1
FUNGSI SKALAR TERDIFERENSIALKAN,
DIFERENSIAL TOTAL,
ATURAN RANTAI, TURUNAN BERARAH, DAN
FUNGSI IMPLISIT
MAKALAH
Dosen Pengampu: Dra. Emi Pujiastuti, M.Pd
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
KELOMPOK 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Makalah ini akan menyajikan materi tentang keterdiferensialan dan diferensial total
fungsi skalar, aturan rantai, turunan berarah, serta turunan fungsi implisit. Dalam
keterdiferensialkan akan dibahas 6 masalah beserta penyelesaiannya.
Makalah ini akan membahas secara detail materi- materi yang disebutkan diatas. Tidak
hanya definisi atau penjelasannya saja yang akan dibahas, tetapi makalah ini juga akan
memberikan beberapa contoh dan penyelesaiannya serta beberapa latihan sehingga pembaca
dapat paham betul tentang materi tersebut.
B. Prasyarat
Materi prasyarat yang dibutuhkan agar dapat memahami makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Kalkulus 1
2. Kalkulus 2
3. Aljabar Linear Elementer
4. Geometi Dasar
C. Kompetensi dan Indikator Kompetensi :
1. Memahami konsep dan penyelesaian masalah pada keterdiferensialan serta diferensial
total fungsi skalar.
2. Memahami konsep aturan rantai, turunan berarah, serta turunan fungsi implisit.
3. Mengidentifikasi matriks jacobi.
Indikator :
1. Dapat menjelaskan kembali tentang konsep keterdiferensialan dan diferensial total fungsi
skalar.
2. Dapat menjelaskan kembali konsep aturan rantai,turunan berarah, dan turunan fungsi
implisit.
3. Dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan keterdiferensialan, diferensial total,
3 D. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali definisi serta konsep keterdiferensialan dan
diferensial total fungsi skalar.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan keterdiferensialan
dan diferensial total fungsi skalar.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendefinisikan konsep aturan rantai, turunan
4
BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI SKALAR TERDIFERENSIALKAN DAN DIFERENSIAL TOTAL
A. PENGANTAR
Dalam kalkulus, kita ingat kembali bahwa fungsi real yang terdefinisi pada selang
buka yang memuat disebut terdeferensialkan di jika ada.
Bentuk limit ini dapat dituliskan sebagai Dengan
menyamakan penyebut dari bentuk fungsi yang diambil limitnya diperoleh,
Kita akan menyajikan konsep turunan secara lain, untuk itu tulislah
maka diperoleh dengan
.
Situasi fungsi satu peubah yang terdeferensialkan di satu titik diperlihatkan pada gambar 1.
Y
f f(x)= f(a +
x)f x f
y
( ) (a) f (a)
g
xs X
a
x
a +
xx- a
5 Dengan cara mengganti oleh , yang mengakibatkan dapat diganti oleh
, diperoleh bahwa fungsi real terdeferensialkan di jika
.
Bentuk limit ini dapat dituliskan sebagai .
Dengan menyamakan penyebut dari bentuk fungsi yang diambil limitnya, diperoleh
.
Kemudian dengan menuliskan maka diperoleh
dengan . Dari analisis di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan berikut yang
dapat juga digunakan sebagai definisi keterdeferensialan dari satu peubah.
Definisi 3.2.1
Misalkan fungsi satu peubah real terdefinisi pada selang terbuka yang memuat .
1. Fungsi dikatakan terdeferensialkan di jika ada dan terdapat
sehingga memenuhi dengan
. Di sini, diferensial fungsi f di a didefinisikan sebagai
.
2. Fungsi dikatakan terdeferensialkan di jika ada dan terdapat yang
memenuhi dengan . Di
sini diferensial fungsi di didefinisikan sebagai .
Pada konsep diferensial fungsi satu peubah, kita telah mempelajari bahwa untuk
yang cukup kecil, diferensial merupakan suatu hampiran yang
cukup baik untuk , hal ini disebabkan karena .
B. FUNGSI SKALAR TERDIFERENSIALKAN
Pada pasal ini akan diperkenalkan konsep fungsi dua peubah real yang terdiferensialkan di
satu titik pada suatu daerah. Kemudian, konsep keterdiferensialkan fungsi skalar dengan dengan
peubah di
m dibahas sebagai perumuman dari hasil yang diperoleh. Kita mempunyai fungsi dua6 peubah real u
f(
x,
y)
yang terdefinisi pada daerah D
2 dengan fungsi turunan parsial pertama fxdan fy kontinu di titik(
a,
b)
D.
. Dengan menggunakan Teorema Nilai Rata-Rata (TNR) untuk turunan fungsi real, pertambahan
u dari peubah tak bebasnya dapat dituliskan dalam bentuk)
,
(
)
,
(
a x b y f a b fu
(
f(
a
x,
b
y)
f(
a,
b
y)
[
f(
a,
b
y)
f(
a,
b)]
fx(a1x,by)x fy(a,b2y)
Dimana dan besarnya bergantung pada
xdan
y.
Selanjutnya, kekontinuan fungsi di (a,b) mengakibatkan
). , ( ) , (
lim(x,y)(a,b) fx x y fx a b Misalkan dan y
b
y, maka)
,
(
)
,
(
)
0
,
0
(
)
,
(
x
y
x y
a b , sehinggalim(x,y)(0,0) fx(a1x1,by) fx(a,b)Atau
lim
(x,y)(0,0) fx(
a
1
x,
b
y)
fx(a,b)
0
.
Kemudian sebutlah
1
1(
x,
y)
fx(
a
1
x,
b
y)
fx(
a,
b)
, maka 11
,
)
(
,
)
(
a
x b
y
f a b
fx x dengan lim(x,y)(0,0)
1(x,y)0. Dengan cara yang sama kekontinuan fungsi fy di(a,b) mengakibatkan adanya
2
2(
x,
y)
yang memenuhi2
2
)
(
,
)
,
(
a b
y
f a b
fy y dengan
lim
(x,y)(0,0)
2(
x,
y)
0
.Kita tuliskan kesimpulan dari proses ini dalam rumus berikut, yang dikenal sebagai rumus
dasar pertambahan.
