• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILAN LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILAN LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS

SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Gelar sarjana Pendidikan

Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Selalu berfikir besar, dan bertindak mulai dari sekarang

(penulis)

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar dari ketakutanmu

(penulis)

Kegagalan hanya akan terjadi bila kita menyerah

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa puji dan syukur kepada Allah SWT segala rahmat dan

hidayahNya, Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah, Ibu, Nenek, dan keluarga besar Khamami tercinta atas segala do’a,

motivasi, kasih sayang, serta dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan

skripsi dengan baik.

2. Semua teman-temanku dan teman-teman jurusan KTP ’08 terimakasih

banyak atas motivasi dan bantuannya.

(7)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS

SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN

Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019

ABSTRAK

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui peengaruh penggunaan media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa ingris kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman

Pendekan penelitian ini menggunakan pendekan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan metodeQuasi Eksperimental Desaign.Dengan desain penelitian Nonequivalen Control Group Desaign. Populasi penelitian adalah seluruh kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman, dengan sampel kelas V yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Random. Teknik pengumpulan data menggunakan test dan angket. Teknik analisi data dengan uji- t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, hasil post- test kelas eksperimen yaitu 76, 67 dan kelas kontrol yaitu 61, 61 dan nilai t୦୧୲୳୬୥4>t୲ୟୠୣ୪. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post tes kelas eksperimen yang menggunakan media audio dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi. Hasil analisis lembar angket respon siswa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata yaitu 73,44 dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata yaitu 55,78 dan nilai t୦୧୲୳୬୥5,534 >t୲ୟୠୣ୪. Sehingga daapt disimpulkan terdapt pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilanlistening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio

terhadap Keterampilan Listening Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN Perumnas

03 Depok Sleman”.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universita Negeri Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan

untuk dapat menuntut ilmu di Universitas ini.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas sehingga

memperlancar penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si selaku ketua jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan.

4. Bapak Waluyo Adi, M.Pd. (Alm) selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Eko Budi Prasetyo, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 8

1. Definisi Pembelajaran ... 8

2. Bahasa Inggris SD... 9

B. Keterampilan Listening ... 12

1. Definisi KeterampilanListening... 12

(11)

C. Media Pembelajaran Bahasa ... 17

1. Definidi Media Pembelajaraan ... 17

2. Fungsi Media Pembelajaran... 20

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 22

4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 23

5. Prosedur Pemilihan Media... 23

D. Media Pembelajaran KeterampilanListening... 24

1. Media Audio ... 24

2. Jenis-jenis Media Audio ... 26

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio... 27

E. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 28

F. Kerangka Bepikir ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 39

H. Teknik Analisis Data ... 40

I. Kriteria Penilaian... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 43

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 43

C. Uji Prasyarat ... 48

D. Hasil Hipotesis ... 51

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 57

F. Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Posisi Media dalam Proses Komunikasi ... 18

2. RancanganNonequivalent Control GroupDesaign ... 34

3. Langkah-langkah Penelitian... 35

4. Diagram Batang HasilPre-testHasil Kelas Eksperimen... 44

5. Diagram Batang HasilPre-testKelas Kontrol ... 45

6. Diagram Batang HasilPost-testKelas Eksperimen... 46

(13)

DAFTAR TABEL

1. Klasifikasi Media ... 23

2. Jadwal Penelitian Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 36

3. Rangkuman Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris.... 38

4. Kriteria Angket Respon Siswa... 42

5. Data Distribusi HasilPre-testKelas Eksperimen ... 43

6. Data Distribusi HasilPre-testKelas Kontrol... 45

7. Data Distribusi HasilPost-testKelas Eksperimen... 46

8. Data Distribusi HasilPost-testKelas Kontrol ... 47

9. Hasil Lembar Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 10. Rangkuman Hasil Uji NormalitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49

11. Rangkuman Hasil HomogenitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 50

12. Rangkuman Hasil Hipotesisi (Uji-t)Pre-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53

13. Rangkuman Hasil Hipotesis (Uji-t) Post-testKelas Eksperimen dan Kelass Kontrol ... 54

14. Rangkuman MeanPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

2. Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris ... 67

3. Soal Uji Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 68

4. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 71

5. Soal Pre-test danPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 72

6. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 75

7. Lembar Angket Respon Siswa... 76

8. Data Validitas dan Reliabilitas... 78

9. Data Penelitian ... 79

10. Rangkuman Data Penelitian... 82

11. Data Kategorisas ... 83

12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Test ... 84

13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Angket ... 85

14. Hasil Uji Kategorisasi ... 86

15. Hasil Uji Deskriptif... 87

16. Diagram Kategorisasi... 88

17. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 89

18. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Pre-testEksperimen dan Kontrol... 90

19. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Post-testEksperimen dan Kontrol ... 91

20. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Angket ... 92

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada.

Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus

diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di

samping memiliki budi pekerti yang luhur.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber

daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya

pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan

pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu

usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar

tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik

(16)

pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi

dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan

pesan kepada komunikan.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu

hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar

mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan

menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran

bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai

tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk

menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam

perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata

kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.

Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa

dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan

dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu

peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa

inggris.

(17)

telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”

Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening

memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui

listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi

yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena

itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat

perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris

kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa

dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam

menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan

prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara

optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang

mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.

Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa,

sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa

senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk

aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan

sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi

antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam

pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media

(18)

media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan

kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk

menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan

lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada

kaset yang diputar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga

menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana

para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan

dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut

karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini

siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa

mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang

memeperhatikan percakapan berlangsung.

Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi

dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa

merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa

inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media

pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

(19)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami

kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris.

2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris

yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih

didominasi metode teks.

3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN

Perumnas 03 Depok Sleman

4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok

Sleman

C. BATASAN MASALAH

Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap

keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok

Sleman.

D. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris

(20)

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio

terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas

03 Depok Sleman

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism

aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa

penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan

keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03

Depok Sleman

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat

yaitu:

a. Bagi Guru

1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan

pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran

sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan

(21)

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas

03 Depok Sleman.

b. Bagi Siswa

1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan

susasana pembelajaran yang menyenangkan.

2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga

prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.

c. Bagi sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses

belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal

(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara

tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan

agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah

pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan

mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan

keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain

aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas

proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut.

Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang

ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa

melakukan proses belajarnya.

(23)

1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku

atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran

2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi

yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa

perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk

tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap

perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis.

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat

tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata

(2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:

1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan

belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat

melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri

2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar

dan media pembelajaran

4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa

2. Bahasa Inggris di SD

Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis.

Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan

(24)

kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan

speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi

tertentu.

Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk

menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris

digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik

pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks

situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai

Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan

tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks

bawaan medorong mengeksplorasi dunianya

5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan

(25)

pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran

operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis.

6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai

tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.

7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara

logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang

lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata

pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris,

baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi

meliputilistening,speaking,reading, danwriting.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa

Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa

ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar

bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan

demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam

keragaman.

Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :

1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading,

danwriting.

2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata,

lafal dan ejaan.

(26)

4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.

B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau

melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari

pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang

dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak

lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan,

tindakan secara berkesinambungan

Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost

(2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening

dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa

yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive

adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi

collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening

dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara

pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening

adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang

diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang

didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam

mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke

(27)

Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang

telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan

listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau

menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami

makna dari apa yang didengar.

2. Ragam KeterampilanListening.

Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang

bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan

mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35)

aneka ragam menyimak sebagai berikut :

1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)

Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan

menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas

terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari

guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :

a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak

konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung

dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau

bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian

semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk

memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang

(28)

apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 :

37).

b. Menyimak sekunder (secondery listening)

Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening)

dan secara ekstensif (extensive listening)

c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut

dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam

kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam

menyimak ekstensif.

d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu

ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya –

upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa,

menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu

bahasa.

2) Menyimak intensif

Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya

diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap

satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.

a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan

menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan

kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari

ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat

(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada.

Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus

diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di

samping memiliki budi pekerti yang luhur.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber

daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya

pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan

pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu

usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar

tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik

(30)

pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi

dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan

pesan kepada komunikan.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu

hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar

mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan

menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran

bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai

tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk

menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam

perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata

kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.

Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa

dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan

dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu

peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa

inggris.

(31)

telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”

Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening

memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui

listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi

yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena

itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat

perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris

kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa

dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam

menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan

prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara

optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang

mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.

Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa,

sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa

senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk

aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan

sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi

antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam

pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media

(32)

media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan

kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk

menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan

lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada

kaset yang diputar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga

menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana

para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan

dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut

karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini

siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa

mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang

memeperhatikan percakapan berlangsung.

Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi

dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa

merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa

inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media

pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

(33)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami

kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris.

2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris

yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih

didominasi metode teks.

3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN

Perumnas 03 Depok Sleman

4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok

Sleman

C. BATASAN MASALAH

Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap

keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok

Sleman.

D. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris

(34)

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio

terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas

03 Depok Sleman

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism

aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa

penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan

keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03

Depok Sleman

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat

yaitu:

a. Bagi Guru

1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan

pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran

sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan

(35)

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas

03 Depok Sleman.

b. Bagi Siswa

1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan

susasana pembelajaran yang menyenangkan.

2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga

prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.

c. Bagi sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses

belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal

(36)

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara

tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan

agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah

pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan

mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan

keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain

aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas

proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut.

Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang

ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa

melakukan proses belajarnya.

(37)

1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku

atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran

2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi

yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa

perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk

tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap

perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis.

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat

tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata

(2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:

1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan

belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat

melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri

2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar

dan media pembelajaran

4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa

2. Bahasa Inggris di SD

Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis.

Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan

(38)

kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan

speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi

tertentu.

Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk

menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris

digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik

pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks

situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai

Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan

tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks

bawaan medorong mengeksplorasi dunianya

5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan

(39)

pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran

operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis.

6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai

tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.

7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara

logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang

lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata

pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris,

baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi

meliputilistening,speaking,reading, danwriting.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa

Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa

ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar

bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan

demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam

keragaman.

Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :

1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading,

danwriting.

2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata,

lafal dan ejaan.

(40)

4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.

B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau

melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari

pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang

dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak

lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan,

tindakan secara berkesinambungan

Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost

(2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening

dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa

yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive

adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi

collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening

dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara

pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening

adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang

diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang

didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam

mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke

(41)

Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang

telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan

listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau

menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami

makna dari apa yang didengar.

2. Ragam KeterampilanListening.

Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang

bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan

mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35)

aneka ragam menyimak sebagai berikut :

1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)

Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan

menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas

terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari

guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :

a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak

konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung

dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau

bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian

semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk

memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang

(42)

apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 :

37).

b. Menyimak sekunder (secondery listening)

Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening)

dan secara ekstensif (extensive listening)

c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut

dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam

kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam

menyimak ekstensif.

d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu

ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya –

upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa,

menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu

bahasa.

2) Menyimak intensif

Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya

diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap

satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.

a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan

menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan

kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari

ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat

(43)

b) Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan

dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan

rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,

penglihatan, gerakan, serta perasaann – perasaan kinestetik

yang disarankan oleh apa – apa yang disimaknya.

c) Menyimak eksploratif yaitu sejenis kegiatan menyimak intensif

dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah

dan sempit.

d) Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis

kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak

konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan pemilihan

butir – butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak

akan mengajukan sebnyak mungkin pertanyaan.

e) Menyimak selektif yakni m enyimak yang dilakukan sebagai

pelengkap kegiatan menyimak pasif guna mengimbangi isolasi

kultur dan tendensi kita untuk menginterpresentasikan kembali

semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita

kuasai.

f) Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga

disebut a study – type atau menyimak yang kegiatannya sejenis

(44)

Contoh: saat mahasiswa melakasankan tes toefl sesi listening,

ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud

sang pembicara dengan tepat.

3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan DesainListening

Prinsip dari pelaksanaan desain listening melibatkan teknik atau

strategiyang memberikan kontribusi pada pemahaman listening. Brown

(2001: 258-260)mengemukakan prinsip dari pengajaranlisteningsebagai

berikut:

1) Pengajaran listening memerlukan perhatian khusus di dalam

ruangkelas. Seperti keterampilan yang lainnya, listening adalah

suatutujuan yang mana guru harus menyediakan porsi yang

cukup untukmengajarkanlistening.

2) Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran listening.

Guru harus melengkapi siswanya dengan strategi listening

karena kebanyakan darinya tidak tahu bagaiman menyimak.

Teknik danstrategi yang digunakan harus memotivasi siswa

untuk belajarlistening.

3) Meyediakan authentic language dan contexts. Ini dapat

dijadikansuatu kekuatan strategi dalam pengajaran listening,

dimana aktivitas listening harus menggambarkan dalam tugas

kehidupannyata. Secara singkat, penggunaan dari authentic

language dan contexts harus di laksanakan dalam aktifitas di

(45)

4) Mempertimbangkan respon siswa dengan hati-hati. Pekerjaan

siswa harus di nilai dan di evaluasi dengan sesuai untuk

menunjukanlevel pemahaman dan kemajuannya. Oleh

karenanya, guru harusmenyediakan teknik untuk mengukur

pemahaman siswa.

5) Guru harus memasukan bottoms-up dan top-down teknik

listening.Dalamtop-down strategies,siswa diberi latar belakang

dari topikyang akan diberikan, situasi atau keadaan, tipe teks,

dan bahasa. Aktifitas pengetahuan ini dilatarbelangi dengan

harapan membantusiswa menginterpretasikan apa yang didengar

dan mengantisipasiapa yang akan datang selanjutnya.

Top-down strategies dapat digunakan dalam listening untuk ide

pokok, prediksi, mengambarkan kesimpulan dan rangkuman. Sementara

dalam bottom-up strategies, siswa bersandar pada bahasa dalam suatu

pesan seperti mengkombinasikan suara, kata, dan grammar yang

menciptakan suatu makna. Bottom-up strategies dapat digunakan dalam

listening untuk mengambarkan secara spesifik, recognizing cognates,

recognizing word-order patterns.

C. MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA 1. Definisi Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

(46)

media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur

pesan.Menurut Rossi dan Breidle dalam (Sanjaya 2010: 204)

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah saluran alat dan

bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi,

buku, koran, majalah, dan sebagainya. Secara luas media dapat diartikan

dengan manusia, peristiwa benda atau peristiwa yang memungkinkan

anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan

metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

akan menuntut media yang disesuaikan dengan kondisi dalam pembelajaran, baik

materi, karakteristik siswa dan bahkan jumlah siswa (kelompok besar, kecil atau

individual). Pembelajaran merupakan suatu proses transaksional dalam

menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor, maka jika

diilustrasikan posisi media sejajar dengan proses komunikasi yang terjadi adalah

seperti gambar di bawah ini (Rusman, 2009:153).

Gambar 1. Posisi media dalam proses komunikasi komunikator

pesan medi

a

(47)

Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi, komunikasi

antara guru dengan siswa untuk menyampaikan suatu pesan (materi

pembelajaran), untuk proses penyampaian informasi/materi pembelajaran

diperlukan media atau sarana untuk membawa informasi tersebut kepada

siswa. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah

sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang

gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam

menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh

guru kepada anak didik. Setiap materi pelajaran memiliki tingkat

kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran

tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : gambar,

lagu,cassette recorder, film,videodan lain-lain

Definisi media dan media pembelajaran dapat diambil kesimpulan

yang menjadi landasan pemikiran bagi penelitian ini diantaranya :

a. Adanya kecenderungan pembelajaran yang menggunakan media

akan lebih optimal mendorong potensi-potensi dalam diri siswa

dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan daya tarik media

pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang siswa untuk

belajar.

b. Ketika respon yang diberikan siswa selama pembelajaran dengan

media pembelajaran menjadi lebih optimal, maka tidak menutup

kemungkinan hasil belajar siswa akan tercapai sesuai yang

(48)

Media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan

kesalahan yang diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti.

Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Definisi tentang media tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Media pembelajaranmerupakanwadahdaripesan

2) Materi yang ingindisampaikanadalahpesanpembelajaran

3) Tujuan yang ingindicapaiialah proses pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat memberi

rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, sehingga dapat

mempertinggi kualitas belajar mengajar dan diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar siswa dan media pebalajaran adalah sebuah

alat yang berfungsi untuk menyampaikan proses pembelajaran.

