• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN FIELDTRIP EVOLUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN FIELDTRIP EVOLUSI "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EVOLUSI MANUSIA BERKAITAN DENGAN BUKTI YANG DI TEMUKAN DI MUSEUM TRINIL DAN MUSEUM SANGIRAN

A. Latar Belakang

Evolusi manusia merupakan proses perubahan manusia yang dimulai dengan kehidupan manusia pada jaman purba hingga menjadi manusia modern. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman praaksara atau prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Kehidupan dan perubahan yang terjadi pada manusia purba dapat diketahui melalui fosil-fosil manusia purba yang ditemukan dibeberapa tempat. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Penemuan fosil-fosil manusia purba tersebut sangat berguna dalam dunia pendidikan dengan adanya penemuan – penemuan fosil tersebut kita dapat mengetahui asal-usul manusia yang sebenarnya. peninggalan manusia purba yang paling banyak ditemukan adalah berada di Pulau Jawa. Slah satu peninggalan dan penemuan fosil – fosil tersebut tersimpan di situs trinil.

Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah, kurang lebih 1,5 juta tahun yang lalu. Situs Trinil ini amat penting sebab di situs ini selain ditemukan data manusia purba juga menyimpan bukti konkrit tentang lingkungannya, baik flora maupun faunanya.

B. Permasalahan

1. Bagaimana evolusi manusia berdasarkan fosil yang ditemukan di situs trinil dan sangiran

2. Apakah ada persamaan antara manusia purba yang ada di situs Trinil dan situs sangiran

C. Tujuan

Menjelaskan evolusi manusia berdasarkan bukti fosil peninggalan yang terdapat di situs Trinil dan Sangiran

D. Manfaat

Mengetahui evolusi manusia berdasarkan bukti yang ada di situs Trinil dan Sangiran

E. Tinjauan pustaka

(2)

penting karena berasal dari segala zaman atau lapisan Pleistosen sehingga tampak jelas perkembangan badaniah manusia tersebut. Manusia pertama yang muncul di bumi ketika zaman Pleistosen dari jenis Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia itu sudah membatu menjadi fosil. Manusia purba disebut manusia fosil. Berdasarkan temuannya manusia purba di Indonesia digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu jenis Meganthropus, jenis Pithecanthropus, dan jenis Homo. a) Meganthropus

Meganthropus paleojavanicus adalah fosil yang pernah ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941, berupa bagian rahang bawah dan tiga buah gigi terdiri atas gigi taring dan dua geraham. Makanan jenis manusia purba ini adalah tumbuhan. Makhluk ini hidup kira-kira 2 juta hingga 1 juta tahun yang lalu. Meganthropus berasal dari lapisan Pleistosen Bawah yang sampai sekarang belum ditemukan perkakasnya.

Ciri dari Meganthropus palaeojavanicus adalah :  memiliki tulang pipi yang tebal,

 memiliki otot rahang yang kuat,  tidak memiliki dagu,

 memiliki tonjolan belakang yang tajam,  memiliki tulang kening yang menonjol,  memiliki perawakan yang tegap,  memakan tumbuh-tumbuhan, dan

 hidup berkelompok dan berpindah-pindah. b) Pithecanthropus

Pithecanthropus artinya manusia kera. Fosilnya banyak ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur). Seorang peneliti manusia purba Tjokrohandojo bersama ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak di lapisan Pucangan, yakni pada lapisan Pleistosen Bawah di daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto. Mereka memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropus paling tua. Jenis Pithecanthropus memiliki ciri-ciri tubuh dan kehidupan sebagai berikut:

 Memiliki rahang bawah yang kuat.  Memiliki tulang pipi yang tebal.  Keningnya menonjol.

(3)

 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

 Memakan jenis tumbuhan.

Jenis Pithecanthropus ini paling banyak jenisnya ditemukan di Indonesia. Ada beberapa jenis Pithecanthropus yang diketahui, antara lain, sebagai berikut:

1. Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) adalah fosil yang paling terkenal temuan Dr. Eugene Dubois tahun 1890, 1891, dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi). Temuannya berupa rahang bawah, tempurung kepala, tulang paha, serta geraham atas dan bawah. Berdasarkan penelitian para ahli, Pithecanthropus erectus memiliki ciri tubuh sebagai berikut.

 Berjalan tegak.

 Volume otaknya melebihi 900 cc.

 Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.  Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.

 Berat badannya sekitar 100 kg.

 Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.

 Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu Jenis fosil Pithecanthropus erectus ini diyakini sebagai missing link, yakni makhluk yang kedudukannya antara kera dan manusia. Penemuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan sebab seakan-akan dapat membuktikan teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusinya.Darwin dalam bukunya yang berjudul The Descent of Man (Asal Usul Manusia) menerapkan teori berupa perkembangan binatang menuju manusia dan binatang yang paling mendekati adalah kera. Hal ini diperkuat penemuan manusia Neanderthal di Jerman yang menyerupai kera maupun manusia.

