“ANALISIS PENGARUH INFLASI, PESAING, DAN KEKUATAN
TAWAR-MENAWAR TERHADAP TINGKAT HARGA YANG
DITETAPKAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL”
(Studi Kasus di Pasar Besar Malang)
Shandy Ribawa Kusuma, Dertiani Torina Liukae, Eka Ayuningtyas, Dia Eka Sukmawati, Darmawi, Nurul Azizah, Astri Devi
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Merdeka Malang
Abstract
Economic activities in Indonesia is still increasing in recent years, especially with the existence of traditional market. This is due to the fact that traditional market is still an alternative means for Indonesian to increase their wealth through trades. Hence, good decision making in pricing is important. The purpose of this research is to identify the influence of inflation, competitiors, and customers as well as sellers bargaining ability as variables in determining selling price. This research was done since middle and until end of December 2015. And the researcher use primary data of 90 respondent (trader). This research uses Pasar Besar Malang as obeservational object. Data processing uses Validity Analysis, Reliability Analysis, and Multiple Regression Analysis utilizing SPSS application version 20.0. And the result of this research is that out of the three independent variables only inflation variable has significant influence to pricing decision of seller at Pasar Besar
Malang with regression coeficient is 0,353 and significance value is 0,012 (alpha = 0,10).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan pernah terlepas dari pusat kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejarah pasar di awali pada zaman pra sejarah, dimana di dalam memenuhi kebutuhan manusia melakukan sistem barter, yaitu suatu sistem yang diterapkan antara dua individu dengan cara menukar barang yang satu dengan barang yang lainnya dan akhirnya sistem barter ini berkembang secara luas. Proses penukaran barang tersebut menimbulkan masalah akan tempat, di mana tempat sendiri berkaitan dengan jarak dan waktu tempuh. Semakin dekat jarak pertukaran semakin memudahkan memindahkan barang-barang sehingga terbentuk sebuah pertukaran barang-barang yang tidak jauh dari lingkungan kediaman mereka. Tempat tukar menukar inilah disebut dengan pasar. Dan setelah manusia mengenal mata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi dasar perhitungan bagi seluruh proses pertukaran barang maka proses tersebut disebut dengan proses jual beli. Dengan meningkatnya perkembangan penduduk, kehidupan sosial, ekonomi dan juga kemajuan teknologi khususnya dibidang perdagangan timbulah sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang pedagang. Pedagang-pedagang inilah yang membuat tempat-tempat yang lebih permanen untuk berdagang. Pasar tradisional adalah tempat berjualan yang tradisional (turun temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjualbelikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen). Pada umumnya pasar tradisional merupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan pokok (sembako). Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang tersedia biasanya merupakan bangsal-bangsal, lapak-lapak, gudang, toko-toko, stand-stand/kios-kios, toilet umum pada
menetapkan harga dengan tujuan memenangkan pasar melalui penetapan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Berikutnya, kekuatan tawar-menawar (bargaining power) merupakan hal yang sering kita jumpai pada saat masuk dalam pasar tradisional namun hal ini kembali lagi kepada kesepakatan antara pedagang dan pembeli, karena terkadang tidak semua pedagang menyepakati harga sesuai dengan apa yang ditawar oleh pembeli akibat faktor-faktor lain yang dipertimbangkan oleh pedagang (laba, biaya, dll). Berlatar belakang hal tersebut kami tertarik untuk melakukan penelitian di Pasar Besar Malang dengan pembahasan mengenai “ANALISIS PENGARUH INFLASI, PESAING, DAN KEKUATAN TAWAR-MENAWAR TERHADAP TINGKAT HARGA YANG DITETAPKAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL.” B. Rumusan Penelitian
1. Bagaimana pengaruh dari inflasi terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang?
2. Bagaimana pengaruh dari pesaing terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang?
3. Bagaimana pengaruh dari kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dari inflasi terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang
2. Untuk mengetahui pengaruh dari pesaing terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang
3. Untuk mengetahui pengaruh dari kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar besar Malang D. Kegunaan Penelitian
Bagi Peneliti :
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik- praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.