Rusman (2009:154) mengemukakan bahwa media dalam proses

pembelajaran memiliki peranan sebagai berikut:

a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru

menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru

sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran,

b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji

lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak

guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau

(49)

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan

bahan-bahan yang harus dipelajari siswa secara individu maupun

kelompok.

Sanjaya (2010:171) mengemukakan bahwa nilai praktis dari

penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:

1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

siswa.

2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara peserta dengan lingkungan.

4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan

tepat.

6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta

untuk belajar dengan baik.

7) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

8) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

9) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari

hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.

Menurut pendapat para ahli mengenai fungsi media pembelajaran

dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran

sangat bermanfaat baik bagi guru ataupun bagi siswa. Adapun manfaat

(50)

a) Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan

materi pelajaran.

b) Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak

memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek

edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,

pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

c) Media dapat menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh guru,

seperti keterbatasan waktu dan tenaga.

d) Media membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e) Media pembelajaran membuat guru lebih kreatif dan variatif

dalam mengajar

3. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat yang diperoleh siswa dari penggunaan media pembelajaran

adalah:

1) Media pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi lebih

menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu

pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu

pengetahuan.

2) Siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi

pelajaran.

3) Siswa akan lebih semangat dan termotivasi dalam proses belajar.

4) Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi

(51)

informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami

pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat

menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media

pemahaman siswa akan lebih baik.

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Wilbum Schramm dalam (Rusman 2009:156) mengelompokkan

media dengan membedakan antara media modern (big media) dan media

sederhana (little media). Kategori big media, antara lain komputer, film,

slide, program video. Sementara itu little media, antara lain gambar,

realita sederhana, sketsa, bagan, poster, dan lain-lain.Pengelompokan

media juga dikemukakan menurut Anderson dalam (Rusman 2009:157)

bisa dilihat dalam tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Media

No Kelompok Media Jenis Media

1 Audio Pita Audio (kaset), Piringan Audio,

Radio (Rekaman)

2 Cetak BukuTeksTerprogram, BukuPegangan

Manual, BukuTugas

3 Audio-cetak BukuLatihandilengkapikaset, Gambar/poster (dilengkapi audio) 4 Proyek visual diam Film bingkai (slide), Film rangkai

(berisipesan verbal) 5 Proyek visual diamdengan

audio

Film bingkai (slide) suara, Film rangkaisuara

6 Visual gerak Film bisu

7 Visual gerakdengan audio Film suara, Video/VCD/DVD

8 Benda Benda Nyata, Model Tiruan(mock up)

9 Komputer Media berbasiskomputer: Computer

Assisted Instruction (CAI)

danComputer Based Instruction(CBI)

5. Prosedur Pemilihan Media

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

(52)

ada hal yang seragam bahwa setiap media pembelajaran memiliki

kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh kepada

efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, Rusman

(2009:157) mengemukakan bahwa pendekatan yang ditempuh adalah

mengkaji media pembelajaran sebagai bagian integral dalam proses

pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal

berikut:Tujuan atau kompetensi apa yang akan dicapai dalam suatu

kegiatan pembelajaran. Kajian ini bisa dianalisis dengan media yang

cocok untuk mencapai tujuan tersebut, berikut:

a. Materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian

apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut.

b. Familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji

sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan.

c. Adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena

pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan

keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan didesain

atau dikembangkan.

D. Media Pembelajaran KeterampilanListening 1. Media Audio

Penggunaan media sangat membantu guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami siswa. Media

(53)

dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kemudian media memiliki

peranan yang sangat penting, yaitu suatu saran atau perangkat yang

berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu prosesn komunikasi

antara komunikator dan komunikan (Asyhar,2011:5).

Selanjutnya Sadiman (2005:49) berpendapat bahwa media audio

adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam

bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Pesan

verbal audio yakni bahasa lisan dan kata – kata, pesan non verbal audio

adalah seperti bunyi – bunyian, gumam, musik dll. Kemudian menurut

Sudjana dan Rivai (2003:129) media audio untuk pengajaran adalah

bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau

piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat

disimpulkan bahwa media audio pembelajran adalah saran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkain pesan materi

pembelajaran melalui suara – suara ataupun bunyi yang direkam

menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali

kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.

