• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : stimulasi, orang tua, tingkat perkembangan, motorik kasar, anak prasekolah usia 4-5 tahun LATAR BELAKANG - HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN (Studi Analitik di TK Dharma Wa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kata kunci : stimulasi, orang tua, tingkat perkembangan, motorik kasar, anak prasekolah usia 4-5 tahun LATAR BELAKANG - HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN (Studi Analitik di TK Dharma Wa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

(Studi Analitik di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Tahun 2014)

Widhi Sumirat

Dosen Akper Pamenang Pare

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi.

Metode penelitiannya adalah analitik, adapun sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan observasi kemudian dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 12. Data yang telah ditabulasikan disajikan dalam bentuk diagram pie dan tabel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun.

Hasil penelitian ini adalah jika diberikan selalu stimulasi hasilnya baik yaitu 1 (8,33%), diberikan sering stimulasi hasilnya baik 3 (25%), diberikan sering stimulasi hasilnya cukup 2 (16,7%), diberikan kadang-kadang stimulasi hasilnya cukup sebanyak 3 (25%), diberikan kadang-kadang stimulasi hasilnya kurang sebanyak 3 (25%). Maka dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa orang tua yang selalu atau sering memberikan stimulasi maka perkembangan motorik kasarnya baik, tapi jika orang tua hanya memberikan stimulasi kadang-kadang maka perkembanagn motorik kasarnya kurang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa H1diterima dan H0ditolak, ini dapat diartikan bahwa ada

pengaruh stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun.

Kata kunci : stimulasi, orang tua, tingkat perkembangan, motorik kasar, anak prasekolah usia 4-5 tahun

LATAR BELAKANG

Perkembangan motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, melompat dengan satu kaki, dan sebagainya. (Depkes RI, 2005) Usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun, dan biasanya mengikuti program prasekolah. Pada usia ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik. Proses pematangan dan belajar pada perkembangan selalu mempengaruhi perubahan dan perkembangan anak. Setiap anak memiliki perkembangan motorik kasar yang berbeda-beda menurut usianya. Pada usia 4-5 tahun anak lebih mudah untuk diarahkan, diamati dan diobservasi. Sekarang banyak kita temui atau lihat di lingkungan sekitar bahwa banyak anak prasekolah yang tingkat

pertumbuhan dan perkembangan kurang optimal. (Nursalam, 2005).

Perkembangan motorik kasar kurang optimal akan mempengaruhi kepribadian anak. Anak akan merasa kurang percaya diri, ragu-ragu dalam bertindak, kurang bahagia dalam bermain. Keterlambatan perkembangan motorik kasar berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik kasar sehingga mengalami kerugian pada saat mereka mulai bermain dengan anak lainnya. (Djphie, 2009)

Kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan pertumbuhan perkembangan anak secara komperhensip dan berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan pertumbuhan perkembangan balita dilakukan pada

(2)

tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14%. (Dinkes, 2008) Berdasarkan hasil survey yang peneliti lakukan pada tanggal 12 septembar 2013 di TK Dharma Wanita di Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri dari 27 anak yang tidak mengikuti senam ada 2 anak dan anak yang waktu istirahat tidak ikut bermain dengan teman-temannya ada 2 anak. Jadi terdapat 4 anak yang kurang optimal dalam perkembangan stimulasi motorik kasar.

Motorik kasar akan berkembang dengan adanya stimulasi. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-5 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. (Depkes RI, 2005). stimulasi juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar, kurangnya stimulasi akan mempengaruhi keterlambatan dalam motorik kasar yang disebabkan karena kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan motorik kasar, perlindungan orang tua yang berlebih dan kurangnya stimulasi. Pada usia 4-5 tahun anak lebih dewasa, mudah untuk diamati dan diobservasi. (Hurlock, 2002)

Salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya perkembangan motorik kasar pada anak adalah stimulasi yang diberikan orang tua. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurang stimulasi dari orang tua mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak. (Depkes RI, 2005)

Untuk mendukung perkembangan motorik kasar pada anak sebaiknya perlu adanya stimulasi-stimulasi agar mencapai perkembangan yang optimal. Dalam hal ini perlu adanya tindakan oleh perawat untuk memberikan motivasi kepada orang tua agar memperhatikan perkembangan anaknya, khususnya perkembangan motorik kasar misalnya dengan memberikan informasi kepada orang tua tentang dampak yang akan terjadi bila tidak

stimulasi dengan lompat dengan satu kaki, lompat jauh, berayun-ayun, memenjat, dan biasa dengan cara latihan dan bermain. Sehingga anak yang dapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kuarang mendapat stimulasi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“Hubungan Stimulasi Orang tua terhadap Tingkat

