27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Yang hendak dibahas dalam bab ini adalah uraian dan penjelasan ringkas
mengenai data yang diperoleh penulis dalam melaksanakan penelitian, hasil-hasil
yang diperoleh dari penelitian tersebut serta pembahasan dan hasil
analisisnya.hasil penelitian ini merupakan unsur yang penting yang akan dipakai
oleh penulis untuk menarik beberapa kesimpulan diakhir skripsi ini.
4.1. Gambaran Umum tentang Supjek Penelitian
Penelitian di lakukan di Kota Madya Salatiga tepatnya di SMA Negeri 2
Salatiga beralamat di Jl. Tegalrejo 79 Salatiga Kode Pos 50731 Telp. (0298)
322250. Alamat e-mail : sma2salatiga@gmail.com. SMA Negeri 2 Salatiga
terletak di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo. Dalam penelitian ini
penulis mengambil sembilan kelas di kelas X sebagai sampel penelitian yang
masing-masing kelas diambil 50% dari total jumlah disetiap kelas. Sehingga total
responden dalam penelitian ini adalah sebabyak 153 responden.
1.2. Penyajian dan Analisis Data
Tabel 4.1. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK di SMAN-2 Salatiga
Bekerja Sama dengan Peranan Guru BK Sebagai
28 Std. Error of Mean 0,04 0,040971 0,043724 0,038312 0,040197 0,038831 0,041942
Median 3,2 3 3 3 3 3 3
Mode 3,2 3 3 3 3 3 3
Std. Deviation 0,52 0,506775 0,540821 0,473902 0,497197 0,480299 0,518869
Variance 0,23 0,259289 0,292118 0,224083 0,24765 0,234997 0,265322
Range 3,6 3 2,933333 3,333333 3 3 2
Minimum 0,8 1 1,066667 0,666667 1 1 2
Maximum 4 4 4 4 4 4 4
Sum 499,26 475,4667 489,1333 467,2667 467,8667 465,3333 525,3333
Dari tabel diatas (tabel deskriptif satatistik) menunjukan persepsi siswa
kelas X terhadap peranan guru BK menunjukan nilai terendah data adalah 1 dan
nilai tertinggi adalah 4 rata-rata nilai yang diperoleh adalah 3.
Tabel 4.2. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Dalam Bekerja Sama Dengan Guru Mata Pelajaran
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Tidak Baik 9 5.9 % 5.9 %
Baik 118 77.1 % 83.0 % Sangat Baik 26 17.0 % 100.0 %
Total 153 100.0 % 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang menganggap bahwa
guru BK belum menjalankan dengan baik perannya sebagai guru BK dalam
bekerja sama dengan guru mata pelajaran, terdapat 118 siswa (77,1%) yang
menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai
29
(17%) yang menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan dengan sangat baik
perannya sebagai guru BK dalam bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
Tabel 4.3. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Dalam Bekerja Sama Dengan Kepala Sekolah
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Tidak Baik 14 9.2 % 9.2 %
Baik 121 79.1 % 88. 2 % Sangat Baik 18 11.8 % 1000 % Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 14 siswa (9,2%) yang menganggap bahwa
guru BK belum menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan
kepala sekolah, terdapat 121 siswa (79,1%) yang menganggap bahwa guru BK
sudah menjalankan dengan baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala
sekolah dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang menganggap bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan sangat baik perannya dalam bekerja sama dengan kepala
sekolah.