Media audio merupakan alat bantu bagi peserta didik yang sifatnya hanya

sekedar membantu, maka dalam pemanfaatnya memerlukan bantuan

metode atau media lain, sehingga pengetahuan dan pengalaman siap

(54)

dikatakan bahwa media audio dalam pembelajaran bahasa ingris

merupakan suatu saran yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara – suara,

ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian

diperdagangkan kembali kepada peserta didik denhgan menggunakan

sebuah alat pemutar.

2. Jenis-jenis Media Audio

Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokan kedalam media

audio antara laian :

a. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat

digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat

mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan

baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat

digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini

juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.

Kekurangan media radio adalah hanya selintas, hanya mengandalkan

suara, tidak dapat diulang, dan cenderung satu arah.

Kelebihan media radio:

1) Personal

2) Cepat

3) Jangkauan luas

4) Imajinatif

(55)

6) Murah dan mudah

7) Siaran langsung

b. Kaset-Audio

Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan

di sekolah. Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang

ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan sangat

murah dan mudah didapatkan.

c. Alat perekam magnetik

Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu

alat elektronik yang mampu merekam suara secara manual dan

merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat

penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini

sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio

Menrut Arsyad ( 2003 : 45 ) menjelaskankelebihan dan kekurangan

media audio sebagai berikut :

a. Kelebihan media audio

1) Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

2) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.

3) Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.

(56)

5) Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.

b. Kekurangan Media Audio:

1) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka-angka penentuan putaran.

2) Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.

E. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Berbagai ahli psikologi melakukan penggolongan terhadap manusia

berdasarkan usia dan karakter yang dibawa pada tiap – tiap usia. Kohnstamm

dalam Sumadi Suryabrata (2006:193) mengemukakan periodisasi

perkembangan manusia sebagai berikut:

a. Umur 0 sampai kira – kira 2 masa vital

b. Umur kira – kira 2 sampai kira – kira 7 masa estetis

c. Umur kira – kira 7 sampai kira – kira 13 atau 14 masa intelektual

d. Umur kira – kira 13 atau 14 samapai 20 atau 21 sosial.

Merujuk pada pendapat Kohnstamm, objek penelitian ini tergolong

dalam kategori yang ketiga, yaitu masa intelektual. Oleh Kohnstamm, masa

ini disebut juga sebagai juga sebagai masa keserasian bersekolah. Pada maasa

ini, secara relatif anak – anak lebih mudah dididik daripada pada masa

sebelum dan sesudahnya.

Masa intelektual dapat diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:

(57)

b. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar (9/10 – kira-kira 13)

(Sumadi Suryabrata, 2006:204). Masa intelektual dipisahkan menjadi dua

golongan karena ternyata ada perubahankarakteristik selama masa

intelektual yang menimbulkan perbedaan yang signifikan anatara fase

yang pertama dan kedua.

Beberapa sifat khas anak – anak pada masa kelas – kelas rendah

sekolah dasar adalah:

a) Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi

sekolah

b) Sikap tunduk kepada peraturan – peraturan permainan yang

tradisional.

c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri.

d) Suka membanding – bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal

itu menguntungkan ; dalam hubungan dengan ini juga ada

kecenderungan untuk meremehkan anak – anak lain.

e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu

dianggapnya tidak penting.

f) Pada masa ini (terutama pada umur 6 sampai 8 tahun) anak

menghendaki nilai – nilai (angka rapor, skor) yang baik, tanpa

mengingat apakah prestasinya memng pantas diberi nilai baik atau

(58)

Siswa kelas V sekolah dasar, yang tergolong ke dalam masa

kelas–kelas tinggi sekolah dasar, menunjukan karakteristik yng

berbeda, diantaranya

a) Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari – hari yang

konkret.

b) Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar.

c) Menjelang akhir masa ini ada minat kepada hal – hal dan mata

pelajaran khuus

d) Sampai kira – kira umr 11 anak membutuhkan bantuan guru

atau orang – orang deewasa lainnya untuk menyelesaikan

tugasnya dan memnuhi keinginannya ; setelah kira – kira umur

11 anak menghadapi tugas – tugas dengan bebas dan berusaha

menhyelesaikan nya sendiri.

e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) adalah

ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah nya.

f) Anak – anak pada masa ini gemar membentuk kelompok –

kelompok sebaya, biasanya untk dapat bermain – main bersama

– sama. Didalam permainan ini anak – anak kerapkali tidak

terikat kepada peraturan – peraturan permainan yang

teradisional; mereka membuat peraturan sendiri (Sumadi

Suryabrata, 2006:205 – 206).

