• Tidak ada hasil yang ditemukan

J01112

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J01112"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BERSAING

SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN 1

SALATIGA

Nevi Olivia Noya

Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga

Bambang S. Sulasmono

Fakultas Manajemen Pendidikan, Univesritas Satya Wacana, Salatiga

In the education sphere, competition is prevalent in its nature. The emergence of competition is in order to gain as many students as possible. Therefore, only schools with appropriate competitive strategies that will be able to face the harshness of competition and even crisis or challenge faced

during the school journey. It is also true for SMA Kristen 1 Salatiga. A question rose, therefore, “ how is the competitive strategies applied in SMA Kristen 1 Salatiga?’’ For the purpose of deeper

knowledge about competitive strategy, thus three generic strategic approaches were described in this research, namely cost leadership strategy, differentiation strategy, and focus strategy. Research findings showed that SMA Kristen 1 Salatiga has applied the cost leadership as well as differentiation strategies to cope with competition among educational institutions. These strategies were employed by determining lower educational cost compared to other private schools in Salatiga and by delivering a good service through different programs such as Personal Develeopment, Moving Class, Five-Days School, Peduli Kasih (Sprituality), Special Program, of Entrepreneurship and Agribusiness, Pemilos. Therefore, suggestion for SMA Kristen 1 Salatiga in applying its cost leadership strategy end differentiation strategy is that the school has to be able to maintain its cost

leadership through good service and new programs such as Marching band as well as school’s

partnership with Singapore.

Keywords: Competitive Strategy, Cost Leadership, Differentiation, Focus.

Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar. Munculnya persaingan itu adalah untuk mendapatkan peserta didik / siswa sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, hanya sekolah yang memiliki strategi bersaing yang tepat sajalah yang mampu menghadapi kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi didalam perjalanan sekolah. SMA Kristen 1 Salatiga, juga mengalami kondisi tersebut. Sehingga timbulah pertanyaan “bagaimana strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga?” untuk lebih mengetahui tentang strategi bersaing, dalam penelitian ini dijelaskan tiga pendekatan strategi generik yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan strategi fokus. Hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan stategi keunggulan biaya dan diferensiasi untuk menghadapi persaingan antar lembaga pendidikan. Strategi-strategi ini dilakukan dengan menentukan biaya pendidikan yang lebih murah dibandingkan dengan sekolah-sekolah Swasta yang ada di salatiga dan memberikan pelayanan yang baik dengan menerepkan berbagai program yang berbeda dari sekolah yang ada di salatiga seperti Pengembangan Diri, Moving Class, Sekolah Lima Hari, Peduli Kasih (Kerohanian), Program Khusus Kewira Usahaan dan Agrobisnis, dan Pemilos. Untuk itu, saran yang bagi SMA Kristen 1 Salatiga dalam menjalankan strategi keunggulan biaya dan diferensiasi yaitu sekolah dapat memberthakankan keunggulan biaya yang dimiliki dengan pelayanan yang lebih baik dan dapat melaksanakan program-program baru yang telah direncanakan seperti Marcing band dan kerjasama sekolah dengan Singapura.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan,

persaingan adalah hal yang wajar.

Munculnya persaingan itu adalah untuk

mendapatkan peserta didik (siswa)

sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,

hanya sekolah yang memiliki strategi

bersaing yang tepat sajalah yang mampu

menghadapi kerasnya persaingan ataupun

krisis yang terjadi di dalam perjalanan

sekolah (Faisal Musa di dalam Ahmad

Sanusi Nasution, 2008)

Persaingan yang semakin kuat

merupakan sebuah kenyataan yang harus

dihadapai oleh berbagai lembaga

pendidikan. Persaingan tidak lagi

menyangkut efisiensi penyelenggaraan

pendidikan namun lebih kepada

keunggulan yang dimiliki oleh lembaga

pendidikan yang meliputi hampir semua

aspek pendidikan yaitu aspek input, proses

dan output (Purwanto: 2011).

Kenyataan yang mengindikasikan

adanya persaingan dalam dunia pendidikan

telah banyak ditemui diberbagai daerah di

negeri ini. Misalnya, di daerah Malang,

yang pada tahun 2008, dari 38 sekolah

swasta yang ada di Malang 40 % terancam

tutup karena mulai mengalami kerugian

dan tidak memiliki jumlah siswa yang

cukup untuk proses KBM, (Koran Tempo

2008). Sama halnya dengan sekolah SMK

swasta di kota Prabumulih, yang terancam

tutup karena sudah dua tahun belakangan

ini tidak berhasil merekrut siswa baru.

Di Palembang kondisi serupa juga

dialami oleh sekolah-sekolah swasta.

