• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN DARI IBU M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN DARI IBU M"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN DARI IBU MENYUSUI

DALAM PROGRAM “PERBAIKAN GIZI: ASI EKSLUSIF”

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Kebutuhan Informasi Kesehatan dari Ibu Menyusui dalam Program “Perbaikan Gizi: ASI Ekslusif” di Puskesmas Pekan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten

Agam Sumatera Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

FADHILA NURUL HUSNA ZALMI 210210090010

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan kebutuhan informasi kesehatan dari ibu menyusui dalam program perbaikan gizi: ASI eksklusif yang terdiri dari kebutuhan informasi kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi sosial, dan kebutuhan berkhayal. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori SOR ( stimulus-organisme-respons). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mengikuti program penyuluhan perbaikan gizi: ASI eksklusif. Sampel yang diambil sebanyak 36 orang responden dengan menggunakan teknik total sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, observasi, dan studi pustaka. Kebutuhan informasi kognitif dan kebutuhan informasi afektif pada ibu menyusui sudah baik. Selain itu, pemenuhan kebutuhan informasi integrasi personal dan pemenuhan kebutuhan integrasi sosial pada ibu menyusui sudah sangat baik dan untuk kebutuhan berkhayal sudah baik bagi ibu menyusui. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi bagi ibu menyusui yang mengikuti program penyuluhan perbaikan gizi: ASI eksklusif ini sudah terpenuhi.

(3)

ABSTRACT

This research aimed to know the response of the health information needs of nursing mothers in the program of improvement of nutrition: BREAST MILK exclusively composed information of cognitive needs, affective needs, needs personal integration, the need for social integration, and the need for fantasizing. The theory that is used in this research is the theory SOR ( stimulus-organism-respons). The population in this research is a nursing mother who joined the elucidation repair nutrition: BREAST MILIK this exclusive. Samples taken as many as 36 people respondents using total sampling. Methods used in this research is a method of quantitative descriptive. Using data collection techniques interviews, question form, observation, and study of the literature. Cognitive information needs and affective information in nursing mothers have been good. In addition, the fulfillment of personal integration of information needs and the needs of social integration in nursing mother is good and the good for those already fantasized needs nursing mothers. Inconclusive that need for information for nursing mother who joined the elucidation repair nutrition: BREAST MILK this exclusive have been fulfilled.

(4)

B a n t i n gl a h ot a k u n t u k m en ca r i i l m u seba n y a k -ba n y a k n y a gu n a m en ca r i r a h a si a besa r y a n g t er k a n d u n g d i d a l a m ben d a besa r y a n g ber n a m a d u n i a i n i , t et a p i p a sa n gl a h p el i t a d a l a m h a t i sa n u ba r i , y a i t u p el i t a k eh i d u p a n j i w a . ( A l

-Gh a z a l i )

S ebuah karya kecilku ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, M ama dan Papa yang sangat kucint ai dan sayangi, T erimakasih atas segala dukungan, pengorbanan, doa, dan kasih sayangnya agar terselesaikannya skripsi ini.

D an kepada keempat adikku tersayang Ilham F auzi Z almi, Ikhsan Z almi, Z ahra Z almi dan N abil Z almi terimakasih atas semangat dan doanya ya adik-adikku.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala berkat, rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tanggapan Kebutuhan Informasi Kesehatan dari Ibu Menyusui dalam Program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif”. Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian sidang (S1) pada Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.

(6)

1. Dra. Wina Erwina, M.A., selaku Ketua Prodi Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD dan dosen Pembimbing Utama yang dengan kebaikan hatinya serta penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, masukan-masukan serta bahan referensi yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Evi Rosfiantika S.Pd.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan arahan, saran, serta masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Prof. Drs. H. Dedy Mulyana M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran atas semua ilmu yang ada dalam karya-karyanya.

4. Asep Saeful Rohman, S.Sos., selaku Sekretaris Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan yang telah memberikan kemudahan akademik bagi penulis.

5. Nurmaya Prahatmaja, S.Sos., M.A., selaku Dosen Wali penulis yang senantiasa membantu dan memperlancar penulis dalam perkuliahan.

6. Seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

(7)

8. Seluruh staff dan karyawan bagian Pendidikan dan Administrasi (SBA/SBP) serta staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang telah banyak membantu kelancaran akademik penulis.

9. Dr. Hj. Novia Reswita selaku Kepala Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian sehingga proses penulisan skripsi ini bisa berjalan dengan lancar.

10. Efi Arman selaku petugas kesehatan di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bantuan, masukan dan arahan kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.

11. Teman-teman Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad 2009 kelas A khususnya yang telah memberikan hari-hari indah selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman Yonita Girls Annisa Pratiwi, Chyntia Kartika Sari, Ade Desnia, Intan Lestari dan Tia Khairurriza teman sejurusan, sekosan dan sepermainan. Terimakasih atas kebersamaan, canda, tawa yang telah kalian berikan. Dice Eka Putri terimakasih telah menemani penulis hingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

(8)

motivasi super-nya yang telah diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman Pondok Larasati Riri Haria, Dewi Kamala, Melisa dan Adellina Asha tempat berbagi tangis, canda tawa disaat senang maupun sedih. Yang selalu memberikan semangat bagi penulis agar terselesaikannya skripsi ini. Thanks you guys.

15. Keluarga besar Kuliah Kerja Nyata Simpen Kidul tahun 2012 terimakasih telah memberi banyak cerita dan pelajaran berharga serta berbagi susah ataupun senang selama masa KKNM Unpad bersama penulis.

16. Teman-teman PACE Aditi Larisa, Eis Honesty, Venny Maizarna, Arif Mulizar, Fazri Akil, M. Areif Wichaksono, Octa Alfindo, Afdhalul Dzikri, William Kanggo, Paliadi, Ibnu Jharkasih, Afif Permana, Taufik Hikmatriyadi, Hairum Fellayati, dan Evelynd serta Anggota UPBM Unpad yang telah banyak memberikan pelajaran berorganisasi yang sangat berharga kepada penulis. Trimakasih teman terbaik.

17. Adikku Cyntia Gevistara yang telah membantu dalam pencarian informasi kesehatan. Semoga informasi yang didapat berguna bagi penulis, terimakasih adik.

