• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ktsp Sma 1 Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Ktsp Sma 1 Sumbar"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM SMA NEGERI 1 PAYUNG SEKAKI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN SOLOK

(2)

L E M B A R A N P E M B E R L A K U A N

Setelah memperhatikan dan mempertimbangkan dari komite SMA

Negeri 1 Payung Sekaki, maka dengan ini Dokumen KTSP SMA Negeri 1

Payung Sekaki ditetapkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran

2011/2012.

,

Ditetapkan di : Sirukam

Pada Tanggal : Tanggal 18 Juni 2011

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

Y. AMRIL MALIN BATUAH FIRDAUS, S.Pd

NIP. 19671231 199412 1 009

Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kita ucapkan kehadirat ALLah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Payung Sekaki Tahun Pelajaran 2011/2012.

Selama penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini,kami banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, izinkanlah kami untuk menghaturkan terima kasih kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat dan jajarannya, yang telah banyak memberikan masukan. 2. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok

dan jajarannya, yang telah banyak memberi bimbingan, petunjuk dan dorongan.

3. Para Pengawas dan Fasilitator Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok, yang telah banyak memberi masukan untuk penyempurnaan KTSP ini.

4. Ketua Komite beserta anggota yang telah mendukung terlaksananya KTSP ini.

5. Para Guru dan Tata Usaha SMA Negeri I Payung Sekaki, serta pihak lain yang telah membantu terwujudnya KTSP ini.

6. Semua pihak yang tidak sempat disebut satu persatu, yang telah memberi bantuan dalam penyelesaian KTSP ini.

Akhir kata kami bermohon kehadirat Allah SWT, semoga segala bantuan yang diberikan merupakan amal saleh dan diberikan balasan oleh Allah SWT amin.

(4)

Sirukam, 18 Juni 2011 Kepala

FIRDAUS, S.Pd

(5)

DAFTAR ISI

L E M B A R A N P E N G E S A H A N...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...v

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 RASIONAL...1

1.1.1 Latar Belakang...1

1.1.2 Dasar Hukum...2

1.2 Tujuan Pendidikan Menengah...4

1.3 Visi Satuan Pendidikan:...4

1.4 Misi Satuan Pendidikan...5

1.5 Tujuan Satuan Pendidikan...7

BAB 2 STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN...9

2.1 Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan...9

2.2 Program Muatan Lokal...15

2.3 Kegiatan Pengembangan Diri...23

2.4 Pendidikan Kecakapan Hidup...35

2.5 Pengaturan Beban Belajar...35

2.6 Ketuntasan Belajar...37

2.7 Kenaikan Kelas...41

2.8 Kelulusan...42

2.9 Penjurusan...44

2.10 Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal/Global...47

BAB 3 KALENDER PENDIDIKAN...48

3.1 Pengaturan tentang Permulaan Tahun Pelajaran...48

3.2 Jumlah Minggu Efektif...49

(6)
(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Kurikulum Kelas X...11

Tabel 2. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII program IPA...13

Tabel 3. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII program IPS...14

Tabel 4. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas X Semester 1...16

Tabel 5 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas X Semester 2...18

Tabel 6. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas XI Semester 1...19

Tabel 7 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas XI Semester 2...20

Tabel 8 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas XII Semester 1...21

Tabel 9 Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan...36

Tabel 10 Kriteria ketuntasan minimal Kelas X...38

Tabel 11 Kriteria ketuntasan minimal Program Ilmu Alam...39

Tabel 12 Kriteria ketuntasan minimal Program Ilmu Sosial...40

Tabel 13 Minggu Efektif Semester 1 (satu) 2011...49

Tabel 14 Minggu Efektif Semester 2 (satu) 2011...49

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONAL

1. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

(9)

Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik dengan mengutamakan pembelajaran yang inovatif, efektif dan menyenangkan.

2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Standar Isi

(10)

4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.

5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007

Ketentuan di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2006 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (1,2,3,4,5). Ketentuan di dalam Permendiknas No. 6 Tahun 2007 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1

6. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

Standar Pengelolaan Pendidikan mengatur pengelolaan Pendidikan oleh satuan dasar dan menengah yang meliputi: 1) Perencanaan Program, 2) Pelaksanaan Rencana Kerja, 3) Pengawasan dan Evaluasi, 4) Kepemimpinan Sekolah, 5) Sistim Informasi Manajemen dan 6) Penilaian Khusus ditetapkan dengan Permendiknas No. 19 Tahun 2007

7. Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Pengaturan dan pengendalian mutu pendidikan diatur dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007

(11)

Standar Sarana dan Prasarana merupakan kriteria minimum dari sarana dan prasarana yang ada di satuan pendidikan, ditetapkan dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007.

9. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran, ditetapkan dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007

B. Visi Satuan Pendidikan:

Terwujudnya lulusan beriman, cerdas, mandiri dan kompetitif.

Indikator :

1. Terwujudnya perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Terwujudnya pengembangan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Terwujudnya penunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung

jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Terwujudnya partisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Terwujudnya toleransi keberagaman agama, bangsa, suku, ras,

dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

6. Terwujudnya pembangunan dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

7. Terwujudnya kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Terwujudnya kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Terwujudnya sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10.Terwujudnya kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

(12)

12. Terwujudnya pemanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Terwujudnya partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14.Terwujudnya ekspresi diri melalui kegiatan seni dan budaya 15.Terwujudnya apresiasi karya seni dan budaya

16.Terwujudnya hasil karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17.Terwujudnya penjagaan kesehatan dan keamanan diri, kebugaran

jasmani, serta kebersihan lingkungan

18.Terwujudnya komunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19.Terwujudnya pemahaman hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20.Terwujudnya sikap menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21.Terwujudnya keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22.Terwujudnya penunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

23.Terwujudnya penguasaan pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi

C. Misi Satuan Pendidikan

1. Mewujudkan perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mewujudkan pengembangan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Mewujudkan penunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung

jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Mewujudkan partisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Mewujudkan toleransi keberagaman agama, bangsa, suku, ras,

dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

(13)

7. Mewujudkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Mewujudkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Mewujudkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10.Mewujudkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11.Mewujudkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12.Mewujudkan pemanfaatan lingkungan secara produktif dan

bertanggung jawab

13.Mewujudkan partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14.Mewujudkan ekspresi diri melalui kegiatan seni dan budaya 15.Mewujudkan apresiasi karya seni dan budaya

16.Mewujudkan hasil karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17.Mewujudkan penjagaan kesehatan dan keamanan diri, kebugaran

jasmani, serta kebersihan lingkungan

18.Mewujudkan komunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19.Mewujudkan pemahaman hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20.Mewujudkan sikap menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21.Mewujudkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22.Mewujudkan penunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

23.Mewujudkan penguasaan pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi

D. Tujuan Satuan Pendidikan

(14)

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1. Tujuan Jangka Pendek (1Tahun)

1) Siswa kelas XII tamat dan lulus 100 % 2) Rata-rata NEM Lulusan Minimal 7,00

3) 50 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

4) Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.

5) Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah

6) Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

7) Terpilihnya siswa/siswi parskibraka untuk tingkat kabupaten dan Propinsi.

8) Menjadi juara olimpiade sains, lomba mata pelajaran, olah raga dan kesenian 3 mata pelajaran untuk tingkat kabupaten dan 2 mata pelajaran untuk tingkat propinsi

9) Memiliki labor TIK yang dilengkapi dengan sarananya 10)Memiliki WC siswa yang representatif

11)Memiliki tempat parkir siswa yang representatif 12)Memiliki taman sekolah yang asri dan indah 13)Memiliki Mushala yang representatif

2. Tujuan Jangka Menengah ( 4 tahun)

(15)

3) 60 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

4) Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.

5) Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.

6) Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

7) Berhasilnya siswa sebagai juara dalam mengikuti perlombaan mata pelajaran, olah raga, kesenian .

3. Tujuan Jangka Panjang

1) 100 % siswa kelas III tamat dan lulus tiap tahun pelajaran 2) Tercapainya rata-rata NEM lulusan minimal 8,5

3) 70 % lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

4) Terlaksananya proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

5) Terlaksananya proses pembelajaran dengan dua bahasa (Billingual) untuk seluruh kelas

6) Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.

7) Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya

8) Terbentuknya tim bola volly dan sepak bola yang handal dan juara di tingkat kabupaten dan Nasional.

9) Adanya ruang khusus komputer dan internet

(16)

11)Tersedianya labor khusus untuk Fisika, Biologi, Kimia dan Bahasa.

(17)

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN

E. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Payung Sekaki meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Muatan Kurikulum SMA Negeri 1 Payung Sekaki meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah, kegiatan pengembangan diri dan Pelajaran Tambahan.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang diajarkan di SMAN 1 Payung Sekaki mulai kelas X, XI dan XII ada sebanyak 17 mata pelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1) Pendidikan Agama Islam, 2) Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, 3) Bahasa Inggris, 4) matematika, 5) Fisika, 6) Kimia, 7) Biologi, 8) Sosisologi, 9) sejarah, 10) ekonomi, 11) geografi, 12) seni dan budaya, 13) Sastra Indonesia, 14) Pendidikan Jasmani, olah raga dan kesehatan, 15) Teknologi Informasi dan Komunikasi, 16) Bahasa Arab

(18)

Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan secara

kontekstual dengan memperhatikan perkembangan kekinian dari berbagai aspek kehidupan.