Menurut kepala badan perguruan swasta

kota Palembang, Ki Rajimin, bahwa dari

total 516 sekolah swasta di kota

Palembang 60% terancam tutup. Mayoritas

sekolah swasta ini kekurangan murid,

kondisi ini dipicu maraknya lokal kelas

yang dibuka oleh sekolah-sekolah negeri,

(Sigit 2011 dalam Bulletin Metropolis).

Di kota salatiga dan sekitarnya

beberapa sekolah juga pernah mengalami

penurunan jumlah murid bahkan mutu

pendidikan karena adanya persaingan.

Beberapa sekolah itu antara lain adalah

SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, SMA

Theresiana Salatiga dan SD Kristen 1

Salatiga. SMP Kristen Satya Wacana pada

awalnya merupakan sekolah faforit di

Salatiga dan mempunyai banyak prestasi,

mengalami penurunan dalam beberapa

tahun belakangan ini, Sumarni (2011).

SMA Theresiana sebagai satu-satunya

SMA Katolik di Salatiga juga mengalami

penurunann dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir, Panny (2012). Sedangkan SD

Kristen 1 Salatiga mengalami penurunan

(3)

kelas hanya berjumlah 9-11 anak. Selain

itu kondisi lokasi sekolah yang sempit

mengakibatkan proses belajar mengajar

sering terganggu. (Nevi, 2013).

Kondisi persaingan dan berbagai

permasalahan yang terjadi dalam dunia

pendidikan juga dialami oleh Sekolah

Kristen 1 Salatiga. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan dengan kepala

sekolah SMA Kristen 1 Salatiga

disebutkan bahwa penyebab utama

terjadinya pergantian kepala sekolah yaitu

berawal dari tahun 2000 yang di picu dari

adanya permasalahan yang terjadi antara

pihak guru dan pimpinan. Sebagai sekolah

yang berdiri dengan kepemimpinan yang

baru, sekolah Kristen 1 Salatiga terus

mengalami perkembangan khususnya pada

tingkat pendidikan SMA. Hal ini di

tunjukan melalui prestasi yang diraih dan

kelulusan 100% pada UN tahun

2010-2013.

Data penerimaan siswa

menunjukan bahwa jumlah penerimaan

siswa mengalami peningkatan setiap

tahunnya meskipun pada tahun 2013

sempat mengalami penurunan.

Dikarenakan jumlah kelulusan dari SMP

pun sedikit sehingga menurut Kepala SMA

Kristen 1 Salatiga, banyak sekolah-sekolah

yang mengalami penurunan input siswa

bukan saja pada SMA Kristen 1 Salatiga

tetapi sekolah unggulan pun mengalami

hal demikian.

Data-data diatas menunjukan

bahwa strategi yang diterapkan oleh SMA

Kristen 1 Salatiga sebenarnya berhasil. Hal

ini sama seperti hasil penelitian Sulung

(2010) tentang Strategi Bersaing Sekolah

Teknologi Informasi Komunikasi.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

menentukan strategi bisnis pada sekolah

tersebut untuk dapat bersaing dengan

sekolah-sekolah negeri dan swasta lainnya.

Hasil dari penelitian yang dilakukan

menjukkan bahwa dalam menghadapi

persaingan sekolah tersebut harus

menerapkan strategi fokus, baik terhadap

biaya maupun diferensiasi.

Berdasrkan uraian diatas, maka

pertanyaan penelitian meliputi Strategi

bersaing apa yang diterapkan oleh SMA

Kristen 1 Salatiga.

TELAAH PUSTAKA

Strategi bersaing merupakan upaya

sekolah untuk menghadapi persaingan

dengan cara memberikan berbagai hal

yang terbaik guna memenuhi kebutuhan

masyarakat. Strategi bersaing yang

dijalankan oleh sekolah dapat terjadi dari

keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Dengan menjalankan strategi bersaing maka sekolah akan mampu untuk bertahan

(4)

Dalam menghadapi persaingan,

terdapat tiga pendekatan strategi generik

yang secara propesional dapat

mengungguli pesaing lainnya dalam satu

bidang yaitu keunggulan biaya

menyeluruh, diferensiasi dan fokus (Porter

2007). Strategi ini memungkinkan satu

lembaga untuk mendapatkan keunggulan

yang terbaik dari pesiangnya dalam suatu

lingkup usaha (David 2008).

KEUNGGULAN STRATEGIS Keunggulan yang

dirasakan Posisi Biaya Pelanggan Rendah

Gambar 2.1 Tiga Strategi bersaing Generik (Porter 2007)

Keunggulan Biaya

Dalam srategi keunggulan biaya,

suatu lembaga berusaha menjadi produsen

berbiaya rendah dalam bidangnya. Biaya

rendah adalah kemampuan sebuah unit

bisnis atau suatu lembaga untuk

merancang, membuat, dan memasarkan

sebuah produk sebanding dengan cara

yang lebih efisisen dari pada pesainggnya

(Hunger & Wheelen 2003).

