• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01077

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01077"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa

(Studi pada Pegawai Akademik UKSW)

Alvi Novia Maria Rio Rita *

Email:

[email protected] [email protected]

(* Dosen Tetap Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana)

Abstract

This research aims to obtain the empirical evidence that regarding the bias aspect in making decision to purchase the life insurance product. Formulation of the problem in this research is finding the bias aspect that dominates the psychological academic employees of SWCU in making decision to purchase the life insurance product. This research uses four categories of bias aspects, i.e. aspects of excessive optimism, overconfidence, confirmafion bias, and the illusion of control. The sample consists of fourty three academic staff of SWCU who has had experience or never bought the life insurance product. The sampling method used in the research was nonprobability sampling with purpose sampling. Methods of data analysis used in the study were the descriptive statistic. The findings in the research show that aspects of the excessive optimism bias that dominated is owned by the employees of SWCU when will take the decision to buy life insurance product. It is followed by the illusion of control in the second place and overconfidence in the third place. Last but not least, the confirmation bias.

Keywords: Life Insurance, Overconfidence, Confirmation Bias, Excessive Optimism, Illusion of Control

Latar Belakang

(2)

2 menimbulkan biaya. Apabila kita memindahkan risiko kepada penanggung risiko dalam hal ini perusahaan asuransi, maka kita harus membayar biaya dalam bentuk premi asuransi sebagai imbalan atas risiko yang diambil alih oleh perusahaan asuransi. Tujuan pemindahan ini intinya adalah untuk memberi kepastian dalam arti mencoba memperkecil dampak keuangan seandainya risiko tersebut tidak terhindarkan.

Djojosoedarso (1999), membagi asuransi menjadi empat jenis, yaitu asuransi jiwa, asuransi kerugian/umum, re-asuransi umum dan asuransi sosial. Dari keempat jenis perusahaan asuransi tersebut, penelitian ini lebih memfokuskan pada perusahaan asuransi jiwa. Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan penetrasi jumlah polis asuransi jiwa di Indonesia, khususnya individu, masih rendah, hanya 3,6 persen terhadap jumlah populasi penduduk. Jumlah pemegang polis juga masih rendah, satu persen dari jumlah penduduk. Meski begitu, sebagian orang memiliki 8-9 bahkan hingga 12 polis asuransi per individu dengan minimal premi Rp 300.000 per bulan dari berbagai perusahaan asuransi (http://female.kompas.com). Perlahan, kesadaran akan pentingnya proteksi meningkat dalam masyarakat kita. Sayangnya kesadaran ini kurang diiringi dengan pengetahuan tentang aneka produk asuransi. Keterbatasan informasi dan pengetahuan produk dan kurangnya penjelasan agen asuransi kerap mengakibatkan konsumen membuat kesalahan ketika membeli asuransi (http://lipsus.kompas.com).

(3)

3 perilaku seseorang dalam mengambil keputusan, seperti masalah keuangan dilatarbelakangi oleh emosi atau pengaruh orang lain disekitarnya. Menurut Supramono dan Putlia (2010), keputusan yang lebih didominasi oleh faktor psikologis akan mengarah pada hasil keputusan yang bias karena faktor rasa yang ada pada diri seseorang melebihi pertimbangan faktor rasio. Faktor psikologis merupakan faktor yang turut berperan dalam pengambilan keputusan yang kurang rasional. Shefrin (2007) mengklasifikasikan gejala psikologis yang dapat membuat manajer salah dalam mengambil keputusan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : (1) biases, (2) heuristic, dan (3)

framing effects.

Studi oleh Santoso (2009) pada pengusaha tekstil di Pekalongan menyimpulkan bahwa aspek bias turut berperan penting terhadap psikologis para pengusaha tekstil sewaktu akan mengambil keputusan investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Marbun (2010) pada industri tempe dan kripik tempe di desa Karangtengah Prandon mengemukakan bahwa pengusaha industri tempe dan kripik tempe di desa tersebut cenderung mengalami bias psikologis dalam pengambilan keputusan hutang yang dilakukan oleh pengusaha dan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil perolehan tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar pengusaha cenderung memiliki excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan

illusion of control yang tinggi dalam pengambilan keputusan hutangnya. Berdasarkan hasil penelitian Santoso (2009) dan Marbun (2010), fokus penelitian ini pada kategori bias yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa.