(9)

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jatinangor, Oktober 2013

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN iii

PERSEMBAHAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR GAMBAR xix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latarbelakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Identifikasi Masalah 7

(11)

1.5 Kegunaan Penelitian 9

1.5.1 Kegunaan Teoritis 9

1.5.2 Kegunaan Praktis 9

1.6 Kerangka Pemikiran 10

1.6.1 Kerangka Teroritis 10

1.6.2 Kerangka Konseptual 18

1.7 Operasional Variabel 19

1.8 Metode Penelitian 20

1.9 Teknik Pengumpulan Data 20

1.10 Populasi dan Sampel 21

1.11 Teknik Analisis Data 22

1.12 Waktu dan Tempat Penelitian 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23

2.1 Informasi 23

2.1.1 Jenis Informasi 25

2.1.2 Syarat Informasi 29

(12)

2.2 Kebutuhan Informasi 31

2.3 Ibu Menyusui 35

2.3.1 Air Susu Ibu (ASI) 40

2.3.2 Bayi 45

2.4 Program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif” 47

BAB III METODE DAN OBJEK LOKASI PENELITIAN 50

3.1 Metode Penelitian 50

3.1.1 Metode Penelitian Kuantitatif 51

3.1.2 Populasi dan Sampel 52

3.1.2.1 Populasi 52

3.1.2.2 Sampel 52

3.1.3 Jenis dan Sumber Data 53

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data 54

3.1.5 Teknik Analisis Data 55

3.1.6 Instrumen Data Penelitian 57

3.1.7 Uji Coba Instrumen 58

(13)

3.1.9 Lokasi Penelitian 61

3.2 Objek Penelitian 62

3.2.1 Program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif” 62

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 64

4.1 Analisis Deskriptif Data Responden 65

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian 69

4.2.1 Kebutuhan Kognitif 69

4.2.2 Kebutuhan Afektif 78

4.2.3 Kebutuhan Integrasi Personal 85

4.2.4 Kebutuhan Integrasi Sosial 92

4.2.5 Kebutuhan Berkhayal 99

BAB V PENUTUP 108

5.1 Kesimpulan 108

5.2 Saran 110

DAFTAR PUSTAKA 113

LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.6 Instrumen Data Penelitian 57

Tabel 3.1.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kebutuhan informasi 60

Tabel 4.1 Umur Responden 65

Tabel 4.2 Pendidikan Responden 67

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden 68

Tabel 4.4 Indikator 1 Pemahaman terhadap Informasi 70

Tabel 4.5 Indikator 2 Memenuhi Kebutuhan Informasi 71

Tabel 4.6 Kebutuhan Kognitif 72

Tabel 4.7 Indikator 3 Pengalaman Emosional 78

Tabel 4.8 Indikator 4 Hal yang Menyenangkan 80

Tabel 4.9 Kebutuhan Afektif 81

Tabel 4.10 Indikator 5 Penguatan Kepercayaan 86

Tabel 4.11 Indikator 6 Penguatan Kredibilitas 87

Tabel 4.12 Kebutuhan Integrasi Personal 88

(15)

Tabel 4.14 Indikator 8 Penguatan Hubungan dengan Orang Lain 93

Tabel 4.15 Kebutuhan Integrasi Sosial 94

Tabel 4.16 Indikator 9 Menimbulkan Perasaan Nyaman 99

Tabel 4.17 Indikator 10 Untuk Mencari Hiburan 101

Tabel 4.18 Indikator 11 Menimbulkan Perasaan Senang 102

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Teori S-O-R 13

Gambar 1.2 Kerangka Teori Penelitian 18

Gambar 4.1 Garis Kontinom Kebutuhan Kognitif 73

Gambar 4.2 Garis Kontinom Kebutuhan Afektif 82

Gambar 4.3 Garis Kontinom Kebutuhan Integrasi Personal 89

Gambar 4.4 Garis Kontinom Kebutuhan Integrasi Sosial 96

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu langkah awal yang dilakukan seseorang untuk memperbaiki dan mengubah cara pandang orang lain terhadap suatu hal. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari karena tanpa berkomunikasi seseorang tidak dapat menyampaikan pendapatnya kepada seseorang.

Komunikasi juga berfungsi untuk mengajak serta mempengaruhi seseorang untuk dapat mengerti, memahami serta memperhatikan apa yang disampaikan. Dalam setiap kegiatan sangat dibutuhkan komunikasi untuk menyampaikan informasi – informasi penting seperti informasi kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan di rumah sakit, puskesmas maupun posyandu yang dapat mengubah hidup masyarakat atau orang yang mendengarkannya ke kehidupan yang lebih sehat dan berguna dalam kehidupan mereka. Menurut Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak (dalam Mulyana 2008, 69) sehingga dalam proses komunikasi akan terjadi pertukaran informasi antara satu orang atau lebih yang berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.

(18)

Informasi merupakan pesan berbentuk data yang telah diproses dan memiliki arti sehingga data yang tadinya hanya dikumpulkan dan tidak bermanfaat dapat menjadi berguna dan dimanfaatkan oleh penerima informasi tersebut. Informasi yang disampaikan oleh komunikator sebaiknya sesuai dengan kebutuhan informasi penerima sehingga informasi yang diberikan tidak terbuang begitu saja. Selain itu, informasi yang disampaikan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari oleh penerima informasi.

(19)

Ibu-ibu rumah tangga juga membutuhkan informasi, misalnya saja ibu-ibu menyusui. Mereka membutuhkan informasi mengenai manfaat menyusui ASI (air susu ibu) kepada bayi serta kekurangan jika bayi kekurangan ASI. Informasi mengenai semua ini bisa mereka dapatkan dari tenaga kesehatan di rumah sakit, tempat bersalin maupun puskesmas, melalui media cetak maupun media non cetak sehingga mereka tahu akan positif dan negatifnya mengenai pemberian ASI kepada bayi mereka.

Masih banyak dari ibu-ibu menyusui yang belum memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Banyak faktor secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI ekslusif bagi bayinya. Salah satu faktor internalnya adalah pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Banyak dari ibu menyusui yang belum paham pentingnya dari ASI. Padahal pengetahuan merupakan dasar utama dari manusia untuk melakukan sesuatu.

(20)

khususnya di puskesmas berupaya untuk memberikan informasi – informasi kesehatan kepada para ibu menyusui yang berkunjung ke puskesmas setiap minggunya baik melalui penyuluhan ataupun brosur – brosur informasi kesehatan yang tersedia di puskesmas.

Penyuluhan merupakan upaya untuk melakukan suatu perubahan perilaku manusiayang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan adanya peran serta aktif individu ataupun kelompok maupun masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan mfaktor sosial, ekonomi maupun budaya di daerah setempat. (Suharjo 2003)

Penyuluhan yang dilakukan di masyarakat sebagai sebuah pendekatan edukatif untuk dapat menghasilkan perilaku, maka harus terjadi suatu proses komunikasi antar penyampai informasi dengan masyarakat. Dari suatu proses komunikasi tersebut juga ingin menciptakan masyarakat yang mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. (Suharjo 2003)

(21)

penyuluhan perbaikan gizi: ASI eksklusif yang dilakukan oleh puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat, para petugas kesehatan sudah menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada ibu menyusui yang hadir dalam kegiatan tersebut mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi yang baru lahir.

