• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Matematika Endemi Flu Babi dengan Karantina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Matematika Endemi Flu Babi dengan Karantina"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

ditularkan melalui batuk atau bersin. Dalam tulisan ini, model endemi flu babi dengan probabilitas penularan pada populasi pasien dengan gejala (symptomatic) dan pasien tanpa gejala (asymptomatic) yang berbeda dikonstruksi sebagai suatu sistem dinamik. Selain itu, diselidiki pula pengaruh karantina terhadap tingkat penyebaran flu babi. Kestabilan titik kesetimbangan model dianalisis menggunakan kriteria Routh-Hurwitz. Hasil analisis tersebut kemudian dikaji untuk mengetahui pengaruh karantina. Pada bagian akhir dilakukan simulasi numerik untuk mengilustrasikan hasil analisis yang telah diperoleh.

Kata Kunci : model endemi flu babi, karantina, titik kesetimbangan, kriteria Routh-Hurwitz, kestabilan lokal.

1. PENDAHULUAN

Flu babi pertama kali terdeteksi di sebuah pertanian di Meksiko pada tahun 2009. Di Indonesia, flu babi sudah terdeteksi hampir 25 propinsi dengan jumlah korban terinfeksi mencapai 1.127 orang. Mudahnya penyebaran flu babi dikarenakan kurangnya informasi kepada warga mengenai penyakit flu babi yang pada saat itu masih merupakan penyakit baru (Aditama, 2010).

Flu babi adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu atau beberapa jenis Swine Influenza Virus (SIV) yang pada awalnya terjangkit pada babi. Flu babi adalah penyakit yang cukup berbahaya karena virus ini tergolong virus baru (Pongsumpun dan Tang, 2011).

Sejak tahun 2010 telah dikaji model-model matematika mengenai endemi flu babi. Pada tahun 2010, Pongsumpun memodelkan endemi tersebut dengan membagi populasi menjadi dua subpopulasi, yaitu populasi dengan risiko (risk) dan tanpa risiko (non-risk) terinfeksi (Pongsumpun, 2010). Pada tahun 2011, Pongsumpun dan Tang, memodelkan endemi flu babi dengan memperhitungkan aspek populasi terinfeksi symptomatic dan asymptomatic tanpa memperlihatkan pengaruh karantina (Pongsumpun dan Tang, 2011).

Berbeda dari kajian yang dilakukan sebelumnya, pada tulisan ini dilakukan analisis terhadap model endemi flu babi dengan memperhitungkan aspek populasi terinfeksi symptomatic dan asymptomatic, serta pengaruh karantina terhadap populasi terinfeksi. Dengan menggunakan analisis sistem dinamik, ditentukan titik kesetimbangan dan perilaku kestabilan di setiap titik kesetimbangan. Selanjutnya, dilakukan simulasi numerik untuk mengetahui perilaku solusi model.

2. FORMULASI MODEL

Model yang dibahas dalam tulisan ini adalah model endemi SEIQR di mana populasi terinfeksi terbagi menjadi dua, yaitu symptomatic dan asymptomatic infectives. Dengan demikian populasi terbagi menjadi enam subpopulasi, yaitu susceptible (s), exposed (e), symptomatic infectives ( ), asymptomatic infectives ( ), quarantine (q), dan recovered (r). Jika dalam model endemi tidak dilakukan karantina maka tidak terdapat kompartemen , sehingga diperoleh model endemi tanpa karantina dengan lima persamaan. Dengan dimikian diperoleh dua model endemi flu babi yang diberikan pada Tabel 1.

Pada sistem (1) dan (2), menyatakan laju kematian populasi manusia, adalah laju transmisi flu babi, adalah probabilitas transmisi flu babi ke manusia yang membuat manusia menjadi individu terinfeksi dengan gejala, adalah probabilitas transmisi flu babi ke manusia yang membuat manusia menjadi individu terinfeksi tanpa gejala,

dimana atau Incubation Period adalah masa

inkubasi flu babi di dalam tubuh manusia, adalah laju pertambahan populasi yang dikarantina, dan adalah laju kesembuhan pasien.

(2)

2 variabel . Pada sistem (1), perilaku dapat diketahui dari perilaku . Sedangkan pada sistem (2), perilaku dapat diketahui dari perilaku dan .

Tabel 1 Model endemi flu babi dengan karantina dan tanpa karantina

Model Endemi Flu Babi dengan Karantina Model Endemi Flu Babi tanpa Karantina

Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz, titik stabil jika kondisi-kondisi berikut dipenuhi.

i.

ii.

iii. ( ) .

(3)

3

3.2. Model Endemi Flu Babi tanpa Karantina

Terdapat dua titik kesetimbangan, yaitu dan dengan

,

, ,

dan

adalah angka reproduksi dasar. Titik eksis jika .

