• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Hakikat Keterampilan Membaca Permulaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Hakikat Keterampilan Membaca Permulaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6 2. BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Membaca Permulaan a. Keterampilan Membaca Permulaan

Aktivitas membaca merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Karena membaca adalah salah satu jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Keterampilan membaca permulaan merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang sangat penting dalam menunjang perkembangan keterampilan membaca lanjut.

Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa yang menurut Broughton (Tarigan,2008:11) bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan- keterampilan kecil. Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: (1) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari (1) dan (2) dengan makna atau meaning.

Keterampilan membaca permulaan menurut Rahim (2009: 2). merupakan keterampilan yang melibatkan kemampuan dalam mengasosiasikan kata-kata dan kalimat dengan bunyinya sesuai dengan sistem penulisan yang digunakan.

Keterampilan membaca melibatkan kemampuan dalam penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata.

Menurut Slamet (2008: 59). keterampilan membaca permulaan merupakan kemampuan untuk mendasari keterampilan membaca lanjut. Dalam keterampilan membaca permulaan ada dua tahap pengajaran, yaitu tahap tanpa buku dan tahap dengan buku. Pada tahap tanpa buku (persiapan), siswa dikenalkan tentang: (1) sikap duduk yang baik, (2) cara meletakkan atau cara menempatkan buku di meja, (3) cara memegang buku, (4) cara membalik halaman buku yang tepat, dan (5) melihat/ memperhatikan gambar atau tulisan. Pada tahap dengan buku (sesudah

(2)

pramembaca), siswa dikenalkan tentang: (1) lafal atau ucapan kata, (2) intonasi kata dan intonasi kalimat, huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal anak, (3) kata-kata baru yang bermakna, (4) bacaan kurang lebih sepuluh kalimat, (5) kalimat sederhana, dan (6) huruf capital pada awal kata nama orang, Tuhan, agama, dan kitab suci.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca permulaan merupakan kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Keterampilan ini diajarkan pada sekolah dasar kelas satu dan dua,berdasarkan simpulan tersebut adalah keterampilan membaca permulaan ini sangat penting dan diwajibkan untuk dipelajai pada sekolah dasar karena sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari pada tahap selanjutnya.

b. Langkah-langkah Membaca Permulaan

Ritawati (2010:51) mengemukakan langkah-langkah membaca, permulaan sebagai berikut (1). mengenal unsur kalimat,(2). mengenal unsur kata, (3).mengenal unsur huruf, (4).merangkai huruf menjadi suku kata, (5).merangkai suku kata menjadi kata.

Akhadiah, dkk (1998:34) mengemukakan langkah-langkah pengajaran membaca permulaan sebagai berikut: Langkah pertama menentukan tujuan pokok bahasan yang akan di berikan. Tujuan ini dapat mengembangkan bahan pengajaran setelah bahan pelajaran dan bahan latihan disusun, kemudian harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan. Bagaimana urutan pemberian bahan- bahannya, dan bagaimana cara mengaktifkan siswa. Pada tahap latihan, guru dapat membuat kombinasi baru, baik dengan kata maupun suku kata, dan huruf. Hal ini mudah dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu yang tersedia, anak dapat bermain dengan kartu-kartu tersebut. Misalnya membentuk suku kata, kata ataupun kali mat. Untuk memantau apakah anak telah mencapai tujuan yang ditetapkan, guru dapat membuat tes formatif. Pada hal ini guru dapat

(3)

menggunakan berbagai cara yang di anggap terbaik untuk kelangsungan pembelajaran.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan langkah-langkah membaca permulaan adalah guru memberikan pokok bahasan yang akan diberikan dan mengenalkan unsur kalimat, mengenalkan unsur kata,mengenalkan unsur huruf ,merangkai huruf menjadi suku kata,merangkai suku kata menjadi kata.

c. Tujuan Membaca Permulaan

Tujuan membaca menurut Julie Salmons ( 2010) yang tertuang dalam Jurnal internasionalnya menyatakan bahwa dalam bahasa inggris sebagai berikut : Julie Salmons,who coaches teachers in reading and tutor Struggling readers,believe the data meeting spurred by reading first helped to create and maintain a ” which is why,she says,the meeting are far from being merely a review of numbers