Teorema (3.2.2) Rumus Dasar Pertambahan
Jika fungsiu
f(
x,
y)
mempunyai turunan parsial pertamayang kontinu di titik pada daerahD
2 , maka pertambahan
u
f(
a
x,
b
y)
f(
a,
b)
. Dapat ditulis dalam bentuk) , ( ) , ( )
, ( )
,
(a b x f a b y 1 x y 2 x y f
u x y
Dengan lim(x,y)(0,0)
1(x,y)0dan lim(x,y)(0,0)
2(x,y)0.Hasil ini memberikan gagasan pada rancangan keterdeferensialan fungsi dua peubah di satu
titik dan pada suatu daerah yang lengkapnya sebagai berikut.
7
Definisi
Misalkan fungsi dua peubah u
f(
x,
y)
mempunyai turunan parsial pertama di titik(
a,
b)
yang terletak pada daerah D
2.Fungsi dikatakan keterdeferensialan di
(
a,
b)
D jika terdapat fungsi
1
1(
x,
y)
dan)
,
(
2
2
x
y
sehingga pertambahan
u
f(
a
x,
b
y)
f(
a,
b)
dapat ditulis sebagai) , ( ) , ( )
, ( )
,
(a b x f a b y 1 x y 2 x y f
u x y
dengan0 ) , ( lim
dan 0 ) , (
lim(x,y)(0,0)
1 x y (x,y)(0,0)
2 x y .1. Fungsi f dikatakan terdiferensialkan pada daerah D
2 jika fungsi f terdeferensialkan di setiap titik pada daerah .2. Fungsi f dikatakan terdiferensialkan secara kontinu di
(
a,
b)
fungsi f terdeferensialkan di)
,
(
a b dengan fungsi turunan parsial fx dan fy kontinu di titik itu.3. Fungsi dikatakan terdiferensialkan secara kontinu pada daerah D
2 jika fungsi fterdeferensialkan secara kontinu di setiap titik pada daerah .
Dari proses diperolehnya rumus dasar pertambahan dan definisi keterdiferensialan fungsi dua
peubah di
(
a,
b)
kita mempunyai rumus penting berikut. Teorema 3.2.4
Jika fungsi u
f(
x,
y)
mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu di titik(
a,
b)
pada daerah D
2, maka fungsi f terdiferensialkan secara kontinu di titik(
a,
b)
.Selanjutnya kita dapat menuliskan definisi fungsi dua peubah yang terdiferensialkan tanpa
notasi
xdan
y
, untuk itu tulislah
x
x
adan
y
y
-
b
maka fungsi u
f(
x,
y)
terdiferensialkan di
(
a,
b)
jika pertambahan
u
f(
x,
y)
f(
a,
b)
dapat dituliskan sebagai) ( ) ( ) )( , ( ) )( ,
(a b x a f a b y b 1 x a 2 y b f
u x y
di mana
1 dan
2 darib
dan
,
,
y ax dengan lim(x,y)(a,b)
10dan lim(x,y)(a,b)
2 0.Syarat terakhir dapat ditulis dalam bentuk
)
(
)
(
)
)(
,
(
)
)(
,
(
)
,
(
)
,
(
x y f a b f a b x a f a b y b 1 x a 2 y bf
x
y
dengan
1 dan
2mendekati nol untuk
(
x,
y)
(
a,
b)
.8 Perhatikan bahwa pada bentuk ini f(x,y) f(a,b) fx(a,b)(xa) fy(a,b)(yb)
adalah persamaan bidang singgung di titikP
(
a,
b,
f(
a,
b))
pada permukaan u
f(
x,
y)
. Hasil ini merupakan perumuman dari situasi serupa untuk fungsi satu peubah yang terdiferensialkan di , yaitu)
(
)
)(
(
'
)
(
)
(
x f a f a x a x af
dengan mendekati nol untuk x mendekati a. Di sini)
)(
(
'
)
(
)
(
x f a f a x af
adalah persamaan garis singgung pada kurva y
f(x
)
di titik (a,f(a)).Seperti pada fungsi real, setiap fungsi dua peubah yang terdiferensialkan di suatu titik itu.
Berikut ini adalah rumus penting tersebut beserta pembuktiannya.
Teorema 3.2.5
Jika fungsi dua peubah u
f(
x,
y)
terdiferensialkan di f(
a,
b)
pada daerah , maka fungsi kontinu di(
a,
b)
.Bukti:
Karena fungsi f terdiferensialkan di titik
(
a,
b)
, makay y x x
y x y
b a f x b a f
u x y
( , ) ( , )
1( , )
2( , ) dengan0 ) , (
lim(x,y)(0,0)
1 x y dan lim(x,y)(0,0)
2(x,y)0 . Ini mengakibatkan. 0 lim(x,y)(0,0)u
Karena
u
f(
a
x,
b
y)
f(
a,
b),
maka dari bentuk limit ini diperoleh)
,
(
)
,
(
)
0
,
0
(
,
y x y a bx
yang langsung membawa kita sampai pada hasil.
)
,
(
)
,
(
lim
(x,y)(a,b) f x y
f a b .Ini berarti bahwa fungsi f kontinu di
(
a,
b)
, dengan demikian terbuktilah yangdiinginkan.■
Catatan Kebalikan Teorema 3.2.5 tidak benar lagi, sebagai contoh pengangkal, fungsi
)
,
(
x yf = x2 y2 kontinu di
(
0
,
0
)
tetapi tidak terdiferensialkan di titik itu karena f x(
0
,
0
)
dan f y(
0
,
0
)
tidak ada.Ikhtisar keterdiferensialan fungsi dua peubah yang didasarkan pada Rumus Dasar
Pertambahan diberikan dalam diagram berikut.
