• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS DENGAN METODE SCL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS DENGAN METODE SCL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM

PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS

DENGAN METODE SCL

Dewi Indira Sari – Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom

Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informatika Institut Teknologi sepuluh Nopember

Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia E-mail : indhie.1510@gmail.com

Abstrak

Karena adanya persaingan ketat dalam lembaga pendidikan sehingga ITS melakukan perubahan orientasi pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkompetensi. Melalui peraturan akademik 2009-2014, ITS merubah metode pembelajaran Teaching Centered Learning (TCL) menjadi metode pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Untuk itu jurusan SI|ITS melakukan penyesuaian terhadap dokumen tata laksana program perkuliahannya. Penyesuaian dokumen tata laksana program perkuliahan yang baru diharapkan dapat mendukung proses perkuliahan saat ini.

Penyesuaian dokumen tata laksana program perkuliahan ini dimulai dari mengumpulkan dokumen-dokumen sebelumnya untuk kemudian dianalisa dan dikembangkan, dalam pembuatan prosedur standar beserta formulir acuan dan menu aplikasi untuk setiap aktivitasnya. Kemudian tahap terakhirnya adalah mengembangkan dan mengumpulkan semua dokumen-dokumen tersebut kedalam satu buku tata laksana program perkuliahan. Hasil dari buku tata laksana diatas berisi 6 aktivitas prosedur, 16 formulir acuan, 1 buah surat, dan 10 fungsi aplikasi monitoring perkuliahan, serta matrik tata laksana dan gambar proses bisnis program perkuliahan.

Kata kunci : Tata Laksana, Student Centered Learning (SCL), Prosedur

1 PENDAHULUAN

Tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkompetensi dan didukung dengan upaya menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam perubahan orientasi lembaga pendidikan, yaitu perubahan persyaratan kerja dan perubahan cepat disegala bidang kehidupan, sehingga ITS melakukan perubahan terhadap orientasi pendidikannya dengan merubah metode pemebelajaran Teaching Centered Learning (TCL) menjadi metode pembelajaran Student Centered Learning

(SCL).

Dengan adanya perubahan metode pembelajaran maka ITS mengeluarkan

peraturan akademik baru yang mengacu pada sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Karena ITS

mengeluarkan peraturan akademik 2009-2014, sehingga SI|ITS juga melakukan penyesuaian terhadap tata laksana program perkuliahannya yang disesuaikan dengan metode pembelajaran SCL dan peraturan akedemik ITS 2009-2014.

Tata laksana program perkuliahan yang akan diubah nantinya terdiri dari prosedur dan beberapa formulir terkait dengan aktivitas perkuliahan yang dibutuhkan saat ini serta perubahan terhadap menu aplikasinya.

Perubahan - perubahan tersebut diharapkan akan berguna untuk membantu

(2)

dosen, karyawan dan mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan perkuliahan dan metode pembelajarannya. Disamping itu juga, pihak manajemen jurusan akan lebih mudah mengontrol capaian tujuan pada setiap aktivitas perkuliahan.

2 STUDENT CENTERED LEARNING (SCL)

Pada sistem pembelajaran SCL mahasiswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan dosen sebagai fasilitator. Dengan aktifnya mahasiswa, maka kreativitas mahasiswa akan terpupuk. Kondisi tersebut akan mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan menyesuaikan materi kuliahnya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dengan diterapkannya sistem pembelajaran SCL diharapkan mahasiswa aktif dan kreatif, menyelesaikan tugas akhir dengan lancar/cepat, dengan harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studi dengan lancar dan tepat waktu sesuai dengan target atau bahkan bisa lebih cepat dari standar waktu masa studi. Selanjutnya mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu berkompetisi di dunia kerja.

3 SCL PADA PERGURUAN TINGGI Pembelajaran di perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kegiatan yang terprogram dalam desain FEE

(Facilitating, Empowering, Enabling),

untuk mahasiswa belajar secara aktif yang menekankan pada sumber belajar. Dengan demikian, pembelajaran merupakan proses pengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa, serta dapat meningkatkan dan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan

pengembangan yang baik terhadap materi perkulihan.

Dosen dalam proses pembelajaran model SCL memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan model SCL yaitu meliputi:

1. Bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

2. Mengkaji kompetensi matakuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di akhir pembelajaran.

3. Merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat menyediakan beragam pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut matakuliah.

4. Membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan memprosesnya untuk dimanfaatkan dalam pemecahan permasalahan sehari hari.

5. Mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang relevan dengan kompetensi yang akan diukur.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini mahasiswa juga mempunyai peranan yang tidak kalah penting karena mahasiswa termasuk salah satu yang ikut menentukan proses pembelajaran model ini berhasil atau tidak. Peran mahasiswa meliputi:

1. Mengkaji kompetensi matakuliah yang dipaparkan dosen.

2. Mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen.

3. Membuat rencana pembejaran untuk matakuliah yang diikuti.

4. Belajar secara aktif (dengan cara mendengar, membaca, menulis, diskusi, dan terlibat dalam pemecahan masalah serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis dan evaluasi), baik secara individu maupun kelompok.

Agar pembelajaran model SCL dapat diimplementasikan secara efektif

(3)

dan efisien, maka perguruan tinggi juga mempunyai peranan sebagai berikut: 1. Mengkaji kurikulum, program

pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar yang mengacu pada SCL. 2. Membuat kebijakan tentang sosialisasi

dan penerapan SCL di institusinya. 3. Menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif untuk terlaksananya SCL dengan menciptakan networking dengan dunia kerja, lembaga-lembaga masyarakat, atau instansi yang terkait. 4. Membenahi pola pikir (mindset) pada

dosen dan pengelola program pendidikan pada umumnya tentang pentingnya mengubah paradigma mengajar berorientasi pada dosen semata pada pola pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa, yang dicirikan dengan adanya interaksi yang positif dan konstruktif antara dosen dan mahasiswa dalam membangun pengetahuan.

5. Melatih dan memberikan dukungan yang penuh kepada para dosen dalam menerapkan SCL dalam proses pembelajaran.

6. Memanfaatkan perencanaan pembelajaran yang berorientasi SCL, yang dikembangkan para dosen, dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.

7. Menciptakan sistem yang memungkinkan dosen dan seluruh civitas akademica dapat berkomunikasi dan berkoordinasi serta akses terhadap IT (information technology).

4 TATA KELOLA DAN TATA LAKSANA

Berdasarkan Depdiknas, dalam buku X - Tata Kelola (2005), tata kelola didefinisikan sebagai perilaku, cara atau metode yang digunakan oleh suatu PT untuk mendayagunakan seluruh potensi dan unsurunsur yang dimiliki secara optimal, dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, tata kelola merupakan sebuah pengaturan proses yang disusun sebagai

acuan untuk keberlanjutan dari visi, misi dan rencana strategis suatu organisasi dengan tetap menjaga keseimbangan peran para pemangku kepentingan. Perwujudan tata kelola sebaiknya dilakukan secara bertahap, namun terencana dalam kerangka waktu yang jelas.

Komponen Penyusun Tata Kelola

Mengacu pada struktur dokumen ISO 9001:2000, secara garis besar terdiri dari empat bagian:

a. Pedoman

Menggambarkan sasaran mutu yang ingin dicapai organisasi dengan menetapkan tujuan, ruang lingkup, proses bisnis dan tanggung jawab, istilah dan definisi serta target pencapaian. Dalam struktur dokumen ISO 9001 : 2000 termasuk dalam dokumen level 1 (Quality Manual). b. Kebijakan

Merupakan ketetapan yang secara umum menggambarkan aktivitas yang ada dalam setiap program yang dibuat. Hal-hal umum yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan juga terangkum dalam kebijakan ini. Namun kebijakan tidak secara detail menggambarkan akitivitas dijalankan, proses, waktu hingga siapa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut. Dalam struktur dokumen ISO 9001 : 2000, termasuk dalam dokumen level 1 (Quality Manual).

c. Pedoman

Dibuat berdasarkan pedoman dan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mengejewantahkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai ke dalam beberapa program. Program-program yang dihasilkan didefinisikan menjadi beberapa aktivitas yang nantinya memiliki beberapa tata laksana sebagai acuan dalam implementasinya. Dalam struktur dokumen ISO 9001 : 2000,

(4)

panduan ini termasuk dalam dokumen level 2 (Quality Processes).

d. Tata Laksana

Kegiatan pengelolaan seluruh aktivitas perusahaan atau yang sering disebut tata laksana adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan pedoman yang ditetapkan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dan untuk meyakinkan bahwa hal tersebut telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, tata laksana dibuat dengan mengacu pada pedoman, kebijakan dan panduan yang ada untuk memberikan gambaran bagaimana seharusnya aktivitas dijalankan, kapan, oleh siapa, serta siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.

