Post dari PAJAK

(1)

1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KPP PRATAMA PATI

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

( BOS )

(2)

2

DASAR HUKUM

UU PPh No. 7 /1983 stdtd UU No. 36/2008

1

PER DJP No. 31 / 2009 stdtd No. 31 / 2012 Petunjuk Teknis PPh

Pasal 21

2

PMK No. 154/PMK.03/3010 Pemungutan PPh Pasal 22

3

PP No. 80 / 2010 Pemungutan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan

Yang Menjadi Beban APBN / APBD

4

SE DJP No. SE-02/PJ./2006 Pedoman Pemenuhan Kewajiban

Sehubungan dengan Penggunaan Dana BOS

5

UU PPN No. 8 / 1983 stdtd /2010

6

(3)

3

PENGGUNAAN DANA BOS

1. BELANJA BARANG / JASA (PPh Ps 22, PPh Ps 23 dan PPN);

2. PENGELUARAN UNTUK HONORARIUM (PPh Ps 21, PPh Final);

(4)

4

KETENTUAN BENDAHARA DANA BOS

1. Dalam hal dana BOS diberikan kepada

Sekolah Negeri

, maka

Bendaharawan BOS

merupakan

Pemungut

PPh Pasal 22

dan

PPN;

2. Dalam hal dana BOS diberikan kepada

Sekolah Swasta

, maka

Bendaharawan BOS

bukan

merupakan

Pemungut

PPh Pasal 22

dan

PPN.

Ket :

mulai 1 September 2010

Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana BOS

tidak dipungut PPh Ps 22

(5)

5

KEWAJIBAN PERPAJAKAN DANA BOS

1.

Pemotongan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Honorarium dan

imbalan lain dari pekerjaan dan jasa yang dilakukan oleh orang

pribadi;

2.

Pemungutan PPh Pasal 22 atas pembayaran karena penyerahan

barang

;

3.

Pemotongan PPh Pasal 23 atas pembayaran Sewa dan Jasa

selain Jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21;

4.

Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2);

5.

Pemungutan PPN atas pembelian Barang Kena Pajak dan

Pemakaian Jasa Kena Pajak.

Ket :

mulai 1 September 2010

tidak dipungut PPh Ps 22

(6)

6

(7)

ATAS PEMBAYARAN

berupa

:

Sehubungan dengan :

•

Pekerjaan atau jabatan

•

Jasa dan

•

Kegiatan

Yang dilakukan

Subjek Pajak Orang

Pribadi

Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain

dengan nama/bentuk apapun

Subjek Pajak DN

Subjek Pajak LN

(8)

Subyek Pajak PPh Pasal 21/26

(Pasal 3 UU PPh)



PEGAWAI



Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT,

JHT, termasuk ahli warisnya



BUKAN PEGAWAI

:



Tenaga ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek, Dokter, konsultan, Notaris, Penilai,,Aktuaris)



Seniman/pekerja seni, pembawa acara



Olahragawan



Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator



Pengarang, peneliti, penerjemah



Pemberi jasa dalam segala bidang



Agen iklan



Pengawas dan pengelola proyek



Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara



Petugas penjaja barang dagangan



Petugas dinas luar asuransi



Distributor MLM, Direct Selling



PESERTA KEGIATAN



Peserta perlombaan



Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja



Peserta/anggota kepanitiaan



Peserta pendidikan, pelatihan dan magang

(9)

Obyek Pajak PPh Pasal 21/26



Penghasilan

Pegawai Tetap;



Penghasilan

Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas;



Imbalan kepada

Bukan pegawai;



Imbalan kepada

Peserta kegiatan;



Uang Pensiun Berkala yang diterima oleh Pensiunan

.

(10)

Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21



Pembayaran manfaat atau santunan

asuransi

kesehatan,

kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa



Natura/kenikmatan

dari Wajib Pajak atau Pemerintah



Iuran pensiun

kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu,

iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerja



Zakat/sumbangan wajib keagamaan

dari badan/lembaga yang

dibentuk/disahkan pemerintah



Bea siswa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l

UU PPh

(11)

Rp 24.300.000

/tahun

Rp 2.025.000

/tahun

Rp 2.025.000

/tahun

Rp 24.300.000

/tahun

UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA

SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS

SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN

SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

Tambahan

PTKP

untuk

Isteri

yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan

Suami

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

(Pasal 11 ayat (1))

BATAS JUMLAH PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER

ATAU AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER

(12)

Rp 36.000.000

/tahun

Rp 3.000.000

/tahun

Rp 3.000.000

/tahun

Rp 36.000.000

/tahun

UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA

SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS

SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN

SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

Tambahan

PTKP

untuk

Isteri

yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan

Suami

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

2015

BATAS JUMLAH PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER

ATAU AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER

(13)

PTKP UNTUK KARYAWATI

HANYA UTK DIRI

SENDIRI

STATUS KAWIN

STATUS TDK

KAWIN

- UTK DIRI SENDIRI

SEBAGAI WP

- TANGGUNGAN

MAKS 3 ORANG

SYARAT:

MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT

SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/

MEMPEROLEH PENGHASILAN

STATUS KAWIN

SUAMI

TDK MENERIMA/

MEMPEROLEH

PENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRI

SEBAGAI WP

- STATUS KAWIN

- TANGGUNGAN

MAKS 3 ORANG

(14)

NO.

LAPISAN

PENGHASILAN KENA PAJAK

T A R I F

(WP

NPWP)

( WP NON

NPWP )

1.

s.d. Rp 50.000.000,-

5%

(5% +

20%

6%

x 5%)

2.

Di atas

Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000

15%

18%

(15% +

20%

x 15%)

3.

Di atas

Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,-

25%

30%

(25% +

20%

x 25%)

4.