Posisi biaya rendah membuat

perusahan dalam hal ini sekolah mampu

bertahan terhadap persingan harga yang

terjadi. Karena pembeli hanya dapat

menggunakan kekuatannya untuk menekan

harga sampai tingkat harga yang paling

efisien. Jika sekolah dapat mencapai dan

mempertahankan keunggulan biaya

menyeluruh, sekolah ini akan menjadi

sekolah yang prestasinnya diatas rata-rata

dalam bidang pendidikan jika ia dapat

mengatur agar harganya setingkat atau

mendekati harga rata-rata dalam

bidangnya. Dengan harga setara atau

sedikit lebih rendah dari pada harga

pesaingnya, posisi biaya rendah dari

sekolah yang unggul biaya ini akan

terwujud dalam bentuk keuntungan yang

lebih tinggi (Porter 1992).

Diferensiasi

Strategi generik yang ke dua adalah

diferensiasi. Diferensiasi adalah salah satu

strategi organisasi yang memberikan

perbedaan yang lebih unik dari pada

pesaing, sehingga dengan perbedaan itu

konsumen memiliki niali yang lebih tinggi,

Thompson dan Strickland (1998).

diferensiasi terutama pada produk sangat

penting karena persaingan yang ketat pada

dunia pendidikan sekarang menuntut untuk

melakukan berbagai strategi guna

menciptakan produk yang dapat diterima

(5)

baik oleh konsumen dan tidak kalah

bersaing dengan produk lainnya. Dasar

pemikiran strategi diferensiasi menuntut

sekolah untuk memiliki keistimewaan

yang bisa membedakan dirinya dari para

pesaing. Misalnya kualitas kinerja,

layanan yang lebih baik, merek yang lebih

unggul, gaya dan rancangan, inovasi

produk dan sebagainya (wijaya 2008).

Keberhasilan sekolah yang dilihat

dari strategi diferensiasi yaitu pada

kurikum, program pendidikan, fasilitas,

kemudahan askes, proses pendidikan dan

layanan pendidikan. Semakin banyak

aspek yang dimiliki tentu memperkuat

struktur lembaga pendidikan secara

maksimal (Purwanto 2011).

Hal yang perlu diperhatikan dan

diterapkan sekolah yang menggunakan

strategi diferensiasi, diungkapkan oleh

wijaya (2008) yaitu sekolah harus

memiliki guru dengan tingkat kreatifitas

yang tinggi, fokus sekolah jangka panjang,

kerjasama yang tinggi antara guru yang

saling melengkapi, perhatian guru yang

cukup terhadap kualitas dan kuantitas

pendidikan, adanya keseimbangan antara

hasil pendidikan dengan proses pendikan,

dan memiliki toleransi tinggi terhadap

ketidakpastian kondisi disekolahnya. Hal

ini bertujuan agar sekolah dapat menikmati

hasil dari usaha yang telah dilakukan dan

sekolah benar-benar dianggap unik.

Fokus

Strategi generik yang ketiga adalah fokus. Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu lembaga yang mampu melayani target strateginya yang sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing yang bersaing lebih luas. Strategi ini menjadi paling efektif ketika konsumen memiliki persyaratan yang unik dan ketika lembaga pesaing lainnya tidak berusaha untuk berspesialisasi dalam target segmen

yang sama (David 2008). Sebagai

akibatnya, suatu lembaga akan mencapai diferensiasi karena mampu memenuhi kebutuhan target tertentu (Porter 2007).

Strategi fokus dalam lembaga

pendidikan, yaitu sekolah mampu

menggarap satu target pasar tertentu. Hal

ini diawali dengan penentuan pangsa pasar

oleh lembaga pendidikan. Dalam

masyarakat terdapat tiga kelompok utama

secara ekonomi yaitu kelompok

masyarakat tidak mampu, kelompok

masyarakat menengah dan kelompok

masyarakat mampu. Dari tiga kelompok

masyarakat ini, lembaga pendidikan

memilih dengan melihat pada kondisi

sekolah termasuk dana pendidikan yang

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan penulis

adalah deskriptif kualitatif, dimana penulis

akan mencoba memberikan satu gambaran

tentang kondisi yang terjadi pada SMA

Kristen 1 Salatiga dan strategi bersaing

yang diterapkan oleh SMA Kristen 1

Salatiga.

Penulis menggunakan Teknik

wawancara mendalam, kuesioner,

observasi partisipan dan studi

dokumentasi. Wawancara mendalam

dilakukan dengan kepala sekolah, 20 orang

guru dan 7 orang tua murid menyangkut

dengan keunggulan biaya, diferensiasi dan

fokus yang diterapkan oleh SMA Kristen 1

Salatiga (Sugiyono 2010).