Fungsi u = f(x,y) mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu di (a,b) yang terletak pada daerah D
2.9
dan
Dan
RDP: Rumus Dasar Pertambahan
C. KETERDIFERENSIALAN FUNGSI VEKTOR DI RM
Konsep keterdiferensialan fungsi dua peubah yang telah dibahas dapat diperumum untuk
fungsi skalar u = f (X), X suatu titik pada daerah D≤ Rm. Keterdiferensialan fungsi tiga peubah u = f (x,y,z) yang mempunyai turunan parsial di titik (a,b,c) pada daerah D ≤ R3 didefinisikan sebagai berikut. Fungsi f dikatakan terdiferensialkan di (a,b,c) jika terdapat fungsi skalar
2 2 1
1
(
,
,
),
x
y
z
sehingga pertambahan
Dapat ditulis sebagai
dengan
) , (x y f
u f kontinu
di (a,b)
f kontinu pada D
f
terdiferensialkan di (a,b)
f
terdiferensialkan di D
x
f
kontinu di (a,b)
y
f ada di (a,b) x
f ada di (a,b)
y
f
kontinu di (a,b) RDP
f
terdiferensialkan secara kontinu di (a,b)
f
terdiferensialkan secara kontinu di D
10 Keterdiferensialan fungsi skalar u = f (X), X = (x1,x2,…,xm) yang mempunyai turunan parsial
di A = (a1,a2,…,am) pada daerah D ≤ Rm didefinisikan sebagai berikut. fungsi f dikatakan terdiferensialkan di A є D jika terdapat fungsi skalar
sehingga perubahan
)
dapat ditulis sebagai
dengan memenuhi
Sifat keterdiferensialan fungsi dua peubah berlaku juga untuk fungsi skalar yang umum. pada
fungsi skalar u = f(X), X ≤ D ≤ Rm, D suatu daerah di Rm kita juga mempunyai sifat bahwa setiap fungsi skalar yang terdiferensialkan secara kontinu di suatu titik akan terdiferensialkan di titik itu dan
setiap fungsi skalar yang terdiferensialkan di suatu titik akan kontinu di titik itu.
Masalah I
Keterdeferensialan fungsi langsung dari definisinya.
Contoh 3.10. Selidiki keterdeferensialan fungsi
f(x,y) = x2+ y2pada
D f = 2langsung
dengan menggunakan definisinya.
JAWAB
Di sini D
f = 2dan fungsi f kontinu pada D
f(jelaskan mengapa!). misalkan (a,b)
titik sebarang pada
D f, akan diselidiki apakan fungsi f terdeferensialkan di
(a,b). Untukfungsi ini, turunan parsial pertama dan nilainya di (a,b) adalah
f x(x,y) = 2x, f x(a,b) = 2a dan f y(x,y) = -2y , f y(a,b) = -2b
sehinggan pertambahannya adalah
u = f (a+x,b+ y)
–
f(a,b) = ((a+x)2-(b+y)2)–
(a2-b2)= 2ax
–
2by + x2 - y211
u = f x(a,b)x + f y(a,b) y +
ε
1 (x,y)x +ε
2(x,y)ydengan
) 0 , 0 ( ) ,
(x
lim
yε
1(
x,
y) = 0 dan
) 0 , 0 ( ) ,
(x
lim
yε
2(
x,
y) = 0
Gantikan hasil yang diperoleh sebelumnya pada bentuk pertambahan
u, diperoleh
2ax
–
2by + x2 - y2= 2ax–
2by +ε
1 (x,y)x +ε
2(x,y)ysehingga
ε
1 (x,y)x +ε
2(x,y)y = (x)x + (-y)yAmbillah
ε
1 (x,y) =x danε
2(x,y) = -ymaka
ε
1dan
ε
2memenuhi rumus dasar pertambahan dengan
) 0 , 0 ( ) ,
(x
lim
yε
1(x,y) =
) 0 , 0 ( ) ,
(x
lim
y x = 0
dan
) 0 , 0 ( ) ,
(x
lim
yε
2(x,y) =
) 0 , 0 ( ) , (x
lim
y(-y) = 0
Jadi fungsi
f terdiferensialkan di (a,b) D f=2
; dan karena
(a,b) sebarang pada D f, maka fungsi f terdiferensialkan pada D
f.
Masalah 2
Keterdeferensialan fungsi dari kekontinuan
turunan parsial pertamanya
Contoh 3.11. Selidiki apakah fungsi
(a) f (,x,y) = tan
1xy (b) g(x,y) = exy212
JAWAB
(a)
Fungsi
f kontinu pada Df =2
(jelaskan mengapa). Untuk fungsi ini, turunan parsial
pertamanya terhadap x dan y adalah
f x(x,y) = 2 2 1
1 y x
dan f
x(x,y) = 2 21 1
y x
Karena fungsi
fxdan
fykontinu pada
2
(jelaskan mengapa), maka fungsi f
terdiferensialkan pada
2.
(b)
Fungsi
g kontinu pada Dg=2
(jelaskan mengapa). Untuk fungsi ini, turunan parsial
pertamanya terhadap x dan y adalah
gx(x,y) = exy2
dan g
x(x,y) = 2yexy2Karena fungsi
gxdan
gykontinu pada
2
(jelaskan mengapa), maka fungsi
gterdiferensialkan pada
2.
Masalah 3
Ketak-terdeferensilan fungsi di suatu titik dari
ketak-kontinuan fungsinya di titik itu
Contoh 3.12. Tunjukkan fungsi
f(x,y) =
)
0
,
0
(
)
.
(
,
0
)
0
,
0
(
)
,
(
,
4 2
2
y x
y x y x
xy
tidak terdeferensialkan di (0,0).
JAWAB
Fungsi
f terdefinisi pada D f = 2dengan (0,0) suatu titik-titik dari
D f. Kita akan
menyelidiki kekontinuan fungsi f di titik itu.