Menurut Soetjiningsih (dalam Emilia 2009) banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif kemungkinan ini dipengaruhi oleh karakteristik ibu. Contohnya saja seperti umur ibu yang terlalu muda saat pertama melahirkan sehingga mereka tidak paham akan kebutuhan bayi, ibu-ibu muda lebih memperhatikan keindahan tubuh pasca melahirkan, pengaruh pekerjaan, pendidikan yang rendah. Selain itu kurangnya pengetahuan mereka mengenai ASI eksklusif, atau diakibatkan kurangnya informasi dari petugas kesehatan, keluarga serta masyarakat disekitarnya.

(22)

ibu menyusui serta menggunakan alat peraga dan selebaran berisikan informasi yang disampaikan.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat karena menurut data yang didapat peneliti dari puskesmas tersebut bahwasannya di daerah ini memiliki jumlah baik tertinggi yakni sekitar 64 orang. Tetapi jumlah bayi yang datang berkunjung dalam program penyuluhan ini hanya sedikit yakni sekitar 36 orang. Terdapat 24 orang bayi perempuan dan 12 orang bayi laki-laki yang datang mengikuti program penyuluhan yang dilakukan di puskesmas tersebut.

(23)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat kita rumuskan bahwa permasalahan penelitian ini adalah : “ Bagaimana pemenuhan Kebutuhan Informasi Kesehatan dari Ibu Menyusui dalam Program

“Perbaikan Gizi: ASI Ekslusif” di Puskesmas Pekan Kamis Kecamatan

Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat?”

1.3. Identifikasi Masalah

1. Apakah informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan dalam program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan informasi kognitif ibu menyusui?

2. Apakah informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan dalam program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan informasi afektif ibu menyusui?

(24)

4. Apakah informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan dalam program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan informasi integrasi sosial ibu menyusui?

5. Apakah informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan dalam program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan informasi berkhayal ibu menyusui?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi kognitif ibu menyusui dalam mengikuti program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat

2. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi afektif ibu menyusui dalam mengikuti program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat

3. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi integrasi personal ibu menyusui dalam mengikuti program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat

(25)

5. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi berkhayal ibu menyusui dalam mengikuti program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat.

1.5. Kegunaan Penelitian

1.5.1. Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan mengenai teknik penyampaian informasi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan para ibu menyusui mengenai aspek positif dari pemberian ASI (Air Susu Ibu).

1.5.2. Kegunaan Praktis

1. Diharapkan dapat memberikan masukan ataupun evaluasi kepada Puskemas Pekan Kamis Kec. Tilatang Kamang Kab. Agam, Sumatera Barat dalam mengembangkan jasa pelayanan kesehatan pada puskesmas tersebut.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dalam teknik penyampaian informasi yang baik kepada masyarakat terutama bagi ibu – ibu menyusui di puskesmas tersebut.

(26)

1.6. Kerangka Pemikiran

1.6.1. Kerangka Teoritis

Komunikasi kebidanan adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan oleh bidan atau petugas kesehatan dalam memberikan informasi- informasi kesehatan serta asuhan kebidanan pada klien yang berguna dalam kehidupan masyarakat sehari- hari. Komunikasi yang efektif antara ibu menyusui dengan petugas kesehatan akan tercapai jika adanya proses pertukaran informasi dengan proses komunikasi yang timbal balik antara keduanya. Informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan puskesmas dapat dikemas dalam bentuk semenarik mungkin sehingga menarik perhatian ibu menyusui untuk memperhatikan dan mempraktekkan informasi yang disampaikan tersebut di kehidupan mereka sehari – hari.

Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata – kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya. (hybels dan weafers II 1992 dalam Wulandari 2009, 3).

(27)

memilih, memilah dan mengolah informasi yang didapat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Program penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan keterampilan) seseorang. Mengubah perilaku seseorang sesuai dengan yang diinginkan merupakan suatu pekerjaan yang sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak energi untuk mengkomunikasikan segala informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat guna untuk tercapainya tujuan yang diinginkan.

Menurut Suharjo (2003) program penyuluhan gizi merupakan suatu pendekatan edukatif yang dilakukan untuk menghasilkan perilaku individu/ masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik. Menurut Van deb Ban dan Hawkins dalam Lucie (2005) pilihan seseorang penyampai informasi dalam program penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik yang digunakan di dalam program penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penyampai informasi tersebut.

(28)

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah dan menyembuhkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.

Program penyuluhan ASI eksklusif sangat diinginkan perubahan perilaku ibu menyusui dalam memberikan ASI kepada bayinya. Perilaku tersebut dapat berubah jika ibu menyusui tersebut menerima dan dapat menerapkan informasi – informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan puskesmas atau sumber informasi. Oleh karena itu, salah satu tuntutan bagi para petugas kesehatan adalah harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (ibu menyusui) agar mereka dapat memberikan respon sesuai sengan yang diharapkan yakni ingin dan mampu untuk menerima informasi yang disampaikan dan mempraktekkannya di dalam kehidupan mereka setiap hari. Menurut Ahmadi tanggapan merupakan salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan diri pengamatan dalam main objek yang telah diamati tidak berbeda dalam ruang dan waktu pengamatan. Tanggapan tersebut merupakan suatu respons dari seseorang setelah mendapat stimulus. Komunikasi yang terjadi dua arah akan menghasilkan feedback dapat berupa negatif dan positif tergantung dari cara penerimaan dari

orang tersebut. Feedback inilah yang juga dapat dikatakan tanggapan.

(29)

kebutuhan informasi kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, maupun kebutuhan informasi berkhayal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori S-O-R. Teori SOR ini semula berasal dari psikologi. Kemudian teori ini berkembang menjadi teori komunikasi karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen seperti sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, serta konasi. Menurut stimulus respons, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus dimana seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi dari komunikan. Jadi unsur-unsur dari model SOR ini adalah :

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)

Gambar 1.1 Teori S-O-R (Sumber : Effendy 2003, 255)

Stimulus Organisme :

 Perhatian  Pengertian  Penerimaan

(30)

Menurut Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima ataupun ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti akan pesan yang disampaikan. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan dapat mengolah dan menerima pesan yang disampaikan, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Penelitian ini juga menggunakan teori kebutuhan menurut Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Yusup 2010, 100). Teori kebutuhan yang harus dipuaskan dalam rangka pengembangan diri dapat diuraikan seperti berikut ini :

a. Kebutuhan Kognitif

(31)

kebutuhan kognitif dimana mereka membutuhkan informasi kesehatan mengenai ASI yang berguna untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bayinya maupun diri mereka sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan kognitif ibu menyusui tersebut maka dilaksanakanlah “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif” yang berguna untuk memberikan informasi kesehatan kepada ibu menyusui.

b. Kebutuhan Afektif

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. Afeksi dalam hal ini lebih bermakna sebagai “rasa” penghargaan diri terhadap situasi, kondisi, waktu, lingkungan, dan juga orang lain, termasuk juga sikap terhadap semua aspek dimaksud diatas. Dalam memenuhi kebutuhan afektif ibu menyusui, mereka dapat dipraktekkan dalam kehidupan mereka sehari-hari melalui memperhatikan kesehatan bayinya dan diri mereka sendiri yang berguna untuk menimbulkan rasa senang terhadap dirinya sendiri.

