3
- 1|Laporan Akhir
BAB.3
Arahan Kebijakan dan Rencana
Strategis Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sesuai Undang-Undang No 17 Tahun 2007, visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2000-2025 adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. RPJPN 2005-2025 Dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM), yang masing-masing tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan prioritas kebijakan. Sesuai arahan RPJPN, pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Hal ini untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki landasan pembangunan yang mantap sehingga bisa terlepas dari perangkap negara menengah, sehingga mulai tahun 2025 dapat memasuki gerbang untuk menjadi negara maju pada 2030.
3
- 2|Laporan Akhir
Gambar 3.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2016
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan tertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).
3
- 3|Laporan Akhir
negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen; 2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia; 3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4. Peningkatan efsiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;
5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Arahan yang diamanatkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 dalam bidang permukiman adalah:
3
- 4|Laporan Akhir
indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi I00% dan sanitasi layak menjadi 100%
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh dengan indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%
Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
3
- 5|Laporan Akhir
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Provinsi Sumatera Utara
No Provinsi PKN PKW
1 Sumatera Utara KawasanPerkotaan
Medan-Binjai-Deli
Tabel 3.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
Provinsi Status Hukum
3
- 6|Laporan Akhir
A. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i. Ekonomi
ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya
iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi v. Tinggi
vi. Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.
iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN Provinsi Sumatera Utara yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.
B. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
C. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
3
- 7|Laporan Akhir
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
D. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Kawasan strategis merupakan bagian wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten Padang Lawas Utara terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis berfungsi:
mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten;
sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan;
untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan
3
- 8|Laporan Akhir
Rencana pengembangan kawasan strategis meliputi :
- Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional yang telah di tetapkan Kabupaten Padang Lawas Utara tidak memiliki kawasan strategis nasional.
- Kawasan strategis Provinsi
Dalam Kabupaten Padang Lawas Utara tidak memiliki kawasan strategis provinsi.
- Kawasan strategis Kabupaten
Kawasan strategis kabupaten yang telah ditetapkan di Kabupaten Padang Lawas Utara meliputi :
a. Kawasan Strategis Industri Besar
b. Kawasan Strategis Industri kecil dan menengah c. Kawasan strategis Kota Gunungtua
d. Kawasan Strategis Sosial Budaya
e. Kawasan Hutan Lindung dan Suaka Alam.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, berikut penetapan kawasan strategis Kabupaten Padang Lawas Utara.
A.Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi
Kawasan Strategis merupakan kawasan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
- potensi ekonomi cepat tumbuh;
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
- potensi ekspor;
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau
- kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara.
a. Kawasan Strategis Industri Besar
Berdasarkan hasil analisis dan kriteria yang telah ditentukan maka kawasan yang memiliki potensi sebagai kawasan strategis ekonomi di kabupaten Padang Lawas Utara adalah Kawasan Strategis Industri Besar yang akan dikembangakan di Kecamatan Halongonan, Simangambat,dan Portibi.
b. Kawasan Strategis Industri Kecil dan Menengah
3
- 9|Laporan Akhir
c. Kawasan Strategis Kota Gunungtua
Berdasarkan hasil analisis, secara regional Kabupaten Padang Lawas Utara membutuhkan pusat pelayanan ekonomi untuk mempercepat distribusi, maka perlu ditetapkan kawasan strategis ekonomi kawasan perdagangan dan jasa di Kota Gunungtua.
B.Kawasan Strategis Sosial Budaya
Kawasan strategis dari sudut pandang kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan budi daya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya diwilayah kabupaten, antara lain kawasan yang merupakan:
- Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- Prioritas peningkatan kualitas sosial budaya;
- Aset yang harus dilindungi atau dilestarikan;
- Tempat perlindungan peninggalan budaya;
- Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
- Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh bahwa potensi kawasan strategis sosial budaya Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu Kawasan Strategis Sosial Budaya Candi Bahal di Kecamatan Portibi.
