• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

TES IS

Diajukan Oleh :

MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

ii

TES IS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S2 / gelar M agister

pada Program M agister M anajemen STIE WIDYA WIWAHA

Diajukan Oleh :

MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

iii

KABUPATEN MAGELANG

Oleh:

MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : 11 April 2018 Dosen Penguji I

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

Dosen Pembimbing I Dosen Penguji II/Dosen Pembimbing II Dr. Dessy Isfianadewi, S E.,MM Drs. Muhammad S ubkhan, MM

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar M agister

Yogyakarta, 11 April 2018

Mengetahui,

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

iv

ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN

DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN

KABUPATEN MAGELANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, April 2018

MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

v

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat anugerah dan karunia-Nya, maka Tesis Program M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang saya susun ini dapat saya selesaikan. Selanjutnya saya menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, yaitu kepada :

1. Drs. John Suprihanto, M IM , Ph.D selaku Direktur M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE., M M selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dorongan yang jelas dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. M uhammad Subkhan, M M selaku pembimbing II yang telah dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan dan semangat.

4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini. 5. Segenap Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. 6. Kepala Sekolah SM AN 1 Bandongan M agelang.

7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SM AN 1 Bandongan M agelang 8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

vi

Yogyakarta, April 2018

MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

vii

Halaman

HALAM AN JUDUL ... i

HALAM AN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan M asalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan penelitian ... 7

E. M anfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9

B. Penelitian Relevan ... 26

BAB III M ETODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 29

B. Waktu Penelitian... 29

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

viii

F. Instrumen Penelitian ... 33 G. Keabsahan Data ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 51 BAB V KESIM PULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

ix

Tabel 1.1. Data Tenaga Kependidikan SM A Negeri 1 Bandongan... 3 Tabel 4.1. Kompetensi Tenaga Kependidikan SM AN 1 Bandongan... 43

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

x

namun masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menyebabkan tenaga kependidikan kurang optimal dalam bekerja dan dapat menghambat aktivitas penyelenggaraan pendidikan. Penundaan pekerjaan yang awalnya hanya satu pekerjaan maka akan menjadi beberapa pekerjaan. Dengan demikian, penundaan tugas dan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan tenaga kependidikan. Seberapa banyak pekerjaan yang tertunda pada akhirnya perkerjaan tersebut tetap harus diselesaikan. M asing-masing pekerjaan memiliki batas waktu penyelesaian namun karena pengerjaan yang tertunda mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi semakin sempit. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

Penelitian mengenai analisis kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif.

Kompetensi Tenaga Kependidikan di SM A 1 Bandongan M agelang pada dasarnya sudah terpenuhi namun masih ada beberapa kendala yang muncul baik intern maupun ekstern. Kendala yang dihadapi tenaga administrasi sekolah di SM A N 1 Bandongan secara intern salah satunya adalah kurangnya kompetensi yang dimiliki tenaga adminsitrasi sekolah, salah satunya adalah kompetensi kepribadian, ada salah satu personil tenaga administrasi sekolah yang belum sepenuhnya memiliki kompetensi tersebut sehingga belum mampu bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh kepala sekolah.Adapaun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan adalah dengan menggeser atau merotasi jabatan personil yang kurang mampu mengemban tanggung jawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain, mendiskusikan masalah antar tenaga kependidikan, bisa juga diskusi dengan Kepala Sekolah, sehingga dalam melaksanakan tugas dan penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan sekolah; meningkatkan diskusi antar tenaga administrasi, meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengurangi penumpukkan pekerjaan; melakukan renovasi pembangunan untuk mengatasi kendala sempitnya ruang kerja tenaga administrasi, serta mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikam di SM AN 1 Bandongan.

Kata Kunci : Kompetensi, Tenaga Kependidikan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah atas di samping kegiatan pembelajaran sebagai aktivitas substantive terdapat pula pekerjaan kantor atau kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi pendidikan merupakan pengelolaan komponen-komponen yang ada dalam proses penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan layanan administrasi bagi stakeholder pendidikan guna terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Penyelenggaraan kegiatan administrasi di sekolah bertujuan agar program pendidikan terlaksana secara baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi stakeholder pendidikan. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh tenaga kependidikan. (Kuncoro, 2002: 34)

Tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menentukan keberhasilan manajemen sekolah. Peran tersebut dapat terlaksana dengan baik jika terdapat pedoman kerja yang jelas melalui pembagian tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang jelas. Pada Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 menjelaskan bahwa “semua pemimpin, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

penyelenggaraan dan administrasi pendidikan”. Kemudian upaya administratif berkaitan dengan sistem dan tata peraturan normatif kepegawaian yang berlaku. M isalnya seperti, secara konstitusional pasal 41 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah. Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkat berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal. Promosi dan penghargaan bagi tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan: latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan. Upaya Struktural dan Kesejawatan Penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada prinsip efektif, efisien, dan produktif menuntut pelayanan tenaga kependidikan yang prima dari bagian tenaga kependidikan sekolah sebagai penunjang pada kegiatan penyelenggaraan pendidikan. (Suardi, 2009 : 16)

Oleh karena itu diperlukan suatu program kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja pengelolaan dan pelayanan tenaga kependidikan. Pelaksanaan tugas tenaga kependidikan memerlukan program kerja, pembagian tugas, uraian tugas, kejelasan tugas dan wewenang, time schedule, agenda kerja, dan standar operasional prosedur. Pembagain tugas yang jelas dapat menghindari adanya perebutan kekuasaan atau wewenang; menghindari sikap saling lempar kewajiban dan tanggung jawab pada pelaksanaan tugas; mencegah terjadinya kesimpangsiuran dan kesalahpahaman pelaksanaan tugas; serta mengembangkan daya kreativitas tenaga tenaga kependidikan. Dengan demikian, pelaksanaan pekerjaan tenaga kependidikan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

baik guna membantu fungsi dan tugas kepala sekolah, guru, siswa, dan

stakeholder pendidikan. (M ulyasa, 2007 : 135)