Pengorganisasian kelas-kelas dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas tiga program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial.

a. Kurikulum Kelas X

1) Kurikulum Kelas X terdiri atas :

a. 16 mata pelajaran,

b. muatan lokal,

c. pengembangan diri

d. dan Pelajaran Tambahan seperti tertera pada Tabel 1.

2) Jam pembelajaran untuk mata pelajaran Sejarah dan geografi mengalami penambahan jam masing-masing 1 jam pelajaran. Hal ini disebabkan sesuai dengan analisis pemetaan SK dan KD mata pelajaran tersebut.

3) Alokasi Waktu untuk setiap mata pelajaran satu jam adalah 45 menit. Jam Pembelajaran untuk setiap mata pelajaran seperti pada tabel 4.

(19)

Tabel 1 Struktur Kurikulum Kelas X

Komponen Semester 1Alokasi WaktuSemester 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah (1) 2 2

10. Geografi (1) 2 2

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pend. Jasmani, O.R & Kesehatan 2 2 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16. Bahasa Arab 2 2

17. Muatan Lokal (Pendidikan Al Quran) 2 2 18. Pengembangan Diri

Pramuka

Bimbingan Konseling

Pembinaan Oliampiade Sains Pembinaan Olimpiade Olah Raga Paduan Suara

2*) 2*)

Jumlah 40 40

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

(20)

1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Kurikulum tersebut secara berturut-turut disajikan pada Tabel 5, 6, 7, dan 8.

2) Jam pembelajaran untuk mata pelajaran Sejarah (IPA) dan Ekonomi (IPS) mengalami penambahan jam sebanyak 1 jam pelajaran. Hal ini disebabkan sesuai dengan analisis SK dan KD mata pelajaran tersebut.

3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu

(21)

Komponen Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

13. Bahasa Arab 2 2 2 2

14. Muatan Lokal (Pendidikan Al Quran) 2 2 2 2 15. Pengembangan Diri

Pramuka

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 3. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII program IPS

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

(22)

Komponen

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

13. Bahasa Arab 2 2 2 2

14. Muatan Lokal (Pendidikan Al Quran) 2 2 2 2 15. Pengembangan Diri

Pramuka

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

F. Program Muatan Lokal

(23)

memahami dan menghayati isi serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pengertian

Mata pelajaran pendidikan al-Quran adalah pemberian pengetahuan serta bimbingan tentang membaca ,menulis, memahami ,menghayati dan mengamalkan kandungan al-Quran yang berhubungan dengan aqidah , ibadah dan akhlak .

c. Tujuan

Mata pelajaran pendidikan al-Quran pada tingkat SMA bertujuan :

1.Meningkatkan kompetensi membaca,menulis,

menterjemahkan ,menghapal, memahami, menghayati isi al-Quran sebagai lanjutan dari tingkat pendidikan sebelumnya

2.Meningkatkan rasa cinta terhadap al-Quran dan senang membacanya.

3.Terbiasa mengamalkan isi al - Quran , baik berkenaan dengan akidah , ibadah maupun akhlak

4.Menghafal minimal surat pendek pilihan yang terdapat dalam Juz’Amma dan ayat –ayat pilihan lainnya.

5.Meningkatkan efektifitas baca tulis al-Quran dan pemahamannya dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

d. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan di tingkat SMA adalah :

1. Terbiasa dan fasih membaca al-Quran dengan irama muratal dan menulisnya dengan kaedah penulisan khath naskhi

(24)

4. Hafal 20 surat pendek pilihan dalam juz ‘amma dan beberapa

e. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA

Tabel 4. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas X Semester 1

(25)

1.5.Mempraktekkan shalat tahajjud bersama

1.6.Menghafal Qs. Al-Qadar/97:1-5 dan menulis khat naskhi Qs al-Isra’17:79

1.7.Membaca secara tartil , mengartikan dan memahami ayat-ayat al-Quran tentang keutamaan ilmu ( Qs.‘Alaq/96:1-19 dan al-Mujadilah/58:11)

1.8.Menghafal ( Qs.al-‘Alaq/96:1-19 dan al-Mujadilah/58:11)

1.9.Membaca secara tartil, mengartikan dan memahami Qs.al-Baqarah ayat 221 tentang larangan pernikahan silang