C.Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kriteria kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain :
- Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- Kawasan yang memberikan perlindungan perlindungan tata guna air;
- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
- Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
- Kawasan rawan bencana alam;
- Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh bahwa potensi kawasan strategis lingkungan Hidup Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu :
1. Kawasan Hutan Suaka Alam di Kecamatan Batang Onang;
2. Kawasan Hutan Lindung Kecamatan Dolok;
3. Kawasan Hutan Lindung Kecamatan Dolok Sigompulon.
Yang kemudian dapat diringkas menjadi kawasan lindung serta kawasan margasatwa yang ada didalamnya.
D.Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan
Kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria :
3
- 10|Laporan Akhir
b. Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi, dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; atau
Pada dasarnya kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan hanya terdapat pada sistem nasional karena urusan pertahanan dan keamanan menjadi wewenang pemerintah pusat. Dengan demikian maka Kabupaten Padang Lawas Utara tidak menetapkan arahan kawasan strtegis Hankamnas, akan tetapi menyediakan ruang bagi kepentingan kawasan militer.
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Padang Lawas Utara
No. Kawasan Strategis
Jenis Kawasan Strategis
Tipologi Lokasi Luas Keterangan
3
- 11|Laporan Akhir
3
- 12|Laporan Akhir
3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah
Arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah Propinsi Sumatera Utara tahun 2013-2018 dibagi dalam beberapa tahapan. Pada Tahun pertama arah kebijakan pembangunan difokuskan untuk mengatasi berbagai permasalahanpembangunan menahun dan mendesak untuk segera ditangani, antara lain transportasi, permukiman, sarana dan prasarana infrastruktur lainnya. Selain itu, upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik.
Arah kebijakan pembangunan tahun Kedua merupakan lanjutan dari tahun pertama pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kesehatan, pelaksaan pelayanan umum lainnya terus dilaksanakan secara konsisten untuk memastikan adanya penyelesaian yang konfrenhensif terhadap permasalahan tersebut.
Arah Kebijakan pembangunan tahun ketiga dilaksanakn untuk memastikan kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode tahun pertama dan kedua dengan tetap menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pelayanan pemerintah daerah.
Arah Kebijakan pembangunan tahun keempat adalah untuk memantapkan capaian pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan dimasing-masing bidang/sektor agar terwujud pembangunan Provinsi Sumatera Utara yang berkelanjutan secara fisik, sosial, dan ekonomi.
Tahun kelima pelaksanaan RPJMD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018 merupakan tahap konsolidasi untuk memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapakan. Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah dilakukan salama 4 tahun. Selain itu capaian pembangunan daerah pada tahun kelima menjadi dasar untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode keempat pelaksanaan RPJPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tercapainya masyarakat Padang Lawas Utara yang damai, maju, sejahtera dan berbudaya sesuai dengan tujuan utama pemekaran Kabupaten Padang Lawas Utara melalui pelaksanaan sistem pemerintahan yang Demokratis, Aspiratif dan akuntabel sesuai dengan prinsip Good Governance dengan mengoptimalkan sumber daya dan dana yang tersedia. Pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan bekerjasama dengan masyarakat maka Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2013-2018 adalah : “BERSAMA MEMBANGUN PADANG LAWAS UTARA
BERIMAN, CERDAS, MAJU DAN BERADAT”.
3
- 13|Laporan Akhir
1) Bersama, bermakna saling bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dalam rangka mewujudkan kemajuan daerah;
2) Membangun, bermakna upaya yang terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus untuk menciptakan kondisi daerah yang lebih baik dan masyarakat yang sejahtera;
3) Padang Lawas Utara, bermakna wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, dengan penduduk yang berasal dari berbagai ragam adat budaya, etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan;
4) Beriman, bermakna pembangunan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai agama serta melindungi kerukunan antar ummat beragama yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran dalam bekerja dan keikhlasan dalam beribadah;
5) Cerdas, bermakna terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
6) Maju, bermakna terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih pada semua aspek, baik ekonomi, sosial dan budaya yang didukung Sumber Daya Manusia yang sehat, intelektual dan berdaya saing;
7) Beradat, bermakna pembangunan daerah mengedepankan pengamalan nilai-nilai luhur budaya daerah yaitu Dalihan Na Tolu dengan semangat kekerabatan dan gotong royong.
