• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) JAWA TIMUR TRIWULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) JAWA TIMUR TRIWULAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 78/11/35/Th. XII, 5 November 2014

PERKEMBANGAN

INDEKS

TENDENSI

KONSUMEN

(ITK)

JAWA

TIMUR

TRIWULAN

3

2014

ITK Triwulan 3 – 2014 Jawa Timur sebesar 115,99

dan Perkiraan ITK Triwulan 4 – 2014 sebesar 107,74

Dibanding triwulan sebelumnya, tingkat optimisme konsumen masyarakat Jawa Timur pada Triwulan 3 – 2014 jauh lebih baik. ITK pada Triwulan 3 – 2014 tercatat sebesar 115,99 lebih tinggi daripada Triwulan 2 – 2014 yang sebesar 112,86. Faktor musiman liburan sekolah, bulan puasa dan hari raya yang jatuh di Triwulan 3 telah mendorong tingkat optimisme konsumen masyarakat Jawa Timur di Triwulan 3 – 2014.

ITK Triwulan 4 – 2014 diperkirakan sebesar 107,74 atau lebih rendah dibanding ITK Triwulan 3 – 2014. Diduga geliat ekonomi pada Triwulan 4 – 2014 dengan masa musiman berupa Natal dan Tahun Baru masih belum berpengaruh sebesar masa musiman bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

ITK Jawa Timur pada Triwulan 3 – 2014 relatif lebih baik dibanding nasional yang mencapai 112,44. Umumnya roda ekonomi berjalan cukup cepat di masa musiman bulan puasa dan hari raya, terutama yang mayoritas penduduknya muslim seperti Jawa Timur. Berbeda dengan kondisi Triwulan 3 – 2014, ITK nasional Triwulan 4 – 2014 diperkirakan sebesar 109,64, lebih tinggi dibanding Jawa Timur.

Di Triwulan 3 – 2014, ITK Jawa Timur menempati posisi keempat di bawah DKI Jakarta

(118,75), Banten (116,09) dan Jawa Tengah (116,00). Sedangkan ITK terendah tercatat di Jawa Barat sebesar 113,72. Secara umum perekonomian provinsi-provinsi di Jawa cukup dinamis dengan capaian ITK Triwulan 3 – 2014 di atas 113.

Pada Triwulan 4 – 2014, perkiraan ITK Jawa Timur menempati posisi terbawah dibanding provinsi-provinsi lain di Jawa. DI Yogyakarta tercatat 114,64 tertinggi, diikuti DKI Jakarta (113,64), Banten (111,68), Jawa Tengah (110,68) dan Jawa Barat (108,20).

(2)

ibanding triwulan sebelumnya, tingkat optimisme konsumen masyarakat Jawa Timur pada Triwulan 3 – 2014 jauh lebih baik. ITK pada Triwulan 3 – 2014 tercatat sebesar 115,99 lebih tinggi daripada Triwulan 2 – 2014 yang sebesar 112,86. Faktor musiman liburan sekolah, bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang jatuh di Triwulan 3 telah mendorong tingkat optimisme konsumen masyarakat Jawa Timur pada Triwulan 3 – 2014. Selama bulan puasa dan hari raya, masyarakat Jawa Timur yang mayoritas muslim, cenderung lebih konsumtif di banding hari-hari lainnya. Beberapa budaya unik seperti membeli baju baru, kuliner, rekreasi, mencat rumah, bagi-bagi uang lebaran dan silaturahmi mewarnai keragaman konsumsi rumah tangga masa itu. Permintaan barang dan jasa juga meningkat tidak hanya dari dalam Jawa Timur, termasuk permintaan dari luar daerah Jawa Timur. Sehingga roda ekonomi berjalan cukup cepat, khususnya sektor perdagangan, hotel, restoran, industri, perbankan, transportasi dan jasa-jasa. Cukup dinamisnya perdagangan pada Triwulan III, tampak dari ramainya pengunjung baik di pasar tradisional maupun pasar modern.

