“Eksploitasi
Mikroorganisme secara Komersial di Bidang
Pertanian : Composting dan Mikroorganisme
Tanah untuk Memperbaiki Struktur Tanah”
Kelompok 5 :
1. Annas Safita (1511.100.002)
2.Lintang Gita D. (1511.100.024)
3. Ahmad Rizki K. (1511.100.048)
4. Hosnul Hotimah (1511.100.074)
1.
mineral soils are derived from
the weathering of rock and
other inorganic materials,
2.
organic soils are derived from
sedimentation in bogs and
marshes.
Madigan, 2012
(Madigan, 2012)
Profile of a Mature
Soil
(Prescott, 2008)
Soils as an Environment for Microorganisms
Microorganisms in The
Soil Environment
Microorganisms in The
Soil Environment
Microorganisms in The Soil Environment
Microorganisms in The Soil Environment
Microbe-plant interactions can be
broadly divided into two classes:
microbes that live on the surface of
plants are called
epiphytes;
those
that colonize internal plant tissues are
called
endophytes.
Two important
microbe-root symbioses—the
mycorrhizal fungi and the
nitrogen-fixing rhizobia (Prescott, 2008)
Microorganism
Associations with Vascular
Plants
Microorganism
-Compost is obtained by composting process.
-The process is an aerobic, biological process that uses naturally occurring microorganisms to convert biodegradable organic matter into a humus-like product (Imbeah, 1998), and
•Pengertian
•Manfaat
•Contoh Arkoba •Cara kerja
•Cara pembuatan
PENGERTIAN
•Campuran arang dan kompos hasil proses pengomposan dengan bantuan mikroba
lignoselulotik yang tetap hidup di dalam kompos.
•Bioactive mempunyai kemampuan sebagai biofungisida.
•Contoh mikroba yang dipakai orgadec
(Trichoderma pseudokningii, Cytopaga
MANFAAT
•Agen pembangun kesuburan tanah
arang yang menyatu dalam kompos
mampu meningkatkan pH tanah sekaligus memperbaiki sirkulasi air dan udara
dalam tanah.
•Biofungisida melindungi tanaman dari serangan penyakit akar
•Merupakan hasil optimalisasi dan
CARA KERJA
•Penyedia unsur-unsur tertentu (C, N, P, K)
•Menjadikan medium tumbuh tanaman
lebih porous
CARA PEMBUATAN (Arkoba
Nilam)
Mencampur bahan kompos (daun nilam),
arang, orgadec, dan air secara merata
Mencampur bahan kompos (daun nilam),
arang, orgadec, dan air secara merata
Dimasukkan ke dalam wadah pengomposan
Dimasukkan ke dalam wadah pengomposan
Ditutup dengan plastik, bagian tengah
dipasang termometer
Ditutup dengan plastik, bagian tengah
dipasang termometer
Suhu diukur setiap hari untuk memonitor
apakah berjalan atau tidak proses pengomposannya
Suhu diukur setiap hari untuk memonitor
apakah berjalan atau tidak proses pengomposannya
suhu tetap dibalik kering ditambah air
suhu tetap dibalik kering ditambah air
Matang jika suhu menurun, meski dibalik tidak ada kenaikan suhu, warna
lebih gelap, dan berbau mirip tanah
Matang jika suhu menurun, meski dibalik tidak ada kenaikan suhu, warna
lebih gelap, dan berbau mirip tanah
Dibongkar dan diangin-anginkan
minimal 3 hari sebelum diaplikasikan
Dibongkar dan diangin-anginkan
What is Biofertilizer ?
• Biofertilizers are the formulation of living
microorganisms, which are able to fix atmospheric
nitrogen in the available form for plants either by living freely in the soil or being associated
symbiotically with plants (Subba Rao,1993).
•
penyediaan hara
•
peningkatan ketersediaan
hara
•
pengontrol organisme
pengganggu tanaman
•
pengurai bahan organik dan
pembentuk humus
•
perombak persenyawaan
agrokimia
•Pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl, dll) dapat ditinggalkan
•Meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan memperbaiki struktur tanah dan mengoptimalkan mikroba yang bekerja dalam tanah
•Meningkatkan hasil panen
•Ketersediaan hara makro dan mikro
terpenuhi dan aktifitas mikroorganisme tanah untuk membantu kesuburan
tanah juga terjaga.
