i
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Wahyu Bintoro Sumardhani
101134217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada
v MOTTO
viii ABSTRAK
Wahyu Bintoro Sumardhani. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Selomulyo Sleman. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. (2) Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Selomulyo dengan jumlah 30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 51,7 dan termasuk kategori sedang. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 66,7 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 68,9 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 66,1 dan sebanyak 40% sudah mencapai KKM (72). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 76 dan sebanyak 76,7% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 79,2 dan sebanyak 83,3% mencapai KKM.
ix
ABSTRACT
Wahyu Bintoro Sumardhani. 2014. The Improve of Interest and Listening Skill to Folklore Using Audio Visual Media for V Grade of Selomulyo Sleman State Elementary School Student’s. Elementary SchoolTeacher Education Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aimed to: (1) to improve the V grade of student’s interest in listening to folklore using audio visual media in Selomulyo Sleman State Elementary School. (2) to improve the V grade of student’s listening skill to folklore using audio visual media in Selomulyo Sleman State Elementary School.
This is a classroom action research. The research refers to the cycle model proposed by Kemmis and Taggart. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles. The subjects in this research were V Grade of Selomulyo Sleman State
Elementary School Student’s. Which consists of 30 student’s. The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data was analyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.
The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to folklore subject in V grade Selomulyo Sleman State Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research. The average score of student’s interest on the initial condition is 51,7 and included in medium category. In the first cycle, the average score of
student’s interest is 66,7 and included in very high category. In the second cycle the average score of student’s interest is 68,9 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to folklore subject in V grade Selomulyo Sleman State Elementary School. The result shown that the initial condition of student’s average score is 66,1 and means 40% have reached the KKM (72). In the first cycle, the average score is 76 and means 76,7% student’s have been reached the KKM. In the second cycle, the average score is 79,2 and means 83,3% student’s have been reached the KKM.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih,
karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN” ini dengan lancar. Penyusunan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi slah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progam Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama penulis menyelesaikan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan pihak lain sehinga penulis dapat menyelesaikanya dengan lancar.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasehat, dorongan,
doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal sampai akhir penulisan
skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Kepala
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan, motivasi, dan dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing, memberikan saran dan petunjuk kepada penulis sehingga
xi
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGSAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakan Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Operasional ... 6
BAB II ... 8
LANDASAN TEORI ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Minat ... 8
2. Kemampuan Menyimak ... 14
3. Cerita Rakyat ... 20
4. Media Audio Visual ... 24
B. Penelitian-penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berpikir ... 33
xiii
BAB III ... 36
METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Setting Penelitian ... 39
C. Desain Penelitian ... 40
1. Persiapan ... 41
2. Rencana Setiap Siklus ... 43
D. Pengumpulan Data ... 49
1. Peubah (variabel) ... 49
2. Teknik Pengumpulan Data ... 49
E. Instrumen Penelitian... 52
1. Instrumen Minat ... 52
2. Instrumen Kemampuan Menyimak ... 57
F. Validitas Instrumen Penelitian ... 60
1. Validitas Instrumen Penelitian ... 60
2. Validitas Perangkat Pembelajaran... 60
G. Teknik Analisis Data ... 63
1. Analisis Data Minat Siswa ... 63
2. Analisis Data Kemampuan Menyimak ... 64
3. Indikator Keberhasilan ... 66
BAB IV ... 67
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Hasil Penelitian ... 67
1. Kondisi Awal ... 67
2. Siklus I ... 70
3. Siklus II ... 80
B. Pembahasan ... 87
1. Minat Siswa ... 87
2. Kemampuan Menyimak ... 89
BAB V ... 92
KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 98
Lampiran 2. Bahan Ajar ... 121
Lampiran 3. LKS dan Soal Evaluasi ... 131
Lampiran 4. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 145
Lampiran 5. Pre Tes (soal, kunci jawaban, dan saduran cerita) ... 151
Lampiran 6. Validitas (Expert Judgement) ... 158
Lampiran 7. Contoh Hasil Kuesioner dan Observasi ... 178
Lampiran 8. Data Minat dan Kemampuan Menyimak Kondisi Awal ... 186
Lampiran 9. Data Hasil Observasi Minat dan Tes Kemampuan Menyimak Siklus I ... 187
Lampiran 10. Data Hasil Observasi Minat dan Tes Kemampuan Menyimak Siklus II ... 188
Lampiran 11. Data Capaian Minat Siswa ... 189
Lampiran 12. Data Peningkatan Kemampuan Menyimak ... 190
Lampiran 13. Dokumentasi ... 191
Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ... 192
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 34
Gambar 2. Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 37
Gambar 3. Peningkatan Skor Rata-rata Minat Siswa ... 88
Gambar 4. Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Menyimak ... 89
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 49
Tabel 2. Rubrik Observasi Minat ... 53
Tabel 3. Lembar Observasi Minat ... 54
Tabel 4. Rubrik Kuesioner Minat ... 56
Tabel 5. Sebaran Item Kuesioner Minat ... 56
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Menyimak Cerita Rakyat ... 57
Tabel 7. Rubrik Penilaian Tes Menyimak ... 58
Tabel 8. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61
Tabel 9. Perhitungan Interval Skor Validasi Perangkat Pembelajaran ... 62
Tabel 10. Kriteria Minat Menggunakan PAP tipe II ... 64
Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Tiap Siklus ... 66
Tabel 12.Target Keberhasilan dan Capaian Siklus 1 ... 79
Tabel 13. Keberhasilan dan Capaian Siklus II ... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal ini
berarti bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di Republik Indonesia.