(4)

4 psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang baik. Bias mengakibatkan kesalahan prediksi karena membuat orang salah dalam memperhitungkan risiko yang dapat terjadi. Bias dapat digolongkan menjadi empat, yaitu excessive optimism,

overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control Shefrin (2007).

Penelitian Taroreh (2011) pada pegawai UKSW menunjukkan bahwa pegawai UKSW cenderung mengalami illusion of control dalam pembelian asuransi jiwa. Nofsinger (2005) mengemukakan jika terdapat enam indikator yang memicu terjadinya perkembangan illusion of control antara lain pilihan, urutan hasil, kefamiliaran tugas, informasi, keterlibatan aktif, dan kesuksesan masa lalu. Keenam faktor tersebut terbukti ditemui pada responden yang dijadikan sampel penelitian dengan faktor pilihan, urutan hasil, kefamiliaran tugas, keterlibatan aktif tergolong dalam range tinggi. Sedangkan informasi dan kesuksesan masa lalu berada dalam range sedang. Adanya illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa, berarti dalam mengambil keputusannya sering mengedepankan faktor perasaan dan psikologis daripada rasio sehingga menghasilkan keputusan yang bias. Kecenderungan faktor illusion ofcontrol pada sampel yang diteliti berada pada tingkat yang tinggi berarti para pegawai UKSW merasa dapat mengontrol atau paling tidak mempengaruhi hasil pembelian asuransi jiwanya, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.

(5)

5 yang mendominasi psikologis pegawai akademik UKSW sewaktu pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa?

Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

Asuransi

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi. Menurut UU No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.

(6)

6 asuransi yang memiliki jangka waktu tertentu di mana pemegang polis wajib membayar sejumlah uang kepada perusahaan asuransi dan di masa akan datang, selama jangka waktu tertentu pula perusahaan asuransi tersebut wajib membayar sejumlah uang kepada pihak pemegang polis asuransi.

Aspek Bias

Marbun (2010) menyatakan bahwa aspek psikologis berperan dalam membentuk perilaku individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut dalam melakukan pengambilan keputusan yang berbeda dari asumsi teori ekonomi, yaitu individu akan membuat keputusan yang rasional, padahal sebenarnya individu tidak selalu sepenuhnya rasional. Perilaku yang tidak sepenuhnya rasional tersebut tidak lepas dari pengaruh perasaan dan sikap seseorang.

Shefrin (2007) mengemukakan bahwa aspek bias merupakan gejala psikologis yang ada dalam diri masing-masing individu yang dapat berakibatkan seseorang mengambil keputusan yang salah. Bias yang diakibatkan faktor psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang baik (Nofsinger, 2005), salah satunya yaitu keputusan untuk membeli produk asuransi.

Aspek bias memiliki 4 (empat) jenis kategori menurut Shefrin (2007) yaitu :

1. Excessive optimism (optimis yang berlebihan): Seseorang berharap secara berlebihan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh

hasil yang sebaliknya.

2. Overconfidence (kepercayaan diri yang berlebihan): Seseorang terlalu percaya bahwa pandangannya tepat dan yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dan pengetahuan di atas rata-rata.

(7)

7 informasi yang sesuai dengan pandangannya dan mengabaikan informasi yang tidak sesuai dengan pandangannya.

4. Illusion of control (kendali ilusi): Seseorang merasa mampu mengendalikan hasil dari keputusan yang diambilnya.

Cassar dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa excessive optimism paling sering terjadi pada pengusaha yang baru memulai usahanya, pengusaha sangat yakin akan pasti memperoleh keberhasilan dalam kegiatan operasional bisnis mereka. Hal ini juga bisa terjadi pada keluarga yang baru pertama kali membeli produk asuransi, keluarga sangat yakin akan pasti memperoleh keberhasilan mendapatkan proteksi dari perusahaan asuransi yang dipilihnya.