Menentuka n Mikroba Bahan Aktif
Menguji Prototipe
Menentukan Metode dan Bahan
Pembawa (carrier)
Menentukan Metode
Perbanyakan Secara
Masal
Membuat Prototipe Menyelek si Mikroba Target
Mengisola si Mikroba Target
•
Ha
ma da
n penya
kit
C. Agen Biokontrol
Mikroba pengendali = agen biokontrol Mikroba pengendali = agen biokontrol
Bacillus thurigiensis
Metharizium anisopliae
Bauveria bassiana
Contoh Mikroba Pengendali
HAMA dan PENYAKIT
Contoh Mikroba Pengendali
HAMA dan PENYAKIT
Paecilomyces sp.
biokontrol yang
tersedia di pasaran
Beberapa contoh lain mikroba patogen :
• Botrytis cinerea pada strawbery
• Pythium ultimum pada jagung
• Colletotrichum graminicola
pada jagung
• Ganoderma boninense pada kelapa sawit
• Burkholderia plantarii pada padi
• Acidovorax spp. pada padi
• Fusarium sp. pada pisang
• Albugo candida pada bayam
• Rhizoctonia solani pada kapas,
tembakau, timun Ganoderma
Kriteria konvensional yang dapat digunakan untuk seleksi galur-galur mikroba yang dapat berpotensi sebagai agen biokontrol adalah mempunyai sifat-sifat:
Kriteria Isolasi
Kriteria Isolasi
Aman ( memenuh
i prasyarat biosafety atau yang
dikenal sebagai
GRAS micro-organisms/
Generally Recognized
As Safe)
Asal muasal
dari mikroor ganisme
agen
kondisi in vitro maupun
in vivo
.
Kemam puan/ak
tivitas antimikr
oba harus
•Pestisida tidak hanya berdampak merugikan pada “kesehatan” manusia dan “lingkungan”, tetapi juga pada lahan “pertanian” dan
menyebabkan produk pertanian” tidak aman” dikonsumsi.
•Agen biokontrol “penting untuk dipelajari” dan “dikembangkan sebagai produser” berbagai senyawa antibiotik yang aman digunakan
untuk mengatasi masalah penyakit tanaman.
•bakteri merupakan mikroorganisme yang
banyak terdapat di tanah, produksi massa bakteri juga lebih mudah dan lebih cepat
daripada mikroorganisme lain seperti jamur.
•Bakteri sebagai agen biokontrol yang
pernah dilaporkan adalah Agrobacterium, Pseudomonas, Bacillus, Alcaligenes,
Streptomyces (Shoda, 2000).
Bakteri sebagai agen biokontrol
mempunyai
beberapa
kelebihan
diantaranya :
Contoh jamur patogen
Rhizoctonia solani
-Menyebabkan penyakit pada padi, kacang, tomat, dll
-Bersifat patogen pada kacang
panjang (Glycine max (L.) Merr.) dan menyerang tunas tomat
(Solanum lycopersiconBiokontrolnya dapat ) melalui antibiotik yang dihasilkannya atau kompetisi makanan.
Contoh antibiotik yang dapat
Tujuan :
•
untuk menskrining 31 isolat
bakteri yang berpotensi
sebagai agen pengendali hayati
R. solani
dengan uji daya
hambat terhadap pertumbuhan
R. solani
dan kemampuannya
R
salah satu jamur patogen soilborne terpenting
yang dapat
berkembang pada
kedua kultivasi,di tanah maupun tanpa
tanah,penyebab
penyakit pada padi, kacang,
tomat, dan tanaman lainnya (Sneh et
•Bahan :
- 31 isolat bakteri
- Biakan R. solani,
- Bubuk jagung dan kedelai (pakan ternak),
polipepton, ekstrak khamir, NaCl, Potato
Dekstrose Agar (PDA), agar teknis, baktopepton, ekstrak daging sapi, susu skim, larutan garam
fisiologis, KH2PO4, K2HPO4, MgSO4.5H2O,
FeSO4.7H2O, ZnSO4, MnCl2, tripton, dekstrosa KM, tributyrin, 0,85% NaCl dan akuades. Sumber Isolat adalah gambut, tanah sawah, tanah yang tanamannya berpatogen, tanah kebun, tanah lava gunung berapi, dan kompos.
