• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan GCG Bank Victoria Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan GCG Bank Victoria Tahun 2013"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

A

PENDAHULUAN

1

B

PELAKSANAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

3

I

Dewan Komisaris

3

II

Direksi

6

III

Komite - Komite

Komite Audit

10

Komite Pemantau Risiko

12

Komite Nominasi dan Remunerasi

14

Komite Manajemen Risiko (KMR)

16

Komite Kebijakan Perkreditan

18

Asset Liability Commitee (ALCO)

18

Komite Teknologi Informasi

20

Komite Kredit

21

Komite Transaksi Product Asset dan Liabilities

21

Komite Personalia

22

Komite Pengadaan Barang dan Jasa

22

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

23

IV

Penanganan Benturan Kepentingan

24

V

Penerapan Fungsi Kepatuhan

27

VI

Audit Internal

28

VII

Audit Eksternal

31

VIII

Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern

32

IX

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan

(3)

X

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan Bank,

Laporan pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal

36

XI

Rencana Strategis Bank

39

C

KESIMPULAN

40

(4)

Good Corporate Governance

2013

1

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan bisnis sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai pokok yang tertuang dalam GCG. Hal ini dilaksanakan dalam rangka melindungi kepentingan stakeholder, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku serta nilai-nilai yang berlaku di dunia perbankan.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan GCG

Dalam pelaksanaannya Bank harus menerapkan prinsip-prinsip GCG yakni Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang biasa disebut dengan TARIF. Adapun penjabaran dari prinsip tersebut yaitu:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam pelaksanakan proses pengambilan keputusan dimana Bank harus memberikan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan. Informasi tersebut juga harus mudah diakses stakeholders sesuai dengan haknya.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif dimana Bank harus menetapkan fungsi tugas dan tanggung jawab yang jelas dari setiap komponen organisasi selaras dengan visi dan misi, sasaran usaha, dan strategi Bank. Setiap komponen organisasi mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta harus dapat memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Selain itu, Bank harus memastikan ada tidaknya check and balance dalam pengelolaan Bank. Selain itu Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajarannya berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten sesuai dengan nilai perusahaaan

(corporate values), sasaran usaha, dan strategi Bank, serta memiliki reward and punishment system.

3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Dalam hal ini Bank harus memegang prinsip prudential banking practices. Prinsip tersebut dijalankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tetap terjaga kelangsungan usahanya. Bank juga harus mampu bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik).

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Selain itu, Bank harus mampu menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholders. Pengelola Bank tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan sepihak dan harus menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest)

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana Bank harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment). Namun, Bank juga perlu memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk memberikan masukan bagi kepentingan Bank, serta memiliki akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Struktur dan Mekanisme GCG

Organ Perseroan (Bank) terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sistem kepengurusan menganut sistem dua badan (two tier system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

(5)

Good Corporate Governance

2013

2

Dalam pelaksanaannya, Bank Victoria memiliki berbagai kebijakan/pedoman dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yang disebut dengan soft structure GCG. Tujuan membangun GCG Soft Structure antara lain sebagai berikut:

 Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG.

 Menjadi pedoman bagi Bank dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan budaya (corporate culture) yang diharapkan.

 Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan tingkatan organisasi Bank dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ perusahaan dalam rangka menjaga kepentingan

stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masingmasing.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan Undang-undang Perseroan Terbatas.

Pada tahun 2013, Bank telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 28 Juni 2013 dengan keputusan sebagai berikut:

1. Menyetujui dan mengangkat kembali seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat .

2. Menyetujui dan mengangkat Tuan Soewandy (Anthony Soewandy), Sarjana Ekonomi, sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan, untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan dari Bank lndonesia.

3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dalam suatu akta tersendiri di hadapan Notaris serta mengurus pemberitahuan dan pendaftaran pada instansi yang berwenang berkenaan dengan perubahan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan diatas sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku

.

Dengan demikian susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank terhitung sejak diperolehnya persetujuan dari Bank Indonesia atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tahun 2013, menjadi sebagai berikut :

DIREKSI KOMISARIS

Posisi di Bank Victoria Nama Posisi di Bank Victoria Nama

1. Direktur Utama Eko Rachmansyah Gindo 1. Komisaris Utama/ Komisaris Independen

Daniel Budirahayu

2. Wakil Direktur Anthony Soewandy 2. Komisaris/Komisaris Independen

Gunawan Tenggarahardja

3. Direktur Gregorius Andrew Andryanto Haswin

3. Komisaris/Komisaris Independe

Zaenal Abidin Ph.D

4. Direktur Ramon Marlon Runtu 4. Komisaris Suzanna Tanojo 5. Direktur Oliver Simorangkir

6. Direktur Tamunan

(6)

Good Corporate Governance

2013

3

B. PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

I DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Pemantau Risiko. Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab itu, Dewan Komisaris wajib bertindak secara independen.

A. Jumlah Komposisi dan Kriteria Dewan Komisaris

Jumlah anggota Dewan Komisaris per Desember 2013 sebanyak 4 (empat) orang, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota Direksi yaitu 6 (enam) orang. Anggota Dewan Komisaris telah memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan independensi sesuai ketentuan Bank Indonesia. 3 (tiga) anggota Dewan Komisaris adalah independen atau sama dengan 75% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Dengan demikian, komposisi tersebut juga telah memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan mengenai Komisaris Independen. Pada tahun 2013 tidak terdapat pergantian anggota Dewan Komisaris.

Komposisi Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2013:

Posisi di Bank Victoria Nama

1. Komisaris Utama/Komisaris Independen Daniel Budirahayu 2. Komisaris/Komisaris Independen Gunawan Tenggarahardja 3. Komisaris/Komisaris Independen Zaenal Abidin Ph.D

4. Komisaris Suzanna Tanojo

B. Independensi Dewan Komisaris

Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

 Hubungan Keluarga Dewan Komisaris

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Daniel Budirahayu - √ - √ - √

2. Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √

3. Zaenal Abidin Ph.D - √ - √ - √

4. Suzanna Tanojo - √ - √ - √

Hubungan Keluarga dengan

Nama Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali

 Hubungan Keuangan Dewan Komisaris

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Daniel Budirahayu - √ - √ - √

2. Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √

3. Zaenal Abidin Ph.D - √ - √ - √

4. Suzanna Tanojo - √ - √ - √

Hubungan Keuangan dengan

Nama Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

(7)

Good Corporate Governance

2013

4

 Dewan Komisaris telah mengungkapkan jabatan rangkap yang dimilikinya. Jabatan rangkap Dewan Komisaris sebagai berikut:

1. Daniel Budirahayu Komisaris Utama merangkap 4. Suzanna Tanojo Komisaris Komisaris

Direksi

PT Victoria Investama Tbk

PT Suryayudha Investindo Cipta

C. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan anggaran dasar dan wewenang yang diberikan oleh RUPS, yang tertuang dalam Pedoman Kerja Dewan Komisaris : 1. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris sesuai dengan yang diatur dalam pasal 21 Anggaran Dasar

Perusahaan berikut perubahan–perubahannya.

