• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3 - 5 TAHUN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3 - 5 TAHUN)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA

ANAK USIA PRASEKOLAH (3 - 5 TAHUN)

Erwin Yektiningsih*, Munika Erviana.** *) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri **) Perawat Puskesmas Plosoklaten - Kediri

Development fine motor adaptive is something which have correlation with ability of preschool child to observe something and do some movement which is involve of certain body parts and small muscles, need some accurate coordination, also doesn’t need to much power. The purpose of this research is to know the correlation of parent’s stimulation to development fine motor adaptive for preschool 3-5 years.

Design of this research is using analytic cross sectional with purposive sampling technic. The process of taking data were used quesioner and some observation, than in this research could get 27 respondents and 15 sample of respondents. Data which have tabulation presented in form of pie diagram and column.

The results of research showed that the parent’s give stimulation for always 3 respondents (20%), for often 4 respondents (26,7%), for sometimes 4 respondents (26,7%), for never 4 respondents (26,7%). And development fine motor adaptive for child normal 4 respondents (27%), for unsertain 8 respondents (53%), for deviation 3 respondents (20%). While the parent’s that always give stimulation for child could produce development fine motor adaptive normal for 2 respondents (13,3%) and parent’s who nevergive stimulation for child could produce development fine motor adaptive in uncertain for 3 respondents (20%). The research result was done by data counting used spearman rho with signified value (p=0,688) < (a=0,01) that meaned H1 is accept and Ho is unaccept.

According from above research we can concluded that there is a correlation of parent’s stimulation to development fine motor adaptive for preschool 3-5 year.

Keyword : Stimulation, Parent’s, Development, Fine Motor Adaptive, Preschool 3-5 Years.

Latar Belakang

Perkembangan motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,memerlukan koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga (Nursalam, 2005). Usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-5 tahun, mereka biasanya mengikuti program prasekolah. Pada usia ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik. Proses pematangan dan belajar pada perkembangan selalu mempengaruhi perubahan dan perkembangan anak. Sekarang banyak kita temui atau lihat di lingkungan sekitar bahwa banyak anak-anak yang berumur 3-5 tahun tingkat pertumbuhan dan perkembangan kurang optimal (Nursalam,2005).

Perkembangan motorik halus kurang optimal akan mempengaruhi konsep diri anak, dan sering menimbulkan masalah perilaku dan emosi. Karena

secara tidak langsung anak tidak menguasai tugas perkembangan yang diharapkan oleh kelompok sosialnya, terutama bagi penyesuaiaan sosial dan pribadi anak yang baik.Keterlambatan perkembangan motorik halus berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik halus sehingga mengalami kerugian pada saat merka mulai bermain dengan anak lainnya (Djphie, 2009).

(2)

juta anak mengalami gangguan (UNICEF, 2005). Dinkes propinsi jatim terdapat 2% / 1700 anak mengalami gangguan motorik halus mengalami. Berdasarkan kejadian di TK Dharma Wanita Punjul II di Dsn. Darungan Ds. Punjul Kec. Plosoklaten Kab.Kediri diketahui 10 anak (10%) saat pembelajaran anak hanya diam, tidak bisa menirukan apa yang dicontohkan guru seperti meniru garis vertikal dan lingkaran. Dari hasil pengamatan teryata anak diantar oleh orang lain bukan orang tua kandung. Motorik halus akan berkembang dengan adanya stimulasi. Stimulasi adalah perangsangan dan latihan -latihan terhadap kepandaian anak yang datang dari lingkungan luar anak (Moersintowarti, 2002). Stimulasi juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus, kurangnya stimulasi akan mempengaruhi terlambatnya motorik halus yang disebabkan gangguan organis di otak yang berupa gangguan di pusat-pusat tertentu yang mengalami kesulitan meski sudah terlatih (Tedjasaputra, 2003). Keterlambatan tersebut juga sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan motorik halus, perlindungan orang tua yang berlebihan atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya dan kurangnya stimulasi (Hurlock, 2002).

Salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya perkembangan motorik halus pada anak adalah stimulasi yang diberikan orang tua. Karena orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsangan/stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan. Stimulasi ini harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang,metode bermain dan lain - lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak (Dinkes, 2007)

Untuk mendukung perkembangan motorik halus pada anak sebaiknya perlu adanya stimulasi-stimulasi agar mencapai perkembangan yang optimal. Dalam hal ini perlu adanya tindakan oleh perawat untuk memberikan motivasi kepada orang tua agar memperhatikan perkembangan anaknya, khususnya perkembangan motorik halus misalnya dengan memberikan informasi kepada orang tua tentang dampak yang akan terjadi bila tidak memperhatikan perkembangan anak. Ada beberapa stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain:mengajak

anak menulis dan menggambar, bisa dengan cara pemberian stimulasi dan latihan. Sehingga anak yang dapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang di bandingkan anak yang kurang mendapat stimulasi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“Hubungan stimulasi orang tua terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut“

Apakah ada hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri? ”.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi stimulasi oleh orang tua pada anak prasekolah 3 - 5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. b. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus

pada anak prasekolah 3 - 5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

c. Menganalisa hubungan stimulasi oleh orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

Desain Penelitian

(3)

dependennya adalah perkembangan motorik halus pada anak prasekolah usia 3-5 tahun, Populasi dalam penelitian ini adalah Semua orang tua dan anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri sebanyak 27 anak, sedangkan sampelnya berjumlah 15 anak dengan purposive sampling. Untuk mengetahui hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisa tabulasi silang serta Spearman Rho, dicari koefisien asosiasi dengan ρ value, taraf signifikan @ = 0,05. Hasilnya koefisien ρ value < @ = 0,05, H0 ditolak (ada pengaruh).

Hasil Penelitian

1. Data Umum Orang Tua a. Umur

Umur responden (orang tua) di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagaram di bawah ini

Diagram 1 Umur responden (orang tua) di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan paling besar responden berumur 26-30 tahun sebanyak 6 responden (40%).

b. Pendidikan

Pendidikan orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Diagram 2 Pendidikan orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan paling besar responden berpendidikan SMA Sebanyak 6 responden (40%).

c. Pekerjaan

Pekerjaan Orang Tua yang mempunyai anak usia Prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Diagram 3 Pekerjaan Orang Tua yang mempunyai anak usia Prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan sebagian besar responden Ibu Rumah Tangga sebanyak 9 responden (60%).

d. Sumber Informasi

(4)

Diagram 4 Sumber informasi orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan sebagian besar responden pernah mendapat informasi sebanyak 10 responden (67%).

e. Pernah dirawat

Anak di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang pernah dirawat di Rumah Sakit dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Diagram 5 Anak di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang pernah dirawat di Rumah Sakit Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 5 menunjukkan sebagian besar responden tidak pernah di rawat di Rumah Sakit sebanyak 10 responden (67%).

f. Jenis Kelamin Anak

Jenis kelamin anak di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Diagram 6 Jenis kelamin anak di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 6 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden (67%).

g. Stimulasi Oleh Orang Tua Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun).

Stimulasi oleh orang tua di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat dari diagram di bawah ini

Diagram 7 Stimulasi oleh orang tua di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan diagram 7 menunjukkan hampir sama stimulasi sering, kadang-kadang, dan tidak pernah sebanyak 4 responden (26,7%).

h. Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun)

(5)

Diagram 8. Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun di TK Dharma Wanita Punjul II Dusun Darungan Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan diagram 8 menunjukkan sebagian besar perkembangan motorik halus pada anak meragukan sebanyak 8 responden (53%). i. Hubungan Stimulasi Oleh Orang Tua Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah 3-5 Tahun

Tabel 1. Tabulasi Silang Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah 3-5 Tahun.