Data yang diperoleh dari hasil Studi Pendahuluan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang, tenaga kependidikan di SM AN 1 Bandongan ada 10 orang, 2 orang merupakan tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 8 orang merupakan tenaga Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak Tetap, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Tenaga Kependidikan SM A Negeri 1 Bandongan

No Nama Jabatan Kelas

2 Pranata Laboratorium Pendidikan/ Laboran

5 Pengadministrasi Umum Dan Kepegawaian

6 67.965 1 1 PTT

6 Pengolah Data Kurikulum Dan Kesiswaan

Dari data di atas diketahui bahwa tenaga kependidikan didominasi status kepegawaian PTT atau pegawai tidak tetap, kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah menunjukkan bahwa terdapat permasalahan mengenai kinerja tenaga kependidikan antara lain :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

1. M asih ada kekurangan dalam penilaian terhadap standar akreditasi pendidik dan tenaga kependidikan pada penilaian akreditasi tahun 2016 yaitu Tenaga laboran belum ada, pustakawan masih diampu oleh tenaga pendidik (guru), dan tenaga kependidikannya masih Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak Tetap, serta ada 1 orang yang sudah berkedudukan sebagai Aparatur Sipil Negara tetapi kurang baik kinerjanya.

2. Kompetensi Tenaga Kependidikan masih belum optimal di samping sistem seleksi yang belum baik dikarenakan secara geografis berada di lingkungan pedesaaan sehingga para pelamar untuk menjadi tenaga kependidikan, tingkat pendidikan belum tinggi.

3. M asih ada tenaga kependidikan yang belum menguasai komputer.

4. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang kurang jelas pada setiap tenaga kependidikan.

5. Belum terdapat uraian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan rinci yang dijadikan sebagai pedoman bagi setiap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas administrasi. Ketidakjelasan pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut menimbulkan adanya sikap saling tunjuk dan saling tunggu terhadap suatu tugas ketatausahaan sekolah. Pihak tenaga kependidikan cenderung menunggu perintah dan belum optimal memiliki inisiatif untuk melakukan pekerjaan ketatausahaan jika tidak ada perintah maupun pemberitahuan.

Hal tersebut menunjukkan bentuk layanan tenaga kependidikan yang kurang optimal dan dapat menghambat aktivitas penyelenggaraan pendidikan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Penundaan pekerjaan yang awalnya hanya satu pekerjaan maka akan menjadi beberapa pekerjaan. Dengan demikian, penundaan tugas dan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan tenaga kependidikan.

Seberapa banyak pekerjaan yang tertunda dan tertumpuk pada akhirnya perkerjaan tersebut tetap harus diselesaikan. M asing-masing pekerjaan memiliki batas waktu penyelesaian namun karena pengerjaan yang tertunda mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi semakin sempit. Batas waktu yang semakin sempit serta jumlah pekerjaan yang banyak mengakibatkan penyelesaian pekerjaan menjadi tergesa-gesa. Penyelesaian pekerjaan yang tergesa-gesa mengakibatkan hasil yang dicapai tidak maksimal, kurang valid, dan kurang memuaskan. Informasi dan statistik sekolah yang seharusnya disediakan dan diperbarui oleh tenaga kependidikan sekolah menjadi terhambat. Penyediaan data statistik sekolah tersebut menjadi tugas pokok seorang petugas tenaga kependidikan sekolah namun pada kenyataannya data tersebut tidak tersedia di sekolah. Selain dalam hal penyediaan data terdapat pula permasalahan terkait penyediaan dan penyebaran informasi. Jika berbagai informasi yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak dapat tersedia, terlambat disediakan, dan tidak segera disosialisasikan dapat menutup peluang para pengguna pendidikan untuk mendapatkan setiap haknya. Demikian pula jika kebutuhan administrasi lain tidak dapat terpenuhi, misalnya dalam bentuk persuratan.

Hasil kerja tenaga kependidikan yang tidak maksimal dikarenakan kurangnya kompetensi yang dimiliki menyebabkan layanan administrasi yang diberikan oleh petugas tenaga kependidikan sekolah terhadap para pengguna pendidikan menjadi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

kurang maksimal. Pengguna (user) pendidikan yang dimaksud meliputi, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan stakeholder pendidikan, meskipun layanan dan kinerja tenaga kependidikan ditujukan kepada semua pengguna pendidikan namun pada penelitian ini hanya menyoroti pada peningkatan kompetensi tenaga kependidikan agar dapat membantu tercapainya tujuan penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penting untuk dilakukan penelitian mengenai kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan standar akreditasi sekolah, dan kemudian penelitian ini diberi judul “Analisis Kompetensi Tenaga Kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa indikasi permasalahan yaitu masih ada kekurangan dalam penilaian standar akreditasi sekolah pada standar pendidik dan tenaga kependidikan yang diperoleh pada penilaian akkreditasi periode tahun 2016 yaitu Tenaga laboran belum ada, pustakawan masih menggunakan tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikannya masih Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak tetap, serta ada satu orang tenaga kependidikan yang sudah berkedudukan sebagai Aparatur Sipil Negara tetapi kinerjanya kurang baik, kemudian juga belum terdapat uraian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan rinci yang dijadikan sebagai pedoman bagi setiap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas administrasi, oleh karena itu dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan bahwa kompetensi tenaga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

kependidikan SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang masih belum optimal dan belum terpenuhi, sehingga perlu ada peningkatan.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi Tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas maka tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa kompetensi Tenaga Kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat dijabarkan manfaat penelitian sebagai berikut:

1. M anfaat Teoritis

a. M enambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan kompetensi tenaga kependidikan.

b. Hasil yang diperoleh dapat menimbulkan permasalahan baru untuk dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai kajian pengembangan ilmu pengetahuan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

2. M anfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai informasi terkait terlaksananya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi untuk bahan perbaikan.

b. Bagi Petugas tenaga kependidikan Sekolah

M engetahui kemampuan individu serta ketercapaian tugas, dan tanggung jawabnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kependidikan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

BAB II

LANDAS AN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kompetensi

Kompetensi merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kompetensi menurut Spencer Dan 

Spencer dalam Palan (2007) adalah sebagai karakteristik dasar yang dimiliki 

oleh  seorang  individu  yang  berhubungan  secara  kausal  dalam memenuhi 

kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan. Kompetensi terdiri 

dari  5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi 

sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), 

konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu) 

dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas). 

