PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS
SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Gelar sarjana Pendidikan
Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MOTTO
Selalu berfikir besar, dan bertindak mulai dari sekarang
(penulis)
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar dari ketakutanmu
(penulis)
Kegagalan hanya akan terjadi bila kita menyerah
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa puji dan syukur kepada Allah SWT segala rahmat dan
hidayahNya, Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Ayah, Ibu, Nenek, dan keluarga besar Khamami tercinta atas segala do’a,
motivasi, kasih sayang, serta dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi dengan baik.
2. Semua teman-temanku dan teman-teman jurusan KTP ’08 terimakasih
banyak atas motivasi dan bantuannya.
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS
SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN
Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019
ABSTRAK
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui peengaruh penggunaan media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa ingris kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman
Pendekan penelitian ini menggunakan pendekan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan metodeQuasi Eksperimental Desaign.Dengan desain penelitian Nonequivalen Control Group Desaign. Populasi penelitian adalah seluruh kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman, dengan sampel kelas V yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Random. Teknik pengumpulan data menggunakan test dan angket. Teknik analisi data dengan uji- t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, hasil post- test kelas eksperimen yaitu 76, 67 dan kelas kontrol yaitu 61, 61 dan nilai t୦୧୲୳୬4>t୲ୟୠୣ୪. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post tes kelas eksperimen yang menggunakan media audio dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi. Hasil analisis lembar angket respon siswa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata yaitu 73,44 dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata yaitu 55,78 dan nilai t୦୧୲୳୬5,534 >t୲ୟୠୣ୪. Sehingga daapt disimpulkan terdapt pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilanlistening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio
terhadap Keterampilan Listening Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN Perumnas
03 Depok Sleman”.
Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universita Negeri Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan
untuk dapat menuntut ilmu di Universitas ini.
2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas sehingga
memperlancar penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si selaku ketua jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan.
4. Bapak Waluyo Adi, M.Pd. (Alm) selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Eko Budi Prasetyo, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 8
1. Definisi Pembelajaran ... 8
2. Bahasa Inggris SD... 9
B. Keterampilan Listening ... 12
1. Definisi KeterampilanListening... 12
C. Media Pembelajaran Bahasa ... 17
1. Definidi Media Pembelajaraan ... 17
2. Fungsi Media Pembelajaran... 20
3. Manfaat Media Pembelajaran ... 22
4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 23
5. Prosedur Pemilihan Media... 23
D. Media Pembelajaran KeterampilanListening... 24
1. Media Audio ... 24
2. Jenis-jenis Media Audio ... 26
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio... 27
E. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 28
F. Kerangka Bepikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 33
B. Desain Penelitian ... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 38
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 39
H. Teknik Analisis Data ... 40
I. Kriteria Penilaian... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 43
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 43
C. Uji Prasyarat ... 48
D. Hasil Hipotesis ... 51
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 57
F. Keterbatasan Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 60
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR GAMBAR
1. Posisi Media dalam Proses Komunikasi ... 18
2. RancanganNonequivalent Control GroupDesaign ... 34
3. Langkah-langkah Penelitian... 35
4. Diagram Batang HasilPre-testHasil Kelas Eksperimen... 44
5. Diagram Batang HasilPre-testKelas Kontrol ... 45
6. Diagram Batang HasilPost-testKelas Eksperimen... 46
DAFTAR TABEL
1. Klasifikasi Media ... 23
2. Jadwal Penelitian Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 36
3. Rangkuman Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris.... 38
4. Kriteria Angket Respon Siswa... 42
5. Data Distribusi HasilPre-testKelas Eksperimen ... 43
6. Data Distribusi HasilPre-testKelas Kontrol... 45
7. Data Distribusi HasilPost-testKelas Eksperimen... 46
8. Data Distribusi HasilPost-testKelas Kontrol ... 47
9. Hasil Lembar Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 10. Rangkuman Hasil Uji NormalitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49
11. Rangkuman Hasil HomogenitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 50
12. Rangkuman Hasil Hipotesisi (Uji-t)Pre-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53
13. Rangkuman Hasil Hipotesis (Uji-t) Post-testKelas Eksperimen dan Kelass Kontrol ... 54
14. Rangkuman MeanPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65
2. Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris ... 67
3. Soal Uji Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 68
4. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 71
5. Soal Pre-test danPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 72
6. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 75
7. Lembar Angket Respon Siswa... 76
8. Data Validitas dan Reliabilitas... 78
9. Data Penelitian ... 79
10. Rangkuman Data Penelitian... 82
11. Data Kategorisas ... 83
12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Test ... 84
13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Angket ... 85
14. Hasil Uji Kategorisasi ... 86
15. Hasil Uji Deskriptif... 87
16. Diagram Kategorisasi... 88
17. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 89
18. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Pre-testEksperimen dan Kontrol... 90
19. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Post-testEksperimen dan Kontrol ... 91
20. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Angket ... 92
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada.
Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus
diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di
samping memiliki budi pekerti yang luhur.
Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber
daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya
pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan
pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
menyebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”
Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar
tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik
pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi
dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu
hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar
mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan
menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai
tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata
kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.
Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa
dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan
dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu
peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa
inggris.
telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”
Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening
memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui
listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi
yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena
itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat
perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris
kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa
dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam
menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan
prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara
optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang
mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.
Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa,
sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa
senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan
sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi
antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media
media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan
kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk
menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan
lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada
kaset yang diputar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga
menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana
para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan
dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut
karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini
siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa
mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang
memeperhatikan percakapan berlangsung.
Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi
dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa
merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa
inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media
pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami
kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris.
2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris
yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih
didominasi metode teks.
3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN
Perumnas 03 Depok Sleman
4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap
keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok
Sleman
C. BATASAN MASALAH
Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap
keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok
Sleman.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio
terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas
03 Depok Sleman
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism
aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa
penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan
keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03
Depok Sleman
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu:
a. Bagi Guru
1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan
pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran
sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas
03 Depok Sleman.
b. Bagi Siswa
1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan
susasana pembelajaran yang menyenangkan.
2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga
prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.
c. Bagi sekolah
Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses
belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal
BAB II KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran
Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.
Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara
tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan
agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah
pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan
mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan
keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain
aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas
proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut.
Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang
ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa
melakukan proses belajarnya.
1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran
2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi
yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa
perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk
tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap
perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata
(2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:
1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat
melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar
dan media pembelajaran
4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa
2. Bahasa Inggris di SD
Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan
kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan
speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk
menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris
digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik
pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks
situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai
Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan
tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks
bawaan medorong mengeksplorasi dunianya
5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan
pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran
operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis.
6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai
tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.
7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang
lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata
pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris,
baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi
meliputilistening,speaking,reading, danwriting.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa
ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar
bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan
demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman.
Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :
1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading,
danwriting.
2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata,
lafal dan ejaan.
4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.
B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau
melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari
pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang
dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak
lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan,
tindakan secara berkesinambungan
Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost
(2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening
dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa
yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive
adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi
collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening
dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara
pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening
adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang
diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang
didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam
mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke
Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang
telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan
listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau
menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami
makna dari apa yang didengar.
2. Ragam KeterampilanListening.
Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang
bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan
mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35)
aneka ragam menyimak sebagai berikut :
1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)
Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan
menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari
guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :
a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak
konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung
dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau
bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian
semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk
memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang
apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 :
37).
b. Menyimak sekunder (secondery listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening)
dan secara ekstensif (extensive listening)
c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut
dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam
kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam
menyimak ekstensif.
d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu
ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya –
upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa,
menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu
bahasa.
2) Menyimak intensif
Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya
diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap
satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.
a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan
kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari
ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada.
Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus
diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di
samping memiliki budi pekerti yang luhur.
Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber
daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya
pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan
pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
menyebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”
Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar
tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik
pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi
dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu
hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar
mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan
menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai
tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata
kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.
Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa
dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan
dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu
peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa
inggris.
telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”
Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening
memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui
listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi
yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena
itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat
perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris
kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa
dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam
menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan
prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara
optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang
mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.
Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa,
sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa
senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan
sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi
antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media
media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan
kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk
menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan
lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada
kaset yang diputar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga
menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana
para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan
dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut
karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini
siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa
mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang
memeperhatikan percakapan berlangsung.
Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi
dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa
merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa
inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media
pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami
kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris.
2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris
yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih
didominasi metode teks.
3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN
Perumnas 03 Depok Sleman
4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap
keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok
Sleman
C. BATASAN MASALAH
Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap
keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok
Sleman.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio
terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas
03 Depok Sleman
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism
aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa
penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan
keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03
Depok Sleman
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu:
a. Bagi Guru
1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan
pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran
sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas
03 Depok Sleman.
b. Bagi Siswa
1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan
susasana pembelajaran yang menyenangkan.