Perkembangan Motorik Kasar Anak Prasekolah yang Berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing

Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri”.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah inti fenomena permasalahan yang akan di teliti. (Anas Tamsuri, 2013) Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah dari penelitian yaitu apakah ada hubungan stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri ?”.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi stimulasi orang tua yang diberikan kepada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

b. Mengidentifikasi perkembangan motorik kasar anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

c. Menganalisis hubungan stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

Desain Penelitian

(3)

pada saat peneliti diamati pada waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2010).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah stimulasi orang tua, dan variabel terikatnya yaitu perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dan anak prasekolah pada kelas A di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri sebanyak 27 anak.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dan jumlah sampel adalah sebagian orang tua dan anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri sebanyak 12 anak.

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pada kehendak peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Pengolahan data dilakukan melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding),tabulatingdanscoring. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk melihat adanya pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun dengan dilakukan perhitunganCrosstabs. Crosstabsadalah suatutable

yang menyajikan data dari dua variable secara silang.

Hasil Penelitian 1. Data Umum

a. Umur orang tua

Berdasarkan gambar diatas dari total 12 responden yang berumur 21-25 tahun sebanyak 3 responden (25%), berumur 26-30 tahun sebanyak 5 responden (42 %), dan berumur 31-35 tahun sebanyak 5 responden (33%).

b. Jenis kelamin orang tua

Berdasarkan gambar diatas dari total 12 orang tua didapatkan berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9 orang tua (75 %) dan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 3 orang tua (25 %). c. Pendidikan orang tua

Berdasarkan gambar diatas dari total 12 responden didapatkan berpendidikan SMP sebanyak 5 responden (42%) dan yang berpendidikan SMA sebanyak 7 responden (58 %).

d. Pekerjaan orang tua

Berdasarkan gambar diatas dari total 12 responden didapatkan yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 6 responden (50%), sedangkan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 4 responden (33%), yang bekerja sebagai swasta sebanyak 2 responden (17%).

e. Sumber informasi

(4)

f. Pernah dirawat

Berdasarkan gambar diatas dari total 12 responden didapatkan tidak pernah di rawat di Rumah Sakit sebanyak 9 anak (75 %) dan yang pernah di rawat di Rumah Sakit sebanyak 3 anak (25 %).

2. Data Khusus

a. Stimulasi orang tua yang mempunyai anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden yang melakukan stimulasi kadang-kadang sebanyak 6 responden (50%), sedangkan yang melakukan stimulasi sering sebanyak 5 responden (42%), dan yang selalu melakukan stimulasi sebanyak 1 responden (8%).

b. Perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar pada anak yang berkriteria hasil baik sebanyak 4 anak (33%), sedangkan yang berkriteria hasil cukup sebanyak 5 anak (42%), dan yang berkriteria hasil kurang sebanyak 3 anak (25%).

c. Hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun

No. Tingkat perkembangan motorik kasar anak

Stimulasi orang tua

Baik Cukup Kurang Ʃ

1 Selalu 1 8,33%

0 0%

0 0%

1 8,33% 2 Sering 3

25%

2 16,7%

0 0%

5 41,7% 3 Kadang-kadang 0

0%

3 25%

3 25%

6 50% Total 4

33,33% 5 41,67%

3 25%

12 100%

(5)

Pembahasan

1. Stimulasi orang tua yang mempunyai anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun

Dari data penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden yang melakukan stimulasi kadang-kadang sebanyak 6 responden (50%), sedangkan yang melakukan stimulasi sering sebanyak 5 responden (42%), dan yang selalu melakukan stimulasi sebanyak 1 responden (8%).

Stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan luar anak (Moersintowati, 2002). Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, atau orang dewasa lain disekitar anak. Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi cenderung lebih cepat berkembang. Memberikan stimulasi yang berulang dan terus-menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Nursalam 2005). Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan stimulasi bagi perkembangan anak. Sekarang banyak kita temui atau lihat di lingkungan sekitar bahwa banyak anak prasekolah yang tingkat pertumbuhan dan perkembangan kurang optimal (Nursalam 2005).

Sama halnya disini berdasarkan hasil penelitian didapatkan orang tua yang memberikan stimulasi kadang-kadang menghasilkan perkembangan motorik kasar yang kurang. Stimulasi yang kurang ini karena sumber informasi yang kurang, orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, selain itu juga karena pendidikan orang tua dan usia orang tua yang masih muda. Sehingga anak menjadi kurang percaya diri, malu, dan ragu-ragu dan bertindak. 2. Perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah yang usianya 4-5 tahun

Dari data penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar pada anak yang berkriteria hasil baik sebanyak 4 anak (33%), sedangkan yang berkriteria hasil cukup sebanyak 5 anak (42%), dan yang berkriteria hasil kurang sebanyak 3 anak (25%).

