• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Keterampilan Membaca a. Pengertian Keterampilan Membaca - INTA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Keterampilan Membaca a. Pengertian Keterampilan Membaca - INTA BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Landasan Teori

1. Keterampilan Membaca

a. Pengertian Keterampilan Membaca

Membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari menyimak, berbicara, dan menulis. Ketika seorang membaca dia akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan maupun tertulis. Membaca dilakukan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Menurut Resmini (2007: 73) menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan yang sering kita lakukan, tetapi kadang-kadang kita tidak mengetahui apa sebenarnya membaca itu. Membaca berasal dari kata baca, yang artinya memahami tulisan. Membaca merupakan suatu kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi serta makna, selain itu juga menarik sebuah kesimpulan mengenai maksud bacaan.

(2)

memahami bacaan kita akan memperoleh suatu informasi atau hal yang pembaca inginkan. Menurut Farida (2008: 4) menyatakan ada beberapa jenis membaca diantaranya yaitu 1) membaca pemahaman (reading for understanding) 2) membaca memindai (scaning) 3) membaca layap (skimming) 4) membaca intensif (intensive reading) 5) membaca nyaring dan 6) membaca dalam hati.

Membaca pemahaman (reading for understanding), adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan umumnya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lembatnya membaca. Menurut Resmini (2006: 45) mengatakan bahwa pembaca pemahaman adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis. Pengajaran membaca pemahaman merupakan pengajaran yang sangat penting. Jika dilaksanakan dengan bak, pengajaran ini akan memberikan dampak positif terhadap keberhasilan belajar siswa.

(3)

membelajarkan siswa mengenai cara mengubah tulisan kata dan kalimat menjadi bunyi-bunyi bahasa.

b. Tujuan Membaca

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif diantaranya yaitu dengan membaca. Dengan membaca seseorang akan memperoleh wawasan pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga memancing seseorang untuk memperoleh informasi yang lainnya merupakan salah satu tujuan dari kegiatan membaca. Tujuan utama membaca menurut Tarigan (2008: 9) adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.

Prasetyo (2008: 60) juga berpendapat mengenai tujuan membaca yaitu:

1) Membaca sebagai suatu kesenangan tidak melibatkan proses pemikiran yang rumit. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk mengisi waktu senggang.

2) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, seperti membaca buku pelajaran atau buku ilmiah.

3) Membaca untuk dapat melakukan suatu pekerjaan atau profesi. Misalnya membaca buku keterampilan teknis yang praktis atau buku pengetahuan umum (ilmiah populer).

(4)

besar manfaat membaca dalam menyempurnakan pemahaman siswa terhadap apa yang dibacanya.

c. Penilaian Membaca

Kegiatan membaca hendaknya dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Kegiatan membaca pemahaman dapat dikatakan baik dan berhasil apabila memenuhi kriteria penilaian. Penilaian membaca pemahaman merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memerlukan penilaian tersendiri. Agar dapat memiliki keterampilan membaca pemahaman yang baik, seseorang hendaknya menguasai beberapa kriteria penilaian keterampilan membaca. Adapun kriteria penilaian dalam keterampilan membaca menurut Nurgiyantoro (2010: 391) yaitu pemahaman detail isi teks, kelancaran pengungkapan, ketetapan diksi, ketepatan srtuktur kalimat dan kebermaknaan kalimat.

(5)

2. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

a. Pengertian Bahasa Jawa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang digunakan penduduk bersuku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan lain sebagainya. Kedudukan bahasa Jawa di Indonesia sebagai salah satu bahasa daerah yang berasal dari daerah Jawa digunakan sebagai salah satu bahasa komunikasi, bahasa pergaulan sehari-hari di lingkungan Jawa khususnya di Jawa Tengah untuk berinteraksi antar individu. Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama bagi anak yang bersuku bangsa Jawa, selain itu bahasa Jawa merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga.

(6)

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Dasar ditetapkan pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah tentang kurikulum muatan lokal (Bahasa Jawa) untuk jenjang pendidikaan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut dapat disimpukan dengan dilaksanaknnya pembelajaran bahasa Jawa memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai, yaitu

1) Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Jawa, dan secara aktif mampu memahami nilai-nilai estetika, etika, moral, kesantunan dan budi pekerti.

2) Siswa mampu menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa.

3) Siswa mampu menyelaraskan pemakaian bahasa, sastra dan aksara Jawa agar sejalan dengan pembinaan bahasa Indonesia.

4) Siswa menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana komunikasi dan ekspresi budaya.

(SK Gubernur 2010. Nomor: 423.5/5/2010)

(7)

c. Materi Pembelajaran Bahasa Jawa (Teks Cerita Wayang

Mahabarata)

Kurikulum muatan lokal (bahasa Jawa) dalam peraturan gubernur Jawa Tengah di kelas IV menetapkan empat aspek yang harus dikuasai siswa yaitu aspek berbricara, membaca, menulis, dan menyimak. Pada semester genap peraturan gubernur Jawa Tengah di kelas IV menetapkan Standar Kompetensi pada aspek berbicara yaitu mampu mengemukakan perasaan dan gagasan secara lisan tentang peristiwa tertentu dan cerita tokoh wayang dengan bahasa yang santun; dengan Kompetensi Dasar yaitu menceritakan tokoh wayang Puntadewa. Pada kegiatan penelitian ini peneliti hanya menggunaka 2 tokoh teks cerita wayang mahabarata yaitu:

1) Puntadewa dan 2) Bima

3. Strategi PQ4R

a. Pengertian Strategi PQ4R

(8)

pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, yang akan memperkaya pengkodean.

Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Menurut Pratiwi dalam Trianto (2010: 150), strategi ini terdiri dari: (1) pembuatan catatan; (2) penggunaan analogi; dan (3) strategi PQ4R.

Trianto (2010: 150) Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainnya. Dengan keterampilan membaca itu setiap siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan berbagai keterampilan yang lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup.

(9)

siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Dengan begitu siswa menjadi lebih aktif. Mengenai hal tersebut juga berpendapat bahwa startegi PQ4R ini merupakan salah satu strategi belajar yang dapat membuat siswa senang dan aktif untuk belajar didalam kelas. Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu strategi membaca yang dirasa mampu membantu siswa dalam mengingat materi yang mereka baca, sehingga mengakibatkan informasi baru yang diterima oleh siswa dari kegiatan membaca yang dilakukannya akan menjadi lebih bermakna.

b. Langkah-langkah Pembelajaran PQ4R

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dikelas memiliki langkah-langkah yang baik. Menurut Trianto (2010: 151) langkah-langkah PQ4R sebagai berikut:

1) Preview

Langkah pertama dimaksudkan agar siswa, membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem peran dan interaksinya. Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan subjudul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf atau ringkasan pada akhir suatu bab. 2) Question

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. gunakan “judul dan sub judul atau topik dan sub topik utama” awali pertanyaan dengan menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”.

3) Read

Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

4) Reflect

(10)

atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara (1) menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah anda ketahui; (2) mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama; (3) cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; dan (4) cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.

5) Recite

Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butif penting dengan nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta untuk membuat inti sari materi dari bacaan.

6) Review

Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (inti sari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan diajukan.

(11)

lisan yang nantinya akan meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.

c. Kelebihan dan Kelemahan PQ4R

Metode PQ4R juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Ali Muhamad (Noviyanti, 2012) didalam jurnanya menyatakan bahwa model pembelajaran strategi metode PQ4R memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu:

1) Strategi PQ4R, sangat tepat digunakan untuk mengajarkan pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah dab pengetauan penalaran dalam kehidupan sehari-hari; 2) Dapat mengaktifkan pengetahuan awal peserta didik dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui sebelumnya; 3) Membantu peserta didik mengingat apa yang telah dibaca/efektif membantu peserta didik menghafal informasi dari bacaan; 4) Membantu peserta didik memahami suatu bacaan pada teks bacaan; 5) Memotivasi peserta didik untuk belajar sendiri; 6) Mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengkomunikasikan pengetahuannya.

(12)

Strategi belajar PQ4R akan membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca. Melalui keterampilan membaca, siswa akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Menurut Merta didalam jurnalnya mengatakan bahwa pada umumnya, apabila siswa membaca untuk menjawab pertanyaan maka akan membuat siswa membaca lebih berhati-hati sehingga membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.

Selain memiliki kelebihan, strategi PQ4R juga memiliki kekurangan, diantaranya yaitu:

1) Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural, seperti pengetahuan keterampilan; 2) Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah; 3) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah yang terlalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.

Salah satu cara yang memungkinkan untuk mengatasi kelemahan strategi PQ4R tersebut adalah dengan cara mengupayakan ketersediaan buku siswa (buku cetak) untuk menunjang belajar siswa. Dengan ketersediaan buku siswa yang memadai akan sangat membantu siswa dalam kegiatan pembelajarn di sekolah dan memudahkan siswa memahami sebuah bacaan baik di sekolahan maupun di rumah, karena pada dasarnya siswa menghabisakan banyak waktu diluar sekolahan.

Yulianti berpendapat mengenai solusi untuk mengatasi kelemahan strategi PQ4R yang telah dikemukakan di atas, yaitu sebagai berikut:

(13)

berdasarkan dari jumlah siswa masing-masing kelas, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. 3) dalam pelaksanaan metode PQ4R, apabila jumlah siswa terlalu besar sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran dengan melakukan team teaching (mengajar dengan berpasangan), agar dapat lebih mudah dalam membimbing siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

B.Hasil Penelitian yang Relevan

1. Fikri Zainul Ahmad (2013: 216) melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca

Pemahaman Pada Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian ini adalah penelitian

(14)

Yang kemudian dilanjutkan pada siklus II, dengan nilai pada pertemuan 1 memperoleh skor 86,36 sedangkan pada pertemuan 2 memperoleh skor 86,45. Jadi rata-rata nilai ketercapaian pada siklus II adalah 86,40. Siklus II sudah melampaui kriteria ketercapaian yang ditentukan yaitu ≥80.