Tata laksana ini menggambarkan dokumen level 3 hingga level 4 dari struktur dokumen ISO 9001 : 2000 yakni : Quality Procedures dan Work Instructions yang secara garis besar terdiri dari:

• Prosedur

Memuat tentang penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa, serta bagaimana sebuah aktivitas dilakukan.

• Formulir

Formulir dibuat untuk melengkapi prosedur sehingga operasional yang dilakukan, bias terdokumentasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan pihak yang tertera dalam formulir tersebut. Selain itu, formulir bisa juga dijadikan laporan/bukti bahwa suatu proses telah dilakukan.

• Menu Aplikasi

Menu aplikasi

menggambarkan bagaimana

aktivitas-aktivitas dalam program perkuliahan berhubungan dengan aplikasi terkait.

5 ANALISIS

Pada bab ini dilakukan analisis setiap aktivitas untuk kemudian mendapatkan alur aktivitas yang dibutuhkan pada proses perkuliahan saat ini dan disesuaikan dengan metode pembelajaran SCL serta pedoman dan kebijakan yang ada. Dari hasil analisis nantinya akan digunakan untuk mengembangkan dokumen tata laksana program perkuliahan.

Aktivitas-aktivitas yang dikembangkan disesuaikan dengan kebijakan dan panduan (SI|ITS) serta peraturan akademik ITS 2009-2014 meliputi persiapan perkuliahan, pelaksanaan perkuliahan & pemonitoran kehadiran, perubahan perkuliahan, evaluasi materi & pelaksanaan perkuliahan, penilaian & perbaikan nilai serta pendokumentasian perkuliahan.

Tabel 5. 1 Aktivitas dalam Program Perkuliahan

No Nama Prosedur

I Persiapan Perkuliahan

1. Pembuatan Rancangan dan Rencana Pembelajaran

2. Penerimaan Rancangan dan Rencana Pembelajaran

3. Pemberkasan Rekaman Pembelajaran dan Rancangan dan Rencana

Pembelajaran

II Pelaksanaan Perkuliahan dan

Pemonitoran Kehadiran 1. Pengisian Rekaman Pembelajaran

2. Pemonitoran Kehadiran

3. Pencetakan Rekapitulasi Kehadiran

4. Pembuatan Surat Pemberitahuan Kehadiran Dosen

(5)

III Perubahan Perkuliahan 1. Pengajuan Perubahan Perkuliahan

2. Konfirmasi Perubahan Perkuliah

3. Pencetakan Rekapitulasi Perubahan Perkuliahan

4. Pempublikasian dan Penyimpanan Pencetakkan Perubahan Perkuliahan

IV Evaluasi Materi dan Pelaksanaan

Perkuliahan

1. Penyusunan Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan

2. Pelaporan Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan

3. Perubahan Rancangan dan Rencana Pembelajaran

4. Pemberitahuan Hasil IPD

V Penilaian dan Perbaikan Nilai

1. Penilaian

2. Penginputan nilai

3. Pencetakan Rekapitulasi Nilai Mata Kuliah

4. Perbaikan Nilai

VI Penilaian dan Perbaikan Nilai

1. Penyimpanan Data Perkuliahan

2. Daftar Pemusnahan Dokumentasi

Berdasarkan prosedur yang ditetapkan (tabel 5.1), dibuat formulir acuan yang berisikan formulir, surat ataupun laporan, bisa berupa masukan maupun keluaran dari aktivitas-aktivitas yang ada dalam program perkuliahan (tabel 5.2).