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1

Kewajiban Biaya Pendidikan di SMA

Kristen1 Salatiga

Dan SMA Swasta lainnya di Salatia.

Jenis SMA Kristen 1 Salatiga

SMA Kristen Satya Wacana

SMA Kristen Theresiana Uang SPP Rp 250.000-

Rp 300.000/bln

Rp 350.000- Rp 500.000/bln

Rp 150.000- Rp 170.000 Uang Kegiatan Rp 350.000/thn - -

Uang sekolah

(Tabungan wajib) -

RP 500.000

- Uang Osis - Rp 100.000 Uang Tes - Rp 100.000 Saham Koperasi - Rp 15.000.

Kegiatan Sosial - Rp 20.000

Uang Komite - Rp 75.000 Uang Komputer - Rp 5000

Sumber : Kepala SMA Kristen Lentera, Kepala SMA Kristen Satya Wacana, Kepala SMA Kristen Teresiana

Biaya pendidikan SMA Kristen 1

Salatiga seperti terlihat dalam tabel 4.1

merupakan biaya yang berlaku hingga

tahun 2012/2013. Biaya pedidikan

khususnya untuk uang kegiatan dan uang

SPP dapat mengalami perubahan

tergantung pada kondisi dan kebutuhan

sekolah setiap tahunnya serta adanya

kesepakatan bersama dari semua pihak.

Biaya tersebut bila dibandingkan dengan

sekolah swasta lainnya maka terdapat

beberapa perbedaan. Pada SPP, SMA

Theresiana menawarkan biaya pendidikan

yang murah dari SMA Kristen 1 Salatiga,

(7)

menawarkan biaya pendidikan yang lebih mahal dari pada SMA Kristen 1 Salatiga.

Program Unggulan Perbaikan Sekolah

Tabel 4.2

Program Unggulan SMA Kristen 1 Salatiga

No PROGRAM

1 Moving Class

- Program Moving Class mulai diterapkan di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun pelajaran 2007/2008.

- Pertimbangan sekolah menerapkan Moving Class yaitu supaya siswa lebih aktif dan mandiri.

- Sekolah menyesuaikan antara ruangan kelas yang ada dengan setiap mata pelajaran dan menyediakan fasilitas pendukung program moving class yang dilengkapi dengan LCD, internet/wifi (lihat lampiran 3).

- Memilik koleksi buku yang lengkap, studio musik, kelas mapel, laboratorium multimedia, laboratorium Tik, UKS, perpustakaan, dan lab yang lengkap. (lihat lampiran. 3)

2 Pengembangan Diri

- Ekspo Pendidikan : kerjasama dengan bebagai PT.

- Career Day : Kerjasama dengan alumi, tokoh masyarakat sebagai pengenalan karir.

- Parenting Day : merupakan bentuk pelayanan dan kerjasama dengan orang tua, dalam membantu anak untuk mencapai prestasi dan pembentukan karakter.

- Carater Building : Layanan kepada anak-anak kelas X, XI, XII dalam rangka menyadarkan anak tehadap kebermaknaan hidup, dan memotivasi anak untuk bertumbuh sebagai anak yang berprestasi.

- SMUQ Radio : siaran secara langsung dari siswa saat jam istirahat.

3 Sekolah Lima Hari

- Skolah lima hari hanya diterapkan pada SMA Kristen 1 salatiga untuk kota salatiga. Sekolah dimulia pukul 07.25 dimana Senin – Kamis rposes belajar mengajar berakhir pkl.14.45, hari Jumat proses belajar mengajar berakhir pkl. 11.45 (tutup pekan)  memberi kesempatan siswa muslim untuk Sholat

- Namun pada hari Sabtu layanan internet dan perpustakaan tetap buka, sehingga ada kesempatan bagi para siswa untuk belajar di sekolah didukung sarana di sekolah serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

- Sekolah mempertimbangkan kondisi siswa dan memberikan kesempatan untuk siswa memilik waktu yang cukup di akhir pekan sehingga ketika kembali bersekolah di hari senin lebih siap dan bersemangat.

4 Peduli Kasih (Kerohanian)

- Penjaringan kesehatan : pemeriksaan kesehatan secara umum kerja sama dengan Puskesmas Mangunsari

- Penyuluhan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.

- Pengobatan gratis kerja sama dengan WCTUI

- Donor darah, kerja sama dengan PMI

- Lingkungan sehat

- Penyuluhan tentang bahaya minuman keras, rokok, obat-obatan terlarang (narkoba), sex bebas (HIV)  kerja sama dengan Polres, WCTUI, DKK,Puskesmas PMI.

