• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMBAR OKCAHYO BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "AMBAR OKCAHYO BAB II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori

Penelitian mengenai pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana bagi hasil terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai 2015 membutuhkan kajian sebagai berikut :

1. Teori Agensi dalam Pemerintahan

Teori agensi adalah hubungan antara dua pihak atau lebih, dimana satu pihak (agent) setuju untuk bertindak dengan persetujuan pihak yang lain (principal). Zimmerman (1997) menyatakan bahwa agency problem

terjadi pada semua organisasi, baik sektor publik maupun sektor swasta. Pada sektor swasta, agency problem terjadi antara pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Pada sektor publik,

agency problem terjadi antara pejabat yang terpilih rakyat sebagai agent

(2)

Menurut Meisser (2006), terdapat 2 permasalahan agensi yaitu adanya informasi asimetris dimana agen secara umum memiliki lebih banyak informasi dari prinsipal dan terjadinya konflik kepentingan akibat ketidak samaan tujuan, di mana agen tidak selalu bertindak sesuai dengan tujuan kepentingan prinsipal.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dalam penelitian Dahar (2012) memiliki 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat tehnologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi ini, misalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan pada teori pertumbuhan ekonomi klasik menjelaskan bahwa diantara pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk produksi marginal lebih tinggi dari pada pendapatan perkapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marginal akan mulai mengalami penurunan. Dengan begitu pendapatan nasional dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

(3)

wealth of the nation”, teori yang dibuat dengan teori the invisible hands. Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith dalam penelitian Dahar (2012) ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output total, dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja (pertumbuhan penduduk), dan jumlah persediaan.

Hal ini dapat dijelaskan dengan variabel-variabel penelitian dimana dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut untuk bisa memilih tindakan yang tepat sehingga memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir biaya. Oleh sebab itu pemerintah daerah harus memiliki kebijakan publik yang tepat dalam melakukan hal tersebut.

Sedangkan penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) pemerintah pusat yaitu Dirjen Perimbangan Keuangan Negara harus bisa memilih tindakan yang tepat dalam prosentase pemberian dana kepada pemerintah daerah. Sehingga dapat meminimalisir biaya dan memaksimalkan keuntungan yang ada sehingga lebih banyak terserap untuk belanja modal.

3. Pertumbuhan Ekonomi

(4)

nasional agregat dalam kurun waktu tertentu misalkan satu tahun. Sedangkan menurut Todaro (2006) dalam penelitian Prio (2013), pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar.

Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu (Prasetyo, 2009) dalam penelitian Prio (2013).

Menurut Sukirno (1996) dalam penelitian Uhise (2013), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui penanaman modal, penggunakan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

(5)

yang dihasilkan pada suatu negara atau nasional. PDRB untuk mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu daerah atau lokal. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menggunakan PDRB sebagai alat ukur untuk menilai pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi menurut Boediono (1992:1) ialah proses kenaikan output pekapita dalam jangka panjang. Perhatikan tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”, bukan suatu gambaran

ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan “output perkapita.” Disini jelas ada dua sisi

yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total nya (GDP) dan sisi jumlah penduduknya. Output perkapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa, dengan jalanmelihat yang terjadi dengan output total disatu pihak, dan jumlah penduduk dilain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk.

(6)

“momentum” bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam

periode selanjutnya. Persyaratan ini mungkin agak terlalu ketat. Tetapi apabila dipenuhi, maka kita bisa yakin bahwa kenaikan output per kapita tersebut akan merupakan proses jangka panjang.

Menurut Boediono (1992:2) Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan menegenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu “ceritera” (yang logis) mengenai bagaimana proses

pertumbuhan terjadi. 4. Pendapatan Asli Daerah

(7)

PAD is a source of financing for capital expenditure. PAD obtained from direct contributions from the community, such as taxes, levies, and other agencies responsible sebagainya. (local government) to the principal (society) is to provide a public service (public service) is good to the community through the capital budget, because the community has given Part of the money to the government area. Form provide public services to the public administration denagn provision of adequate infrastructure in daerahnya.Pengadaan infrastructure or facilities such infrastructures financed from the budget allocation for capital expenditure in the budget each tahunnya. Whit Thus, there is a relationship between PAD with allocation capital expenditures. But not all areas of high argued followed by good economic growth as well.

