• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK

CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Wahyu Bintoro Sumardhani

101134217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

(5)

v MOTTO

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

Wahyu Bintoro Sumardhani. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Selomulyo Sleman. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. (2) Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Selomulyo dengan jumlah 30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 51,7 dan termasuk kategori sedang. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 66,7 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 68,9 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 66,1 dan sebanyak 40% sudah mencapai KKM (72). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 76 dan sebanyak 76,7% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 79,2 dan sebanyak 83,3% mencapai KKM.

(9)

ix

ABSTRACT

Wahyu Bintoro Sumardhani. 2014. The Improve of Interest and Listening Skill to Folklore Using Audio Visual Media for V Grade of Selomulyo Sleman State Elementary School Student’s. Elementary SchoolTeacher Education Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: (1) to improve the V grade of student’s interest in listening to folklore using audio visual media in Selomulyo Sleman State Elementary School. (2) to improve the V grade of student’s listening skill to folklore using audio visual media in Selomulyo Sleman State Elementary School.

This is a classroom action research. The research refers to the cycle model proposed by Kemmis and Taggart. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles. The subjects in this research were V Grade of Selomulyo Sleman State

Elementary School Student’s. Which consists of 30 student’s. The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data was analyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.

The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to folklore subject in V grade Selomulyo Sleman State Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research. The average score of student’s interest on the initial condition is 51,7 and included in medium category. In the first cycle, the average score of

student’s interest is 66,7 and included in very high category. In the second cycle the average score of student’s interest is 68,9 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to folklore subject in V grade Selomulyo Sleman State Elementary School. The result shown that the initial condition of student’s average score is 66,1 and means 40% have reached the KKM (72). In the first cycle, the average score is 76 and means 76,7% student’s have been reached the KKM. In the second cycle, the average score is 79,2 and means 83,3% student’s have been reached the KKM.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih,

karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK

CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN” ini dengan lancar. Penyusunan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi slah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progam Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulis menyelesaikan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan pihak lain sehinga penulis dapat menyelesaikanya dengan lancar.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasehat, dorongan,

doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal sampai akhir penulisan

skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu penulis menyampaikan terima kasih

kepada.

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Kepala

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan dorongan, motivasi, dan dengan sabar telah meluangkan waktu

untuk membimbing, memberikan saran dan petunjuk kepada penulis sehingga

(11)

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGSAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakan Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Operasional ... 6

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Minat ... 8

2. Kemampuan Menyimak ... 14

3. Cerita Rakyat ... 20

4. Media Audio Visual ... 24

B. Penelitian-penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 33

(13)

xiii

BAB III ... 36

METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian ... 39

C. Desain Penelitian ... 40

1. Persiapan ... 41

2. Rencana Setiap Siklus ... 43

D. Pengumpulan Data ... 49

1. Peubah (variabel) ... 49

2. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Instrumen Penelitian... 52

1. Instrumen Minat ... 52

2. Instrumen Kemampuan Menyimak ... 57

F. Validitas Instrumen Penelitian ... 60

1. Validitas Instrumen Penelitian ... 60

2. Validitas Perangkat Pembelajaran... 60

G. Teknik Analisis Data ... 63

1. Analisis Data Minat Siswa ... 63

2. Analisis Data Kemampuan Menyimak ... 64

3. Indikator Keberhasilan ... 66

BAB IV ... 67

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil Penelitian ... 67

1. Kondisi Awal ... 67

2. Siklus I ... 70

3. Siklus II ... 80

B. Pembahasan ... 87

1. Minat Siswa ... 87

2. Kemampuan Menyimak ... 89

BAB V ... 92

KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 98

Lampiran 2. Bahan Ajar ... 121

Lampiran 3. LKS dan Soal Evaluasi ... 131

Lampiran 4. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 145

Lampiran 5. Pre Tes (soal, kunci jawaban, dan saduran cerita) ... 151

Lampiran 6. Validitas (Expert Judgement) ... 158

Lampiran 7. Contoh Hasil Kuesioner dan Observasi ... 178

Lampiran 8. Data Minat dan Kemampuan Menyimak Kondisi Awal ... 186

Lampiran 9. Data Hasil Observasi Minat dan Tes Kemampuan Menyimak Siklus I ... 187

Lampiran 10. Data Hasil Observasi Minat dan Tes Kemampuan Menyimak Siklus II ... 188

Lampiran 11. Data Capaian Minat Siswa ... 189

Lampiran 12. Data Peningkatan Kemampuan Menyimak ... 190

Lampiran 13. Dokumentasi ... 191

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ... 192

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 2. Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 37

Gambar 3. Peningkatan Skor Rata-rata Minat Siswa ... 88

Gambar 4. Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Menyimak ... 89

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 49

Tabel 2. Rubrik Observasi Minat ... 53

Tabel 3. Lembar Observasi Minat ... 54

Tabel 4. Rubrik Kuesioner Minat ... 56

Tabel 5. Sebaran Item Kuesioner Minat ... 56

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Menyimak Cerita Rakyat ... 57

Tabel 7. Rubrik Penilaian Tes Menyimak ... 58

Tabel 8. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61

Tabel 9. Perhitungan Interval Skor Validasi Perangkat Pembelajaran ... 62

Tabel 10. Kriteria Minat Menggunakan PAP tipe II ... 64

Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Tiap Siklus ... 66

Tabel 12.Target Keberhasilan dan Capaian Siklus 1 ... 79

Tabel 13. Keberhasilan dan Capaian Siklus II ... 86

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan

penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal ini

berarti bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di Republik Indonesia.