Maksud dari pernyataan di atas adalah : Bahwa Julie Salmons adalah seorang pelatih para guru dalam membaca dan guru pribadi par pembaca yang berjuang,mempercayai data dari pertemuan yang membahas tentang tujuan membaca permulaan adalah dapat membantu untuk menciptakan dan mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang didapat siswa yang berfungsi untuk menambah atau meningkatkan prestasi siswa. Dari kutipan pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan membaca permulaan dapat diartikan dapat membantu siswa menambah pengetahuan dan meningkatkan prestasi siswa tersebut.

Mengenai tujuan pengajaran membaca permulaan, Slamet (1997: 129).

mengemukakan bahwa tujuan secara umum ialah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada siswa untuk megenal tentang tekni-teknik membaca permulaan. Secara rinci pembelajaran membaca permulaan bertujuaan untuk: (1) memupuk dan memgembangkan keterampilan untuk memahami dan mengenal cara membaca permulaan dengan benar;(2) melatih dan mengembangkan keterampilan siswa untuk mengenal huruf;(3) melatih dan mengembangkan keterampilan siswa untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa;(4) memperkenalkan dan melatih siswa untuk membaca dengan teknik-tejnik

(4)

tertentu;(5) melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata yang dibaca;(6) melatih keterampilan siswa untuk dapat menetapkan arti tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks. Menurut Supriyadi (2008: 77). pengajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa Indonesia. Pengajaran membaca bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa lisan siswa

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama membaca permulaan adalah untuk meningkatkan keterampilan mekanik berbahasa lisan yang meliputi: mengenali bentuk huruf, unsur-unsur linguistik, hubungan pola eja bunyi, dan pemahaman kosa kata.

d. Aspek Perkembangan Membaca Permulaan

Zuchdi dan Budiasih (2001: 31) menyatakan bahwa materi yang diajarkan dalam membaca permulaan adalah a) lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana, b) huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal anak, c) kata -kata baru yang bermakna, d) lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru (huruf yangdiperkenalkan 10 sampai 20 huruf).

Aspek yang diukur pada indikator kinerja bersumber pada tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas nomor 58 tahun 2009. Aspek-aspek yang diukur dalam pengenalan membaca permulaan adalah a) mengenal dan melafalkan simbol huruf yang dikenal, b) menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama, c) membaca kata sederhana, d) merangkai huruf menjadi suku kata atau sebaliknya, e) memasangkan gambar dengan tulisan yang melambangkan.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat mengambil 3 indikator aspek perkembangan membaca permulaan : a) lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhan b) mengenal dan melafalkan simbol huruf yang dikenal, c) membaca kalimat sederhana.

(5)

e. Penilaian Membaca Permulaan

Evaluasi atau penilaian menurut Soclhan (2009: 46). merupakan proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan informasi untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data. Berkaitan dengan pembelajaran, informasi atau data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran.

Kegiatan tersebut mencakup apa yang dilakukan guru, apa yang terjadi di dalam kelas, dan apa yang dilakukan dan diperoleh siswa. Penilaian yang dilakukan harus berkesuaian dengan tujuan dan hakikat pmebelajaran

Tarigan (2004: 26). menyatakan bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian membaca permulaan yakni; membaca kata atau kalimat dengan tepat, mengenal dan kemampuan mengartikan maksud kata/kalimat yang dibaca

Menurut Slamet (2008: 107)., penilaian membaca permulaan merupakan pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran membaca permulaan yang mencakup kemampuan membaca teknik yang masih terbatas pada kewajaran lafal dan intonasi. Ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam penilaian pembelajaran membaca permulaan, yaitu;ketetapan menyuarakan tulisan, kewajaran lafal, kewajaran intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan pemahaman makna/makna kata .

Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti dalam melakukan penelitian ini peneliti memberikan batasan-batasan penilaian keterampilan membaca permulaan siswa kelas I Sekolah Dasar Surakarta. Pembatasan ini dimaksudkan untuk mengukur keterampilan membaca permulaan dalam bentuk tes unjuk kerja.

