• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN INDEPENDENT SELF CONSTRUAL DAN INT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN INDEPENDENT SELF CONSTRUAL DAN INT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN INDEPENDENT SELF CONSTRUAL DAN INTERDEPENDENT SELF CONSTRUAL TERHADAP BRAND MEANING PADA INDIVIDU

DALAM KOMUNITAS MOBIL

Armita Anastasya Universitas Brawijaya [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to determine the role of independent self construal and interdependent self construal both simultaneously and partially toward brand meaning on individual membership in Mercedes Benz Community Malang Raya. The sample on this research were 80 members of Mercedes Benz Malang Raya. Quantitative methods was used in the research and using purposive sampling as a techniques for collecting data. Data were analyzed by pearson correlation and multiple regression methods. The result showed that independent self construal and interdependent self construal simultaneously have a significant effect toward brand meaning on individual member who joined Mercedes Benz Community Malang Raya chapter. However, interdependent self construal did not have a significant effect toward brand meaning, while independent self construal did partially.

Keyword : Independent Self Construal, Interdependent Self Construal, Brand, Brand Meaning

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan independent self construal dan interdependent self construal baik secara simultan maupun parsial terhadap brand meaning pada individu dalam komunitas mobil Mercedes Benz Malang Raya. Sampel dalam penelitian ini adalah individu yang terdaftar sebagai anggota Mercedes Benz Malang Raya sebanyak 80 orang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data dengan kuisioner menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik korelasi pearson dan uji regresi berganda. Hasilnya, independent self construal dan interdependent self construal secara simultan berpengaruh pada brand meaning yang dimiliki oleh individu dalam komunitas mobil Mercedes Benz Malang Raya. Selain itu, independent self construal secara parsial berpengaruh pada brand meaning yang dimiliki oleh individu. Akan tetapi, interdependent self construal tidak berpengaruh secara parsial terhadap brand meaning yang dimiliki oleh individu yang tergabung dalam komunitas Mercedes Benz Malang Raya.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang kian pesat membuat persaingan produk yang makin ketat khususnya di bidang otomotif. Kebutuhan akan mobil awalnya dikarenakan tuntutan pekerjaan atau okupasi seseorang. Namun, saat ini mobil dianggap kebutuhan bukan saja sebagai sarana transportasi melainkan juga guna meningkatkan status sosial seseorang dan pemuasan kesenangan para pemiliknya yang menjadikan industri otomotif berlomba – lomba untuk membuat kendaraan serta membangun kepercayaan konsumen untuk menggunakan produknya agar produk mobil tersebut diminati para konsumen. Salah satu mobil Eropa yang diminati di Indonesia adalah mobil Mercedes Benz. Menurut Weidner selaku CEO Mercedes Benz Internasional, Indonesia adalah pasar potensial penjualan Mercedez Benz dan tahun 2012 adalah tahun yang baik bagi pertumbuhan Mercedez Benz di Indonesia (Manggala, 2012). Di Malang, menurut Wedyo Kurniawan selaku marketing PT. Hartono Raya, konsumen dari Malang termasuk penyumbang omzet terbesar penjualan mobil Mercedes Benz di Jawa Timur. Dalam kurun waktu empat bulan di awal tahun 2013, telah terjual tiga unit mobil Mercedes Benz dengan tipe klasik dan tipe sport. (Firiana, 2013).

Malang adalah kota kedua yang memiliki berbagai jenis komunitas mobil terbanyak di Jawa Timur. Komunitas Mercedez Benz Malang Raya yang terdaftar di Mercedes Benz Club Indonesia (MBC – INA) di antaranya adalah tipe Mercedes W202, Mercedes Tiger Club, Mercedes W-124 MBCI dan Mercedez Classic/Mini.Peneliti tertarik untuk meneliti di komunitas Mercedes Benz Malang Raya karena di kota yang tidak memiliki dealer dan bengkel resmi, namun masyarakat yang mencintai Mercedes Benz tetap ada dan memiliki solidaritas tinggi dibandingkan dengan komunitas Mercedes Benz yang ada di kota besar, terbukti dengan keakraban sesama anggota dan jalinan komunikasi yang baik antar klub tipe mobil Mercedes yang berbeda.