Di atas

Rp 500.000.000,-

30%

36%

(30% +

20%

x 30%)

(15)

PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

OLEH BENDAHARA

- GAJI/PENSIUN

- TUNJANGAN

TERKAIT

PENGHASILAN SEHUBUNGAN PEKERJAAN, JABATAN,

JASA, KEGIATAN YANG DIBEBANKAN KEPADA KEUANGAN NEGARA/DAERAH

HONORARIUM

IMBALAN LAIN

DGN NAMA

APAPUN

PEJABAT NEGARA/PNS/

ANGGOTA TNI/POLRI/

PENSIUNANNYA

BUKAN PEJABAT NEGARA/PNS/ANGGOTA

TNI/ANGGOTA POLRI/PENSIUNANNYA

DIBAYARKAN KEPADA

PENGHASILAN

KENA PAJAK

X

TARIF PS.17

DITANGGUNG

PEMERINTAH

PH. BRUTO

X

0% (Gol. I & II),

5% (Gol. III) atau

15% (Gol. IV)

(PPh Final)

UPAH HARIAN/

MINGGUAN/

BORONGAN

HONOR, U.SAKU

HADIAH, KOMISI,

DAN IMBALAN

SEHUBUNGAN

DENGAN

KEGIATAN

(

Ph Bruto-Rp.200RB)/hari

X

5%

bila>Rp.2,025jt dlm 1 bl:

5 % X (bruto-PTKP

harian sebenarnya)

(-) pot sebelumnya

Bila dibayar bulanan:

(bruto-ptkp)disetahunkan

X tarif ps.17, Dibagi 12

PH. BRUTO

X

TARIF PS.17

TENAGA AHLI DAN

PEMBAYARAN LAIN

SEHUBUNGAN DGN

JASA DAN

PEKERJAAN

DASAR PEMOTONGAN

(50% x PH. BRUTO)

(16)

Golongan Penerima Penghasilan

TARIF

PNS Golongan I dan II, Anggota TNI dan

Anggota POLRI berpangkat Tamtama dan

Bintara dan Pensiunannya

;

PNS Golongan III, Anggota TNI dan

Anggota POLRI golongan Pangkat

Perwira Pertama, dan Pensiunannya;

Pejabat Negara, PNS Golongan IV,

Anggota TNI dan Anggota POLRI

Golongan Pangkat Perwira Menengah

dan Perwira Tinggi, dan

Pensiunannya

0%

5%

15%

P

enghasilan

Bruto

PPh Pasal 21 (FINAL)

Atas Honorarium dan Imbalan Lain Yang menjadi Beban APBD / APBN

yang diterima Pejabat Negara, TNI/POLRI dan PNS

(17)

17

Penghitungan PPh Pasal 21 Untuk Upah Harian/mingguan

ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN,

MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN

UANG SAKU HARIAN

TIDAK LEBIH DARI

Rp 200.000,-

TIDAK DIPOTONG

PPh Ps.21

DIBAYAR HARIAN

LEBIH DARI

200.000,-

DIKURANGI

Rp 200.000,-

DIPOTONG PPh

TARIF 5%

PADA SAAT TELAH MELEBIHI

Rp 2.025.000 DALAM SATU BULAN KALENDER

PKP

JIKA PENGHASILAN

KUMULATIF DLM

1 BLN < Rp 6.000.000

DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21

YANG TELAH DIPOTONG

JIKA WP

TIDAK

MEMILIKI

NPWP

MAKA

TARIFNYA

20%

LEBIH

TINGGI

Tdk termasuk

Honorarium atau

Komisi yg diterima

Penjaja barang &

Petugas dinas luar

JIKA PENGHASILAN

KUMULATIF DLM

1 BLN > Rp 6.000.000

TARIF Psl 17

Iuran Jaminan Hari Tua/

Iuran Tunjangan Hari Tua

yg dibayarkan ke Jamsostek,

bila diwajibkan

DIKURANGI

PTKP HARIAN SEBENARNYA +

(18)

18

Penghitungan PPh Pasal 21

ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,

SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN

PKP SEBULAN

PPh SETAHUN

DIBAYAR BULANAN

DIKURANGI PTKP SEBULAN

PKP DISETAHUNKAN

X

TARIF PPh Ps.17

PPh SEBULAN

1/12

JIKA WP TDK MEMILIKI

NPWP MAKA

(19)

19

UANG SAKU, UANG

REPRESENTASI, UANG RAPAT,

HONORARIUM, HADIAH DAN

PENGHARGAAN

PESERTA KEGIATAN

1. PESERTA PERLOMBAAN DALAM SEGALA BIDANG;

2. PESERTA RAPAT, KONFERENSI,SIDANG,PERTEMUAN

DAN KUNJUNGAN KERJA;

3. PESERTA/ANGGOTA DALAM SUATU KEPANITIAAN;

4. PESERTA PENDIDIKAN,PELATIHAN & MAGANG;

5. PESERTA KEGIATAN LAINNYA

MENERIMA

IMBALAN :

PENGHASILAN BRUTO UTK SETIAP KALI

PEMBAYARAN YANG BERSIFAT UTUH & TIDAK

DIPECAH

X

(20)