1.10.Menghafal Qs.Albaqarah ayat 221

Tabel 5 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas X Semester 2

N o

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

(26)

ayat-ayat al-quran tentang aqidah, ibadah dan akhlaq

mengartikan dan memahami serta menghafal Qs al-Hujurat ayat 6 tentang informasi

2.2.Membaca sacara tartil , mengartikan dan memahami isi ayat-ayat al-Quran tentang makhluk yang mulia (Qs.At-Tin/95:1-8 dan al-Isra’/17:70)

2.3.Menghafal Qs.At-Tin/95:1-8 dan menulis khat naskhi Qs.al-Isra’/17:70

2.4.Membaca secara tartil, mengartikan dan memahami ayat-ayat al-quran tentang pertolongan Allah ( Qs. Al-Insyirah/94:1-8 dan Qs. Yasin/36:8-9)

2.5.Menghafai Qs. Al-Insyirah/94:1-8 dan Qs. Yasin/36:8-9 dan menulis khath naskhi Qs. Yasin/36:8-9

2.6.Membaca secara tartil , mengartikan dan memahami isi ayat-ayat al-Quran dan hadis tentang shalat dhuha ( Qs.Adh-Dhuha/93:1-11)

2.7.Mempraktekkan shalat dhuha dalam kehidupan sehari-hari

(27)
(28)

Al-mengartikan dan memahami isi

Tabel 7 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas XI Semester 2

N

2.4.Menghindari akhlaq mazmumah dalam kehidupan sehari-hari

(29)

dan menulis khath naskhi

Qs.ali-2.10.Menghafal Qs.al-Lail/92:1-15 dan menulis khath naskhi Qs.al-Lail/92:1-10

Tabel 8 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA Kelas XII Semester 1 orang kafir( Qs.al-Kafirun/109:1-6 dan Qs.az-Zumar/39:71-72)

(30)

dan Qs.az-Zumar/39:71-72 serta menulis khath naskhi Qs.az-Zumar/39:71-72

1.3.Membaca secara tartil, mengartikan dan memahami isi ayat-ayat al-quran tentang melalaikan shalat

(Qs.al-Maun/107:1-7 dan

Qs.al-Mudatsir/74:42-43)

1.4.Menghafal Qs.al-Maun/107:1-7 dan menulis khath naskhi Qs.al-Mudatsir/74:42-43)

1.5.Membaca secara tartil , mengartikan dan memahami isi ayat-ayat al-Quran tentang beribadah kepada Allah(Qs.al-Qurasy/106:1-4 dan Qs.al-Baqarah/2:21)

1.6.Menghafal Qs.al-Qurasy/106:1-4 dan Qs.al-Baqarah/2:21) dan menulis khath naskhi Qs.al-Qurasy/106:1-4

1.7.Membaca secara tartil, mengartikan dan memahami isi ayat-ayat al-Quran tentang bahaya dusta dan sombong(Qs.al-Fil/105:1-5 dan Qs.al-A’raf/7:40-41)

1.8.Menghafal Qs.al-Fil/105:1-5 dan menulis khath naskhi Qs.al-A’raf/7:40-41)

(31)

mengartikan dan memahami isi ayat-ayat tentang anjuran berzikir dan fadhillahnya(Qs. Al-A’la/87:1-19 dan Qs.al-Ahzab/33:41-42

1.10.Mempraktekkan zikir dalam kehidupan sehari-hari

1.11.Menghafal Qs. Al-A’la/87:1-19 dan menulis Qs.al-Ahzab/33:41-42

1.12.Membaca secara tartil , mengaartikan dan memahami isi ayat-ayat al-Quran tentang pemeliharaan diri (Qs.at-Tariq/86:1-17 dan Qs.al-Infikar :10-12

1.13.Menghafal Qs.at-Tariq/86:1-17 dan menulis khath naskhi Qs.al-Infikar : 10-12

G. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

a. Tujuan Pengembangan Diri

(32)

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah.

2. Tujuan Khusus

Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan:

a. Bakat b. Minat c. Kreativitas

d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan e. Kemandirian

f. Kemampuan kehidupan keagamaan g. Kemampuan sosial

h. Kemampuan belajar

i. Wawasan dan perencanaan karir j. Kemampuan pemecahan masalah

b. Ruang Lingkup

Pengembangan diri meliputi dua komponen: 1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:

a. kehidupan pribadi b. kemampuan sosial c. kemampuan belajar

d. wawasan dan perencanaan karir

(33)

a. Kepramukaan

b. Lomba Cerdas Cermat TAP MPR c. Seni, olahraga

d. Keagamaan

e. Pembinaan siswa Olimpiade f. Jurnalistik & KIR

g. English Club

4. Pengembangan Diri Melalui Layanan Konseling

Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual dan atau kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat, perkembangan, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

1. Pengertian Konseling

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara peroprangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam pengembangan kehidupan prbadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

(34)

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai, dan mengembangkaan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kegiatan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

4. Pengaturan Pelayanan Bimbingan Konseling

a. Klasikal yaitu guru BK memberikan pelayanan secara umum dengan cara masuk kedalam kelas

b. Indifidual yaitu guru BK memberikan pelayanan secara individu kepada siswa yang membutuhkan pelayanan khusus

(35)

1) Program Tahunan, yaitu program kegiatan pelayanan konseling meliput seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

2) Program Semesteran, yaitu program kegiatan pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

3) Program Bulanan, yaitu program kegiatan palayan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program bulanan.

