BAB III
METODE PENELITIAN
1.1
Variabel Penelitian dan Hipotesis1.1.1
Variabel Penelitian dan Definisi operasionalKonformitas adalah perilaku ikut-ikutan individu terhadap individu atau kelompok lain. Dalam hal ini aspek yang diukur adalah seberapa besar kecenderungan individu untuk berperilaku konformitas kepada individu atau kelompok lainnya..
Perilaku bully adalah perilaku kekerasan baik verbal maupun non-verbal. Dalam hal ini aspek yang diukur adalah potensi individu untuk menjadi pelaku bully.
1.1.2
HipotesisH0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan konformitas dengan kecenderungan perilaku bully.
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan konformitas dengan kecenderungan perilaku bully.
1.2
Partisipan Penelitian dan Teknik Sampling1.2.1
Karakteristik Partisipan PenelitianSubjek penelitian yang akan diambil merupakan murid Sekolah Menengah Atas dengan kisaran umur 16-18 tahun, tidak terbatas pada jenis kelamin. Subjek lebih diutamakan yang sedang duduk di bangku kelas 10 dan kelas 11. Hal ini karena murid kelas 11 mungkin telah mengalami perilaku bully yang dilakukan kakak kelasnya saat ia
kelas 10 dan peneliti ingin melihat apakah ia akan menjadi pelaku bully. Pemilihan murid kelas 10 dimaksudkan karena pada masa ini, individu mungkin telah mengalami perilaku bully sehingga peneliti ingin melihat apakah ia berpotensi menjadi seorang pelaku bully.
1.2.2
Teknik SamplingTeknik Sampling yang digunakan adalah teknik accidental nonprobability sampling di mana dalam pengambilan data, peneliti melibatkan individu-indvidu atau kelompok yang menjadi sukarelawan.
1.3
Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis non-eksperimen. Alasan menggunakan kuantitatif adalah hasil yang didapat lebih valid dan bersifat objektif karena berdasarkan penghitungan data.
1.4
Alat Ukur Penelitian1.4.1
Alat UkurAlat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang mengukur tingkat konformitas dan potensi untuk menjadi pelaku bully yang disusun oleh peneliti. Kuisioner terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A dan bagian B. Bagian A berisikan pernyataan-pernyataan persetujuan, dengan 4 skala yaitu yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sangat setuju dan setuju berarti partisipan setuju dengan pernyataan yang tercantum, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju berarti partisipan tidak setuju dengan pernyataan yang tidak tercantum. Bagian B berisikan pernyataan-pernyataan yang
menunjukkan frekuensi, dengan 4 skala yang dicantumkan, yaitu sangat sering, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Proses konstruksi untuk mengukur perilaku konform dilakukan berdasarkan teori Aronson, Wilson, dan Akert yang menggambarkan situasi yang akan menentukan kapan individu akan berperilaku konform terhadap individu atau kelompok lain. Dalam informational social influence, ada 3 situasi yang akan menentukan kapan individu akan konform, yaitu situasi yang ambigu, situasi yang gawat, dan individu yang ditiru lebih ahli. Sedangkan dalam normative social influence, ada 4 faktor yang menentukan kapan individu akan kornform, yaitu ukuran kelompok, group unanimity, komitmen terhadap kelompok dan keinginan untuk tidak bergantung pada kelompok.
Skala yang digunakan dalam alat ukur adalah skala Likert, dengan 4 pengukuran, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju
Dari alat ukur konformitas, didapat 25 item dengan penjabarannya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Susunan Item Konformitas
Dimensi Indikator No. Item Jumlah Informational Social
Influence Situasi ambigu 7, 20 2
Orang yang lebih
ahli 9, 22, 33 3
Normative Social Influence Ukuran kelompok 10, 23, 34,
42 4 Group Unanimity 11, 24, 35, 40, 43 5 Komitmen 12, 25, 36 3 Tidak bergantung 13, 26, 37, 41, 44 5 Total 25
Sedangkan untuk mengukur potensi perilaku untuk menjadi seorang pelaku bully penulis menggunakan teori Olweus yang di dalamnya terdapat 10 indikator yang dapat menggambarkan potensi individu untuk menjadi pelaku bully. Sepuluh potensi itu adalah