Kecenderungan pemilik mobil Mercedez Benz untuk bergabung dalam komunitas dikarenakan memiliki hobi atau kegemaran dan kecintaan pada merek yang sama yaitu Mercedes Benz. Merriam Webster (1991) mendefinisikan hobi sebagai aktivitas yang dilakukan secara rutin untuk mendapatkan kesenangan bagi individu dan Michele & Robert (2008) menyatakan bahwa motivasi intrinsik dalam melakukan hobi adalah kecintaan. Hobi dilakukan bukan untuk keuntungan dan penaklukan pada sesuatu melainkan untuk kesenangan.

(3)

Komunitas menjadi sarana berkumpul dan menjadi tempat tukar pikiran informasi seputar kendaraan antara sesama pemilik Mercedes Benz. Bergabung dalam komunitas menjadikan pemilik mengeluarkan dana ekstra untuk perawatan mobil dan iuran keanggotaan, meskipun begitu pemilik mobil Mercedes Benz rela menganggarkan sebagian dananya untuk hobi dan kecintaannya tersebut. Membuat konsumen percaya dan membentuk kecintaan pada sebuah produk, perusahaan harus berusaha membuat diferensiasi produk juga membangun suatu arti dan makna dari produk tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membuat merek dagang. Merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Merek adalah diferensiasi sebuah produk dengan produk lainnya sehingga dapat dikomunikasikan dengan lebih mudah dan efisien kepada konsumen (Susanto & Wijanarko, 2004).

Makna merek atau diistilahkan menjadi brand meaning adalah persepsi pelanggan terhadap pentingnya merek suatu barang atau jasa dan apa saja yang terkait dengan barang atau jasa tersebut (Jasfar, 1999). Menurut Kottler (2002), makna Mercedes Benz menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, dan cepat. Ada tiga komponen penting dalam brand meaning yaitu kecakapan fisik, karakteristik fungsional dan karakteristik produk itu sendiri (Plummer, 1984). Brand meaning didapatkan konsumen melalui pengalaman menggunakan atau dari media promosi. Pengalaman menggunakan bisa membangun makna yang terkandung dalam merek tersebut menjadi sangat dalam bagi individu, ketika produk tersebut dalam penggunaanya baik individu akan cenderung menggunakan produk tersebut kembali.

Brand meaning diasumsikan dapat membangun identitas diri individu dan memungkinkan seseorang untuk membedakan diri, karena beberapa merek tertentu dapat menciptakan suatu kesan lebih baik ketika seseorang menggunakannya. Merek yang banyak digunakan khalayak atau umum kurang dapat mencerminkan diri individu itu sendiri, sebaliknya merek yang terkesan eksklusif dan jarang orang gunakan akan membentuk citra dari individu itu sendiri, contohnya, ketika masyarakat banyak yang menggunakan mobil bermerek Honda, mobil tersebut tidak dapat mewakili pribadi individu tersebut, sebaliknya ketika masyarakat tidak banyak menggunakan mobil bermerek Mercedes Benz, mobil tersebut dapat mencerminkan pribadi individu tersebut (Escalas & Bettman, 2003).

(4)

dominan memandang dirinya unik dan terpisah dari orang lain, norma penting dari independent self construal adalah untuk tidak bergantung pada orang lain dan untuk mengekspresikan keunikan dirinya. Sedangkan individu yang memiliki interdependent self construal dominan memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok. Norma penting bagi interdependent self construal adalah mempertahankan keharmonisan kelompok.

Perbedaan mendasar dari kedua tipe self construal tersebut terletak pada peran orang lain dalam definisi diri. Ketika independent self construal dominan menonjolkan keunikan diri dan mengutamakan promosi diri, interdependent self construal dominan melakukan sebaliknya, yaitu kebergantungan dengan lingkungan sosialnya dan mendukung keharmonisan kelompoknya (Markus & Kitayama, 1991).

Penelitian ini dirasa menarik untuk dilakukan karena melihat fakta bahwa di Indonesia memiliki banyak komunitas mobil dari berbagai macam tipe, dari mobil antik hingga mobil mewah. Mercedes Benz bukanlah merek mobil yang mudah didapatkan, dari segi harga mobil ini dapat dikategorikan mobil mewah, kepemilikannya hanyalah pada orang-orang di kalangan menengah ke atas, dari segi pajak dan suku cadang mobil ini pun memiliki harga yang mahal dan sulit didapatkan, melihat fakta tersebut peneliti berasumsi bahwa individu yang memiliki mobil Mercedes Benz pasti memiliki makna tersendiri bagi merek tersebut, sehingga mereka rela menghabiskan dana untuk membeli dan merawat mobil tersebut. Di lain sisi, makna merek atau brand meaning tidak hanya dipengaruhi oleh individu maupun kelompok saja, keduanya saling berhubungan sehingga sebagai cara untuk memahami peran self construal dalam pembentukan brand meaning pada individu khususnya dalam komunitas mobil Mercedes Benz peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam tema tersebut.