13
f(0,y) = 2 4
2
0
.
0
y y
= 0sehingga di sepanjang garis ini
) 0 , 0 ( ) ,
(xy
lim
f(x,y) =(x,ylim
)(0,0) 2 4 2y x
xy
=lim
y00 = 0Misalkan (x,y)
(0,0) sepanjang kurva x = y2, maka
f(y2,y) = 4 4
2 2
.
y yy y
= 4 22
y y= 2 1
sehingga di sepanjang garis ini
) 0 , 0 ( ) ,
(xy
lim
f(x,y) =(x,ylim
)(0,0) 2 4 2y x
xy
=lim
y0 21 =
2 1
Karena sepanjang garis
x = 0 dan sepenjang kurva x = y2limit fungsi f untuk (x,y)
(0,0)berbeda, maka
) 0 , 0 ( ) ,
(xy
lim
f(x,y) tidak adaJadi fungsi f tidak kontinu di (0,0), karena itu berdasarkan kontra posisi teorema 3.2.5,
fungsi f tidak terdiferensialkan di (0,0).
Masalah 4
Ketak-tederferensialkan fungsi di suatu titik dari
titik terdapatnya turunan parsial di titik itu
Contoh 3.13. Tunjukkan fungsi
f(x,y) = x (y-1) tidak terdeferensialkan di (0,0).JAWAB
14
Karena
)
dengan limit terakhir tidak ada (jelaskan mengapa), maka fungsi
ftidak terdeferensialkan di
(0,0).
Masalah 5
Ketak-terdeferensialkan fungsi kontinu di suatu titik
langsung dari definisinya
Contoh 3.14. Tunjukkan fungsi
f(x,y) =
kontinu dan mempunyai turunan parsial di (0,0) tetapi tidak terdeferensialkan di titik itu.
JAWAB
Fungsi
f terdefinisi pada D f = 2dengan (0,0) suatu titik-limit dari
D f, akan
ditunjukkan
)
Karena
0
15
maka berdasarkan prinsip apit,
)
Dari sini diperoleh
)
Ini mengakibatkan fungsi f kontinu di (0,0).
Turunan parsial pertama dari fungsi f di (0,0) adalah
fx(0,0) =
Ini berarti bahwa fungsi f mempunyai turunan parsial di (0,0).
Kita tinggal menunjukkan bahwa fungsi f tidak terdiferensialkan di (0,0) dengan cara
kontradiksi. Andaikan fungsi f terdiferensialkan di (0,0), maka terdapat fungsi
1
=
1(x,y) dan
2=
2(x,y)yang memenuhi
y
dengan
0
16
y x
y x
f
(
,
)
1
2
Khususnya untuk
yxdiperoleh fungsi
x
xy x
f
(
,
)
(
1
2)(
)
.
Tetapi menurut definisi fungsi f yang diketahui,
x x
x x x
x x y
x
f
2
.
2
1
2
2
1
2
)
,
(
2
2 2
2
Dari kedua hasil terakhir kita sampai pada kesamaan
x
x
2
.
x2
1
.
)
)(
(
1
2
22 1
2
1
x
Karena
lim 1
00
x
xdan
limx0
2
x 0, maka
22 1 2 2 1 lim lim
0
0 2
1
0
x
x xyang merupakan suatu kontradiksi. Kontradiksi ini disebabkan oleh pengandaian bahwa suatu
fungsi
f terdeferensialkan di (0,0). Dengan demikian kesimpulannya haruslah fungsi f tidakterdiferensialkan di (0,0).
Masalah 6
Keterdiferensialan fungsi di suatu titik tetapi tidak
terdiferensialkan secara kontinu di titik itu
Contoh 3.15. Tunjukkan fungsi
0 ) , ( , 0
) 0 , 0 ( ) , ( , 1 sin
, 2 2
2
y x
y x y x x
17
terdiferensialkan di titik (0,0), tetapi tidak terdiferensialkan secara kontinu di titik itu. (Fungsi
turunan parsial pertama
fxdan
fytidak kontinu di titik (0,0)).
JAWAB
Fungsi
f terdefinisi pada Df
2yang memuat (0,0). Turunan parsial pertama dari
fungsi f terhadap x dan y di (0,0) adalah
x
dengan
0
Gantikan semua informasi yang diketahui pada rumus dasar pertambahan, diperoleh
y
18
Ambillah
kemudian tunjukkan
Dari ketaksamaan
dengan
Maka berdasarkan prinsip apit diperoleh
Akibatnya,
Secara otomatis, karena
, maka
Jadi rumus dasar pertambahan untuk fungsi f
di (0,0) dipenuhi; dengan demikian kita
telah menunjukkan bahwa fungzi f terdiferensialkan di (0,0).
Sekarang kita tunjukkan bahwa fungsi turunan parsial pertama f
x dan fytidak kontinu
di titik (0,0), tentukan dahulu persamaan fungsinya kemudian tunjukkan bahwa limitnya di
(0,0) tidak ada. Setelah bentuk fungsi turunan parsial pertamanya disederhanakan diperoleh
dan
19
Sepanjang garis x = 0:
Sepanjang garis y = 0:
Limit di sepanjang garis y = 0 ini tidak (jelaskan mengapa). Karena itu fungsi f
xtidak kontinu
di (0,0).
Sepanjang garis x = 0
Sepanjang garis y = x:
Limit di sepanjanggaris y = 0 ini tidak ada (jelaskan mengapa). Karena itu fungsi
fxtidak
kontinu di (0,0).
D. DIFERENSIAL TOTAL FUNGSI SKALAR
Kita akan mempelajari konsep diferensial dari fungsi dua peubah, yang dikenal sebagai
diferensial total. Untuk ini perhatikan kembali konsep garis singgung pada fungsi real u
f
x yang terdiferensialkan secara kontinu di titikxa pada selang terbuka D. konsep ini menyatakan bahwa persamaan garis singgung di titik
a,
b,
b
f
a pada kurva adalah
a x a
f b
y
'
Pada situasi ini diferensial dari fungsi f di xa didefinisikan sebagai
a x
dx
dan dy
f'
a x
a
Atau dx
x dan dy
f'
a dxBerdasarkan definisi kita menuliskan
x f a f a x
f a f
a x xf
y
'
.