4) Program Mingguan, yaitu program kegiatan pelayanan konseling meliputi kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

5) Program harian, yaitu program kegiatan pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.

f. Penyusunan Program

1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yan diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

(36)

6. Penilaian Kegiatan

3. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG),yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan terhadap peserta didik.

c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG),yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dammpak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

4. Penilaian proses kegitan pelayanan konselinh dilakukan melalui analisasi terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagai mana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

(37)
(38)

NILAI HASIL

PELAYANAN KONSELING

SEKOLAH: ... SEMESTER:...

KELAS : ……… KONSELOR ...:

No. Nama NIS Nilai Keteranga

n 1.

2. 3. 4 5. 6. 7 8 9

Sirukam, ……...2011

Konselor

(...)

Keterangan

 Nilai yang diberikan hanya ada dua kategori :

Nilai A berarti memuaskan Nilai B berarti memadai

 Kolom keterangan diisi masih ada

yang perlu diperhatikan bila keadaannya memang demikian

 Hasil kegiatan pelayanan konseling

(39)
(40)

5. KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah

2. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik.

b. Sosial, yaitu kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemmapuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karier peserta didik.

(41)

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang sesuai dnegan potensi, bakat dan minatpeserta didik secara individual.

b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.

c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang menggembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik.

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta didik untukbekerja dengan baik dan berhasil.

f. Kemanfaatn sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyrakat.

4. Jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Krida, meliputi kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR),PKS, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penugasan keilmuan dan kemampuan akademik, penelirtian.

(42)

Lomba Cerdas Cermat TAP MPR, pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam,English Club, dan keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran, dengan substansi antara lain karier, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni, budaya.

e. Pengembangan Ketrampilan dibidang ICT

5. Format Kegiatan

a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti sekelompok peserta didik.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas.

d. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seseorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

B. PERENCANAAN KEGIATAN

(43)

1. Sasaran kegiatan 2. Substansi kegiatan

3. Pelaksanaan kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya

4. waktu dan tempat

5. Sarana dan pembiayaan

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh Guru, konselor dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah.

2. Kegiatan ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana direncanakan.

D. PENILAIAN KEGIATAN

Hasil dan proses kegiatan ekstra kurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah oleh pelaksana kegiatan.

E. PELAKSANA KEGIATAN

Pelaksana kegiatan ektra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuan da kewenangan untuk kewenangan untuk kegiatan ekstra kurikuler yang dimasud.

(44)

1. Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara :

a. Interen, oleh kepala sekolah/madrasah.

b. Eksteren, oleh pihak yang secara struktural/fungsional memiliki kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud

3. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti utnuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah/madrasah.

H. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan bagian integral dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. Dengan demikian, materi kecakapan hidup akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari yang diemban oleh mata pelajaran yang bersangkutan, seperti mata pelajaran TIK dan Mulok.

Kurikulum untuk SMAN 1 Payung Sekaki memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal seperti tempat kursus dan lembaga lainnya

I. Pengaturan Beban Belajar

(45)

yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu adalah sebagai berikut adalah 42 jam pembelajaran. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan adalah sebagaimana tertera pada Tabel 25

Tabel 9 Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan

(46)

oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari:

Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

J. Ketuntasan Belajar

SMA Negeri I Payung Sekaki menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan belajar.

(47)

Tabel 10 Kriteria ketuntasan minimal Kelas X

No MATA PELAJARAN

Kriteria Ketuntasan

Minimal

PPK dan

Praktik

Sikap

1 Pendidikan Agama 76 B

2 Pendidikan Kewarganegaraan 65 B

3 Bahasa Indonesia 65 B

4 Bahasa Inggris 65 B

5 Matematika 65 B

6 Fisika 65 B

7 Biologi 65 B

8 Kimia 65 B

9 Sejarah 67 B

10 Geografi 65 B

11 Ekonomi 65 B

12 Sosiologi 65 B

13 Seni Budaya 75 B

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

70 B

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi

65 B

16 Keterampilan /Bahasa Asing (Bahasa Arab)

65 B

17 Muatan Lokal 76 B

18 Pengembangan Diri B

(48)

No Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 76 B 76 B

2 Pendidikan

Kewarganegaraan

65 B 65 B

3 Bahasa Indonesia 65 B 65 B

4 Bahasa Inggris 68 B 68 B

Tabel 12 Kriteria ketuntasan minimal Program Ilmu Sosial

(49)

Agama 2 Pendidikan

Kewarganegaraa n

65 B 65 B

3 Bahasa Indonesia 65 B 65 B

4 Bahasa Inggris 68 B 68 B

Mekanisme dan Prosedur Penentuan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

(50)

judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal

(51)

KKM Indikator

KKM KD

KKM SK KKM

MP

mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;

7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

(52)

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlahkondisi sebagai berikut:

a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;

b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;

(53)

f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;

g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing

sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;

b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian

stakeholders sekolah.

3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

(54)

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

Aspek yang dianalisis Kriteria penskoran

Kompleksitas Tinggi

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

1 + 3 + 2

 x 100 = 66,7 9

(55)

Upaya sekolah dalam meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal (100%)

Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi. Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga sekolah diharapkan untuk lebih bekerja keras lagi agar mutu pendidikan sekolah dapat meningkat dari tahun ke tahun.

K. Kenaikan Kelas

Ketentuan kenaikan bagi siswa dari kelas X ke kelas XI maupun dari kelas XI ke kelas XII, tidak dapat dilepaskan dari hasil penilaian, baik penilaian melalui tes maupun penilaian non tes.

SMA Negeri 1 Payung Sekaki dan SMA lainnya di Kabupaten Solok, dalam menentukan kenaikan kelas mengacu kepada ketentuan yang telah ada dalam Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan mempertimbangkan ketentuan pada SK Dirjen Mandikdasmen No. 12/C/Kep/TU/2008. Maka ditetapkan kriteria/syarat-syarat kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI dari kelas XI ke kelas XII sebagai berikut ;

1. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap.

2. Telah menyelesaikan semua program MP yang ada di kelasnya saat ini

(56)

Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.

4. Mencapai nilai baik untuk MP Agama dan Akhlak Mulia, Pendidikan Kewarganegaraan, Kesenian (Seni Budaya), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan atau disingkat APKJO.

5. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.

6. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program, atau yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program.

Sebagai contoh: Bagi Peserta didik Kelas XI

a. Program IPA, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.

b. Program IPS, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.

7. Nilai rata-rata semester I pada kelasnya saat ini minimal rata – rata KKM

8. nilai rata-rata semester I dan II pada kelasnya saat ini minimal rata – rata KKM

9. Persentase kehadiran dalam belajar selama 1 tahun pelajaran tidak boleh kurang dari 85%

10.Nilai kepribadian, seperti kedisiplinan, sopan santun, kejujuran dan lain-lain minimal baik (B).

11.Siswa dinyatakan tinggal kelas apabila :

a. Tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas di atas

(57)

12.Siswa yang mengulang di kelas yang sama, nilainya untuk semua indikator, KD dan SK yang Ketuntasan Belajar Minimumnya sudah dicapai, minimal harus sama dengan yang dicapainya pada tahun sebelumnya untuk dapat naik kelas yang lebih tinggi.

Prinsip, Teknik, Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang akan diukur.

b. Obyektif, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas.

c. Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang dapat merugikan peserta didik, misalnya: kondisi fisik, agama, suku, budaya, adat, status sosial atau gender.

d. Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan peserta didik.

g. Sistematis, terencana, bertahap dan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan

bukan untuk menentukan posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya).

i. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa: tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik , seperti: a. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau

(58)

b. Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

c. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.

3. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, dan

ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.

4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidi.

Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk SATU NILAI pencapaian kompetensi mata pelajaran untuk masing-masing NILAI PENGETAHUAN dan

NILAI PRAKTIK sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

yang bersangkutan, serta kualifikasi/predikat NILAI SIKAP, disertai dengan DESKRIPSI kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta didik sebagai pencerminan kompetensi utuh.

(59)

Olahraga dan Kesehatan

Mengacu pada prinsip penilaian tersebut di atas, berikut ini tabel dari tiap mata pelajaran dengan ketiga aspek pengetahuan, praktik, dan sikap (Afektif). Tanda blok () pada Pengetahuan dan Praktik penanaman dan pengamalan nilai ajaran Islam, penyesuaian mental terhadap lingkungan, pencegahan dari hal-hal yang negatif.

Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan afektif/sikap, proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:

Aspek Pengetahuan, dominan pada pembelajaran Alqur’an, Aqidah, Syariah, Tarikh dan Muammalah,

sholat, membaca al Qur’an/al Kitab, berkhotbah, dsb.nya

(60)

penanaman nilai – nilai akhlak. Mata

✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yg. Cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan Negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.