(4)

Bengawan Solo maka Dr. Von Koenigswald membagi lapisan Diluvium lembah Sungai Bengawan Solo menjadi tiga.

 Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah) ditemukan jenis Pithecanthropus robustus.

 Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah) ditemukan jenis Pithecanthropus erectus.

 Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas) ditemukan jenis Homo soloensis. 4. Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan), fosil ini ditemukan di

Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswald yang berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.

5. Pithecanthropus soloensis adalah manusia kera dari Solo yang ditemukan oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo. Hasil temuannya ini memiliki peranan penting karena menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kening.

c) Homo

Homo artinya manusia, merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain. Ciri jenis manusia ini adalah:

 berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg,  volume otaknya lebih dari 1.350 cc,  alatnya dari batu dan tulang,

 berjalan tegak,

 muka dan hidung lebar, dan  mulut masih menonjol

adapun temuan jenis Homo sebagai berikut: 1. Homo wajakensis (manusia dari Wajak)

Jenis ini ditemukan di Wajak, Tulungagung pada tahun 1889 ketika Von Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois yang kemudian disebut Homo wajakensis. Lapisan asalnya adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk asli Australia. Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia cerdas) sebab sudah mengenal upacara penguburan.

2. Homo soloensis (manusia dari Solo)

(5)

kemudian diselidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Berdasarkan keadaannya, jenis ini bukan lagi kera, tetapi sudah manusia.

3. Homo sapiens

Homo sapiens artinya manusia cerdas. Homo sapiens berasal dari zaman Holosen, bentuk tubuhnya sudah menyerupai manusia sekarang. Mereka sudah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Kehidupan Homo sapiens sederhana dan mereka masih mengembara.

Adapun ciri-cirinya adalah

 volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;  tinggi badan antara 130 – 210 m;

 otot tengkuk mengalami penyusutan;

 alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;  muka tidak menonjol ke depan;

 berdiri dan berjalan tegak,

 berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Jenis Homo sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang sampai sekarang dianggap menurunkan berbagai manusia, yaitu sebagai berikut.

 Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.  Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan

hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.

 Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika

F. Hasil dan pembahasan

(6)

rendah, ada benjolan kening di daerah tulang mata, akar hidung melebar dan tidak memiliki dagu. Volume otaknya sekitar 900 cc yang terletak antara volume otak kera 600 cc dan otak manusia modern 1400 cc. manusia purba yang ditemukan di trinil diduga berjenis kelamin perempuan karena dilihat dari bentuk bagian belakang kepala yang meruncing dan diduga merupakan manusia purba yang berusia dewasa.

Pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah. Selain ditemukan fosil manusia purba juga ditemukan alat-alat yang digunakan oleh manusia purba trinil seperti kapak perimbas, kapak penetak dan kapak genggam serta alat serpih seperti batu yang digunakan sebagai penyayat yang berasal dari serpihan kulit batu maupun batu mati.

(7)

G. Kesimpulan

Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman praaksara atau prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil. penemuan manusia purba di Indonesia ada di 2 tempat, yaitu: Sangiran yang berada di Jawa Tengah dan Trinil yang terletak di Jawa Timur. Jenis manusia purba yang ditemukan di adalah :

 Meganthropus paleojavanicus  Pithecanthrophus

 Homo Sapiens

Selain ditemukan fosil manusia purba juga ditemukan beberapa alat yang digunakan oleh manusia purba tersebut seperti kapak perunggu, kapak perimbas dan alat-alat serpih yang mendukung kebudayaan dan kehidupan dari manusia purba tersebut.

H. Daftar pustaka

Anonim, 2010. Jenis manusia purba diunduh dari http://www.katailmu.com/2010/11/jenis-manusia-purba.html diakses pada tanggal 14 Juli 2017

http://www.markijar.com/2015/03/materi-sejarah-smp-menelusuri-peradaban_30.html https://skepticalinquirer.wordpress.com/2014/06/08/sejarah-evolusi-manusia/

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil analisis model binary logit untuk model kedua (CACL) pada tabel 5 menunjukkan model yang menggunakan rasio keuangan yang terpilih berdasarkan indikator CACL memiliki model

g) Menimbang bahwa dalam kaitan itu, pelepasan ketentuan dalam pasal 1266 KUH Perdata sebagaimana dimaksud oleh Distribution Agreement yang dijadikan acuan oleh Tergugat

[r]

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa politik hukum pidana penanggulangan tindak pidana perikanan adalah melalui pembaruan peraturan perundang-undangan

Menilai budaya dalam penilaian pupose budaya adalah mengevaluasi faktor yang mungkin dipengaruhi oleh organisasi cocok , untuk memahami masa depan budaya dinamika

menyalurkan, mengarahkan atau mendorong seseorang untuk bekerja giat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan, kemudian pada akhirnya motivasi pegawai suatu

Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek. • Dalam jangka pendek