasrkan usia dan jenis kelamin adalah sebagi berikut :

x Berdasrkan usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan dalam membeli suatu produk. Usia berpengaruh pada kemampuan konsumen dalam memilih suatu produk, mencerminkan apa arti suatu produk itu bagi konsumen.

Table 4. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase %

20 – 25th 85 85%

26 – 30th 12 12%

30 – 35th 3 3%

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(56)

43

Total 100 100%

Sumber : Data primer diolah, 2017.

Berdasrkan Table 4. 1 diketahui bahwa responden berusia 20 – 25 tahun sebanyak 85 orang (85%), responden berusia 26 – 30 tahun sebanyak 12 orang (12%), responden berusia 30 – 35 tahun sebanyak 3 orang (3%).

x Berdasrkan jenis kelamin

Table 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan 54 54%

Laki-laki 46 46%

Total 100 100%

Sumber : Data primer diolah, 2017.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa presentase responden perempuan lebih besar dengan jumlah 54 responden atau sebanyak 54% jika dibandingkan dengan responden laki-laki yang jumlahnya 46 responden atau sebanyak 46% dari total keseluruhan responden yang berjumlah 100 responden.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(57)

44

Uji validitas dan reliabilitas di gunakan untuk menguji kelayakan instrument atau indikator sebagai alat ukur.

1. Uji Validitas

Uji validitas yang dilaksanakan digunakan untuk menguji instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014:121).

Dari hasil pengolahan uji validitas dengan cara mentabulasikan sampel, maka pengujian validitas ini dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Dalam penelitian ini menggunakan 2 faktor yang ingin diuji tingkat validitas. Alat analisis yang digunakan untuk uji validitas adalah perangkat lunak

(Software) SPSS (Statistical Programs for Social Science) versi 23 for windows. Untuk pengujian ditentukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel berdasarkan kriteria berikut:

Jika rhitung > rtabel maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total , maka dinyatakan valid.

Jika rhitung < rtabel maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan tidak valid.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(58)

45

Table 4.1

Output Uji Validitas

Variabel Item R. hitung R. tabel Keterangan Inovasi produk 1 0.393 0.361 Valid

2 0.529 0.361 Valid

3 0.603 0.361 Valid

4 0.578 0.361 Valid

Harga 1 0.508 0.361 Valid

2 0.419 0.361 Valid

3 0.452 0.361 Valid

4 0.381 0.361 Valid

Minat beli 1 0.465 0.361 Valid

2 0.416 0.361 Valid

3 0.537 0.361 Valid

Sumber : Data Primer diolah, 2017.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan mengenai Kartu 4G LTE yang terdiri dari :

a) Inovasi produk (variabel X1) : terdiri dari 4 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(59)

46

b) Harga ( variabel X2) : terdiri dari 4 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

c) Minat beli (variabel Y) : terdiri dari 3 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

Dari hasil Tabel 4.1 menunjukkan bahwa item-item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan, mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,361. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner dinilai valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas konsumen pada penelitian ini menggunakan metode Cronbanch Alpha karena metode ini sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala atau skor rentangan (Wiyono, 2011:116). Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Kesepakatan secara umum

reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.Jika nilai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(60)

47

alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel. Perhitungan uji validitas ini menggunakan perangkat lunak SPSS

(Statistical Programs for Social Science) versi 23 for windows. Hasil perhitungan uji reliabilitas penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Output Uji Reliabilitas

Variabel indikaor Item Cronbach’s Alpha Keterangan

Inovasi Produk 1 0.593 Reliabel

2 0.588 Reliabel

3 0.576 Reliabel

4 0.567 Reliabel

Harga 1 0.580 Reliabel

2 0.584 Reliabel

3 0.590 Reliabel

4 0.591 Reliabel

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 1.1
Table 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Jika perbandingan tersebut dinaikkan menjadi 9:1 (jumlah serangga radiasi yang dilepas 9 kali dari jumlah serangga lapangan), maka kemampuan populasi tersebut untuk berkembang

Bidang: Tematik dan Non-tematik (Total JKEM bidang ini minimal 6000 menit) No. Subbidang, Program, dan Kegiatan Frek

Sholat isya di Masjid Al-Munir selalu rutin dilaksanakan dengan jumlah jama’ah sekitar 75 jama’ah lebih pada hari -hari biasa.. Sholat subuh di Masjid Al-Munir

Hasil penelitian kuantitatif tentang kematangan psikologis mahasiswa psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma menunjukkan bahwa dari total 53 subyek ditemukan

Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan

Kegiatan yang dilaksanakan selama Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan di Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang sesuai dengan perencanaan program yang

Fasa-123 hasil proses pelelehan terbentuk Fasa-211 yang cukup besar, telah dilakukan pada penelitian berikutnya [16], dalam hal ini diperoleh angka 20,9 % Fasa-211. Namun demikian,

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan selalu diterima dengan terbuka supaya Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para pembaca maupun pihak-pihak