c. Kebutuhan Integrasi Personal

(32)

melaksanakan informasi kesehatan yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Kebutuhan Integrasi Sosial

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan orang lain dalam bermasyarakat. Kebutuhan ini didasari oleh keinginan individu untuk berkomunikasi dengan seseorang atau dengan kelompok lain. Informasi kesehatan ibu menyusui yang disampaikan dalam program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif” tersebut akan dapat mudah diterima oleh peserta penyuluhan dengan penyampaian perorangan atau penyampaian informasi perkelompok. Sehingga informasi kesehatan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi diri mereka.

e. Kebutuhan Berkhayal

(33)
(34)

1.6.2. Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori SOR diatas, penulis dapat mengaplikasikannya dalam penelitian ini:

Kebutuhan Informasi Kesehatan dari Ibu Menyusui dalam Program “Perbaikan Gizi:

ASI Ekslusif” di Puskesmas

Teori Stimulus-Organisme-Respons

1. Kebutuhan kognitif

2. Kebutuhan afektif

3. Kebutuhan integrasi personal

4. Kebutuhan integrasi sosial

5. Kebutuhan berkhayal

Gambar 1.2 Kerangka Teori Penelitian (Sumber: Effendy 2003, 255)

Variabel X

(35)

1.7. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian Kebutuhan Informasi Kesehatan dari Ibu Menyusui dalam Program “Perbaikan Gizi: Asi Ekslusif” di Puskesmas

Variabel X : Kebutuhan informasi

Sub Variabel X1 : Kebutuhan kognitif

Indikator : 1. Pemahaman terhadap informasi 2. Memenuhi kebutuhan informasi Sub Variabel X2 : Kebutuhan afektif

Indikator : 1. Pengalaman emosional

2. Hal yang menyenangkan Sub Variabel X3 : Kebutuhan integrasi personal

Indikator : 1. Penguatan kepercayaan

2. Penguatan kredibilitas Sub Variabel X4 : Kebutuhan integrasi sosial

Indikator : 1. Penguatan hubungan keluarga

2. Penguatan hubungan dengan orang lain Sub Variabel X5 : Kebutuhan berkhayal

Indikator : 1. Menimbulkan perasaan nyaman

2. Untuk mencari hiburan

(36)

1.8. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan objek penelitian berdasarkan dengan fakta – fakta yang ada dan data – data yang diperoleh. Dimana hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi orang lain serta menjadi pembelajaran bagi mereka untuk dimasa yang akan datang.

1.9. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan juga banyak/ kecilnya jumlah responden.

2. Kuesioner (Angket)

(37)

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku koresponden dalam menanggapi informasi kesehatan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data dan informasi didapat dari buku – buku dan literatur bacaan.

1.10. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat khususnya ibu menyusui yang mengikuti program penyuluhan perbaikan gizi: ASI eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kec. Tilatang Kamang Kab. Agam, Sumatera Barat.

(38)

1.11. Teknik Analisis Data

Pada tahap analisis data ini, data-data yang telah dikumpulkan dari penyebaran kuesioner kepada responden tersebut dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Teknik statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran angket kepada responden. Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Metode penelitian ini dilakukan dengan memaparkan hasil penelitian.

1.12. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat yang beralamatkan di Jl. Raya Bukittinggi – Pekan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan mulai dari Mei 2013 sampai selesai.

Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Waktu Penelitian

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Informasi

Informasi merupakan suatu proses lebih lanjut dari sebuah data yang sudah memiliki nilai tambah. Informasi yang sudah dicari kemudian dikumpulkan dari beberapa sumber lalu diolah dan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya masing-masing selanjutnya informasi tersebut dapat disebarluaskan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi selanjutnya untuk menjaga informasi tersebut agar tetap ada, maka informasi dapat disimpan dan dipelihara agar tidak punah begitu saja.

Menurut Estabrook (1977) “informasi merupakan suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang” (dalam Yusup 2010, 11). Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sebuah informasi yang sangat berguna bagi seseorang. Sebuah fenomena dapat menjadi informasi jika seseorang dapat melihat, menyaksikan serta merekam kejadian tersebut.

Menurut Kamus Komunikasi mengenai definisi informasi adalah, sebagai berikut:

(40)

2. Data yang telah dicari kemudian diolah lalu dapat disampaikan kepada orang lain yang memerlukaninformasi tersebut atau dapat juga menjadi data untuk mengambil keputusan dari suatu hal.

3. Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyebarluaskan pesan yang disertai dengan penjelasan, baik secara langsung maupun menggunakan suatu media komunikasi, yang dapat disampaikan kepada khalayak banyak dimana hal tersebut merupakan peristiwa yang baru mereka ketahui. (Effendy 2003)

Menurut McFadden (1999) informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (dalam Kroenke, 1992) informasi adalah “jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima.” Maksudnya disini adalah dimana dengan adanya informasi, tingkat kepastian suatu kejadian akan menjadi meningkat. Menurut Davis (1999), informasi merupakan data kyang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk saat ini ataupun untuk dimasa yang akan datang. (Kadir 2002)

(41)

sehari. Tetapi untuk masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, mereka mungkin hanya mendapatkan informasi kesehatan yang mereka butuhkan hanya dari puskesmas dan posyandu saja. Puskesmas dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat dengan memberikan penyuluhan setiap minggunya bagi masyarakat yang datang ke puskesmas tersebut. Terutama informasi kesehatan bagi ibu – ibu menyusui. Informasi mengenai kesehatan ibu dan anak ini sangatlah berguna dan penting bagi ibu menyusui agar mereka dapat memberikan ASI yang baik dan sesuai kebutuhan bayi sehingga gizi bayi mereka dapat terpenuhi dan bayi dapat tumbuh dengan sehat.

2.1.1 Jenis Informasi

Informasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu informasi lisan dan informasi terekam. Informasi lisan merupakan informasi yang jumlahnya sangat banyak, sulit untuk diukur dan dibuktikan, dan juga kurang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya. Sedangkan informasi terekam dibedakan lagi antara informasi yang ilmiah dengan informasi yang tidak ilmiah. Informasi yang tidak ilmiah merupakan informasi biasa yang dapat ditemukan dimana-mana. (Yusup 2009)

(42)

1. Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi sebelum disajikan hendaknya dapat memenuhi persyaratan untuk mengambil suatu keputusan. Informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Informasi yang tepat waktu

Informasi yang tepat waktu maksudnya disini adalah informasi yang dibutuhkan sudah ada ditangan sebelum pengambilan keputusan. Informasi merupakan bahan pertimbangan untuk pengambilan suatu keputusan.

b. Informasi yang relevan

Seseorang yang menyampaikan suatu informasi sebaiknya harus relevan yang ada kaitannya dengan si penerima sehingga informasi yang disampaikan tersebut mendapat respons dan perhatian dari si penerima.

c. Informasi yang bernilai

(43)

d. Informasi yang dapat dipercaya

Suatu informasi haruslah dapat dipercaya (realiable). Informasi yang disampaikan tersebut baik untuk seseorang maupun kelompok haruslah betul-betul diyakini kebenarannya.