Sedangkan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2013-2018 adalah :
1) Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, aspiratif dan akuntabel demi tercapainya masyarakat yang maju dan sejahtera.
2) Membangun sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki integritas dan berkompetensi tinggi;
3) Membangun dan meningkatkan infrastruktur dan pengembangan wilayah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mengurangi ketimpangan antar wilayah.;
4) Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
5) Membangun ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja dan kelembagaan ekonomi produktif serta penumbuhan kesempatan kerja dan berusaha.
6) Meningkatkan peran serta masyarakat dan partisipasi perempuan di dalam pembangunan.
Untuk mewujudkan Misi Ketiga “Membangun dan meningkatkan infrastruktur dan pengembangan wilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mengurangi ketimpangan antar wilayah”, maka disusun strategi dan Arah Kebijakan untuk pencapaian yang dikelompokkan sebagai berikut :
3
- 14|Laporan Akhir
Merencanakan program dan kegiatan infrastruktur jalan, sumber daya air dan perhubungan;
Mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan, sumber daya air dan perhubungan;
Pengembangan kelembagaan pengelolaan sumber daya air dan partipasi masyarakat/petani pemakai air;
Mewujudkan sistem transportasi, informasi dan komunikasi wilayah;
Mewujudkan pengembangan sarana pendukung usaha tani dan pariwisata;
Menyediakan sumber energi untuk kebutuhan masyarakat, khususnya dari sumber energi terbaharukan dan ramah lingkungan;
Strategi 2 : Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman dan gedung perkantoran
Arah kebijakan dilaksanakan melalui:
Rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat kurang mampu dan berpendapatan rendah
Peningkatan pelayanan air bersih untuk air minum dan keperluan rumah tangga
Pembangunan dan peningkatan kawasan perumahan dan pemukiman di perkotaan
Pembangunan sarana gedung perkantoran pemerintah
Strategi 3 : Meningkatkan fungsi penataan ruang dan pengembangan wilayah. Arah kebijakan dilaksanakan melalui:
Menyelenggarakan penataan ruang yang tidak hanya melihat dari aspek nilai ekonomi tetapi juga mempertimbangkan aspek daya dukung lingkungan dan pelestarian sumber daya alam (sustainable development).
Pengembang an pusat kegiatan strategis dan perekonomian lokal
Menguatkan peran dan fungsi penataaan ruang dan pengembangan wilayah, danckebencanaan
Strategi 4 : Meningkatkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan. Arah kebijakan dilaksanakan melalui:
Peningkatan penanganan kasus kasus lingkungan
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya 3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
Kawasan permukiman dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Padang Lawas Utara berada di ibu kota kabupaten dan ibukota kecamatan. Sedangkan untuk kawasan permukiman perdesaan berada di seluruh wilayah kabupaten di luar kawasan permukiman perkotaan. Secara keseluruhan alokasi luas satuan penggunaan lahan pada rencana pola ruang Kabupaten Padang Lawas Utara adalah seluas 3.179 Ha.
Dalam rangka mewujudkan rencana struktur tata ruang, maka rencana sistem perkotaan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
3
- 15|Laporan Akhir
yang cukup tinggi. PKL di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah kawasan perkotaan Gunung Tua;
b. Sub Pusat Kegiatan Lokal/Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, permukiman, koleksi dan distribusi dengan skala pelayanan beberapa kecamatan. PPK mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana pengembangan wilayah lebih rendah dari PKL. PPK di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah kawasan perkotaan di desa Pasar Matanggor, Langkimat, Aek Godang dan Sipiongot;
Setiap pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Padang Lawas Utara tersebut mempunyai fungsi-fungsi pelayanan yang berbeda sesuai dengan jenjang tiap pusat-pusat permukiman. Semakin tinggi jenjang pusat permukiman, maka semakin kompleks fungsi sebagai pusat pelayanan dan semakin rendah jenjang pusat permukiman, maka semakin kecil fungsi sebagai pusat pelayanan. Secara lengkap fungsi pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Padang Lawas Utara digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4 Rencana Sistem Perkotaan dan Fungsi Pusat-pusat Pelayanan Kabupaten Padang Lawas Utara
Kawasan Perkotaan
Sistem
Pusat Fungsi Utama Sarana Utama
Gunung
Tua PKL
Pusat pemerintahan kabupaten;
Pusat perdagangan dan jasa, industri.
