• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Susu Ibu (ASI)

Dalam dokumen KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN DARI IBU M (Halaman 56-63)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informas

2.3 Ibu Menyusu

2.3.1 Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu sangat direkomendasikan diberikan kepada bayi oleh dokter maupun petugas kesehatan di rumah sakit, tempat bersalin, serta puskesmas karena sebagai berikut:

1. Komposisi nutrisional dari air susu ibu ideal untuk bayi manusia.

2. Sewaktu bayi bertumbuh dan kebutuhan nutrisinya berubah, air susu ibu akan menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan ini.

3. Air susu ibu mudah dicerna

5. Menyusui meningkatkan keterikatan dan hubungan erat serta penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.

6. Menyusui mengurangi insidensi dan keparahan penyakit serta infeksi seperti infeksi telinga, infeksi pernapasam, meningitis, dan infeksi saluran kemih. Juga mengurangi gejala seperti diare dan muntah.

7. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif selama tiga bulan, kemungkinan dirumahsakitkan karena infeksi sembilan kali lebih rendah dibanding bayi yang diberi susu formula.

8. Bayi yang mendapat ASI mempunyai indensi penyakit kronis dan penyakit penyakit yang muncul diusia dewasa seperti diabetes tergantung indulin, penyakit Chron, ulseratif kolitis, dan sklerosis multipel, lebih kecil.

9. Bayi yang mendapat ASI kemungkinan kecil sekali mendapatkan limfoma daripada bayi yang mendapat susu formula.

10. Bayi yang mendapat ASI kemungkinan kecil terkena alergi yang parah daripada bayi yang mendapat susu formula.

11. Bayi yang mendapat ASI mempunyai kemungkinan alergi lebih kecil dan lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula.

12. ASI terbukti mempunyai efek perlindungan yang membantu mengurangi risiko sindrom kematian mendadak (AIDS).

13. Menyusui mengurangi perdarahan pascanifas dan membantu involusi (kembalinya rahim ke ukuran normal)

14. Menyusui mengurangi risiko terkena beberapa penyakit pada si ibu termasuk kanker payudara pascamenopause dan kenker indung telur. 15. Ibu yang menyusui mempunyai risiko fraktur panggul yang lebih kecil di

masa pascamenopause dibanding wanita yang belum pernah menyusui. (Simkin, 2007)

Air susu ibu diproduksi melalui dua hormon yakni prolaktin dan oksitosin yang memegang peranan penting dalam memproduksi dab pengeluaran air susu (pengaliran). Bayi yang menyusui akan merangsang kelenjar hipofisis anterior yang terletak di otak untuk melepaskan prolaktin ke dalam aliran darah sang ibu. Prolaktin menyebabkan sel-sel pada alveoli menarik air dan nutrien dari darah untuk memproduksi susu. Oksitosin dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar hipofisis posterior sebegai respons terhadap isapan bayi dan tangisan maupun rengekan bayi, bahkan mendengar bayi terbangun sekalipun dapat membuat kelenjar melepas hormon tersebut. oksitosin juga menyebabkan otot- otot kecil disekitas sel-sel penghasil susu berkontraksi dan mengeluarkan susu. Dan juga menyebabkan duktus melebar dan memendek sehingga memungkinkan air susu mengalir keluar. Proses ini dapat disebut dengan refleks let-down. (Bobak 2004)

Kolostrum merupakan air susu yang diproduksi pertama kali oleh payudara ibu menyusui. Kolustrum, suatu cairan kekuningan atau jernih seperti

sirup yang sangat tinggi kandungan proteinnya, tetapi rendah kandungan lemaknya dibanding ASI. Kolostru sangat ideal untuk memenuhi kebutuhan bayi. Selain itu, kolostrum juga memberikan efek pencahar yang membantu mempercepat pembuangan mekonium (tinja pertama bayi yang baru lahir), membantu membangun keseimbangan dari bakteri dalam sistem pencernaan bayi, dan karena kolostrum kaya akan antibodi, melindungi bayi terhadap infeksi. Selanjutnya, susu transisi ( susu yang berwarna kekuningan) akan diproduksi. Susu ini lebih memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi, tetapi lebih rendah kandungan proteinnya jika dibandingkan dengan kolostrum. Biasanya pada akhir minggu pertama menyusui, air susu yang matang akan keluar. Air susu yang berwarna putih agak kebiruan (seperti susu skim) dan mengandung lebih banyak kalori dibandingkan kolostrum maupun air susu transisi. (Bobak 2004)

Komponen dari air susu ibu yang dihasilkan oleh ibu menyusui adalah sebagai berikut:

1. Air merupakan bagian paling besar daka air susu ibu (± 87%). Air akan membantu bayi baru lahir untuk mempertahankan temperatur tubuhnya. Bahkan pada suhu yang sangat panas, air susu ibu mengandung air dalam jumlah yang dibutuhkan oleh bayi.