2. Memberikan pengesahan tentang kebijakan, strategi usaha, dan pedoman perencanaan perusahaan baik jangka pendek (program kerja tahunan), jangka menengah, maupun jangka panjang, yang wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia.

3. Menetapkan tugas dan wewenang setiap anggota Direksi sebagaimana isi pasal 18 ayat 8.a Anggaran Dasar Perusahaan.

4. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko serta mengevaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Manajemen Risiko.

5. Menyetujui dan memberikan pengesahan atas Rencana Bisnis Bank.

6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Tahunan Perusahaan.

7. Memberikan keputusan tertulis dengan alasan–alasannya atas transaksi–transaksi yang diusulkan yang melampaui batas wewenang Direksi.

8. Menyelenggarakan rapat intern Dewan Komisaris, sekurang-kurangnya 4 kali dalam satu tahun, sesuai dengan ketentuan Good Corporate Governance.

9. Menghadiri rapat gabungan dengan Direksi untuk membahas perkembangan dari laporan kinerja Direksi.

10. Membuat laporan Dewan Komisaris kepada Bank Indonesia pada setiap akhir semester perihal pengelolaan dan kinerja perusahaan termasuk pencapaian target–target rencana bisnis tahunan yang wajib disampaikan dalam batas waktu 2 bulan setelah bulan laporan.

D. Pembidangan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibagi atas bidang tugas, yaitu:

Dewan Komisaris Nama Bidang Tugas

Komisaris Utama / Komisaris Independen

Daniel Budirahayu 1. Perkreditan Kredit Korporasi, Kredit Komersil, Kredit Konsumer, Kredit Perusahaan Pembiayaan dan Kredit SME/UKM)

(8)

Good Corporate Governance

2013

5

E. Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, selama tahun 2013 Dewan Komisaris telah melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank sebagai bagian tidak terpisahkan. Berdasarkan pengawasan yang dilakukan tersebut, Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi agar Direksi memberikan perhatian khusus dan melakukan perbaikan-perbaikan antara lain:

1. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam menghadapi pertumbuhan Bank yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku bankir yang sesuai dengan budaya kerja Bank. 2. Dalam menghadapi tahun politik 2014, agar pertumbuhan bisnis dilakukan dengan lebih seksama

terutama dalam mengantisipasi kemungkinan sulitnya likuiditas, kenaikan suku bunga dan pengelolaan yang kurang prudent.

3. Menerapkan pengendalian internal sebagai pilar manajemen risiko dan tata kelola menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penegakan budaya kerja Bank dengan melibatkan semua lapisan aparat Bank.

F. Sertifikasi Manajemen Risiko Dewan Komisaris

Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris Bank telah lulus dalam mengikuti program Eksekutif Sertifikasi Manajemen Risiko yang diadakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko serta telah mengikuti Program Pemeliharaan sesuai ketentuan yang berlaku.

G. Rapat Dewan Komisaris

Pada tahun 2013, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali. Rapat Dewan Komisaris dan rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris telah dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali, serta rapat Dewan Komisaris dan Direksi per Direktorat Operasional dan Bisnis sebanyak 6 (enam) kali, dengan rincian kehadiran sebagai berikut:

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Daniel Budirahayu 7 100% 11 92% 6 100%

Gunawan Tenggarahardja 6 86% 10 83% 4 67%

Zaenal Abidin Ph.D 7 100% 11 92% 5 83%

Suzanna Tanojo 7 100% 12 100% 6 100%

Total Rapat 7 12 6

Seluruh rapat Dewan Komisaris dilakukan di Jakarta. Jumlah minimum kehadiran dan jumlah minimum rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan Pedoman Kerja Dewan Komisaris Bank. Keputusan dalam setiap rapat Dewan Komisaris dan rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris serta rapat-rapat Komite lainnya di tingkat Dewan Komisaris telah dilakukan berdasarkan musyawarah dan mufakat. Seluruh keputusan rapat tersebut telah dituangkan dalam Risalah Rapat dan didokumentasikan dengan baik.

H. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris

Terdiri atas Honorarium, Tunjangan (Hari Raya Keagamaan, Transportasi), fasilitas (Kendaraan Dinas, Kesehatan, Perkumpulan Profesi, Perjalanan Dinas dan Bantuan Hukum) serta Tantiem.

Remunerasi Komisaris

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Dewan Komisaris

Orang Jumlah Rupiah

Remunerasi (gaji, uang cuti, tunjangan rutin, tantiem, fasilitas kesehatan dan komunikasi)

4 4.567

(9)

Good Corporate Governance

2013

6

Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi Jumlah Dewan Komisaris

Diatas Rp 2 miliar -

Diatas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 2 Diatas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 2

Rp 500 juta ke bawah -

I. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

Bank Victoria mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Victoria maupun pada Bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

Terkait dengan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank, Lembaga Keuangan non Bank dan Perusahaan Lain menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

Kepemilikan saham Dewan Komisaris

Nama Bank Victoria Bank Lain Lembaga Keuangan Non Bank Perusahaan Lain

J. Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2013

Komisaris Materi Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Topik Pelatihan Daniel Budirahayu Rapat Kerja dan Training Marketing in

Indonesia 2013

01-02 Maret 2013 Bank Victoria dan Mark Plus

Gunawan Tenggarahardja

Rapat Kerja dan Training Marketing in Indonesia 2013

01-02 Maret 2013 Bank Victoria dan Mark Plus

Zaenal Abidin Ph.D Rapat Kerja dan Training Marketing in Indonesia 2013

01-02 Maret 2013 Bank Victoria dan Mark Plus

Seminar Internalizing Good Corporate Governance Principles and

Professionalizing The Practice of Directorship

14 Juni 2013 International Finance Corporation

Suzanna Tanojo Rapat Kerja dan Training Marketing in Indonesia 2013

01-02 Maret 2013 Bank Victoria dan Mark Plus

II DIREKSI

(10)

Good Corporate Governance

2013

7

A. Jumlah Komposi dan Kriteria Direksi

Jumlah anggota Direksi Bank Victoria terdiri dari 6 (enam) orang, yang semuanya berdomisili di wilayah kerja Bank Victoria. Seluruh anggota Direksi telah lulus fit and proper test tanpa catatan serta seluruh anggota Direksi telah lulus mengikuti program sertifikasi manajemen risiko.