Secara  lebih  rinci,  Spencer  dan  Spencer  dalam  Palan  (2007:84) 

mengemukakan  bahwa  kompetensi  menunjukkan  karakteristik  yang 

mendasari  perilaku  yang  menggambarkan  motif, karakteristik pribadi (ciri 

khas),  konsep  diri,  nilai‐nilai,  pengetahuan  atau  keahlian  yang  dibawa 

seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Ada 

5  (lima)  karakteristik  yang  membentuk  kompetensi  yakni  1).  Faktor 

pengetahuan  meliputi  masalah  teknis,  administratif,  proses  kemanusiaan, 

dan  sistem.  2).  Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

melakukan  suatu  kegiatan.  3).  Konsep  diri  dan  nilai‐nilai;  merujuk  pada 

sikap,  nilai‐nilai  dan  citra  diri  seseorang,  seperti  kepercayaan  seseorang 

bahwa  dia  bisa  berhasil  dalam  suatu  situasi.  4).  Karakteristik  pribadi; 

merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi 

atau  informasi,  seperti  pengendalian  diri  dan  kemampuan  untuk  tetap 

tenang  dibawah  tekanan.  5).  Motif;  merupakan  emosi,  hasrat,  kebutuhan 

psikologis  atau dorongan‐dorongan lain yang memicu tindakan. 

 

Pernyataan  di  atas  mengandung  makna  bahwa  kompetensi  adalah 

karakteristik  seseorang  yang  berkaitan  dengan  kinerja  efektif  dan  atau 

unggul  dalam  situasi  pekerjaan  tertentu.  Kompetensi  dikatakan  sebagai 

karakteristik dasar (underlying characteristic) karena karakteristik individu 

merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang 

yang  dapat  dipergunakan  untuk  memprediksi  berbagai  situasi  pekerjaan 

tertentu. Kemudian dikatakan berkaitan antara perilaku dan kinerja karena 

kompetensi menyebabkan atau dapat memprediksi perilaku dan kinerja. 

M enurut Fogg (2004 : 90) yang membagi Kompetensi menjadi 2 (dua) kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar (Threshold) dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar (Threshold competencies) adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain.

Kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata benda yang menurut Powell (1997 : 142) diartikan sebagai 1) kecakapan, kemampuan, kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang berarti cakap, mampu, dan tangkas.Pengertian kompetensi ini pada prinsipnya sama dengan pengertian kompetensi menurut Stephen Robbin (2007 : 38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Pengertian kompetensi sebagai kecakapan atau kemampuan juga dikemukakan oleh Robert A. Roe (2001 : 73) sebagai berikut;:Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing“ Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan

 

Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistimatis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional

M enurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor: 46A tahun 2003, tentang pengertian kompetensi adalah :kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Dari uraian pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yaitu sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Ketidaksesuaian dalam kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul dari pelaku yang berprestasi terbatas. Kompetensi terbatas dan kompetensi istimewa untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau pedoman dalam pemilihan karyawan (personal selection), perencanaan pengalihan tugas (succession planning), penilaian kerja (performance appraisal) dan pengembangan (development)

Dengan kata lain, kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, ketrampilan, nilai nilai dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya. Selanjutnya, Wibowo (2007 : 86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi.

Dari pengertian kompetensi tersebut di atas, terlihat bahwa fokus kompetensi adalah untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja guna mencapai kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu.

 

2. Kompetensi Tenaga Kependidikan S ekolah

1. Tenaga kependidikan sekolah merupakan non teaching staff yang bertugas di sekolah dan sering disebut tenaga administrasi sekolah. Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/M adrasah merumuskan bahwa petugas tenaga kependidikan sekolah atau tenaga administrasi sekolah adalah kepala tenaga administrasi, pelaksana urusan administrasi, petugas layanan khusus, yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

meliputi penjaga sekolah/madrasah, tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi, dan pesuruh.

2. Kompetensi dianalisis dengan standar kompetensi petugas tenaga kependidikan sekolah sebagaimana tertuang dalam Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 yang meliputi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Standar kompetensi tenaga administrasi sekolah pada Sekolah M enengah Atas meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi teknis.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercatum bahwa tenaga kependidikan sekolah atau tenaga administrasi sekolah merupakan tenaga kependidikan profesional. Sebagai tenaga kependidikan yang profesional maka tata usaha sekolah harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Adapun yang dimaksud dengan kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Depdiknas, 2003: 9). Berdasarkan pengertian tersebut menegaskan bahwa kompetensi petugas tenaga kependidikan sekolah merupakan kemampuan (pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai) seorang petugas tenaga kependidikan sekolah yang direfleksikan melalui aktivitas berfikir dan bertindak pada pelaksanaan tugas ketatausahaan sekolah.

Standar kompetensi petugas tenaga kependidikan sekolah sebagaimana tertuang dalam Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

2008 yang meliputi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Standar kompetensi tenaga administrasi sekolah pada Sekolah M enengah Atas meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi teknis. Khusus untuk kepala tenaga kependidikan dipersyaratkan memiliki kompetensi manajerial.