Dalam penilaian keterampilan membaca permulaan ini dilengkapi dengan lembar penilaian yang digunakan untuk mengamati keterampilan membaca permulaan siswa. Pengamatan dilakukan dari beberapa aspek keterampilan membaca permulaan yang dilakukan siswa. Aspek yang dinilai dalam keterampilan membaca permulaan kelas I Semester II Sekolah dasar Surakarta adalah kewajaran

(6)

lafal, ketepatan intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan pemahaman makna/makna kata.

2. Hakikat Permainan Tebak Kata a. Pengertian Permainan Tebak Kata

Aqib dan Murtadlo (2016:310) permainan tebak kata adalah penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran dengan kartu itu.

Menurut Ling ( 2005:1) mengatakan “ Examplesof cognitive strategies are gueesing meaning of some unknown words on the basis of contextual clues,or using imagery and repetition to facilite memorization dapat diartikan bahwa contoh dari strategi kognitif adalah tebak kata yang menggunakan kata-kata istilah sebagai petunjuk atau menggunakan banyangan dan juga diulang ulang untuk memfasilitasi penghafalan.

Menurut Wang,Sang dan Briody ( 2011 : 129 ) Mengatakan bahwa “ Gueesing game are a variation information gap games for instances,one student who has a flash card can not show it to other but must instead mime it to other,and other student have to guess the word from his or her permornance “ yang artinya permainan tebak kata adalah variasi permainan yang memberikan informasi contohnya salah satu siswa memebawa kartu tebakan yang tidak dapat ditunjukan kepada siswa lainnya dan siswa lainnya menebak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa permaian tebak kata adalah salah satu jenis metode permainan yang menggunakan kartu tebakan yang berpasangan dengan kartu jawaban tebakan.

b. Langkah - langkah Permainan Tebak Kata

Aqib dan Murtadlo (2016:310) memaparkan langkah permainan tebak kata sebagai berikut : a) pendidik mempersiapkan kartu b) pendidik menjelaskan kompetensi c) pendidik menyuruh peserta didik berpasangan d) guru memberikan kartu tebakan kepada masing-masing pasangan dengan ukuran 10 x 10 cm dan ukuran 5cm x 2 cm, e) anak mendeskripsikan atau membacakan tebakan, f) apabila jawaban tepat,maka pasangan boleh duduk dan sebaliknya

(7)

Suprijono (2012: 130) Langkah permainan tebak kata menurut yaitu, a) guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai, b)guru membagi anak berpasangan, c) guru membagi kartu tebakan dan jawaban pada masing- masing pasangan, d) anak menjawab tebakan yang dideskripsikan e) dan seterusnya.

Menurut Hamid ( 2014: 232) langkah-langkah permainan tebak kata sebagai berikut : a) guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai,b) guru menyuruh siswa untuk berdiri berpasangan,c) guru memberikan kartu tebakan dengan ukuran 10 x 10 cm dan 5 x 2 cm,d) anak yang membawa kartu ukuran 10x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya,e) anak yang membawa kartu ukuran 5 x 2 cm menebaknya,f) apabila jawaban tepat,maka pasangan itu boleh duduk,g) begitu seterusnya hingga semua anak mendapatkan kesempatan semua.

Berdasarkan pendapat di atas langkah permainan tebak kata adalah a) guru menjelaskan cara bermain tebak kata, b) guru memberikan pertanyaan kata kunci kepada anak c) anak menebak, jika anak belum bisa menjawab guru memberikan pertanyaan yang lebih mendekati kata kunci d) guru memberikan reward.

c. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Tebak Kata

Aqib dan murtadlo (2016:311) menyebutkan kelebihan dari permainan tebak kata sebagai berikut,kelebihannya adalah a).Pembelajaran yang dilakukan lebih menarik karena menggunakan dengan media kartu,b) dapat meningkatkan daya berpikir karena anak didik dituntut dan menebak,c) pembelajaran akan lebih berkesan,d) melatih peserta didik menemukan jawaban dengan menggunakan jawaban,e) melibatkan seluruh anggota tubuh dalam proses pembelajaran.Sedangkan kekurangan adalah a).tidak mudah bagi guru membuat kartu yang menarik,b) tidak mudah bagi pendidik untuk menyusun rangkaian kata demi didalam kartu sehingga membutuhkan satu kartu sebagai jawaban hasil tebakan anak didik,c) Sering kali peserta didik beranggapan bahwa model ini bukan untuk belajar,melainkan hanya sebagai permainan.