Karakteristik siswa yang demikian dapat menjadi patokan bagi

(59)

Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok –

kelompok belajar, sesuai dengan karakteristik ke enam. Berdasarkan

karakteristik pertama, pembelajaran terhadap siswa kelas V sebaiknya

dihubungkan dengan kehidupan sehari – hari dan hal – hal konkret.

Pada kelas ini pula, endidik sebaiknya membangkitkan minat siswa

terhadap pembelajaran karena siswa berada dalam kondisi ingin tahu

dan haus akan ilmu pengetahuan. Pendidik harus menciptkan suasana

pembelajaran yang menuntut siswa berpikir aktif, tanpa melupakan

tuganya sebagai pembimbingan dan fasilistator bagi siswa.

F. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran listening bahasa inggris kegiatan mendengarkan atau

menyimak baik-baik apa yang diucapkan orang, menagkap dan memahami

makna dari apa yang didengar. Proses pembelajaran listening perlu didesain semenarik mungkin dan efektif agar siswa dapat memahami materi dengan

baik, salah satunya dengan menggunakan media yang konkret atau mendekati

konkret.

Pembelajaranlistening bahasa inggris yang masih menggunakan media

sederhana seperti media teks, akan membuat siswa kurang termotivasi untuk

mempelajarinya. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam memahami atau

menyimak kosakata yang diucapkan. Pembelajaran seperti ini akan menjadi

tidak efektif dan terlihat membosankan. Dari uraian tersebut menunjukan

(60)

inggris terutama dalam pemilihan media pembelajaran nya, sehinga harapan

setelah adanya pembaharuan dan perbaikan tersebut dapat memaksimalkan

keterampilan listening bahasa inggris siswa.

Upaya yang dapat ditempuh agar pembelajaran bahasa inggris menjadi

lebih menarik, efektif dan menyenangkan sehingga keterampilan listening

lebih menarik adalah dengan menggunakan media audio. Media audio adalah

media untuk menyampaikan pesan atau rangkaian materi pembelajaran

melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam

suara, kemudia diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan

menggunakan alat pemutarnya. Siswa dapat menyimak kosakata yang baik

dan benar dengan menghentikan percakapan yang akan diperjelas

informasinya. Maka dari itu penggunaan media audio dapat meningkatkan

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 : 13) data penelitian pada pendekatan

kuantitatif berupa angka–angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud

untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

Eksperimental (eksperimen semu) dengan pola Nonequivalent control

groupdesign. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu

eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh

suatu tindakan/perlakuan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya

pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut teratment

yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebaiknya ditaur secara intensif sehingga kedua variabel

mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang

membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa group eksperimen diberi

treatment atau perlakukan terntentu, sedangkan group kontrol diberikan

Gambar

Gambar 1. Posisi media dalam proses komunikasi
Tabel 1 Klasifikasi Media
Gambar 2 : Rancangan Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3 langkah – langkah penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kota

،دعاقلا ىلع يشاملاو ،يشاملا ىلع بكارلا ِّمللُسيي ريثكلا ىلع ليلقلاو5. Lengkapilah hadits yang kosong

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2015 diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai gambaran target pencapaian kinerja, hasil program, dan kegiatan,

Sesuai dengan prediksi teori sistem terbuka, responsifitas perusahaan terhadap pesaing dan pelanggan akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja pemasaran dan

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga peng- guna produk makanan kemasan di wilayah perkotaan dan perdesaan;

32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara Pembentukan dan Susunan Keanggotaan LKS Bipartit menyebutkan bahwa, LKS Bipartit adalah forum komunikasi, dan konsultasi mengenai

Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain maka proses pembelajaran ditekankan pada aktivitas anak

[r]