Dalam konteks pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional peserta didik. Selain itu, bahasa merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Ruang lingkup

pembelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek membaca, menulis,

berbicara, dan menyimak. Keempat aspek tersebut mendapat porsi yang

seimbang dan saling terkait sehingga dapat dilaksanakan dalam pembelajaran

secara terpadu.

Kemampuan menyimak merupakan salah satu kemampuan yang

melibatkan aspek kognitif. Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

(18)

informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi

yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dengan memahami kemampuan menyimak, siswa akan memperoleh

kesempatan untuk belajar menjelaskan, bertanya, dan menjawab pertanyaan

sehingga guru sebagai fasilitator dapat mendorong siswa untuk

mengemukakan pendapatnya.

Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas V SD Negeri

Selomulyo adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak cerita

terutama untuk menentukan tema dan amanat suatu cerita. Siswa mengalami

kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur

cerita rakyat (tokoh, watak, latar, tema, dan amanat). Siswa menganggap

menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan. Hal

tersebut, terbukti dengan rendahnya siswa dalam mengemukakan pendapatnya

terhadap cerita rakyat yang dibacakan guru.

Hal tersebut, diperkuat dengan hasil pre test yang dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 25 Februari 2014 pada siswa kelas V SDN Selomulyo tahun

ajaran 2013/2014 dalam menyimak cerita tanpa menggunakan media.

Hasilnya adalah siswa belum sepenuhnya mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 72. Dari 30 siswa, 12 siswa sudah

mencapai KKM, sedangkan 18 siswa belum mencapai KKM. Peneliti juga

melakukan pengumpulan data berupa kuesioner minat selain observasi minat

untuk mengetahui minat siswa dalam menyimak cerita, hasilnya nilai rata-rata

(19)

Berdasarkan hasil pre test, observasi, dan kuesioner peneliti beranggapan

bahwa ada faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam

menyimak. Faktor tersebut adalah guru dan siswa. Guru masih menggunakan

cara mengajar yang tradisional yaitu dengan membacakan cerita saja tanpa

menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut berpengaruh pada siswa,

karena tidak adanya media maka minat siswa dalam menyimak cerita pun

kurang, sehingga siswa tidak terlalu menangkap isi cerita dan tidak bisa

menentukan tema maupun amanat cerita yang dibacakan guru .

Faktor dari guru tersebut dijadikan alasan bagi peneliti untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad

(2013:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Media

pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah media audio

visual. Diharapkan dengan menggunakan media audio visual dapat

meningkatkan minat siswa dalam menyimak cerita dan memudahkan siswa

dalam menguasai kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur cerita

rakyat.

Sudjana (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan media

audio visual dan pengembangan kemampuan, berkaitan dengan aspek-aspek

kemampuan menyimak. Kemampuan yang dapat dicapai dengan penggunaan

media audio visual adalah sebagai berikut. (1) pemusatan perhatian dan

(20)

analisis, (4) menentukan arti dan konteks, (5) memilah-milah informasi atau

gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan, dan (6) merangkum,

mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.

Penggunaan media audio visual membuat siswa menjadi tertarik atau lebih

senang dalam menyimak. Dengan perasaan senang siswa dapat memperoleh

pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan

menumbuhkan minat belajar siswa. Minat adalah suatu perhatian yang lebih

terhadap sesuatu dan bersifat menetap (Slameto, 2010:180). Jika siswa

memiliki minat belajar tinggi maka siswa akan berusaha untuk memahami

materi atau cerita yang disampaikan. Ketika siswa paham dengan cerita yang

disampaikan menggunakan media audio visual, siswa mampu meningkatkan

kemampuan menyimaknya. Kemampuan siswa dalam menyimak ini akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita

Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Selomulyo

Sleman”. Penelitian ini hanya dilakukan untuk seluruh siswa kelas V SDN

Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran

bahasa Indonesia kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur cerita

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam

menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap

tahun ajaran 2013/1014?

2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap

tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu.

1. Meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media

audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran

2013/1014.

2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media

audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran

2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan

(22)

2. Bagi guru

Penggunaan media audio visual ini dapat digunakan guru kelas V SDN

Selomulyo sebagai salah satu media pembelajaran alternatif untuk

digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

menyimak cerita rakyat.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan pada pihak sekolah dalam

penggunaan media inovatif dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V

SDN Selomulyo.

4. Bagi siswa

Penggunaan media audio visual dapat sebagai alternatif menumbuhkan

minat siswa kelas V SDN Selomulyo dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya kemampuan menyimak.

5. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang

sejenis dengan penelitian ini.

E. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Minat

Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang

(23)

2. Menyimak

Menyimak adalah cara yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

informasi yang telah dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan

yang telah disampaikan sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan

seksama. Yang dimaksud menyimak dalam penelitian ini adalah siswa

menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual berbentuk film.

3. Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada ruang dan

waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di

dalamnya cerita binatang, legenda, dongeng, dan mite.

4. Media pembelajaran

Media Pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang

disampaikan, sehingga dapat merangsang minat serta perhatian siswa

sehingga terjadi proses belajar yang maksimal.

5. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media pembelajaran yang dapat menampilkan

suara dan gambar yang bergerak atau media yang dapat dilihat dan

(24)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas (1) kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian yang relevan,

(3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

1. Minat

a. Pengertian Minat

Slameto (2010:180) mendefinisikan minat sebagai suatu rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, maka minat akan semakin kuat. Hilgard (dalam Slameto, 2010:57)

mendefinisikan minat sebagai berikut, Intersest is presisiting tendency to pay

attention to and enjoy some activity or content. Minat adalah kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Syah

(2008:151) mengemukakan, minat adalah kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Winkel (1987:30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang menetap

(25)

senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat berhubungan dengan

perasaan siswa. Dengan perasaan senang siswa dapat memperoleh

pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan

menumbuhkan minat belajar siswa. Jadi, peneliti menyimpulkan pengertian

minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang

cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.

b. Cara Menciptakan Minat

Menurut Wahyuni (2002:365), salah satu cara untuk menarik minat selama

pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa.

Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di

kelas yang dapat dihubungkan dengan minat siswa. Winkel (1987:31),

menyatakan bahwa guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang

dalam belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut.

1) Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah

seperti anak remaja.

2) Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga tidak

terlalu mudah

3) Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar

4) Menggunakan alat-alat pelajaran yang cocok untuk menunjang proses

(26)

5) Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi,

namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.

c. Ciri-ciri Minat

Menurut Slameto (2010:58), siswa yang berminat dalam belajar akan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai kecenderungan untuk memberikan perhatian lebih

terhadap sesuatu.

2) Menyukai dan senang terhadap sesuatu yang diminati.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati.

4) Menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

5) Memanifestasikan kesenangan melalui partisipasi pada aktivitas dan

kegiatan

Hurlock (1995:115) memaparkan beberapa ciri minat yaitu sebagai

berikut.

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan

minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang.

Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan

(27)

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara

fisik dan mental untuk belajar. Misalnya, siswa tidak akan mempunyai

minat yang sungguh-sungguh untuk menyimak, sampai siswa tersebut

memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar menyimak.

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan belajar yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi

minat siswa. Ketika siswa semakin dewasa, ia akan mempunyai

kesempatan belajar yang lebih banyak. Kesempatan belajar yang

semakin banyak ini akan membuat minat siswa menjadi semakin

banyak pula. Tidak seperti ketika ia masih kecil yang hanya terbatas

pada lingkup keluarga.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang

memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat

yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki

perkembangan fisik normal.

5) Minat dipengaruhi budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

(28)

mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka

tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap

tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang

mereka tekuni dengan baik.

6) Minat berbobot emosional

Minat berkaitan dengan perasaan atau emosi. Perasaan yang tidak

menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan

sebaliknya, jika perasaan seorang siswa menyenangkan maka akan

memperkuat minat siswa tersebut.

7) Minat itu egosentris

Ketika seseorang memiliki minat terhadap sesuatu, maka orang itu

akan berusaha atau mempunyai keinginan untuk memiliki atau

mendapatkannya.

Mardapi (2008:112) menjelaskan indikator siswa yang memiliki minat.

Minat yang dimaksud adalah, berusaha untuk memahami, membaca buku

yang berkaitan dengan yang siswa pelajari, bertanya di dalam kelas, bertanya

pada teman, bertanya pada orang lain, mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh. Berdasarkan uraian para ahli mengenai ciri-ciri siswa yang memiliki

minat, peneliti menyimpulkan bahwa indikator siswa yang memiliki minat

(29)

1) Ekspresi perasan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran dengan

antusias, siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru, siswa

datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan

buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, siswa berada di dalam

kelas selama pembelajaran.

2) Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas,

siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru

dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, siswa tidak

mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar.

3) Kemauan mengembangkan diri, meliputi: siswa memperhatikan

petunjuk /penjelasan dari guru, siswa menanyakan kesulitan yang

dialami kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang

disampaikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dari guru, siswa

membawa buku atau sumber lain dalam belajar.

4) Keterlibatan dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif menyampaikan

pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman lain yang

mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama dengan

kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, siswa

(30)

d. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo

(2010:59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan

atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang

kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau

kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan

anekdot, daftar cek, skala nilai, angket (kuesioner), dan wawancara. Dalam

penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan observasi dan kuesioner.

Arifin (2009:153) menyatakan bahwa observasi adalah suatu proses

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional

mengenai bebagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun

dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kuesioner

adalah instrumen pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis

untuk menjaring informasi yang dimiliki responden, mencakup pendapat atau

opini, fakta, atau sikap (Uno, 2007:74).

2. Kemampuan Menyimak

a. Pengertian Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

(31)

pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Departemen pendidikan dan

kebudayaan (2008:1307), mendefinisikan menyimak sebagai mendengarkan

(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Musfiroh

(2004:5), mendefinisikan menyimak sebagai kegiatan mendengarkan bunyi

bahasa secara sungguh-sungguh, saksama, sebagai upaya untuk memahami

ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan untuk pembicara dengan

melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi,

menginterpretasi, dan mereaksinya.

Menurut Iskandarwassid (2011:227), kemampuan menyimak sebagai satu

bentuk kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Pada waktu proses

pembelajaran kemampuan ini jelas mendominasi aktivitas siswa dibanding

dengan kemampuan lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyimak

merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu informasi

yang telah dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan yang telah

disampaikan sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan saksama.

b. Tahap-tahap Menyimak

Menurut Strickland (dalam Tarigan, 2008:31) ada sembilan tahapan

menyimak, mulai dari tidak berketentuan sampai pada yang amat

bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu adalah sebagai berikut.