Nofsinger (2005) menjelaskan bahwa overconfidence berasal dari dua sumber psikologis, yaitu ilusi pengetahuan (illusion of knowledge) dan ilusi kendali (illusion of control). Ilusi pengetahuan merupakan kondisi dimana seseorang merasa lebih percaya diri atas ramalan atau prediksinya disebabkan memiliki banyak informasi. Semakin baru informasi yang diperoleh akan membuatnya merasa mempunyai kendali atas hasil yang akan diperolehnya. Sedangkan ilusi kendali adalah keadaan dimana orang sering mempercayai bahwa mereka telah mempengaruhi hasil yang diperoleh dari peristiwa yang tak terkendali. Shefrin (2007) mengungkapkan bahwa

(8)

8 Phung dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa confirmation bias dalam diri seseorang membuat seseorang yang bersangkutan cenderung memilih dan menaruh perhatian lebih pada informasi yang mendukung opini mereka, sementara itu mereka mengabaikan informasi yang bertentangan dengan opini mereka. Dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi, keluarga yang mengalami confirmation bias akan mengambil informasi mengenai produk asuransi yang sesuai dengan pandangannya sebanyak mungkin, serta mengabaikan informasi yang tidak mendukung pendapatnya.

(9)

9 terlibat. Keluarga yang sebelumnya pernah membeli asuransi dan dapat dikatakan berhasil dalam artian merasa terproteksi, maka akan memiliki illusion of control apabila melakukan pengambilan keputusan pembelian asuransi lagi. Studi psikologi menemukan bahwa meningkatnya kontrol yang dirasakan juga akan membuat excessive optimism meningkat (Shefrin, 2007).

Studi Taroreh (2011) pada pegawai UKSW mengemukakan bahwa pegawai UKSW memiliki aspek illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Adanya illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa, berarti dalam mengambil keputusannya sering mengedepankan faktor perasaan dan psikologis daripada rasio sehingga menghasilkan keputusan yang bias. Kecenderungan faktor illusion of control pada sampel yang diteliti berada pada tingkat yang tinggi berarti para pegawai UKSW merasa dapat mengontrol atau paling tidak mempengaruhi hasil pembelian asuransi jiwanya, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.

Metode Penelitian

(10)

10

Pengukuran konsep

Konsep yang akan diukur dalam penelitian ini adalah aspek bias dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Konsep diukur pada aras pengukuran interval dengan menggunakan likert scale.

Skor untuk tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju = 5

S : Setuju = 4

KS : Kurang Setuju = 3

TS : Tidak Setuju = 2

STS : Sangat Tidak Setuju = 1

Tabel 1. Pengukuran Konsep Aspek Bias

Konsep Definisi Konsep Indikator Excessive

Optimism

Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa seringnya orang menaksir terlalu tinggi terhadap hasil yang baik dan menganggap remeh hasil yang kurang baik dari pengalaman yang mereka dapat.

1. Berkeyakinan akan Overconfidence Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa

seringnya orang membuat kesalahan karena kepercayaan diri mereka sendiri yang terlalu berlebihan dan menganggap kemampuan diri sendiri yang paling baik.

1. Percaya dengan kemampuan

(11)

11 informasi yang tidak sesuai dengan pemahamannya. Illusion of

Control

Suatu penyimpangan yang menyebabkan seseorang merasa seakan-akan ia dapat mengendalikan lingkungannya, padahal sebenarnya tidak.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan secara deskriptif kualitatif. Sedangkan klafisikasi tingkatan bias diukur dengan nilai rata-rata menjadi 2 kategori,yaitu bias tinggi dan bias rendah.

Adapun penentuan interval kategori kelas (I) adalah sebagai berikut :

I =

����−��� …….………(1)

= 5 − =

Interval kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi dan Range Setiap Variabel

Interval rata-rata jawaban Interpretasi 1,00 – 3,00 Rendah 3,01 – 5,00 Tinggi

Analisis Data

Gambaran Umum Responden

(12)

12 dibagikan kepada responden tersebut, diperoleh gambaran umum responden meliputi karateristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja di UKSW, dan lama menjadi nasabah.

Tabel 3. Gambaran Umum Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%) Ukuran Sampel 43 100

(13)

13 asuransi yang diikuti oleh responden, tabel 4 berikut menunjukkan bahwa PT Prudential Life Assurance merupakan asuransi yang paling banyak di beli oleh pegawai akademik UKSW dengan jumlah 24 orang (55,8%). Sedangkan PT Sequis Life berada di urutan kedua dengan jumlah 5 orang (11,6%) dan PT AIA Financial dengan jumlah 5 orang (11,6%). Hal ini menunjukkan tendensi kemampuan responden dalam memilih perusahaan asuransi berdasarkan kinerja.