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang mencerminkan kepribadian yang memiliki integritas dan berakhlak mulia, memiliki etos kerja, mampu mengendalikan diri, memiliki kepercayaan diri, memiliki fleksibilitas, selalu bertindak teliti, memiliki kedisiplinan tinggi, memiliki kreativitas, mampu membuat inovasi, serta dapat bertanggung jawab.

b. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan tenaga administrasi sekolah untuk dapat bekerja sama dalam tim, melaksanakan pelayanan prima sesuai operasi standar prosedur, memiliki kesadaran berorganisasi dengan bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan organisasi, berkomunikasi secara efektif, dan dapat membangun hubungan kerja yang harmonis serta memposisikan diri sesuai dengan peran masing-masing.

c. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis meliputi kemampuan untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, melaksanakan administrasi keuangan, melaksanakan administrasi sarana prasarana, melaksanakan administrasi hubungan sekolah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

dengan masyarakat, melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan, melaksanakan administrasi kesiswaaan, melaksanakan administrasi kurikulum, melaksanakan administrasi layanan khusus, serta penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

d. Kompetensi M anajerial

Kompetensi manajerial khusus untuk seorang kepala tenaga kependidikan sekolah. Kompetensi manajerial meliputi kompetensi untuk mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan pelaksanaan program atau kegiatan.

Dengan demikian, standar kompetensi tenaga administrasi sekolah merupakan standar kompetensi yang wajib dipenuhi dan dimiliki oleh seorang petugas tenaga kependidikan sekolah agar dapat memenuhi prinsip efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanan dalam penyelengaaraan pendidikan di sekolah. Terpenuhinya standar kompetensi tenaga administrasi sekolah dapat mendukung profesionalitas seorang petugas tata usaha sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai petugas tenaga kependidikan di suatu sekolah.

 

 

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

3. Tenaga Kependidikan

a. Pengertian Tenaga kependidikan Sekolah

Setiap organisasi dari berbagai bentuk, jenis, dan tujuan terdiri atas dua pekerjaan yaitu aktivitas substantif dan pekerjaan kantor. Organisasi sekolah mempunyai aktivitas substantif berupa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru), sedangkan pekerjaan kantor pada suatu sekolah berupa layanan administrasi sekolah yang dilaksanakan oleh petugas Tenaga Administrasi Sekolah atau tenaga kependidikan. Kuncoro (2002) berpendapat bahwa tata usaha sekolah merupakan pelayanan yang berfungsi meringankan (facilitating function) terhadap pencapaian tujuan aktivitas substantif pada lembaga sekolah.

Pendapat mengenai tenaga kependidikan sekolah juga dikemukakan Suardi (2009 : 17) bahwa tenaga kependidikan sekolah adalah segala bentuk usaha untuk mencatat berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara spesifik, tenaga kependidikan dapat dirumuskan sebagai segenap rangkaian kegiatan yang meliputi, menghimpun data, mencatat data, mengolah data, menggandakan data, mengirim data, dan menyimpan keterangan-keterangan untuk kepentingan pembuatan kebijakan (The Liang Gie, 2007 : 16).

Tenaga kependidikan sekolah merupakan non teaching staff yang bertugas di sekolah dan sering disebut Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/M adrasah merumuskan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

bahwa petugas tenaga kependidikan sekolah atau tenaga adminintrasi sekolah adalah :

1) Kepala Tenaga Administrasi

2) Pelaksana Urusan Administrasi, yang meliputi Pelaksana Administrasi Kepegawaian, Pelaksana Administrasi Keuangan, Pelaksana Administrasi Sarana Prasarana, Pelaksana Administrasi Hubungan Sekolah dengan M asyarakat, Pelaksana Administrasi Persuratan dan Pengarsipan, Pelaksana Administrasi Kesiswaan, pelaksana Administrasi Kurikulum.

3) Petugas Layanan Khusus, yang meliputi Penjaga Sekolah/M adrasah, Tukang Kabun, Tenaga Kebersihan, Pengemudi, dan Pesuruh.

Pada dasarnya, tenaga kependidikan sekolah merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, memudahkan, atau mengatur semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Jadi, tata usaha sekolah merupakan kegiatan personalia sekolah yang memiliki tugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya pendidikan untuk memberikan dukungan layanan administrasi guna terselenggaranya proses pendidikan di sekolah yang efektif dan efisien.

b. Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga kependidikan Sekolah

Petugas tenaga kependidikan sekolah membantu tugas kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sebelum melaksanakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

tugas tersebut, setiap petugas tata usaha harus mengetahui tugas pokok dan fungsi dari jabatannya sebagai panduan melaksanakan pekerjaan. Hal ini sebagai bentuk efisiensi kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Arikunto (1988 : 50) mengemukakan bahwa layanan administrasi yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan teknologi dan kejuruan, meliputi aspek administrasi murid, administasi kurikulum, administrasi personil, administrasi sarana, administrasi keuangan, tatalaksana pendidikan, organisasi lembaga pendidikan, dan hubungan masyarakat pendidikan.

Tugas tenaga kependidikan sekolah dalam menjalankan fungsinya membantu kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/M adrasah adalah terlibat dalam kegiatan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum. Berikut perincian setiap tugas tersebut :

1) Persuratan dan Kearsipan, meliputi penerapan peraturan kesekretariatan, pelaksanaan program kesekretariatan, pengelolaan surat masuk dan surat keluar, pembuatan konsep surat, pelaksanaan kearsipan sekolah, dan penyusunan laporan administasi persuratan. 2) Kepegawaian, meliputi pokok-pokok peraturan kepegawaian, prosedur

dan mekanisme kepegawaian, buku induk, DUK, registrasi dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

kearsipan pegawai, format-format kepegawaian, proses pengangkatan, mutasi dan promosi, dan penyusunan laporan kepegawaian.

3) Keuangan, meliputi pemahaman peraturan keuangan yang berlaku, penyusunan RKAS, dan penyusunan penatausahaan keuangan.

4) Sarana dan Prasarana, meliputi pemahaman peraturan administrasi sarana dan prasarana, identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kebutuhan, inventarisasi, distribusi dan pemeliharaan, penyusunan laporan administrasi sarana dan prasarana sekolah.