Hal itu memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat. Omzet pendapatan kalangan produsen barang dan jasa meningkat signifikan, dan memberikan efek domino bagi kenaikan pendapatan buruh. Penambahan pendapatan masyarakat bagi kaum buruh biasanya dalam bentuk THR (tunjangan hari raya), sedangkan bagi PNS/TNI/Polri/Pensiunan dalam bentuk gaji ke-13. Dari kenaikan pendapatan masyarakat ini, tercatat indeks pendapatan rumah tangga pada Triwulan 3 – 2014 mencapai 118,16, tertinggi dibanding tiga triwulan sebelumnya.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur 108.67 111.84 112.86 115.99 107.74 102.00 104.00 106.00 108.00 110.00 112.00 114.00 116.00 118.00

Triwulan 4 - 2013 Triwulan 1 - 2014 Triwulan 2 - 2014 Triwulan 3 - 2014 Perkiraan Triwulan 4 - 2014

ITK Triwulan 4 - 2013 Sampai Dengan Triwulan 4 - 2014 Provinsi Jawa Timur

(3)

Indeks kedua dari komponen pembentuk ITK berkaitan dengan inflasi. Selama Triwulan 3 – 2014, telah terjadi tiga kali inflasi. Inflasi tertinggi tercatat pada bulan Juli sebesar 0,48 persen, bertepatan jatuhnya hari raya di akhir bulan Juli (28/07/2014). Kenaikan harga kelompok bahan makanan terutama daging sapi, beras dan daging ayam ras memberikan kontribusi inflasi 0,15 persen. Makanan jadi, minuman dan rokok memberikan kontribusi inflasi terbesar kedua atau 0,10 persen. Pada bulan Agustus, kenaikan tarip dasar listrik (TDL) sebesar 11 persen untuk daya terpasang di atas 2200 VA sesuai Permen ESDM No. 9 tahun 2014, mendorong inflasi 0,37 persen. Sementara, inflasi pada September relatif stabil atau sebesar 0,33 persen. Secara kumulatif, selama periode Juli – September 2014 inflasi yang terjadi sebesar 1,18 persen, relatif terkendali. Di samping itu, di masa bulan puasa dan hari raya, inflasi yang terjadi tidak menurunkan tingkat optimisme konsumen di masyarakat.

Indeks kaitan inflasi terhadap tingkat konsumsi rumah tangga pada Triwulan 3 – 2014 tercatat sebesar 110,45. Meskipun tingkat optimismenya di atas 100, indeks ini lebih rendah dibandingkan dua periode sebelumnya yang masing-masing mencapai 113,64 (Triwulan 1 – 2014) dan 115,51 (Triwulan 2 – 2014).

Tingginya tingkat konsumsi rumah tangga selama Ramadhan dan hari raya, terpotret dari ramainya pusat-pusat perbelanjaan. Di Triwulan 3 – 2014, indeks tingkat konsumsi makanan dan non makanan tercatat mencapai 117,71, terbaik dibanding dua triwulan sebelumnya yang masing-masing mencapai 114,21 (Triwulan 1 – 2014) dan 105,68 (Triwulan 2 – 2014).

Komponen ITK Jawa Timur Triwulan 4 – 2013 Sampai Dengan Triwulan 3 - Tahun 2014

Komponen ITK Triwulan Ini Trw 4 - 2013 Trw 1 - 2014 Trw 2 - 2014 Trw 3 - 2014

Pendapatan rumah tangga

saat ini 111,15 109,92 114,44 118,16 Pengaruh inflasi terhadap

tingkat konsumsi 105,83 113,64 115,51 110,45 Tingkat konsumsi bahan

makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan, rekreasi)

106,39 114,21 105,68 117,71

(4)

Selama masa musiman, putaran roda ekonomi cukup cepat termasuk permintaan bahan makanan dan pakaian. Tingkat optimisme konsumen untuk pengeluaran pakaian, sepatu dan tas tercatat cukup tinggi atau sebesar 134,66, tertinggi dibanding komponen lainnya. Budaya membeli baju baru untuk keluarga sendiri maupun sebagai hadiah lebaran untuk orang lain dalam menyambut lebaran, diduga menjadi pendorong utama tingginya indeks pada kelompok pakaian, sepatu dan tas.