Dalam konteks pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik. Selain itu, bahasa merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
yang penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Ruang lingkup
pembelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak. Keempat aspek tersebut mendapat porsi yang
seimbang dan saling terkait sehingga dapat dilaksanakan dalam pembelajaran
secara terpadu.
Kemampuan menyimak merupakan salah satu kemampuan yang
melibatkan aspek kognitif. Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan memahami kemampuan menyimak, siswa akan memperoleh
kesempatan untuk belajar menjelaskan, bertanya, dan menjawab pertanyaan
sehingga guru sebagai fasilitator dapat mendorong siswa untuk
mengemukakan pendapatnya.
Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas V SD Negeri
Selomulyo adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak cerita
terutama untuk menentukan tema dan amanat suatu cerita. Siswa mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur
cerita rakyat (tokoh, watak, latar, tema, dan amanat). Siswa menganggap
menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan. Hal
tersebut, terbukti dengan rendahnya siswa dalam mengemukakan pendapatnya
terhadap cerita rakyat yang dibacakan guru.
Hal tersebut, diperkuat dengan hasil pre test yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 25 Februari 2014 pada siswa kelas V SDN Selomulyo tahun
ajaran 2013/2014 dalam menyimak cerita tanpa menggunakan media.
Hasilnya adalah siswa belum sepenuhnya mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 72. Dari 30 siswa, 12 siswa sudah
mencapai KKM, sedangkan 18 siswa belum mencapai KKM. Peneliti juga
melakukan pengumpulan data berupa kuesioner minat selain observasi minat
untuk mengetahui minat siswa dalam menyimak cerita, hasilnya nilai rata-rata
Berdasarkan hasil pre test, observasi, dan kuesioner peneliti beranggapan
bahwa ada faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam
menyimak. Faktor tersebut adalah guru dan siswa. Guru masih menggunakan
cara mengajar yang tradisional yaitu dengan membacakan cerita saja tanpa
menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut berpengaruh pada siswa,
karena tidak adanya media maka minat siswa dalam menyimak cerita pun
kurang, sehingga siswa tidak terlalu menangkap isi cerita dan tidak bisa
menentukan tema maupun amanat cerita yang dibacakan guru .
Faktor dari guru tersebut dijadikan alasan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad
(2013:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Media
pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah media audio
visual. Diharapkan dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan minat siswa dalam menyimak cerita dan memudahkan siswa
dalam menguasai kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur cerita
rakyat.
Sudjana (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan media
audio visual dan pengembangan kemampuan, berkaitan dengan aspek-aspek
kemampuan menyimak. Kemampuan yang dapat dicapai dengan penggunaan
media audio visual adalah sebagai berikut. (1) pemusatan perhatian dan
analisis, (4) menentukan arti dan konteks, (5) memilah-milah informasi atau
gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan, dan (6) merangkum,
mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Penggunaan media audio visual membuat siswa menjadi tertarik atau lebih
senang dalam menyimak. Dengan perasaan senang siswa dapat memperoleh
pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan
menumbuhkan minat belajar siswa. Minat adalah suatu perhatian yang lebih
terhadap sesuatu dan bersifat menetap (Slameto, 2010:180). Jika siswa
memiliki minat belajar tinggi maka siswa akan berusaha untuk memahami
materi atau cerita yang disampaikan. Ketika siswa paham dengan cerita yang
disampaikan menggunakan media audio visual, siswa mampu meningkatkan
kemampuan menyimaknya. Kemampuan siswa dalam menyimak ini akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita
Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Selomulyo
Sleman”. Penelitian ini hanya dilakukan untuk seluruh siswa kelas V SDN
Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kompetensi dasar mengidentifikasikan unsur-unsur cerita
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap
tahun ajaran 2013/1014?
2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap
tahun ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu.
1. Meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media
audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran
2013/1014.
2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media
audio visual siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran
2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan
2. Bagi guru
Penggunaan media audio visual ini dapat digunakan guru kelas V SDN
Selomulyo sebagai salah satu media pembelajaran alternatif untuk
digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
menyimak cerita rakyat.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan pada pihak sekolah dalam
penggunaan media inovatif dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V
SDN Selomulyo.
4. Bagi siswa
Penggunaan media audio visual dapat sebagai alternatif menumbuhkan
minat siswa kelas V SDN Selomulyo dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya kemampuan menyimak.
5. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang
sejenis dengan penelitian ini.
E. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Minat
Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang
2. Menyimak
Menyimak adalah cara yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
informasi yang telah dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan
yang telah disampaikan sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan
seksama. Yang dimaksud menyimak dalam penelitian ini adalah siswa
menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual berbentuk film.
3. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada ruang dan
waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di
dalamnya cerita binatang, legenda, dongeng, dan mite.
4. Media pembelajaran
Media Pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat merangsang minat serta perhatian siswa
sehingga terjadi proses belajar yang maksimal.
5. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media pembelajaran yang dapat menampilkan
suara dan gambar yang bergerak atau media yang dapat dilihat dan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas (1) kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian yang relevan,
(3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Minat
a. Pengertian Minat
Slameto (2010:180) mendefinisikan minat sebagai suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka minat akan semakin kuat. Hilgard (dalam Slameto, 2010:57)
mendefinisikan minat sebagai berikut, Intersest is presisiting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or content. Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Syah
(2008:151) mengemukakan, minat adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Winkel (1987:30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang menetap
senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat berhubungan dengan
perasaan siswa. Dengan perasaan senang siswa dapat memperoleh
pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan
menumbuhkan minat belajar siswa. Jadi, peneliti menyimpulkan pengertian
minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.
b. Cara Menciptakan Minat
Menurut Wahyuni (2002:365), salah satu cara untuk menarik minat selama
pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa.
Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di
kelas yang dapat dihubungkan dengan minat siswa. Winkel (1987:31),
menyatakan bahwa guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang
dalam belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut.
1) Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah
seperti anak remaja.
2) Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga tidak
terlalu mudah
3) Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang
proses belajar mengajar
4) Menggunakan alat-alat pelajaran yang cocok untuk menunjang proses
5) Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi,
namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.
c. Ciri-ciri Minat
Menurut Slameto (2010:58), siswa yang berminat dalam belajar akan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mempunyai kecenderungan untuk memberikan perhatian lebih
terhadap sesuatu.
2) Menyukai dan senang terhadap sesuatu yang diminati.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati.
4) Menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5) Memanifestasikan kesenangan melalui partisipasi pada aktivitas dan
kegiatan
Hurlock (1995:115) memaparkan beberapa ciri minat yaitu sebagai
berikut.
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan
minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang.
Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik dan mental untuk belajar. Misalnya, siswa tidak akan mempunyai
minat yang sungguh-sungguh untuk menyimak, sampai siswa tersebut
memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar menyimak.
3) Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan belajar yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi
minat siswa. Ketika siswa semakin dewasa, ia akan mempunyai
kesempatan belajar yang lebih banyak. Kesempatan belajar yang
semakin banyak ini akan membuat minat siswa menjadi semakin
banyak pula. Tidak seperti ketika ia masih kecil yang hanya terbatas
pada lingkup keluarga.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang
memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat
yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki
perkembangan fisik normal.
5) Minat dipengaruhi budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang
mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka
tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap
tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang
mereka tekuni dengan baik.
6) Minat berbobot emosional
Minat berkaitan dengan perasaan atau emosi. Perasaan yang tidak
menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan
sebaliknya, jika perasaan seorang siswa menyenangkan maka akan
memperkuat minat siswa tersebut.
7) Minat itu egosentris
Ketika seseorang memiliki minat terhadap sesuatu, maka orang itu
akan berusaha atau mempunyai keinginan untuk memiliki atau
mendapatkannya.
Mardapi (2008:112) menjelaskan indikator siswa yang memiliki minat.
Minat yang dimaksud adalah, berusaha untuk memahami, membaca buku
yang berkaitan dengan yang siswa pelajari, bertanya di dalam kelas, bertanya
pada teman, bertanya pada orang lain, mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh. Berdasarkan uraian para ahli mengenai ciri-ciri siswa yang memiliki
minat, peneliti menyimpulkan bahwa indikator siswa yang memiliki minat
1) Ekspresi perasan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran dengan
antusias, siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru, siswa
datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan
buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, siswa berada di dalam
kelas selama pembelajaran.
2) Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas,
siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru
dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, siswa tidak
mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar.
3) Kemauan mengembangkan diri, meliputi: siswa memperhatikan
petunjuk /penjelasan dari guru, siswa menanyakan kesulitan yang
dialami kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang
disampaikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dari guru, siswa
membawa buku atau sumber lain dalam belajar.
4) Keterlibatan dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif menyampaikan
pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman lain yang
mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama dengan
kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, siswa
d. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo
(2010:59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang
kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau
kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan
anekdot, daftar cek, skala nilai, angket (kuesioner), dan wawancara. Dalam
penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan observasi dan kuesioner.
Arifin (2009:153) menyatakan bahwa observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
mengenai bebagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kuesioner
adalah instrumen pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis
untuk menjaring informasi yang dimiliki responden, mencakup pendapat atau
opini, fakta, atau sikap (Uno, 2007:74).
2. Kemampuan Menyimak
a. Pengertian Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Departemen pendidikan dan
kebudayaan (2008:1307), mendefinisikan menyimak sebagai mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Musfiroh
(2004:5), mendefinisikan menyimak sebagai kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa secara sungguh-sungguh, saksama, sebagai upaya untuk memahami
ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan untuk pembicara dengan
melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi,
menginterpretasi, dan mereaksinya.