Penggantian dan/atau pengangkatan Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi, integritas dan reputasi baik serta sebagian besar telah berpengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif.

Komposisi Direksi Bank Victoria per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

*) diangkat sejak RUPS tanggal 28 Juni 2013

B. Independensi Direksi

Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Direksi Bank Victoria bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan Bank dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Anggota Direksi memiliki pembidangan tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Posisi di Bank Victoria Nama

Direktur Utama Eko Rachmansyah Gindo

Wakil Direktur Utama Anthony Soewandy

Direktur Treasury, Financial Institution and Capital Market Gregorius Andrew Andryanto Haswin Direktur Operasi dan Sistem Oliver Simorangkir

Direktur Business Ramon Marlon Runtu

(11)

Good Corporate Governance

2013

8

Berdasarkan Anggaran Dasar, tugas dan tanggung Jawab Direksi Bank Victoria, adalah:

1. Melaksanakan fungsi kepengurusan Bank secara efektif dan efisien, serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar Pengadilan.

2. Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

3. Menyusun strategi usaha sesuai dengan visi dan misi Bank yang telah ditetapkan dengan Rencana Bisnis Bank Tahunan serta bertanggung jawab mengawasi dan melaksanakan dari waktu ke waktu dan menjamin partisipasi seluruh pegawai untuk ikut berperan sesuai dengan kompetensinya. 4. Menyusun dan menetapkan struktur Organisasi Bank beserta uraian tugas, wewenang dan

tanggung jawab serta mengelola sumberdaya Bank secara optimal.

5. Mengungkapkan kepada seluruh pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis menetapkan remunerasi sesuai dengan kemampuan Bank dan lingkungan peers group serta menciptakan jenjang karier yang baik dan terbuka dengan menerapkan reward & penalty (promosi, demosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja).

6. Menerapkan Tata Tertib Kerja serta ketentuan tentang benturan kepentingan yang mengikat dan wajib ditaati. Termasuk pengaturan tentang mekanisme pengambilan keputusan dan hak bagi anggota Direksi, jika diantara mereka memiliki pendapat yang berbeda, termasuk hak untuk menyampaikan pendapat kepada Dewan Komisaris dan Otoritas Pengawas Bank atas hal-hal yang dapat membahayakan Bank.

7. Memastikan bahwa ketepatan dan kualitas serta akurasi laporan dan data keuangan yang disajikan untuk keperluan internal maupun ekternal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memberdayakan fungsi pengendalian internal secara efektif termasuk peran Satuan Kerja Audit, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan sebagai quality assurance.

8. Memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari SKAI Bank, Auditor Eksternal, dan hasil pengawasan dan pemeriksaan Bank Indonesia dan/atau hasil Pengawasan Otoritas Bank lainnya ditindak lanjuti dengan baik.

9. Mengungkapkan kepemilikan saham pada Bank Victoria maupun pada Bank atau perusahaan lainnya, baik yang berkedudukan di dalam negeri ataupun diluar negeri serta mengungkapkan hubungan keuangan dan hubungan keluarga serta keterkaitan lainnya dengan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan diantara anggota Direksi.

D. Pembidangan Tugas Direksi

Nama Direksi Jabatan Bidang Tugas

Eko Rachmansyah Gindo Direktur Utama Koordinasi pengelolaan Bank Victoria, membawahi Unit Kerja:

 SKAI

 Biro Hukum, Remedial & Anti Fraud

Corporate Secretary

General Affair

Credit Analyst Anthony Soewandy Wakil Direktur

Utama

Pengembangan Produk, Distribusi, Jaringan dan Marketing, membawahi Unit Kerja:

Product Development & Platform Management Group

Channels & Dstribution Group

Pengelolaan Dana, Likuiditas, dan Aspek Permodalan Bank, membawahi Unit Kerja:

Treasury

Financial Instituion & Capital Market

Human Capital Management Oliver Simorangkir Direktur Operasi

& Sistem

Operasional Perbankan dan Sistem Tekhnologi Informasi, membawahi Unit Kerja:

(12)

Good Corporate Governance

2013

9

Nama Direksi Jabatan Bidang Tugas

 Teknologi Sistem Informasi

Compliance, UKPN & Internal Control, Manajemen Risiko serta Sistem & Prosedur dalam rangka penerapan Good Corporate Governance, membawa Unit Kerja:

Compliance, UKPN & Internal Control

 Manajemen Risiko

 Sistem & Prosedur

E. Rapat Direksi

Selama tahun 2013, telah diselenggarakan sebanyak 36 (tiga puluh enam) kali rapat Direksi dan 12 (dua belas) kali rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris. Rekapitulasi kehadiran dalam rapat Direksi dan rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Eko Rachmansyah Gindo 32 89% 12 100% 5 100%

Anthony Soewandy *) 13 36% 8 67% 4 100%

G. Andrew A. Haswin 36 100% 12 100% 2 100%

Oliver Simorangkir 30 83% 12 100% 2 100%

Ramon Marlon Runtu 35 97% 11 92% 2 100%

Tamunan 35 97% 11 92% -

-Rapat Direksi Rapat Dewan Komisaris & Direksi

Kehadiran Kehadiran

*) Bergabung pada 28 Juni 2013

F. Struktur Remunerasi Direksi

Total remunerasi untuk Direksi selama 2013 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Direksi

Orang Jumlah Rupiah

Remunerasi (gaji, uang cuti, tunjangan rutin, tantiem, fasilitas kesehatan dan komunikasi)

6 9.991

Fasilitas lain dalam bentuk natura 6 2.233,7

Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi Jumlah Direksi

Diatas Rp 2 miliar 2

Diatas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 3

Diatas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 1

(13)

Good Corporate Governance

2013

10

G. Kepemilikan Saham Direksi

Seluruh anggota Direksi telah membuat Surat Pernyataan tidak ada memiliki saham yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor pada lembaga keuangan bukan Bank maupun perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun diluar negeri. Sesuai dengan fungsi tugas, wewenang dan tanggung jawab, Direksi tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain.

