• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah evaluasi program id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah evaluasi program id. docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER EVALUASI PROGRAM

Dosen Pengampu : DR. H. Rusyadi, M.Pd

Conducting an

Evaluation

John M Owen

Melakukan

Evaluasi Program

oleh:

Ahmad Faisal, S.Pd.T

Nur Intang, S.Pd

(2)

PEP. KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCASARJANA UNM

2016

1. PENDAHULUAN

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.Dalam kegiatan penelitian peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.

(3)

Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan. Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain. Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

(4)

2. PELAKSANAAN EVALUASI

Dalam pedoman pelaksanaan evaluasi, secara umum melibatkan tiga tahap yang saling terkait, yaitu: (1) merencanakan penelitian, (2) memperoleh informasi, dan (3) berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan mengenai kemajuan penelitian dan temuannya. Untuk memastikan bahwa evaluasi itu efektif, evaluator perlu mengembangkan keterampilan untuk melaksanakan setiap tahapan tersebut.

Pada tahap pertama penekanannya pada kemampuan negosiasi, dan keterampilan interpersonal yang diperlukan. Pada tahap kedua penekanannya pada pemilihan pendekatan yang tepat dan pengumpulan serta analisis data, dan informasi keterampilan manajemen yang diperlukan. Pada tahap ketiga penekanan pada pelaporan, dan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan. Seorang evaluator yang baik berpikir tentang tahap perencanaan dan berkomunikasi mengenai komponen manajemen data. Seperti Barrington (1990) menunjukkan bahwa hal ini membutuhkan keterampilan dan negosiasi yang cukup, yang sebagian besar tidak diajarkan dalam pelatihan evaluasi.

Tahapan Pelaksanaan Evaluasi secara umum terdiri atas 4 tahapan. yaitu:

a. Perencanaan.

b. Penyusunan indikator dan sasaran program c. Pelaksanaan evaluasi program

d. Pelaporan hasil evaluasi program

Sebuah evaluasi dapat dilakukan sebagai satu tahap yang bergulir dari perencanaan, perolehan informasi dan komunikasi. Hal ini juga harus dicatat bahwa tahapan-tahapan tersebut saling bergantung. Misalnya, suatu pedoman yang menyatakan:

(5)

selanjutnya (Program and Strategic Review Branch, Queensland Trearsury, 1990: 3).

Perlunya mengembangkan negosiasi dan kemampuan berkomunikasi dalam keterampilan manajemen data tidak bisa terlalu ditekankan. Evaluasi yang baik adalah pengumpulan data dan analisis yang baik, apakah evaluatornya adalah orang luar atau orang dalam.

Dimasukkannya tahap perencanaan dan berkomunikasi membantu kita untuk membedakan evaluasi dari beberapa jenis penelitian, terutama yang didasarkan pada 'paradigma eksperimental'. Dalam paradigma ini, dampak dari intervensi atau perlakuan ditentukan dengan menerapkan ke sampel yang dipilih secara acak, sementara pada saat yang sama menolak perlakuan untuk kelompok kontrol. Kesimpulan tersebut diambil dengan membandingkan perubahan pada kelompok eksperimen dengan mereka yang berada di kelompok kontrol. Tentu saja ada banyak pendekatan pada penelitian yang tidak didasarkan pada paradigma eksperimental, dan banyak dari mereka menggunakan data kualitatif, atau bukan, informasi yang bersifat kuantitatif.

Evaluasi dan penelitian bergantung pada pengumpulan data dan teknik analisis (baik dalam domain kualitatif maupun kuantitatif), pelaksanaan penelitian dan evaluasi memiliki basis epistemologis yang berbeda.