2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga
prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.
c. Bagi sekolah
Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses
belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal
BAB II KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran
Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.
Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara
tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan
agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah
pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan
mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan
keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain
aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas
proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut.
Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang
ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa
melakukan proses belajarnya.
1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran
2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi
yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa
perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk
tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap
perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata
(2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:
1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat
melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar
dan media pembelajaran
4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa
2. Bahasa Inggris di SD
Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan
kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan
speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk
menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris
digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik
pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks
situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai
Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan
tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks
bawaan medorong mengeksplorasi dunianya
5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan
pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran
operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis.
6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai
tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.
7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang
lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata
pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris,
baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi
meliputilistening,speaking,reading, danwriting.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa
ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar
bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan
demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman.
Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :
1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading,
danwriting.
2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata,
lafal dan ejaan.
4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.
B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau
melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari
pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang
dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak
lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan,
tindakan secara berkesinambungan
Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost
(2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening
dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa
yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive
adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi
collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening
dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara
pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening
adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang
diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang
didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam
mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke
Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang
telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan
listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau
menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami
makna dari apa yang didengar.
2. Ragam KeterampilanListening.
Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang
bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan
mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35)
aneka ragam menyimak sebagai berikut :
1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)
Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan
menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari
guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :
a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak
konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung
dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau
bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian
semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk
memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang
apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 :
37).
b. Menyimak sekunder (secondery listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening)
dan secara ekstensif (extensive listening)
c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut
dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam
kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam
menyimak ekstensif.
d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu
ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya –
upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa,
menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu
bahasa.
2) Menyimak intensif
Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya
diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap
satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.
a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan
kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari
ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat
b) Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan
dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaann – perasaan kinestetik
yang disarankan oleh apa – apa yang disimaknya.
c) Menyimak eksploratif yaitu sejenis kegiatan menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah
dan sempit.
d) Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan pemilihan
butir – butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak
akan mengajukan sebnyak mungkin pertanyaan.
e) Menyimak selektif yakni m enyimak yang dilakukan sebagai
pelengkap kegiatan menyimak pasif guna mengimbangi isolasi
kultur dan tendensi kita untuk menginterpresentasikan kembali
semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita
kuasai.
f) Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga
disebut a study – type atau menyimak yang kegiatannya sejenis
Contoh: saat mahasiswa melakasankan tes toefl sesi listening,
ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud
sang pembicara dengan tepat.
3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan DesainListening
Prinsip dari pelaksanaan desain listening melibatkan teknik atau
strategiyang memberikan kontribusi pada pemahaman listening. Brown
(2001: 258-260)mengemukakan prinsip dari pengajaranlisteningsebagai
berikut:
1) Pengajaran listening memerlukan perhatian khusus di dalam
ruangkelas. Seperti keterampilan yang lainnya, listening adalah
suatutujuan yang mana guru harus menyediakan porsi yang
cukup untukmengajarkanlistening.
2) Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran listening.
Guru harus melengkapi siswanya dengan strategi listening
karena kebanyakan darinya tidak tahu bagaiman menyimak.
Teknik danstrategi yang digunakan harus memotivasi siswa
untuk belajarlistening.
3) Meyediakan authentic language dan contexts. Ini dapat
dijadikansuatu kekuatan strategi dalam pengajaran listening,
dimana aktivitas listening harus menggambarkan dalam tugas
kehidupannyata. Secara singkat, penggunaan dari authentic
language dan contexts harus di laksanakan dalam aktifitas di
4) Mempertimbangkan respon siswa dengan hati-hati. Pekerjaan
siswa harus di nilai dan di evaluasi dengan sesuai untuk
menunjukanlevel pemahaman dan kemajuannya. Oleh
karenanya, guru harusmenyediakan teknik untuk mengukur
pemahaman siswa.
5) Guru harus memasukan bottoms-up dan top-down teknik
listening.Dalamtop-down strategies,siswa diberi latar belakang
dari topikyang akan diberikan, situasi atau keadaan, tipe teks,
dan bahasa. Aktifitas pengetahuan ini dilatarbelangi dengan
harapan membantusiswa menginterpretasikan apa yang didengar
dan mengantisipasiapa yang akan datang selanjutnya.