Kestabilan diselidiki dengan mensubstitusikan ke matriks Jacobi sistem (2), sehingga didapatkan persamaan karakteristik dengan nilai eigen

, ,

Nilai dan selalu bernilai negatif, sebab seluruh parameter bernilai positif. Jika , maka dan bernilai negatif dan bernilai positif jika namun tidak stabil, sehingga titik stabil asimtotik jika

Kestabilan diperiksa dengan memisalkan , , , pada matriks Jacobi sistem (2), sehingga diperoleh persamaan karakteristik dengan

.

Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz, titik stabil jika kondisi-kondisi berikut dipenuhi.

i.

ii.

iii.

Kondisi (i) terpenuhi, jika . Seperti halnya pada titik , karena sulitnya menyatakan kondisi (ii) dan (iii), maka kondisi (ii) dan (iii) diperlihatkan sebagai syarat kestabilan untuk titik kesetimbangan dalam simulasi numerik.

4. SIMULASI NUMERIK DAN INTERPRETASI MODEL

Simulasi numerik dengan bantuan software Matlab menggunakan nilai parameter . Simulasi model dengan karantina

dilakukan untuk kasus dan . Untuk kasus , diambil sehingga . Hasil simulasi dengan nilai awal pada Gambar 1(a) memperlihatkan bahwa stabil. Untuk kasus , diambil sehingga . Dapat diperiksa bahwa kondisi (i), (ii), dan (iii) pada sub bab 3.1 terpenuhi.

Grafik solusi dengan nilai awal pada gambar 1(b) menuju titik , jadi titik stabil jika .

(a) (b)

(4)

4 Simulasi model tanpa karantina dilakukan untuk kasus dan . Untuk kasus , diambil sehingga . Hasil simulasi dengan nilai awal pada Gambar 2(a) memperlihatkan bahwa stabil. Untuk kasus , diambil sehingga . Dapat diperiksa bahwa kondisi (i), (ii), dan (iii) pada sub bab 3.2 terpenuhi. Grafik solusi dengan nilai awal pada gambar 2(b) menuju titik , jadi titik stabil jika

.

(a) (b)

Gambar 2. (a) Grafik Solusi untuk , (b) Grafik Solusi untuk

Untuk memperlihatkan pengaruh karantina, dilakukan simulasi numerik dengan memperhatikan perilaku dari populasi recovered terhadap waktu t. Perilaku tersebut diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 3. Perilaku kelas recovered

Berdasarkan Gambar 3, terlihat proporsi populasi recovered dengan karantina lebih kecil dari pada populasi tanpa karantina, dikarenakan pengaruh dari karantina yang memperkecil laju penyebaran penyakit pada populasi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan, dengan adanya karantina dapat memperkecil laju penyebaran penyakit pada suatu populasi yang terinfeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., (2010), Situasi Terkini Influenza Baru A H1N1 di Indonesia, http://www.penyakit menular.info/userfiles/Situasi%20terkini%20H1N1%20di%20Indonesia.pdf. Tanggal akses : 8 Januari 2013.

Pongsumpun, P., (2010), Swine Flu Transmission Model in Risk and Non-Risk Human Population, World Academy of Science, Engineering and Technology, 68, hal. 1166-1171.

Gambar

Tabel 1 Model endemi flu babi dengan karantina dan tanpa karantina
Grafik solusi dengan nilai awal                                     pada gambar 1(b) menuju titik                                                                  , jadi titik    stabil jika
Gambar 3. Perilaku kelas recovered

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat anatomis testis babi yang berbeda dengan ternak lainnya, dan ukuran testis akan memengaruhi produksi spermatozoa, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Untuk populasi nyamuk laten dan nyamuk terinfeksi, pada awal simulasi populasi tersebut dengan berbeda menurun dari nilai awal, akan tetapi pada akhir simulasi jumlah

Selain itu, simulasi numerik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian vaksinasi dapat mengurangi jumlah individu pada populasi terekspos dan populasi terinfeksi

Gambar 1 menunjukkan populasi sel rentan mendekati nilai setimbang yaitu 1000, sedang- kan populasi sel terinfeksi, kapsid DNA-VHB dan virion mengalami kepunahan yaitu mendekati

Selanjutnya diasumsikan populasi balita tidak ada proses imigrasi, terjadi kelahiran dan kematian, individu terinfeksi dapat mengalami kematian, kematian alami adalah

Model matematika yang akan digunakan melibatkan populasi rentan, populasi yang sudah divaksinasi dengan vaksin strain virus yang lama dan dapat terinfeksi oleh strain virus yang

Berdasarkan hasil simulasi numerik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi manusia

Jarak antara kurva populasi yang rentan dengan kedua kurva lainnya lebih dekat daripada kurva sebelumnya, ini menunjukkan bahwa banyak populasi yang terinfeksi sehingga populasi