Menurut Iskandarwassid (2011:227), kemampuan menyimak sebagai satu
bentuk kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Pada waktu proses
pembelajaran kemampuan ini jelas mendominasi aktivitas siswa dibanding
dengan kemampuan lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyimak
merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu informasi
yang telah dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan yang telah
disampaikan sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan saksama.
b. Tahap-tahap Menyimak
Menurut Strickland (dalam Tarigan, 2008:31) ada sembilan tahapan
menyimak, mulai dari tidak berketentuan sampai pada yang amat
bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu adalah sebagai berikut.
1) Menyimak berkala, yang terjadi saat anak merasakan keterlibatan
2) Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat
gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal
diluar pembicaraan;
3) Setengah menyimak, karena terganggu oleh kegiatan menunggu
kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa
yang terpendam dalam hati sang anak;
4) Menyimak sarapan, karena sang anak keasyikan menyerap hal-hal
yang kurang penting;
5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang
disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain;
hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya
saja;
6) Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan yang mengakibatkan penyimak benar-benar
tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara;
7) Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;
8) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan
pikiran pembicara;
9) Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Menurut
Logan (dalam Tarigan, 2008:63), dalam proses menyimak pun terdapat
tahapan. Tahapan tersebut sebagai berikut.
1) Tahap Mendengar
Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.
Disitu boleh dikatakan bahwa kita belum menangkap dan memahami
secara lebih jelas tentang hal yang dikemukakan oleh pembicara.
2) Tahap memahami
Pada tahap ini ada keinginan dari kita untuk mengerti atau
memahami dengan baik hal yang disampaikan pembicara. Disini kita
sudah masuk pada tahap menangkap inti dan memahami secara jelas
maksud pembicara.
3) Tahap menginterpretasi
Pada tahap ini kita mulai mencermati dan menangkap isi
pembicaraan untuk selanjutnya melakukan penafsiran terhadap
pendapat yang tersirat dari ujaran.
4) Tahap mengevaluasi
Setelah memahami serta menafsirkan isi pembicaraan, kita mulai
Disitu dikemukakan baik keunggulan dan kelemahan maupun
kebaikan dan kekurangan dari hal yang disampaikan pembicara.
5) Tahap menanggapi
Pada tahap ini kita dapat menyerap dan menerima gagasan atau ide
yang dikemukakan pembicara. Disitu kita dapat membuat tanggapan
terhadap gagasan atau ide pembicara.
Berdasarkan tahap-tahap menyimak sebagaimana telah dikemukakan,
tahap-tahap menyimak yang relevan dengan penelitian ini ialah tahap-tahap
menyimak menurut Logan, yang meliputi tahap mendengar, memahami,
mengevaluasi, menginterpretasi, menanggapi. Dengan demikian, tahap-tahap
menyimak cerita rakyat dapat meliputi tahap mendengarkan cerita, tahap
memahami isi cerita, tahap menginterpretasi cerita, dan tahap menanggapi
cerita.
c. Tujuan Menyimak
Ada delapan tujuan menyimak menurut Tarigan (2008:59). Kedelapan
tujuan itu diuraikan sebagai berikut.
1) Belajar, yaitu menyimak untuk memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran pembicara. Menyimak dengan tujuan untuk belajar, misalnya
tampak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, mendengar cerita,
ini haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2) Menikmati keindahan, yaitu menyimak untuk mendapatkan kepuasan
batin yang tampak, misalnya, dalam pagelaran seni, mendengarkan
musik, menonton drama, dan lain-lain. Penyimak di sini hanya
menikmati keindahan dari bahan yang didengar atau dilihatnya.
3) Mengevaluasi materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah agar
siswa dapat memahami hal-hal apa yang disimak dapat berupa hal-hal
yang baik maupun hal-hal yang kurang baik. Maka perlu hati-hati
dalam menyimak agar sesuai dengan materi simakan dan pencapaian
tujuan
4) Mengapresiasikan materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah
penyimak hanya dapat menghargai hal-hal yang disimak.
5) Mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Menyimak yang dimaksud
adalah agar seseorang dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan maupun perasaan kepada orang lain dengan lancar dan baik.
6) Memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. Menyimak disini
dimaksudkan untuk memberi ragam masukan untuk memecahkan
masalah dalam topik pembicaraan. Menyimak ini sama dengan pada
saat kita melakukan kegiatan musyawarah, mendengarkan petunjuk,
yang kita simak tersebut dapat menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi.
7) Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Menyimak di sini
dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian pada kekhasan
bunyi-bunyi tertentu. Misalnya, orang yang sedang belajar bahasa asing
harus memusatkan perhatian sunguh-sunguh pada ujaran-ujaran yang
diucapkan oleh pembicara asli (native speaker).