20

BUKAN PEGAWAI

DPP

DPP X TARIF Ps 17

HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN

SEJENISNYA DGN NAMA & DALAM BENTUK

APAPUN YG DIBAYARKAN SECARA

TIDAK

BERKESINAMBUNGAN

MENERIMA IMBALAN BERUPA

PPh Ps 21

* SYARATNYA BUKAN PEGAWAI

HARUS MEMILIKI NPWP & TIDAK

MENERIMA SUMBER PENGHASILAN

LAINNYA

MENERIMA IMBALAN BERUPA

PENGHASILAN BRUTO

X

50 %

HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN

SEJENISNYA DGN NAMA & DALAM BENTUK

APAPUN YG DIBAYARKAN

BERKESINAMBUNGAN

PTKP*

DIKURANGI

PENGHASILAN BRUTO

X

50 %



TENAGA AHLI (PENGACARA, AKUNTAN, ARSITEK,

DOKTER, KONSULTAN, NOTARIS, PENILAI DAN AKTUARIS



PEMAIN MUSIK, PEMBAWA ACARA, PENYANYI, PELAWAK,

BINTANG FILM, BINTANG SINETRON, BINTANG IKLAN,

SUTRADARA, KRU FILM, FOTO MODEL, PERAGAWAN/TI,

PEMAIN DRAMA, PENARI, PEMAHAT, PELUKIS & SENIMAN

LAINNYA



OLAHRAGAWAN;



PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,

PENYULUH & MODERATOR



PENGARANG, PENELITI, DAN PENERJEMAH;



AGEN IKLAN;



PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK,

KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA

TELEKOMUNIKASI, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI,

EKONOMI DAN SOSIAL SERTA PEMBERIAN JASA KPD

SUATU PANITIA



PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK;



PEMBAWA PESANAN/PENEMU LANGGANAN ATAU YG

MENJADI PERANTARA



PENJAJA BARANG DAGANGAN



PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI;



DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL MARKETING

ATAU DIRECT SELLING & KEGIATAN SEJENIS LAINNYA

DPP

(21)

21

TATA CARA

PEMOTONGAN

PPh PASAL 21

BUKTI PEMOTONGAN

DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN

PENGHASILAN

Untuk Pegawai/Penerima

Penghasilan

Lampiran SPT Masa PPh

Pasal 21/26 untuk

Pemotong

Arsip Pemotong

Bukti Pemotongan

1

2

3

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

PEMOTONGAN & PENYETORAN

(22)

Nama, NPWP

& Identitas

Bendaharawan

Nama, NPWP &

Identitas

Pegawai

(23)

Nama, NPWP &

Identitas

Penerima

Penghasilan

Nama, NPWP

& Identitas

Bendaharawan

Bukti Potong Peg. Tdk

TetapTetap Atas

(24)

24

TATA CARA

PENYETORAN

PPh PASAL 21

JUMLAHKAN PPh PSL 21 DALAM

BUKTI PEMOTONGAN

SELAMA SATU BULAN TAKWIM

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU

KANTOR POS DAN GIRO DENGAN MENGGUNAKAN

SSP

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM

BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT

TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PADA HARI LIBUR,

MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA

HARI KERJA BERIKUTNYA

2

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(25)

Kode SSP

No

Jenis Pajak

MAP/Kode

Kode Jenis

Jenis

Jenis Pajak

Setoran

1

PPh Pasal 21

411121

100

Masa PPh Pasal 21

2

PPh Pasal 21

411121

402

(26)

26

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 0 . 4 4 4 . 1 5 7 . 3 - 0 1 7 . 0 0 0} Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

NAMA WP : BENDAHARAWAN DIRJEN PERIKANAN BUDIDAYA ALAMAT : JL. HARSONO RM NO.3

JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran 4 1 1 1 2 1 4 0 2

Uraian Pembayaran

PPh PASAL 21 FINAL ATAS HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN MASA ...

Masa Pajak _Tahun

2 0 1 1

Diisi tahun terutangnya pajak

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Nomor Ketetapan : / / / / Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran

Diisi dengan rupiah penuh

Rp.

180.000,-Terbilang : SERATUS DELAPAN PULUH RIBU RUPIAH

... ...

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal ...

Cap dan tanda tangan

Nama Jelas :

...

Wajib Pajak/Penyetor JAKARTA, tgl 14 JULI 2010

Nama Jelas : S U D I Y U N

( BENDAHARAWAN DIRJEN PERIKANAN BUDIDAYA ) Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

F.2.0.32.01

Nama, NPWP &

Identitas

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(27)

27

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 0 . 4 4 3 . 1 5 7 . 3 - 0 1 7 . 0 0 0}

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

NAMA WP : BENDAHARAWAN DIRJEN PERIKANAN BUDIDAYA

ALAMAT : JL. HARSONO RM NO.3 JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran 4 1 1 1 2 1 1 0 0

Uraian Pembayaran PPh PASAL 21 MASA

...

2 0 1 1

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Nomor Ketetapan : / / / /

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran

Diisi dengan rupiah penuh

Rp.

50.000,-Terbilang : LIMA PULUH RIBI RUPIAH

... ... Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Tanggal ...

Nama Jelas :

...

Nama Jelas :

S U D I Y U N

( BENDAHARAWAN DIRJEN PERIKANAN BUDIDAYA)

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01

Nama, NPWP &

Identitas

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(28)

28

(29)

29

PPh PASAL 22

DIPUNGUT

BERKENAAN DENGAN :

KEGIATAN DI BIDANG

IMPOR

KEGIATAN USAHA DI

BIDANG LAIN

PEMBAYARAN

BENDAHARAWAN

PEMERINTAH ATAS

PENYERAHAN BARANG OLEH

WP (REKANAN)

1

2

3

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

TARIF

PEMUNGUTAN & PENYETORAN

PELAPORAN

(30)

30

DIKECUALIKAN DARI

PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Impor barang dan atau penyerahan barang berdasarkan UU tdk terutang PPh

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau PPN (Ps 3 (1) hurf b

PMK 154/2010)

Impor sementara yg dimaksudkan utk diekspor kembali dan Impor kembali atas

barang2 yang telah diekspor dalam kualitas yang sama atau barang2 yang telah

diekspor untuk keperluan perbaikan, pengnerjaan dan pengujian yg ditentukan DJ Bea

Cukai

Pembayaran oleh pemungut, berkenaan dengan :

a.

Pembayaran dgn jumlah paling banyak Rp 2.000.000,- dan tdk mrpk pembayaran yg

terpecah-pecah ( 31 Agustus 2010)

b.

Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak , listrik, gas, pelumas, air

minun/PDAM dan benda2 Pos

Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

TARIF

PELAPORAN

Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan perhiasan dari emas untuk

tujuan ekspor

(31 Agustus 2010)

(31)

31

PEMOTONG PPh PASAL 22

BADAN PEMERINTAH

1

SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI

2

PENYELENGGARA KEGIATAN

3

BENTUK USAHA TETAP (BUT)

4

PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR NEGERI LAINNYA

5

ORANG PRIBADI SEBAGAI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TERTENTU YANG DITUNJUK OLEH KPP YAIITU : AKUNTAN,

ARSITEK, DOKTER, NOTARIS, PPAT KECUALI CAMAT,

PENGACARA, KONSULTAN, DAN ORANG PRIBADI YANG

MENJALANKAN USAHA YANG MENYELENGGARAKAN

PEMBUKUAN ATAS PEMBAYARAN BERUPA SEWA

6

(32)

32

BESARNYA PUNGUTAN PPH PASAL 22

ATAS PEMBELIAN BARANG

OLEH :

1.

BENDAHARA PEMERINTAH

2.

KUASA PENGGUNA ANGGARAN / KPA

3.

BENDAHARA PENGELUARAN

4.

PEJABAT PENANDA TANGAN SPM

TARIF :

1,5 %

( dari Harga Barang tdk termasuk PPN )

Dikenakan tarif 100% lbh tinggi bila tdk ber NPWP

(33)

33

SAAT PEMUNGUTAN DAN

PELUNASAN PPh Pasal 22

BENDAHARAWAN PEMERINTAH, KPA,

BENDAHARA PENGELUARAN, PEJABAT

PENANDATANGAN SPM

TERUTANG DAN DIPUNGUT

SAAT PEMBAYARAN

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(34)

34

PEMUNGUT

PENYETORAN

BEND. PEMERINTAH, KPA,

BEND. PENGELUARAN,

PENANDA TANGAN SPM

PADA HARI SAAT

PEMUNGUTAN

PENYETORAN PPh

PASAL 22

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(35)

35

PENTING :

Kolom NPWP dan Identitas di SSP diisi dengan

NPWP dan Identitas REKANAN

Pada kolom penyetor diisi

nama

Bendaharawan,ditandatangani dan distempel

oleh Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(36)

Kode SSP

No

Jenis Pajak

MAP/Kode

Kode Jenis

Jenis

Jenis Pajak

Setoran

(37)

37

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 1 . 9 9 9 . 8 8 8 . 7 - 0 1 3 . 0 0 1}

NAMA WP : PT. SAMUDERA LAUTAN

ALAMAT : JL. JEND. SUDIRMAN NO.12

JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran 4 1 1 1 2 2 9 0 0

Uraian Pembayaran PPh PASAL 22 PEMUNGUT

...

Masa Pajak _Tahun

2 0 1 1

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran

Rp. 15.000.000,-

Terbilang : LIMA BELAS JUTA RUPIAH

... ...

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal ...

Nama Jelas :

...

Nama Jelas :

S U D I Y U N

( BEND. DIRJEN PERIKANAN BUDIDAYA) 00.443.157.3-017.000

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian F.2.0.32.01

NPWP & Identitas

Rekanan

Tandatangan, Nama &

Stempel

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(38)

38

PEMUNGUT

PELAPORAN

BENDAHARAWAN, KPA,

PENANDA TANGAN SPM,

BUMN/BUMD

14 HARI SETELAH

MASA PAJAK

PELAPORAN PPh

PASAL 22

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

PELAPORAN

(39)

39

(40)

40

PENGHASILAN DIPOTONG PPh PASAL 23

DIVIDEN, BUNGA TERMASUK PREMIUM, DISKONTO DAN IMBALAN

KARENA PENGEMBALIAN UTANG, ROYALTI, HADIAH DAN

PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN SUATU

KEGIATAN SELAIN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21

1

SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN

PENGGUNAAN HARTA SELAIN SEWA ATAS TANAH DAN ATAU

BANGUNAN

(PP 29 TAHUN 1996 JO. PP 5 TAHUN 2002)

2

IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JASA TEKNIK, JASA

MANAJEMEN,

JASA KONSTRUKSI

, JASA KONSULTAN DAN JASA

LAIN SELAIN JASA YANG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21

(PMK 244/PMK.03/2008)

3

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

TARIF

PELAPORAN

1

2

3

4

5

6

7

(41)

41

J

A

S

A

K

O

N

S

T

R

U

K

SI

keseluruhan atau sebagian rangkaian

kegiatan perencanaan dan atau

pelaksanaan beserta pengawasan yang

mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,

mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan

masing-masing beserta kelengkapannya,

untuk mewujudkan

suatu bangunan atau bentuk fisik lain

( Dikenakan PPh Final sesuai PP 51

tahun 2008 )

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

TARIF

PELAPORAN

(42)

42

JENIS JASA LAIN

(Menurut PMK-244/PMK.03/2008)

a. Jasa penilai (appraisal);

b. Jasa aktuaris;

c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;

d. Jasa perancang (design);

e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas),

kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap (BUT);

f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas;

h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

i. Jasa penebangan hutan;

j. Jasa pengolahan limbah;

k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)

l. Jasa perantara dan/atau keagenan;

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga , kecuali yang dilakukan oleh KSEI;

n. Jasa custodian/pemyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan oelh KSEI;

o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;

p. Jasa mixing film;

q. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan

perbaikan;

(43)

43

r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau

TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya dibidang

konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,

gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan,

selain yang

dilakukan oleh

Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau

sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

t. Jasa maklon;

u. Jasa penyelidikan dan keamanan;

v.

Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;

w. Jasa pengepakan;

x. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau

media lain untuk penyampaian informasi;

y. Jasa pembasmian hama;

z.

Jasa kebersihan atau cleaning service;

aa.

Jasa catering atau tata boga.

(44)

44

TIDAK DIKENAKAN PEMOTONGAN

PPh PASAL 23/26

A.

PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BANK;

B. SEWA YANG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DENGAN SEWA

GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI;

C. DEVIDEN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 4 (3) HURUF f DAN DIVIDEN

YANG DITERIMA ORANG PRIBADI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 17

AYAT (2c) ;

D. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN

KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM,

PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI; (Ps 4 (3) huruf i.)

E. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA;

F. PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA ATAS

JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN DAN/ATAU

PEMBIAYAAN YANG DIATUR DENGAN PERATURAN METERI KEUANGAN.

G. Wajib Pajak menunjukkan SKB PPh Pasal 23 sehubungan dengan Penghasilan

yang dikenakan PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013 (1 Juli 2013)

(45)

45

TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN

PPh PASAL 23

HADIAH DAN

PENGHARGAAN,

DEVIDEN, BUNGA

DAN ROYALTI

SEWA , JASA TEKNIK, MANAJEMEN,

KONSTRUKSI, KONSULTAN DAN

JASA LAINNYA (PMK 244 Th.2008)

TARIF

15 %

PENGHASILAN

BRUTO

PENGHASILAN

BRUTO

DASAR PEMOTONGAN

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

PELAPORAN

TARIF

1

2

3

4

TARIF

2%

Dikenakan 100% lebih tinggi kpd rekanan

non NPWP

(46)

46

TATA CARA

PEMOTONGAN

PPh PASAL 23

BUKTI PEMOTONGAN

PENGHASILAN

Untuk Rekanan

Pasal 23/26 untuk Pemotong

Arsip Pemotong

Bukti Pemotongan

1

2

3

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(47)

47

NPWP, Nama &

Identitas

Rekanan

(48)

48

TATA CARA

PENYETORAN

PPh PASAL 23/26

JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM

BUKTI PEMOTONGAN

SELAMA SATU BULAN TAKWIM

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU

KANTOR POS DAN GIRO DENGAN MENGGUNAKAN

SSP

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM

BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT

TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,

MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA

HARI KERJA BERIKUTNYA

2

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(49)

49

PENTING :

NPWP dan Identitas BENDAHARAWAN

Pada kolom penyetor diisi nama

Bendaharawan ,ditandatangani dan distempel

oleh Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(50)

Kode SSP

No

Jenis Pajak

MAP/Kode

Kode Jenis

Jenis

Jenis Pajak

Setoran

1

PPh Pasal 23

(51)

51

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 0 . 4 4 3 . 1 5 7 . 3 - 0 1 7 . 0 0 0}

NAMA WP : BENDAHARAWAN DITJEND PERIKANAN BUDIDAYA ALAMAT : JL. HARSONO RM NO. 3

JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran

4 1 1 1 2 4 1 0 0

Uraian Pembayaran PPh PASAL 23 MASA

...

2 0 1 1 Diisi tahun terutangnya pajak Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan Nomor Ketetapan : / / / /

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT Jumlah Pembayaran

Rp.

2.000.000,-Terbilang : DUA JUTA RUPIAH

... ...

Nama Jelas :

...

Wajib Pajak/Penyetor JAKARTA, tgl 10 Pebruari 2011

Nama Jelas : S U D I Y U N Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01

Nama, NPWP &

Identitas

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(52)

52

REKANAN

SKEMA PEMUNGUTAN

& PENYETORAN

Pembayaran

Pungut PPh 23

Setor dengan SSP

(paling lambat tgl 10 bulan berikut)

SSP dikembalikan

BANK / KPPN

BENDAHARAWAN

SSP Lb 1

SSP Lb 3

SSP Lb 5

Utk pemungut

SSP Lb 2

SSP Lb 4

Bank / KPPN

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(53)

53

TATA CARA PELAPORAN

Lapor (maks. tgl 20 bulan

berikutnya)

+

Bukti Penerimaan

Surat

SPT Masa PPh

Pasal 23/26

Daftar Bukti

Pemotongan

BENDAHARAWAN

Kantor Pelayanan Pajak

Bukti

Pemotongan

Lb 2

SSP Lb 3

+

(54)

54

NPWP, Nama &

Identitas

Bendaharawan

NPWP, Nama &

Identitas Pejabat

(55)

55

NPWP, Nama &

Identitas

Rekanan

(56)

56

(57)

57

PENGHASILAN

DARI

PENGALIHAN

HAK ATAS

TANAH

DAN/ATAU

BANGUNAN

PENGHASILAN

DARI

PERSEWAAN

TANAH

DAN/ATAU

BANGUNAN

PENGHASILAN

DARI JASA

KONSTRUKSI

(PP 51 Th.

2008)

PENGHASILAN

DARI HADIAH

UNDIAN

OBJEK PAJAK

TARIF

PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN

PENYETORAN

PELAPORAN

4. PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)

(58)

58

TARIF

Penghasilan dari

Pengalihan Hak

atas Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan dari

Persewaan Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari Jasa

Konstruksi

Penghasilan

dari Hadiah

Undian

5% dari

jumlah

bruto

10%

dari

jumlah

bruto



2% Jasa Pelaksanaan Konstruksi Oleh

WP Kualifikasi usaha Kecil.



4% Jasa Pelaksanaan Konstruksi Oleh

WP yg tdk memiliki kualifikasi usaha)



3% Jasa Pelaksanaan Konstruksi oleh

WP selain tsb diatas.



4% Jasa Perencanaan /Pengawasan

Konstruksi oleh WP Berkualifikasi Usaha



6% Jasa Perencanaan /Pengawasan

Konstruksi oleh WP Tdk Berkualifikasi

Usaha

25% dr

jumlah

bruto nilai

hadiah

(59)

59

TATA CARA PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN

Penghasilan dari

Pengalihan Hak atas

Tanah dan/atau

Bangunan

Penghasilan dari

Persewaan Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari Jasa

Konstruksi

Penghasilan

dari Hadiah

Undian

Oleh pejabat

yg

melakukan

pembayaran

atau yg

menyetujui

tukar

menukar

Oleh KPPN

atau

Bendaharawan

sebagai

penyewa

Oleh KPPN

atau

Bendaharawan

pd saat

pembayaran

Oleh KPPN

atau

Bendaharawan

pd saat

pembayaran

(60)

60

PEMOTONGAN

PPh Final

BUKTI PEMOTONGAN

PENGHASILAN

Untuk Rekanan

Pasal 4 (2) untuk Pemotong

Arsip Pemotong

Bukti Pemotongan

1

2

3

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(61)

CONTOH BUKTI POTONG :

61

NPWP, Nama &

Identitas

Rekanan

(62)

62

NPWP, Nama &

Identitas

Rekanan

(63)

63

TATA CARA PENYETORAN

Penghasilan

dari Pengalihan

Hak atas Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari Persewaan

Tanah dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari Jasa

Konstruksi

Penghasilan

dari Hadiah

Undian

Dengan SSP

ke Bank

persepsi atau

Ktr Pos dan

Giro sebelum

pembayaran/

tukar menukar

Dengan SSP ke

Bank persepsi

atau Ktr Pos dan

Giro

selambatnya tgl

10 bulan

berikutnya

Dengan SSP ke

Bank persepsi

atau Ktr Pos dan

Giro

selambatnya tgl

10 bulan

berikutnya

Dengan SSP ke

Bank persepsi

atau Ktr Pos dan

Giro

selambatnya tgl

10 bulan

berikutnya

(64)

64

PENTING :

NPWP dan Identitas BENDAHARAWAN

Pada kolom penyetor diisi nama

Bendaharawan ,ditandatangani dan distempel

oleh Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(65)

Kode SSP

No

Jenis Pajak

MAP/Kode

Kode Jenis

Jenis

Jenis Pajak

Setoran

1

PPh Final Pasal 4

ayat (2)

411128

402

PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas

Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau

Bangunan

2

PPh Final Pasal 4

ayat (2)

411128

403

Persewaan Tanah dan/atau

Bangunan

3

PPh Final Pasal 4

ayat (2)

411128

405

Hadiah Undian

4

PPh Final Pasal 4

ayat (2)

(66)

66

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 0 . 4 4 3 . 1 5 7 . 3 - 0 1 7 . 0 0 0}

NAMA WP :

BENDAHARAWAN DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

ALAMAT :

JL. RM. HARSONO NO. 3

JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran 4 1 1 1 2 8 4 0 3

Uraian Pembayaran

PPh Final Atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan ...

Rp.

1.250.000,-Terbilang : SATU JUTA DUA RATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH

... ...

Nama Jelas :

...

Wajib Pajak/Penyetor JAKARTA, tgl 11 Agustus 2011

Nama Jelas :

SUDIYUN

( BENDAHARAWAN DITJEND PERIKANAN BUDIDAYA)

00.443.157.3-017.000

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01

Nama, NPWP &

Identitas

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(67)

67

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 0 . 4 4 3 . 1 5 7 . 3 - 0 1 7 . 0 0 0}

NAMA WP :

BENDAHARAWAN DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

ALAMAT :

JL. RM. HARSONO NO. 3

JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran

4 1 1 1 2 8 4 0 9

Uraian Pembayaran PPh Final Atas JASA KONSTRUKSI ...

Rp.

4.000.000,-Terbilang : EMPAT JUTA RUPIAH

... ...

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal ...

Nama Jelas :

...

Wajib Pajak/Penyetor JAKARTA, tgl 11 Agustus 2011

Nama Jelas :

SUDIYUN

( BENDAHARAWAN DITJEND PERIKANAN BUDIDAYA)

00.443.157.3-017.000

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01

Nama, NPWP &

Identitas

Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(68)

68

REKANAN

SKEMA PEMUNGUTAN

& PENYETORAN

Pembayaran

Pungut PPh Final

Setor dengan SSP

(paling lambat tgl 10 bulan berikut/sebelum jb

tanah & bangunan)

SSP dikembalikan

BANK / KPPN

BENDAHARAWAN

SSP Lb 1

SSP Lb 3

SSP Lb 5

Utk pemungut

SSP Lb 2

SSP Lb 4

Bank / KPPN

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(69)

69

TATA CARA PELAPORAN

Penghasilan

dari

Pengalihan

Hak atas

Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari

Persewaan

Tanah

dan/atau

Bangunan

Penghasilan

dari Hadiah

Undian

Penghasilan

dari Jasa

Konstruksi

Paling

lambat tgl

20 bulan

berikutnya

Paling

lambat tgl

20 bulan

berikutnya

Paling

lambat tgl

20 bulan

berikutnya

Paling

lambat tgl

20 bulan

berikutnya

(70)

70

TATA CARA PELAPORAN

Lapor (maks. tgl 20 bulan

berikutnya)

+

Bukti Penerimaan

Surat

SPT Masa PPh

Final

Daftar Bukti

Pemotongan

BENDAHARAWAN

Kantor Pelayanan Pajak

Bukti

Pemotongan

Lb 2

SSP Lb 3

+

(71)

71

NPWP, Nama &

Identitas

Bendahara

NPWP, Nama &

Identitas

(72)

72

(73)

73

(74)



HARGA JUAL



HARGA PENGGANTI



NILAI IMPOR



NILAI EKSPOR



NILAI LAIN YG DITETAPKAN MENKEU

Rabu, 19 Agustus 2015

74

DASAR PENGENAAN PAJAK

(75)

1.

Mekanisme Normal



PKP yang menyerahkan BKP/JKP memungut PPN

(Pajak Keluaran-PK) dari pembeli



PKP mengkreditkan PK dengan Pajak Masukan (PM)



Dalam hal PK > PM, maka selisihnya disetor



Dalam hal PK < PM, dapat direstitusi atau

dikompensasi

2.

Mekanisme melalui Pemungut PPN



Pemungut PPN memungut PPN (PK) yang ditagih

oleh PKP Rekanan



Pemungut PPN menyetor dan melaporkan PPN

yang dipungutnya



PKP Rekanan melaporkan transaksi sebagai

Penyerahan kepada Pemungut PPN

75

(76)

1.

Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1.000.000,-

termasuk PPN dan PPnBM;

(disetor sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak)

1.

Untuk Pembebasan Tanah;

2.

Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan

perundang-undangan mendapat fasilitas PPN Tidak

Dipungut atau Dibebaskan;

3.

BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA;

4.

Rekening Telepon;

5.

Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan

penerbangan;

6.

Untuk penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan

perundang-undangan tidak dikenakan PPN.

76

PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN

OLEH BENDAHARAWAN

(77)

1.

BARANG HASIL PERTAMBANGAN, PENGGALIAN, DAN

PENGEBORAN YG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA

2.

BARANG KEBUTUHAN POKOK YG SANGAT DIBUTUHKAN

OLEH RAKYAT BANYAK, MELIPUTI:

–

BERAS DAN GABAH,

–

JAGUNG,

–

SAGU,

–

KEDELAI,

–

GARAM YG BERYODIUM MAUPUN TIDAK

3.

MAKANAN DAN MINUMAN YG DISAJIKAN DI HOTEL,

RESTORAN, RUMAH MAKAN, WARUNG, DAN SEJENISNYA

(masuk sebagai pajak daerah)

4.

UANG, EMAS BATANGAN DAN SURAT BERHARGA

Rabu, 19 Agustus 2015

77

KELOMPOK BARANG YG TIDAK DIKENAKAN PPN

–

NON

(78)

1.

PELAYANAN KESEHATAN MEDIK

2.

PELAYANAN SOSIAL

3.

PENGIRIMAN SURAT DG PERANGKO

4.

PERBANKAN, ASURANSI, DAN SGU DG HAK OPSI

5.

KEAGAMAAN

6.

PENDIDIKAN

7.

KESENIAN DAN HIBURAN YG TELAH DIKENAKAN PAJAK TONTONAN

8.

PENYIARAN YG BUKAN BERSIFAT IKLAN

9.

ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN DI AIR

10.

TENAGA KERJA, MIS : JASA PENYELENGGARAAN LATIHAN BAGI

TENAGA KERJA

11.

JASA DI BIDANG PERHOTELAN

12.

JASA YG DISEDIAKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA

MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM

13.

JASA BOGA ATAU KATERING (BARU: UUPPN NO.42/2009)

78

(79)

1.

Faktur Pajak Standar dibuat saat:

–

Pada saat penyerahan BKP/JKP

–

pada saat penerimaan pembayaran dlm hal pembayaran

dilakukan sebelum penyerahan BKP/JKP

–

saat penerimaan pembayaran termijn dalam hal

penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau

–

saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada

Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN.

2.

Faktur Pajak Standar paling sedikit dibuat rangkap 2

atau 3 yaitu:

–

Lembar ke-1 untuk Pembeli

–

Lembar ke-2 untuk PKP yang menerbitkan Faktur Pajak

–

Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendaharawan

Pemerintah atau KPPN

79

(80)

3.

Keterangan yang wajib diisi dalam Faktur Pajak:



Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP/JKP



Nama, alamat, NPWP Pembeli BKP/JKP (UU Baru tidak

menganggap sebagai FP cacat bila tidak diisi)



Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual, dan

potongan harga



PPN yang dipungut



PPnBM yang dipungut (apabila merupakan objek

PPnBM)



Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur, dan



Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak

menandatangani Faktur

4.

Apabila rincian BKP/JKP tidak cukup dalam satu Faktur

Pajak maka:



Dapat dibuat lebih dari satu Faktur Pajak dengan Kode

dan nomor seri yang sama dan ditandatangani,

sedangkan Harga Jual, potongan, DPP hanya diisi pada

Faktur Pajak terakhir; atau



Dapat dibuat satu Faktur Pajak asalkan menunjuk

nomor dan tanggal Faktur Penjualan dan

melampirkannya pada Faktur Pajak tersebut

80

(81)

FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 020-000-11-00000001 Pengusaha Kena Pajak

Nama :

PT SAMUDERA LAUTAN

Alamat :

JL JEND. SUDIRMAN NO.12, JAKARTA SELATAN

NPWP :

01.999.888.7-013.000

Tanggal Pengukuhan PKP

13 APRIL 1973

Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

Nama :

BENDAHARAWAN BIRO ZZZ DEPARTEMEN XXX

Alamat :

JL MEDAN MERDEKA TIMUR NO.13, JAKARTA PUSAT

NPWP :

00.007.008.3-025.000

No. Urut Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termijn (Rp)

1

JASA KONSULTAN

100.000.000,-Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termijn *)

100.000.000,-Dikurangi potongan Harga

Dikurangi Uang Muka yang telah diterima

Dasar Pengenaan Pajak

100.000.000,-PPN = 10 % X Dasar Pengenaan Pajak

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Tarif DPP PPn BM

...% Rp... Rp... ...% Rp... Rp... ...% Rp... Rp... ...% Rp... Rp... Jumlah Rp...

JAKARTA tgl 20 JULI 2006

BAMBANG DIREKTUR

SUDAH DISETOR TANGGAL 3 AGUSTUS 2006

DR. Ir. EKO N. ADI

BENDAHARAWAN BIRO ZZZ DEPARTEMEN XXX

*) Coret yang tidak perlu

81

DICAP “SUDAH DISETOR

TANGGAL….” &

DITANDATANGANI OLEH

BENDAHARAWAN

PENGERTIAN

PENGECUALIAN

FAKTUR PAJAK

PELAPORAN

LAIN-LAIN

(82)



Pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan pada saat

pembayaran dengan cara pemotongan langsung dari

tagihan PKP Rekanan



Penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan paling lambat

tanggal 7 bulan berikutnya setelah Masa Pajak

berakhir



Apabila hari ke-7 adalah hari libur, penyetoran dilakukan

pada hari berikutnya



Pelaporan PPN dan PPnBM yang dipungut dilakukan

dengan Formulir 1107 PUT ke KPP paling lama

akhir

bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir



Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan

penyetoran PPN dan atau PPnBM

82

(83)

83

5

4

Rekanan menyampaikan

tagihan beserta Faktur

Pajak

dan SSP Kepada

Bendaharawan

SSP dibuat rangkap 5 diisi

dgn identitas Rekanan

dan Faktur Pajak dibuat

rangkap 3

SSP ditandatangani dan

disetor oleh Bendaharawan

Faktur Pajak dibubuhi cap

“Disetor tanggal……”

TATA CARA PEMUNGUTAN dan PENYETORAN

oleh Bendaharawan

Faktur

Pajak

1

2

3

Bendaharawan Atau

KPPN Sebagai Pemungut

PKP Rekanan

KPP Melalui

Bendaharawan atau

KPPN

SSP

1

2

3

PKP Rekanan

KPP Melalui KPPN

PKP Rekanan untuk

dilampirkan di SPT Masa PPN

Bank Persepsi

Bendaharawan

PENGERTIAN

PENGECUALIAN

FAKTUR PAJAK

PELAPORAN

LAIN-LAIN

(84)

84

PENTING :

NPWP dan Identitas REKANAN

Pada kolom penyetor diisi

nama

Bendaharawan,ditandatangani dan distempel

oleh Bendaharawan

SUBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK

PENGECUALIAN

(85)

Kode SSP

No

Jenis Pajak

MAP/Kode

Kode Jenis

Jenis

Jenis Pajak

Setoran

(86)

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

LEMBAR

1

Untuk Arsip WP

NPWP : _{0 1 . 9 9 9 . 8 8 8 . 7 - 0 1 3 . 0 0 1}

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki NAMA WP : PT. SAMUDERA LAUTAN

ALAMAT : JL. JEND. SUDIRMAN NO.12 JAKARTA SELATAN

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran 4 1 1 2 1 1 9 0 0

Uraian Pembayaran PPN PEMUNGUT

...

Masa Pajak Tahun

2 0 0 9

Diisi tahun terutangnya pajak Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Rp. 15.000.000,-

Terbilang :

LIMA BELAS JUTA RUPIAH

... ...

Nama Jelas :

...

Nama Jelas : DR. Ir. ADI N. EKO

( BENDAHARAWAN BIRO ZZZ DEPARTEMEN XXX ) 00.007.008.3-025.000

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

F.2.0.32.01

Rabu, 19 Agustus 2015

86

NPWP & Identitas

Rekanan

Tandatangan,

Nama & Stempel

(87)

1.

Bendaharawan Pemerintah

–

Melaporkan PPN dan PPnBM yg telah dipungut dan disetor,

paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya

bulan dilakukan pembayaran tagihan

–

Pelaporan dilakukan

setiap bulan

ke KPP dengan SPT Masa

PPN bagi Pemungut PPN (Form 1107 PUT)

–

SPT Masa harus disampaikan lengkap terdiri atas:

a)

Induk SPT (Form 1107 PUT)

b)

Form 1107 PUT 1

c)

Form 1107 PUT 2

d)

Fotocopy SSP lembar ke-5 (dalam hal terdapat pajak yg disetor

sendiri)

e)

Faktur Pajak lembar ke-3 (dalam hal terdapat pajak yg disetor

sendiri)

f)

Fotocopy Faktur Pajak (dalam hal terdapat pajak yg disetor

melalui KPPN atau Kas Daerah)

Dalam hal Pemungut PPN tidak melakukan pemungutan PPN

atau PPN dan PPn BM,

sehingga SPT Nihil, maka Pemungut PPN tetap menyampaikan

SPT cukup Induk SPT

Rabu, 19 Agustus 2015

87

(88)



Apabila penyerahan BKP

hanya terutang

PPN

:

o Jumlah Pembayaran

Rp. 11.000.000

o PPN 10/110 x Rp. 11.000.000 = Rp. 1.000.000

o Yang dibayarkan ke Rekanan = Rp. 10.000.000

o Dipungut oleh KPPN = Rp. 1.000.000



Dari yang dibayar ke Rekanan sebesar Rp.

10.000.000,

o

Dipungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran BKP;

atau

o

Dipotong PPh Pasal 23/26 untuk JKP

Rabu, 19 Agustus 2015

88

(89)



Batas jumlah pembayaran Rp. 1.000.000

adalah termasuk PPN dan atau PPnBM



Contoh:

o

Harga Jual Rp. 950.000

o

PPN

Rp. 95.000

o

Total

Rp. 1.045.000

Walaupun harga jualnya Rp. 950.000, tetapi

karena pembayaran seluruhnya melebihi Rp.

1 juta, maka PPN dan PPnBM atas transaksi

harus dipungut oleh Bendaharawan sebagai

Pemungut PPN

89

(90)

90

Terima Kasih Atas Perhatian

Anda