2. Mieske Wungkana (2014: 332) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Metode PQ4R pada Siswa Kelas V SD Negeri Inpres 1 Tatura”. Penelitian ini adalah

(15)

3. Eri Sarimanah (2016: 76) telah melakukan penelitian yang berjudul “Efectivenes Of PQ4R Metacognitive Strategy Based Reading Learning Models In Junior High School”. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,

subjek dalam penelitian ini di SMP Negeri 3 Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model pembelajaran ideal yang dibutuhkan oleh siswa

adalah model pembelajaran bacaan berbasis metakognitif PQ4R. Secara

struktural, model pembelajaran ini layak, relevan, dan sesuai dengan prinsip

pengembangan model pembelajaran, baik dari pandangan substansial

maupun model struktural. Berdasarkan hasil uji coba dengan desain

penelitian eksperimental (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol),

model pembelajaran bacaan berbasis metakognitif PQ4R efektif untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP. Bahkan hasil belajar lebih

baik daripada kelas membaca yang dilakukan oleh guru yang tidak

menggunakan strategi PQ4R metakognitif. Pembelajaran strategi membaca

metakognitif berbasis PQ4R siswa SMP lebih efektif daripada belajar

membaca guru tanpa menggunakan strategi metakognitif PQ4R dengan

hasil perhitungan uji 5.975 t test lebih besar dari t tabel 1.67. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis strategi metakognitif

bacaan PQ4R efektif dan bugar untuk digunakan di sekolah menengah.

(16)

on Slow Learners’ Level of Attention in English Subject at Secondary

Level”. Penelitian ini mengambil sampel dari 20 siswa yang lambat dipilih dari siswa kelas 9 sampel. Lembar observasional digunakan untuk

mengamati tingkat perhatian siswa sampel selama percobaan. Durasi

percobaan adalah enam minggu. Statistik deskriptif dan chi-Square

digunakan untuk analisis data. Dengan demikian strategi PQ4R terbukti

efektif dalam meningkatkan tingkat perhatian peserta didik yang lambat.

C.Kerangka Pikir

Kondisi awal saat melakukan observasi dan wawancara yang didapatkan data, bahwa kondisi siswa SD Negeri Karangturi sebelum menggunakan metode PQ4R keterampilan membaca pemahaman siswa terbilang masih rendah dapat dilihat dari siswa belum mampu memahami isi bacaan dengan baik hal ini terlihat dari saat guru menanyakan isi bacaan khususnya cerita wayang belum banyak siswa yang mampu menjawab dengan jawaban yang tepat, jawaban siswa pada lembar soal terkait dengan isi teks bacaan cerita wayang masih banyak yang keliru. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; bahan bacaan yang kurang menarik. Padahal mata pelajaran bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih menghargai dan membanggakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah serta dapat melestarikannya, dan dapat mendorong siswa untuk mencari hal baru yang belum diketahuinya.

(17)

Jawa, hal tersebut akan berpengaruh pada rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya upaya untuk membuat siswa mejadi lebih paham terhadap isi bacaan, salah satu metode yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada pembelajaran bahasa Jawa adalah menggunakan strategi PQ4R.

Strategi PQ4R lebih menekankan pada keterampilan membaca. Dengan keterampilan membaca itu setiap siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan berbagai keterampilan yang lainnya seperti keterampilan menyimak maupun keterampilan berbicara yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Strategi ini akan menambah pengalaman baru bagi siswa dalam kegiatan membaca, sehingga akan membuat siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam membaca dan diharapkan dengan menggunakan strategi PQ4R akan meningkatkn keterampilan membaca pemahaman siswa.

Kondisi Awal

 Rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa

 Siswa belum mampu memahami isi bacaan dengan baik

 Belum menggunakan strategi PQ4R

Kondisi Akhir

Penerapan strategi PQ4R diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa terhadap teks cerita wayang Mahabarata

kelas IV SD Negeri Karangturi.

Pelaksanaan

Menerapkan strategi PQ4R

(18)

D.Hipotesis Tindakan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan strategi Crossword Puzzle ini untuk meneliti dengan variabel yang berbeda yakni peneliti menggunakan strategi Crossword Puzzle ini untuk meningkatkan rasa ingin

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi empati adalah kemampuan individu yang melibatkan komponen kognitif dan afektif untuk menempatkan diri dalam

Yusuf dan Suhendar menjelaskan bahwa salah satu alasan disebut pelayanan langsung karena bentuknya berupa pemberian layanan langsung adalah karena bentuknya berupa

Suprijono (2012: 131) memaparkan kelebihan dan kekurangan permainan tebak kata sebagai berikut, kelebihanyan adalah a) anak akan mempunyai kekayaan bahasa,

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang saling bertalian

Berdasarkan tabel persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah

1) Keotentikan dari gambar yang digunakan sebagai media. 2) Sederhana, sehingga mudah dipahami siswa. 3) Mempunyai ukuran yang dapat disesuaikan dengan ruangan. 4) Sesuai

Taufik Siraj dalam bukunya Pembelajaran Bahasa Arab MI mengungkapkan bahwa salah satu strategi pembelajaran berbicara adalah metode dialog berpasangan (Al-Hiwar