5) Hubungan M asyarakat, meliputi fasilitas kelancaran komite sekolah, perencanaan program keterlibatan pemangku kepentingan pendidikan, pembinaan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat, promosi atau publikasi sekolah, penelusuran tamatan, serta pelayanan terhadap tamu atau relasi sekolah.

6) Kesiswaan, meliputi penerimaan peserta didik baru, kegiatan masa orientasi, pengaturan rasio peserta didik perkelas, pendokumentasian prestasi akademik dan non akademik, pembuatan data statisktik peserta didik, penginventarisan program kerja pembinaan peserta didik secara berkala, pendokumentasian program kerja peserta didik, dan pendokumentasian program pengembangan diri peserta didik.

7) Kurikulum, meliputi pengadministrasian standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

Petugas tenaga kependidikan sekolah harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi, tanggung jawab, dan keahliannya. Pekerjaan tenaga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

kependidikan sekolah tersebut dirumuskan oleh Prihatin (2011 : 10) menyangkut pengelolaan terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha, 2) Otorisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah 3) Keuangan dan pembukuan,

4) M asalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah,

5) M asalah mengenai pengangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai,

6) M asalah perlengkapan dan perbekalan, 7) Korespondesi (surat menyurat),

8) Laporan-laporan,

9) Pengisian buku pokok, klaper, rapor, dan sebagainya.

Petugas tenaga kependidikan sekolah dituntut mampu menjalankan roda sekolah dan harus mampu memberikan dukungan secara efektif dan efisien berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pada pelaksanaan tugasnya sebagai tenaga kependidikan sekolah akan dinilai, diawasi, dan diarahkan oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lembaga sekolah.

4. Tenaga Kependidikan Berdasarkan S tandar Akreditasi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa perlu dilakukan pengembangan dan sekaligus membangun sistem

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

pengendalian mutu pendidikan melalui tiga program yang terintegrasi yaitu : Standarisasi, Akreditasi dan Sertifikasi.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XVI Bagian Kedua tentang Akreditasi yang menjelaskan bahwa akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik, dengan kriteria yang bersifat terbuka.

M enurut UU Sisdiknas No. 20/2003, Pasal 5 ayat 1 Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu . Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi atau melampui standar (PP 19/2005 pasal 91). Untuk itu perlu dilakukan AKREDITASI terhadap kelayakan setiap satuan program pendidikan (PP 19/2005 pasal 81)

Akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ M adrasah (BAN S/M ) yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur dalam Keputusan M enteri Pendidikan Nasional 087/U/2002.

Ada 8 Komponen Akreditasi SM A/M A , yaitu :

a. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

c. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

d. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar Sarana Dan Prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

h. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. Kualifikasi akademik bagi tenaga kependidikan adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (http://disdik.kepriprov.go.id)

Tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dengan Standar Kualifikasi Tenaga Kependidikan: (http://disdik.kepriprov.go.id)

a. Kepala Tenaga Administrasi SM A/M A/SM K/M AK/SM ALB

2) Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.

3) M emiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

b. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian

Berpendidikan minimal lulusan SM A/M A/SM K/M AK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal 50 orang.

c. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan

Berpendidikan minimal lulusan SM K/M AK, program studi yang relevan, atau SM A/M A dan memiliki sertfikat yang relevan.

d. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana

Berpendidikan minimal lulusan SM A/M A/SM K/M AK atau yang sederajat. e. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan M asyarakat

Berpendidikan minimal lulusan SM A/M A/SM K/M AK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

f. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan

Berpendidikan minimal lulusan SM K/M AK, program studi yang relevan. g. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

Berpendidikan minimal lulusan SM A/M A/SM K/M AK atau yang sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

h. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum

Berpendidikan minimal lulusan SM A/M A/SM K/M AK atau yang sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan belajar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

i. Petugas Layanan Khusus 1) Penjaga Sekolah/M adrasah

Berpendidikan minimal lulusan SM P/M Ts atau yang sederajat. 2) Tukang Kebun

Berpendidikan minimal lulusan SM P/M Ts atau yang sederajat dan diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2. 3) Tenaga Kebersihan

Berpendidikan minimal lulusan SM P/M Ts atau yang sederajat. 4) Pengemudi

Berpendidikan minimal lulusan SM P/M Ts atau yang sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.

5) Pesuruh

Berpendidikan minimal lulusan SM P/M Ts atau yang sederajat.

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai upaya peningkatan kinerja Tenaga Kependidikan di SM AN 1 Bandongan Kabupaten M agelang terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tersebut. Penelitian yang relevan dengan penelitian tersebut, meliputi:

1. Penelitian yang dilakuan oleh Siswantari, 2011, Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) memegang peran yang begitu penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, termasuk pada pendidikan non-formal.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

Untuk itu Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi mereka. Namun demikian, kompetensi mereka belum banyak diketahui. Dengan mengetahui kompetensi mereka, perancangan pelatihan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh M uhyadi, 2013, Keberadaan tenaga administrasi sekolah pada sekolah-sekolah yang ada di DIY cukup bervariasi.

Pada jenjang SM P maupun SM A/SM K tidak memiliki tenaga administrasi

tertentu sesuai ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008. sehingga

tugas-tugas yang ada dirangkap oleh petugas yang lain. Kualifikasi

pendidikan tenaga administrasi secara keseluruhan sudah mendekati

ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008. Persyaratan yang pada

umumnya belum dapat terpenuhi adalah dimilikinya sertifikat tenaga

adminstrasi sekolah. Seluruh jenjang pendidikan memiliki petugas layanan

khusus tetapi jumlah dan jenis tugas yang dikerjakan sangat bervariasi.