Perkembangan adalah bertanbahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). Pada dasarnya tumbuh

kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum, yaitu : Tumbuh kembang, pola tumbuh kembang, proses tumbuh kembang. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan adalah faktor eksternal dan internal (Nursalam 2005).

Didapatkan hasil penelitian ada anak yang kurang dalam perkembangan motorik kasarnya ini karena orang tua yang kadang-kadang atau jarang memberikan stimulasi. Perkembangan akan berlangsung secara berurutan. Oleh karena itu orang tua atau keluarga hendaknya memberikan stimulasi sesuai dengan kelompok usianya. Anak yang perkembangan motorik kasarnya kurang selain dipengaruhi oleh stimulasi juga dipengaruhi oleh anak yang pernah dirawat dan perlindungan orang tua yang berlebihan, selain itu juga karena orang tua lebih mengutamakan perkembangan motorik halus dari pada motorik kasar.

3. Hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang berusia 4-5 tahun

Berdasarkan Dari data penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang selalu atau sering memberikan stimulasi yang baik maka perkembangan motorik kasarnya baik atau normal, sedangkan orang tua yang kadang-kadang memberikan stimulasi maka perkembangan motorik kasarnya kurang yaitu sebanyak 3 responden (25%).

Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot basar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. (Depkes RI, 2005) Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan oleh orang tua / keluarga sesuai dengan pemberian kelompok umur stimulasi anak (Depkes RI, 2005).

(6)

Kesimpulan

1. Stimulasi orang tua dari 12 responden yang melakukan stimulasi kadang-kadang sebanyak 6 responden (50%), sedangkan yang melakukan stimulasi sering sebanyak 5 responden (42%), dan yang selalu melakukan stimulasi sebanyak 1 responden (8%).

2. Perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun dari 12 responden perkembangan motorik kasar pada anak yang berkriteria hasil baik sebanyak 4 anak (33%), sedangkan yang berkriteria hasil cukup sebanyak 5 anak (42%), dan yang berkriteria hasil kurang sebanyak 3 anak (25%).

3. Ada hubungan antara stimulasi orang tua terhadap tingkat perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah yang usianya 4-5 tahun dimana orang tua yang selalu atau sering memberikan stimulasi yang baik maka perkembangan motorik kasarnya baik atau normal, sedangkan orang tua yang kadang-kadang memberikan stimulasi maka perkembangan motorik kasarnya kurang.

Saran

1. Bagi Responden

Disarankan untuk responden di TK Dharma Wanita Dusun Baran Desa Blimbing Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri diharapkan untuk menambah wawasan untuk perkembangan anaknya, terutama perkembangan motorik kasar. 2. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan bagi tempat penelitian untuk lebih memanfaatkan permainan yang ada di tempat tersebut. Dan lebih menstimulasi murid-muridnya untuk terus belajar.

3. Bagi Instalasi Pendidikan

Disarankan agar dapat sebagai referensi bagi instalasi pendidikan keperawatan dengan tujuan untuk pengembangan pembelajaran dalam bidang gerontologi.

4. Bagi Peneliti

Disarankan bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dan memperluas pengetahuan dalam menetapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah ke dalam tatanan nyata sehingga dapat memahami pengetahuan dan keterampilan dam bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Departeman Kesehatan RI Jakarta

Djphie. 2009. Perkembangan Motorik.

http://djphie.wordpress.com (download : 18 September 2013)

Handayani. 2010. Pengertian Modus. http://www.eccyhandayani.blogspot.com

(download : 11 November 2013)

Harlock,B.elizabeth. 2002.Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga

Indah. 2013. Perkembangan Anak Prasekolah. http://indahpurnama.blogspot.com

(download : 28 September 2013)

Lieliyen. 2012. Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi. http://lieliyen.blogspot.com

(download : 28 September 2013)

Moersintowarti. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1. Jakarta : Sagung Seto

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2005. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang, normal, dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus anak. prasekolah usia 4-6 tahun di Yogyakarta.

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemampuan Motorik

Hasil uji statistik diperoleh nilai = 0,000 < = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik anak prasekolah

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Hubungan Stimulasi Motorik Kasar Dengan Perkembangan Anak Balita 3-5 Tahun Di Posyandu Kelurahan Mangunsuman

Hasil penelitian tentang Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi motorik kasar anak adalah baik sebanyak 28 ibu (53,8%), tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 2-3

distimulasi untuk perkembangannya, 10 orang tua menerapkan pola pengasuhan permisif (liberal) dimana 9 anak perkembangan motorik kasarnya normal karena orang tua selalu

Adanya hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di Posyandu Kalisonggo Kecamatan Dau maka yang perlu dilakukan orang tua