Aspek yang dinilai lebih dominan pada:

Aspek Pengetahuan mencakup:

peningkatan pemahaman konsep dan fakta tentang hakikat berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan berbagai metode seperti: kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berfikir kritis, dan pemecahan masalah, dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi / terpadu di dalam aspek pengetahuan.

(61)

lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan, dan mampu pemersatu bangsa, sarana pelestarian dan peningkatan budaya, sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan IPTEK. Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif.

Aspek Pengetahuan, yang dinilai mencakup kemampuan: Menyimak, membaca, dan kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) serta apresiasi sastra. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi.

Aspek praktik dapat dinilai dari kemampuan berpidato, dan membuat karangan menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat.

(62)

menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa berkomunikasi dalam rangka mengakses dan bertukar informasi secara global, untuk membina hubungan interpersonal, dan meningkatkan wawasan tentang budaya bangsa asing (wawasan internasional). Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif, yang proses penilaiannya berjangka panjang dan bertahap.

Aspek Pengetahuan mencakup

kemampuan : mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading),

menulis (writing) dan

Kebahasaan/linguistik serta sosiokultural. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi.

(63)

menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat.

Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif dalam

mendengarkan dan mampu

menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa (Inggris dan bahasa Asing lain) yang baik dan benar, dan antusias dalam membaca,

Mata Pelajaran Matematika

✓ ✓ Matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika untuk

memecahkan masalah , dan

mengkomunikasikan gagasan melalui grafik, peta, diagram atau secara lisan/kalimat.

Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan dan sikap/ afektif, sebagai contoh:

Aspek Pengetahuan mencakup :

(64)

kecil saja KD yang dapat dinilai praktiknya seperti : menggambar/mengukur ruang/sudut. Penggunaan peralatan seperti : kalkulator, komputer, alat peraga atau media lain, hanya untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang penilaiannya terintegrasi/terpadu dalam aspek pengetahuan.

Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini ,menitikberatkan pada sikap ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan sistematis.

Mata Pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi

(65)

sesuai dengan prosedur dan keselamatan kerja.

Ketiga aspek (pengetahuan, praktik dan sikap/afektif) memiliki bobot penilaian yang proporsional. Proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:

Aspek Pengetahuan mencakup :

pemahaman konsep yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan praktik.

Aspek praktik mencakup keterampilan proses dan ketrampilan sains yang masalah secara logis dan sistematis.

Mata Pelajaran Sejarah, Geografi, Sosiologi

(66)

proses alam yang terjadi pada bumi (MP. Geografi), meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri dan mengungkapkan status dan peran peserta didik dalam kehidupan sosial dan budaya (MP. Sosiologi), dan meningkatkan penghargaan/ kebanggaan terhadap budaya terutama di bidang bahasa, seni dan kepercayaan di lingkungan masyarakat Indonesia Aspek penilaian yang dominan adalah aspek Pengetahuan dan Sikap/Afektif, sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya menunjang dalam proses pembelajaran, sebagai contoh:

Aspek Pengetahuan mencakup:

(67)

pelajaran mencakup: menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan /kekeluargaan, semangat perjuangan dan kompetisi, menghargai perbedaan, menghargai budaya dan karya artistik bangsa, menghargai kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.

Mata Pelajaran Ekonomi

✓ ✓ MP. Ekonomi berfungsi untuk

(68)

hanya penunjang proses pembelajaran, sebagai contoh:

Aspek Pengetahuan mencakup

pemahaman konsep, teori,

fakta/peristiwa/perilaku ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembukuan dalam bidang akuntansi merupakan aplikasi pengetahuan di bidang akuntansi (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/ terpadu dalam aspek pengetahun.

(69)

ranah pendukung dalam melaksanakan berbagai aktivitas seni, yang penilaiannya terintegrasi dan terpadu di dalam aspek kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.

(70)

Aspek Pengetahuan pada mata

pelajaran ini mencakup pengetahuan mengenai kesehatan dan berbagai macam penyakit. Aspek praktik merupakan ranah yang sangat dominan, karena pembelajarannya lebih menekankan pada aktivitas motorik.

Aspek Sikap yang dominan dalam mata pelajaran ini adalah pembentukan nilai dan pembiasaan pola hidup sehat.

Mata

Aspek Pengetahuan, mencakup

pengetahuan tentang sarana (hardware) dan program (software) yang diperlukan dalam penggunaan TIK pada kehidupan sehari-hari, dan kemampuan menggali dan mengelola informasi serta melakukan komunikasi.