(6)

persen untuk tahap perolehan. Hal ini penting bagi penilai untuk menganggarkan perencanaan dan komunikasi untuk memperoleh alokasi sumber daya yang tersedia.

b. Penelitian ini sebagian besar berkaitan dengan penjelasan umum yang dirancang untuk memajukan batas-batas dalam bidang penelitian. Motivasi mayor adalah mencari generalisasi dan penciptaan pengetahuan baru. Sebaliknya, evaluasi berkonsentrasi pada intervensi yang spesifik dan termotivasi oleh kebutuhan untuk menginformasikan keputusan tentang intervensi tersebut -misalnya program atau kebijakan (Smith dan Glass, 1987).

c. Mereka yang melakukan penelitian bertanggung jawab kepada masyarakat ilmiah. Evaluator terikat pada beberapa atau semua stakeholder dalam sebuah program.

d. Kebanyakan peneliti berupaya untuk mengambil posisi nilai yang tertarik, sementara evaluasi dapat dipengaruhi oleh posisi yang diambil oleh evaluator dalam kaitannya dengan berbagai stakeholder.

e. Peneliti umumnya dapat mengasumsikan bahwa mereka berkomunikasi dengan audiens, sehingga evaluator harus melaporkan kepada audiens yang mungkin tidak terbiasa dengan temuan penyelidikan sistematis.

f. Ada perbedaan yang berhubungan dengan pengumpulan data dan analisis. Sebagaimana ditunjukkan di atas, sering kali ada komitmen yang tinggi untuk menguraikan desain dalam pelaksanaan penelitian, evaluator umumnya harus memilih dari berbagai data yang terbatas untuk membuat keputusan pada nilai program.

3. PERENCANAAN EVALUASI

Dalam perencanaan penyusunan indikator dan sasaran program dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

(7)

Pemahaman terhadap indikator dan sasaran program 1.1. Penentuan Obyek

Contoh obyek penyusunan indikator dan sasaran program adalah kinerja proyek-proyek pembangunan yang termasuk dalam DIP dan dokumen lain yang disamakan. Setiap proyek pembangunan yang diusulkan harus mencantumkan indikator dan sasaran kinerja secara lengkap.

1.2. Pemahaman Terhadap Indikator dan Sasaran Program a). Definisi Indikator dan Sasaran Program

Indikator dan sasaran program adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkatan tujuan program yang telah ditetapkan dan mencakup indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.

b).Fungsi Indikator dan Sasaran Program Fungsi Indikator dan sasaran program:

1) Memperjelas tentang, apa, berapa dan kapan suatu program dilaksanakan.

2) Menciptakan konsensus untuk menghindari kesalahan interpretasi dan diskusi selama pelaksanaan kegiatan. b. Membangun dasar bagi monitoring dan evaluasi.

1.3. Persyaratan penyusunan indikator dan sasaran program: a) Spesifik dan jelas; sehingga tidak ada kemungkinan

kesalahan interpretasi.

b) Dapat diukur secara obyektif; yaitu 2 orang atau lebih yang mengukur indikator dan sasaran program mempunyai kesimpulan yang sama.

c) Relevan; indikator dan sasaran program harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.

(8)

e) Sensitif terhadap perubahan; indikator dan sasaran program harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil program. f) Terukur; baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

g) Efektif; indikator dan sasaran kinerja yang digunakan dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis datanya dengan biaya yang tersedia.

c. Penyusunan Indikator program 1) Indikator masukan dan kegiatan:

a) Sebutkan rincian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana program.

b) Sebutkan jumlah dana dan jenis masukan yang akan digunakan dalam kegiatan.

2) Indikator keluaran:

Tentukan hasil spesifik yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dirinci pada yaitu mengolah masukan menjadi keluaran.

3) Indikator hasil:

a) Uraikan dengan singkat motivasi atau latar belakang

program dalam memproduksi keluaran.

b) Bila keluaran sudah diproduksi, fungsi langsung apa

yang diharapkan dari keluaran. 4) Indikator manfaat:

Sebutkan harapan yang ingin dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi seperti diuraikan dalam indikator hasil.