H. Pelatihan Direksi Tahun 2013

Di tahun 2013, anggota Direksi telah menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidang-bidang lainnya, antara lain:

Nama Materi Pelatihan Tanggal Pelaksanaan Penyelenggara

Eko Rachmansyah Gindo

Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Workshop ASEAN Economic Community

2015

18 September 2013 Perbanas

Workshop Strategic Business Growth 23-24 September 2013 Universal Network Intelegence Anthony

Soewandy

Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Gregorius Andrew

Andryanto Haswin

Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Training Refreshment: Internal Capital

Adequacy Assessment Process (ICAAP) & The Supervisory Review and Evaluation Process (SREP)

11-12 Desember 2013 Badan Sertifikasi Manajemen Risiko

Oliver Simorangkir Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Risiko Jasa Keuangan & Tantangan

Industri jasa Keuangan Ke Depan

17 September 2013 Badan Sertifikasi Manajemen Risiko

Ramon Marlon Runtu

Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Training Refreshment: Internal Capital

Adequacy Assessment Process (ICAAP) & The Supervisory Review and Evaluation Process (SREP)

11-12 Desember 2013 Badan Sertifikasi Manajemen Risiko

Tamunan Rapat Kerja dan Training Marketing In Indonesia 2013

01-03 Februari 2013 Bank Victoria dan Mark Plus Workshop Practical Risk Based Internal

Auditing

07-08 Agustus 2013 Universal Network Intelegence

III KOMITE - KOMITE

A. KOMITE – KOMITE DI BAWAH KOMISARIS

Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris yang telah dibentuk sesuai dengan kebutuhan Bank dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

1. KOMITE AUDIT

(14)

Good Corporate Governance

2013

11

Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 serta Surat Edaran BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

1.1. Komposisi Komite Audit & Keahliannya

Komposisi Komite Audit per 31 Desember 2013

Ketua Daniel Budirahayu

Warga Negara Indonesia. 61 tahun, lahir di Jakarta pada tahun 1952. Pada tahun 1982 beliau memperoleh gelar Bachelor of Business Administration dari Technical College of Cologne Germany. Kemudian beliau menjabat sebagai Management Trainee di European Asian Bank, Hamburg dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1984. Pada tahun 1984 beliau dipindahkan ke Deutsche Bank, Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Head of Credit Administration sampai dengan 1989. Beliau bekerja di Bank Central Asia sejak 1989 hingga 2003 dengan jabatan terakhir sebagai Head of Corporate Banking. Dari tahun 2003-2005 Beliau sebagai Konsultan Independen di Toronto, Kanada dan mulai tahun 2005 bergabung dengan Bank Mega dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Pengelolaan Kredit. Beliau diangkat sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Bank Victoria sejak 2012 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 29 Juni 2012.

Anggota Tonny Setiadi

Warga Negara Indonesia. Usia 56 tahun, Berpengalaman di dunia perbankan sepanjang awal kariernya selama ±30 tahun, dengan posisi terakhir sebagai anggota Direksi salah satu bank swasta nasional. Menjabat sebagai anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Bank sejak Februari 2013 dan saat ini juga sebagai salah satu penguji pada uji kompetensi manajemen risiko bank, bagi pejabat eksekutif dan komisaris bank-bank nasional, di Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota komite Audit dan komite Pemantau Risiko, adalah untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas-tugas Komite tersebut.

Retno Dwijanti Widaningsih

Warga Negara Indonesia. Usia 54 tahun, lahir pada tahun 1959, seorang praktisi perbankan yang memiliki latar belakang pendidikan Program Pengembangan Professional Indonesia Perbankan II dan memiliki pengalaman kerja dalam bidang audit. Puncak karirnya sebagai Vice President, Head of Group Audit Deutsche Bank AG, Jakarta Branch. Beliau memiliki pengalaman spesifik dalam pengurangan man power dari 4 menjadi 2 orang yang membutuhkan tingkat multitasking skill tinggi. Bergabung sebagai Anggota Komite Audit sejak Februari 2013, beliau juga bertugas untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas Komite.

1.2. Independensi Komite Audit

Seluruh anggota Komite Audit Bank berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi independensi anggota komite.

1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan-laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank.

(15)

Good Corporate Governance

2013

12

3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal, Auditor Eksternal dan Bank Indonesia.

4. Melaporkan kepada Dewan Komisaris tentang berbagai risiko yang dihadapi Bank dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.

5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Bank.

6. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Bank.

Komite Audit wajib memiliki Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang akan diperbaharui apabila ada perubahan keadaan dan peraturan perundang-undangan.

1.4. Rapat Komite Audit

Sesuai dengan Piagam Komite Audit, Komite Audit menyelenggarakan rapat sesuai dengan kebutuhan yang dipimpin oleh ketua Komite Audit.

Keputusan Rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Selama tahun 2013, Komite Audit telah menyelenggarakan 8 (delapan) kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

1.7. Program Kerja dan Realisasinya

Sepanjang tahun 2013, Komite Audit telah melakukan pekerjaan sebagai berikut: 1. Melakukan review terhadap pelaksanaan tugas SKAI.

2. Melakukan review terhadap kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku.

3. Melakukan review terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.

4. Melakukan review terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi terhadap hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

5. Memberikan rekomendasi penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris dengan melakukan seleksi yang dilakukan secara terbuka, objektif dan transparan serta pemilihan auditor eksternal yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. KOMITE PEMANTAU RISIKO

Bank Victoria memiliki Komite Pemantau Risiko yang dimaksudkan untuk membantu Dewan Komisaris terkait dengan manajemen risiko. Pengangkatan anggota Komite Pemantau Risiko dilakukan oleh Direksi dengan Surat Keputusan No. 11/SK-DIR/II/13 tanggal 13 November 2013.

2.1. Komposisi Komite Pemantau Risiko dan Keahliannya

Komposisi Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2013

Ketua Zaenal Abidin Ph.D

Warga Negara Indonesia. 51 tahun, lahir di Sukabumi tahun 1963. Menempuh jalur pendidikan S2 di ASIAN Institute of Management (AIM) Filipina. Sebagai Pro Manager Treasury dan Analisa Perbankan di Bank Summa (1989-2002). Beliau juga Nama

Rapat Komite Audit

Kehadiran

Jumlah Total %

Daniel Budirahayu 8 100%

Retno Dwijanti Widaningsih 8 100%

(16)

Good Corporate Governance

2013

13

merupakan Dosen Tetap pada Perbanas Institute (sejak 1993-sekarang) dan sebagai Kepala Riset dan Pengabdian pada Masyarakat (2007-2011) di Perbanas. Selain itu Beliau juga aktif sebagai Koordinator Staf Khusus Bidang Riset Asosiasi Perbanas (sejak Mei 2011 – 2012) serta sebagai peneliti senior GCG pada Indonesia Institute Corporate Governance (periode 2008 – sekarang). Sejak Juni 2012 bergabung di Bank Victoria sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen, sesuai dengan keputusan RUPS tanggal 29 Juni 2012.