Di seluruh Jawa Timur, selama bulan puasa dan lebaran, banyak toko-toko baju baik di supermarket maupun mall memberikan diskon yang sangat menarik kepada para pembeli dengan jam buka yang lebih lama dari biasanya. Selain itu, pedagang-pedagang besar dari wilayah Indonesia Timur yang sangat bergantung pada pasar di Jawa Timur khususnya di Surabaya, turut meramaikan roda ekonomi.

Tingkat optimisme konsumen untuk kebutuhan bahan makanan pada Triwulan 3 – 2014 tercatat sebesar 124,79 atau tertinggi kedua setelah komponen pakaian, sepatu dan tas. Tidak hanya bahan makanan, konsumsi makanan jadi juga relatif tinggi atau mempunyai indeks sebesar 117,2. Capaian indeks bahan makanan dan indeks makanan jadi di triwulan ini, tertinggi selama empat triwulan terakhir.

Kelompok transportasi turut bergerak dinamis atau mempunyai indeks 113,31. Mudik selama H+7 dan H-7 di masa lebaran, memberikan angin segar bagi pelaku ekonomi di sektor transportasi. Pengguna angkutan umum sangat ramai, walaupun demikian tidak sedikit masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan pribadi. Konsumsi bensin/solar untuk kendaraan pribadi termasuk pengeluaran kelompok transportasi.

Indeks Komponen Makanan dan Non Makanan

Triwulan 4 – 2013 s/d Triwulan 3 – 2014 Provinsi Jawa Timur

Komponen Bahan Makanan dan Non Makanan Trw 4 - 2013 Trw 1 - 2014 Trw 2 - 2014 Trw 3 - 2014 Bahan Makanan 107,35 114,99 105,85 124,79 Makanan jadi di Restoran dan Warung Makan 103,08 111,83 104,68 117,21 Perumahan (Listrik, Gas dan Bahan Bakar) 108,62 117,26 106,77 104,71 Pakaian, Sepatu dan Tas 98,49 109,54 100,90 134,66 Kesehatan, Peralatan Kesehatan, Jasa RS 105,41 113,27 98,26 94,59 Pendidikan 105,40 114,76 115,94 107,29 Rekreasi (termasuk penginapan/hotel) 94,54 106,81 107,01 110,37 Transportasi/Angkutan 111,42 115,24 107,73 113,31 Komunikasi 109,35 116,77 100,21 103,22

Total 106,39 114,21 105,68 117,71

(5)

Tingginya tingkat konsumsi pada transportasi, tidak lepas dari konsumsi rekreasi. Selama masa liburan sekolah yang lebih tepatnya disebut liburan hari raya, banyak masyarakat Jawa Timur yang memanfaatkannya dengan rekreasi. Indeks rekreasi ini tercatat 110,37, juga tertinggi dibanding empat triwulan sebelumnya.

Secara umum, indeks makanan dan non makanan pada Triwulan 3 – 2014 mencapai 117,71, merupakan yang terbaik selama empat triwulan terakhir. Ini juga tidak lepas dari kondisi keamanan Jawa Timur yang cukup kondusif. Pelaksanaan pilpres yang cukup aman di Jawa Timur secara tidak langsung telah berkontribusi terhadap kestabilan tingkat optimisme masyarakat dalam mengkonsumsi barang dan jasa.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

ITK Jawa Timur pada Triwulan 4 – 2014 diperkirakan mencapai 107,74 atau lebih rendah dibanding ITK Triwulan 3 – 2014. Sedikit menurunnya indeks ini diduga karena geliat ekonomi pada Triwulan 4 – 2014 dengan masa musiman berupa Natal dan Tahun Baru, pengaruhnya tidak sebesar masa musiman bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri.

Penambahan pendapatan di kalangan masyarakat secara umum diduga tidak seramai triwulan sebelumnya. Kondisi ini terpotret dari indeks pendapatan Triwulan 4 – 2014 yang diperkirakan sebesar 108,74 lebih rendah daripada Triwulan 3 – 2014 yang mencapai 118,16.