5 Field Trip

- Live In : melatih peserta didik untuk bersosialisasi dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama di desa Ngaduman seperti menanam tembakau dan berkebun serta membantu masyarakat bekerja bakti membangun desa (lihat lempiran 5)

- Bekerjasama dengan lembaga kursus Sha Hua yang selama ini juga membantu mengupayakan beasiswa bagi lulusan SMA Kristen 1 Salatiga untuk belajar bahasa Mandarin ke Cina. Pada tiga tahun terakhir rata-rata 4 siswa memperoleh beasiswa dari Cina untuk studi bahasa Mandarin di Cina.

(8)

6 Layanan BK

- Layanan Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok seperti

home visit, tentang studi, kehidupan pribadi dsb.

- Kegiatan ini dilakukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan maslahnya.

- Mengundang tokoh-tokoh alumni yang sudah sukses.

- Mengundang orang-orang cacat, orang yang pernah jatuh dan kemudian dapat dibangtikan ketiga menimba ilmu di SMA Kristen 1 Salatiga.

7 Wasana Warsa SMA Kristen 1 Salatiga

- Wasana warsa adalah kegiatan untuk menutup tahun ajaran yang telah selesai untuk semua jenjang pendidikan yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga

- Kegiatan diisi dengan ibadah, dan penampilan berbagai bakat dan talenta dari siswa SMA Kristen 1 Salatiga.

8 Kehidupan beriman

- Ibadah dan aksi sosial pada hari-hari besar

- Perkunjungan terhadap keluarga guru/karyawan yang membutuhkan perhatian seperti sakit, duka dsb

- Retreat Guru/karyawan.

9 Seminar, workshop dan training

- Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan layanan yang terbaik dalam meningkatkan profesi guru.

- Guru didorong untuk mengikuti setiap kegiatan ilmiah.

- Guru di berikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke sekolah lain

- Memberikan dukungan bagi guru yang melanjutkan studi dengan memberikan uang buku.

10 Program Khusus Kewira Usahaan dan Agribisnis

- Menjual hasil karya mereka seperti kue-kue dari tanama beta Vulgaris Yang biasa digunakan masyarakat untuk obat kanker dan taman ini budi dayakan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

- mempelajari tentang tehnik budidaya dan bisnis tanaman hias, mulai dari pembibitan, budi daya sampai teknik pemasaran.

- Membuat alat seperti (tungku) untuk mengeringkan tambakau.

- Membuat Filim bertema, sinema Fotografi, membuat lomba karya ilmiah, dan membuat Oven Matahari.

- Membuat katalog tentang kegiatan siswa.

- Paduan suara/vocal grop tari dan

11 Pemilos

- Merupakan sarana belajar berdemokrasi dan pendidikan berkarakter.

- Siswa diajarkan membuat Visi dan Misi dalam berorganisasi.

Tabel 4.2 di atas menunjukan

bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memiliki

berbagai program yang sejauh ini tidak

ditemukan pada sekolah lainnya di

salatiga. Hal ini dapat dibuktikan dengan

data tentang program-program dari

sekolah lainnya di salatiga diperoleh dari

hasil wawancara dengan beberapa pihak

pada sekolah lain di salatiga. Dalam

wawancara tersebut diperoleh informasi

SMA swasta lainya bahwa belum

membuat program khusus dan agribisnis

dalam pembelajaran siswa dan untuk

kegiatan sosial seperti program bakti

sosial, live in, tinggal dengan warga di

desa dan mendiami rumah warga serta

kegiatan pramuka. Sedangkan kegiatan

untuk orang tua sendiri dilakukan pada

awal tahun pelajaran untuk

mensosialisasikan program sekolah dalam

(9)

ajaran yang baru dan juga pada saat

pembagian laporan pendidikan.

Sasaran Layanan

Sesuai hasil penelitian yang

dilakukan pada SMA Kristen 1 Salatiga

menunjukan bahwa dalam melakukan

proses pendidikan ataupun dalam

menghadapi persaingan di dunia

pendidikan, SMA Kristen 1 Salatiga tidak

tidak menentukan sasaran layanan tertentu

untuk menarik minat masyarakat terhadap

sekolah. Berikut pendapat Kepala SMA

Kristen 1 Salatiga pada saat wawancara

tanggal 12 November 2013 berkaitan

dengan strategi fokus:

”Kami tidak mengunakan target pada

masyarakat tertentu. Kami terbuka

dalam menerima siswa dan untuk siapa

saja yang berminat. Di sekolah kami

siswa tidak hanya dari Salatiga tapi juga

dari Papua, Kupang dan Ambon mereka

di sini di lihat dan di kontrol oleh saya.