(8)

Suprijono (2012: 131) memaparkan kelebihan dan kekurangan permainan tebak kata sebagai berikut, kelebihanyan adalah a) anak akan mempunyai kekayaan bahasa, b) sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya, c) siswa menjadi tertarik untuk belajar, d)memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa, e) pembelajaran berlangsung menyenangkan, f) siswa diarahkan untuk aktif. Sedangkan kelemahannya adalah a) memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tebak kata mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu kelebihanya, a) pembelajaran lebih menarik karena menggunakan kartu sehingga anak tidak mudah bosan, b) dapat meningkatkan daya berfikir anak, c) pembelajaran akan lebih berkesan, d) melatih siswa mencari alternatif jawaban, e) melibatkan seluruh anggota tubuh, f) anak dapat bermain sambil belajar. Kelemahan dari permainan tebak kata adalah a) guru sulit membuat kartu yang menarik untuk anak, b) guru harus menyusun kata yang mudah dipahami anak.

d. Penerapan Permainan Tebak Kata dalam Keterampilan Membaca Permulaan.

Langkah-langkah permainan tebak kata dalam kegiatan pengenalan membaca permulaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu membaca dan menyusun kata.b) Guru menjelaskan media dan cara kerja media dalam permainan tebak kata membaca dan menyusun kata.c) Guru memanggil anak satu persatu ( berpasangan ) ke depan kelas. d) Anak mengambil kartu bernomor, kemudian siswa mendiskripsikan apa yang ada di dalam kartu tersebut. e) Jika anak menjawab dengan benar, maka guru meminta anak untuk mengambil kantong berisi kata yang akan akan disusun dan bergantian dengan pasangannya.f) Anak menempel jawaban tebakan pada kertas karton menggunakan lem.g) Kemudian anak membaca kalimat yang telah ditempel

Dalam penerapannya peneliti akan menggunakan variasi permainan dan media yang berbeda dalam pembelajaran pengenalan membaca permulaan agar anak tidak bosan bermain menggunakan permainan yang sama.

(9)

A. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini,yaitu:

1.Miftahul Husni,Wince Hendri,Asrul Thaher ( 2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan partisipasi dan Hasil Belajar IPA.Siswa Melalui Pembelajaran Tebak Kata Kelas V SD Kartika 1-11 Padang”menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 69,28 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 14,40 % dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 86,% dan rata- rata presentasi 79,4% Permainan tebak kata dapat meningkatkan pertisipasi dan hasil belajar. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan variable bebasnya yaitu penggunaan metode permainan tebak kata. Sedangkan perbedaannya terletak pada variable terikatnya yaitu pada penelitian Miftahul Husni,Wince Hendri,Asrul Thaher ( 2013) Peningkatan partisipasi dan Hasil Belajar IPA. Sedangkan pada penelitian ini Peningkatkan keterampilan membaca permulaan

2. Penelitian relevan yang selanjutnya adalah Wilujeng Setyani mahasiswai Program Studi PGSD FKIP UNS yang berjudul “Penggunaan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Negeri 02 Ayamputih Buluspesantern Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini dianggap relevan karena penelitian ini memiliki kesamaan pada metode yang digunakan. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa dalam penggunaan metode SAS untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN 02 Ayamputih Buluspesantern Kebumen. Keterampilan membaca huruf, kata, dan kalimat dengan intonasi yang tepat dari pratindakan ke siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.