Tabel 5. 2 Dokumen terkait dalam Program Perkuliahan

No Nama Dokumen

I Persiapan Perkuliahan

1. Rancangan dan Rencana Pembelajaran

2. Rekaman Pembelajaran

3. Daftar Rancangan dan Rencana Pembelajaran

4. Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan *

II Pelaksanaan Perkuliahan dan

Pemonitoran Kehadiran 1. Rekaman Pembelajaran*

2. Rekapitulasi Kehadiran Dosen

3. Rekapitulasi Kehadiran Mahasiswa

4. Surat Pemberitahuan Dosen

5. Daftar Mahasiswa Yang Kehadirannya Kurang

III Perubahan Perkuliahan

1. Perubahan Perkuliahan

2. Rekapitulasi Perubahan Perkuliahan

IV Evaluasi Materi dan Pelaksanaan

Perkuliahan

1. Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan

2. Perubahan Rancangan dan Rencana Pembelajaran

3. Daftar Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan

4. Rekapitulasi Nilai IPD Rumpun Mata Kuliah

V Penilaian dan Perbaikan Nilai

1. Rekapitulasi Nilai Mata kuliah

2. Form Ralat / Susulan Nilai

3. Rekapitulasi Pengajuan Perubahan Nilai

VI Penilaian dan Perbaikan Nilai

1. Daftar isi Holder

2. Daftar Pemusnahan Dokumentasi

* Dokumen yang didapat dari aktivitas sebelumnya.

(6)

5 PENGEMBANGAN DOKUMEN TATA LAKSANA

Pada bab ini dilakukan penyusunan terhadap dokumen tata laksana dari aktivitas-aktivitas dalam program perkuliahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Dokumen tata laksana ini terdiri dari dokumen prosedur, formulir terkait dan menu aplikasi terkait.

Dokumen prosedur dibuat sesuai dengan tujuh aktivitas dalam program perkuliahan yang secara umum terdiri dari beberapa komponen penyusun utama, yakni : lembar pengesahan, tujuan, ruang lingkup, standar yang berlaku, indikator kinerja, rincian prosedur, dokumen terkait dan aplikasi terkait. Sedangkan dokumen formulir dibuat sesuai dengan kebutuhan prosedur terkait.

Matrik tata laksana dibuat untuk memudahkan dalam memahami prosedur yang dibuat sekaligus membantu dalam mengontrol operasional aktivitas. Matrik ini terdiri dari kolom-kolom berikut :

• Aktivitas dan tujuan, berisikan nama aktivitas dan tujuan dari pelaksanaan\ aktivitas terkait (sesuai dengan dokumen prosedur), • Indikator kinerja yang dikelompokkan berdasarkan tujuan (sesuai dengan dokumen prosedur), • Rincian prosedur yang dikelompokkan berdasarkan per indikator kinerja aktivitas (sesuai dengan dokumen prosedur).

• Waktu mulai dan durasi untuk menggambarkan kapan aktivitas tersebut seharusnya dilakukan, • Dokumen serta aplikasi terkait

seperti yang terdapat dalam dokumen prosedur.

5 PENUTUP Simpulan

1. Dokumen Tata Laksana mempunyai enam buah dokumen prosedur aktivitas dalam pengembangan

program perkuliahan, enam belas formulir dan satu surat untuk mendukung pelaksanaan dari prosedur.

2. Dalam pelaksanaan dokumen tata laksana banyak pihak yang terlibat antara lain: Ketua Jurusan (KaJ), Koordinator Pengajaran (KoP), Akademik Board (AkB), Dosen Pengampu (DsP), Administrasi Akademik (AdA), Administrasi Keuangan (AdK). Adapun pihak yang paling banyak terlibat adalah DsP dan AdA.

3. Dokumen tata laksana ini mempunyai ruang lingkup yang berbeda-beda, ruang lingkup pelaksanaan yang memiliki durasi paling lama adalah aktivitas pelaksanaan perkuliahan dan pemonitoran perkuliahan karena prosedur itu dilakukan setiap hari saat pelaksanaan perkuliahan dan untuk semua mata kuliah. Sedangkan aktivitas paling kecil dengan durasi pelaksanaan paling cepat adalah aktivitas pendokumentasian karena dilakukan sekali saja dalam satu semester.

4. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap panduan, kebijakan dan peraturan akademik ITS 2009-2014, dalam dokumen tata laksana program perkuliahan terjadi pengurangan aktivitas, seperti:

a) Dokumen prosedur Persiapan Perkuliahan sebelumnya memiliki empat aktivitas prosedur dan lima formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik memiliki tiga aktivitas prosedur dan empat formulir, antara lain pembuatan rancangan dan rencana pembelajaran, pemberkasan rekaman pembelajaran dan rancangan dan rencana pembelajaran.