Nurlis (2016) vol 7 menyatakan menyatakan bahwa PAD merupakan sumber pembiayaan untuk expenditur modal. PAD yang diperoleh dari kontribusi langsung dari masyarakat, seperti pajak, retribusi, dan agencie lainnya jawab sebagainya. (pemerintah daerah) Keprincipal (masyarakat) adalah untuk menyediakan pelayanan publik (Pelayanan publik) baik kepada masyarakat melalui modal dia anggaran, karena masyarakat telah memberikan Bagian dari uang kepada pemerintah daerah. Bentuk menyediakan publik layanan untuk administrasi publik dengan Provinsi infrastruktur yang memadai di daerahnya. Pengadaan sebuah infrastruktur atau fasilitas infrastruktur seperti financed dari alokasi anggaran untuk expe modal nditure dianggaran setiap tahunnya. Dengan demikian, ada relati suatu onship antara PAD dengan expendit modal alokasi. Tapi tidak semua bidang tinggi berargumen diikuti oleh baik Pertumbuhan ekonomi juga.

(8)

yang terdiri atas Hasil Pajak Daerah (HPD), Retribusi Daerah (RD), Pendapatan dari Laba Perusahaan Daerah (PLPD) dan Lain-lain Pendapatan yang Sah (LPS). Diharapkan dengan adanya penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi daerah dan akan berdampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi nasional. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat meningkatkan investasi Belanja Modal pemerintah daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik.

(9)

untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan (Darwanto, (2006) dalam penelitian Candra (2014), hal tersebut mengakibatkan tidak meratanya Pertumbuhan Ekonomi disetiap daerah.

5. Dana Alokasi Umum

DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan antar-daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dari pengertian yang diambil dari Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa DAU merupakan sarana untuk mengatasi ketimpangan fiskal antar daerah dan di sisi lain juga memberikan sumber pembiayaan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa DAU lebih diprioritaskan untuk daerah yang mempunyai kapasitas fiskal yang rendah.

Menurut Undang-undang nomor 33 tahun 2004 porsi DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN. Sementara itu, proporsi pembagian DAU untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan sesuai dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota. Secara definisi DAU dapat diartikan sebagai berikut Sidik (2003) dalam penelitian Uhise (2013) :

(10)

selah fiskal yang selisih antara kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal.

2. Instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance yang dialokasikan dengan tujuan peningkatan kemampuan keuangan antar daerah dan penggunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh daerah.

3. Equalization grant, berfungsi untuk menetralisasi ketimpangan kemampuan keuangan dengan adanya PAD, bagi hasil pajak, dan bagi hasil SDA yang diperoleh daerah otonomi dan pembangunan daerah.

Menurut Ikhwan (2009) dalam penelitian Susanto (2016) Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat Block Grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

(11)

sangat penting guna meningkatkan infrastruktur publik, sehingga dapat mendukung peningkatan Pertumbuhan Ekonomi.

6. Dana Alokasi Khusus

Pada hakikatnya pengertian Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus. Pengalokasian DAK memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN, yang berarti bahwa besaran DAK tidak dapat dipastikan setiap tahunnya. DAK diberikan kepada daerah apabila daerah menghadapi masalah-masalah khusus. Menurut Hairul Aswadi (2001) dalam Anis setyawati dan Ardi Hamzah, 2007) menyatakan bahwa tujuan dari penggunaan DAK dapat diarahkan pada upaya untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan salah satu isu nasional yang perlu dituntaskan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Friska Sihite (2009) yang memperoleh hasil bahwa Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Daerah. Berdasarkan landasan teoritis dan temuan-temuan empiris di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pertumbuhan ekonomi daerah.

(12)

dikaitkan, maka dengan adanya kenaikan Dana Alokasi Khusus (DAK) maka akan meningkatkan belanja daerah untuk keperluan dari daerah tersebut. Jika belanja naik, diharapkaa perekonomian daerah juga akan naik.

7. Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil (DBH) dalam penelitian Ubar (2011) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil terdiri dari DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam (SDA).