Tabel 4.4. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai Konselor Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Tidak Baik 11 7.2 % 7.2 %
Baik 119 77.8 % 85.0 % Sangat Baik 23 15.0 % 100.0 % Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 11 siswa (7,2%) yang menganggap bahwa
guru BK belum menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor, terdapat 119
siswa (77,8%) yang menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik
perannya sebagai konselor dan terdapat 23 siswa (15%) yang menganggap bahwa
30
Tabal 4.5. Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai Perancang Program BK
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Tidak Baik 9 5.9 % 5.9 %
Baik 126 82.4 % 88.2 % Sangat Baik 18 11.8 % 100.0 % Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 9 siswa (5.9%) yang menganggap bahwa
guru BK belum menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program
BK, terdapat 126 siswa (82,4%) yang menganggap bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai perancang program BK dan terdapat
18 siswa (11,8%) yang sangat menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan
dengansan sangat baik perannya sebagai perancang program BK
Tabel 4.6. Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru BK Sebagai Penasehat
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Sangat Tidak Baik 1 .7 % .7 %
Tidak Baik 4 2.6 % 3.3 % Baik 130 85.0 % 88.2 % Sangat Baik 18 11.8 % 100.0 % Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang menganggap bahwa
guru BK dalam menjalankan perannya sebagai penasehat sangat tidak baik,
terdapat 4 siswa (2,6%) yang menganggap bahwa guru BK belum menjalankan
dengan baik perannya sebagai penasehat, terdapat 230 siswa (85,0%) yang
31
penasehat dan terdapat 18 siswa (11,8%) yang menganggap bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan sangatbaik perannya sebagai penasehat
Tabel 4.7. Persepsi siswa terhadap peran guru BK sebagai konsultan
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Sangat Tidak Baik 4 2.6 % 2.6 %
Tidak Baik 19 12.4 % 15.0 % Baik 123 80.4 % 95.4 % Sangat Baik 7 4.6 % 100.0 % Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 4 siswa (2,6%) yang menganggap bahwa
guru BK dalam menjalankan perannya sebagai konsultan sangat tidak baik,
terdapat 19 siswa (12,4%) yang menganggap bahwa guru BK belum menjalankan
dengan baik perannya sebagai konsultan, terdapat 123 siswa (80,4%) yang
menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai
konsultan dan terdapat 7 siswa (4,6%) yang menganggap bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan sangat baik perannya sebagai konsultan.
Tabel 4.8. Persepsi siswa terhadap peran guru BK sebagai pemberi Informasi
Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Persen Tidak Baik 1 .7 % .7 % Baik 122 79.7 % 80.4 % Sangat Baik 30 19.6 % 100.0 %
Total 153 100.0 %
Dari data di atas, diketahui ada 1 siswa (0,7%) yang menganggap bahwa
guru BK belum menjalankan dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi,
32
dengan baik perannya sebagai pemberi Informasi dan terdapat 30 siswa (19,6%)
yang menganggap bahwa guru BK sudah menjalankan dengan sangat baik
perannya sebagai pemberi Informasi.
1.3. Pembahasan
Dari teori yang ada di bab II terutama pembahasan mengenai peranan guru
BK di sekolah, yang kemudian dirumuskan oleh penulis kedalam tujuh (7) aspek,
yakni; Peranan guru BK dalam bekerja sama dengan guru Mata pelajaran, peranan
guru BK dalam bekerja sama dengan kepala sekolah, peranan guru BK Sebagai
seorang Konselor, Peranan guru BK sebagai perancang Program Bimbingan dan
Konseling, Peranan guru BK sebagai Penasehat, Peranan guru BK sebagai
Konsultan dan peranan guru BK sebagai Pemberi Informasi, di nilai oleh siswa
kelas X SMAN 2 Salatiga bahwa Guru BK sudah menjalankan dengan baik.
Menurut Winkel dan Hastuti (2004) Guru BK dalam menjalankan
peranannya di Sekolah akan selalu terhalang dengan persepsi negatif siswa
terhadap peranan Guru BK. Oleh karena itu, Guru pembimbing harus
mencerminkan sosok guru yang bisa dipercaya, dianut perkataannya dan di contoh
sikapnya, agar layanan yang diberikan berupa layanan klasikal maupun kelompok
akan berjalan sesuai yang diharapkan.
Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Sunarti 2011)
sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli.
Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi
33
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa yang
menyebabkan persepsi siswa terhadap peranan Guru BK di SMAN 2 Salatiga
adalah baik adalah karena guru BK sudah menjalankan peranannya dengan baik
serta mencerminkan sosok guru yang bisa dipercaya, dianut perkataannya dan di
contoh sikapnya. Karena baik tidaknya persepsi siswa terhadap peranan Guru BK
tergantung pada apakah dan bagaimana bawaan dari Guru BK itu sendiri, sebab
proses terjadinya persepsi Menurut Bimo Walgito (2002), yaitu melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Suatu objek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus
tersebut ditangkap oleh alat indera.Proses ini berlangsung secara alami dan
berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman.
2. Stimulus suatu objek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke
otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut
proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal, dan otak
selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari objek yang
diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis.
Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses dimana
individu mengetahui dan menyadari suatu objek berdasarkan stimulus yang