Dengan
x
0
untuk
x
0
. Karena dy
f'
a
x maka dy merupakan suatu hampiran yang cukup baik untuk pertambahan
y bila
xcukup kecil. Gagasan konsep diferensial fungsi real adalah penghampiran nilai fungsi f
x atau f
a
x
oleh nilai fungsinya20 pada garis singgung di titik
a,
b,
b
f
a . Dengan perkataan lain, kurva f di sekitara
x dihampiri oleh garis lurus yang menyinggung kurvanya di titik
a,
b .Konsep diferensial fungsi dua peubah real dirancang dengan cara yang sama dan hasilnya
dapat diperumum untuk fungsi skalar lainnya. Kita ingat kembali persamaan bidang singgung pada permukaan S
:
u
f
x,
y di titik
a,
b,
c
S, fungsi f terdiferensialkan secara kontinu di titik
a,b adalah z
c
f
a,
b.
X
A
,
X
x,
y dan
a,
batau dalam bentuk komponennya zcf
a,b xa
fy a,b yb
Tulislah
x
x
a dan
y
y
b, maka persamaan bidang singgung pada permukaan S di titik
a,
b,
c
,
c
f
a,
b adalah z f
a,b fx
a,b x fy
a,byBandingkan hasil ini dengan syarat keterdiferensialan secara kontinu dari fungsi
x yf
z
,
di titik
a,
b pada daerah D
R2,
x y f a b f
a b x f
a b y x yf
f x y
, , , ,
1
2fx dan fy kontinu di
a,
b,
1
1
x,
y dan
2
2
x,
y
dengan danKeterdiferensialan secara kontinu menjamin adanya bidang singgung pada permukaan S di
titik
a,
b,
c
. Di sini kita melihat bahwa ruas kanan persamaan bidang singgung merupakan suatuhampiran yang cukup baik untuk ∆f karena pada rumus dasar pertambahan berlaku
1
0
untuk
x,
y
0
,
0
. Berdasarkan kenyataan ini kita mendefinisikan konsep diferensial total fungsi dua peubah sebagai berikut: Definisi
Misalkan fungsi dua peubah u
f
x,
y terdiferensialkan secara kontinu di titik
a,b pada daerah Df R2.1. Diferensial dari peubah bebas x dan y, ditulis dx dan dy, didefinisikan sebagai dx
x dany dy
.2. Diferensial (diferensial total) dari peubah tak bebas u, ditulis du
a,
b atau df
a,
b , didefinisikan sebagai df
a,b fx
a,b dx fy
a,b dy21 Pada definisi ini, diferensial total dari fungsi f di titik
x,y Df adalah
x y f
x ydx f
x y dydf
,
x,
y,
atau disingkat df
fxdx
fydyDari konsep fungsi dua peubah real yang terdiferensialkan secara kontinu di titik (x,y) pada daerah D, diperoleh
f
df
1
x
2
y dengan untuk(
x,
y)
(
0
,
0
)
. Ini berarti bahwa dfmerupakan suatu penaksir yang baik untuk
f .Konsep diferensial total dari fungsi dua peubah dapat diperumum untuk fungsi scalar
m
R D X X f
u
(
),
yang terdiferensialkan secara kontinu pada daerah D. diferensial total dari fungsi tiga peubah u = f(x,y,z) yang terdiferensialkan secara kontinu di titik X
(
a,
b,
c)
pada daerah D didefinisikan sebagai df
fx1dx1
fx2dx2
...
fxmdxmPada contoh berikut dibahas beberapa contoh tentang diferensial total dari fungsi dua peubah
dan diferensial total sebagai suatu hampiran.
Contoh : Diketahui fungsi f
(
x,
y)
xy2
2
x (a). Hitunglah Δf dan df.(b). Hitunglah Δf dan dfdi (4,3) dengan Δx = 0,01 dan Δy = 0,02.
(c). Tanpa menghitungnya secara langsung, taksirlah f (5,12;6,85) dengan diferensial kemudian bandingkan dengan nilai eksaknya.
JAWAB
(a). Fungsi f terdefinisi pada R2, fungsi turunan parsial pertama dari f terhadap peubah x dan y adalah
2 )
,
(x y y2
fx dan fy
(
x,
y)
2
xyKarena fungsi turunan parsial pertama fx dan fy kontinu pada R 2
maka fungsi f terdiferensialkan secara kontinu pada R2.
Pertambahan dari fungsi fdi titik (x,y) є R2 adalah
)
,
(
)
,
(
x x y y f x y ff
(
x
x)(
y
y)
2
2
(
x
x)
(
xy2
2
x)
22
(
y2
2
)
x
(
2
xy)
y
(
y2)
x
(
2
y
x
x
y)
yDiferensial total dari fungsi f di titik (x,y) є R2
adalah
dy xy dx y
df
(
2
2
)
(
2
)
(b).Untuk x=4, y=3, x=-0,01 dan y=0,02 diperoleh
)
3
,
4
(
)
02
,
3
;
99
,
3
(
)
3
,
4
(
)
02
,
0
3
;
01
,
0
4
(
f f ff
=
(
3
,
99
)(
3
,
02
)
2
2
(
3
,
99
)
(
4
,
3
2
2
,
4
)
0
,
410396
dan41
,
0
)
02
.