Anggota Tonny Setiadi

Warga Negara Indonesia. Usia 56 tahun, Berpengalaman di dunia perbankan sepanjang awal kariernya selama ±30 tahun, dengan posisi terakhir sebagai anggota Direksi salah satu bank swasta nasional. Menjabat sebagai anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Bank sejak Februari 2013 dan saat ini juga sebagai salah satu penguji pada uji kompetensi manajemen risiko bank, bagi pejabat eksekutif dan komisaris bank-bank nasional, di Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota komite Audit dan komite Pemantau Risiko, adalah untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas-tugas Komite tersebut.

Retno Dwijanti Widaningsih

Warga Negara Indonesia. Usia 54 tahun, lahir pada tahun 1959, seorang praktisi perbankan yang memiliki latar belakang pendidikan Program Pengembangan Professional Indonesia Perbankan II dan memiliki pengalaman kerja dalam bidang audit. Puncak karirnya sebagai Vice President, Head of Group Audit Deutsche Bank AG, Jakarta Branch. Beliau memiliki pengalaman spesifik dalam pengurangan man power dari 4 menjadi 2 orang yang membutuhkan tingkat multitasking skill tinggi. Bergabung sebagai Anggota Komite Audit sejak Februari 2013, beliau juga bertugas untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas Komite.

2.2. Independensi Komite Pemantau Risiko

Jumlah anggota Komite, yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak Independen berjumlah lebih dari 51% dari keseluruhan anggota pada masing-masing Komite.

2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

1. Memantau dan melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan hasil telaahan Komite Manajemen Risiko.

2. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kerangka kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko tersebut.

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris hasil analisis dan pemantauan terhadap penerapan manajemen.

2.4. Rapat Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko melakukan pertemuan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

 Rapat diadakan sesuai dengan keperluan Bank, sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.

 Sekretaris Komite atapun setiap anggota dapat mengusulkan untuk diadakan Rapat Komite.

 Komite dapat mengundang Satuan Kerja Manajemen Risiko dan atau Direktur yang membawahi Manajemen Risiko Bank.

 Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan jika dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen.

 Keputusan rapat Komite dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

(17)

Good Corporate Governance

2013

14

 Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan tertib.

 Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat komite, wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat berserta alasan perbedaan pendapat tersebut.

Rapat Komite Pemantaun Risiko tahun 2013

3. KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

3.1. Komposisi dan keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi

Bank Victoria memiliki Komite Nominasi dan Remunerasi yang dimaksudkan untuk membantu Dewan Komisaris terkait dengan nominasi dan remunerasi.

Komposisi Komite Nominasi dan Remunerasi per 31 Desember 2013

Ketua Gunawan Tenggarahardja

Warga Negara Indonesia. 58 tahun, lahir di Bandung pada 1955. Memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1981. Memulai karirnya di Schlumberger OSA sebagai International Field Engineer 1 (1982-1984). Pada tahun 1985-1988 menjabat sebagai Assistant Manager di PT. Bank Bali. Menjabat sebagai General Manager PT. Sampoerna Transport Nusantara mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 1992. Menjabat sebagai Direktur Eksekutif pada PT. Duta Pertiwi, Tbk. (1992-1996). Pada tahun 1996-1998 menjabat sebagai Direktur di PT. Bhuwanatala Indah Permai, Tbk. Sebagai Komisaris utama PT. Sigma Karya Sempurna (Bali Camp) pada tahun 1998-2004. Sebagai Komisaris Independen PT. Jakarta Setiabudi International, Tbk (2004-sekarang). Diangkat sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen Bank Victoria sejak 2003 berdasarkan keputusan RUPS tanggal 24 Februari 2003.

Anggota Suzanna Tanojo

Warga Negara Indonesia. 56 tahun, lahir di Tulung Agung pada tahun 1958. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Airlangga di Surabaya pada tahun 1982. Memulai karirnya pada PT. Unggul Indah Corporation, Tbk, dengan jabatan terkahir sebagai Chief Financial Officer (1986-1995), kemudian pada PT. Apac Inti Corpora dan PT. Apac Citra Centertex Corporation, Tbk dengan jabatan terakhir sebagai CFO (1995- 2003) disamping itu pada PT. Bhuwanatala Indah Permai, Tbk, Jakarta dengan jabatan terakhir sebagai CFO (1996-2003). Pada tahun 2006-2007 menjabat sebagai Anggota Komisaris PT. Victoria Sekuritas, kemudian periode tahun 2007-2012 Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Victoria Sekuritas. Selain berkarir di Perseroan juga sebagai pengusaha yang bergerak di bidang Industri Tekstil, Industri Kimia, Properti dan Keuangan di dalam kelompok grup Victoria (1995- sekarang) dan sejak 2006 hingga sekarang menjabat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan keputusan RUPS tanggal 7 Februari 2006. Sejak tahun 2012 Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Victoria Investama sampai saat ini.

Syahda Candra

Warga Negara Indonesia. Usia 39 tahun, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Memperoleh gelar Sarjana Psikologi Industri dari Universitas Persada Indonesia Nama

Rapat Dewan Komisaris

Kehadiran

Jumlah Total %

Zaenal Abidin Ph.D 7 100%

Retno Dwijanti Widaningsih 6 86%

(18)

Good Corporate Governance

2013

15

Y.A.I Jakarta pada tahun 1998. Memulai karirnya di PT. Bank Ekonomi sebagai Senior Staff Human Resource Department (Recruitment and Man power) sejak tahun 1997 hingga tahun 2000. Kemudian pada tahun 2001 hingga Juni 2002, beliau menjabat sebagai Assistant Manager Human Resource Department pada PT. Hawaii Confectionery Factory. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Supervisor Human Resource Department pada PT. JS Multi Collection, sejak tahun 2002 hingga 2003. Bergabung dengan Perusahaan di tahun 2003 dengan menduduki posisi sebagai Division Head of Human Resource & General Administration. Dan terakhir, sejak tahun 2012 hingga saat ini, beliau menjabat sebagai Division Head of Human Capital Management sekaligus dipercaya untuk menduduki posisi sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Bank Victoria.

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab, meliputi:

1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

2. Memperhatikan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan, prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer group, serta pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.

3. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai prosedur pemilihan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Membantu Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

5. Membantu Direksi dalam penetapan Kebijakan Umum Personalia.

3.3. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi

Sesuai dengan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Nominasi dan Remunerasi menyelenggarakan rapat sesuai dengan kebutuhan yang dipimpin oleh ketua Komite Nominasi dan Remunerasi. Keputusan Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi diambil berdasarkan musyawarah mufakat.