8) Menyimak persuasif. Menyimak ini bertujuan untuk meyakinkan
dirinya terhadap masalah atau pendapat terhadap masalah yang selama
ini diragukan kebenarannya. Menyimak dalam hal ini sebelum kita
tahu dan tidak yakin kebenarannya maka menjadi terbuka pikiran
yang dia ragukan akan suatu kebenaran yang abadi
3. Cerita Rakyat
a. Menyimak Cerita Rakyat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
dipelajari di sekolah dasar. Bahasa Indonesia mencakup empat aspek
keterampilan dalam berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Mendengarkan dapat dikatakan menyimak, tetapi pada kenyataannya
mendengarkan dan menyimak berbeda. Mendengarkan adalah suatu proses
mendengarkan sesuatu yang didengar. Sedangkan menyimak adalah cara
dilihat atau didengarnya, menangkap isi atau pesan yang telah disampaikan
sang pembicara dengan sungguh-sungguh dan saksama. Dalam penelitian ini,
akan difokuskan pada standar kompetensi menyimak 5: memahami
penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan, kompetensi dasar 5.2
megidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat.
Sesuai dengan kompetensi dasar tersebut, masalah yang dihadapi siswa
adalah mengeni menyimak cerita. Cerita adalah karangan yang menuturkan
perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, dan kejadian dan sebagainya,
baik yang sungguh-sungguh atau rekaan belaka (Depdikbud, 2008:165).
Penelitian ini akan difokuskan pada cerita rakyat.
Cerita rakyat (folklore) adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada
ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di
dalamnya cerita binatang, legenda, dongeng, dan mite (Sudjiman, 1990:16).
Menurut Rusyana (2000:39), cerita rakyat merupakan cerita tradisional
karena cerita itu sudah dimiliki masyarakat Indonesia sejak dahulu. Cerita
rakyat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita rakyat “Keong Mas”
dan “Cindelaras”. Siklus I menyimak cerita “Keong Mas” dan Siklus II
menyimak cerita “Cindelaras”.
b. Unsur-unsur Cerita Rakyat
Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita. Unsur-unsur
tersebut yaitu, alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan amanat. Berikut
1) Tokoh dan Penokohan
Aminudin (dalam Siswanto, 2008:142) menyatakan tokoh adalah
pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga
peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan
menampilkan tokoh disebut penokohan. Penokohan atau perwatakan
ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun
batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya,
keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto, 2005:20).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu mampu menjalin
suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian watak tokoh dan penciptaan
citra tokoh yang membedakan dengan tokoh yang lain.
2) Latar
Latar (setting) yaitu tempat maupun waktu terjadinya cerita.
Abrams (dalam Siswanto, 2008:149) mengemukakan latar cerita
adalah tempat umum (generale locale), waktu kesejarahan (historical
time) dankebiasaan masyarakat (social circumtances) dalam setiap
episode atau bagian-bagian tempat. Secara sederhana Suharianto
(2005:22) mengatakan, latar disebut juga setting yaitu tempat atau
waktu terjadinya cerita.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut peneliti menyimpulkan
peristiwa dalam karya sastra. Dalam penelitian ini karya sastra yang
dimaksud adalah cerita rakyat.
3) Tema
Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya
sastra. Menurut Aminudin (dalam Siswanto, 2008:161) tema
merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan
prosa rekaan oleh pengarangnya. Hakikatnya tema adalah
permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun
cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan
yang ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya itu (Suharianto,
2005:17).
Dari uraian pendapat tentang tema, dapat disimpulkan bahwa tema
adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang melalui
karyanya ataupokok permasalahan yang mendominasi suatu karya
karya sastra.
4) Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar
(Siswanto, 2008:162). Didalam karya sastra modern amanat ini
tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra
baik tersirat maupun tersurat dalam karya sastra.
5) Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para
pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam Siswanto, 2008:159).
Sudjiman (dalam Siswanto, 2008:159) menyatakan bahwa, alur adalah
peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita.
Menurut Suharianto (2005:18), alur adalah cara pengarang menjalin
kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum
sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
Berdasrkan beberapa pendapat tentang alur, dapat disimpulkan
bahwa alur dalah peristiwa-peristiwa yang terjalin dengan urutan yang
baik dan membentuk sebuah cerita. Dalam alur terdapat serangkaian
peristiwa dari awal sampai akhir
4. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Kustandi (2013:8), media pembelajaran adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Berdasar pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat merangsang minat serta perhatian siswa sehingga terjadi
proses belajar yang maksimal.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Kustandi (2013:23) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu
sebagai berikut.
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata,
kunjunga-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
c. Media Audio Visual
Anitah (2010:55) menyatakan bahwa media audio visual adalah media
yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan).
Menurut Suleiman (1981:11), media audio visual dapat menghadirkan satu
objek secara konkret pada suatu pembelajaran yang dapat dinikmati
bersama-sama atau terdapat keseragaman pengamatan, namun siswa/pengamat
mempunyai presepsi yang berbeda mengenai objek pengamatan tersebut
karena, setiap individu pengamat memiliki pengalaman berbeda-beda
terhadap peristiwa atau objek tertentu. Menurut Hermawan (2012:78) media
audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman atau kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.
Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah
media yang dapat menampilkan suara dan gambar yang bergerak atau media
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan belajar sehingga perestasi belajar meningkat. Diharapkan dengan
menggunakan media audio visual mampu menimbulkan minat terhadap suatu
materi karena dikemas melalui tayangan video dan siswa dapat fokus
menyimaknya agar informasi yang terkandung dalam video tersebut dapat
diserap secara efektif.
d. Keuntungan Menggunakan Media Audio Visual
Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan
media audio visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan
aspek-aspek keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai dengan
penggunaan media audio visual adalah sebagai berikut.
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa
mengidentifikasikan kejadian tertentu dari film yang disimak.
2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan
atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan
yang mengandung arti sama.
3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan unsur-unsur
kejadian atau suatu peristiwa, atau mmenentukan ungkapan mana
yang menjadi sebab dan yang mana akibat dari pernyataan-pernyataan
4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan
pernyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya
dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu
berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam
konteks kalimat.
5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi
yang tidak relevan. Misalnya, film yang disimak mengandung dua sisi
informasi yang berbeda dan siswa mengelompokan informasi kedalam
dua kelompok itu.
6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali
informasi. Misalnya, setelah menyimak cerita, siswa diminta untuk
mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.
Peneliti menggunakan media audio visual bebentuk film dalam penelitian
ini. Menurut Kustandi (2013:64), film dan video dapat menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi
sikap.
Berikut adalah keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media
film dan video sebagai media belajar (Kustandi, 2013:64).
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari
2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan
dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan.
3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar
atau kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.
6) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi
frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu
minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
B. Penelitian-penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang sejenis, dan sekarang ini masih relevan untuk
dilaksanakan penelitian dilakukan Karimah (2009), Purnawan (2011), dan
Indrasti (2012). Ketiga penelitian ini akan diuraikan di bawah ini.
1. Penelitian Yulinda Karimah
Penelitian yang dilakukan oleh Karimah (2009), bertujuan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui
media animasi audio visual siswa kelas VI SDII Ma’had Islam
tes dan nontes. Instrumen tes berupa hasil keterampilan menyimak cerita
anak, sedangkan instrumen nontes berupa hasil observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto. Analisis data dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang
keterampilan menyimak cerita anak pada pratindakan, siklus I, dan siklus
II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas. Pada pratindakan nilai
rata-rata kelas 54,4. Pada siklus I peningkatan dari nilai rata-rata
pratindakan sebesar 18,8 dengan nilai rata-rata kelas 73,2 dan siklus II
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siklus I sebesar 11 dengan nilai
ratarata 84,2. Peningkatan pratindakan ke siklus II adalah 29,8. Pada
penelitian ini siswa sangat aktif dan antusias dalam menyimak karena
dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan media
audio-visual
2. Penelitian Toto Purnawan
Penelitian yang dilakukan oleh Purnawan (2011), mengkaji peningkatan
kualitas pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan
media audio visual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran
2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat
Klaten yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah penggunaan
media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerita
Berdasarkan analisis data penelitian tes menyimak cerita rakyat pada
pratindakan, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan dari nilai
rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa. Pada pratindakan
persentase ketuntasan hanya 55,55% dengan nilai rata-rata kelas 75,33
(Cukup). Pada siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 88,88% dan
nilai rata-rata kelas mencapai 85,22 (Baik). Sedangkan pada siklus II
persentase ketuntasan siswa mencapai 100% dengan nilai rata-rata kelas
89,22 (Sangat Baik). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.
3. Penelitian Catarina Indrasti
Penelitian yang dilakukan oleh Indrasti (2012), adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SDK Sang Timur
Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Sang
Timur dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15
siswa laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui
bagaimana pengunaan media audio visual dalam upaya meningkatkan
minat siswa dalam kemampuan menulis materi karangan narasi siswa
kelas IVA SDK Sang Timur Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, (2)
untuk mengetahui bagaimana pengunaan media audio visual dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis materi karangan narasi pada siswa
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat dan kemampuan
menulis karangan. Minat siswa pada kondisi awal, skor rata-rata minat
siswa adalah 7. Pada siklus I skor rata-rata minat siswa adalah 10,5 dan
pada siklus II 13,4. Sedangkan pada kemampuan menulis karangan, skor
rata-rata nilai siswa adalah 63,39. Pada siklus I perolehan rata-rata nilai
siswa adalah 75,79 dan pada siklus II rata-rata nilai siswa adalah 82,76.
Penelitian terdahulu memberikan gambaran pada peneliti bahwa
penelitian tentang menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media
audio visual masih relevan untuk dilakukan. Jenis penelitian ini sama
dengan penelitian terdahulu yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah setting penelitian dan
media audio visual berbentuk film yang digunakan.