Pusat pelayanan pendidikan, dan kesehatan
Pusat pelayanan transportasi darat Stadion olah raga Pasar tradisional SPBU
Balai Pelatihan Kerja Terminal terpadu Tipe B Sarana perbankan
Pasar
Matanggor PPK
Pusat pemerintahan kecamatan;
Pusat pertanian tanaman pangan, perkebunan, Pusat perdagangan dan jasa Pusat pelayanan pendidikan
menengah.
Pusat budidaya perikanan
Perkantoran Kecamatan Pasar Kecamatan
Puskesmas
Sarana pendidikan dasar dan menengah
Pusat jasa transportasi regional
Pusat konservasi lingkungan Pusat pengolahan hasil
peternakan
Perkantoran Kecamatan Pasar Kecamatan
SPBU
Bandara tersier Rumah potong hewan
Langkimat PPK
Pusat pemerintahan kecamatan;
Pusat perkebunan Pusat pengolahan hasil
perkebunan,dan pengolahan hasil pertanian
3
- 16|Laporan Akhir
KawasanPerkotaan
Sistem
Pusat Fungsi Utama Sarana Utama Pusat pelayanan pendidikan
menengah untuk
Pusat konservasi lingkungan dan hutan
Sub Pusat jasa transportasi
Perkantoran Kecamatan Pasar Kecamatan
Puskesmas
Sarana pendidikan dasar dan menengah
Rencana sistem perdesaan wilayah yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara, terdiri atas :
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), merupakan kawasan perdesaan dengan fungsi sebagai pusat produksi perkebunan dan pertanian dengan skala pelayanan kecamatan serta menunjang kota dengan hirarki di atasnya. PPL mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana pengembangan wilayah lebih rendah dari PPK. PPL di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah Batu Gana, Portibi, Hutaimbaru, dan Pasar Siumbal.
Tabel 3.5 Rencana Sistem Perdesaan dan Fungsi Pusat-pusat Pelayanan Kabupaten Padang Lawas Utara
Kawasan Perkotaan
Sistem
Pusat Fungsi Utama Sarana Utama
Batu Gana PPL
Pusat pemerintahan kecamatan
Pusat peternakan, pertanian tanaman pangan, dan
Sarana pendidikan dan menengah
Pusat pertanian holtikultura
Perkantoran Kecamatan
Pasar Kecamatan
Puskesmas
Sarana pendidikan dan menengah
Pusat pelayanan jasa dan perdagangan
Sub pusat jasa transportasi
Perkantoran
3
- 17|Laporan Akhir
Pengembangan struktur ruang Kabupaten Padang Lawas Utara dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
a. Mengembangkan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi kawasan pengembangan Gunung Tua dengan memperhatikan potensi dan peranan kawasan barat yang memiliki pelayanan regional dan lokal, antara lain:
Dengan memperhatikan peran penting Bandara Aek Godang di Kecamatan Batang Onang dalam pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Padang Lawas Utara dan wilayah sekitarnya;
Bandara Aek Godang merupakan outlet-inlet point utama yang memegang peranan penting dalam sistem perhubungan udara antara Medan-Kabupaten Padang Lawas Utara dengan wilayah lainnya;
Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional dan nasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan Bandara Aek Godang menjadi Bandara perhubungan nasional.