Disini siswa yang beragama Muslim

juga banyak kurang lebih 35%”

Pendapat Kepala Sekolah tersebut

menunjukan bahwa keberadaan SMA

Kristen 1 Salatiga terbuka untuk menerima

siswa dari berbagai latar belakang suku,

agama dan ras tanpa ada perbedaan. SMA

Kristen 1 Salatiga juga memiliki

program-program yang sasarannya ditujukan

kepada masyarakat luas dan semua pihak

yang ada di lingkungan Sekolah Kristen 1

Salatiga.

Sekalipun SMA Kristen 1 salatiga

terbuka untuk semua lapisan masyarakat

tanpa ada batasnya untuk kelompok

tertentu, akan tetapi hasil penelitian juga

menunjukan bahwa sebagian besar

masyarakat yang memilih SMA Kristen 1

Salatiga berasal dari kalangan menengah

ke bawah.

Pembahasan

Keunggulan Biaya

Biaya pendidikan pada SMA

Kristen 1 Salatiga terdiri dari SPP dan

uang kegiatan. Apabila dibandingkan

dengan biaya pada sekolah swasta lainnya

di Salatiga, maka terlihat perbedaan

dimana biaya yang ditetapkan oleh SMA

Kristen 1 salatiga khususnya dalam hal

SPP tidak berbeda jauh dengan sekolah

lainnya bahkan lebih murah dibandingkan

dengan sekolah swasta lainnya. Sedangkan

untuk biaya lainnya SMA Kristen 1

Salatiga hanya menetapkan biaya kegiatan

selama satu tahun dan kegiatan lainnya

SMA Kristen 1 salatiga tidak menerima

biaya apa pun. Dengan demikian dapat

dikatan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga

telah menetapkan biaya pendidikan yang

(10)

Kenyataan tersebut menjadikan SMA Kristen 1 Salatiga sebagai sekolah

yang tergolong murah dan dapat

menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga mampu menjalankan strategi keunggulan biaya. Sehingga pendapat yang dikemukakan oleh Hunger &

Whellen (2003) bahwa sebuah lembaga akan menajdi produsen biaya rendah atau menawarkan biaya paling rendah yang bersaing dengan sekolah lainnya terbukti dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

Diferensiasi

SMA Kristen 1 salatiga memiliki

diferensiasi dalam hal ciri khas sebagai

sekolah Kristen dan berbagai program

yang dilaksanakan oleh siswa, guru dan

orang tua siswa maupun masyarakat.

Untuk ciri khas sebagai sekolah Kristen,

upaya sekolah dalam menekankan

pengenalan akan Tuhan Yesus merupakan

langkah yang tepat dan sesuai dengan

tujuan sekolah Kristen dalam dunia

pendidikan (Wirowidjojo, 2012) yaitu

membantu berkembangnya seseorang atas

dasar pandangan Kristen agar mencapai

kedewasaan yang religious dan

bertanggungjawab.

Diferensiasi lainnya adalah pihak

sekolah tidak hanya memberikan program

yang ada pada sekolah lain, tetapi sekolah

mencoba memberikan program-program

yang baru dan berbeda. Upaya tersebut

dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi dari siswa, guru maupun pihak

lainnya dilingkungan sekolah Kristen 1

salatiga serta melihat perkembangan yang

ada saat ini.

Apabila dikaitkan dengan pendapat

David (2008) yang mengatakan bahwa

setiap sekolah harus selalu mencari cara

melakukan diferensiasi agar sekolah terus

unggul dan mendapatkan kesetiaan dari

pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa

upaya SMA Kristen 1 Salatiga dalam

memberikan berbagai program merupakan

salah satu cara sekolah untuk dapat

bertahan dan terus berkembang. Banyak

pilihan yang dimiliki masyarakat tentunya

akan memperkuat struktur sekolah secara

maksimal (Purwanto, 2011).

Fokus

Hasil penelitian menunjukan

bahwa SMA Kristen 1 Salatiga tidak

memiliki fokus pada kelompok masyarakat

tertentu untuk menarik minat mereka

terhadap sekolah. Dengan kata lain SMA

Kristen 1 Salatiga terbuka kepada

masyarakat dari berbagai kalangan dan

wilayah. Langkah yang diambil pihak

sekolah berbeda dengan pendapat Porter

(1992) bahwa dalam menjalankan strategi

fokus setiap sekolah akan terlebih dahulu

memilih atau menentukan kelompok

(11)

dengan berbagai fasilitas dan program

yang telah disediakan. Oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa SMA Kristen 1

Salatiga merupakan sekolah yang tidak

menjalankan strategi fokus.