2. Informasi berdasarkan dimensi waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Informasi masa lalu

Informasi masa lalu merupakan peristiawa atau kejadian dimasa lampau yang jarang dipergunakan namun dalam data storage perlu disusun rapih dan teratur agar jika dibutuhkan informasi tersebut dapat disajikan dengan cepat dan lengkap.

b. Informasi masa kini

(44)

3. Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seseorang ataupun kelompok. Informasi ini dibagi menjadu dua, yakni:

a. Informasi individual

Individual information adalah informasi yang diberikan kepada seseorang

yang dapat dipergunakan oleh orang tersebut sebagai bahan pengambilan suatu keputusan (decision maker) maupun untuk pengambil kebijaksanaan (policy maker). Tujuan dari penyampaian informasi ini adalah untuk memperoleh tanggapan dari si penerima dari informasi yang diberikan tersebut.

b. Informasi komunitas

Community information merupakan informasi yang disampaikan kepada

(45)

2.1.2 Syarat Informasi

Penyebaran informasi dapat terlaksanakan dengan efektif dalam suatu kegiatan yang komunikatif yang satu arah atau one way traffic communication, memerlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, yaitu:

1. Pesan yang akan disebarluaskan harus disusun secara jelas, mantap dan singkat agar mudah dimengerti oleh pembaca atau orang membutuhkan informasi tersebut. harus diketahui bahwa setiap orang memiliki daya tangkap yang berbeda-beda sehingga penyebaran pesan yang dilakukan haruslah pesan tersebut disusun dengan penuh perhitungan dan dapat ditangkap serta dimengerti oleh sebagian orang yang memerlukan data tersebut.

2. Lambang-lambang serta simbol-simbol yang digunakan haruslah mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran dari penyebaran informasi tersebut. Maka harus dipahami bahwa gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh sebagian banyak orang.

(46)

4. Pesan yang disampaikan atau yang disebarluaskan harus dapat menimbulkan keinginan seseorang ataupun kelompok untuk memecahkan masalah yang ada disekitar mereka. (Sastropoetro 1987)

2.1.3 Pemeliharaan Informasi

Salah satu perkembangan pesat di era informasi saat ini adalah terjadinya “perkawinan” antara teknologi komunikasi dengan teknologi informasi yang mengakibatkan banyaknya saluran penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain, misalnya saja dari satu sumber informasi kepada penggunanya. Itulah yang dimaksud dengan saluran informasi multimedia. Saluran informasi tersebut dapat secara internal maupun eksternal, saluran tersebut dapat berupa: (a) saluran melalui komunikasi lisan, (b) saluran dengan menggunakan tulisan, (c) komputer pada satuan-satuan kerja dalam organisasi yang on-line dengan komputer utama (mainframe), (d) saluran telepon, (e) teleks, (f) faksimile, dan (g) electronic mail.

(47)

2.2. Kebutuhan Informasi

Empat pendekatan kebutuhan terhadap informasi menurut Guha (dalam Syaffril 2004) yaitu:

1. Current need approach, adalah pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang bersifat mutakhir. Para pencari informasi akan berinteraksi dengan sistem informasi untuk memperoleh informasi dan meningkatkan pengetahuannya. Pendekatan ini memerlukan interaksi yang bersifat konstan antara pencari informasi dengan sistem informasi.

2. Everyday need approach, merupakan pendekatan terhadap kebutuhan pengguna sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan oleh para pencari informasi merupakan informasi yang rutin dihadapinya.

3. Axhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam. Pencari informasi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap informasi. Informasi yang dibutuhkan tersebut merupakan informasi yang bersifat relevan, spesifik dan juga lengkap.

(48)

Jenis kebutuhan informasi umum sumber informasi bagi para pengguna terbagi atas:

1. Memperoleh jasa kesiagaan informasi untuk jenis pekerjaan dan bidang yang berkaitan

2. Untuk pekerjaan sehari-hari, pengguna membutuhkan informasi yang bersifat faktual khususnya informasi yang menyangkut angka, metode serta desain

3. Dalam menghadapi masalah ataupun proyek baru, termasuk juga penyelesaian dan penulisan laporan. Maka pengguna memerlukan penelusuran retrospektif yang berguna untuk mengidentifikasi sumber yang diterbitkan ataupun yang tidak diterbitkan sebanyak mungkin mengenai subjek tersebut. (Basuki 2004)

Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Tan (1981) dalam Yusup (2009) mengatakan bahwa ada banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Kebutuhan kognitif

(49)

b. Kebutuhan afektif

Kebutuhan afektif akan berkaitan dengan penguatan estetis, hal-hal yang dapat menimbulkan rasa senang, serta pengalaman yang menimbulkan perasaan emosional.

c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan serta status individu. Kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri mereka.

d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs)

Kebutuhan integrasi sosial merupakan suatu kebutuhan yang erat kaitannya dengan penguatan suatu hubungan anatara keluarga, teman serta orang laian di dunia.

e. Kebutuhan berkhayal (escapist needs)

Kebutuhan berkhayal ini berkaitan dengan hasrat untuk melepaskan diri dari ketegangan, untuk melarikan diri dan untuk melepaskan ketegangan untuk mencari suatu hiburan ataupun pengalihan dari masalah yang ada. (Yusup 2009)

(50)

dalam proses berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungannya seseorang harus memiliki informasi yang tepat dan sesuai dengan dimana dia berada, ini berguna untuk adanya feedback dari orang-orang yang ada di lingkungan tersebut.

Kebutuhan informasi juga dibutuhkan seseorang untuk menyenangkan dan sebagai pengalaman emosional. Kebutuhan afeksi lebih bermakna terhadap penghargaan diri terhadap situasi, kondisi, waktu, lingkungan, dan juga orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan afektif ibu menyusui dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari melalui memperhatikan kesehatan bayinya dan tentunya memperhatikan kesehatan diri mereka sendiri untuk menimbulkan rasa senang terhadap diri sendiri.

(51)

2.3 Ibu Menyusui

Pada masa kehamilan, bayi akan bertumbuh dengan cepat dari sebuah telur yang telah dibuahi menjadi bayi matang dengan berat sekitar 3,5 kg. Seluruh kebutuhan nutrisi bayi akan terpenuhi dari tubuh ibu melalui plasenta. Bagi bayi yang baru lahir, pertumbuhan akan berlanjut dengan cepat dan seluruh kebutuhan nutrisi sang bayi akan tetap terpenuhi oleh tubuh ibu melalui air susu dari payudara ibu (atau susu formula). Pertumbuhan yang luar biasa akan terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupan sesudah lahir yang digambarkan melalui fakta bahwa bayi yang cukup bulan biasanya mengalami kenaikan berat badan dua kali lipat pada usia empat sampai lima bulan dan akan menjadi tiga kali lipat pada usia satu tahun.