Top-down strategies dapat digunakan dalam listening untuk ide
pokok, prediksi, mengambarkan kesimpulan dan rangkuman. Sementara
dalam bottom-up strategies, siswa bersandar pada bahasa dalam suatu
pesan seperti mengkombinasikan suara, kata, dan grammar yang
menciptakan suatu makna. Bottom-up strategies dapat digunakan dalam
listening untuk mengambarkan secara spesifik, recognizing cognates,
recognizing word-order patterns.
C. MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA 1. Definisi Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur
pesan.Menurut Rossi dan Breidle dalam (Sanjaya 2010: 204)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah saluran alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah, dan sebagainya. Secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, peristiwa benda atau peristiwa yang memungkinkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan
metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
akan menuntut media yang disesuaikan dengan kondisi dalam pembelajaran, baik
materi, karakteristik siswa dan bahkan jumlah siswa (kelompok besar, kecil atau
individual). Pembelajaran merupakan suatu proses transaksional dalam
menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor, maka jika
diilustrasikan posisi media sejajar dengan proses komunikasi yang terjadi adalah
seperti gambar di bawah ini (Rusman, 2009:153).
Gambar 1. Posisi media dalam proses komunikasi komunikator
pesan medi
a
Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi, komunikasi
antara guru dengan siswa untuk menyampaikan suatu pesan (materi
pembelajaran), untuk proses penyampaian informasi/materi pembelajaran
diperlukan media atau sarana untuk membawa informasi tersebut kepada
siswa. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang
gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh
guru kepada anak didik. Setiap materi pelajaran memiliki tingkat
kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran
tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : gambar,
lagu,cassette recorder, film,videodan lain-lain
Definisi media dan media pembelajaran dapat diambil kesimpulan
yang menjadi landasan pemikiran bagi penelitian ini diantaranya :
a. Adanya kecenderungan pembelajaran yang menggunakan media
akan lebih optimal mendorong potensi-potensi dalam diri siswa
dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan daya tarik media
pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang siswa untuk
belajar.
b. Ketika respon yang diberikan siswa selama pembelajaran dengan
media pembelajaran menjadi lebih optimal, maka tidak menutup
kemungkinan hasil belajar siswa akan tercapai sesuai yang
Media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan
kesalahan yang diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti.
Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Definisi tentang media tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Media pembelajaranmerupakanwadahdaripesan
2) Materi yang ingindisampaikanadalahpesanpembelajaran
3) Tujuan yang ingindicapaiialah proses pembelajaran.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat memberi
rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, sehingga dapat
mempertinggi kualitas belajar mengajar dan diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar siswa dan media pebalajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi untuk menyampaikan proses pembelajaran.
Rusman (2009:154) mengemukakan bahwa media dalam proses
pembelajaran memiliki peranan sebagai berikut:
a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru
menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru
sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran,
b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji
lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak
guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau
c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan
bahan-bahan yang harus dipelajari siswa secara individu maupun
kelompok.
Sanjaya (2010:171) mengemukakan bahwa nilai praktis dari
penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa.
2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas.
3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antara peserta dengan lingkungan.
4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan
tepat.
6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
untuk belajar dengan baik.
7) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
8) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
9) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.
Menurut pendapat para ahli mengenai fungsi media pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran
sangat bermanfaat baik bagi guru ataupun bagi siswa. Adapun manfaat
a) Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran.
b) Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak
memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek
edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
c) Media dapat menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh guru,
seperti keterbatasan waktu dan tenaga.
d) Media membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e) Media pembelajaran membuat guru lebih kreatif dan variatif
dalam mengajar
3. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat yang diperoleh siswa dari penggunaan media pembelajaran
adalah:
1) Media pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi lebih
menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
2) Siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi
pelajaran.
3) Siswa akan lebih semangat dan termotivasi dalam proses belajar.
4) Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat
menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media
pemahaman siswa akan lebih baik.