Tabel 4. Perusahaan Asuransi Jiwa yang Dipilih oleh Responden

Perusahaan Asuransi Jiwa Frekuensi Persentase (%) Prudential Life Assurance 24 55,8 Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG 2 4,7 Asuransi Allianz Life Indonesia 3 7 AIA Financial 5 11,6

Menentukan valid atau tidaknya variabel dengan membandingkan r hitung dengan r tabel, dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Nugroho, 2011: 27). Dengan tingkat signifikansi 5 % diperoleh r tabel = 0,444. Dengan demikian semua dinyatakan valid, karena masing-masing variabel yang diuji memiliki koefisien korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel (0,444).

Tabel 5. Uji Validitas

(14)

14

Pengukuran reliabilitas menggunakan metode alpha cronbach pada nilai alpha dalam skala 0 – 1, yang dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) kelas seperti tabel berikut :

Tabel 6. Tingkat Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas 1. Excessive optimism 0,912 Sangat Reliabel

2. Overconfidence 0,784 Reliabel

3. Confirmation bias 0.804 Sangat Reliabel

4. Illusion of control 0,269 Agak Reliabel

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa variabel Excessive Optimism dan

(15)

15

Aspek Bias Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa

Untuk dapat mengetahui aspek bias dalam diri pegawai akademik UKSW termasuk dalam kategori rendah atau tinggi, maka penelitian ini menggunakan pengalaman pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa para pegawai akademik UKSW. Jika skor nilai terletak antara rentang 1,00 – 3,00 termasuk kategori rendah, dan 3,01 – 5,00 termasuk kategori

tinggi. Tabel di bawah ini akan memaparkan aspek psikologis excessive optimism. Tabel 8. Excessive optimism

Bias Psikologis Rata-rata

Excessive optimism 4,32

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh 4,32 dan tergolong dalam kategori tinggi. Hasil dari rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai akademik UKSW cenderung memiliki excessive optimism yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.

Tabel 9. Overconfidence

Bias Psikologis Rata-rata

Overconfidence 3,53

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

(16)

16 pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Sebagian pegawai akademik UKSW sangat percaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki tentang produk asuransi jiwa dan mengabaikan masukkan atau saran dari orang lain. Overconfidence dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa menyebabkan pegawai akademik UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi) yang optimal dari produk asuransi jiwa yang mereka beli.

Tabel 10. Confirmation Bias

Bias Psikologis Rata-rata

Confirmation Bias 3,43

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

(17)

17 mau mendengarkan masukan atau saran dari pihak lain yang dimungkinkan dapat menghasilkan keputusan yang tidak bias.

Tabel 11. Illusion of Control

Bias Psikologis Rata-rata

Illusion of Control 3,91

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Illusion of control memiliki rata-rata sebesar 3,91 dan tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai akademik UKSW cenderung memiliki

illusion of control yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah pilihan yang paling baik, asuransi jiwa pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik karena tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika hendak membeli produk asuransi jiwa tanpa campur tangan dari orang lain.

Setelah merinci satu per satu aspek psikologis yang terdapat dalam kategori bias maka tabel di bawah akan dipaparkan hasil dari penggabungan keempat aspek psikologis tersebut, yaitu excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control.

Tabel 12. Bias Psikologis

Bias Psikologis Rata-rata Interpretasi Excessive optimism 4,32 Tinggi Overconfidence 3,53 Tinggi Confirmation bias 3,43 Tinggi Illusion of control 3,91 Tinggi Sumber : Data primer yang di olah, 2013

(18)

18 tinggi. Di urutan kedua yaitu illusion of control sedangkan di urutan ketiga yaitu overconfidence

dan terakhir confirmation bias atau penyimpangan konfirmasi.

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pegawai akademik UKSW cenderung mengalami bias psikologis yang tinggi dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Bias

excessive optimism ternyata mendominasi para pegawai akademik UKSW ketika akan mengambil keputusan membeli produk asuransi jiwa. Ada kemungkinan pegawai akademik UKSW tersebut merasa yakin produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.