Kebijakan sekolah tidak

menjalankan strategi fokus yaitu karena

sekolah menyadari cirinya sebagai sekolah

Kristen yang harus melayani semua orang

baik yang berbeda suku, ras, dan agama

sekalipun. Sebab dari sinilah sekolah dapat

mencerminkan dirinya sebagai sekolah

Kristen. SMA Kristen 1 Salatiga juga ingin

memperkenalkan sekolanya bukan saja

untuk seluruh Jawa Tengah melainkan

kepada dunia. Bahwa dengan pelayanan

yang baik dan penuh dengan kasih SMA

Kristen 1 Salatiga mampu bersaing di

dunia pendidikan.

Jadi upaya kepedulian sekolah ini

tidak hanya dilakukan oleh sekolah yang

memiliki fokus kepada kelompok tertentu

untuk tetap mempertahankan strateginya

seperti salah satu ciri-ciri strategi fokus

(Widhyaestoeti 2012), akan tetapi juga

dilakukan oleh sekolah yang memiliki

sasaran luas.

Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan

strategi deferensiasi untuk dapat

bersaing dengan sekolah lain yang ada

di Salatiga. Sekolah menjalankan

berbagai program yang berbeda dari

sekolah yang ada di Salatiga dengan

melibatkan semua pihak sekolah

seperti siswa, guru, dan orang tua

siswa. Program-program tersebut

seperti Peduli Kasih, Program Khusus

Kewira Usahaan dan Agri Bisnis, Field

Trip, pengembangan diri, sekolah lima

hari dan moving class.

Pertimbangan sekolah menggunakan

strategi diferensiasi adalah karena

sekolah SMA Kristen 1 salatiga ingin

tampil berbeda dengan sekolah-sekolah

lain yang ada di Salatiga. Selain itu

sekolah ingin memenuhi kebutuhan

siswa, guru dan orang tua dalam

melihat akan perkembangan yang

terjadi saat ini.

2. SMA Kristen 1 Salatiga juga

menerapkan strategi keunggulan biaya

untuk dapat bersaing dengan sekolah

lainnya. Strategi keunggulan biaya

yang di terapkan oleh SMA Kristen 1

(12)

yang menunjukan bahwa biaya

pendidikan pada SMA Kristen 1

Salatiga lebih murah dibandingkan

dengan sekolah swasta lainnya di

salatiga.

Pertimbagan sekolah mengunakan

strategi keunggulan biaya karena SMA

Kristen 1 Salatiga memperhitungkan

segala kemampuan siswa dan orang tua

dan tetap berdiri atas visi dan misi dari

sekolah Kristen.

3. SMA Kristen 1 Salatiga tidak

menjalankan startegi fokus untuk

menarik minat masyarakat atau pun

bersaing dengan sekolah lainnya sebab

SMA Kristen 1 Salatiga memiliki

target yang luas dan memberikan

kesempatan kepada semua masyarakat

untuk menjadi bagian dari SMA

Kristen 1 Salatiga, tanpa ada batas bagi

kelompok tertentu. Sekalipun SMA

Kristen 1 Salatiga tidak menerapkan

strategi fokus namun sekolah tetap

memperhatikan kebutuhan semua

pihak yang menjadi bagian dari SMA

Kristen 1 Salatiga. Sekolah juga

memberikan layanan yang terbaik bagi

anak-anak yang kurang mampu dan

bersedia memberikan beasiswa kepada

mereka.

5.2 Saran

Berdasrkan hasil penelitian, maka

didapati beberapa saran yang dijadikan

pertimabangan untuk SMA Kristen 1

Salatiga.

A. Saran bagi Kepala SMA Kristen 1

Salatiga

1. Dalam menjalankan strategi

keunggulan biaya kedepannya,

diharapkan kepala sekolah, para guru

dan orang tua siswa bisa tetap

mempertahankan keunggulan biaya

yang di miliki, dengan tetap peduli

pada siswa-siswi yang kurang mampu

dan bersandar selalu pada visi dan misi

sekolah sebagai sekolah kristen.

2. Dalam menjalankan diferensiasi

kedepennya, diharapkan kepala

sekolah dapat melaksanakan

program-program baru di SMA Kristen 1 sesuai

dengan harapan dan rencana dari

berbagai pihak seperti marcing band

dan program kerjasama Singapura.

Dengan adanya segala usaha untuk

menerpakan program baru dari sekolah

maka dapat menarik minat masyarakat

serta menjadikan sekolah SMA Kristen

1 Salatiga berbeda dengan sekolah

lainnya di salatiga.

3. Untuk pelaksanaan diferensiasi di

harapkan SMA Kristen 1 Salatiga lebih

meningkatkan pelayanan yang ada

serta tetap berorentasi pada, visi dan

misi sebagai nafas pelayanan dan jiwa

pelayanan yang menunjang tinggi pola

(13)

adalah berharga. Diharapkan juga

SMA Kristen 1 salatiga dapat

meningkatkan prestasi yang masih

tertunda terutama dalam biadang

akademik.