3.4. Pelatihan Komite Nominasi dan Remunerasi

Di tahun 2013, anggota Komite Nominasi dan Remunerasi diberikan kesempatan untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar sebagai berikut:

Materi Pelatihan Tanggal Pelatihan Pelaksana Peserta dari anggota Komite Rapat Kerja dan

Training Marketing in Indonesia 2013

01-02 Maret 2013 Bank Victoria dan Mark Plus

Sepanjang tahun 2013, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melaksanakan tugas sebagai berikut:

(19)

Good Corporate Governance

2013

16

2. Melakukan pembahasan mengenai pengunduran diri salah seorang Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.

3. Melakukan pembahasan mengenai kebijakan Pedoman Gratifikasi bagi Pengurus dan Pegawai Bank.

4. Melakukan pembahasan pencalonan Wakil Direktur Utama. 5. Melakukan pembahasan mengenai Reimbursement Direksi. 6. Melakukan review struktur organisasi.

7. Melakukan pembahasan kebijakan Pedoman Kenaikan Remunerasi bagi Pengurus dan Karyawan Bank untuk dijadikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

8. Melakukan pembahasan mengenai berakhirnya kontrak kerja salah seorang anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.

9. Melakukan evaluasi Direksi dan Pejabat Eksekutif.

B. KOMITE – KOMITE DI BAWAH DIREKSI

Dalam menjalankan tugasnya, Direksi dibantu oleh komite-komite yang bertugas untuk memberikan saran dan rekomendasi yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan dan arahan-arahan Direksi.

1. KOMITE MANAJEMEN RISIKO (KMR)

1.1. Susunan Anggota Komite Manajemen Risiko

Adalah komite eksekutif yang dibentuk oleh Direksi Bank sebagai wadah pengambilan keputusan dan pengevaluasian pelaksanaan, pengelolaan melalui perumusan kebijakan, strategi dan sasaran dalam bidang Manajemen Risiko. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko umumnya bersifat tetap namun dapat ditambah dengan anggota tidak tetap sesuai dengan kebutuhan Bank. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko paling kurang terdiri dari mayoritas Direksi dan Pejabat Eksekutif terkait.

Komite Manajemen Risiko Bank memiliki susunan anggota yang diangkat oleh Direksi, yaitu:

Ketua Direktur Kepatuhan

Anggota Tetap Seluruh anggota Direksi

Kepala Divisi Manajemen Risiko (Sekretaris) Kepala Divisi SKAI

Anggota Tidak Tetap Seluruh Kepala Divisi

1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko

1. Menyusun kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk strategi Manajemen Risiko, tingkat Risiko yang diambil dan toleransi Risiko, kerangka Manajemen Risiko serta rencana kontinjensi untuk mengantisipasi terjadinya kondisi tidak normal;

2. Menyempurnakan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil Risiko Bank, dan ketidakefektifan penerapan Manajemen Risiko berdasarkan hasil evaluasi;

(20)

Good Corporate Governance

2013

17

1.3. Rapat Komite Manajemen Risiko

Komite Manajemen Risiko melakukan pertemuan sekali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Manajemen Risiko melakukan pertemuan berkala (bulanan) atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

 Rapat dipimpin oleh Direktur Kepatuhan selaku Ketua Komite. Dalam hal Direktur Kepatuhan berhalangan hadir, rapat dipimpin oleh seorang anggota Komite.

 Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 51% dari anggota tetap.

 Apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) dan/atau benturan kepentingan (conflict of interest) yang terjadi dalam rapat, dicantumkan dalam notulen rapat beserta alasan perbedaan atau kepentingan tersebut minimal nama pihak yang memiliki conflict of interest dan masalah pokok benturan kepentingan.

Selama tahun 2013, Komite Manajemen Risiko Bank telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan dan telah memenuhi kuorum Komite dengan pembahasan agenda, antara lain:

 Makro ekonomi, antara lain indikator-indikator makro dan mikro serta indikator perekonomian lainnya.

 Tingkat Kesehatan Bank dengan pendekatan risiko (Risk Based Banking Rating – RBBR) sesuai ketentuan Bank Indonesia untuk melakukan penilaian terhadap Profil Risiko, Rentabilitas, Permodalan, dan Good Corporate Governance.

Early Warning System, Potensi Risiko dan Rekomendasi

1.4. Program & Realisasi Kerja Tahun 2013

Pelaksanaan Tugas Komite Manajemen Risiko tahun 2013 sebagai berikut:

1. Laporan Profil Risiko secara berkala atau triwulanan baik individual maupun konsolidasi pada tahun 2013 dan Laporan ICAAP & Tingkat Kesehatan secara berkala atau semesteran individual maupun konsolidasi pada tahun 2013.

2. Melakukan pengkinian terhadap pedoman manajemen risiko umum serta pedoman dan penilaian manajemen risiko yang disesuaikan dengan kompleksitas dan skala Bank. 3. Melakukan evaluasi secara berkala (periodik) terhadap parameter risiko inheren Bank

sesuai dengan kompleksitas dan skala bank.

4. Meningkatkan budaya risiko pada seluruh jenjang organisasi Bank.

5. Meningkatkan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dari waktu ke waktu sesuai dengan kompleksitas Bank.

6. Melakukan pelaporan kecukupan modal terkait dengan rencana pembukaan Kantor Cabang sesuai ketentuan Bank Indonesia dan telah disampaikan kepada Bank Indonesia. 7. Melakukan kajian penyediaan dana baik kredit dan treasury.

8. Melakukan kajian terhadap produk dan aktivitas baru seperti aktivitas kerjasama pemasaran dengan perusahaan asuransi (bancassurance), produk baru V-Combo, produk baru V-Implant, produk baru V-Power dan lain sebagainya.

9. Melakukan stress-test untuk memperhitungkan perkiraan penurunan modal akibat fluktuasi nilai mark to market surat berharga dan menyampaikan laporan secara berkala sebagai early warning system transaksi Unit Kerja Treasury.

10. Melakukan stress-test untuk memperhitungkan perkiraan penurunan modal akibat kenaikan NPL secara berkala sebagai early warning system transaksi Unit Kerja Kredit. 11. Melakukan Risk Assessment Kredit per sector Ekonomi untuk melihat signifikasi,

(21)

Good Corporate Governance

2013

18

2. KOMITE KEBIJAKAN PERKREDITAN

Merupakan komite yang membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan.

2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Perkreditan

1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan Bank;

2. Mengawasi agar kebijakan perkreditan Bank dapat diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan/kendala dalam penerapan KPB;

3. Melakukan kajian terhadap kebijakan perkreditan Bank dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan kebijakan perkreditan Bank;

4. Memantau dan mengevaluasi:

 Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan;

 Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus kredit;

 Kebenaran proses pemberian kredit, perkembangan dan kualitas yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan Bank dan Debitur-Debitur Besar;

 Kebenaran pelaksanaan ketentuan batas maksimum pemberian kredit;

 Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit;

 Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang diterapkan dalam kebijakan perkreditan Bank;

 Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.