Berdarakan UU No 33 tahun 2004 menjelaskan tentang dana perimbangan antara pemerintaha pusat dan daerah, menjelaskan bahwa Dana Bagi hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapaan APBD yang kemudian dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk memenuhi kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH yang ditransfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terdiri dari dua jenis yaitu :

a) Dana bagi hasil pajak

b) Dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) DBH yang berdasarkan dari sumber daya alam yaitu :

• Kehutanan

(13)

• Perikanan

• Pertambangan minyak bumi

• Pertambangan gas bumi

• Pertambangan minyak bumi

B. Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan informasi yang telah di uraikan sebelumnya penelitian ini menganalisis tentang pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana bagi hasil untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat. Sehingga diketahui apakah kinerja pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi sudah baik atau tidak.

Perkembangan dan pembangunan sering digunakan secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama terutama dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu adanya kenikan output persatuan input. Dengan kata lain, dengan kesatuan input dapat menghasilkan output yang lebih banyak ( Irawan dan Suparmoko, 1992 ).

(14)

dengan tujuan untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2006) dalam pennelitian Susanto (2016) menyatakan bahwa Dana Alokasi Umurn (DAU) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan landasan teoritis dan temuan- temuan empiris di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara dana alokasi umum dan pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut Yani (2002) dalam artikel Marizka dana alokasi khusus dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan dan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat.

Adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) maka akan meningkatkan belanja daerah untuk keperluan dari daerah tersebut. Jika belanja naik, diharapkan perekonomian daerah juga akan naik. Penelitian (Susanto, 2016).

(15)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Variabel independen variabel dependen

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait mengenai pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana bagi hasil pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi : Tabel 2.1

Nama Peneliti

Judul

penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Putu candra Gunatara dan A.A.N.B. Dwirandra (2014) Penaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dengan belanja modal sebagai variabel pemoderasi di Bali menunjukkan bahwa PAD, DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi secara parsial, sedangkan Belanja Modal berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial. Hasil uji simultan menunjukan PAD, DAU, dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Belanja menggunak an belanja modal sebagai variabel pemoderasi, tempat penelitian dan periode penelitian menggunak an variabel dependen dan independen yang sama. Pendapatan Asli Daerah

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Dana Bagi Hasil

(16)

Nama Peneliti

Judul

penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Modal memperlemah pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi, sedangkan masuknya Belanja Modal sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi pengaruh DAU terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Putu Eka Suwandika dan I Nyoman Mahendra Yasa (205)

Pengaruh PAD dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di Provinsi Bali

PAD dan Investasi berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

kabupaten/kota di Provinsi Bali, PAD berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran kabupaten/kota di Provinsi Bali, Investasi berpengaruh menggunak an variabel independen yaitu investasi dan masuknya variabel dependen tingkat penganggur an waktu PAD sebagai variabel independen dan pertumbuha n ekonomi sebagai variabel dependen. positif terhadap Tingkat Pengangguran kabupaten/kota di Provinsi Bali, Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengangguran di kabupaten/kota di Provinsi Bali, PAD berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran melalui Pertumbuhan Ekonomi

(17)

Nama Peneliti

Judul

penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali Stepvani Uhise tahun (2013) DAU dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dengan Belanja modal sebagai variabel intervening

dana alokasi umum secara langsung berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, . Pengaruh dana alokasi umum secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara adalah bersifat negatif dan tidak signifikan, . Pengaruh dana alokasi umum secara langsung berpengaruh positif terhadap belanja modal, belanja modal sebagai variabel intervening, tempat,dan waktu penelitian independen dan dependen sama. Edi Susanto dan Marhaman Pengaruh PAD, DAU, DAK terhadap PAD,DAK berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Penambaha n pada variabel terletak pada variabel (2016) pertumbuhan

ekonomi dengan belanja daerah sebagai variabel moderating di Jawa Timur ekonomi, (DAU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi independen dan belanja daerah sebagai variabel moderating, tempat dan waktu penelitian. independen dan dependen. Riva Ubar Harahap (2011) Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kab./ Kota Provinsi Sumatera Utara Menunjukkan bahwa DAU, DAK dan DBH berpengaruh terhadap IPM.