0
)(
3
,
4
,
2
(
)
01
,
0
)(
2
3
(
2
df
Perhatikan bahwa di sini df merupakan suatu hampiran untuk
f karena
xdan
ycukup kecil.(c).Kita akan menentukan nilai f
(
x
x,
y
y)
untuk x
x
5
,
12
dany
y
6
,
85
. Pilihlahx
5
,
x
0
,
12
,
y
7
dan
y
0
,
15
maka nilai taksiran dari f(
5
,
12
;
6
,
85
)
dengan konsep diferensial adalah f
(
5
,
12
;
6
,
85
)
f(
5
,
7
)
df(
5
,
7
)
)
15
,
0
)(
70
(
)
12
,
0
)(
47
(
235
14
,
130
68
,
4
235
Nilai eksak di titik
(
5
,
12
;
6
,
85
)
(
230
,
0032
)
E. MATRIKS JACOBI
Kita akan menyajikan konsep keterdiferensialan fungsi skalar dengan menggunakan
transformasi linear, hasil yang diperoleh akan diperumum untuk membahas konsep keterdiferensialan
fungsi vektor dengan peubah vektor. Untuk ini perhatikan kembali konsep keterdiferensialan fungsi
skalar di satu titik pada suatu daerah.
Fungsi skalar u
f
X,
X
x1,
x2,
,
xm
yang mempunyai turunan parsial di
a a am
A
1,
2,
,
pada daerahm
D
dikatakan terdiferensialkan di A jika terdapat fungsi
h,
h,
,
hm
1
1 21
, t 1,2,,msehingga pertambahan f dapat ditulis sebagai
a h am hm
f a a am
fx
Ah fx
Ahm h mhmf f
m
a
1 1,, 1, 2,, 1 1 1
dengan
1
0
bila
h1,
h2,
,
hm
0
,
0
,
,
0
,
i
1
,
2
,
,
m23 Kita tuliskan syarat keterdiferensialan ini dengan notasi vektor. Misalkan H
h1,
h2,
,
hm
, makaA
H
a1
h1,
,
am
hm
, sehingga syaratnya dapat dituliskan dalam bentuk
A H
f A f
A H h mhmf
1 1
dengan0
1
bila
h1,
h2,
,
hm
0
,
0
,
,
0
,
i
1
,
2
,
,
msyarat keterdiferensialan terakhir dapat diganti dengan syarat yang lebih kuat, yaitu mengambil
Hm
1
,
dan mengganti h1 oleh H , sehingga diperoleh
A H
f A f
A H H
Hf
dengan
0
0
lim
H H
Perhatikan bahwa syarat yang terakhir selalu mengakibatkan syarat yang di atasnya juga berlaku. Jadi
sekarang kita sampai pada hasil berikut.
Definisi
Fungsi skalar f :DR,D daerah Rm
,
u
f
X dikatakan terdiferensialkan di AD jika terdapat vektor V dan suatu fungsi skalar
H,
H
h1,
h2,
,
hm
yang memenuhi
A H
f A V H H
Hf
dengan
0
0
lim
H H
Pada definisi ini vektor V adalah gradien dari fungsi f di A, yaitu
A
f
A f A f
A
f V
m
x x
x1
,
2,
,
Dengan menggunakan sifat aljabar linear, maka untuk vektor V yang diketahui terdapat suatu transformasi linear L sehingga L
H
V
H . Jadi konsep keterdiferensialan fungsi skalar di satu titik pada suatu daerah dapat ditampilkan dalam bentuk berikut. Definisi
Fungsi skalar f :DR,D daerah Rm
,
u
f
X dikatakan terdiferensialkan di AD jika terdapat transformasi linier L:Rm R dan suatu fungsi skalar
H,
H
h1,
h2,
,
hm
yang memenuhi24
Transformasi linear L dari suatu ruang vektor ke ruang vektor lainnya seringkali ditulis tanpa kurung, yaitu L
H ditulis LH . Dengan cara penulisan seperti ini, syarat keterdiferensialan dari fungsi skalar menjadi
A H
f A LH H
HBentuk terakhir dapat ditulis sebagai
A H
f A Df
AH H
HPerumuman dari hasil yang sedang kita pelajari akan digunakan untuk memperkenalkan
konsep keterdiferensialan dari fungsi vektor dengan peubah vektor yang didefinisikan sebagai berikut.
Definisi
yang memenuhi
A H
F A LH H E
H25 Seperti halnya pada fungsi scalar, jika terdapat tranformasi linear yang berkaitan dengan
fungsi F di A, maka kita menyatakan tranformasi tersebut dengan DF(A) atau F’(A). dengan cara penulisan ini syarat keterdiferensialan dari fungsi vector dengan peubah vector dapat ditampilkan
dalam bentuk
)
Pada situasi ini, vektor F(A+H), F(A) dan E(H) dapat dipandang sebagai matriks berukuran n
X 1, matrika transformasi L berukuran n X m dan vector H sebagai matriks berukuran m X 1. baris
ke-i dari matriks tranformasi L adalah vektor gradien dari komponen fungsi fi(x) di A, yaitu
f1(
A),
i
1
,
2
,...,
n. Dalam bentuk matriks, syarat keterdiferensialan untuk fungsi vektordengan peubah vektor dapat ditulis sebagai
matriks tranformasi L
Matriks transformasi L dinamakan matriks Jacobi dari fungsi F dan ditulis dengan lambang JF(A). Jadi matriks Jacobi dari fungsi F adalah
APerhatikan beberapa contoh berikut tentang menentukan matriks Jacobi dari suatu fungsi
vektor dengan peubah vektor.
26 Contoh : Tentukan matriks Jacobi dari fungsi vektor dengan peubah vector
x y
xy x
y x F
F 1
2 2
2
tan
2
)
,
(
,
:
di titik (1,1).JAWAB : Komponen fungsi vektor dari F adalah f1
(
x,
y)
x2
2
xy dan f2(
x,
y)
ytan
1xMatriks Jacobi dari fungsi F di titik (x,y) 2 adalah
x
x y
x y
x
y f x f
y f x f y x
JF 1
2 2
2 1 1
tan 1
2 2
2 )
, (
Sehingga matriks Jacobi dari fungsi F di titik (1,1) adalah
4
1
2
1
2
0
1
,
1
F
J
SOAL LATIHAN 1
1.
Selidiki apakah
x ye y x
f
(
,
)
2terdiferensialkan pada daerah definisinya!
2.
Tunjukkan bahwa
f(x,y)xey x2ydapat didiferensialkan dimanapun
3.
Tentukan
,
Dyf(x,y,z)dan
jika
dan temukan pula differensial totalnya.
27 ATURAN RANTAI, TURUNAN BERARAH DAN
FUNGSI IMPLISIT
A. PENGANTAR
Aturan rantai untuk fungsi-fungsi komposisi satu peubah sekarang sudah dikenal oleh semua
pembaca. Jika y f(x(t)), dengan f dan
x
keduanya fungsi yang dapat dideferensialkan, makadx du
du dy
dx dy
y' .
B. ATURAN RANTAI
Teorema Aturan Rantai IJika fungsi x= x(t) dan y= y(t) terdiferensialkan di t
D dan fungsi z= f(x,y) terdiferensialkan di (x,y)= (x(t),y(t))
Df , maka fungsi z= g(t)= f(x(t), y(t)) juga terdiferensialkan di t denganaturan :
dt dy y z dt dx x z dt dz
. .
dimana
y z x z
,
dihitung di (x,y)= (x(t),y(t)).Aturan rantai I dapat ditampilkan dalam bentuk diagram pohon berikut
x t
dt dy y z dt dx x z dt dz
.
.
2 peubah
Bukti :
Karena fungsi z= f(x,y) terdiferensialkan di (x,y)Df, maka :
y x y y z x x z
z
.
.
1
2
x
z
y z
dt dx
dt dy
z t
28
Dengan menggunakan semua hasil ini pada bentuk
diperoleh
dt
dipandang sebagai fungsi duua peubah terhadap x dan y untuk x
Teorema aturan rantai I dapat ditulis dalam bentuk perkalian matriks
29 Jika dimisalkan
y z x z X
f t y t x t X X f t g
z
(
)
(
),
(
)
(
(
),
(
)),
'
(
)
Maka aturan rantai I dapat ditulis sebagai
, ) ( ' ). ( '
' f X X t
dt dz
z sama dengan bentuk aturan rantai pada fungsi real.
Contoh : Andaikan z= x3y, dimana x= 2t dan y= t2 tentukan
dt dz
!
Dengan menggunakan aturan rantai I diperoleh :
=(3x2y)(2)+ (x3)(2t)
= 3(2t)2(t2)2+ (2t)32t
= 24t4+ 16t4
= 40t4
Aturan rantai I untuk 3 peubahJika fungsi x= x(t), y= y(t), dan z= z(t) terdiferensialkan di t pada daerah D dan fungsi u= f(x,y,z) terdiferensialkan di (x,y,z)= (x(t),y(t),z(t)) Df maka u sebagai fungsi dari t.
u= g(t)= f(x(t),y(t),z(t)) terdiferensialkan di t D dengan aturan :
dt dz z u dt dy y u dt dx x u dt du
.Contoh : Andaikan w= x2y+ y+ xz dimana x= cos t, y= sin t dan z=t2 . Tentukan !
Penyelesaian : Jelas
dt dz z w dt dy y w dt dx x w dt dw
30
Teorema Aturan Rantai 2
Jika fungsi u u(x,y) dan vv(x,y) terdiferensialkan di titik x0
,
y0pada daerah Df Dalam bentuk diagram pohon dapat digambarkan, sebagai berikut:
x Dipunyai fungsi u dan v terdiferensialkan di xodengan aturan
)
31
Gantikan hasil ini pada fungsi z= g(x,y) yang diketahui kemudian gunakan aturan rantai 1 di titik (u0,v0)dan (x0,y0) maka diperoleh :
Dalam bentuk perkalian matriks, aturan rantai 2 dapat ditulis
Misalkan
))
Sehingga
)
Bentuk ini persis sama dengan aturan rantai pada fungsi real.
Contoh :
Jika w
x2
y2
z2
xy dimana x= st, y= s-t, dan z= s+ 2t, tentukan !32 ( purcel jilid 2, hal: 282 )
Penyelesaian : Dipunyai
33
Teorema Aturan Rantai 3
Misalkan , D daerah di dan , E daerah di sehungga
Jika fungsi F terdiferensialkan di dan fungsi G terdiferensialkan di
maka fungsi komposisi terdiferensialkan di X dengan aturan
( )’ dimana,
.
Dalam bentuk matriks Jacobi, rumus terakhir ditulis sebagai
Diagram panah dari komposisi
G(F(X))
X F(X)
m
F n G P
34 Dengan cara seperti aturan rantai 1 dan 2 , kita dapat menyajikan aturan rantai ini dalam
diagram pohon, yang penggunaanya cukup praktis.
Bukti:
Karena fungsi F terdiferensialkan di maka terdapat suatu transformasi linear
dari ke dari fungsi vektor yang memenuhi
vektor E(H) yang memenuhi
0
Dengan menggunakan G’(F(X)) linear kita sampai pada kesimpulan
)
Dengan menggunakan lemma 3-3-3 yang berbunyi:
35 sehingga memenuhi
)
Ini membuktikan bahwa terdiferensialkan di X dan
)
36 C. TURUNAN BERARAH
Definisi 3.3.5: didefinisikan sebagai :