Air susu ibu merupakan makanan pilihan utama untuk bayi yang baru lahir. Menyusui akan memberi banyak keuntungan: nutrisi, imunologi, dan psikologis. Menurut Worthington Robert (1993), menyusui memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1. Bayi mendapat imunoglobin untuk dapat melindunginya dari berbagai macam penyakit dan infeksi yang dapat menyerang tubuhnya.

2. Bayi akan lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan atas.

(52)

4. Risiko bayi untuk mendapatkan diabetes juvenile menurun.

5. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe tertentu.

6. Jenis protein yang ditelan oleh sang bayi akan mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi.

7. Bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makan yang berlebihan akibat harus menghabiskan susu formula di botol.

8. Insiden bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada masa dewasa menurun.

9. Tidak butuh mencuci botol, menyiapkan formula, dan menyimpannya di dalam lemari es.

10. Organ-organ ibu juga akan lebih cepat kembali ke keadaan sebelum hamil.

11. Menyusui juga akan meningkatkan kontak dekat antara ibu dan anak. (Bobak 2004).

(53)

Selain itu, menurut the American Academy of Pediatrics (AAP), cara pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi akan sangat mempengaruhi kesejahteraan fisiknya, sosial, serta emosionalnya. Memberi makan bayi dengan penuh kasih sayang dan dengan cinta sama pentingnya dengan memberikan makanan yang akan meningkatkan pertumbuhan bayi yang sehat.

Selama masa kehamilan, tubuh ibu menyiapkan diri untuk pemberian ASI dengan cara menyimpan energi dalam bentuk lemak ekstra sebanyak 2,5-3,5 kg yang tidak akan segera hilang setelah bayi dilahirkan. Lemak yang tertimbun ini akan memberikan kalori ekstra yang sangat diperlukan untuk produksi air susu selama beberapa bulan pertama pasca melahirkan. Tubuh ibu yang sedang menyusui juga menyimpan cadangan vitamin dan mineral untuk membuat air susu. Apa yang dikonsumsi oleh sang ibu sangat mempengaruhi untuk memproduksi air susu yang cukup banyak dan sehat. Untuk mempertahankan cadangan makanan yang banyak dan bernutrisi maka ibu menyusui harus banyak makan makanan sehat selama menyusui. Makanan yang mengandung nutrien (kalori, cairan, protein, vitamin, dan mineral).

1. Protein

(54)

merupakan sumber protein satu-satunya, karena suplemen protein tidak dianjurkan selama kehamilan.

2. Kalsium

Kalsium meningkatkan mineralisasi rangka janin dan gigi-gigi. Janin membutuhkan kalsium 66% lebih besar selmaa trimester ketiga (saat gigi-gigi terbentuk dan pertumbuhan rangka terjadi paling cepat) dibanding pada awal perkembangannya. Kalsium juga disimpan dalam tulang-tulang ibu sebagai cadangan untuk memproduksi air susu ibu. Asupan kafein yang tinggi dapat menggangu kemampuan seseorang untuk menggunakan kalsium.

3. Zat Besi

(55)

adalah memakan berbagai jenis makanan kaya zat besi seperti gading merah, ayam (khususnya yang dagingnya hitam), buah-buahan kering, sari anggur, kacang polong kering, buncis, miju-miju, kenari, almond, dan blackstrap molasses.

4. Asam Lemak Esensial

Asam lemak esensial dalam diet akan memberikan manfaat jangka panjang untuk setiap orang. Beberapa asam lemak esensiak dapat ditemukan didalam sayuran dan tanaman, lainnya juga terdapat di dalam minyak ikan. Jika dikonsumsi oleh wanita selama kehamilan dan menyusui, asam lemak esensial berperan dalam perkembangan neurologi yang sehat pada bayi. Jumlah asam lemak esensial yang terdapat di dalam ikan jauh lebih besar daripada jumlah asam lemak dalam sayuran, nasihat terbaik yang telah disampaikan berdasarkan hasil riset adalah mengonsumsi minyak ikan (seperti ikan salmon) sebelum, selama, dan sesudah kehamilan.

5. Vitamin

(56)

pertumbuhan normal dari bayi sejak dari pembuahan dan sangat penting pada awal kehamilan. Karena asupan asam folat dari makanan biasanya seringkali rendah, penambahan 400 mikrogram (0,4 miligram) setiap harinya dianjurkan untuk semua wanita dalam usia subur. (Simkin 2007)

Pada ibu menyusui juga dianjurkan untuk meminum cukup cairan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Air kemih yang berwarna kuning muda menunjukkan bahwa tubuh mendapatkan cukup cairan. Cairan yang memadai menjaga tubuh agar tidak merasa haus tetapi (berbeda dengan mitos yang populer) tidak berhubungan dengan kenaikan produksi ASI.

2.3.1 Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu sangat direkomendasikan diberikan kepada bayi oleh dokter maupun petugas kesehatan di rumah sakit, tempat bersalin, serta puskesmas karena sebagai berikut:

1. Komposisi nutrisional dari air susu ibu ideal untuk bayi manusia.

2. Sewaktu bayi bertumbuh dan kebutuhan nutrisinya berubah, air susu ibu akan menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan ini.

3. Air susu ibu mudah dicerna

(57)

5. Menyusui meningkatkan keterikatan dan hubungan erat serta penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.

6. Menyusui mengurangi insidensi dan keparahan penyakit serta infeksi seperti infeksi telinga, infeksi pernapasam, meningitis, dan infeksi saluran kemih. Juga mengurangi gejala seperti diare dan muntah.

7. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif selama tiga bulan, kemungkinan dirumahsakitkan karena infeksi sembilan kali lebih rendah dibanding bayi yang diberi susu formula.

8. Bayi yang mendapat ASI mempunyai indensi penyakit kronis dan penyakit penyakit yang muncul diusia dewasa seperti diabetes tergantung indulin, penyakit Chron, ulseratif kolitis, dan sklerosis multipel, lebih kecil.

9. Bayi yang mendapat ASI kemungkinan kecil sekali mendapatkan limfoma daripada bayi yang mendapat susu formula.

10. Bayi yang mendapat ASI kemungkinan kecil terkena alergi yang parah daripada bayi yang mendapat susu formula.

11. Bayi yang mendapat ASI mempunyai kemungkinan alergi lebih kecil dan lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula.

(58)

13. Menyusui mengurangi perdarahan pascanifas dan membantu involusi (kembalinya rahim ke ukuran normal)

14. Menyusui mengurangi risiko terkena beberapa penyakit pada si ibu termasuk kanker payudara pascamenopause dan kenker indung telur.