Secara parsial DAU, DAK dan DBH tidak berpengaruh terhadap IPM. Hal ini

(18)

Nama Peneliti

Judul

penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan tinggi terhadap

peningkatan IPM ialah sektor yang

mengurangi kesenjangan yaitu sektor perdagangan, tenaga kerja dan industri. Sedangkan sektor-sektor

infrastruktur memiliki pengaruh langsung relatif kecil terhadap peningkatan IPM.

D. Perumusan Hipotesis

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(19)

Penelitian yang dilakukan oleh Gunantara dkk (2014) menyatakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari landasan penelitian terdahulu dan beberapa penjelasan dari pendapatan asli daerah dikatakan bahwa ada hubungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari penelitian tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat. 2. Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disuatu daerah, dimana dana alokasi umum adalah dana yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk daerah dengan tujuan untuk mengatasi ketimpangan fiskal keuangan antara pemerintah pusat dan ketimpangan horizontal antar pemerintah daerah karena ketidakmerataan sumber daya yang ada pada masing-masing daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Gunantara dkk (2014) menyatakan bahwa dana alokasi umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan landasan teoritis dan temuan-temuan empiris di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara dana alokasi umum dan pertumbuhan ekonomi Daerah. Dari hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian:

(20)

3. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu dana perimbangan yang menjadi bagian dari sumber pendapatan yang mana diatur dengan Peraturan Pemerintah dalam bentuk realisasi belanja daerah. DAK dialokasikan dari APBN untuk membantu membiayai program khusus di daerah tertentu sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk mendanai pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

Dana Alokasi Khusus adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus bertujuan untuk mendanai

kebutuhan-kebutuhan daerah yang bersifat khusus. Sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun

2004, yang dimaksud dengan kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang tidak

dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam

pengertian kebutuhan yang tidak sama dengan kebutuhan daereah lain,

contohnya kebutuhan di daerah transmigrasi, pembangunan jalan di daerah

terpencil, saluran irigasi.

(21)

H3 : Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat.

4. Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil yang diperoleh pemerintah daerah diharapkan mampu untuk meningkatan alokasi Belanja Daerah guna meningkatkan pelayanan publik bagi daerah sebagai tujuan dari desentralisasi. Hal ini diperkuat oleh penelitian Masdjojo dan Sukartono (2009) yang menyatakan Dana Bagi Hasil berpengaruh pada Belanja Daerah. Sedangkan Pujiati dalam penelitian Nuryanti (2015) menyatakan bahwa dana bagi hasil berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi.

Semakin tinggi DBH maka ekspektasi tingkat pembangunan daerah semakin tinggi, sehingga DBH berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara DBH dengan pertumbuhan ekonomi diasumsikan dengan semakin tinggi DBH maka ekspektasi tingkat pembangunan daerah semakin tinggi (Pujiantti 2008, Santosa 2013, Riska dkk 2014, Hendriwiyanto, 2015) dalam penelitian Nuryanti (2015)

Gambar

Tabel 2.1 Nama

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Proses pengujian pada sistem penyediaan daya otomatis ini tegangan yang dihasilkan oleh aki setelah melalui inverter adalah 220V AC dan daya yang kurang lebih 100VA selama

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa jumlah pasien asma yang memiliki riwayat penyakit asma pada keluarga lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki

Limbah kotoran ternak yang dihasilkan juga tercatat setiap harinya.perlu ditingkatkan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh peternakan BBG mengenai pengolahan limbah

BAB V : Hasil dan Pembahasan Studi Kasus , berisi tentang sebaran dan waktu penyejukan, gradien temperatur vertikal ruang, dan kecepatan

Pemilihan pemasok melibatkan banyak subkriteria, dimana AHP dianggap tepat untuk merepresentasikan natural thinking yang cenderung mengklasifikasikan elemen sistem ke level

Di Sumatera Barat bantuan dana bergulir kepada masyarakat miskin salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diperuntukkan

Sehingga diperoleh variabel dominan yaitu jaminan karena nilai koefisien regresi untuk variabel jaminan adalah sebesar 0,373, sebingga menempatkan variabel jaminan

Sehingga peneliti memiliki tujuan penelitian untuk menganalisis tingkat kelayakan investasi, penambahan alat konveksi pada usaha Ella Convection dari berbagai