2.2. Pelaksanaan Tugas Komite Kebijakan Perkreditan

Pelaksanaan tugas Komite Kebijakan Perkreditan sebagai berikut:

1. Memberi masukan penyempurnaan terhadap kebijakan perkreditan Bank yang dimiliki oleh Bank Victoria.

2. Melakukan pengawasan implementasi kebijakan perkreditan Bank Victoria. 3. Melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan perkreditan.

4. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direksi terkait pelaksanaan kebijakan perkreditan.

3. ASSETS LIABILITY COMMITEE (ALCO)

Assets & Liabilities Committee selanjutnya disebut ALCO adalah wadah yang memfasilitasi Assets & Liabilities Management (ALMA) dalam memproses perencanaan dan pengendalian sumber penggunaan dana perbankan yang terkoordinasi dan secara konsekuen dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi operasi perbankan, baik itu berasal dari luar ataupun faktor struktural yang berasal dari dalam. ALCO berfungsi untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan asset dan liabilities dan pengambilan keputusan dengan merumuskan kebijakan, strategi dan sasaran dalam rangka Asset Liability Management.

3.1. Susunan Anggota Komite ALCO Ketua Direktur Utama Anggota Tetap Seluruh anggota Direksi

(22)

Good Corporate Governance

2013

19

Ketua Direktur Utama

 Kepala Divisi Branch Banking Network (BBN)

 Kepala Divisi Credit Analyst

 Kepala Divisi Treasury

 Kepala Divisi FinanciaI Institution & Capital Market

 Kepala Grup Funding, Product Development & Platform Management

 Kepala Divisi Corporate Lending

 Kepala Divisi Commercial Lending

 Kepala Divisi Consumer Lending

 Kepala Divisi SME Lending

 Kepala Divisi Multi Financial Lending

 Kepala Divisi Lending Product Development

 Kepala Divisi Akunting & MIS

 Kepala Divisi Administrasi Perkreditan Anggota Tidak

Tetap

 Kepala Divisi SKAI

 Kepala Divisi Corporate Secretary  Kepala Divisi Operasional

 Kepala Divisi Teknologi & Informasi

 Kepala Divisi Compliance, UKPN & Internal Control  Kepala Divisi Sistem & Prosedur

 Kepala Divisi Biro Hukum, Remedial & Anti Fraud  Kepala Divisi Legal Credit

 Kepala Divisi Human Capital Management  Kepala Divisi General Affairs

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab ALCO

1. Memantau dan memperhatikan struktur Neraca dan memaksimumkan profitabilitas. 2. Merencanakan, menetapkan dan mengendalikan sumber dan penggunaan dana Bank. 3. Menetapkan tingkat suku bunga kredit maupun pendanaan.

4. Melakukan evaluasi anggaran dan realisasi Laporan Keuangan Bank dengan memperhatikan indikator-indikator/rasio Bank

5. Merumuskan, menetapkan dan mengevaluasi kebijakan, strategi dan sasaran dalam bidang-bidang ALMA, yaitu :

 Manajemen Strategi

 Manajemen Likuiditas

 Manajemen GAP

 Ma aje e ‘Pricing’

6. Memantau dan memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi mikro maupun makro seperti inflasi, nilai tukar dan perkembangan suku bunga yang dapat mempengaruhi kinerja Bank.

3.3. Rapat ALCO

ALCO melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Setiap hasil rapat dituangkan dalam notulen atau risalah rapat yang dilengkapi dengan daftar hadir peserta.

Komite ALCO sepanjang tahun 2013 telah mengadakan rapat sebanyak 16 (enam belas) kali pertemuan yang dihadiri oleh anggota Komite untuk membahas agenda, antara lain:

 Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan bulan yang bersangkutan dengan bulan sebelumnya.

 Pencapaian/realisasi target yang telah ditentukan di dalam Rencana Bisnis Bank.

 Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator-indikator ekonomi dan menganalisis dampaknya terhadap posisi simpanan, kredit dan profitabilitas Bank.

(23)

Good Corporate Governance

2013

20

 Pengelolaan tingkat likuiditas Bank dalam rangka menjaga tingkat likuiditas yang optimum dan ketentuan Bank Indonesia.

Maturity Gap

 Program peningkatan fee base income

 Mengawasi risiko-risiko likuiditas dan struktur neraca Bank.

3.4. Pelaksanaan Tugas ALCO

Pelaksanaan tugas tahun 2013 sebagai berikut:

1. Menjaga tingkat profitabilitas bank pada tingkat yang sehat.

2. Menjaga pertumbuhan assets and liabilities sesuai dengan Rencana Bisnis Bank. 3. Mempertahankan tingkat likuiditas Bank pada tingkat likuiditas yang sehat. 4. Peningkatan fee based income melalui diversifikasi produk/aktivitas baru.

4. KOMITE TEKNOLOGI INFORMASI

Merupakan Executive Committee yang berfungsi sebagai wadah penganalisa/pengevaluasi pelaksanaan pengelolaan di bidang Teknologi Informasi.

4.1. Tugas dan Tanggung Jawab

1. Membuat rencana strategis Teknologi Informasi (information technology strategic plan)

yang sesuai dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank.

2. Perumusan kebijakan dan prosedur Teknologi Informasi sesuai dengan PBI No. 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

3. Melakukan pemantauan kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan rencana strategis Teknologi Informasi.

4. Melakukan pemantauan kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi dengan rencana proyek (project charter) yang disepakati dalam Service Level Agreement (SLA).

5. Melakukan pemantauan kesesuaian Teknologi Informasi dengan kebutuhan Sistem Informasi Manajemen yang mendukung pengelolaan kegiatan usaha Bank.

6. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas langkah-langkah manajemen risiko Teknologi Informasi.

7. Melakukan pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya. 8. Melakukan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi yang tidak

dapat diselesaikan oleh Satuan Kerja pengguna dan Satuan Kerja penyelenggara. 9. Melakukan evaluasi kecukupan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Bank.

4.2. Rapat Komite Teknologi Informasi

Komite Teknologi Informasi melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Seluruh keputusan rapat dituangkan dalam notulen rapat dan didokumentasikan dengan baik.

4.3. Pelaksanaan Tugas Komite Teknologi Informasi

Pelaksanaan tugas Komite Teknologi Informasi di tahun 2013 sebagai berikut: 1. Membuat rencana strategis Teknologi Informasi.

2. Merumuskan kebijakan dan prosedur Teknologi Informasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

3. Melakukan pemantauan kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan rencana strategis Teknologi Informasi.

4. Melakukan pemantauan kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi dengan rencana proyek (project charter) yang disepakati dalam Service Level Agreement (SLA).