Tempat dilakukan penelitian ini di SDN Selomulyo yang terletak di
Desa Sembung, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Subyek penelitian ini
adalah 30 siswa kelas V SDN Selomulyo semester genap tahun ajaran
2013/2014. Obyek penelitian ini adalah penggunaan media audio visual
untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas V, khususnya KD “5.2
Mengidentifikasikan unsur-unsur cerita rakyat”. Sedangkan media audio
visual berbentuk film yang digunakan dalam penelitian adalah cerita
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan menyimak dilakukan untuk mencari dan memperoleh
informasi-informasi, setelah mendapatkan informasi kemudian memahami isi atau
maksud dari informasi tersebut serta memahami maksud yang disampaikan
oleh pembicara. Menurut beberapa siswa, kegiatan menyimak merupakan
kegiatan yang sangat membosankan. Maka dari itu, guru menggunakan media
agar siswa tertarik dalam kegiatan menyimak. Penggunaan media dalam suatu
kegiatan belajar mengajar bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien dengan demikian mutu pendidikan
dapat ditingkatkan. Seorang guru harus berusaha agar materi yang diberikan
atau disampaikan oleh guru dapat diserap, dimengerti dan dipahami oleh
siswa dengan baik. Untuk memudahkan siswa dalam menyerap, mengerti dan
memahami setiap pembelajaran di kelas.
Materi tentang mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
adalah materi yang masih terlalu abstrak untuk siswa sekolah dasar. Untuk
mengurangi keabstrakan suatu materi, guru perlu menggunakan media
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan media audio
visual untuk membantu siswa dalam mengidentifikasikan unsur-unsur cerita
rakyat. Media audio visual yang digunakan peneliti berupa film pendek
tentang cerita rakyat. Dengan media tersebut, siswa diharapkan menjadi
tertarik atau lebih senang dengan materi ajar. Dengan perasaan senang siswa
Perasaan senang akan menumbuhkan minat belajar siswa. Jika siswa
memiliki minat belajar tinggi maka siswa akan berusaha untuk memahami
materi atau cerita yang disampaikan. Ketika siswa paham dengan cerita yang
disampaikan menggunakan media audio visual diharapkan siswa mampu
meningkatkan kemampuan menyimaknya. Kemampuan siswa dalam
menyimak ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Maka peneliti yakin
bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan
kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo Semester
II Tahun ajaran 2013/2014.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Pembelajaran Konvensional
Penggunaan Media Audio Visual
Minat dan Kemampuan
Menyimak Meningkat
Minat dan Kemampuan Menyimak Rendah
Siklus I
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat siswa kelas V
SDN Selomulyo khususnya pada kompetensi dasar: mengidentifikasikan
unsur-unsur cerita rakyat.
2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan
menyimak siswa kelas V SDN Selomulyo khususnya pada kompetensi
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III memaparkan tentang jenis penelitian, setting penelitian, desain
penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas instruman penelitian,
dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan (Suwandi, 2010:10). Tindakan tersebut
dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Selain itu, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengadakan perbaikan
atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas.
PTK dilaksanakan melalui beberapa siklus (Kemmis dan Mc. Taggart
dalam Sukardi, 2003:215) yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
Pelaksanaan
Gambar 2. Model Kemmis dan Mc. Taggart
Keterangan gambar sebagai berikut.
Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti pada
gambar di atas penelitian terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana
(Planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi
(observing) dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir refelksi
(reflecting).
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan
yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan
perencanaan mencakup beberapa hal, antara lain: (a) identifikasi masalah,
(b) analisis penyebab adanya masalah, dan (c) pengembangan bentuk
tindakan yang akan dilakukan sebagai bentuk solusi atau pemecahan
masalah.
Perencanaan
Observasi/ Pengumpulan Data
Pelaksanaan
Observasi/ Pengumpulan Data
Siklus II Siklus I
Refleksi
Perencanaan
2. Pelaksanaan/tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan
mengacu pada apa yang direncanakan pada perencanaan. Pelaksanaan
tindakan yang paling tepat yaitu mampu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan, maka
langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses
pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah
dibuat.
3. Pengamatan/observasi (observing)
Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
objektif tentang perkembangan proses pembelajaran atau dapat dikatakan
sebagai kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan tindakan.
Data yang dihimpun melalui pengamatan/ observasi meliputi data
kuantitatif dan data kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah
ditetapkan.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengadakan
upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian
tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap
berbagai masalah yang muncul di dalam kelas. Berdasarkan masalah yang
muncul pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus pertama, maka
tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah, peneliti mengambil keputusan
untuk menentukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya
sudah terpecahkan.
Jika pada siklus pertama hasil penelitian kurang baik, penelitian
dilanjutkan pada siklus dua. Dengan melakukan perbaikan terhadap
rencana tindakan yang dirasa lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus yang bertujuan mengetahui apakah media
audio visual yang digunakan benar-benar mampu meningkatkan minat dan
kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SDN Selomulyo
Sleman.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi, tempat penelitian, subjek penelitian, dan objek
penelitian. Setting penelitian tersebut sebagai berikut.