Bagi Akademisi :
Dapat dipergunakan sebagai dasar dari penelitian terdahulu bagi penelitian sejenis yang akan datang.
II. LANDASAN TEORI
A. PASAR
1. Pengertian Pasar
Dalam pengertian sempit, pasar dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang saling melakukan transaksi jual beli. Di dalam pasar lah kegiatan transaksi tawar menawar maupun jual beli terjadi. Kotler dan Amstrong (1999) mendefinisikan pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, memiliki kemampuan dalam pertukaran. Banyak pemasar memandang penjual sebagai industri dan pembeli sebagai pasar, dimana penjual mengirimkan produk dan jasa yang mereka produksi dan mengkomunikasikan atau menyampaikannya kepada pasar ; sebagai gantinya, mereka akan menerima uang dan informasi dari pasar. Menurut Handri Ma’aruf (2005) kata “pasar” memiliki tiga pengertian, yaitu :
2) Pasar dalam arti “interaksi permintaan dan penawaran”, yaitu pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli.
3) Pasar dalam arti “sekelompok anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan dan daya beli.” Pengertian ini merujuk pada dua hal, yaitu kebutuhan dan daya beli. Jadi, pasar adalah orang-orang yang menginginkan sesuatu barang atau jasa dan memiliki kemampuan untuk membeli.
Pasar tradisional selalu menjadi indikator nasional dalam kaitannya dengan pergerakan tingkat kestabilan harga atau
inflasi domestic.
(www.menlh.go.id/pasarberseri/.pdf).
2. Pasar Tradisional
Definisi istilah pasar tradisional digunakan untuk menunjukkan tempat bagi perdagangan pasar yang asli setempat
(indigenous, native) yang sudah
berlangsung sejak lama. Suatu pasar yang baru dibangun 10 tahun terakhir, misalnya, dapat dimasukkan dalam jenis pasar tradisional karena perdagangannya mengunakan cara- cara tradisional (Brookfield 1969, Dalam Pamardi, 2002).
B. HARGA
1. Pengertian Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Angipora, 2002 : 268). Arti lain harga adalah jumlah uang yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal (Tandjung , 2004 : 78). Berikut adalah definisi lain dari harga menurut pandangan beberapa ahli :
a. Menurut Dolan and Simon (1996), harga merupakan
sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual.
b. Menurut Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.
c. Menurut Engel, Blackwell & Miniard dan Kotler (1996), harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
d. Menurut Kotler dan Amstrong (1999), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.
2. Faktor-Faktor Penetapan Harga Keputusan penetapan harga pada sebuah perusahaan dipengaruhi baik oleh faktor- faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor eksternal lingkungannya (Kotler, 1999).
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga
1) Tujuan Pemasaran
perusahaan tersebut menetapkan harganya.
2) Strategi Bauran pemasaran
Keputusan dalam penetapan harga, harus dihubungkan dengan keputusan rancangan produk, distribusi dan promosi untuk membentuk program pemasaran yang efektif. 3) Biaya
Keputusan menetapkan harga di dasarkan pada perhitungan biaya-biaya seperti biaya produksi, distribusi dan penjualan produk. Dengan memperhitungkan
faktor-faktor biaya yang ada, perusahaan berharap harga yang ditetapkan dapat memberikan laba.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penetapan harga :
1. Penawaran dan Permintaan
Harga dipengaruhi oleh faktor penawaran dan permintaan yang ditetapkan oleh penjual dengan konsumen, karena harga pada umumnya ditetapkan melalui proses “tawar-menawar” antara penjual dengan pembeli.
2. Pesaing
Para pesaing juga merupakan faktor yang cukup penting dalam penetapan harga. Harga yang ditetapkan oleh pesaing dapat menjadi ukuran atau patokan dalam
menetapkan harga dari suatu produk atau jasa. 3. Inflasi
Akibat adanya permintaan terhadap produk atau barang jasa yang berlebih sedangkan produk atau jasa yang ditawarkan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, sehingga terjadi kenaikan harga dari produk dan jasa tersebut.