Kompetensi tenaga administrasi sekolah secara keseluruhan sudah memadai

sesuai ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawada, 2016, Pola pengembangan

kompetensi tenaga kependidikan di Universitas Negeri M akassar seperti kompetensi umum, kompetensi fungsional, dan kompetensi manajerial, sudah cukup optimal diberikan kepada tenaga kependidikan seperti: pendidikan dan pelatihan, workshop, pelatihan fungsional, pelatihan struktural jabatan, dan pengembangan kompetensi IT. Strategi pengembangan kompetensi tenaga kependidikan di Universitas Negeri M akassar seperti pelatihan sudah cukup

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

optimal diberikan kepada tenaga kependidikan, namun strategi pengembangan kompetensi seperti pendidikan, mentoring, dan coaching masih perlu ditingkatkan atau dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi tenaga kependidikan di Universitas Negeri M akassar yakni faktor internal seperti: visi, misi, tujuan, strategi pencapaian tujuan, sifat dan jenis kegiatan, dan jenis teknologi yang digunakan, serta faktor eksternal seperti: kebijakan pemerintah, sosio-budaya masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Khumaidi, 2013, Dunia pendidikan sebagai

institusi, ibarat kereta kuda dengan variasi komponennya, dan kereta itu akan berjalan laju menuju tujuan yang diharapkannya. Lalu apa atau siapa komponen itu? Jawabannya mudah dan sederhana, namun jawaban itu akan berkembang dan bahkan menjadi rumit bersifat kompleks; maka diperlukan tindakan khusus berwawasan sumber daya kependidkan. Komponen dimaksud adalah: pertama, kehadiran kuda ibarat tenaga pendidik, yaitu tenaga profesional yang besertifikasi pendidik; kedua, sang kusir ibarat tenaga kependidikan profesional non-pendidik bersertifikasi; ketiga, pengguna jasa adalah penumpang ibarat para murid sekolah atau mahasiswa; keempat, tujuan adalah taman-taman wisata dengan spesifikasi hiburannya ibarat program pendidikan (kurikulum) yang ditawarkan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian mengenai analisis kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Penelitian kualitatif menggambarkan dan menganalisis tindakan sosial, keyakinan, pikiran, dan persepsi orang secara individu maupun kolektif. Penelitian deskriptif berupa kegiatan ekplorasi dan menggambarkan objek dengan tujuan dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan (Hamid, 2011 : 34). Penelitian ini mendiskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui pengumpulan data di lapangan.

Pada penelitian ini menggali realita secara mendalam tentang bentuk peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dan kendala yang dihadapi serta solusi terhadap kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

B. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai bulan Januari – M aret 2018. Waktu penelitian tersebut dimanfaaatkan dan dialokasikan untuk 4 tahap kegiatan. Pertama, persiapan penelitian meliputi kegiatan pengesahan proposal oleh dosen pembimbing, mengurus perijinan penelitian, serta persiapan dan pembuatan instrumen. Kedua,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

pelaksanaan penelitian yang dilakukan di lapangan, berupa kegiatan pengumpulan data sebagaimana apa adanya yang ditemukan di lapangan. Ketiga, analisis data merupakan proses mengolah dan menganalisis data yang telah didapat dari lapangan untuk disajikan dalam bentuk informasi. Keempat, penyusunan laporan ini berupa laporan hasil penelitian. Data hasil penelitian yang sudah dianalisis disajikan menjadi informasi dan secara sistematis disusun menjadi sebuah laporan.

C. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dilakukan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

D. S ubyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang wakil Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan) dan 2 orang guru di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang. Ketiga pihak tersebut merupakan pihak yang menangani secara langsung kegiatan peningkatan kompetensi tenaga kependidikan, sehingga dianggap merupakan pihak yang diyakini paling tahu dan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai obyek yang diteliti sehingga dapat memberikan jawaban secara mendalam terhadap semua pertanyaan penelitian. Dokumen-dokumen yang terkait dalam peningkatan kompetensi tenaga kependidikan, antara lain berupa struktur organisasi sekolah, pedoman tugas pokok dan fungsi petugas tenaga kependidikan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

sekolah. Obyek dalam penelitian ini yaitu peningkatan kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tidak melalui perantara. Dalam penelitian ini dipergunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang kemudian diolah. Data ini bersumber dari observasi dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber asli namun melalui media perantara yang kemudian diberikan kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari narasumber mengenai kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang yang diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara tersebut untuk mengetahui kompetensi tenaga kependidikan. Selain teknik wawancara, diperlukan teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi dokumen untuk mendapatkan data tambahan serta verifikasi data yang diperoleh melalui wawancara.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

a. Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion

Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion

merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). M enurut Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan / situasi kondisi tertentu.

Tujuan dari Diskusi Kelompok Terarah itu sendiri adalah untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan dianalisis. FGD dilakukan kepada 5 orang narasumber yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 4 orang wakil Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan, Urusan Sarana Prasarana dan Urusan Hubungan M asyarakat).

b. Studi Dokumen (Dokumentary)

Teknik studi dokumen digunakan untuk memperkuat data dan informasi yang telah diperoleh peneliti agar lebih kredibel (dapat dipercaya). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gembar, maupun karya monumental (Sugiyono, 2012 : 329). Dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi informasi dan pengumpulan data yang terkait dengan bentuk peningkatan kompetensi tenaga kependidikan. Dokumen yang dapat digunakan sebagai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

tambahan informasi tersebut, dokumen yang berhubungan dengan kompetensi tenaga kependidikan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah pedoman wawancara dalam bentuk diskusi terarah atau yang sering disebut Focus Group Discussion yang merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007).FGD yang peneliti lakukan diwakilkan kepada 5 orang nara sumber yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang Wakil Kepala Sekolah ( Urusan Kurikulum dan Kesiswaan) serta 2 orang guru senior. Instrument kedua peneliti menggunakan cara studi dokumentasi, yaitu dengan cara mempelajari arsip maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan Kabupaten M agelang.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data pada penelitian kualitatif menurut Satori, dkk (2009 : 164) yaitu data dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah derajat kepercayaan (credibility) dengan menggunakan teknik triangulasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik triangulasi dilakukan dengan melakukan kolaborasi pada pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen melalui sumber-suber yang dapat dipercaya..

H. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Langkah-langkah teknik analisis data tersebut menurut M iles dan Hubberman meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication (Sugiyono, 2012 : 337).

1) Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh sumber data dari lapangan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data yang diperoleh dari lapangan, dikumpulkan, dan disajikan dalam bentuk pedoman wawancara dan deskripsi studi dokumentasi.

2) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang telah dikumpulkan dari sumber data di lapangan. Reduksi data dimulai dari catatan laporan semua data yang diperoleh dari lapangan kemudian diklasifikasikan sesuai pedoman penelitian, dirangkum, dipilah, dan difokuskan pada hal-hal yang penting.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

3) Display Data (Data Display)

Display data merupakan operasional pengkategorian data dengan cara data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan antar data. Data tersebut kemudian dipaparkan dalam bentuk narasi untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

4) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusing Drawing/Verification) Langkah terakhir pada analisis data ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Data disajikan dalam hasil penelitian yang disertai dengan bukti-bukti lapangan. Hasil penelitian tersebut dikaji berdasarkan teori atau peraturan yang sesuai. Dengan demikian, peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian serta memberikan saran terkait kompetensi tenaga kependidikan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

BAB IV

HAS IL DAN PEMBAHAS AN A. Hasil penelitian

Hasil analisis data yang diperoleh peneliti sesuai dengan 4 tahapan teori menurut M iles dan Hubberman yang meliputi data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication (Sugiyono, 2012 : 337), adalah sebagai berikut:

Tenaga kependidikan di samping memenuhi standar kualifikasi juga diperlukan kompetensi untuk meningkatkan kinerjanya. Standar kualifikasi yang harus dipenuhi meliputi kualifikasi pendidikan dan sertifikat (khusus bagi kepala administasi tenaga administrasi sekolah/madrasah) yang masing-masing berbeda untuk setiap jenjang pendidikan di mana telah ditetapkan paling rendah berpendidikan SM P yaitu bagi tenaga atau petugas layanan khusus seperti tukang kebun, penjaga sekolah, tenaga kebersihan, pengemudi, dan pesuruh. Sedangkan standar kompetensi meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis dan kompetensi manajerial, khusus untuk kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah (Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/M adrasah).

Hasil penelitian menunjukkan kompetensi tenaga kependidikan sudah baik, namun pada aspek pengelolaan arsip beberapa tenaga kependidikan cenderung bekerja tanpa mengikuti pedoman/prosedur kearsipan. Kinerja tenaga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

kependidikan yang perlu ditingkatkan yaitu pada aspek pengelolaan arsip. Hal ini tampak dari penyimpanan arsip yang belum terorganisir dengan baik, dokumen-dokumen yang masih berserakan di meja, dokumen-dokumen-dokumen-dokumen yang ada di lemari hanya asal dimasukkan di almari sehingga tumpukkannya tidak teratur. Tata kelola arsip yang tidak baik ini menyebabkan kesulitan dalam pencarian saat dibutuhkan. Oleh sebab itu, pengelolaan arsip yang baik sangat penting diterapkan di setiap sekolah/madrasah karena setiap pekerjaan dan kegiatan sekolah memerlukan data dan informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kemudian untuk lebih memperjelas mengenai kompetensi tenaga kependidikan dan upaya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan di SM A Negeri 1 Bandongan, berikut pendapat narasumber yang terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang wakil Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan) serta 2 orang guru senior, adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Tenaga Kependidikan Ditinjau Dari Kompetensi Kepribadian

Kompetensi tenaga kependidikan di SM AN 1 Bandongan jika ditinjau dari kompetensi kepribadian yang meliputi; memiliki imtegritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab, seperti yang disampaikan oleh narasumber berikut ini :

Kepala Sekolah:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

“kompetensi tenaga kependidikan disini apabila ditinjau dari kompetensi kepribadian sudah cukup baik, walau masih ada yang kurang disiplin dengan datang terlambat atau pulang cepat namun akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian menurut pengamatan kami sudah baik”

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:

“kompetensi kepribadian tenaga kependidikan sudah baik karena sebagian besar tenaga kependidikan memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab”

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:

“kepribadian rata-rata tenaga kependidikan baik, hal ini terlihat sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen mereka ketika bergaul dengan rekan sekerja atau dengan siswa rata-rata orangnya entengan”

Guru 1:

“sebagian besar sudah baik walaupun masih ada yang kurang cekatan, kurang peka atau lambat memberikan reaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan”

Guru 2:

kompetensi kepribadian tenaga kependidikan baik apabila ditinjau dari segi ibadahnya yang rutin dan tepat waktu, kreatif dan inovasi masih kurang, tanggung jawab cukup baik, namun untuk kedisiplinan dan ketelitian masih perlu ditingkatkan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dan hasil observasi diketahui bahwa kompetensi tenaga kependidikan jika dinilai dari dimensi kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut:

a. Integritas dan akhlak mulia ditandai dengan ketekunan beribadah dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma agama,

(49)

c. Pengendalian diri tenaga kependidikan baik dalam menjalankan tugas jarang terjadi konflik antar warga sekolah karena semua permasalah didiskusikan dengan baik,

d. Percaya diri tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas cukup baik, apabila terlihat ada yang kurang percaya diri disebabkan karena belum memahami pekerjaan dengan baik atau karena tingkat pendidikan masih rendah (rata-rata lulusan SM A) dan merasa dari lingkungan pedesaaan, maka akan segera mendiskusikan dan konsultasi dengan kepala sekolah atau personil yang dituakan,

e. Ketelitian masih perlu ditambah lagi karena terlihat masih sering terjadi kesalahan dalam penyelesaian pekerjaan,

f. kedisiplinan masih perlu ditingkatkan karena masih terlihat ada tenaga kependidikan yang terlambat datang atau keluar sekolah pada saat jam kerja tanpa ijin hal ini tentunya perlu menjadi perhatian,

g. Kreatif dan inovasi belum sepenuhnya dimiliki oleh tenaga kependidikan di SM AN 1 Bandongan karena kebanyakan masih perlu dibimbing sehingga kemandirian dalam bekerja masih perlu dimotivasi.