15. Ibu yang menyusui mempunyai risiko fraktur panggul yang lebih kecil di masa pascamenopause dibanding wanita yang belum pernah menyusui. (Simkin, 2007)

Air susu ibu diproduksi melalui dua hormon yakni prolaktin dan oksitosin yang memegang peranan penting dalam memproduksi dab pengeluaran air susu (pengaliran). Bayi yang menyusui akan merangsang kelenjar hipofisis anterior yang terletak di otak untuk melepaskan prolaktin ke dalam aliran darah sang ibu. Prolaktin menyebabkan sel-sel pada alveoli menarik air dan nutrien dari darah untuk memproduksi susu. Oksitosin dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar hipofisis posterior sebegai respons terhadap isapan bayi dan tangisan maupun rengekan bayi, bahkan mendengar bayi terbangun sekalipun dapat membuat kelenjar melepas hormon tersebut. oksitosin juga menyebabkan otot-otot kecil disekitas sel-sel penghasil susu berkontraksi dan mengeluarkan susu. Dan juga menyebabkan duktus melebar dan memendek sehingga memungkinkan air susu mengalir keluar. Proses ini dapat disebut dengan refleks let-down. (Bobak 2004)

(59)

sirup yang sangat tinggi kandungan proteinnya, tetapi rendah kandungan lemaknya dibanding ASI. Kolostru sangat ideal untuk memenuhi kebutuhan bayi. Selain itu, kolostrum juga memberikan efek pencahar yang membantu mempercepat pembuangan mekonium (tinja pertama bayi yang baru lahir), membantu membangun keseimbangan dari bakteri dalam sistem pencernaan bayi, dan karena kolostrum kaya akan antibodi, melindungi bayi terhadap infeksi. Selanjutnya, susu transisi ( susu yang berwarna kekuningan) akan diproduksi. Susu ini lebih memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi, tetapi lebih rendah kandungan proteinnya jika dibandingkan dengan kolostrum. Biasanya pada akhir minggu pertama menyusui, air susu yang matang akan keluar. Air susu yang berwarna putih agak kebiruan (seperti susu skim) dan mengandung lebih banyak kalori dibandingkan kolostrum maupun air susu transisi. (Bobak 2004)

Komponen dari air susu ibu yang dihasilkan oleh ibu menyusui adalah sebagai berikut:

1. Air merupakan bagian paling besar daka air susu ibu (± 87%). Air akan membantu bayi baru lahir untuk mempertahankan temperatur tubuhnya. Bahkan pada suhu yang sangat panas, air susu ibu mengandung air dalam jumlah yang dibutuhkan oleh bayi.

(60)

saat saraf bertumbuh dan mematangkan diri (mielinisasi). Asam lemak yang terdapat dalam jumlah yang cukup besar didalam air susu ibu, juga sangat berperan dalam pertumbuhan otak dan saraf yang sehat. Asam lemak tak jenuh ganda, seperti asam docosahexanoic (DHA) dalam air susu ibu dapat membantu perkembangan penglihatan.

3. Karbohidrat, laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada didalam air susu ibu. Terkandung dalam jumlah yang besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah dimetabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dengan cepat yang terjadi di selama masa bayi.

4. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey yakni mudah dicerna menjadi kepala susu yang lembut yang dapat memudahkan penyerapan nutrien ke dalam aliran darah bayi. Sebaliknya, kasein adalah protein utama dalam susu sapi. Jika bayi diberi susu sapi atau susu formula, kasein akan membentuk kepala susu yang seperti karet, yang lebih sulit untuk dicerna dan kadang-kadang menyebabkan sembelit. Beberapa kandungan protein dalam air susu ibu memiliki peran pentling dalam melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi.

(61)

mencukupi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi tumbuh dan berkembang.

6. Zat besi hanya terdapat dalam jumlah yang kecil pada air susu ibu, bentuknya sangat mudah diabsorbsi. Bayi cukup bulan yang sehat dan mendapatkan ASI jarang membutuhkan sumplemen zat besi atau makanan sumber zat besi sebelum berusia enam bulan.

7. Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium ke dalam tulang. Meskipun jarang, riketsia (suatu penyakit yang menyebabkan deformitas tulang) dapat terjadi pada bayi yang diberikan ASI jika ibunya kekurangan vitamin D dan pada bayi yang kurang terpancar sinar matahari akibat iklim atau pakaian mereka.

8. Fluoride adalah mineral yang memperkuat email gigi, melindungi gigi terhadap karies (lubang). Hanya sejumlah kecil fluoride yang ada dalam air susu ibu. (Simkin, 2007)

2.3.2 Bayi

(62)

cm. Bayi yang baru lahir memiliki bahu yang sempit, perut yang menonjol, panggul kecil, dan lengan serta kaki yang relatif pendek, dan lentur.

Bayi merupakan individu yang memiliki temperamen dan berkepribadian unik. Bentuk bayi yang baru lahir akan berbeda dari bayi lainnya dalam hal penampilan; tingkat aktivitas, respons terhadap rasa lapar, sakit, atau bosan; dan pola tidur atau makan. Bayi yang memiliki kombinasi dari reaksi yang intens, ketidakteraturan, kemampuan adaptasi yang lambat dan tingkat aktivitas yang tinggi benar-benar merupakan tantangan bagi orang tuanya. Pola perkembangan bayi adalah unik dan khas untuk dirinya. (Bobak, 2004)

(63)

2.4 Program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif”

Program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif” ini merupakan salah satu program yang dijalankan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Pakan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat. Program ini merupakan salah satu upaya untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam MDG’s. Dewasa ini pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan berbagai program kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Salah satu program kesehatan yang digerakkan oleh pemerintah adalah program jaminan persalinan (Jampersal). Latar belakang dari program Jampersal ini salah satunya berkaitan dengan Millenium Development Goals (MDGs). Dimana Jampersal ini berguna untuk memperhatikan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Sehingga untuk membantu suksesnya program pemerintah, para petugas kesehatan di puskesmas melaksanakan “Program Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif.”

(64)

berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Air susu ibu pertama berupa cairan berwarna kekuningan (kolostrum) yang sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Selain itu, informasi mengenai keunggulan pemberian ASI juga diberitahukan kepada ibu hamil dan ibu menyusui tersebut. Keunggulan ASI daripada susu formula yakni: mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan; mengandung zat kekebalan; melindungi bayi dari alergi; aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar; tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja; serta membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

Bagi ibu yang bekerja juga diberikan beberapa penjelasan terkait ASI Eksklusif dalam program perbaikan gizi: ASI eksklusif ini. Ibu yang bekerja juga tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi dengan cara menyimpan ASI yang telah dihasilkan ke dalam gelas bersih dan tertutup serta disimpan ditempat yang sejuk dan dapat diberikan kepada bayi selama ibu pergi bekerja.