108.74

105.95

107.74

Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang

Rencana pembelian barang-barang tahan lama (TV, VCD/DVD player, radio, Tape/Compo, komputer, HP,

mebelair, kompor/tabung gas, kulkas, mesin cuci, oven/microwave, AC, perhiasan berharga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan

pesta/hajatan

Perkiraan ITK Mendatang

Perkiraan ITK Triwulan 4 - 2014

(6)

mengindikasikan bahwa masih dirasakan adanya optimisme masyarakat terhadap pendapatannya. Optimisme adanya penambahan pendapatan dari sebagian masyarakat ini diduga berasal dari insentif atau bonus akhir tahun. Sedangkan indeks rencana pembelian barang tahan lama juga diperkirakan cukup baik dengan indeks sebesar 105,95.

ITK Jawa Timur pada Triwulan 3 – 2014 relatif lebih baik dibanding nasional yang mencapai 112,44. Umumnya roda ekonomi berjalan cukup cepat di masa musiman bulan puasa dan hari raya, terutama yang mayoritas penduduknya muslim seperti Jawa Timur. Berbeda dengan kondisi Triwulan 3 – 2014, ITK nasional Triwulan 4 – 2014 diperkirakan sebesar 109,64, lebih tinggi dibanding Jawa Timur. Pada masa itu, provinsi-provinsi yang mayoritas penduduknya kristiani umumnya mempunyai indeks tendensi konsumen yang relatif tinggi.

Di Triwulan 3 – 2014, ITK Jawa Timur menempati posisi keempat di bawah DKI Jakarta (118,75), Banten (116,09) dan Jawa Tengah (116,00). Sedangkan ITK terendah tercatat di Jawa Barat sebesar 113,72. Secara umum perekonomian provinsi-provinsi di Jawa cukup dinamis dengan capaian ITK Triwulan 3 – 2014 di atas 113.

Pada Triwulan 4 – 2014, perkiraan ITK Jawa Timur menempati posisi terbawah dibanding provinsi-provinsi lain di Jawa. DI Yogyakarta tercatat 114,64 tertinggi, diikuti DKI Jakarta (113,64), Banten (111,68), Jawa Tengah (110,68) dan Jawa Barat (108,20).

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur DKI

Jakarta Jabar Jateng

DI

Yogya Jatim Banten

Nasion al Trw 4 - 2013 113.55 110.04 108.08 112.11 108.67 110.05 109.64 Trw 1 - 2014 117.56 112.42 112.53 118.18 111.84 115.41 110.03 Trw 2 - 2014 117.79 112.95 114.80 114.56 112.86 115.89 110.76 Trw 3 - 2014 118.75 113.72 116.00 115.89 115.99 116.09 112.44 Perkiraan Trw 4 - 2014 113.64 108.20 110.68 114.64 107.74 111.68 109.64 102.00 104.00 106.00 108.00 110.00 112.00 114.00 116.00 118.00 120.00

ITK Triwulan 4 - 2013 Sampai Dengan Triwulan 4 - 2014

Provinsi-provinsi di Jawa dan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terjadi perceraian di antara pasangan suami isteri maka harta bersama yang didapat selama perkawinan umumnya dibagi di antara kedua pasangan yang bercerai, sesuai

Lampirkan (1) Surat Keputusan Badan Penyelenggara atau SK Jabatan Fungsional Terakhir pada perguruan tinggi pengusul (PTS/PTN), dilengkapi dengan (2) fotokokopi ijazah

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

077% t er hadapPendapat anAsl iDaer ah( PAD)Kot aMakassar .Mel i hat pembangunanekonomiKot aMakassart el ahmenunj ukkankemaj uan yangcukupsi gni f i kankar enadi i mbangidenganbel

(f) Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan diawal sebelumnya. Informasi yang diterima oleh pihak nasabah tidak sempurna dan melanggar

Sebenarnya perbedaan penyebutan ini tidak menjadi masalah yang berarti, karena hal ini adalah perbedaan kebiasaan para ulama dan tidak mendatangkan perbedaan

Hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran inquiry berada pada kategori rendah dengan nilai rata- rata yaitu

  Zaman  Wilayat  di  mana  para  aulia  menunjukkan  manusia  jalan  kepada  Allah  s.w.t  sehingga  akhir  zaman.  Bila  zaman  Nubuwwah  berakhir,  maka  dari