CARA KERJA
Uji in vitro terhadap isolat R.
solani
Pembuatan Medium
(LB, NA, PA, PDA)
Uji aktivitas surfaktin Pengukuran pH
dan penghitungan populasi
a.Daya hambat isolat terhadap pertumbuhan jamur R. solani
•Tiga isolat yang memilki daya hambat terbesar terhadap pertumbuhan jamur R. solani
yaitu 54 dan 163 adalah Bacillus
pantotheinticus dan isolat KC4
adalah Bacillus brevis.
•Uji daya hambat isolat terhadap pertumbuhan jamur R. solani
merupakan uji semi kuantitatif penentuan kemampuan isolat bakteri untuk menghasilkan ”iturin”.
III. HASIL &
PEMBAHASAN
b. Jumlah populasi dan nilai pH pada
medium produksi
Naiknya nilai pH adalah karena isolat
menghasilkan metabolit
sekunder seperti “iturin dan
surfaktin” yang
dibuktikan dengan kemampuan isolat dalam
menghambat
pertumbuhan R. solani dan
terbentuknya missel oleh
surfaktin yang dihasilkan isolat, yang dicirikan
dengan adanya
c.Uji aktivitas biosurfaktan
Prinsip uji aktivitas biosurfaktan adalah berdasarkan sifat surfaktin yang
mampu membentuk misel mengelilingi
komponen hidrofobik. Isolat bakteri yang
mampu menghasilkan surfaktin akan
menimbulkan daerah halo di sekitarnya
karena surfaktin yang dikeluarkan akan
membentuk misel mengelilingi
•
Iturin
-Merupakan
senyawa antibiotik
penghambat pertumbuhan jamur
-Terdiri atas tujuh buah residu
asam amino yang
bersifat hidrofilik dan ekor
hidrokarbon
dengan panjang 10- 13 karbon yang bersifat hidrofobik
-Merupakan
senyawa antibiotik
penghambat pertumbuhan jamur
-Terdiri atas tujuh buah residu
asam amino yang
bersifat hidrofilik dan ekor
hidrokarbon
•
Surfaktin
• Surfaktin adalahantibiotik yang
memiliki kerja sebagai suatu biosurfaktan,
• Dapat merusak permeabilitas
membran sel dengan cara menurunkan
tegangan permukaan (Huang et al., 1993). •Surfaktin merupakan antibiotik yang
•semua isolat yang diuji adalah kooproduser iturin dan surfaktin. Genus
Dari hasil skrining terhadap 31 isolat bakteri, didapatkan dua species Bacillus
yang berpotensi untuk agen biokontrol jamur patogen Rhizotonia solani yaitu B. pantotheinticus (Isolat 54 dan163) dan B. brevis (Isolat KC4), dengan daya hambat terbesar sekitar 93-96%. Semua isolat yang diuji adalah ”kooproduser iturin dan surfaktin”. Indeks surfaktin terbesar (3,91) dihasilkan oleh Bacillus sp. (isolat KB2).
REFERENSI
•Gusmailina. 2010. “Pengaruh Arang Kompos Bioaktif
Terhadap Pertumbuhan Anakan Bulian (Eusyderoxylon
zwageri) dan Gaharu (Aquilaria malaccensis)”. Pusat
Litbang Hasil Hutan.
•Junaedi, Ahmad, Ahmad Rojidin, dan Eko Sutrisno.
Tanpa tahun. “Pembuatan Arang Kompos Bioaktif (Arkoba) dari Limbah Penyulingan Nilam”.
•Nugroho, T.T.” Bioteknologi Fungi Biokontrol dan
Pengembangannya untuk Aplikasi dalam Bidang
Pertanian, Industri Ramah Lingkungan dan Kesehatan”. Universitas Riau : Riau.
•Yuliar. 2008. “Skrining Bioantagonistik Bakteri untuk
Agen Biokontrol Rhizoctonia solani dan Kemampuannya