A. Defenisi Manajemen Secara Etimologi / asal kata
Manajement berasal dari bahasa italia yaitu: Maneggiare yang artinya mengendalikan. Berdasarkan bahasa inggris yaitu manage yang artinya mengatur. Dan kemudian kata ini diadopsi kedalam bahasa prancis yaitu management yang artinya mengelolah. Dan digunakan dalam bahasa indonesia yaitu menej yang artinya mengatur, mengelolah atau mengendalikan.
Secara Terminologi / arti kata
Manajemen adalah suatu proses atau kegiatan / usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerja sama.
B. Unsur – Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana atau merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Men : Pelaksana
- Money : Uang yang diperlukan atau dibutuhkan - Methods : Metode / cara / sistem yang digunakan
- Material : Bahan – bahan yang diperlukan atau yang dibutuhkan.
C. Fungsi Manajemen Pleanning : Perencanaan
Suatu proses yang sistematis berupa pengambilan suatu keputusan tentang pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan, bentuk program, pelaksanaan program, sistem informasi dan penilaian keberhasilan program atau kegiatan.
Organizing : Pembagian tugas / wilaya kerja
Pengelompokan kegiatan atau pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem informasi dan koordinasi.
MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
Oleh : Watowuan Tyno
Dibawakan Di Ikatan Mahasiswa Teknik Pertambangan Sulawesi Tenggara
Atuating : Aktualisasi / pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan berdasarkan hal-hal yang direncanakan sebelumnya.
Controling : Pengawasan
Proses bimbingan pelaksanaan pekerjaan, pemberian petunjuk, perintah dan motivasi demi tercapainya tujuan.
Evaluation : Evaluasi / penilaian
Kegiatan yang sistematis dan terencana untuk mengukur atau menilai pelaksanaan dan keberhasilan program yang dilaksanakan atau yang dijalankan. Orientasi dari pada evaluasi mengacuh pada komponenInput – Proses – Output.
D. Tujuan Pokok Manajemen
Yaitu; untuk memperoleh efesiensi dan efektivitas. Artinya :
- Tepat : Kena sasaran atau apa yang dicita-citakan menjadi kenyataan. - Cepat : Tidak boros waktu, selesai tepat waktu atau sebelum waktunya. - Hemat : Biaya yang sekecil-kecilnya namun mendapatkan hasil yang baik. - Selamat : Sampai pada tujuan tanpa mengalami hambatan.
ORGANISASI
Defenisi Organisasi : Kumpulan dua orang atau lebih yang saling bekerja sama atau berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan dari pada organisasi.
Berdasarkan sifat, organisasi dibedakan atas 2 yaitu: 1. Organisasi Formal
Adalah organisasi yang diatur secara resmi atau organisasi yang mempunyai aturan atau konstitusi yang tertulis.
Contoh : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum, Perseroan Terbatas, Sekolah, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD, dan lain-lain.
Berdasarkan tujuan, Organisasi dapat dibedakan atas 2 yaitu :
1. Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan (Profit Oriented)
Contoh : Perusahan, Koperasi, dll
2. Organisasi bertujuan pada intelektualitas (non profit oriented)
Contoh : Organisasi Kemahasiswaan, dll
Prinsip Organisasi
Suatu organisasi bisa dikatakan solid jika memiliki sifat sbb. - Mempunyai tujuan yang jelas.
- Tujuan organisasi harus diterima dan dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi tersebut.
- Memiliki kesatuan arah.
- Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab. - Berkesinambungan.
- Penempatan orang harus sesuai ahlinya. - Adanya pembagian tugas.
KEPEMIMPINAN
- Pimpin : Atur - Pimpinan : Orang
- Pemimpin : Orang yang mengatur / penggerak ( jabatan )
- Kepemimpinan : Keseluruhan aktifitas atau tindakan untuk mempengaruhi serta mengingatkan atau memotivasi orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Atau sesuatu yang mampu mempengaruhi sesuatu yang lain untuk mau mengikutinya.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempah?
Teori – Teori Kepemimpinan
Beberapa teori timbulnya atau lahirnya seorang pemimpin antara lain: 1. Teori Genetis
Penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan maka penganut teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu pemimpin itu tdak dilahirkan. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Fungsi Kepemimpinan
Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan antaralain yaitu:
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpinnya. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannya menjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah, meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak yang didengarkan.Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-keputusan. Sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada. Musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
5. Fungsi Pengendalian
itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Tipe Atau Gaya Kepemimpinan
Tipe atau gaya adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain
Beberapa tipe kepemimpinan, antara lain :
1. Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya atau bertindak sewenang–wenang terhadap bawahan atau anggotanya.
2. Tipe Paternalistik
Pemimpin yang bersifat kebapakan, sebagai tauladan atau panutan. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. Tipe pemimpin paternalistic terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
3. Tipe Kharismatik
4. Tipe Laissezfaire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Dimana tipe kepemimpinan ini, pemimpinya bersifat apatis atau masa bodoh.
5. Tipe Demokratis