(65)
(66)

BAB III

METODE DAN OBJEK LOKASI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dimana tujuan dan kegunaannya untuk suatu hal tertentu. Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian memiliki empat kata kunci yang sangat perlu diperhatikan yakni, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. (Sugiyono 2012, 2)

(67)

3.1.1 Metode Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif harus memiliki masalah yang sudah jelas. Masalah yang sudah diidentifikasikan, dan dibatasi maka masalah tersebut baru dapat dirumuskan. Metode penelitian kuantitatif dinamakan sebagai metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut metode positivistik karena metode ini berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini merupakan metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, dan juga sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. (Sugiyono 2012, 7)

Metode penelitian kuantitatif deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah (naturalisasi setting). Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku

(68)

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

3.1.2 Populasi dan Sampel

3.1.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono 2012, 80)

Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu menyusui yang datang setiap minggunya ke Puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat untuk mengikuti program “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif.” Dimana dalam penyuluhan tersebut mereka diberikan informasi mengenai kesehatan bayi dan ibu menyusui.

3.1.2.2 Sampel

(69)

Sampel dari penelitian ini adalah ibu-ibu menyusui yang datang dan mengikuti program penyuluhan “Perbaikan Gizi: ASI Eksklusif.” Data yang didapat dari petugas kesehatan Puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat mengenai ibu menyusui yang datang pada program ini adalah sekitar 36 orang. Mengingat kecilnya jumlah peserta yang mengikuti program penyuluhan ini maka peneliti menggunakan seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling) dalam penelitian ini adalah 36 orang.

3.1.3 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang menyangkut variabel-variabel penelitian melalui kuisoner yang disebarkan kepada responden. Data primer juga merupakan data utama dan sangat berpengaruh terhadap penelitian ini. Sumber data primer dari penelitian ini adalah responden yang diberikan kuisoner yakni ibu menyusui yang mengikuti program penyuluhan perbaikan gizi: ASI eksklusif di puskesmas Pekan Kamis Sumatera Barat.

2. Data Sekunder

(70)

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan juga banyak/ kecilnya jumlah responden.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pernyataan ataupun pertanyaan yang diajukan terkait dengan indikator variabel yang ditujukan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku koresponden dalam menanggapi informasi kesehatan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.

4. Studi Pustaka

(71)

3.1.5 Teknik Analisis Data

Statistik deskriptif merupakan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari pengumpulan angket yang telah disebarkan kepada responden. Penelitian menggunakan data yang diperoleh di lapangan tempat diadakannya penelitian dan kemudian disusun ke dalam tabel-tabel setelah dihitung melalui distribusi frekuensi, kemudian dianalisis dan selanjutnya diinterpretasikan secara deskriptif.

Tahapan-tahapan dalam menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Pengkodean Data (Data Coding)

Data coding merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data yang mentah (yang ada dalam kuisoner) kedalam bentuk yang mudah untuk dibaca oleh pengolah data seperti komputer. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif yakni:

SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju KS : Kurang Setuju

(72)

2. Pemindahan Data ke Komputer (Data Entering)

Data entering merupakan pemindahan data dari yang telah menjadi kode

ke dalam mesin pengolah data dengan cara coding sheet (lembar kode) dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). 3. Pembersihan Data (Data Cleaning)

Data cleaning merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan data yang sebenarnya.

4. Penyajian Data

Data output merupakan hasil dari pengolahan data. Dalam penelitian ini data numerik disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan penjelasan secara narasi mengenai penelitian yang dibahas.

Keterangan: P : Presentase

f : Frekuensi jawaban yang diperoleh n : Jumlah responden

5. Penganalisisan data (Data Analyzing)

Penganalisisan data adalah suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data yang sudah ada. (Prasetyo dan Jannah 2007)

(73)
(74)

Tabel 3.1.6 Instrumen Data Penelitian

3.1.7 Uji Coba Instrumen

Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) yang valid. Selain itu data instrumen yang reliable merupakan instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengoker suatu obvjek yang sama sehingga akan menghasilkan data yang sama pula. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono 2012)

3.1.7.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas merupakan hasil penelitian dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada obyek penelitian. Intrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) tersebut valid. Valid berarti

lain X5

Kebutuhan berkhayal: a. Melepaskan ketegangan b. Untuk mencari hiburan

12, 13, 14 3

(75)

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur pada obyek penelitian. (Sugiyono 2012)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkap. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik Korelasi rank spearman sesuai dengan skala ukur data ordinal. Sementara reliabilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel).

Sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk konsisten atau tidaknya jawaban seseorang terhadap item-item pernyataan yang ada dalam sebuah kuisoner. Sekaran menyatakan bahwa “Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (beba kesalahan-error free) (dalam Sarjono 2011, 35). Oleh karena itu, menjamin pengukuran yang lintas waktu serta lintas beragam item dalam intrumen suatu penelitian perlu untuk dilakukan.

(76)

Tabel 3.1.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kebutuhan informasi

No. Koef. Validitas ( rs ) Keterangan

1 0,6018 Valid

2 0,7077 Valid

3 0,7653 Valid

4 0,5593 Valid

5 0,6708 Valid

6 0,5643 Valid

7 0,3502 Valid

8 0,5753 Valid

9 0,5861 Valid

10 0,5281 Valid

11 0,3126 Valid

Koefisien Reliabilitas Alpha

Cronbach

0,7877 Reliabel

Gambar

Gambar 1.1  Teori S-O-R (Sumber : Effendy 2003, 255)
Gambar 1.2 Kerangka Teori Penelitian
Tabel 3.1.6 Instrumen Data Penelitian
Tabel 3.1.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kebutuhan informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kondisi sosial ekonomi masyarakat transmigrasi di Desa Suka Damai dapat terjadi mobilitas horizontal maupun mobilitas vertikal dan hal ini juga tidak menutup

Otomatisasi pengelompokkan buah berdasarkan jenis warnanya ini menggunakan sensor warna (sensor TCS3200) sebagai pembaca, dimana pada saat buah mengenai sensor

3) Nilai signifikan adalah 0,0229 yang kurang dari nilai alpha (5%) yang artinya tolak Ho, yaitu (jumlah direksi) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai ROA

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor dengan nilai sebesar 0.504, hasil hipotesis kedua

Faktor lain yang mendukung peningkatan produktivitas kerja adalah Motivasi Kerja, kurangnya motivasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serdang

Berdasarkan wawancara tersebut juga teridentifikasi beberapa hambatan yang berkaitan dengan budaya keselamatan pasien di antaranya pelaporan kejadian yang masih minim

Putra pasangan Stevenson Joal Maubanu dan Ruth Christiarini Irawati dalam keseharian terlihat biasa seperti anak SD pada umumnya // Bentuk tubuh yang terlatih baru terlihat

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Secara Parsial, Suku Bunga (BI Rate) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham sedangkan Tingkat Inflasi dan Kurs