Hipotesis

Ha1 : Independent self construal secara parsial mempengaruhi brand meaning pada individu dalam komunitas mobil Mercedes Benz

Ha2 : Interdependent self construal secara parsial mempengaruhi brand meaning pada individu dalam komunitas mobil Mercedes Benz

Ha3 : Independent self construal dan Interdependent self construal secara bersama

– sama (simultan) mempengaruhi brand meaning pada individu dalam komunitas mobil Mercedes Benz

TINJAUAN PUSTAKA

Self Construal

(5)

sejalan dengan self ways. Self ways adalah cara berada, berfikir, merasa dan bertindak yang secara khas dimiliki dan dihayati oleh kelompok budaya tertentu. Independent Self Construal

Independent self construal adalah pemaknaan diri sebagai kesatuan yang terpisah dari konteks sosial, orang dengan independent self construal memandang diri mereka sebagai pribadi unik dan berbeda dari orang lain dengan kata lain bersifat stabil dan otonom dari konteks sosial. Individu dengan independent self construal dominan akan menyatakan dirinya sebagai individu yang berdiri sendiri dengan cara mengekspresikan atribusi internalnya seperti kemampuan, kecerdasan dan lain-lain kepada publik. (Markus & Kitayama, 1991)

Interdependent Self Construal

Interdependent self construal adalah pemaknaan diri bahwa diri adalah sesuatu yang berkaitan dan tidak terpisah dari konteks sosial. Orang dengan interdependent self construal memandang dirinya bagian dari kelompok, pemahaman akan dirinya dibentuk oleh pandangan kelompoknya, cenderung mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi. Individu yang memiliki interdependent self construal dominan cenderung bersifat flexible (dapat berubah-ubah) menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Individu yang memiliki interdependent self construal dominan tidak mengutamakan untuk mengekspresikan atribusi internal seperti kemampuan, opini, penilaian, dan karakteristik pribadi (Markus & Kitayama,1991).

Brand Meaning

Menurut Jasfar (1999), brand meaning adalah persepsi pelanggan terhadap pentingnya merek suatu barang atau jasa dan apa saja yang terkait dengan barang atau jasa tersebut. Definisi brand meaning menurut Oakenfull (2000) adalah atribut dasar atau yang paling menentukkan yang dirasakan konsumen pada sebuah brand. Sedangkan Feldwick (2002), menyatakan bahwa brand meaning adalah asosiasi kolektif dan kepercayaan konsumen mengenai sebuah brand. Definisi brand meaning menurut Machlins, Park & Priester (2009) adalah konstruk luas yang meliputi atribut fisik, karakteristik fungsional dan kepribadian merek yang berkembang dari perputaran dari tiga lingkungan yaitu pemasaran, individu dan lingkungan sosial. Masing-masing memberikan kontribusi dengan cara yang sama bagi konsumen untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan produk bermerek.

Komunitas Mobil Mercedes Benz

(6)

Management yang berpusat di Stuttgart Germany bersama dengan Mercedes-Benz Club yang mewakili 77 negara dari seluruh dunia yang menanungi hampir 100 club di seluruh Indonesia. Komunitas Mercedes Benz Malang Raya memiliki empat club yaitu Mercedes W202, MBCI W124, Mercedes Benz Tiger, Mercedes Benz Classic.

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Variabel independen (bebas) yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini adalah independent self construal dan interdependent self construal.Sedangkan variabel dependent (terikat) adalah brand meaning.

Subjek

Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang bergabung dalam komunitas mobil Mercedes Benz se-Malang Raya. Sampel penelitian berjumlah 80 orang dengan syarat memiliki mobil Mercedes Benz dan tergabung di dalam komunitas Mercedes Benz Malang Raya.