3. Pendekatan-Pendekatan Umum Dalam Penetapan Harga
Harga yang akan dibebankan oleh perusahaan pada produk dan jasanya akan berada pada kisaran mulai dari terlalu rendah untuk menciptakan laba sampai terlalu tinggi untuk menimbulkan permintaan (Kotler dan Amstrong ,1999). Tiga pendekatan yang digunakan adalah :
a. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah penetapan harga biaya-plus (cost-plus pricing). Penetapan harga biaya-plus memiliki pengertian menambahkan markup standar pada biaya produk. Menambahkan markup standar memiliki pengertian penetapan harga dengan menambahkan biaya pokok produk dengan semua biaya operasional dan perolehan laba yang diinginkan.
b. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
jasa menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
c. Penetapan Harga Berdasarkan Pesaing
Metode penetapan harga berdasarkan pesaing, memiliki pengertian bahwa perusahaan menetapkan harga produknya dengan berpatokan pada harga yang ditawarkan oleh pesaing produk sejenis. Dengan cara ini, peritel tidak akan segera mengubah harga jualnya meskipun ada perubahan harga pokok produk atau ada permintaan konsumen (Berman dan Evans, 2001).
4. Fungsi Harga
1. Mewujudkan tujuan perusahaan dalam pencapaian laba
2. Menggambarkan sebuah produk 3. Mencari marketplace-nya (apakah
konsumen akan membeli pada tingkat harga yang ditetapkan) 4. Membantu mempositioning produk
pada benak konsumen. Sedangkan dilihat dari peranan harga dalam bauran pemasaran peranan harga cenderung meningkat apabila kondisi-kondisi berikut terjadi;
a. produk tersebut pertama kali diterjunkan ke pasar; b. dikaitkan dengan tujuan
perusahaan;
c. perusahaan kompetitor melakukan penurunan harga;
d. adanya produk baru yang dihasilkan dari pengembangan teknologi baru yang mempunyai sifat subtitusi dan lebih efisien serta efektif (Baker, Michael J, Prof. Marketing Strategy and Management: McMillan Press Ltd, 200). Disamping itu menurut dari Prof. Michael J Baker,
harga memiliki peranan penting dalam bauran pemasaran dikarenakan :
(1) Elasitas harga lebih besar pengaruh terhadap permintaan dibandingkan dengan elasitas elemen marketing mix lainnya; (2) Perubahan harga sangat mempengaruhi perubahan jumlah penjualan;
(3) Pelaksanaan
perubahan harga jauh lebih mudah dibandingkan dengan rencana perubahan strategi produk atau promosi;
(4) Reaksi perusahaan saingan terhadap perubahan harga biasanya lebih cepat dan sensitif; (5) Dalam
melaksanakan
implementasi harga tidak memerlukan investasi modal (Baker, Michael J, Prof., Marketing Strategy and Management McMillan Press Ltd, 200). Dilihat dari strategi yang paling banyak digunakan oleh para peritel tersebut adalah strategi harga murah, dimana masing-masing peritel berusaha menjual produknya dengan harga yang lebih murah agar gerai mereka menjadi pilihan konsumen untuk berbelanja.
C. INFLASI
atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 1982 : 155).
Teori Keynes mengemukakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek (Boediono, 1982 : 161).
Teori strukturalis, yakni teori yang mengatakan bahwa inflasi disebabkan oleh pertama, “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena : (a) Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan (dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus dibayar). (b) Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif terhadap kenaikan harga(supply barang-barang ekspor yang tidak elastis). Kelambanan pertumbuhan ekspor ini berarti kelambanan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan (untuk konsumsi maupun investasi). Dan yang kedua, disebabkan karena “ketidakelastisan” dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Dikatakan bahwa produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh
secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga-harga barang lain. Ketiga, inflasi disebabkan juga oleh kebijaksanaan moneter pemerintah sendiri. Sebagai misal, ketidakmampuan produksi bahan makanan dalam negeri untuk tumbuh mungkin sekali disebabkan oleh penekanan harga bahan makanan di dalam negeri sehingga gairah berproduksi petani menurun. Dan seringkali dijumpai bahwa ketidakmampuan produksi barang-barang ekspor untuk tumbuh disebabkan karena kurs valuta asing ditekan terlalu rendah dengan tujuan untuk menekan inflasi (Boediono, 1982 : 166).
D. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara inflasi terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara inflasi terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
2. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara pesiang terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara pesaing terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas, yaitu Inflasi (X1), Pesaing (X2), Kekuatan Tawar-Menawar (X3). Dan variabel terikat adalah Tingkat Harga (Y).
B. Definisi Konseptual Variabel
Variabel Bebas :
1. Variabel inflasi, adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi atau dapat diartikan peningkatan persediaan uang yang dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga (Samuelson, Nordhdaus, 2001 ; 381)
2. Variabel pesaing adalah perusahaan atau individu yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan serta dengan harga yang relatif sama (Michael Porter, 2011)
3. Variabel kekuatan tawar-menawar adalah suatu jenis negosiasi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu barang. Hal ini biasanya dilakukan di pasar tradisional (Wikipedia, 2015)
Variabel Terikat :
1. Variabel harga, adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk dan jasa (Philip Kotler, 1999).
C. Definisi Operasional Variabel
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dari pertengahan bulan Desember 2015 hingga akhir Desember 2015. Penelitian ini dilakukan di Pasar Besar Jalan Kyai Tamin no. 1A Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Malang - Jawa Timur.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data objek penelitian kualitatif dari data primer melalui pemberian kuesioner kepada 90 responden (pedagang pasar tradisional Pasar Besar Malang) pada 5 sektor/ komoditi, yaitu elektronik, emas, sayuran dan buah, sembako, serta baju dan sepatu.
F. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Target populasi dalam penelitan ini adalah pedagang pasar tradisional dari
Variabel Definisi Operasion al
Alat
Ukur HasilUkur SkalaUkur
Inflasi Nilai Tukar Rupiah, Kenaikan Harga BBM, dan Permintaa n Barang
Kuesi oner
-Sangat Setuju
- Setuju
- Netral
-Tidak Setuju
-Sangat Tidak Setuju
Like rt Pesaing Jumlah
Pesaing, Diferensia si Produk, dan Promosi
Kekuata n Tawar-Menawa r
Pasar Besar Malang. Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari website https://www.academia.edu/15768163/Pro filing_Pasar_Tradisional_di_Kota_Malan g bahwa jumlah populasi pedagang di Pasar Besar Malang berjumlah 914 pedagang, dan yang diambil sebagai sampel menurut rumus Slovin (Juliansyah Noor, 2011 : 158)
n= N
1+Nα2
Keterangan : n = sampel N = populasi
α = tingkat kesalahan (10% atau 0,1)
Dan akan diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n= 914
1+914x0,12
n=90,
13
Jadi, banyaknya sampel yang diambil sebanyak 90,13 atau dibulatkan menjadi 90 pedagang pasar tradisional dengan teknik penarikan sampel menggunakan
accidental sampling.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner 2. Studi Pustaka
H. Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168). Validitas berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu dapat mengukut
secara tepat terhadap sesuatu yang diukur tersebut. Alat untuk mengukur validitas ynag digunakan adalah teknik korelasi product moment Pearson. Suatu indikator dikatakan valid, apabila
r
hitung>
r
tabel.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 178). Jadi, syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsistensi, keajegan atau tidak berubah-ubah.Alat untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan
Alpha Cronbach. Suatu variabel
dikatakan reliabel, apabila :
Hasil Alpha Cronbach > 0,60
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Dengan perincian sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif : berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai jawaban yang diberikan responden pada kuesioner.
2. Analisis Regresi Linier Berganda : untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) dengan persamaan regresi :
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3
Keterangan : a = Konstanta
X2 = Pesaing
X3 = Kekuatan Tawar Menawar
3. Pengujian Hipotesis : Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa pengujian, yaitu uji- t.
Dan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS Versi 20.0.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
Deskripsi responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari sektor/komoditi, jenis kelamin, usia, pendapatan/bulan, dan lama berjualan yang menjadi responden penelitian mengenai pengaruh inflasi, pesaing, dan kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional (studi kasus di Pasar Besar Malang).