b. Berdasarkan arahan kebijakan struktur tata ruang Provinsi Sumatera Utara, Bandar Udara Aek Godang di Kabupaten Padang Lawas Utara dikembangkan guna mendukung pergerakan angkutan udara di wilayah Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal;
c. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai kawasan yang memiliki pelayanan regional, maka perlu adanya suatu pusat pelayanan di wilayah barat yang juga memiliki skala pelayanan regional;
d. Sedangkan Pusat Gunung Tua tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala regional;
e. Pada wilayah utara dan timur Kabupaten Padang Lawas Utara juga akan dikembangkan masing-masing satu pusat pelayanan lokal serta dikembangkan beberapa pusat pelayanan lingkungan yang tersebar. Dengan demikian maka di Kabupaten Padang Lawas Utara akan memiliki satu pusat utama, 1 (satu) sub pusat di bagian barat, 1 (satu) sub pusat di bagian utara dan 1 (satu) sub pusat di bagian timur Kabupaten Padang Lawas Utara;
f. Untuk menghubungkan wilayah barat, Utara dan selatan (Sub Pusat) dengan wilayah Pusat Utama Gunung Tua (Pusat) akan dikembangkan transportasi darat multimoda
3.2.2.Rencana Induk Penyediaan Air Minum (Rispam)
A. Rencana Sistem Pelayanan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), penggunaan lahan di Kabupaten Padang Lawas Utara mempunyai pola Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) karena sejak periode tahun 1970-an terjadi perkembangan yang hanya memusat di pusat Kota Gunung Tua saja, kemudian berkembang secara merata ke luar pusat kota.
Aplikasi dari teori/ konsep tersebut dituang dalam bentuk identifikasi cluster-cluster (kelompok perkembangan yang saling terkait). Pengembangan struktur ruang Kabupaten Padang Lawas Utara dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Mengembangkan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi kawasan pengembangan Kota Gunung Tua dengan memperhatikan potensi dan peranan kawasan barat yang memiliki pelayanan regional dan lokal, antara lain :
3
- 18|Laporan Akhir
Bandara Aek Godang merupakan outlet-outlet point utama yang memegang peranan penting dalam system perhubungan udata antara Medan-Kabupaten Padang Lawas Utara dengan wilayah lainnya.
Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional dan nasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan Bandara Aek Godang menjadi Bandara perhubungan nasional.
2. Berdasarkan arahan kebijakan struktur tata ruang Provinsi Sumatera Utara, Bandara Udara Aek Godang di Kabupaten Padang Lawas Utara dikembangkan guna mendukung pergerakan angkutan udara di wilayah Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.
3. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai kawasan yang memiliki pelayanan regional, maka perlu adanya suatu pusat pelayanan di wilayah barat yang juga memiliki skala pelayanan regional.
4. Sedangkan pusat Kota Gunung Tua tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala regional.
5. Pada wilayah utara dan timur Kabupaten Padang Lawas Utara juga akan dikembangkan masing-masing satu pusat pelayanan local serta dikembangkan beberapa pusat pelayanan lingkungan yang tersebar. Dengan demikian maka di Kabupaten Padang Lawas Utara akan memiliki satu pusat utama, satu pusat di bagian barat, sub pusat di bagian utara dan satu sub pusat di bagian timur Kabupaten Padang Lawas Utara. 6. Untuk menghubungkan wilayah barat, utara dan selatan (sub pusat) dengan wilayah
pusat utama Gunung Tua (pusat) akan dikembangkan transportasi darat multimoda.
Untuk mendukung rencana struktur wilayah yang akan direncanakan, wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara dibagi menjadi tiga Wilayah Pengembangan (WP) Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk lebih jelasnya pembagian WP adalah sebagai berikut :
1. WP bagian Barat terdiri dari Kecamatan Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Ulu Sihapas, dan Batang Onang.