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan orang tua yang selalu memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus anak normal sebanyak 2 responden (13,3%), sedangkan orang tua yang tidak pernah memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus meragukan sebanyak 3 responden (20%). Dari data yang didapatkan kemudian diolah dengan statistik non parametrik spearman rho dengan menggunakan bantuan SPSS II for windows dengan nilai signifikasi ( p = 0,688 ) < ( a = 0,01) maka H1 diterima dan H0 ditolak dapat diartikan ada hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun

Pembahasan

1. Stimulasi orang tua

Berdasarkan diagram 4.7 dari total 15 responden didapatkan yang melakukan stimulasi

selalu sebanyak 3 responden (20%), dan yang melakukan stimulasi sering sebanyak 4 responden (26,7%), dan yang melakukan stimulasi kadang-kadang sebanyak 4 responden (26,7%), dan yang tidak melakukan stimulasi sebanyak 4 responden (26,7%).

Menurut Aqila Putri (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya, diantaranya adalah pekerjaan, pendidikan, waktu, status ekonomi, dan lingkungan. Faktor – faktor ini saling berkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain, sehingga bila salah satu faktor diatas tidak terlaksana dan terencana dengan baik maka bisa mengganggu aspek pemberian stimulasi.

Sedangkan faktor yang menyebabkan kurangnya stimulasi adalah kurangnya waktu yang berkualitas dalam stimulasi dan intensitas stimulasi yang kurang kepada anak. Selain waktu yang berkualitas faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian stimulasi oleh orang tua diantaranya usia atau kematangan serta pengalaman ibu, pekerjaan, pendidikan, sosial ekonomi, sarana dan prasarana, serta lingkungan. Dalam hal ini stimulasi yang diberikan kurang disebabkan karena pendidikan dari ibu yang masih belum mengerti bagaimanakah cara yang baik dan benar dalam memberikan stimulasi sosial kepada anaknya, karena responden adalah masyarakat yang tinggal di desa dan dasarnya adalah seorang ibu –ibu, akses yang digunakan guna mendapatkan informasi terutama adalah televise dan apa yang diajarkan oleh orang tua dari ibu tersebut atau bisa berdasarkan dengan pengalaman yang ada. Sosial ekonomi seorang ibu berpengaruh dalam pemberian stimulasi karena dengan rendahnya sosial ekonomi akan mempengaruhi pendidikan yang didapatkan seorang ibu dan kelengkapan sarana prasarana guna memberikan stimulasi yang baik kepada anak.

Untuk itu para orang tua terutama seorang ibu yang lebih sering bersama dengan anak diharapkan memberikan stimulasi dengan baik dan sering untuk mencapai perkembangan anak yang norml dan baik untuk tahap perkembangan anak yang selanjutnya, serta lebih banyak

(6)

mencari sumber informasi untuk mendapatkan cara stimulasi yang sesuai dengan usia anak. 2. Perkembangan motorik halus pada anak usia

prasekolah 3-5 tahun

Berdasarkan diagram 8 dari total 15 responden didapatkan bahwa perkembangan motorik halus pada anak yang berkriteria normal senbanyak 4 responden (27%), dan yang berkriteria meragukan sebanyak 8 responden (53%), dan yang berkriteria penyimpangan sebanyak 3 responden (20%).

Perkembangan motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, dan menulis (Dep Kes RI, 2007).

Perkembangan motorik halus yang menyimpang dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya faktor Perkembangan sistim Saraf karena sistim saraflah yang mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia, Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak, Keinginan anak yang memotifasinya untuk bergerak karena etika anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Karena semakin dilatih kemampuan motorik anak akan semakin meningkat, Lingkungan yang mendukung.Aspek psikologis anak,Umur, Jenis kelamin,Kelainan kromosom.

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan seorang anak akan berjalan sesuai dengan mestinya apabila dimbangi dengan pemberian kebebasan, pengertian dan fasilitas oleh orang tua dengan baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu bagi orang tua diharapkan lebih banyak meluangkan waktu kepada anaknya sehingga pemberian stimulasi bisa diberikan kepada anak secara rutin agar perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik pula. Kemudian untuk petugas kesehatan agar bisa memberikan penyuluhan tentang perkembangan dan pertumbuhan serta stimulasi guna meningkatkan kesadaran orang tua dalam memberikan stimulus pada anak.

3. Hubungan Stimulasi Oleh Orang Tua terhadap Perkembangan Motorik halus pada anak usia prasekolah (3-5Tahun)

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa orang tua yang selalu memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus anak yang normal sebanyak 2 responden (13,3%), sedangkan orang tua yang tidak pernah memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus yang meragukan sebanyak 3 responden (20%).

Stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari luar lingkungan anak (Moersintowarti 2002). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan , dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensial sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). Sedangkan perkembangan motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga (Nursalam, 2005).

(7)

Kesimpulan

1. Stimulasi oleh orang tua pada anak usia prasekolah 3-5 tahun didapatkan hasil hampir sama stimulasi sering, kadang-kadang, dan tidak pernah sebanyak 26,7%.

2. Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun didapatkan hasil sebagian besar meragukan sebanyak 53%.

3. Orang tua yang selalu memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus anak normal sebanyak 2 responden (13,3%), sedangkan orang tua yang tidak pernah memberikan stimulasi pada anak menghasilkan perkembangan motorik halus meragukan sebanyak 3 responden (20%). Dengan nilai signifikasi ( p = 0,688 ) < ( a = 0,01) maka H1 diterima dan H0 ditolak dapat diartikan ada hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun

Saran

1. Bagi Peneliti Lain

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk sumber tambahan dan sebagai referensi untuk penelitian awal dan selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar Institusi pendidikan menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu wacana baru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan pada umumnya dan asuhan perkembangan anak khususnya tentang hubungan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun. 3. Bagi Tempat Penelitian

Dapat menjadi bahan masukkan untuk meningkatkan mutu dalam memberikan stimulasi terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 3-5 tahun.

4. Bagi Responden

Disarankan agar ibu dapat memberikan stimulasi terhadap perkembangan motorik halus sehingga anak mendapatkan pembelajaran seefektif mungkin dan mencapai perkembangan yang optimai.

DAFTAR PUSTAKA

Al Hidayat, Aziz Alimul. (2003). PengantarIlmu Keperawatan Anak 1. Edisi 1.Jakarta : Salemba Medika.

Ardi Kaptiningsih, dkk. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Tumbuh Kembang Anak. Penerbit : Dekes RI.

Arikunto,Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka cipta.

Aqilqputri. (2009).Stimulasi. Nursing begin. Com. Baraja. (2007). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi.

Jakarta pusat.

Depkes RI. (2007). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Departemen Kesehatan RI Jakarta. Gunarsa,NY.YD Singgih,Gunarsa D Singgih. (2002).

Psikologi Untuk Membimbing Anak PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta Pusat.

Ghanest. (2012). Pengaruh Stimulasi Orang Tua. http//ghanest.blogspot.com (download :13 September 2012).

Harlock,B.elizabeth. (2002). Perkembangan Anak Jilid II.Erlangga Jakarta.

Handayani. (2010). Pengertian Modus. http://www.eccyhandayani.blogspot.com (download : 13 September 2012).

IDIA. (2002). Konsep Perkembangan Anak.Nursing begin.com.

Moersintowarti. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1. Jakarta : Sagung Seto.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2005.Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : salemba Medika.

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika.

Snowman,Biechler. (2004).Konsep Anak Prasekolah. Jakarta Pusat.

Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Suherman. (2008). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.

Gambar

gambar 5
Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Orang tua yang memiliki pengetahuan baik akan dapat melakukan stimulasi perkembangan motorik halus pada anak dengan baik pula, sehingga perkembangan anak akan optimal..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak berusia 0-5

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Induk

Tidak adanya hubungan antara peran orang tua dalam kegiatan bermain dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (5 – 6 tahun) di TK Baptis Setia Bakti Kediri

Penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Orang Tua dalam Menstimulasi dan Intervensi Perkembangan Motorik Halus Anak Cerebral Palsy (CP) Usia 5 Tahun di Desa Jelapat I

Hasil penelitian menunjukkan gambaran kemampuan perkembangan motorik kasar dan motorik halus sesuai dengan usia perkembangan 4-5 tahun, anak usia 4-5 tahun sebanyak 33 anak

Hasil penelitian Siliwir (2017) yang dilakukan di TK Unklab, dari 24 responden penelitian terdapat 20 anak berada pada kategori perkembangan motorik halus dicurigai,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan meronce dengan perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK At-Taqwa. Berdasarkan rumus korelasi