Dan berikut ini penjelasan mengenai jumlah kuesioner yang disebar kepada sejumlah pedagang pasar tradisional di Pasar Besar Malang, jumlah jawaban responden yang kembali serta jawaban responden yang layak diolah, sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah Kuesioner yang
disebar 90
Kuesioner
kembali 90
Kuesioner rusak/tidak lengkap
-Kuesioner diolah 90
Tingkat kembalian responden
100%
Keterangan : Data Primer yang diolah
Dari tabel hasil penyebaran kuesioner menunjukkan dalam penelitian ini disebarkan sebanyak 90 kuesioner, tidak ada yang rusak, sehingga jumlah kuesioner yang layak diolah sebanyak 90 kuesioner. Berikut ini akan disajikan deskripsi para responden yang telah melakukan pengisian kuesioner.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor/Komoditi
Sebanyak 90 responden dapat dibedakan menurut sektor/komoditinya seperti yang ada dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor/Komoditi
No .
Keterang an
Jumla h
Persenta se
1. Elektronik 18 20%
2. Emas 18 20%
3. Sembako 18 20% 4. Sayuran
dan Buah
18 20%
5. Baju dan Sepatu
18 20%
Total 90 100% Keterangan : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan kelima sektor/komoditi, masing-masing diambil 18 orang pedagang sebagai responden dalam penelitian ini.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
seperti yang ada dalam tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No .
Keterang an
Jumla h
Persenta se
1. Perempua n
52 57,8 %
2. Laki-Laki 38 42,2% Total 90 100% Keterangan : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan sebanyak 52 orang pedagang dan jumlah responden laki-laki sebanyak 38 orang pedagang, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah perempuan. Jadi, pedagang di Pasar Besar Malang didominasi oleh perempuan.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia menunjukkan umur responden pada saat penelitian dilakukan. Karakteristik usia responden dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No .
Keterangan Jumla h
Persentase
1. < 20 tahun 6 6,7% 2. 20-25 tahun 21 23,3% 3. 25-30 tahun 25 27,8% 4. 30-45 tahun 31 34,4% 5. > 45 tahun 7 7,8%
Total 90 100%
Keterangan : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 6 orang pedagang, kemudian
responden dengan usia 20-25 tahun sebanyak 21 orang pedagang, responden dengan usia 25-30 tahun sebanyak 25 orang pedagang, responden dengan usia 30-45 tahun sebanyk 31 orang pedagang, dan terakhir responden dengan usia diatas 45 tahun sebanyak 7 orang pedagang. Hal ini menunjukkan rata-rata usia pedagang di Pasar Besar Malang adalah antara 30-45 tahun.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan/Bulan
Dari sebanyak 90 responden dapat dibedakan menurut pendapatan/bulannya seperti tercantum dalam tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan/Bulan
No Keterangan Jumlah Persentase
1. 1-2 juta 5 5,6%
2. 2-3 juta 12 13,3% 3. 3-4 juta 19 21,1% 4. 4-5 juta 25 27,8% 5. > 5 juta 29 32,2%
Total 90 100%
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berpenghasilan/bulan sebesar 1-2 juta sebanyak 5 orang pedagang, yang berpenghasilan/bulan sebesar 2-3 juta sebanyak 12 orang pedagang, yang berpenghasilan/bulan sebesar 3-4 juta sebanyak 19 orang pedagang, yang berpengahasilan sebanyak 4-5 juta sebanyak 25 orang pedagang, dan yang berpenghasilan lebih dari 5 juta sebanyak 29 orang pedagang.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berjualan
Karakteristik Responden Berdasarkan lama berjualan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berjualan
Keterangan : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjualan/berdagang di Pasar Besar Malang kurang dari 5 tahun sebanyak 20 orang pedagang, sedangkan yang telah berjualan/berdagang di Pasar Besar Malang diatas 5 tahun sebanyak 70 orang pedagang. Hal ini menunjukkan eksistensi Pasar Besar Malang yang sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya.
B. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis terhadap data primer maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Hasil uji validitas adalah sebagai berikut :
a. Variabel Inflasi (X1)
Tabel 4.7
Rangkuman Hasil Uji Validitas Inflasi
Varia bel
Urai an
rhitung rtabel Ketera
ngan Inflasi 1 0,695 0,175 Valid 2 0,761 0,175 Valid 3 0,219 0,175 Valid 4 0,396 0,175 Valid 5 0,617 0,175 Valid 6 0,223 0,175 Valid 7 0,508 0,175 Valid
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji rhitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, 7 item uraian yang digunakan dalam inflasi adalah valid.
b. Variabel Pesaing (X2)
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil Uji Validitas Pesaing
Variabe
l Uraian rhitung rtabel Keterangan
Pesaing
1 0,498 0,175 Valid 2 0,427 0,175 Valid 3 0,461 0,175 Valid 4 0,495 0,175 Valid 5 0,331 0,175 Valid 6 0,414 0,175 Valid Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji rhitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, 6 item uraian yang digunakan dalam pesaing adalah valid.
c. Variabel Kekuatan Tawar-Menawar (X3)
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Uji Validitas Kekuatan Tawar-Menawar
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji rhitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, 6 No
. Keterangan Jumlah Persentase 1. < 5 tahun 20 22.2 % 2. > 5 tahun 70 77,8%
Total 90 100%
Variab
el Uraian rhitung rtabel Keterangan
Tingkat Harga
1 0,460 0,175 Valid 2 0,566 0,175 Valid 3 0,265 0,175 Valid 4 0,421 0,175 Valid 5 0,479 0,175 Valid 6 0,499 0,175 Valid
Variabel Uraia
n rhitung rtabel Keterangan
Kekuatan Tawar-Menawar
item uraian yang digunakan dalam kekuatan tawar-menawar adalah valid.
d. Variabel Tingkat Harga (Y)
Tabel 4.10
Rangkuman Hasil Uji Validitas
Tingkat Harga
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji rhitung pada setiap item pertanyaan lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, 6 item uraian yang digunakan dalam tingkat harga adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dari penelitian pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut
Tabel 4.11
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS, hasil perhitungan terhadap variabel inflasi sebesar 0,688, variabel pesaing sebesar 0,620, variabel kekuatan tawar-menawar
sebesar 0,657, dan variabel tingkat harga sebesar 0,636. Dan dari hasil-hasil tersebut terlihat bahwa reliabilitas masing-masing variabel menunjukkan angka lebih besar dari 0,6 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
C. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Hasil regresi tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 4.12
Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda
Keterangan : Data primer yang diolah
a. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Persamaan
Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel 4.12. Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda seperti berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3
Y = 2,212 + 0,353 X1 + 0,073 X2 – 0,078 X3
Variabel Koefisie n
Cronbac h Alpha
Critic al Value
Keterang an
Inflasi (X1) 0,688 0,6 Reliabel Pesaing
(X2) 0,620 0,6 Reliabel Kekuatan
Tawar-Menawar (X3)
0,657 0,6 Reliabel
Tingkat Harga (Y)
0,636 0,6 Reliabel Variabel Koef.reg
resi
Std.Er or
t-hitun g
Sig.
Konstanta 2,212 0,593 3,728 0,000 Inflasi 0,353 0,138 2,561 0,012 Pesaing 0,073 0,116 0,625 0,534 Kekuatan
Tawar-Menawar
- 0,078 0,131 -0,595
0,553
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 2,212, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel inflasi, pesaing, dan kekuatan tawar-menawar berubah, maka tingkat harga tetap bernilai positif. 2) Koefisien regresi variabel
inflasi (b1) bernilai positif sebesar 0,353, hal ini menunjukkan bahwa jika inflasi meningkat satu persen maka akan terjadi kenaikan harga sebesar 0,353 persen, dimana
variabel pesaing dan kekuatan tawar-menawar dianggap tetap. 3) Koefisien regresi variabel
pesaing (b2) bernilai positif sebesar 0,073, hal ini menunjukkan bahwa jika jumlah pesaing meningkat satu persen maka akan terjadi kenaikan harga sebesar 0,073 persen, dimana variabel inflasi dan kekuatan tawar-menawar dianggap tetap.
4) Koefisien regresi variabel kekuatan tawar-menawar (b3) bernilai negatif sebesar 0,078, hal ini menunjukkan bahwa jika kekuatan tawar-menawar meningkat satu persen maka akan terjadi penurunan harga sebesar 0,078 persen, dimana variabel inflasi dan pesaing dianggap tetap.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah secara parsial terdapat pengaruh antara inflasi, pesaing, dan kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional.
Uji t
Uji t ini digunakan untuk membuktikan pengaruh antara inflasi, pesaing, dan kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional dapat dilakukan dengan cara membuktikan nilai sig. dengan
α=0,10.
Hasil pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Keterangan : Data primer yang diolah
1. Inflasi
1) Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel inflasi terhadap tingkat harga.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel inflasi terhadap tingkat harga.
2) Menggunakan taraf signifikansi ( α¿=0,10 dan ttabel
Inflasi (X1) = 2,561 dan sig. = 0,012. Karena tingkat signifikansi α<0,10 dan thitung > ttabel , maka Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara inflasi dengan tingkat harga. 2. Pesaing
Variabel thitung ttabel Sig. Kesimpu
lan Inflasi 2,561 1,66 0,012 Signifika
n Pesaing 0,625 1,66 0,534 Tidak
Signifika n
Tingkat Harga
-0,595
1) Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel pesaing terhadap tingkat harga.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel pesaing terhadap tingkat harga.
2) Menggunakan taraf signifikansi ( α¿=0,10 dan ttabel
Pesaing (X2) = 0,625 dan sig. = 0,534. Karena tingkat signifikansi α>0,10 dan thitung < ttabel , maka Ho diterima dan menolak Ha. Artinya, bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara pesaing dengan tingkat harga.
3. Kekuatan Tawar-Menawar 1) Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial variabel kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga.
2) Menggunakan taraf signifikansi ( α¿=0,10 dan ttabel
Kekuatan tawar-menawar (X3) = - 0,595 dan sig. = 0,553. Karena tingkat signifikansi
α>0,10 thitung < ttabel, maka Ho diterima dan menolak Ha. Artinya, bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kekuatan tawar-menawar dengan tingkat harga.
D. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai pengaruh inflasi, pesaing, dan kekuatan tawar-menawar terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Harga
yang signifikan dan positif dari inflasi terhadap tingkat harga. Pengaruh positif tersebut menunjukkan bahwa, jika inflasi di kota Malang meningkat/naik maka harga barang/komoditas yang diperjualbelikan oleh pedagang di Pasar Besar Malang juga mengalami kenaikan. Jadi, saat pedagang akan menetapkan harga jual barang dagangan, sebagian besar melihat kondisi perekonomian terlebih dahulu sehingga mereka akan menyesuaikan dengan tingkat laba (profit margin) untuk pada akhirnya mereka menyepakati harga tertentu yang akan diberlakukan bagi calon pembeli.
2. Pengaruh Pesaing Terhadap Tingkat Harga
Setelah di uji t didapati hasil uji t sebesar 0,625 dengan sig. 0,534. Dan secara parsial pesaing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat harga. Hal ini dapat saja terjadi karena berdasarkan survei saat turun di lapangan (pasar besar Malang) didapat fakta bahwa hampir rata-rata dari 90 responden tidak terpengaruh dengan adanya pesaing (harga pesaing khususnya) karena pengaruh lamanya jangka waktu berjualan para pedagang (tabel 4.6) sehingga berimbas pada strategi dagang mereka. Artinya, semakin seseorang berpengalaman maka mereka telah memiliki pakem masing-masing dalam menetapkan harga, tanpa harus dipengaruhi pesaing (bukan faktor utama). Dan dari hasil uji t tersebut
mendukung adanya fakta itu. Jadi, ketika pesaing (harga pesaing) meningkat/naik maka harga barang/komoditas yang diperjualbelikan oleh pedagang di Pasar Besar Malang belum tentu akan mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan pasar besar hampir mendekati pasar persaingan sempurna.
3. Pengaruh Kekuatan Tawar-Menawar Terhadap Tingkat Harga
harga yang berbeda (pertama, harga yang sebenarnya dan yang kedua, harga manipulasi). Artinya, penjual menawarkan harga yang kedua terlebih dahulu, agar terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli dan biasanya pada akhir proses tawar-menawar penjual menyepakati harga sesuai harga pertama (sesungguhnya). Atau dapat disederhanakan, bahwa harga barang yang dijual tersebut sebenarnya tidak mengalami peningkatan maupun penurunan (statis). Dan pemicu lainnya adalah karena beberapa sektor yang kami ambil sebagai penelitian seperti elektronik dan emas karena seringkali harga dari kedua komoditas tersebut tidak berpengaruh terhadap tawar-menawar atau relatif berpanutan pada harga standar (harga pas).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,353 dan nilai signifikansi sebesar 0,012 (Ha diterima).
2. Pesaing tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi
0,073 dan nilai signifikansi sebesar 0,534 (Ha ditolak).
3. Kekuatan tawar-menawar tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi -0,078 dan nilai signifikansi sebesar 0,553 (Ha ditolak).
B. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya terbatas pada 3 variabel bebas untuk mengukur tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional, terlihat dari hasil uji regresi bergandayang berpengaruh secara signifikan adalah variabel inflasi sehingga perlu dicari tahu variabel bebas lain yang juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat harga yang ditetapkan pedagang pasar tradisional di Pasar Besar Malang selain inflasi.
2. Penelitian ini juga belum cukup mencerminkan gambaran secara keseluruhan pedagang di Pasar Besar Malang dikarenakan kuesioner yang dibagikan menggunakan sistem acak (accidental sampling) dan hanya untuk 5 sektor/komoditi.
3. Penelitian ini kurang didukung dengan penelitian terdahulu yang sejenis dikarenakan sulit mencari referensi yang serupa dengan jurnal ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti dengan topik sejenis diharapkan untuk melanjutkan penelitian ini dengan menambahkan variabel independen lainnya sehingga mencakup lebih luas lagi dalam penelitiannya.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel pasar yang tidak hanya pada Pasar Besar Malang untuk memperkuat hasil penelitian.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah sektor/komoditi lain ketika melakukan penelitian untuk memperkuat dan memperjelas hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Belajar Ekonomi. 2015. Pengertian Inflasi, Jenis, Teori, Dampak, dan
Cara Mengatasi Inflasi.
http://www.ekonomiholic.com/20 15/01/pengertian-inflasi-jenis-teori-dampak.
Boediono. 1982. Ekonomi Makro. Edisi Ke-IV. Cetakan Ke-V. BPFE. Jogjakarta.
Budi Wahyono. 2013. Pengertian, Dasar Penetapan dan Tujuan Penetapan
Harga.http://www.pendidikaneko
nomi.com/2013/02/pengertian-dasar-penetapan-dan-tujuan.
Juliansyah, Noor. 2011. Metodologi
Penelitian. Edisi Ke-I.
Prenadamedia Group. Jakarta.
Lp3i. 2013. Makalah Strategi Pemasaran dan Analisis Pesaing
Kewirausahaan.
http://dstar966.blogspot.co.id/201 3/12/strategi-pemasaran-dan-analisis-pesaing.
Molan, Benyamin. (trans). 2005. Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Edisi Ke-XII. Jilid I. PT.Intan Sejati Klaten. Jakarta.
Santi. 2012. Teori Bargaining. http://www.pengertianmenurutpar aahli.com/pengertian-bargaining.
Sihombing, Damos. (trans). 1999. Philip Kotler., Gery Amstrong.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga.
Jakarta.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian. PT.Rineka Cipta.
Jakarta.
Tandjung., Jenu Widjaja. 2004.