(7)

b) Dokumen prosedur Pelaksanaan dan Pemonitoran Perkuliahan sebelumnya memiliki empat aktivitas prosedur dan enam formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik memiliki empat aktivitas prosedur dan lima formulir, antara lain

pengisian rekaman

pembelajaran, pemonitoran kehadiran, pencetakan rekapitulasi kehadiran, dan pembuatan surat pemberitahuan kehadiran dosen.

c) Dokumen prosedur Perubahan Perkuliahan sebelumnya memiliki empat aktivitas prosedur dan dua formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik yang berubah adalah isi dari formulir.

d) Dokumen prosedur Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Perkuliahan sebelumnya memiliki lima aktivitas prosedur dan lima formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik memiliki empat aktivitas prosedur dan empat formulir, antara lain penyusunan evaluasi materi dan pelaksanaan perkuliahan, pelaporan evaluasi materi dan pelaksanaan perkuliahan, perubahan rancangan dan rencana pembelajaran, dan

Pembuatan Surat

pemberitahuan hasil IPD. e) Dokumen prosedur Penilaian

dan Perbaikan Nilai sebelumnya memiliki lima aktivitas prosedur dan tiga formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik memiliki empat aktivitas prosedur dan tiga formulir, antara lain penilaian,

penginputan nilai, pencetakkan rekapitulasi nilai mata kuliah, perbaikan nilai.

f) Dokumen prosedur

Pendokumentasian Perkuliahan sebelumnya memiliki satu aktivitas prosedur dan satu formulir setelah disesuaikan dengan peraturan akademik memiliki dua aktivitas prosedur dan dua formulir, antara lain penyimpanan data perkuliahan dan pemusnahan dokumentasi perkuliahan.

5. Dalam dokumen tata laksana tidak terdapat aktivitas ujian karena metode pembelajaran SCL yang diutamakan adalah penilaian dalam proses belajar mengajar, sehingga pada dokumen tata laksana ini aktivitas ujian dapat dihilangkan. Saran

Dalam dokumen menu aplikasi hanya disebutkan fungsi-fungsi yang terkait dari Aplikasi Monitoring Perkuliahan, sehingga diperlukan penyesuaian terhadap fitur dalam menu aplikasi monitoring perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Buku X Tata Kelola. Jakarta, 2005.

Hadi, Rahmini. 2007. Dari Teaching Centered Learning ke Student Centered

Learning, Perubahan Metode

Pembelajaran di Perguruan Tinggi. <URL:

http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/9- dari-teacher-centered-learning-student-centereded-learning-rahmini-hadi.pdf>

Herdiyanti, Anisah. 2008. Pembuatan Tata Laksana Program Perkuliahan Jurusan Sistem Informasi ITS. Laporan Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

(8)

Kebijakan Pembelajaran & Pendidikan. Dokumen Jurusan SI ITS, Surabaya, 2009. Pedoman Pembelajaran & Pendidikan. Dokumen Jurusan SI ITS, Surabaya, 2009. Situs ITS. 2009, Oktober. Draft Renstra 2008-2017. <URL :

http://www.its.ac.id/pengumuman/renstra.pdf> .

Gambar

Tabel 5. 1 Aktivitas dalam Program  Perkuliahan
Tabel 5. 2 Dokumen terkait dalam Program  Perkuliahan

Referensi

Dokumen terkait

mengangkat judul “Analisis Pengaruh Deskripsi Kerja, Lingkungan Kerja, dan Pengembangan Karir terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Kantor PTPN IV Kebun Laras”... 1.2

Teori ini dapat ditetapkan berdasarkan keinginan dari seseorang, ketika seseorang menonton film ia akan merasa penasaran untuk mengetahui informasi dari media yang

HUBUNGAN GLUKOSA DARAH DENGAN GLUKOSA URINE PADA PENDERITA DIABETES MILITUS DENGAN KELAINAN FUNGSI GINJAL.. Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Pada Program

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan laktosa pada pengencer posfat kuning telur untuk menyimpan semen ayam hutan hijau pada suhu 3-5 o C selama 48 jam mampu

Dengan permasalahan tersebut, penulis berusaha untuk mencoba membuat sebuah Sistem Pakar berbasis komputer dengan menggunakan web untuk menjadi program yang menyajikan

2) Tahap ini disebut juga ‘Tahap Rebutan’. Dimana pada tahap ini peserta akan di uji kecepatan serta ketepatan dalam menjawab soal yang diberikan. 3) Peserta yang

Setelah mengadakan penelitian tentang efektivitas kelas belajar homogen dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Bilingual Terpadu Krian Sidoarjo dan

Together with the development of the country, the bishops and the faithful continue their journey to become more rooted in Indonesian soil until the promulgation of Pedoman