h
4. Konsep turunan berarah didesain dengan menggunakan limit fungsi satu peubah.
37 Cara menghitung turunan berarah
Turunan berarah dari fungsi z
f(
x,
y)
di titik(
x,
y)
pada suatu daerah D dalam arah2.. Teorema 3.3.6 Menghitung Turunan Berarah dengan Vektor Gradien
Jika fungsi z
f(
x,
y)
terdiferensialkan di titik(
x,
y)
pada daerah D
R2 maka turunan3. Turunan berarah dan bidang singgung permukaan
Syarat terdapatnya bidang singgung pada permukaan s
:
z
f(
x,
y)
di titik(
a,
b,
c)
memuat
(
a,
b)
. Syarat ini memberikan terdapatnya turunan berarah di titik(
a,
b,
c)
untuk sebarang vektor satuan u.4. Turunan berarah sepanjang suatu kurva Definisi 3.3.7
Misal fungsi z= f(x,y) terdefinisi pada daerah D
R2 yang memuat titik A. Turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C
R2 yang melalui A didefinisikan sebagai turunan berarah di A dalam arah vektor singgung satuannya.38 Berdasarkan definisi ini, turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C yang melalui A
adalah
)
(
A uf
, dimana u vektor singgung satuan dari kurva C di titik A.5. Turunan berarah dari fungsi scalar lainnya Definisi 3.3.8
1. Misalkan fungsi tiga peubah u= f(x,y,z) terdefinisi pada daerah D
R3dan u= (u,v,w) vektor satuan di R3, turunan berarah dari fungsi f dalam arah vektor u, ditulis)
,
,
(
x y z uf
didefinisikan sebagai0
lim
)
,
,
(
h z y x u f
h
z y x f hw z hv y hu x
f
(
,
,
)
(
,
,
)
bila limit ini ada.
2. Misalkan fungsi skalar w= f(x), X=
x1,
x2,...,
xm
terdefinisi pada daerah D
Rm dan
u u um
U
1,
2,...,
vektor satuan di R3Turunan berarah dari fungsi f dalam arah vektor u ditulis (x)
u f
, didefinisikan
lim ( ),0 h
hu X f x
u f
h
bila limit ada.
3. Misalkan fungsi tiga peubah u= f(x,y,z) terdefinisi pada daerah D
R3yang memuat A dan kurva C di R3 melalui A.Turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C di titik A didefinisikan sebagai
A u f ,
dimana u suatu garis singgung satuan pada kurva C di titik A.
4. Misalkan fungsi skalar w= f(x), X=
x1,
x2,...,
xm
terdefinisi pada daerah D
Rm yang memuat titik A
a1,
a2,...,
am
dan kurva C di Rm melalui titik A.Turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C di titik A didefinisikan sebagai
A u f ,
dimana u suatu garis singgung satuan pada kurva C di titik A.
Teorema 3.3.9 Menghitung turunan berarah dari fungsi skalar dengan vektor gradien.
39 Jika fungsi skalar fungsi skalar w= f(x), X=
x1,
x2,...,
xm
terdiferensialkan di titik X pada daerah D
Rm dan U
u1,
u2,...,
um
vektor satuan di Um, maka turunan berarah dari fungsi f di titik XD dalam arah vektor satuan u adalah
n
i
i
e x f f
u x f x u f
1
, .
Arti Geometri Turunan Berarah
Arti geometri dari turunan berarah dari fungsi z= f(x,y) di A= (a,b) dalam arah vektor satuan u adalah gradient garis singgung di titik P(a,b,f(a,b)) pada kurva C yang merupakan perpotongan antara permukaan s= z= f(x,y) dengan bidang r yang dibentang oleh garis (k,u) dan melalui titik P.
Contoh soal :
Tentukan turunan bararah dari fungsi f
x,
y
2
x2y
3
y2 dalam arah vektor satuan yang membentuk sudut
6 1
dengan sumbu X positif di titik (x,y) dan di titik (1,-1)!
Penyelesaian : Vektor satuan : v(cos
,sin
)
. 2 1 , 3 2 1
2 1 , 3 2 1
j i
40
D. TURUNAN FUNGSI IMPLISIT
Dipunyai persamaan berbentuk f(x,y)= 0, menyatakan :
o y sebagai fungsi implisit dari x, dan
o x sebagai fungsi implisit dari y.
Fungsi yang disajikan dengan y= f(x), variabel x dan y terpisah di ruas yang berbeda. Fungsi yang disajikan seperti ini disebut fungsi eksplisit. Fungsi yang tidak demikian disebut fungsi implisit.
y sebagai fungsi implisit dari x
Bila fungsinya dituliskan sebagai y= f(x), maka diperoleh F(x,f(x)) = 0. Fungsi F terdiferensialkan di titik (x,y), diperoleh
0
41
x sebagai fungsi implisit dari y
Bila fungsinya dituliskan sebagai x= g(y), maka diperoleh F(g(y),y) = 0. Fungsi F terdiferensialkan di titik (x,y), diperoleh
0
Atau melalui diferensial total
F(x,y)=0 maka d F(x,y)=0
Turunan fungsi implisit dari fungsi 2 peubah termuat secara implisit dalam fungsi 3 peubah.
Misalkan u= F(x,y,z) terdiferensialkan di (x,y,z) pada D
R3, dan diketahui F(x,y,z)=0, maka ada tiga kasus.1). Kasus z = f(x,y)
Diperoleh persamaan F(x,y,f(x,y)) = 0 diperoleh
42
Atau dapat dituliskan
,
Atau dapat dituliskan
,
43
Atau dapat dituliskan
,
Contoh Soal
Jika persamaan
8
x3
9
y3
3
z4
6
xy2
2
xz4 secara implicit mendefinisikan fungsi z= f(x,y) , y= g(x,z) , dan x= h(y,z). tentukan turunan parsial fx, fy, gx, gz, hy, hz!turunan parsial pertama dari fungsi F terhadap peubah x, y, dan z adalah
fx (x,y,z) = 24x2+6y2+2z4
fy (x,y,z) = 27y2+12xy
fz (x,y,z) = 12z3+8xz3
untuk fungsi yang mendefinisikan z= f(x,y), maka
untuk fungsi yang mendefinisikan y= g(x,z) , maka
44
untuk fungsi yang mendefinisikan x= h(y,z), maka
SOAL LATIHAN 2
1.
Dipunyai
s
45
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Koko.1992. Kalkulus Lanjut 1. Bandung: ITB.
Purcell J, dkk. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.