Di urutan kedua yaitu illusion of control, hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah pilihan yang paling baik, asuransi jiwa pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik karena tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika hendak membeli produk asuransi jiwa tanpa campur tangan dari orang lain.

Sedangkan di urutan ketiga yaitu overconfidence atau kepercayaan diri yang berlebihan Hasil ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa menyebabkan pegawai akademik UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi) yang optimal dari produk asuransi jiwa yang mereka beli.

(19)

19 menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan pemikiran mereka sebagai bahan pertimbangan, lebih memperhatikan pendapat orang yang sesuai dengan pendapat mereka, serta cenderung mengesampingkan informasi yang tidak sesuai dengan pemahamannya.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Penelitian ini mengambil sampel dari responden yang karakteristiknya tergolong homogen yaitu semuanya memiliki pendapatan yang tetap dan rata-rata berpendidikan yang tinggi, sehingga dapat diterapkan untuk kategori responden yang lebih beragam; kedua, kuesioner dalam penelitian ini mungkin mengandung unsur leading questions artinya kuesioner yang sifatnya mengarahkan jawaban responden, sehingga terdapat kemungkinan untuk menyusun kuesioner dalam bentuk terbuka agar dapat menangkap jawaban responden lebih luas lagi.

Daftar Pustaka

Ali, Z., 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta.

Djojosoedarso, Soeisno, 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat, Jakarta.

Djumena, Erlangga, 2011. Kesalahan Ketika Membeli Asuransi. http://lipsus.kompas.com/asuransi/read/2011/10/20/11031859/Kesalahan.Ketika.Membeli .Asuransi. Diunduh 11 Oktober 2012

Fahmi, Irham, 2010. Manajemen Risiko : Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta, Bandung.

Fazriyati, Wardah, 2012. Ketagihan Proteksi Diri karena Melek Finansial. http://female.kompas.com/read/2012/06/04/11325474/Ketagihan.Proteksi.Diri.karena.Me lek.Finansial. Diunduh 21 Oktober 2012

Marbun, L. R., 2010. Aspek Bias Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang Studi pada Industri Tempe dan Kripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, Skripsi Fakultas Ekonomika dam Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Nofsinger, J. R. 2005. The Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River.

Nugroho, Y. A., 2011. It’s Easy Olah Data denganSPSS, Skripta Media Creative, Yogyakarta. Santoso, J. S., 2009. Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pengusaha Tekstil di

(20)

20 Shefrin, Hersh, 2007. Behavioral Corporate Finance: Decisions that Create Value,

McGrwall-Hill/Irwin, New York.

Supramono dan Nancy Putlia, 2004. Persepsi dan Aspek Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang Studi pada Home Industry Tempe di Salatiga, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14

Taroreh, H. G., 2011. Ilusion of Control Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa pada Pegawai UKSW. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Gambar

Tabel 1. Pengukuran Konsep Aspek Bias
Tabel 2. Definisi dan Range Setiap Variabel
Tabel 3. Gambaran Umum Responden
Tabel 4. Perusahaan Asuransi Jiwa yang Dipilih oleh Responden
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah satu-satunya perusahan asuransi jiwa milik negara. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan kepada pegawai

Dari kesimpulan penelitian yang diperoleh, ada hal yang harus diperhatikan dan menjadi masukan bagi Pegawai Non Akademik UKSW Salatiga khususnya wanita, yaitu sebagian

Jasa jaminan Asuransi Jiwa Bg pegawai Yg Melak... Program Peningkatan Pengembangan

• Tahun 1, Semester 2 – selain mengambil 1 mata kuliah wajib, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah pilihan sesuai bidang peminatan: Asuransi Jiwa (biru), Asuransi Umum (coklat)

mengambil judul “Prosedur Pemotongan, Pembayaran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera

Dilihat dari banyaknya nasabah dalam menggunakan produk asuransi syariah di perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah cabang Banjarmasin ternyata para nasabah baik

Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) 1912 memperkirakan cucu usaha yang akan mengambil alih bisnis perusahaan yakni PT Asuransi

Asuransi jiwa contingent juga menggunakan compound contingent functions yaitu suatu fungsi yang dipengaruhi oleh urutan peluang meninggal tertunda.. Dalam artikel ini