5.3 Penelitian Mendatang

Penelitian tentang strategi bersaing

yang dilakukan pada SMA Kristen 1

Salatiga ini dilakukan dengan melihat pada

strategi generik yang memiliki tiga

keunggulan bersaing yaitu pada sistem

pembiayaan, program unggulan dan

sasaran layanan yang dimiliki oleh

sekolah. Maka kepada peneliti mendatang

disarankan agar dapat menggunakan

aspek-aspek lain bukan saja strategi

bersiang tetapi dapat mengunakan tipe

kepemimpinan apa yang diberikan, adanya

dukungan dari pihak sekolah dan gereja

dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, David. 2008. Pemasaran Jasa Pendidikaan Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Daya Saing Sekolah. Jurnal pendidikan Penabur-No11/Tahun ke-7/Desember.

Porter, Michael. S. 1992. Keunggulan Bersaing; Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Erlangga.

2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy); Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.

Tanggerang: Karisma Publishing Group.

Sumarni, Nanik. 2011. Starategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT Pada SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Tesis. UKSW.

Hunger, David. & Wheelen, Thomas L. 2003.

Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi

David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10. Jakarta: Salemba.

Panny, Imanuel Dae. 2012. Pelaksanaan Baruan Pemasaran Sekolah Menengah Atas Theresiana Salatiga. Tesis. UKSW.

David Wijaya. Meningkatkan Konsentrasi Pemasaran Pendidikan. Sumber : www.bpkpenabur.or.id. (Pemasaran Jasa Pendidikan Sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing sekolah) dipublikasi 2008 dan diunduh 8 oktober 2013.

Sigit 2011 60 persen sekolah swasta terancam tutup. Sumber : http://Buanasumsel.com. Dipublikasi 27/07/2011 dan diunduh 4 November 2013.

Subiliyanto. Manajemen Startegi pendidikan-Media Belajar Anak Indonesia.

Sumber :

http://subliyanto.wordpress.com. Dipublikasi 12 Desember 2012. Diunduh 21 Oktober 2013.

Wirowidjojo, R.S. 2011. “Identitas dan Ciri Khas Sekolah Kristen di Indonesia” dalam Sairan, Weinata. 2011. “Identitas dan Ciri Khas Pendidikan Kristen di Indonesia: antara konseptual dan operasional. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

(14)

Purwanto, N. A. 2011. Strategi Bersaing Dalam Bisnis Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, No. 01/Th VII/April.

Berita Utama 2008. 15 sekolah SWATA di Malang Terancam tutup. Sumber : Koran Tempo. Dipublikasi 19 juli 2008 di unduh 4 November 2013.

Nevi 2013. Menurunnya Minat Masyarakat teradap SD Kristen 1 dengan menggunakan analisis Isikawa, dalam mata kuliah TQM. Dibuat 7 Agustus 2013.

Trimantra, Petrus. 2007. Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian. Jurnal

Pendidikan Penabur

No.08/Th.VI/Juni.

Sulung, Alfianto Akbar. 2010. Strategi Bersaing Sekolah Teknologi Informasi Komunikasi (Studi Kasus: SMK Muhamadiyah1 Samarinda) diunduh 22 November dari www.library.binus.ac.id.

(15)

Gambar

Tabel 4.1 Kewajiban Biaya Pendidikan di SMA
Tabel 4.2 Program Unggulan SMA Kristen 1 Salatiga
Tabel 4.2 di atas menunjukan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisa SWOT Pada SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.. Tesis, Salatiga: Program Pasca Sarjana Magister

keunggulan biaya dan strategi diferensiasi sebagai variabel independen dan kinerja usaha sebagai variabel dependen penelitian dilakukan pada sentra sepatu Cibaduyut

Hipotesis 1: Diduga strategi keunggulan bersaing berkelanjutan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.. Diferensiasi berpengaruh terhadap strategi keunggulan

Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT Pada SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, Tesis, Salatiga: Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan..

Untuk mengetahui pengaruh strategi diferensiasi citra terhadap keunggulan bersaing?.. Untuk mengetahui pengaruh strategi diferensiasi saluran distribusi

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Strategi keunggulan biaya dan diferensiasi dalam rangka meningkatkan volume penjualan pada bisnis optik di kota

Strategi diferensiasi berpengaruh pada keunggulan bersaing suatu perusahaan, karena dengan adanya perbedaan suatu perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan yang lain.

Dalam dukungan keunggulan bersaing tersebut, sehingga teknik akuntansi manajemen strategis melalui strategi biaya, teknik competitor accounting, serta menjalankan strategi biaya rantai