2. Kompetensi Tenaga Kependidikan Apabila Ditinjau Dari Kompetensi S osial

Kompetensi sosial tenaga kependidikan memegang peranan penting dalam peningkatan Kompetensi lainnya dan kinerja tenaga kependidikan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

Nilai penting dari kompetensi sosial tenaga kependidikan, pada satu sisi, terletak pada peran pribadi tenaga kependidikan yang setengah waktu hidupnya berada di lingkungan sekolah, dan setengah lagi di tengah masyarakat. Untuk itu tenaga kependidikan perlu memiliki kemampuan berbaur secara santun dan luwes dengan masyarakat, antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki oleh tenaga kependidikan agar ia dapat bergaul secara luas, leluasa, dan tidak canggung dalam bergaul. Berikut adalah tanggapan narasumber mengenai kompetensi tenaga kependidikan dari sisi kompetensi sosial :

Kepala Sekolah:

“kompetensi tenaga kependidikan dalam hal sosial sangat bagus terlihat dari cara mereka bergaul dengan orang lain dan siswa, cara mereka menerima tamu, bagaimana menghormati orang lain dan bekerja sama orang lain ”

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:

“kompetensi sosial bagi tenaga kependidikan sudah baik hal ini terlihat dari keabraban dan komunikasi yang baik satu sama lain”

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:

“tenaga kependidikan mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang lainnya”

Guru 1:

“kepribadian rata-rata tenaga kependidikan baik, hal ini terlihat sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen mereka ketika bergaul dengan rekan sekerja atau dengan siswa”

Guru 2:

“baik karena disini tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonom”.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

M enurut beberapa pendapat nara sumber tersebut di atas menyatakan bahwa kompetensi tenaga kependidikan dari sudut pandang kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan, Kompetensi sosial sudah dimiliki seorang tenaga kependidikan, yang menunjukkan bahwa tenaga kependidikan sudah memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama tenaga kependidikan, guru, kepala sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kompetensi sosial adalah

kegiatan membangun kerjasama Tim,

mengutamakan pelayanan prima, kesadaran

berorganisasi, membangun komunikasi efektif,

dan membangun hubungan kerja antar tenaga kependidikan.

3. Kompetensi Tenaga Kependidikan Apabila Ditinjau Dari Kompetensi Teknis

Kompetensi teknik tenaga kependidikan merupakan kompetensi untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

Kompetensi tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan administrasi dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Wujud kompetensi tenaga kependidikan yang baik adalah memiliki kemampuan untuk melaksanakan administrasi sekolah seperti yang dinyatakan dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/M adrasah. Pada Permendiknas No. 24 Tahun 2008 dinyatakan tenaga kependidikan dikatakan profesional jika delapan komponen kegiatan administrasi sekolah/madrasah telah mampu dilaksanakan oleh tenaga kependidikan meliputi 1) administrasi kepegawaian, 2) administrasi keuangan 3) administrasi sarana dan prasarana, 4) administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, 5) administrasi persuratan dan pengarsipan, 6) administrasi kesiswaan, 7) administrasi kurikulum, 8) menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk melaksanakan administrasi sekolah.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kompetensi tenaga kependidikan SM AN 1 Bandongan M agelang dapat dijelaskan di bawah ini:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

Tabel 4.1.

Kompetensi Tenaga Kependidikan SM AN 1 Bandongan

No. Indikator TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 TK7

1. Paham tugas dan

Fungsinya √ √ √ √ √ √ √

2. Mampu melaksanakan

adm. Kesiswaan √ √ √ √ √ √ √

3. Mampu melaksanakan adm.

Kepegawaian √ √ √ √ √ √ √

4. Mampu melaksanakan

adm. Kurikulum √ √ √ √ √ - -

5. Mampu melaksanakan

adm. sarana prasarana √ √ √ √ √ √ √

6. Mampu melaksanakan adm.

Humas √ √ √ √ √ √ √

7. Mampu melaksanakan

adm. Persuratan √ √ √ √ √ √ √

8. Mampu melaksanakan

adm. Kearsipan √ √ √ √ √ − −

9. mengoperasikan alat- alat kantor dan paham

internet √ √ √ √ √

- -

10. Memanfaatkan TIK pada setiap kegiatan adm

sekolah √ √ √ √ √

- -

Sumber : Data Primer, 2018 Keterangan :

TK 1 : Pranata Laboratorium Pendidikan/ Laboran TK 2 : Pustakawan

TK 3 : Pengadministrasi Sarpra/Aset

TK 4 : Pengadministrasi Umum Dan Kepegawaian TK 4 : Pengolah Data Kurikulum Dan Kesiswaan TK 5 : Pengadministrasi Keuangan

Gambar

Tabel 4.1. Kompetensi  Tenaga Kependidikan SMAN 1 Bandongan..............

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu sebagai langkah awal menginisiasi RSUDZA sebagai rumah sakit rujukan pertama di Provinsi Aceh dalam rencana penanggulangan bencana internal maupun

Bantuan keuangan dari Propinsi Jawa Barat Bantuan keuangan dari Propinsi DKI Jakarta 01 Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah.

Adalah jumlah atau volume output yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode.. Akibat Luas

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT dengan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterikatan Merek

Menimbang, bahwa sesuai dengan akad yang dibuat oleh Penggugat dan Para Tergugat bahwa jangka kerjasama usaha antara Penggugat dan Para Tergugat berlangsung untuk jangka waktu

Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan modul fisika dasar berbasis virtual laboratory pada materi fluida dinamis cukup layak digunakan dalam pembelajaran dan memberikan

Bahan pembantu dan tambahan yang dipakai harus tidak merusak atau mengubah. komposisi dan sifat khas ikan asin kering, jenis dan dosis harus sesuai

Untuk mengetahui karakterisitik konsumen digunakan Analisis Prosentase, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk