• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Permohonan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Prosedur Permohonan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

F. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Sebelum disebut Kantor Pelayanan Pajak (KPP), kantor ini bernama Kantor Inspeksi Pajak (KIP). Pada bulan Juni 1976, Kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang saat itu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan pada tanggal 1 April 1994 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 758/KMK.01/1993 tanggal 03 Agustus 1993. Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi para wajib pajak wilayah Kotamadya Medan, Binjai dan sekitarnya maka Wilayah Kantor Pelayanan Pajak dibagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat.

Kemudian dengan SK Nomor 94//KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 terhitung mulai 1 April Kantor Pelayanan Pajak di Medan dipecah menjadi 4 (empat) Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

(2)

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai.

Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 perihal Kantor Pelayanan Pajak, jajaran kantor wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara Bagian Utara (KANWIL I DJP SUMBAGUT) terhitung 1 Januari 2002 Kantor Pelayanan Pajak Medan diubah menjadi 6 (enam) Kantor Pelayanan Pajak, meliputi:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30A Medan.

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30A Medan.

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, berdomisili di Jl. Sukamulia No. 17A Medan.

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30A Medan.

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, berdomisili di Jl. Asrama No. 7A Medan.

6. Kantor Pelayanan Pajak Binjai, berdomisili di Jl.Jambi No.1 Rambung Barat Binjai.

(3)

telah berubahnya sebagian garis instruksi, dan juga terbentuknya Kantor-Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Kantor Pelayanan Pajak Binjai yang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/KMK-01/1994 tanggal 29 Maret 1994 memiliki wilayah kerja sebagai berikut :

1. Kotamadya Binjai 2. Kabupaten Langkat 3. Kabupaten Deli Serdang a. Kecamatan Labuhan Deli b. Kecamatan Sunggal c. Kecamatan Pancur Batu d. Kecamatan Hamparan Perak e. Kecamatan Sibolangit f. Kecamatan Kutalimbaru 4. Kabupaten Tanah Karo.

(4)

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara, maka Kantor Pelayanan Pajak Binjai berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai yang artinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai telah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Modern dimana pelayanan perpajakan telah menjadi pelayanan satu atap.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki wilayah kerja sebagai berikut:

a. Kotamadya Binjai b. Kabupaten Langkat

Seiring perubahan organisasi Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, pelayanan Perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di kota Binjai telah diserahkan Pemerintah Daerah terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013.

G. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1. Kedudukan

(5)

2. Tugas

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tanggal Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Bea Masuk (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki fungsi:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. Penyuluhan perpajakan;

e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak;

f. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; g. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

(6)

j. Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi; k. Pembetulan ketetapan pajak;

l. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

m. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak. 4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah: a. Subbagian Umum

Subbagian Umum memiliki tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

c. Seksi Pelayanan

(7)

lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

d. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. e. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, eksi Pengawasan dan Konsultasi III

(8)

kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajakdalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

H. Mandat yang Dibebankan

Dalam melaksanakan tugas sebagai pengemban penerimaan APBN, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sebagai instansi vertikal di bawah Direktorat Jenderal Pajak, secara langsung mendapat mandat mengumpulkan dana bagi pembiayaan Negara (APBN). Sebagaimana telah ditetapkan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, besarnya beban yang diberikan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai pada tahun anggaran 2012 sebesar Rp 295.610.000.000,00 I. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Aspek kepegawaian yang mendukung operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Laki- laki

Perempuan

(9)

2. Berdasarkan Jabatan

3. Berdasarkan Seksi

Seksi Jumlah Subbag Umum

(10)

4. Berdasarkan Pangkat dan Golongan

J. Peran Strategis Kantor Pelayanan Pajak Pratama BInjai

Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki peran strategis sebagai institusi pengelola administrasi penerimaan pajak yang bertugas mengumpulkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ./2008 tanggal 19 Mei 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki wilayah kerja yaitu Kotamadya Binjai dan Kabupaten Langkat. Kedua wilayah kerja ini merupakan daerah yang cukup strategis bagi pelaku bisnis sebab letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Medan. Diharapkan seiring berjalannya waktu, kawasan ini terus berkembang menjadi sentra usaha dan industri seperti pusat pabrik produksi, perdagangan, serta pengembangan wirausaha.

Golongan Jumlah

IV III II

I

(11)

1. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak 1.1. Visi

Visi adalah gambaran keadaan organisasi yang ingin dicapai di masa datang yang merupakan arahan yang bersifat menyeluruh bagi organisasi. Visi Direktorat Jnderal Pajak adalah “Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara”. Visi tersebut merefleksikan cita-cita Direktorat Jenderal Pajak untuk menjadi institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang efektif dan efisien.

Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji. Selain itu memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial.

1.2. Misi

(12)

Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak sebagai penghimpun penerimaan negara di bidang perpajakan.

2. Tujuan

Tujuan adalah pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka panjang atau menengah dan merupakan penjabaran dari visi dan harus konsisten dengan misi organisasi. Adapun tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah:

a. Peningkatan pelayanan perpajakan.

b. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui pengawasan dan penegakan hukum. c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi melalui reformasi dan

modernisasi.

d. Peningkatan profesionalisme dan integritas Sumber Daya Manusia.

(13)

3. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan dan merupakan pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu relatif pendek dan merupakan tujuan yang bersifat operasional. Sasaran merupakan bagian integrasi dalam proses perencanaan strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur dan menantang namun dapat dicapai, berorientasi pada hasil dalam periode 1 (satu) tahun.

Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat operasional yang memenuhi kriteria sebagai berikut (SMART) : specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant (berkaitan), dan time phase (berdasarkan jangka waktu).

Berdasarkan hal tersebut diatas sasaran strategis sesuai inisiatif srategis Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

a. Sasaran Strategis 1 (satu) yaitu Penataan struktur organisasi yang efektif. b. Sasaran Strategis 2 (dua) yaitu Sistem manajemen yang handal.

4. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi.

(14)

sebagaimana tertuang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi setiap kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan.

Referensi

Dokumen terkait

64 www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/p6qks5377.. Apabila melakukan pengajuan maka nominal yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah kelompok. Selain itu pembiayaan qard{

Hipotesis penelitian kelima dapat dijelaskan adanya perbedaan rata-rata ini bahwa ada perbedaan sikap yang sangat bermakna (p = 0,005) tentang perawatan dan pengobatan

3) Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut atau apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus

Dalam hal ini pengaruh luas tutupan hutan tidak berpengaruh nyata dengan angka kesakitan malaria seperti dicerminkan oleh nilai P value sebesar 0,125 Lain halnya

Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram kertas. ) menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dalam

Secara statistik tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR namun secara tidak langsung wanita dengan paritas tinggi merupakan faktor resiko dari

atau interview dengan guru matematika untuk mengetahui dua kelas yang homogen, maka sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII E yang terdirif. dari 31 siswa dan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai resistivitas dan chargeabilitas batuan bawah permukaan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang merupakan dugaan