4. Klasifikasi Media Pembelajaran
Wilbum Schramm dalam (Rusman 2009:156) mengelompokkan
media dengan membedakan antara media modern (big media) dan media
sederhana (little media). Kategori big media, antara lain komputer, film,
slide, program video. Sementara itu little media, antara lain gambar,
realita sederhana, sketsa, bagan, poster, dan lain-lain.Pengelompokan
media juga dikemukakan menurut Anderson dalam (Rusman 2009:157)
bisa dilihat dalam tabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Klasifikasi Media
No Kelompok Media Jenis Media
1 Audio Pita Audio (kaset), Piringan Audio,
Radio (Rekaman)
2 Cetak BukuTeksTerprogram, BukuPegangan
Manual, BukuTugas
3 Audio-cetak BukuLatihandilengkapikaset, Gambar/poster (dilengkapi audio) 4 Proyek visual diam Film bingkai (slide), Film rangkai
(berisipesan verbal) 5 Proyek visual diamdengan
audio
Film bingkai (slide) suara, Film rangkaisuara
6 Visual gerak Film bisu
7 Visual gerakdengan audio Film suara, Video/VCD/DVD
8 Benda Benda Nyata, Model Tiruan(mock up)
9 Komputer Media berbasiskomputer: Computer
Assisted Instruction (CAI)
danComputer Based Instruction(CBI)
5. Prosedur Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
ada hal yang seragam bahwa setiap media pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh kepada
efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, Rusman
(2009:157) mengemukakan bahwa pendekatan yang ditempuh adalah
mengkaji media pembelajaran sebagai bagian integral dalam proses
pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
berikut:Tujuan atau kompetensi apa yang akan dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Kajian ini bisa dianalisis dengan media yang
cocok untuk mencapai tujuan tersebut, berikut:
a. Materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian
apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut.
b. Familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji
sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan.
c. Adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena
pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan
keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan didesain
atau dikembangkan.
D. Media Pembelajaran KeterampilanListening 1. Media Audio
Penggunaan media sangat membantu guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami siswa. Media
dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kemudian media memiliki
peranan yang sangat penting, yaitu suatu saran atau perangkat yang
berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu prosesn komunikasi
antara komunikator dan komunikan (Asyhar,2011:5).
Selanjutnya Sadiman (2005:49) berpendapat bahwa media audio
adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam
bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Pesan
verbal audio yakni bahasa lisan dan kata – kata, pesan non verbal audio
adalah seperti bunyi – bunyian, gumam, musik dll. Kemudian menurut
Sudjana dan Rivai (2003:129) media audio untuk pengajaran adalah
bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa media audio pembelajran adalah saran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkain pesan materi
pembelajaran melalui suara – suara ataupun bunyi yang direkam
menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali
kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media audio merupakan alat bantu bagi peserta didik yang sifatnya hanya
sekedar membantu, maka dalam pemanfaatnya memerlukan bantuan
metode atau media lain, sehingga pengetahuan dan pengalaman siap
dikatakan bahwa media audio dalam pembelajaran bahasa ingris
merupakan suatu saran yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara – suara,
ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian
diperdagangkan kembali kepada peserta didik denhgan menggunakan
sebuah alat pemutar.
2. Jenis-jenis Media Audio
Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokan kedalam media
audio antara laian :
a. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat
digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini
juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.
Kekurangan media radio adalah hanya selintas, hanya mengandalkan
suara, tidak dapat diulang, dan cenderung satu arah.
Kelebihan media radio:
1) Personal
2) Cepat
3) Jangkauan luas
4) Imajinatif
6) Murah dan mudah
7) Siaran langsung
b. Kaset-Audio
Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan
di sekolah. Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang
ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan sangat
murah dan mudah didapatkan.
c. Alat perekam magnetik
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu
alat elektronik yang mampu merekam suara secara manual dan
merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini
sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
3. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
Menrut Arsyad ( 2003 : 45 ) menjelaskankelebihan dan kekurangan
media audio sebagai berikut :
a. Kelebihan media audio
1) Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
2) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
3) Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
5) Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.
b. Kekurangan Media Audio:
1) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka-angka penentuan putaran.
2) Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
E. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Berbagai ahli psikologi melakukan penggolongan terhadap manusia
berdasarkan usia dan karakter yang dibawa pada tiap – tiap usia. Kohnstamm
dalam Sumadi Suryabrata (2006:193) mengemukakan periodisasi
perkembangan manusia sebagai berikut:
a. Umur 0 sampai kira – kira 2 masa vital
b. Umur kira – kira 2 sampai kira – kira 7 masa estetis
c. Umur kira – kira 7 sampai kira – kira 13 atau 14 masa intelektual
d. Umur kira – kira 13 atau 14 samapai 20 atau 21 sosial.
Merujuk pada pendapat Kohnstamm, objek penelitian ini tergolong
dalam kategori yang ketiga, yaitu masa intelektual. Oleh Kohnstamm, masa
ini disebut juga sebagai juga sebagai masa keserasian bersekolah. Pada maasa
ini, secara relatif anak – anak lebih mudah dididik daripada pada masa
sebelum dan sesudahnya.
Masa intelektual dapat diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
b. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar (9/10 – kira-kira 13)
(Sumadi Suryabrata, 2006:204). Masa intelektual dipisahkan menjadi dua
golongan karena ternyata ada perubahankarakteristik selama masa
intelektual yang menimbulkan perbedaan yang signifikan anatara fase
yang pertama dan kedua.
Beberapa sifat khas anak – anak pada masa kelas – kelas rendah
sekolah dasar adalah:
a) Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah
b) Sikap tunduk kepada peraturan – peraturan permainan yang
tradisional.
c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d) Suka membanding – bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal
itu menguntungkan ; dalam hubungan dengan ini juga ada
kecenderungan untuk meremehkan anak – anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu
dianggapnya tidak penting.
f) Pada masa ini (terutama pada umur 6 sampai 8 tahun) anak
menghendaki nilai – nilai (angka rapor, skor) yang baik, tanpa
mengingat apakah prestasinya memng pantas diberi nilai baik atau
Siswa kelas V sekolah dasar, yang tergolong ke dalam masa
kelas–kelas tinggi sekolah dasar, menunjukan karakteristik yng
berbeda, diantaranya
a) Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari – hari yang
konkret.
b) Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini ada minat kepada hal – hal dan mata
pelajaran khuus
d) Sampai kira – kira umr 11 anak membutuhkan bantuan guru
atau orang – orang deewasa lainnya untuk menyelesaikan
tugasnya dan memnuhi keinginannya ; setelah kira – kira umur
11 anak menghadapi tugas – tugas dengan bebas dan berusaha
menhyelesaikan nya sendiri.
e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) adalah
ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah nya.
f) Anak – anak pada masa ini gemar membentuk kelompok –
kelompok sebaya, biasanya untk dapat bermain – main bersama
– sama. Didalam permainan ini anak – anak kerapkali tidak
terikat kepada peraturan – peraturan permainan yang
teradisional; mereka membuat peraturan sendiri (Sumadi
Suryabrata, 2006:205 – 206).
Karakteristik siswa yang demikian dapat menjadi patokan bagi
Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok –
kelompok belajar, sesuai dengan karakteristik ke enam. Berdasarkan
karakteristik pertama, pembelajaran terhadap siswa kelas V sebaiknya
dihubungkan dengan kehidupan sehari – hari dan hal – hal konkret.
Pada kelas ini pula, endidik sebaiknya membangkitkan minat siswa
terhadap pembelajaran karena siswa berada dalam kondisi ingin tahu
dan haus akan ilmu pengetahuan. Pendidik harus menciptkan suasana
pembelajaran yang menuntut siswa berpikir aktif, tanpa melupakan
tuganya sebagai pembimbingan dan fasilistator bagi siswa.
F. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran listening bahasa inggris kegiatan mendengarkan atau
menyimak baik-baik apa yang diucapkan orang, menagkap dan memahami
makna dari apa yang didengar. Proses pembelajaran listening perlu didesain semenarik mungkin dan efektif agar siswa dapat memahami materi dengan
baik, salah satunya dengan menggunakan media yang konkret atau mendekati
konkret.
Pembelajaranlistening bahasa inggris yang masih menggunakan media
sederhana seperti media teks, akan membuat siswa kurang termotivasi untuk
mempelajarinya. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam memahami atau
menyimak kosakata yang diucapkan. Pembelajaran seperti ini akan menjadi
tidak efektif dan terlihat membosankan. Dari uraian tersebut menunjukan
inggris terutama dalam pemilihan media pembelajaran nya, sehinga harapan
setelah adanya pembaharuan dan perbaikan tersebut dapat memaksimalkan
keterampilan listening bahasa inggris siswa.
Upaya yang dapat ditempuh agar pembelajaran bahasa inggris menjadi
lebih menarik, efektif dan menyenangkan sehingga keterampilan listening
lebih menarik adalah dengan menggunakan media audio. Media audio adalah
media untuk menyampaikan pesan atau rangkaian materi pembelajaran
melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam
suara, kemudia diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan
menggunakan alat pemutarnya. Siswa dapat menyimak kosakata yang baik
dan benar dengan menghentikan percakapan yang akan diperjelas
informasinya. Maka dari itu penggunaan media audio dapat meningkatkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 : 13) data penelitian pada pendekatan
kuantitatif berupa angka–angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud
untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.
B. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimental (eksperimen semu) dengan pola Nonequivalent control
groupdesign. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu
eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh
suatu tindakan/perlakuan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya
pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut teratment
yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebaiknya ditaur secara intensif sehingga kedua variabel
mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang
membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa group eksperimen diberi
treatment atau perlakukan terntentu, sedangkan group kontrol diberikan