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Selomulyo Sleman. Peneliti memilih
SDN Selomulyo karena berdasarkan pengamatan, guru di SD ini belum
menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan menyimak pada mata
pelajaran bahasa Indonesia sehingga peneliti ingin menggunakan media
audio visual untuk menyelesaikan masalah yang terdapat di sekolah
tersebut khususnya di kelas V dalam KD “5.2 Mengidentifikasi
unsur-unsur cerita rakyat”. SDN Selomulyo terletak di Desa Sembung,
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Selomulyo tahun ajaran
2013/2014 kelas V. Jumlah siswa adalah 30 siswa, yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat mata
pelajaran bahasa Indonesia semester II khususnya kompetensi dasar “5.2
mengidentifikasi unsur-unsur cerita rakyat”.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan permasalahan yang
dihadapi berasal dari dalam pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian
ini terdiri dari dua siklus, dimana pada setiap siklus kegiatan pembelajaran
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan
refleksi.
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil pre-test menyimak cerita tanpa
menggunakan media pada tanggal 25 Februari 2014 yang dilakukan peneliti
kepada 30 siswa kelas V semester II SDN Selomulyo yang hasilnya
menunjukkan 60% atau 18 dari 30 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014. Nilai rata-rata kelas adalah
bahwa rata-rata nilai siswa kondisi awal adalah 66,1 dan 60% siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM, sedangkan 40% siswa dinyatakan tuntas.
Peneliti juga melakukan pengumpulan data berupa observasi dan kuesioner
minat, hasilnya didapati rata-rata minat sebesar 51,7 termasuk dalam kriteria
minat sedang. Sehingga akan dilakukan tindakan agar minat dan kemampuan
menyimak siswa dapat meningkat.
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Selomulyo untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran
sepintas mengenai tingkah laku siswa terhadap pelajaran bahasa
Indonesia terutrama dalam menyimak.
c. Melakukan pengamatan/ observasi lebih teliti untuk mengetahui
gambaran sepintas mengenai minat belajar dan kemampuan menyimak
dalam pelajaran bahasa Indonesia.
d. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian dari siswa kelas
V SDN Selomulyo.
e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas adalah kurangnya minat
dan kemampuan menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
f. Menganalisis masalah belajar siswa dalam menyimak cerita rakyat yang
kurang menyediakan media-media pembelajaran. Guru kurang
memancing minat siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan kemampuan menyimak
siswa dengan menggunakan media audio visual.
g. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.
i. Membuat gambaran awal mengenai minat belajar dan kemampuan
menyimak siswa kelas V .
j. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.
k. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian,
memilih cerita rakyat, dan instrumen penelitian.
l. Menyusun instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan minat,
kuesioner minat siswa, soal evaluasi, dan instrumen penilaian).
m.Mempersiapkan film yang digunakan sebagai media pembelajaran serta
sarana dan prasarana yang diperlukan (viewer, laptop, speaker,kamera,
2. Rencana Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas
sebagai berikut.
a. Siklus I (dua pertemuan)
Pada siklus I ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit).
1) Perencanaan
Tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan lembar pengamatan
minat, lembar kuesioner minat, menyusun RPP, LKS, bahan ajar,
silabus, serta menentukan jadwal pelaksanaanya. Peneliti juga
mempersiapkan media untuk menyimak cerita rakyat, media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual berupafilm.
2) Pelaksanaan
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah membagikan
kuesioner minat siswa dengan tujuan mengetahi minat awal peserta
didik dalam menyimak cerita rakyat. Kuesioner minat siswa juga
dibagikan diakhir siklus. Pada tahap pelaksanaan, langkah-langkah
yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
a) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai
b) Menggali pengetahuan awal siswa mengenai cerita rakyat (tokoh,
tema, latar, watak dan amanat yang terkandung dalam cerita
rakyat).
c) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.
d) Siswa secara bersama-sama menyimak cerita rakyat yang berjudul
“Keong Mas” melalui media audio visual yang berupa film.
e) Siswa diberikan petunjuk tentang langkah-langkah dalam
mengerjakan lembar kerja siswa.
f) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
g) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
dengan bimbingan guru.
h) Kelompok lain memperhatikan kelompok yang sedang presentasi
kemudian mengoreksi secara bersama-sama bila ada kesalahan.
i) Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
j) Siswa mengerjakan tes atau evaluasi, selanjutnya melakukan
refleksi secara lisan.
k) Siswa mengumpulkan tugasnya.
m)Menganalisis hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menyimak cerita rakyat.
3) Observasi
a) Minat Siswa
Observasi minat siswa dilakukan pada saat siswa mengikuti
pembelajaran. Data yang dikumpulkan yaitu berupa lembar
observasi/ pengamatan berupa rubrik yang dilakukan oleh seorang
pengamat dan lembar kuesioner yang diisi oleh seluruh siswa kelas
V setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus.
b) Hasil observasi minat dan tes kemampuan menyimak
Dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus 1 (postest) berupa
tes tertulis yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding
untuk melihat peningkatan kemampuan menyimak siswa diakhir
pembelajaran.
4) Refleksi
a) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus 1,
tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi
siswa.
b) Membandingkan hasil minat belajar yang dicapai pada siklus I