Alat Ukur

1. Skala Self Construal

Skala self construal yang dikembangkan sendiri oleh peneliti mengacu pada self construal scale milik Singelis (1994) merupakan suatu instrumen atau skala yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan self construal yang terbagi menjadi dua yaitu interdependent self construal dan independent self construal. . Skala ini terdiri dari 24 aitem untuk dimensi independen dan 24 aitem untuk dimensi interdependen. Setelah diujicobakan, item yang digunakan untuk penelitian sebanyak 15 aitem independent self construal dan 22 aitem interdependent self construal. Instrumen penelitian memiliki reliabilitas dengan

koefisien α independent self construal sebesar 0,87 dan koefisien α interdependent self construal sebesar 0,93.

2. Skala Brand Meaning

Skala Brand Meaning yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan pada teori Kotler (2002) mengenai makna merek. Setelah dilakukan uji coba pada skala brand meaning terdapat 27 aitem lolos dari jumlah keseluruhan 42 item. Instrumen penelitian ini memiliki reliabilitas dengan

(7)

Metode Analisis

Analisis data menggunakan analisis korelasi pearson, analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 19.00

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji statistik yang dilakukan dengan meregresikan variabel independen dan interdependen menunjukan bahwa independent self construal dan interdependent self construal berperan secara bersamaan dalam pembentukan brand meaning pada individu dengan R square yang ditunjukan sebesar 0,078. Artinya independent self construal dan interdependent self construal secara bersama sama turut andil sebesar 7,8% dalam membentuk brand meaning pada diri individu. Sedangkan sisanya, yaitu 92,2 % terbentuknya brand meaning dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Adapun faktor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi pembentukan brand meaning dengan persentase sebanyak 92,2% telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. First (2009) menyatakan bahwa faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi pemaknaan merek pada individu adalah peran strategi brand yang dapat berupa iklan atau persuasi lainnya yang biasanya dilakukan untuk diferensiasi produk pada kategori yang sama, peran konsumen lain dalam memberikan informasi mengenai brand dan produk, dimana pengalaman konsumen lain juga mempengaruhi individu dalam mempercayai sebuah merek dan mulai memilih produk atau merek tersebut menjadi pilihan utamanya, serta peran stakeholder dalam melakukan pendekatan kepada konsumen, pendekatan ini dapat berupa promosi dalam memperkenalkan merek perusahaan, sehingga konsumen dapat merasakan dan memiliki pengalaman tersendiri bagi produk atau merek tersebut.

Rendahnya nilai koefisien r square dapat terjadi karena kontribusi hanya disumbangkan dari independent self construal saja, dan sangat kecil sumbangan dari interdependent self construal. Namun, adanya berbagai faktor yang tidak diteliti dan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada pembentukan brand meaning seperti promosi, pengalaman orang lain, dan referensi grup dapat berpengaruh dengan hasil yang ada tersebut.

Dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0, didapatkan statistik uji t sebesar 2,510 dengan taraf signifikansi sebesar 0,014. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,510 >1,991) dan taraf signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Artinya dalam penelitian ini ditemukan satu variabel yang turut berkontribusi dalam pembentukan brand meaning atau pemaknaan merek khususnya pada individu yang bergabung dalam komunitas Mercedes Benz Malang Raya.

(8)

konteks sosial (Markus & Kitayama, 1991). Independent self construal juga disebut sebagai tipologi makna diri yang tidak bergantung kepada orang lain dan dapat menemukan dan mengekspresikan dirinya sendiri, orang yang memiliki independent self construal dipandang dapat memenuhi kebutuhan dirinya dari kualitas dan atribusinya sendiri.

Mengacu pada teori yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki independent self construal cenderung ingin memunculkan sosok dirinya dan memiliki pemahaman yang berbeda dengan orang lain. Hal yang mereka lakukan tertuju pada dirinya dan cenderung menampilkan sisi unik dari dirinya. Hal itu menyebabkan ketika individu tersebut menyukai sesuatu, mereka akan memiliki kecintaan yang lebih terhadap hal tersebut sesuai dengan teori dari Lau & Lee (1999), kecintaan pada merek ditandai dengan tumbuhnya kepercayaan dan daya tarik yang lebih untuk memakai suatu produk lalu memaknai produk tersebut lebih dibandingkan produk yang lain dalam kategori yang sama. Dalam hal ini individu dalam komunitas yang memiliki independent self construal dominan dan memiliki mobil merek Mercedes Benz, individu mencintai merek tersebut karena pengalaman dirinya sendiri bukan hanya semata mengikuti tren atau orang lain sehingga mereka lebih memaknai merek tersebut untuk dirinya sendiri.