(24)

Good Corporate Governance

2013

21

6. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas langkah-langkah manajemen risiko Teknologi Informasi.

7. Melakukan pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya.

5. KOMITE KREDIT

Merupakan Komite yang terdiri dari Anggota Direksi Bank dan Kepala Divisi terkait yang bertanggung jawab dan diberi wewenang untuk memutuskan jumlah Credit Exposure Bank dalam bentuk Aktiva Produktif sesuai dengan jumlah atau limit tertentu yang telah ditetapkan.

5.1.Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit

1. Menyelenggarakan Rapat/Pertemuan untuk mengevaluasi usulan kredit dan meminta data/informasi apabila diperlukan.

2. Memberikan persetujuan/penolakan terhadap usulan kredit, baik kredit Treasury, Financial Institution, Capital Market, Kredit Korporasi, Kredit Komersil, Kredit SME/UKM, Kredit Konsumer serta Kredit Perusahaan Pembiayaan.

3. Memastikan bahwa proses pemberian kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Memastikan bahwa proses pemberian kredit telah menerapkan manajemen risiko.

5.2.Rapat Komite Kredit

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Kredit melakukan pertemuan berkala (mingguan) atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

5.3.Pelaksanaan Tugas Komite Kredit

1. Memberikan persetujuan terhadap usulan kredit yang diajukan.

2. Melakukan pengawasan terhadap implementasi proses pemberian kredit.

3. Memastikan pengawasan terhadap implementasi proses pemberian risiko telah sesuai dengan kebijakan manajemen risiko yang dimiliki Bank.

6. KOMITE TRANSAKSI PRODUCT ASSET & LIABILITIES

Merupakan komite yang membantu Direksi dalam memberikan arahan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan produk yang akan dan atau telah diterbitkan agar produk tersebut mampu bersaing dengan Bank lain. Dalam pelaksanaannya Komite wajib memperhatikan kepentingan nasabah dan Bank, sekaligus menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

6.1.Tugas dan Tanggung jawab Komite Transaksi, Product Asset & Liabilities

1. Memberikan masukan pertimbangan dan rekomendasi atas pengelolaan produk asset & liabilities kepada Direksi mulai dari rencana penerbitan, pengembangan dan/ atau modifikasi produk, sampai dengan melakukan analisis/kajian terhadap existing product. 2. Mengawasi Kebijakan Produk agar dapat diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen,

konsisten, dan bertanggungjawab, serta mencari solusi apabila terjadi hambatan atau kendala dalam penerapannya.

3. Memantau dan mengevaluasi potensial risiko yang akan terjaditerhadap : a. Perkembangan penjualan produk dan portfolio produk

b. Poin-poin pengawasan Kebijakan Produk c. Strategi Kebijakan Produk

(25)

Good Corporate Governance

2013

22

6.2.Rapat Komite Transaksi, Product Asset & Liabilities

Komite Transaksi, Product Asset & Liabilities menyelenggarakan rapat secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan (insidentil).

6.3.Pelaksanaan Tugas Komite Transaksi, Product Asset & Liabilities

1. Mengawasi implementasi kebijakan produk.

2. Melakukan pemantauan risiko potensial terhadap produk yang dimiliki oleh Bank.

7. KOMITE PERSONALIA

Merupakan komite yang membantu Direksi dalam merumuskan Kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi Ketenagakerjaan serta memberikan saran langkah perbaikan yang sesuai dengan peraturan Ketenagakerjaan Bank dan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku di lndonesia.

7.1.Tugas dan Tanggung Jawab Komite Personalia

1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam merumuskan kebijakan ketenagakerjaan. 2. Mengawasi kebijakan yang berhubungan dengan karyawan dilaksanakan secara

konsekuen dan konsisten.

3. Melakukan kajian terhadap kebijakan ketenagakerjaan Bank dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan kebijakan ketenagakerjaan Bank.

4. Memantau dan mengevaluasi efektifitas setiap pegawai.

5. Memberikan masukan dan solusi untuk hambatan dan masalah yang terjadi terkait dengan ketenagakerjaan Bank.

7.2.Rapat Komite Personalia

Rapat Komite Personalia diselenggarakan minimal sekali dalam 1 (satu) bulan

.

7.3.Pelaksanaan Tugas Komite Personalia

1. Memberikan berbagai masukan yang diperlukan terhadap perumusan kebijakan ketenagakerjaan Bank.

2. Melakukan pengawasan implementasi kebijakan terkait dengan karyawan. 3. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan Bank. 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi efektifitas pegawai

.

8. KOMITE PENGADAAN BARANG DAN JASA

Merupakan Komite yang membantu Direksi dalam hal memberikan masukan untuk hal-hal penting dan relevan dalam perumusan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa serta memberikan persetujuan untuk setiap pengadaan barang dan jasa.

8.1.Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pengadaan Barang dan Jasa

1. Meminta informasi hal-hal yang diperlukan terkait pengadaan barang dan jasa dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.

2. Memberikan persetujuan terhadap pengajuan pengadaan barang dan jasa.

3. Mengajukan persetujuan kepada Dewan Komisaris terhadap pengadaan barang/dan jasa dengan nilai/harga minimum sesuai yang diatur di Anggaran Dasar Perseroan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang melebihi pengecekan manual ini, yakni pada dokumen satu, disebabkan karena pendeteksi plagiat menghasilkan total jumlah kata pada dokumen referensi yang

Dalam penelitian menggunakan desain Pre Eksperimen , untuk mencari perbedaan yang bermakna efektifitas pemberian kompres hangat dan kompres dingin dalam membantu menurunkan

C. 2  x 10  ­6  N  Jawaban : A  Penyelesaian :  F = 2 x 10  ­6  N  30. 

Namun, hasil penelitian ini telah cukup setara dengan penilitian lainnya seperti pada penelitianPengembangan Soal Matematika Model PISA Dengan Konteks Futsal Pada

Organ Target yang dimaksud adalah jantung, otak dan ginjal.Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi hipertensi emergensi adalah menurunkan tekanan darah dengan

Program aplikasi komputer SIMDA keuangan adalah suatu program aplikasi yang ditujukan untuk membantu pemerintah daerah dalam Pengelola keuangan daerahnya. Dengan aplikasi

Sumberdaya genetik dapat digunakan untuk menambah dan memperkuat populasi dasar, baik yang telah digunakan untuk pemuliaan pohon, yang sedang berjalan maupun untuk menambah

Maksud dari pelaksanaan penelitian di perusahaan adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai dampak investasi aktiva tetap terhadap arus kas pada PT Pos