2. WP bagian Timur terdiri dari Kecamatan Simangambat dan sebagian Kecamatan Halongonan.
3. WP bagian Utara, terdiri dari Kecamatan Dolok, Dolok Sigompulon dan sebagian Kecamatan Halongonan.
Tabel 3.6 Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Padang Lawas Utara
No. Wilayah Pengembangan Cakupan Pelayanan (Kecamatan)
1 Wilayah Pengembangan (WP) I Barat Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Ulu Sihapas dan Batang Onang
2 Wilayah Pengembangan (WP) II Timur
Simangambat dan Halongonan
3 Wilayah Pengembangan (WP) III Selatan
Dolok, Dolok Sigompulon dan Halongonan
Sumber: Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
B. Rencana Pengembangan SPAM
3
- 19|Laporan Akhir
1. Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua
Sistem pelayanan unit Kota Gunung Tua bisa dikembangkan ke seluruh wilayah Ibukota Kabupaten sampai dengan wilayah perkotaan Kecamatan Portibi dengan perkiraan jumlah penduduk terlayani sampai akhir tahun 2030 sebesar 24.525 jiwa. Lebih jelasnya pengembangan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air bersih Kota Gunung Tua dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.3 Rencana Pengembangan Wilayah Pelayanan Kota Gunung Tua
Sumber : Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
Sumber air yang akan dimanfaatkan untuk air baku di Kota Gunung Tua adalah air yang berasal dari air permukaan/sungai. Ada 2 (dua) alternatif sungai yang dapat dipergunakan sebagai sumber air baku untuk Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua, yaitu :
- Sungai Aek Batang Pane (secara eksisting sudah digunakan) - Sungai Aek Batang Baruar
3
- 20|Laporan Akhir
tersebut, maka sumber air baku yang ada harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu sebelum bisa disistribusikan kepada penduduk. Adapun pengolahan untuk sumber air baku yang berasal dari air permukaan/sungai biasanya merupakan pengolahan lengkap, yang terdiri dari : pengolahan fisik dan kimia.
Untuk sistem distribusi air bersih di Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua menggunakan sistem gravitasi karena posisi sumber air yang berada lebih tinggi dari daerah pelayanan.
2. Pengembangan Wilayah IKK Dan Sistem Perdesaan
Berdasarkan fungsi WP maka tahap awal pengembangan pelayanan IKK di Kabupaten Padang Lawas diarahkan kepada 3 (tiga) Ibu Kota Kecamatan (IKK), yaitu : IKK Dolok, IKK Batang Onang, IKK Simangambat.
a.Pengembangan Wilayah IKK Dolok
Sumber air yang akan dimanfaatkan untuk air baku untuk Pengembangan Wilayah IKK Dolok adalah air yang berasal dari air tanah dalam.Berdasarkan kondisi kualitas air tanah dalam pada umumnya, maka apabila untuk Pengembangan Wilayah IKK Dolok akan menggunakan air tanah dalam sebagai sumber air baku, maka sumber air baku yang ada harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu sebelum bisa disistribusikan kepada penduduk. Adapun pengolahan untuk sumber air baku yang berasal dari air tanah dalam biasanya merupakan pengolahan partial/sebagian, yang terdiri dari : pengolahan fisik saja.
Untuk sistem distribusi air bersih di Pengembangan Wilayah IKK Dolok menggunakan sistem gravitasi.
b.Pengembangan Wilayah IKK Batang Onang
Sumber air yang akan dimanfaatkan untuk Pengembangan Wilayah IKK Batang Onang adalah air baku yang berasal dari air permukaan/sungai, yaitu Sungai Sei Batang Ilung. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi kualitas air, maka apabila Pengembangan Wilayah IKK Batang Onang akan menggunakan sumber air baku tersebut, maka sumber air baku yang ada harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu sebelum bisa disistribusikan kepada penduduk. Adapun pengolahan untuk sumber air baku yang berasal dari air permukaan/sungai biasanya merupakan pengolahan lengkap, yang terdiri dari : pengolahan fisik dan kimia.
Untuk sistem distribusi air bersih di Pengembangan Wilayah IKK Batang Onang menggunakan sistem gravitasi.
c.Pengembangan Wilayah IKK Simangambat
3
- 21|Laporan Akhir
Untuk sistem distribusi air bersih di Pengembangan Wilayah IKK Simangambat menggunakan sistem gravitasi.