5) Indikator sasaran dan dampak:

Jelaskan dasar pemikiran, latar belakang dan alasan diproduksinya keluaran untuk tujuan yang paling tinggi, sasaran sektoral, daerah atau nasional.

(9)

a) Cantumkan jumlah dana dalam nilai uang untuk setiap jenis masukan.

b) Tentukan unit kegiatan (investasi) yang dilakukan dalam satu ruang lingkup program yang rinci.

c) Identifikasi jumlah sumberdaya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan program.

d) Tentukan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian program.

2) Indikator Keluaran:

Tentukan hasil langsung dari pengolahan masukan/pelaksanaan kegiatan.

3) Indikator Hasil:

Tentukan ukuran kuantitatif yang menunjukkan fungsi langsung keluaran setelah program selesai, seperti jumlah anak sekolah yang dapat ditampung.

4) Indikator Manfaat:

Tentukan ukuran yang menunjukkan manfaat keluaran setelah setelah berfungsi dengan baik, seperti peningkatan angka partisipasi anak sekolah.

5) Indikator Dampak:

a) Identifikasi pengaruh positif dan negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

b) Sebutkan sasaran yang paling jauh, tingkatan tujuan

tertinggi dari program.

c) Cantumkan sasaran sektoral, daerah, atau nasional.

(10)

Evaluasi harus direncanakan dengan seksama agar berguna bagi stakeholder. Legitimasi mereka harus diperhitungkan selama proses berlangsung, namun perhatian khusus harus diberikan kepada calon pengguna-keterlibatan dalam tahap perencanaan, sebelum pengumpulan data atau analisis berlangsung. Harus ada kesepakatan antara para stakeholder yang wajar mengenai parameter luas evaluasi sehingga semua pihak mendapatkan kejelasan tentang bagaimana hal itu akan dilanjutkan, dan harus ada kesadaran tentang prestasi apa yang mungkin diharapkan dari itu.

Perencanaan kedepan dan negosiasi membangun dukungan bagi upaya evaluasi. Meskipun ada perbedaan dalam penekanan pada tingkat perencanaan sesuai dengan bentuk evaluasi, penggunaan efektif dari hasil evaluasi sangat tergantung pada semua pengaturan evaluator dan stakeholder menyepakati perencanaan.

Pada titik ini harus diulang bahwa sering ada keragaman pandangan antara para stakeholder tentang tujuan evaluasi. Kelompok kepentingan yang berbeda mungkin memiliki agenda yang berbeda tentang evaluasi program ini, dan itu sangat penting bagi evaluator untuk menyadari agenda dalam tahap negosiasi. Hal ini sulit, namun untuk melakukan evaluasi yang mencerminkan kebutuhan semua kelompok stakeholder, dan pada tahap awal negosiasi dengan mereka yang melakukan pengawasan penelitian, evaluator harus menentukan kelompok stakeholder yang akan dilayani.

Umumnya, kelompok ini menjadi audiens utama bagi temuan evaluasi. Pengalaman menunjukkan bahwa evaluasi melayani kebutuhan satu atau dua kelompok stakeholder. Mereka adalah kelompok dengan evaluator yang menegosiasikan desain evaluasi dan unsur-unsurnya.

(11)

Sebagaimana ditunjukkan di atas, tujuan dalam negosiasi adalah untuk mengembangkan rencana evaluasi di mana stakeholder primer dan evaluator setuju. Sedangkan rincian dari rencana tersebut dapat dinegosiasikan tanpa perlu struktur. Ditemukan bahwa rencana yang paling memuaskan muncul dari pengembangan tanggapan yang terkait dengan unsur-unsur berikut.

a. Tujuan utama evaluasi.

Apakah evaluasi berkaitan dengan:

1) Menentukan cara program diimplementasikan?

2) Mensintesis informasi untuk membantu pengembangan program?

3) Memperjelas program?

4) Meningkatkan pelaksanaan program? 5) Pemantauan hasil program?

6) Menentukan nilai program? b. Audience untuk evaluasi.

Sebagaimana disebutkan di atas itu adalah kesalahpahaman untuk percaya bahwa evaluasi bisa, atau harus, melapor ke sejumlah audiens. Audiens yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda dan identifikasi audiens berfokus pada data. Dalam beberapa kasus, evaluator akan menemukan bahwa ada entitas (individu atau kelompok kecil)yang memiliki makna tertentu. Entitas ini mungkin memiliki pengaruh atas keputusan-keputusan yang berkaitan dengan program di bawah review, dan pandangan mereka mungkin menarik bagi evaluator selama negosiasi.

c. Fokus areal evaluasi adalah . Inti dari upaya evaluasi adalah: 1) Konteks

2) Desain 3) Proses 4) Hasil

(12)

evaluasi. Misalnya, evaluasi hasil bisa berhubungan dengan tujuan program. Dalam kasus lain evaluasi mungkin merupakan penilaian kebutuhan dan fokus pada konteksnya. Atau, informasi evaluasi dapat membantu mengembangkan program.

d. Kunci masalah penyelidikan.

Hal ini melibatkan pemilihan aspek yang paling penting dari sebuah program yang akan diperiksa. Dalam prakteknya ini adalah cara di mana evaluasi dapat dibuat lebih mudah untuk dikelola, karena memaksa pihak yang berkepentingan untuk berpikir tentang arah dasar evaluasi yang akan diambil. Hal ini sangat umum bagi audiens. Misalnya panitia pengarah, dewan sekolah, atau manajer tingkat menengah, mengajukan daftar kunci masalah. Evaluator mungkin perlu bekerja dengan audiens untuk mengurangi daftar ini.

e. Manajemen data.

Ini menentukan setiap kunci masalah, data yang paling tepat untuk mengumpulkan dan bagaimana hal itu akan dikumpulkan dan dianalisis. Ada banyak teknik pengumpulan data yang sering digunakan oleh evaluator. Juga, ketika membuat keputusan tentang analisis data, evaluator harus mengingat kecanggihan audiens dan jika mungkin, memastikan bahwa temuan dapat dengan mudah dipahami. f. Reporting.

Telah diketahui bahwa banyak evaluasi yang belum memiliki dampak pada keputusan tentang program sosial dan pendidikan karena evaluator tidak menggunakan teknik yang efektif untuk menyebarluaskan temuan. Secara khusus, penggunaan laporan yang panjang sangat efektif dalam mentransfer informasi. Teknik yang lebih kreatif sebaiknya menekankan pada metode yang memungkinkan klien dan audiens untuk berinteraksi dengan evaluator.

(13)

Hal ini diperlukan bagi seseorang untuk diberi waktu untuk merencanakan dan menyiapkan sistem manajemen data yang tepat, dan secara umum bertanggung jawab atas semua aspek evaluasi dalam tindakan. Eksternal evaluator biasanya mengembangkan struktur untuk mengatasi realitas dalam menjalankan operasi yang kompleks. Departemen pemerintah dan perusahaan swasta mengembangkan pengaturan internal untuk evaluasi. Ini sering mengambil bentuk evaluasi yang memiliki anggaran yang terpisah, sumber lain dan staf yang terlatih untuk membuat pekerjaan evaluasi layak bagi organisasi. Hal ini dapat dilihat bahwa sumber-sumber harus disisihkan untuk tujuan, bahkan dalam studi kasus penelitian tindakan di mana mungkin tidak ada perbedaan yang jelas antara evaluasi dan pengembangan/pelaksanaan tugas-tugas.

Kerangka yang diberikan di bawah ini dapat berguna dalam menetapkan rencana evaluasi yang berniat untuk mensponsori atau melakukan, baik secara internal maupun eksternal.

1) Tujuan evaluasi

Mengapa evaluasi dilakukan? 2) Audiens yang akan dievaluasi

Siapa yang akan menerima dan menggunakan informasi tersebut?

3) Sumber daya yang akan dievaluasi Bahan apa yang tersedia?

4) Fokus Evaluasi

Konteks, desain, proses, produk (unsur-unsur)? 5) Kunci pertanyaan evaluasi dan manajemen data

Bagaimana kita bisa mengumpulkan dan menganalisis data sekitar kunci permasalahan?

(14)

Sejauh mana ...? Apakah ada ...? Dalam hal apa ..?

Untuk setiap pertanyaan, menguraikan teknik pengelolaan data yang akan digunakan.

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaaan 3

Pengelolaan data 1 Pengelolaan data 2 Pengelolaan Data 3

6) Pengumpulan Data

Apakah sampling penting?

Apakah ada yang diketahui tentang hal dari sumber lain? Bagaimana data dikumpulkan?

Analisis

Bagaimana data dianalisis untuk menjawab pertanyaan evaluasi ?

(ii) Data manajemen

Untuk setiap pertanyaan merancang pengumpulan data rinci dan skema analisis.

7) Pelaporan informasi dari evaluasi Apa itu format pelaporan?

Kapan pelaporan berlangsung? Apakah itu layak direkomendasikan? 8) Standar perilaku

Sampai sejauh mana standar-standar untuk evaluasi berlaku. Misalnya bagaimana privasi dan hak-hak dari mereka yang terlibat harus dilindungi?

9) Anggaran dan waktu

(15)

Anggaran evaluasi

Beberapa indikasi dari jumlah sumber yang tersedia untuk evaluasi harus dimasukkan dalam perencanaan. Jika evaluasi yang dilakukan secara eksternal, perlu bagi evaluator menyediakan dana untuk biaya jasa dan sumber daya terkait dan mengaturnya dengan jelas.

5. PELAKSANAAN EVALUASI

Obtaining merupakan tahap manajemen data yang merupakan bagian integral dari pekerjaan evaluasi. Evaluator harus membuat keputusan yang menerjemahkan tindakan evaluasi ke dalam tindakan nyata, dan ini termasuk pengambilan keputusan tentang pengelolaan data. Manajemen data terdiri dari pengumpulan dan analisis informasi yang terkait dengan pokok permasalahan.

Sementara itu tahap perencanaan membutuhkan evaluator untuk memiliki keterampilan bernegosiasi yang baik dalam situasi tertentu, tahap obtaining terdiri dari:

a. Menentukan cara yang paling tepat mengumpulkan data b. Sampling (jika diperlukan)

c. Memantau pengumpulan data

d. Menyiapkan dan menerapkan teknik analisis yang tepat.

Tahap obtaining membutuhkan evaluator yang memiliki keterampilan kreatif dan analitis.

Pengumpulan data berarti perakitan informasi mentah. Cara pengumpulan data dapat diringkas sebagai berikut:

a. Langsung dari individu yang diidentifikasi sebagai sumber informasi

1) Laporan diri

 buku harian atau catatan anekdot

 daftar hadir atau inventaris

 peringkat skala dan perbedaan semantik

(16)

 jadwal pengamatan

 Skala peringkat

 Daftar ceklist dan inventori

Respon lisan, baik individu maupun kelompok

c. Informasi yang diperoleh dengan menggunakan peralatan analisis data baik kuantitatif maupun kualitatif. Ini keliru karena sejumlah alasan, termasuk pandangan epistemologists bahwa pembagian antara metode kuantitatif dan kualitatif agak artificial (Reichardt and Cook, 1979). Pada tingkat yang lebih operasional, kenyataannya adalah bahwa banyak masalah-masalah evaluasi hanya dapat diatasi setelah mempertimbangkan data kuantitatif dan kualitatif.

Setelah teknik pengumpulan data, maka perlu ditinjau hal-hal berikut:

 Apakah data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang komprehensif tentang apa yang sedang dievaluasi?

 Apakah rencana manajemen data membuat penggunaan efektif dari data yang ada?

 Apakah biaya pengumpulan data dapat dibenarkan, mengingat jumlah dan jenis informasi yang tersedia?

 Apakah informasi dapat diandalkan?

 Dapatkah pengumpulan data dilakukan tanpa mengganggu program dan mengambil terlalu banyak waktu bagi penyedia program?

 Apakah prosedur pengumpulan datanya legal dan etis?

 Dapatkah data dikumpulkan dan dianalisis dalam

(17)

Analisis data

Analisis data berarti pengolahan data melalui interaksi dari tiga proses:

 Pengurangan data, proses menyederhanaan dan mengubah informasi data awal sesuai prosedur atau aturan.

 Data display, pengembangan suatu informasi yang mengarah ke gambaran kesimpulan tentang pertanyaan evaluasi.

 Penggambaran kesimpulan, membuat makna data dalam konteks yang lebih luas dari isu evaluasi yang diteliti.

Banyak teknik untuk analisis data kuantitatif telah dikembangkan dari waktu ke waktu, dan dapat diakses oleh evaluator melalui paket komputer canggih seperti Paket statistik sosial (SPSSx).

Sumber atau alat untuk mendapatkan data/informasi yang digunakan untuk membuktikan indikator dan sasaran program mulai dari masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Sebagai contoh:

a. Data mengenai masukan (seperti besarnya dana dan rincian kegiatan), dapat diperoleh dari Departemen teknis, Kanwil/Dinas, Pemimpin Proyek, Direktorat Jenderal Anggaran-Departemen Keuangan, konsultan, kontraktor, dan instansi terkait.

b. Data mengenai keluaran (apakah kegiatan-kegiatan proyek dapat diselesaikan sesuai rencana), dapat dicari data dan informasinya pada departemen teknis, instansi terkait dan pemerintah daerah dimana program tersebut berlokasi.

c. Data dan informasi mengenai berfungsinya/hasil suatu keluaran, dapat diperoleh dari departemen teknis, instansi terkait, penerima manfaat, pemerintah daerah, dan masyarakat di sekitar lokasi proyek.

(18)

e. Data dan informasi untuk dampak dapat ditanyakan dan diteliti di lapangan untuk setiap tingkatan indikator kinerja yang akan diukur seperti departemen teknis, penerima manfaat, Kanwil, Dinas, Bappeda, Kantor statistik setempat, dan instansi terkait.

4. Pelaporan Hasil Evaluasi

Pelaporan hasil evaluasi dengan penyusunan indikator dan sasaran kinerja didasarkan pada aturan yang relevan dengan program

6. KESIMPULAN

Bab ini menekankan pentingnya bagi evaluator untuk memahami secara garis besar tahapan dalam melaksanakan evaluasi program meliputi: tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Tahapan persiapan evaluasi program meliputi: penyusunan evaluasi, penyusunan instrumen evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang diperlukan, penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil.

Penyusunan evaluasinya, terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.

Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam menentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi

Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view), kondisi nyata (reality), dengan kondisi yang diharapkan (ideality). Dengan kata lain evaluasi

Evaluasi masukan program penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran fikih di MIN 1 Kediri ini akan membahas mengenai persiapan lembaga, guru dan peserta didik

Fokus pada penelitian ini adalah (1) evaluasi konteks yang menggambarkan kondisi lingkungan sekolah yang terdiri dari dukungan masyarakat/ komite sekolah, budaya guru,

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa

Misalnya tidak ditemukan kasus yang relevan dengan sistem pembakaran injeksi, maka HDOs bisa mencoba untuk mengganti sistem pembakaran tersebut dengan sistem pembakaran

serangkaian kegiatan lain dalam pengembangan koleksi perpustakaan. Analisa kebutuhan bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menyebarkan kuesioner kepada

Metode Evaluasi Studi Kasus Di dunia pendidikan, memahami proses penilaian kurikulum tidak dapat dilakukan hanya dengan mempertimbangkan angka dan data statistik, terutama di