Hasil dari uji statistik menyatakan bahwa interdependent self construal tidak memiliki konstribusi secara parsial terhadap brand meaning. Hasil uji statistik tersebut ditandai dengan interdependent self construal memiliki koefisien regresi sebesar 0,096. Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 1,347 dengan taraf signifikansi sebesar 0,182. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil daripada ttabel (1,347 <1,991) dan taraf signifikansi lebih besar daripada α = 0,05.

Berbeda dengan orang dengan interdependent self construal memandang dirinya bagian dari kelompok, pemahaman akan dirinya dibentuk oleh pandangan kelompoknya, cenderung mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi (Markus & Kitayama, 1991). Hubungan yang tidak signifikan antara interdependent self construal disimpulkan karena orang yang memiliki interdependent self construal lebih dominan memfokuskan pada pandangan kelompoknya sehingga cenderung tidak memaknai merek, dalam hal ini merek mobil Mercedes Benz yang dimilikinya.

(9)

mereka ikuti dan mereka yakini akan memberikan kepuasan dan kesenangan tersendiri bagi dirinya secara pribadi. Kesenangan yang menjadi kecintaan pada suatu produk atau merek diyakini dapat membentuk brand meaning pada individu.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN

1) Independent self construal, interdependent self construal berperan dalam pembentukan brand meaning pada individu dengan R square yang ditunjukan sebesar 0,078, artinya jika individu memiliki independent self construal maupun interdependent self construal turut andil sebesar 7,8% dalam membentuk brand meaning pada diri individu.

2) Nilai Ftabel dengan degrees of freedom (df) n1 = 2 dan n2 = 77 adalah sebesar 3,115. Fhitung hasil penghitungan lebih besar daripada Ftabel (3,253 > 3,115). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independent self construal dan interdependent self construal terhadap variabel brand meaning.

3) Variabel X1 memiliki koefisien regresi sebesar 0,271. Statistik uji t sebesar 2,510 dengan taraf signifikansi sebesar 0,014. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,510 >1,991) dan taraf signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X1 (Independent self construal) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Brand Meaning).

4) Variabel X2 memiliki koefisien regresi sebesar 0,096. Statistik uji t sebesar 1,347 dengan taraf signifikansi sebesar 0,182. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil daripada ttabel (1,347 <1,991) dan taraf signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 (Interdependent self construal) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel Y (Brand Meaning).

5) Independent self construal dan interdependent self construal yang dimiliki individu dalam komunitas Mercedes Benz se-Malang Raya dinyatakan dalam kategori yang tinggi. Brand Meaning pada individu pada komunitas Mercedes Benz se-Malang Raya berada pada kategori yang tinggi pula.

(10)

2. SARAN

a. Saran Metodologis

1) Melihat hasil dari peneltian yang telah dilakukan, peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain sebagai variabel moderator agar dapat mengetahui faktor – faktor lain yang mempengaruhi hubungan variabel brand meaning dengan self construal dominan yang dimiliki individu. Agar dapat diketahui lebih lanjut adanya peran self construal yang dimiliki individu bersama dengan faktor lainnya yang dapat membentuk brand meaning.

2) Penelitian selanjutnya dapat berupa penelitian kualitatif, sehingga pemaknaan merek pada individu dilihat dari self construal dominan dapat tergali lebih banyak dibandingkan dengan melakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur kuisioner karena rentan terjadi faking yang dilakukan oleh subjek penelitian

3) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti peran self construal pada brand meaning pada komunitas yang berbeda disarankan pada komunitas yang memiliki variasi dalam merek. Contohnya, komunitas mobil modifikasi dari berbagai merek mobil agar hasil penelitian dapat menunjukkan perbedaan yang signifikan karena diberikan pada individu yang memiliki merek mobil yang berbeda.

b. Saran Praktis

1) Bagi produsen, dapat menggunakan penelitian ini sebagai sebuah masukan untuk membuat iklan maupun media promosi lainnya, untuk mempertimbangkan sisi self construal yang dimiliki oleh individu dalam memaknai sebuah merek, karena secara tidak langsung pemaknaan merek yang terjadi pada individu akan mempengaruhi pemilihan atau pembelian sebuah produk.