1. Menggoda dengan cara yang tidak sopan, mengintimidasi, mengancam, merusak barang anak lain.
2. Secara fisik mungkin terlihat kuat dibandingkan teman sebayanya. 3. Adanya kebutuhan untuk mendominasi yang lain,
4. Temperamen yang tinggi, mudah marah, sulit untuk menaati peraturan.
5. Terlihat tangguh, kasar, dan menunjukkan empati yang sedikit dengan korbannya.
6. Tidak cemas atau merasa sangat percaya diri.
7. Suka melanggar peraturan, menunjukkan agresivitas pada orangtua atau guru, sering mengelak pada situasi yang “sulit”.
8. Melakukan tindakan-tindakan yang terkait dengan perilaku anti sosial termasuk mencuri, merusak barang oranglain, dan mabuk-mabukkan.
9. Mendapat dukungan dari teman-teman sekelasnya, setidaknya beberapa dari mereka.
10. Mempunyai nilai akademis yang rata-rata, di atas, atau di bawah rata-rata saat Sekolah Dasar dan mungkin mempunyai nilai akademis yang lebih buruk saat Sekolah Menengah Pertama dan mulai melakukan perilaku negatif di sekolah. Dari alat ukur perilaku bully didapat 35 item dengan penjabaran sebagai berikut :
Tabel 3.2
Susunan item perilaku bully
Bagian Indikator No. Item Jumlah
A Lebih kuat secara fisik 1, 14, 27 3 Kebutuhan mendominasi 2, 15, 28, 38 4 Temperamen yang tinggi 3, 16, 29, 39 4 Terlihat tangguh dan kasar 4, 17, 30 3 Tidak cemas 5, 18, 31 3 Nilai yang buruk saat SMP 6, 19 2
B Menggoda dengan tidak sopan 1, 5, 9, 13, 15 5 Suka melanggar aturan 2, 6, 10, 14, 16 5 Tindakan anti sosial 3, 7, 11 3 Dukungan dari teman-teman 4, 8, 12 3
Total 35
1.4.2
Uji Validitas dan Reabilitas Alat UkurUji validitas dan reabilitas pada pilot test melibatkan 20 subjek yang merupakan murid SMA dan SMK. Sedangkan pada field test, penelitian ini melibatkan 100 subjek murid SMA dan SMK.
3.4.2.1 Uji Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk menurut Cohen dan Swerdlik (2005) adalah validitas yang menjelaskan tingkah laku melalui hipotesis maupun ide-ide ilmiah. Dari hasil pilot test, variabel perilaku bully terdapat 23 item yang harus mengalami perubahan kata-kata atau dihilangkan. Sedangkan dari variabel konformitas, ada 18 item yang harus dihilangkan atau mengalami perubahan kata-kata. Sedangkan pada field test, tidak ada kalimat item yang dihilangkan atau dirubah kata-katanya.
1.4.2.2Uji Reabilitas
Reabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Hasil yang didapat untuk pilot test adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Hasil reabilitas pilot test
Alpha Cronbach
Perilaku bully 0,757
Konformitas 0,783
Sumber : IBM SPSS Statistics 21
Saat dilakukan field test ada 15 item yang dihilangkan pada variebel perilaku bully dan 9 item pada variabel konformitas.
Hasil reabilitas pada field test adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil pertama reabilitas field test
Alpha Cronbach Perilaku bully 0, 729
Konformitas 0, 741
Sumber : IBM SPSS Statistics 21
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang maka ada 2 item pada variabel perilaku bully dan 1 item pada variabel konformitas yang dihilangkan. Maka hasil akhir reabilitas field test adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil akhir reabilitas field test
Alpha Cronbach Perilaku bully 0, 825
Konformitas 0, 706
Sumber : IBM SPSS Statistics 21
Total keseluruhan item pada alat ukur adalah 33 item, terdiri dari 18 item perilaku bully dan15 item pada konformitas.
1.5 Prosedur
1.5.1 Persiapan penelitian
1. Menentukan topik penelitian
2. Menentukan responden dan tempat penelitian
3. Membuat alat ukur berupa kuisioner terkait potensi menjadi pelaku bully dan tingkat konformitas
4. Melakukan pilot test untuk menguji validitas dan reabilitas item
1.5.2 Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jakarta dengan membagikan kuisioner secara acak kepada murid-murid SMA maupun SMK
1.5.3 Teknik Pengolahan data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data ke dalam IBM SPSS Statistics 21, untuk melihat validitas dan reabilitas masing-masing variabel