1) Menyimak berkala, yang terjadi saat anak merasakan keterlibatan

(32)

2) Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat

gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal

diluar pembicaraan;

3) Setengah menyimak, karena terganggu oleh kegiatan menunggu

kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa

yang terpendam dalam hati sang anak;

4) Menyimak sarapan, karena sang anak keasyikan menyerap hal-hal

yang kurang penting;

5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang

disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain;

hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya

saja;

6) Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi secara konstan yang mengakibatkan penyimak benar-benar

tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara;

7) Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan

membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

8) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan

pikiran pembicara;

9) Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,

(33)

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Menurut

Logan (dalam Tarigan, 2008:63), dalam proses menyimak pun terdapat

tahapan. Tahapan tersebut sebagai berikut.

1) Tahap Mendengar

Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang

dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

Disitu boleh dikatakan bahwa kita belum menangkap dan memahami

secara lebih jelas tentang hal yang dikemukakan oleh pembicara.

2) Tahap memahami

Pada tahap ini ada keinginan dari kita untuk mengerti atau

memahami dengan baik hal yang disampaikan pembicara. Disini kita

sudah masuk pada tahap menangkap inti dan memahami secara jelas

maksud pembicara.

3) Tahap menginterpretasi

Pada tahap ini kita mulai mencermati dan menangkap isi

pembicaraan untuk selanjutnya melakukan penafsiran terhadap

pendapat yang tersirat dari ujaran.

4) Tahap mengevaluasi

Setelah memahami serta menafsirkan isi pembicaraan, kita mulai

(34)

Disitu dikemukakan baik keunggulan dan kelemahan maupun

kebaikan dan kekurangan dari hal yang disampaikan pembicara.

5) Tahap menanggapi

Pada tahap ini kita dapat menyerap dan menerima gagasan atau ide

yang dikemukakan pembicara. Disitu kita dapat membuat tanggapan

terhadap gagasan atau ide pembicara.

Berdasarkan tahap-tahap menyimak sebagaimana telah dikemukakan,

tahap-tahap menyimak yang relevan dengan penelitian ini ialah tahap-tahap

menyimak menurut Logan, yang meliputi tahap mendengar, memahami,

mengevaluasi, menginterpretasi, menanggapi. Dengan demikian, tahap-tahap

menyimak cerita rakyat dapat meliputi tahap mendengarkan cerita, tahap

memahami isi cerita, tahap menginterpretasi cerita, dan tahap menanggapi

cerita.

c. Tujuan Menyimak

Ada delapan tujuan menyimak menurut Tarigan (2008:59). Kedelapan

tujuan itu diuraikan sebagai berikut.

1) Belajar, yaitu menyimak untuk memperoleh pengetahuan dari bahan

ujaran pembicara. Menyimak dengan tujuan untuk belajar, misalnya

tampak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, mendengar cerita,

(35)

ini haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

2) Menikmati keindahan, yaitu menyimak untuk mendapatkan kepuasan

batin yang tampak, misalnya, dalam pagelaran seni, mendengarkan

musik, menonton drama, dan lain-lain. Penyimak di sini hanya

menikmati keindahan dari bahan yang didengar atau dilihatnya.

3) Mengevaluasi materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah agar

siswa dapat memahami hal-hal apa yang disimak dapat berupa hal-hal

yang baik maupun hal-hal yang kurang baik. Maka perlu hati-hati

dalam menyimak agar sesuai dengan materi simakan dan pencapaian

tujuan

4) Mengapresiasikan materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah

penyimak hanya dapat menghargai hal-hal yang disimak.

5) Mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Menyimak yang dimaksud

adalah agar seseorang dapat mengkomunikasikan ide-ide,

gagasan-gagasan maupun perasaan kepada orang lain dengan lancar dan baik.

6) Memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. Menyimak disini

dimaksudkan untuk memberi ragam masukan untuk memecahkan

masalah dalam topik pembicaraan. Menyimak ini sama dengan pada

saat kita melakukan kegiatan musyawarah, mendengarkan petunjuk,

(36)

yang kita simak tersebut dapat menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapi.

7) Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Menyimak di sini

dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian pada kekhasan

bunyi-bunyi tertentu. Misalnya, orang yang sedang belajar bahasa asing

harus memusatkan perhatian sunguh-sunguh pada ujaran-ujaran yang

diucapkan oleh pembicara asli (native speaker).

8) Menyimak persuasif. Menyimak ini bertujuan untuk meyakinkan

dirinya terhadap masalah atau pendapat terhadap masalah yang selama

ini diragukan kebenarannya. Menyimak dalam hal ini sebelum kita

tahu dan tidak yakin kebenarannya maka menjadi terbuka pikiran

yang dia ragukan akan suatu kebenaran yang abadi

3. Cerita Rakyat

a. Menyimak Cerita Rakyat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

dipelajari di sekolah dasar. Bahasa Indonesia mencakup empat aspek

keterampilan dalam berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Mendengarkan dapat dikatakan menyimak, tetapi pada kenyataannya

mendengarkan dan menyimak berbeda. Mendengarkan adalah suatu proses

mendengarkan sesuatu yang didengar. Sedangkan menyimak adalah cara

(37)

dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan yang telah disampaikan

sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan saksama. Dalam penelitian ini,

akan difokuskan pada standar kompetensi menyimak 5: memahami

penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan, kompetensi dasar 5.2

megidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat.

Sesuai dengan kompetensi dasar tersebut, masalah yang dihadapi siswa

adalah mengeni menyimak cerita. Cerita adalah karangan yang menuturkan

perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, dan kejadian dan sebagainya,

baik yang sungguh-sungguh atau rekaan belaka (Depdikbud, 2008:165).

Penelitian ini akan difokuskan pada cerita rakyat.

Cerita rakyat (folklore) adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada

ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di

dalamnya cerita binatang, legenda, dongeng, dan mite (Sudjiman, 1990:16).

Menurut Rusyana (2000:39), cerita rakyat merupakan cerita tradisional

karena cerita itu sudah dimiliki masyarakat Indonesia sejak dahulu. Cerita

rakyat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita rakyat “Keong Mas”

dan “Cindelaras”. Siklus I menyimak cerita “Keong Mas” dan Siklus II

menyimak cerita “Cindelaras”.

b. Unsur-unsur Cerita Rakyat

Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita. Unsur-unsur

tersebut yaitu, alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan amanat. Berikut

(38)

1) Tokoh dan Penokohan

Aminudin (dalam Siswanto, 2008:142) menyatakan tokoh adalah

pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga

peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan

menampilkan tokoh disebut penokohan. Penokohan atau perwatakan

ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun

batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya,

keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto, 2005:20).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku yang mengemban

peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu mampu menjalin

suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian watak tokoh dan penciptaan

citra tokoh yang membedakan dengan tokoh yang lain.

2) Latar

Latar (setting) yaitu tempat maupun waktu terjadinya cerita.

Abrams (dalam Siswanto, 2008:149) mengemukakan latar cerita

adalah tempat umum (generale locale), waktu kesejarahan (historical

time) dankebiasaan masyarakat (social circumtances) dalam setiap

episode atau bagian-bagian tempat. Secara sederhana Suharianto

(2005:22) mengatakan, latar disebut juga setting yaitu tempat atau

waktu terjadinya cerita.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut peneliti menyimpulkan

(39)

peristiwa dalam karya sastra. Dalam penelitian ini karya sastra yang

dimaksud adalah cerita rakyat.

3) Tema

Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya

sastra. Menurut Aminudin (dalam Siswanto, 2008:161) tema

merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan

prosa rekaan oleh pengarangnya. Hakikatnya tema adalah

permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun

cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan

yang ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya itu (Suharianto,

2005:17).

Dari uraian pendapat tentang tema, dapat disimpulkan bahwa tema

adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang melalui

karyanya ataupokok permasalahan yang mendominasi suatu karya

karya sastra.

4) Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang

ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

(Siswanto, 2008:162). Didalam karya sastra modern amanat ini

(40)

tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra

baik tersirat maupun tersurat dalam karya sastra.

5) Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan

peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam Siswanto, 2008:159).

Sudjiman (dalam Siswanto, 2008:159) menyatakan bahwa, alur adalah

peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita.

Menurut Suharianto (2005:18), alur adalah cara pengarang menjalin

kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum

sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.

Berdasrkan beberapa pendapat tentang alur, dapat disimpulkan

bahwa alur dalah peristiwa-peristiwa yang terjalin dengan urutan yang

baik dan membentuk sebuah cerita. Dalam alur terdapat serangkaian

peristiwa dari awal sampai akhir

4. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Kustandi (2013:8), media pembelajaran adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna

pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran

(41)

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Berdasar pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,

sehingga dapat merangsang minat serta perhatian siswa sehingga terjadi

proses belajar yang maksimal.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Kustandi (2013:23) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu

sebagai berikut.

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses

dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan

siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan

(42)

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata,

kunjunga-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

c. Media Audio Visual

Anitah (2010:55) menyatakan bahwa media audio visual adalah media

yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan).

Menurut Suleiman (1981:11), media audio visual dapat menghadirkan satu

objek secara konkret pada suatu pembelajaran yang dapat dinikmati

bersama-sama atau terdapat keseragaman pengamatan, namun siswa/pengamat

mempunyai presepsi yang berbeda mengenai objek pengamatan tersebut

karena, setiap individu pengamat memiliki pengalaman berbeda-beda

terhadap peristiwa atau objek tertentu. Menurut Hermawan (2012:78) media

audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman atau kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.

Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah

media yang dapat menampilkan suara dan gambar yang bergerak atau media

(43)

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan belajar sehingga perestasi belajar meningkat. Diharapkan dengan

menggunakan media audio visual mampu menimbulkan minat terhadap suatu

materi karena dikemas melalui tayangan video dan siswa dapat fokus

menyimaknya agar informasi yang terkandung dalam video tersebut dapat

diserap secara efektif.

d. Keuntungan Menggunakan Media Audio Visual

Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan

media audio visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan

aspek-aspek keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai dengan

penggunaan media audio visual adalah sebagai berikut.

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa

mengidentifikasikan kejadian tertentu dari film yang disimak.

2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan

atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan

yang mengandung arti sama.

3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan unsur-unsur

kejadian atau suatu peristiwa, atau mmenentukan ungkapan mana

yang menjadi sebab dan yang mana akibat dari pernyataan-pernyataan

(44)

4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan

pernyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya

dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu

berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam

konteks kalimat.

5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi

yang tidak relevan. Misalnya, film yang disimak mengandung dua sisi

informasi yang berbeda dan siswa mengelompokan informasi kedalam

dua kelompok itu.

6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali

informasi. Misalnya, setelah menyimak cerita, siswa diminta untuk

mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.

Peneliti menggunakan media audio visual bebentuk film dalam penelitian

ini. Menurut Kustandi (2013:64), film dan video dapat menyajikan informasi,

memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan

keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi

sikap.

Berikut adalah keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media

film dan video sebagai media belajar (Kustandi, 2013:64).

1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari

(45)

2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan

dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan.

3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video

menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.

4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat

mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar

atau kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

6) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi

frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu

minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

B. Penelitian-penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang sejenis, dan sekarang ini masih relevan untuk

dilaksanakan penelitian dilakukan Karimah (2009), Purnawan (2011), dan

Indrasti (2012). Ketiga penelitian ini akan diuraikan di bawah ini.

1. Penelitian Yulinda Karimah

Penelitian yang dilakukan oleh Karimah (2009), bertujuan untuk

mengetahui peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui

media animasi audio visual siswa kelas VI SDII Ma’had Islam

(46)

tes dan nontes. Instrumen tes berupa hasil keterampilan menyimak cerita

anak, sedangkan instrumen nontes berupa hasil observasi, jurnal,

wawancara, dan dokumentasi foto. Analisis data dilakukan secara

kuantitatif dan kualitatif.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang

keterampilan menyimak cerita anak pada pratindakan, siklus I, dan siklus

II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas. Pada pratindakan nilai

rata-rata kelas 54,4. Pada siklus I peningkatan dari nilai rata-rata

pratindakan sebesar 18,8 dengan nilai rata-rata kelas 73,2 dan siklus II

mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siklus I sebesar 11 dengan nilai

ratarata 84,2. Peningkatan pratindakan ke siklus II adalah 29,8. Pada

penelitian ini siswa sangat aktif dan antusias dalam menyimak karena

dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan media

audio-visual

2. Penelitian Toto Purnawan

Penelitian yang dilakukan oleh Purnawan (2011), mengkaji peningkatan

kualitas pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audio visual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran

2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah penggunaan

media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerita

(47)

Berdasarkan analisis data penelitian tes menyimak cerita rakyat pada

pratindakan, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan dari nilai

rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa. Pada pratindakan

persentase ketuntasan hanya 55,55% dengan nilai rata-rata kelas 75,33

(Cukup). Pada siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 88,88% dan

nilai rata-rata kelas mencapai 85,22 (Baik). Sedangkan pada siklus II

persentase ketuntasan siswa mencapai 100% dengan nilai rata-rata kelas

89,22 (Sangat Baik). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita

rakyat siswa kelas V SD kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.

3. Penelitian Catarina Indrasti

Penelitian yang dilakukan oleh Indrasti (2012), adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SDK Sang Timur

Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Sang

Timur dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15

siswa laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui

bagaimana pengunaan media audio visual dalam upaya meningkatkan

minat siswa dalam kemampuan menulis materi karangan narasi siswa

kelas IVA SDK Sang Timur Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, (2)

untuk mengetahui bagaimana pengunaan media audio visual dalam upaya

meningkatkan kemampuan menulis materi karangan narasi pada siswa

(48)

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat dan kemampuan

menulis karangan. Minat siswa pada kondisi awal, skor rata-rata minat

siswa adalah 7. Pada siklus I skor rata-rata minat siswa adalah 10,5 dan

pada siklus II 13,4. Sedangkan pada kemampuan menulis karangan, skor

rata-rata nilai siswa adalah 63,39. Pada siklus I perolehan rata-rata nilai

siswa adalah 75,79 dan pada siklus II rata-rata nilai siswa adalah 82,76.

Penelitian terdahulu memberikan gambaran pada peneliti bahwa

penelitian tentang menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media

audio visual masih relevan untuk dilakukan. Jenis penelitian ini sama

dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk

pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah setting penelitian dan

media audio visual berbentuk film yang digunakan.

Tempat dilakukan penelitian ini di SDN Selomulyo yang terletak di

Desa Sembung, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Subyek penelitian ini

adalah 30 siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran

2013/2014. Obyek penelitian ini adalah penggunaan media audio visual

untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas V, khususnya KD “5.2

Mengidentifikasikan unsur-unsur cerita rakyat”. Sedangkan media audio

visual berbentuk film yang digunakan dalam penelitian adalah cerita

(49)

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan menyimak dilakukan untuk mencari dan memperoleh

informasi-informasi, setelah mendapatkan informasi kemudian memahami isi atau

maksud dari informasi tersebut serta memahami maksud yang disampaikan

oleh pembicara. Menurut beberapa siswa, kegiatan menyimak merupakan

kegiatan yang sangat membosankan. Maka dari itu, guru menggunakan media

agar siswa tertarik dalam kegiatan menyimak. Penggunaan media dalam suatu

kegiatan belajar mengajar bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan efisien dengan demikian mutu pendidikan

dapat ditingkatkan. Seorang guru harus berusaha agar materi yang diberikan

atau disampaikan oleh guru dapat diserap, dimengerti dan dipahami oleh

siswa dengan baik. Untuk memudahkan siswa dalam menyerap, mengerti dan

memahami setiap pembelajaran di kelas.

Materi tentang mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

adalah materi yang masih terlalu abstrak untuk siswa sekolah dasar. Untuk

mengurangi keabstrakan suatu materi, guru perlu menggunakan media

pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan media audio

visual untuk membantu siswa dalam mengidentifikasikan unsur-unsur cerita

rakyat. Media audio visual yang digunakan peneliti berupa film pendek

tentang cerita rakyat. Dengan media tersebut, siswa diharapkan menjadi

tertarik atau lebih senang dengan materi ajar. Dengan perasaan senang siswa

(50)

Perasaan senang akan menumbuhkan minat belajar siswa. Jika siswa

memiliki minat belajar tinggi maka siswa akan berusaha untuk memahami

materi atau cerita yang disampaikan. Ketika siswa paham dengan cerita yang

disampaikan menggunakan media audio visual diharapkan siswa mampu

meningkatkan kemampuan menyimaknya. Kemampuan siswa dalam

menyimak ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Maka peneliti yakin

bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan

kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Semester

II Tahun ajaran 2013/2014.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Pembelajaran Konvensional

Penggunaan Media Audio Visual

Minat dan Kemampuan

Menyimak Meningkat

Minat dan Kemampuan Menyimak Rendah

Siklus I

(51)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat siswa kelas V

SDN Selomulyo khususnya pada kompetensi dasar: mengidentifikasikan

unsur-unsur cerita rakyat.

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan

menyimak siswa kelas V SDN Selomulyo khususnya pada kompetensi

(52)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III memaparkan tentang jenis penelitian, setting penelitian, desain

penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas instruman penelitian,

dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan (Suwandi, 2010:10). Tindakan tersebut

dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

Selain itu, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengadakan perbaikan

atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas.

PTK dilaksanakan melalui beberapa siklus (Kemmis dan Mc. Taggart

dalam Sukardi, 2003:215) yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

(53)

Pelaksanaan

Gambar 2. Model Kemmis dan Mc. Taggart

Keterangan gambar sebagai berikut.

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti pada

gambar di atas penelitian terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana

(Planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi

(observing) dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir refelksi

(reflecting).

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan

yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan

perencanaan mencakup beberapa hal, antara lain: (a) identifikasi masalah,

(b) analisis penyebab adanya masalah, dan (c) pengembangan bentuk

tindakan yang akan dilakukan sebagai bentuk solusi atau pemecahan

masalah.

Perencanaan

Observasi/ Pengumpulan Data

Pelaksanaan

Observasi/ Pengumpulan Data

Siklus II Siklus I

Refleksi

Perencanaan

(54)

2. Pelaksanaan/tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan

mengacu pada apa yang direncanakan pada perencanaan. Pelaksanaan

tindakan yang paling tepat yaitu mampu memecahkan masalah yang

sedang dihadapi. setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan, maka

langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses

pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah

dibuat.

3. Pengamatan/observasi (observing)

Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara

objektif tentang perkembangan proses pembelajaran atau dapat dikatakan

sebagai kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan tindakan.

Data yang dihimpun melalui pengamatan/ observasi meliputi data

kuantitatif dan data kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah

ditetapkan.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengadakan

upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian

tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap

berbagai masalah yang muncul di dalam kelas. Berdasarkan masalah yang

muncul pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus pertama, maka

(55)

tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah, peneliti mengambil keputusan

untuk menentukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya

sudah terpecahkan.

Jika pada siklus pertama hasil penelitian kurang baik, penelitian

dilanjutkan pada siklus dua. Dengan melakukan perbaikan terhadap

rencana tindakan yang dirasa lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini

dilakukan dalam dua siklus yang bertujuan mengetahui apakah media

audio visual yang digunakan benar-benar mampu meningkatkan minat dan

kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo

Sleman.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi, tempat penelitian, subjek penelitian, dan objek

penelitian. Setting penelitian tersebut sebagai berikut.

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Selomulyo Sleman. Peneliti memilih

SDN Selomulyo karena berdasarkan pengamatan, guru di SD ini belum

menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan menyimak pada mata

pelajaran bahasa Indonesia sehingga peneliti ingin menggunakan media

audio visual untuk menyelesaikan masalah yang terdapat di sekolah

tersebut khususnya di kelas V dalam KD “5.2 Mengidentifikasi

unsur-unsur cerita rakyat”. SDN Selomulyo terletak di Desa Sembung,

(56)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Selomulyo tahun ajaran

2013/2014 kelas V. Jumlah siswa adalah 30 siswa, yang terdiri dari 13

siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat mata

pelajaran bahasa Indonesia semester II khususnya kompetensi dasar “5.2

mengidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat”.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan permasalahan yang

dihadapi berasal dari dalam pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian

ini terdiri dari dua siklus, dimana pada setiap siklus kegiatan pembelajaran

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan

refleksi.

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil pre-test menyimak cerita tanpa

menggunakan media pada tanggal 25 Februari 2014 yang dilakukan peneliti

kepada 30 siswa kelas V semester II SDN Selomulyo yang hasilnya

menunjukkan 60% atau 18 dari 30 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014. Nilai rata-rata kelas adalah

(57)

bahwa rata-rata nilai siswa kondisi awal adalah 66,1 dan 60% siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM, sedangkan 40% siswa dinyatakan tuntas.

Peneliti juga melakukan pengumpulan data berupa observasi dan kuesioner

minat, hasilnya didapati rata-rata minat sebesar 51,7 termasuk dalam kriteria

minat sedang. Sehingga akan dilakukan tindakan agar minat dan kemampuan

menyimak siswa dapat meningkat.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Selomulyo untuk

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran

sepintas mengenai tingkah laku siswa terhadap pelajaran bahasa

Indonesia terutrama dalam menyimak.

c. Melakukan pengamatan/ observasi lebih teliti untuk mengetahui

gambaran sepintas mengenai minat belajar dan kemampuan menyimak

dalam pelajaran bahasa Indonesia.

d. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian dari siswa kelas

V SDN Selomulyo.

e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas adalah kurangnya minat

dan kemampuan menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

f. Menganalisis masalah belajar siswa dalam menyimak cerita rakyat yang

(58)

kurang menyediakan media-media pembelajaran. Guru kurang

memancing minat siswa dengan menggunakan media pembelajaran.

Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan kemampuan menyimak

siswa dengan menggunakan media audio visual.

g. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.

h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

i. Membuat gambaran awal mengenai minat belajar dan kemampuan

menyimak siswa kelas V .

j. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.

k. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian,

memilih cerita rakyat, dan instrumen penelitian.

l. Menyusun instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan minat,

kuesioner minat siswa, soal evaluasi, dan instrumen penilaian).

m.Mempersiapkan film yang digunakan sebagai media pembelajaran serta

sarana dan prasarana yang diperlukan (viewer, laptop, speaker,kamera,

(59)

2. Rencana Setiap Siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas

sebagai berikut.

a. Siklus I (dua pertemuan)

Pada siklus I ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap

pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit).

1) Perencanaan

Tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan lembar pengamatan

minat, lembar kuesioner minat, menyusun RPP, LKS, bahan ajar,

silabus, serta menentukan jadwal pelaksanaanya. Peneliti juga

mempersiapkan media untuk menyimak cerita rakyat, media yang

digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual berupafilm.

2) Pelaksanaan

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah membagikan

kuesioner minat siswa dengan tujuan mengetahi minat awal peserta

didik dalam menyimak cerita rakyat. Kuesioner minat siswa juga

dibagikan diakhir siklus. Pada tahap pelaksanaan, langkah-langkah

yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.

a) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai

(60)

b) Menggali pengetahuan awal siswa mengenai cerita rakyat (tokoh,

tema, latar, watak dan amanat yang terkandung dalam cerita

rakyat).

c) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

d) Siswa secara bersama-sama menyimak cerita rakyat yang berjudul

“Keong Mas” melalui media audio visual yang berupa film.

e) Siswa diberikan petunjuk tentang langkah-langkah dalam

mengerjakan lembar kerja siswa.

f) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

g) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

dengan bimbingan guru.

h) Kelompok lain memperhatikan kelompok yang sedang presentasi

kemudian mengoreksi secara bersama-sama bila ada kesalahan.

i) Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

j) Siswa mengerjakan tes atau evaluasi, selanjutnya melakukan

refleksi secara lisan.

k) Siswa mengumpulkan tugasnya.

(61)

m)Menganalisis hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menyimak cerita rakyat.

3) Observasi

a) Minat Siswa

Observasi minat siswa dilakukan pada saat siswa mengikuti

pembelajaran. Data yang dikumpulkan yaitu berupa lembar

observasi/ pengamatan berupa rubrik yang dilakukan oleh seorang

pengamat dan lembar kuesioner yang diisi oleh seluruh siswa kelas

V setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus.

b) Hasil observasi minat dan tes kemampuan menyimak

Dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus 1 (postest) berupa

tes tertulis yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding

untuk melihat peningkatan kemampuan menyimak siswa diakhir

pembelajaran.

4) Refleksi

a) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus 1,

tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi

siswa.

b) Membandingkan hasil minat belajar yang dicapai pada siklus I

Gambar

Gambar 5. Peningkatan Jumlah Siswa Mencapai KKM ..................................... 90
Gambar 1.  Bagan Kerangka Berpikir
gambar di atas penelitian terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana
Tabel 1.  Pengumpulan Data dan Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah metode Z-Score dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.. Latar belakang penelitian ini

Mengutip pendapat pakar lain (Tulving & Mandigan, 1970, dalam Sternberg, 2005), menyangkut kontribusinya bagi pengetahuan, artikel-artikel psikologi yang dikirim

Bagi keberhasilan pembelajaran murid, pengerusi menyatakan murid dan ibu bapa perlu tahu akan prestasi murid itu dan guru perlu tahu untuk mengambil tindakan susulan untuk

Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi ini dapat melakukan pencarian nama angkutan berdasarkan lokasi awal dan lokasi tujuan, menampilkan list rute yang dilalui oleh

Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa dari 30 respon dan didapatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga sebagian besar berada pada katagori

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Khusnul Fatiah (1104043) dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan bimbingan rohani Islam kepada pasien rawat inap di RSI Kendal.

Terdapat suatu keyakinan bahwa ketika semua para pekerja dalam organisasi sepenuhnya mampu mengembangkan dan melaksanakan kapasitas dasar mereka sebagai manusia, serta terdapat

Adapun topik topik yang biasa bibahas dalam psikology pendidikan meliputi a) keturunan dan pengaruh lingkungan, b) perbedaan individual, c) proses belajar dan factor