Pada saat pratindakan jumlah siswa yang tuntas sebesar 32% (6 siswa), setelah diberitindakan di siklus I meningkat sebesar 45% (9 siswa) dengan nilai batas ketuntasan ≥80. Meningkat siklus II mencapai 73% (14 siswa), dan pada siklus III mencapai 84% dengan jumlah 19 siswa dari 19 siswa. Penelitian penggunaan metode SAS yang dilakukan oleh mahasisiwi Program Studi PGSD FKIP UNS ini

(10)

telah terbukti mampu meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN 02 Ayamputih,metode SAS dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan variable terikatnya yaitu keterampilan membaca permulaan . Sedangkan perbedaannya terletak pada variable bebasnya yaitu pada penelitian Wilujeng Setyani menggunakan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) . Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode permainan tebak kata

B. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar, keahlian guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat penting untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.Dalam pembelajaran sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan karakteristik perkembangan dan belajar siswa kelas 1 sekolah dasar yaitu siswa kelas 1 berada pada senang belajar dalam kelompok, senang belajar sambil bermain, dan aktif bergerak. Pada kenyataannya di sekolah, pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca permulaan siswa kelas satu Sekolah Dasar Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 menunjukkan hasil yang rendah. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran membaca permulaan kurang tepat dan inovatif. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan pada saat pembelajaran membaca permulaan, kesulitan tersebut diantaranya adalah kesulitan untuk memahami hubungan simbol-simbol yang membentuk bahasa tulis. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam mengenal struktur bahasa berupa kata/kalimat secara utuh. kurangnya kesempatan belajar membaca secara lisan juga mempengaruhi keterampilan membaca siswa.

Hal ini terbukti pada kondisi awal siswa kurang mampu untuk membaca kalimat sederhana.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, tindakan yang diambil peneliti adalah dengan mencari alternative tindakan yang tepat untuk mencegah masalah yang terjadi. Alternative tindakan yang digunakan untuk mencegah masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan membantu siswa dalam pembelajaran. metode pembelajaran yang dapat

(11)

digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan membaca permulaan adalah dengan menggunakan metode permainan tebak kata.

Melalui tindakan yang dilakukan peneliti pada kondisi akhir, diharapkan keterampilan membaca permulaan siswa meningkat. Peningkatan keterampilan membaca pada kelas satu Sekolah dasar Surakarta ini berdasarkan keterampilan membaca permulaan dari lafal/ucapan kata, intonasi kata serta intonasi kalimat, dan pemahaman kata-kata baru yang bermakna.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada gambar 2.1 sebagai berikut

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu penggunaan Permainan tebak kata dapat Kondisi

awal

Kondisi akhir

Tindakan

Pembelajaran belum menggunakan permainan tebak kata

Keterampilan Membaca Permulaan siswa meningkat dengan menggunakan

permainan tebak kata

Penggunaan permainan tebak kata untuk Keterampilan membaca permulaan

Keterampilan membaca permulaan siswa rendah

Siklus II

1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Observasi 4 Refleksi

Siklus I 1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Observasi 4 Refleksi

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

(12)

meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner (angket) pada pengguna website Universitas Surabaya.. Penyebaran angket

Presidential Threshold kemudian menjadi suatu permasalahan dikarenakan bahwa dinamika Politik merupakan hal yang dinamis. Jumlah suara yang diperoleh suatu partai

Penelitian yang berjudul “PENGELOLAAN ZAKAT MENURUT UNDANG–UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KUDUS” untuk mengetahui

Skripsi berjudul “Persepsi Masyarakat Tentang Makna Punakawan Dalam Cerita Wayang ( Studi di Desa Ngareanak, Kec. Kendal )” dengan latar belakang bahwa pagelaran

Dapat menangani kesalahan transaksi pengisian pulsa ganda pada hari yang sama terhadap nomor tujuan dan nominal pulsa yang sama sehingga jika pelanggan melakukan

Metode: Pada 40 Mahasiswa FK-UKM Baridung yang berumur 19 - 27 tahun dilakukan pengukuran kebugaran dengan eara tes ergometer sepeda Astrand dan tes bangku Harvard.. Pada tes

Gambar 4.7 Pengaruh perbandingan konsentrasi filler Clay:CaCO3 terhadap persen kehilangan massa bioplastik

Untuk dapat mengembangkan produk cookies berbasis beras merah dan bekatul yang digemari oleh konsumen, perlu diketahui karakteristik yang disukai oleh konsumen itu