Untuk kecamatan lainnya belum akan dilakukan sistem pelayanan perpipaan, mengingat dari segi kepadatan penduduknya yang masih rendah. Untuk itu beberapa alternatif pilihan untuk kecamatan-kecamatan tersebut adalah dengan menggunakan sistem curah, pamsimas atau air tanah.
Berikut ini tabel yang berisi rekapitulasi pengembangan daerah pelayanan khususnya untuk sistem perpipaan beserta sumber air yang digunakan, sistem pengolahan dan sistem distribusinya.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Pengembangan Wilayah Pelayanan SPAM Kabupaten Padang Lawas utara
Sumber: Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
Lebih jelasnya pengembangan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air bersih Ibu Kota Kecamatan (IKK) dapat dilihat pada Gambar 3.
No
Wilayah
Pengembangan
Pengembangan
SPAM
Cakupan Pelayanan
Sumber Air Baku
Sistem Pengolahan
Sistem
Distribusi
1 Kota Gunung Tua
Perpipaan
Kec. Gunung Tua, Kec.
Portibi
S. Aek Batang Baruar
Pengolahan Lengkap
Gravitasi
3
- 22|Laporan Akhir
Gambar 3.4 Rencana Pengembangan Wilayah Ibukota Kecamatan (IKK)
Sumber: Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
C. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Hingga saat ini Kabupaten Padang Lawas Utara belum memiliki sarana dan prasarana sanitasi yang baik. Kondisi sanitasi tersebut akan sangat terkait dengan sistem penyediaan air minum di perkotaan Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk mengantisipasi hal tersebut terdapat dua alternatif sistem pelayanan air minum yang dapat ditempuh yaitu:
1. Sistem pelayanan Komunal (perpipaan)
3
- 23|Laporan Akhir
2.Sistem pelayanan Individual (non perpipaan)
Bagi masyarakat yang pelayanannya belum terjangkau oleh sistem perpipaan dari PDAM, maka apabila akan memanfaatkan sumber air tanah untuk dikonsumsi maka harus memperhatikan jarak minimal antara tangki septic dengan sumber (sumur gali, sumur pompa dangkal) sejauh 15 meter atau letak sumur berada pada elevasi yang lebih tinggi dari pada tangki septic dan melakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala.
3.2.3. Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Peningkatan kapasitas pelayanan sanitasi di Kabupaten Padang Lawas Utara bertujuan untuk:
1. Meningkatkan cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan 2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Adapun sasaran yang ditargetkan tercapai adalah :
1. Meningkatnya cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan dari 43,49 % menjadi 100 % tahun 2019
2. Meningkatnya prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3
- 24|Laporan Akhir
3.2.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Untuk menyelenggarakan penataan bangunan gedung yang selama ini masih semeraut dan terkesan kumuh agar tertib, teratur, fungsional, andal efisien, produktif dan berjati diri demi memenuhi persyaratan kesehatan, kenyamanan, kemudahan, keserasian dan keselarasan dengan lingkungan sehingga penataan produktif dan berkelanjutan sekaligus untuk mewujudkan kelestarian arsitektur dan budaya lokal demi terpenuhi kualitasfungsional, visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, selaras dan arif mengakomodasikan nilai-nilai budaya.
Undang-undang nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Saat ini RTRW Kabupaten Padang Lawas Utara belum disusun, padahal RTRW ini akan menjadi acuan bagi perencanaan tata ruang yang lebih detail/ rinci, seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota/ Kawasan atau Rencana Teknis Ruang Kota/ Kawasan.
Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan acuan dalam setiap kegiatan pembangunan gedung yang perlu ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah (Perda). Saat ini Kabupaten Padang Lawas Utara belum memiliki Perda Bangunan Gedung sebagai dasar dalam penataan bangunan.
Belum adanya dokumen perencanaan yang menyebabkan kondisi Penataan Bangunan dan Lingkungan di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara belum tertata dengan baik. Selain itu belum adanya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah yang menyebabkan kesemerautan kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan sehingga belum terwujud bentuk dan desain bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.