2. Lemak menghasilkan kira-kira setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu. Salah satu lemak ini, kolesterol yang diperlukan untuk perkembangan sistem saraf bayi yang normal, yang mencakup otak. Kolesterol dapat meningkatkan pertumbuhan selubung khusus pada saraf

saat saraf bertumbuh dan mematangkan diri (mielinisasi). Asam lemak yang terdapat dalam jumlah yang cukup besar didalam air susu ibu, juga sangat berperan dalam pertumbuhan otak dan saraf yang sehat. Asam lemak tak jenuh ganda, seperti asam docosahexanoic (DHA) dalam air susu ibu dapat membantu perkembangan penglihatan.

3. Karbohidrat, laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada didalam air susu ibu. Terkandung dalam jumlah yang besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah dimetabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dengan cepat yang terjadi di selama masa bayi.

4. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey yakni mudah dicerna menjadi kepala susu yang lembut yang dapat memudahkan penyerapan nutrien ke dalam aliran darah bayi. Sebaliknya, kasein adalah protein utama dalam susu sapi. Jika bayi diberi susu sapi atau susu formula, kasein akan membentuk kepala susu yang seperti karet, yang lebih sulit untuk dicerna dan kadang-kadang menyebabkan sembelit. Beberapa kandungan protein dalam air susu ibu memiliki peran pentling dalam melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi.

5. Vitamin dan mineral. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus karena jumlahnya yang kurang

mencukupi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi tumbuh dan berkembang.

6. Zat besi hanya terdapat dalam jumlah yang kecil pada air susu ibu, bentuknya sangat mudah diabsorbsi. Bayi cukup bulan yang sehat dan mendapatkan ASI jarang membutuhkan sumplemen zat besi atau makanan sumber zat besi sebelum berusia enam bulan.

7. Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium ke dalam tulang. Meskipun jarang, riketsia (suatu penyakit yang menyebabkan deformitas tulang) dapat terjadi pada bayi yang diberikan ASI jika ibunya kekurangan vitamin D dan pada bayi yang kurang terpancar sinar matahari akibat iklim atau pakaian mereka.

8. Fluoride adalah mineral yang memperkuat email gigi, melindungi gigi terhadap karies (lubang). Hanya sejumlah kecil fluoride yang ada dalam air susu ibu. (Simkin, 2007)

2.3.2 Bayi

Penampilan bayi yang baru lahir seringkali membuat orang tua terkejut dari ukuran dan bentuk kepala, warna tubuh bayi yang pada awalnya biru, adanya verniks, dan noda darah, tangan dan kaki yang indah, daerah kemaluan pria yang merah dan membesar dan ukuran bayi membentuk kesan pertama yang kuat. Berat tubuh bayi yang lahir cukup bulan biasanya antara 3,5-3,75 kg dan panjangnya 50

cm. Bayi yang baru lahir memiliki bahu yang sempit, perut yang menonjol, panggul kecil, dan lengan serta kaki yang relatif pendek, dan lentur.

Bayi merupakan individu yang memiliki temperamen dan berkepribadian unik. Bentuk bayi yang baru lahir akan berbeda dari bayi lainnya dalam hal penampilan; tingkat aktivitas, respons terhadap rasa lapar, sakit, atau bosan; dan pola tidur atau makan. Bayi yang memiliki kombinasi dari reaksi yang intens, ketidakteraturan, kemampuan adaptasi yang lambat dan tingkat aktivitas yang tinggi benar-benar merupakan tantangan bagi orang tuanya. Pola perkembangan bayi adalah unik dan khas untuk dirinya. (Bobak, 2004)

Kebutuhan energi bayi dibagi dalam tiga bagian: (1) kebutuhan energi basal untuk membangun fungsi metabolik organ, (2) kebutuhan energi untuk aktivitas fisik dan pencernaan makanan, dan (3) kebutuhan energi untuk pertumbuhan. Selama empat bulan pertama kehidupan, 50% sampai 60% energi bayi dipakai untuk metabolisme basal, 25% sampai 40% untuk pertumbuhan, dan sekitar 10% sampai 15% untuk aktivitas dan kebutuhan lain.

Dalam dokumen KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN DARI IBU M (Halaman 56-63)

Dokumen terkait