2) Komunitas dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dimana para anggota dapat memahami sebagai pengetahuan baru, bahwa setiap individu memiliki self construal dominan yang berbeda dan hal tersebut mempengaruhi pembentukan brand meaning pada merek yang individu gunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Escalas, J.E. , & Betmman, J.R. (2003). Self Construal, References Groups, and Brand Meaning. Journal of Consumer Research. Durham : Duke University Ferindadewi, Erna. (2008). Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta : Graha

Ilmu

First, Ivana. (2009). Brand Meaning and its Creation in a Cross Cultural Context. Dissertation. Schaan : University of St. Gallen

(11)

Franzen, Giep, & Margot Bouwman. (2001). The Mental World of Brands: Mind, Memory and Brand Success. Oxfordshire : World Advertising Research Center

Jasfar, Farida. (1999). The Relationship Between Consumer Ethical Behaviour and Costumer Loyalty in Departement Store Setting. Jurnal Siasat Bisnis. Jakarta

Kartajaya, Hermawan. (2003). Markplus on Strategy. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. (2002). Jakarta : Prehalindo

Kurniawan, Agung. (2013). Indonesia Makin Menggoda Produsen Mobil Mewah. Kompas Otomotif 18 Maret, Jakarta

Lee & Lau. (1999). Consumers Trust in Brand and The Link in Brand Loyality. Journal of Market Focused Management no.4

Machlins, D.J., Park C.W., & Priseter.W. (2009). Handbook of Brand Relationship. Society for Consumer Psychology. New York

Manggala, Yudha. (2012). Indonesia Pasar Potensial Bagi Mercedez Benz. Harian Republika 21 November, Jakarta

Markus, H.S, & Kitayama, S. (1991). Culture and The Self : Implication for Cognition, Emotion, and Motivation. Psychologycal Review Vol.96. American Psycologycal Assosiation Inc

McCracken, Grant. (1999). Culture and Consumption : A Theoritical Account of The Structure and Movement of The Cultural Meaning of Consumer Goods. New York : Journal of Consumer Research

Merriam Webster’s dictionary. (1991). Springfield, Massachusets : Merriam Webster.

Michelle & Robert. (2008). Hobbies : The Personal Path to Creativity. www.psychologycaltoday.com/blog/imagine/200812/hobbies-the-personal-path-creativity. Diakses pada 9 April 2013. Pukul 22:03 WIB

Nicolino, F. P. (2004). The Complete Ideal’s Guides : Brand Management. Jakarta : Prenada media

Nugraha, Ayu. (2012). Wadahi Komunitas Mobil se-Malang Raya. Malang Post 11 oktober, Malang

(12)

Pakharee, Jayashree. (2013). List of Hobbies and Interest. http://www.buzzle.com/articles/list-of-hobbies-interests.html. Diakses pada 11 April 2013. Pukul 15:55 WIB

Plummer, Joseph T. (1984). How Personality Makes a Differences. Journal of Advertising Research

Putra, Tri. (2012). 2013 Penjualan Mobil Capai 1,1 Juta Unit. Antara news. 17 Desember, Jakarta

Singelis, T.M. (1994). The Measurement of Independent and Interdependent Self Construals. Personality and Social Psychology Bulletin, 20

Supratiknya, A. (2006). Konstrual diri di Kalangan Mahasiswa. Jurnal INSAN Vol.8. Universitas Sanata Dharma

Suyanto, M. (2007). Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga dilakukan observasi pada sistem yang berjalan untuk mengetahui sistematika yang akan diterapkan pada sistem perusahaan dan dapat mengetahui proses bisnis secara

Kurva respon tumbuh $FRQYXOXWXV terhadap pH yang berbentuk fungsi normal sejalan dengan anggapan sebelumnya, bahwa faktor pH merupakan faktor non- sumber daya yang pada

sebagai pemberitahuan apabila terjadi insiden dengan bunyi alarm sekali, setelah itu siaga 2 alarm dengan berbunyi 2 kali hal ini dilakukan apabila api mulai

Boulle (2010) dalam jurnal internasionalnya yang berjudul Data Grid Models for Preparation and Modeling in Supervised Learning, memperkenalkan metode baru untuk secara

1) Variabel tarif premi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah pada PT. Prudential Life Assurance. 2) Variabel kualitasipelayanan berpengaruhipositif

Induksi laserpunktur dititik reproduksi pada induklelebetina tepatnya di 2/3 bagian ventral tubuh terbukti dapat meningkatkan produksi hormon gonadotropin (GtH)

[r]

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan kitab suci.. Bimbinglah hamba-Mu ini, ya