(71)

belajar mandiri, memecahkan masalah, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan

kurikuler untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Aspek yang dinilai, disesuaikan dengan karakteristik jenis program muatan lokal yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.

Pelaksanaan Program Remedial

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.

Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan)

(72)

• Adaptif • Interaktif

• Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian • Pemberian umpan balik sesegera mungkin

• Pelayanan sepanjang waktu

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

PESERTA DIDIK

Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran)

Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya : faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)

Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa)

TEKNIK UNTUK MENDIAGNOSIS

KESULITAN BELAJAR • Tes prasyarat, • Tes diagnosis, • Wawancara, • Observasi.

PELAKSANAAN REMEDIAL

Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,

Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus,

Pemberian tugas/latihan,

Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya,

dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan. TES ULANG

(73)

diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.

• Nilai hasil tes ulang tidak melebihi batas Kriteria Ketuntasan Minimal.

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

• Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.

• Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan.

• Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya.

• Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi dan lain-lain

Tingkat Kelebihan

Kemampuan Belajar • Belajar lebih cepat

• Menyimpan informasi lebih mudah • Keingintahuan yang tinggi

• Berpikir mandiri

(74)

Pelaksanaan Pengayaan

Pemberian pengayaan agar tepat sasaran, perlu ditempuh langkah-langkah sistematis yaitu:

mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta

didik;

memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran

pengayaan.

Jenis Pembelajaran Pengayaan Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

Keterampilan Proses

Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

Pemecahan Masalah

Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan 1. Belajar Kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial.

(75)

Secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatu yang diminati.

3. Pembelajaran Berbasis Tema

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu.

4. Pemadatan Kurikulum

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik.

Penilaian Pembelajaran Pengayaan

• Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak lepas dengan penilaian.

• Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya

Tindak Lanjut bagi peserta didik yang tidak naik kelas

Bagi peserta didik yang tidak naik kelas diberikan kesempatan untuk mengulang kembali belajar pada tingkat yang sama dengan mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial. Apabila siswa dan orang tua / wali yang bersangkutan (tidak naik kelas) tersebut meminta pindah sekolah maka pihak sekolah menyalurkannya sesuai ketentuan yang berlaku yaitu tidak pindah naik kelas dan berdampak jatuhnya citra sekolah.

L. Kelulusan

(76)

2007, merujuk kepada Permen Diknas tersebut, BSNP menerbitkan Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Nasional tahun pelajaran 2011/2012 untuk SMA / MA, SMALB dan SMK, yang antara lain mengatur tentang ketentuan kelulusan ujian nasional dari satuan pendidikan

a. Kelulusan Ujian Nasional

Siswa dinyatakan lulus dari ujian nasional jika tidak memenuhi standar kelulusan sebagai berikut :

1. Memiliki nilai rata-rata minimum 5,00 untuk seluruh MP yang diujikan, dengan tidak ada nilai di bawah 4,25

2. Memiliki nilai minimum 4,00 pada salah satu Mata Pelajaran dengan nilai mata pelajaran lainnya yang diujikan pada Ujian Nasional masing-masing minimal 6,00

3. Kabupaten/kota dan atau Satuan Pendidikan dapat menentukan standar kelulusan Ujian Nasional lebih tinggi dari kriteri butir 1

b. Kelulusan Ujian Sekolah

Untuk siswa dapat lulus dari Ujian Sekolah/Madrasah apabila : 1. Memiliki rata-rata nilai minimum 6,00

2. Nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah ditentukan oleh masing-masing sekolah/madrasah

3. Satuan Pendidikan / Sekolah dapat menentukan batas lulus dengan nilai rata-rata di atas 6,00

Gambar

Tabel 1  Struktur Kurikulum  Kelas X
Tabel 3. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII program IPS
Tabel 4. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran Tingkat SMA  Kelas X  Semester 1
Tabel 5 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Al-Quran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hukum Islam, anak diluar nikah sebab zina hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibu dan keluarga ibunya, dan status nasab

Pada tabel 1 diatas tergambar masih ada upah pekerja dibawah Standard upah minimum propinsi Jambi pada tahun 2007 adalah Rp.658 000,-Terjadinya upah dibawah UMP tersebut disebabkan

Disebut juga familial hyperkilomikronemia , merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir dimana tubuh penderita tidak mampu

A general-purpose removable adhesive that will perform on a wide range of face materials has been developed by Avery Dennison.. Removability is an often-specified feature in

(2006) dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar pada BEJ tahun 2003 menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan keputusan keuangan sebagai variabel

Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk penyusunan skripsi & tesis , USU Press, Meda n.. Skala Pengukuran

SI NAR

Rencana anggaran biaya bangunanatau sering disingkat RAB adalah perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan di