• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Madrasah Diniyah Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Madrasah Diniyah Dan"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH

DAN ORANG TUA TERHADAP

KARAKTER ANAK

(Studi Kasus di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis

Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupaten Batang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

ZAHROTUL KHUSNA

NIM 11109109

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

▸ Baca selengkapnya: soal ujian madrasah diniyah 2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Kemuliaan seseorang bukanlah dilihat dari nasab atau keturunan melainkan dilihat dari ahklak yang di milikinya.

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji bagi Allah. Aku persembahkan skripsi ini, untuk yang tercinta suamiku Saifudin S.Fil dan putraku Azzan Izza Muhammad, serta kedua orang tuaku tercinta Bapak Marwazi S.Pd.I dan Ibu Chotim S.Pd.I yang telah memberikan do’a restunya tanpa tiada henti,

Adikku tercinta Naely Murodah yang senantiasa Membangkitkan motivasi di saat aku jenuh, dan dukungan dari temanku Hanum Jazimah terimakasih

atas semangat dan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendididikan Madrasah Diniyah dan Orang Tua terhadap Karakter Anak” (Studi Kasus di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang

Kabupaten Batang) dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PAI.

4. Dr. M. Zulfa, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Ibu Muna Erawati, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

6. Bapak Juri Nasrudin, selaku kepala Madrasah Diniyah Miftahul Ulum yang

(8)

viii

7. Suamiku tercinta Saifudin S.Fil, yang telah ikhlas mencurahkan

pengorbanannya yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

8. Putraku tercinta Azzan Izza Muhammad, yang selalu menjadi penyemangat

hidup penulis ketika lelah.

9. Bapakku Marwazi S.Pd.I dan Ibuku Chotim S.Pd.I, yang senantiasa

memberikan do’a restu-Nya bagi keberhasilan studi penulis.

10.Adikku Naely Murodah, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

ketika penulis jenuh.

11.Temanku Hanum Jazimah P.A, terima kasih atas semangat dan bantuannya.

12.Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam

penulisan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 25 September 2014

(9)

ix

ABSTRAK

Khusna, Zahrotul, 2014. Pengaruh Pendidikan Madrasah Diniyah dan

Orang Tua terhadap Karakter Anak (Studi Kasus di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupaten Batang). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Zulfa, M.Ag.

Kata kunci: Pendidikan madrasah diniyah, orang tua dan karakter anak.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak di Madrsah Diniyah Miftahul Ulum, Dukuh Jetis, Desa Sangubanyu, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: pertama, bagaimana pengaruh pendidikan madrasah diniyah terhadap karakter anak? Kedua, bagaimana pengaruh orang tua terhadap karakter anak? Ketiga, bagaimana pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak? Keempat, adakah pengaruh pendidikan madrasah diniyah terhadap karakter anak? Kelima, adakah pengaruh orang tua terhadap karakter anak? Keenam, adakah pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak?

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah 85 santri yang belajar di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner yaitu dengan metode angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment dan regresi ganda.

(10)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

DEKLARASI ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...5

C. Tujuan Penelitian ... ..6

D. Hipotesis Penelitian ... ..7

E. Manfaat Penelitian ... ..7

F. Definisi Operasional... ..8

(11)

xi

H. Sistematika Penulisan ... ..17

BAB II LANDASAN TEORI A. Karakter Anak ... ..19

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... ..19

2. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter... ..21

3. Tujuan Pendidikan Karakter ... ..23

4. Proses Pembentukan Karakter... ..24

5. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Anak ... ..26

6. Pendidikan Agama dalam Pembentukan Karakter Anak ... ..26

B. Orang Tua... ..28

1. Makna Orang Tua ... ..28

2. Peran Orang Tua ... ..28

3. Tangggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak... ..30

C. Pendidikan Madrasah Diniyah ... ..31

1. Madrasah Diniyah ... ..31

2. Ciri-ciri Madrasah Diniyah ... ..32

3. Tujuan Madarash Diniyah ... ..33

4. Kedudukan Madrasah Diniyad dalam UU Sistem Pendidikan Nasional ... ..33

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... ..35

(12)

xii

2. Letak Goegrafis ... ..36

3. Dasar dan Tujuan ... ..36

4. Kurikulum Pendidikan Madrasah ... ..38

5. Struktur Organisasi Kepengurusan ... ..43

6. Prestasi Madrasah... ..44

7. Profil Madrasah ... ..45

8. Keadaan Ustadz ... ..46

9. Tingkat Kelas dan Data Santri ... ..47

10.Sistem Pendidikan Madrasah Diniyah ... ..49

B. Penyajian Data ... ..49

C. Data Hasil Angket ... ..49

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel) ... ..62

1. Karakter Anak ... ..63

2. Orang Tua... ..65

3. Pendidikan Madrasah Diniyah ... ..66

B. Pengujian Hipotesis ... ..68

1. ... Kore lasi antara X1 dengan Y ... ..71

(13)

xiii

3. ... Kore

lasi antara X1dengan X2 ... ..75

4. ... Men

cari Nilai Koefisien Korelasi Ganda ... ..76

C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... ..78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... ..80

B. Saran-saran ... ..82

(14)
(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. ... Lata r Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter

sesungguhnya telah menjadi ruh dan semangat yang telah lama

dilaksanakan, bahkan sejak awal kemerdekaan Indonesia. Para pendiri

bangsa sejatinya telah begitu faham bahwa pendidikan tidak hanya

diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, tetapi juga untuk

menjadikan manusia secara individu menjadi pribadi yang baik. Hal

tersebut misalnya dapat kita lihat dalam salah satu tulisan Soekarno

(Koesoema, 2012:1). Dalam tulisan tersebut, Soekarno telah secara

tegas menyatakan bahwa pendidikan adalah jalan menuju kebebasan

dan kemerdekaan, yang tidak bisa diwujudkan tanpa ruh dan semangat

dari manusia-manusia yang bebas dan merdeka. Manusia yang bebas

dan merdeka lah yang dapat menghasilkan perbuatan yang berhasil dan

bermutu. Pembebasan manusia dari egoisme diri yang hanya

mementingkan pribadi ataupun golongan, dan kemerdekaan bersikap

yang tidak bisa dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lah yang

(16)

2 Dewasa ini, pendidikan karakter ramai dibicarakan tidak hanya

oleh kalangan praktisi pendidikan, semua orang seakan kembali sadar

bahwa sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan,ternyata tidak

hanya mempunyai tugas untuk menghasilkan manusia yang pandai.

Akan tetapi, sekolah seharusnya juga mencetak manusia-manusia

yang memiliki integritas, berkarakter baik, sehingga tidak hanya

mendatangkan kemaslahatan bagi dirinya, tapi juga bagi

masyarakatnya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter pada

dewasa ini sesungguhnya adalah buah dari kegelisahan masyarakat

terhadap semakin karut marutnya tatanan masyarakat yang dirasa

sudah sampai pada tahap kritis. Bagaimana cara orang

menggambarkan keadaaan moralitas pada jaman ini telah sampai pada

kesimpulan bahwa saat ini telah terjadi krisis moralitas,krisis

integritas,krisis karakter. Tentunya cara pandang semacam ini tidak

lepas dari rasa frustasi masyarakat terhadap kondisi dalam masyarakat

itu sendiri. Pemerintah yang diharapkan menjadi teladan dan

pendorong bagi terwujudnya masyarakat yang bermoral ternyata malah

memperlihatkan hal yang sebaliknya, korupsi dimana-mana, dilakukan

oleh siapa saja, yang memiliki kesempatan. Anak-anak yang

seharusnya dibentuk menjadi manusia-manusia yang bermoral,

berkarakter, seakan-seakan justru diarahkan untuk meniru kehidupan

remaja”modern” yang berkiblat pada gaya hidup orang barat yang

(17)

3 anak-anak dan remaja sudah bukan lagi sekedar “kenakalan”, tetapi

sudah berujung pada tindakan kejahatan, perbuatan asusila yang jelas

membahayakan regenerasi kepemimpinan bangsa. Disinilah kemudian

masyarakat seakan di “tampar” untuk harus kembali sadar bahwa ada

yang salah dengan pendidikan kita.

Salah satu nilai penting dalam pendidikan karakter adalah nilai

agama. Nilai agama yang tercermin dalam mata pelajaran pendidikan

agama disekolah seharusnya menjadi salah satu fokus penting dalam

pendidikan karakter. Pendidikan agama mengajarkan dengan jelas

melalui salah satu pilar utamanya yaitu pendidikan akhlak, bahwa

manusia dalam menjalin hubungannya dengan manusia yang lain harus

didasarkan dalam nilai-nilai penghormatan, penghargaan terhadap

sesama berdasarkan nilai-nilai ke-Tuhanan. Pendidikan akhlak sebagai

salah satu pilar pendidikan agama sayangnya kurang diperhatikan

dalam materi pendidikan agama di sekolah. Pendidikan agama

seringkali hanya sebatas materi tentang ibadah kepada Tuhan.

Penekanan tentang arti pentingnya materi akhlak dalam matapelajaran

pendidikan agama dirasa kurang oleh banyak kalangan, terutama

orangtua. Bahkan jam pelajaran untuk pendidikan agama disekolah

pun jika dilihat dari urgensi pendidikan agama itu sendiri dirasa masih

jauh dari kata cukup. Hal ini tentunya tidak luput dari cara pandang

pengambil kebijakan tentang arti pendidikan, khususnya pendidikan

(18)

4 Kesadaran orangtua didik terhadap masih kurangnya materi

pendidikan agama inilah yang banyak mendorong sebagian orang tua

yang akhirnya memilih anaknya untuk bersekolah di madrasah diniyah

atau madrasah sore. Madrasah diniyah yang notabene jika dilihat dari

pengertian artinya saja dapat secara eksplisit dipahami sebagai

lembaga pendidikan agama, atau dengan kata lain sekolah agama, jelas

mengajarkan jauh lebih banyak, bahkan seluruhnya adalah pendidikan

agama. Para orangtua melihat bahwa madrasah diniyah adalah sebuah

solusi alternatif dan bahkan sebagian melihatnya sebagai utama untuk

mendidik anak-anaknya sehingga mereka tidak hanya pintar dalam

pengetahuan, tetapi juga paham agama.

Madrasah diniyah sebagai lembaga informal yang mengajarkan

materi pendidikan agama masih belum mendapatkan banyak perhatian

dari pemerintah. Keadaan ini seringkali dapat dilihat dari belum

adanya pembinaan oleh pemerintah pusat maupun daerah, baik melalui

kementrian agama maupun kementrian pendidikan. Berbagai macam

kebutuhan madrasah diniyah baik dari sisi infrastruktur, operasional

maupun dalam hal kurikulum masih terkesan apa adanya. Hal ini

seringkali menjadikan madrasah diniyah hanya sebagai “tambahan atau

alternatif” untuk pendidikan agama saja. Padahal pendidikan agama

adalah salah satu pilar utama pedidikan karakter yang notabene hari ini

sangat menjadi perhatian baik pemerintah maupun masyarakat secara

(19)

5 Selain sekolah maupun madrasah diniyah sebagai “alternatif”,

peran orang tua dalam pendidikan karakter juga sangat penting. Orang

tua merupakan teladan bagi anak-anaknya, seharusnya demikianlah

yang berlaku. Hal ini menjadi sangat penting karena waktu yang

dihabiskan anak disekolah biasanya jauh lebih kecil dibandingkan

disekolah ataupun madrasah. Luasnya waktu tersebut harusnya

dimanfaatkan betul oleh para orang tua untuk menanamkan nilai-nilai

yang baik kepada anaknya. Selain itu, orang tua lah yang seharusnya

paling mengerti bagaimana watak dari anaknya. Sehingga penanaman

nilai-nilai yang baik dalam rangka pembentukan karakter anak akan

semakin mudah. Dalam pendidikan karakter, keteladanan orangtua

adalah salah satu kunci penting bagi pembentukan karakter anak.

Keteladan orang tua menjadi penting karena seringkali secara tidak

sadar anak meniru begitu saja apa yang dilakukan atau dikatakan oleh

orang tua.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin memahami lebih

jauh tentang “PENGARUH PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH

DAN ORANG TUA TERHADAP KARAKTER ANAK (Studi Kasus

di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis, Desa

Sangubanyu,Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang)”.

(20)

6 1.... Baga

imana pengaruh pendidikan madrasah diniyah terhadap karakter

anak?

2... Baga iman pengaruh orang tua terhadap karakter anak?

3.... Baga

iman pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua

terhadap karakter anak?

4... Ada kah pengaruh pendidikan madrasah diniyah terhadap karakter

anak?

5... Ada kah pengaruh orang tua terhadap karakter anak?

6.... Ada

kah pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap

karakter anak?

C. ... Tuj uan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1.... Untu

k mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan madrasah diniyah

(21)

7 2.... Untu

k mengetahui bagaiman pengaruh orang tua terhadap karakter

anak.

3... Untu k mengetahui bagaiman pengaruh pendidikan madrasah diniyah

dan orang tua terhadap karakter anak.

4... Untu k mengetahui adakah pengaruh pendidikan madrasah diniyah

terhadap karakter anak.

5.... Untu k mengetahui adakah pengaruh orang tua terhadap karakter anak.

6... Untu k mengetahui adakah pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan

orang tua terhadap karakter anak.

D. ... Hip

otesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara

terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah

sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hypo

(22)

8 Pengujian hipotesa adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan

suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis

tersebut. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat

mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar dan bisa

salah, sehingga menimbulkan resiko. Dalam suatu penelitian, hipotesis

merupakan pedoman karena data yang dikumpulkan adalah data yang

berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam

hipotesis tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penulisan ini, diharapkan akan memberikan manfaat bagi

semua kalangan pendidik, baik itu di lembaga sekolah formal maupun

non formal, dan juga memberikan manfaat bagi orang tua untuk lebih

memaksimalkan peran mereka dalam membentuk karakter anak sejak

dini. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan antara lain:

a. ... Man faat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar memperkaya khasanah

dalam studi pendidikan karakter, khususnya pendidikan

(23)

9 b.... Man

faat praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat, pemerintah

tentang arti pentingnya madrasah diniyah sebagai lembaga

pendidikan yang berperan penting terhadap terbentuknya

karakter anak.

b. Sebagaibahan masukan bagi orang tua terutama dalam

mendidik putra-putrinya sehingga bisa mencetak karakter yang

baik nantinya.

F.... Defi nisi Operasional

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang timbul oleh sesuatu, bisa berupa

orang, benda dan sebagainya yang ikut membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2007:849).

2. Pendidikan Madrasah Diniyah

Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih

dahulu perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan

sering dipergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu: pedagogi dan

pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan pedagogik

artinya “ilmu pendidikan”. Dalam pengertian yang sederhana dan

(24)

10 menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan

baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di

dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2011: 1).

Madrasah berasal dari kata darasa (belajar) yang mempunyai

isim makan madrasah yang berarti tempat belajar atau sekolah (Warson, 1997:398).

Menurut departemen agama, madrasah diniyah adalah

madrasah yang seluruh mata pelajarannyaber-materi-kan ilmu-ilmu

agama,fiqh, tafsir, tauhid, hikmat tasyri’, dan ilmu-ilmu agama

lainnya (Depag, 2000:7).

Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang

memberikan pendididkan dan pengajaran secara klasikal. Madrasah

diniyah bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan agama

Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima

pelajaran agama Islam di sekolahnya (Amin, 2004:39).

3. Orang Tua

Orang tua adalah pihak yang paling dekat dengan anak

sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam

keluarga menjadi contoh dan dengan mudah ditiru (Wibowo, 2012:

120).

(25)

11 Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat,

atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi

berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak

(Wibowo, 2012: 35).

Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mengembangkan

nilai-nilaikarakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka

memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan

nilai-nilai tersebut, dan warga negara yang religius, nasionalis,

produktif dan kreatif (Wibowo, 2012: 35).

G. ... Met ode Penelitian

Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada

bukti-bukti nyata dengan prosedur-prosedur jelas dan sistematis, serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang perlu dipaparkan

berkaitan dengan metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.... Pend ekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang diterapkan oleh

peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Mengapa peneliti memilih

(26)

12 terdapat karakteristik yang cenderung di hasilkan dan di

kumpulkannya berupa angka-angka.

2.... Loka

si dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasikan di Madrasah Diniyah Miftahul

Ulum Dukuh Jetis, Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang,

Kabupaten Batangyang dilaksanakan pada BulanAprilsampai Mei

2014.

3... Popu lasi dan Sampel

a. ... Popu

lasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011: 80).

Dalam penelitian, yang menjadi populasi adalah semua

murid atau santri di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum yang

berjumlah 171santri. Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh

Jetis, Desa Sangubanyu, Kecamatan Bawang, Kabupaten

Batang.

(27)

13 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010: 174). Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,

2011: 81). Jumlah sampel yang peneliti ambil adalah 50% dari

jumlah populasi atau 85 santri.

4... Met ode Pengumpulan Data

a.Metode Angket

Metode angket adalah pengumpulan data dengan jumlah

pertanyaan untuk memperoleh data, beberapa jawaban, beberapa

responden (Koentjaraningrat, 1997: 173).

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data

mengenai pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan peran

orang tua terhadap karakter anakdi Madrasah Diniyah Miftahul

Ulum Dukuh Jetis, Desa Sangubanyu, KecamatanBawang,

Kabupaten Batang.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis (Arikunto, 2010: 201). Dalam penelitian

ini dokumen yang tertulis diantaranya struktur organisasi, staf

(28)

14 5.... Instr

umen Penelitian

Menurut Arikunto (1998: 151), instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan angket. Angket terdiri dari tiga yaitu,

yang pertamapendidikan madrasah diniyah, kedua peran orang tua,

dan yang terakhir yaitu karakter anak. Berikut ketiga tabel variabel

yang disarikan dari berbagai sumber:

TABEL I

PENDIDIDKAN MADRASAH DINIYAH

Variabel Indokator Butir

angket Pendidikan

madrasah

diniyah

1.Anak diajari untuk menghormati

kepada orang yang lebih tua dan

menyayangi kepada yang lebih

muda.

2

2. Anak diajari untuk bersikap

rajin dalam beribadah membaca

Al-Qur’an dengan benar.

2

3. Anak diajari untuk bersikap dan

bertutur kata dengan sopan.

(29)

15

Variabel Indikator Butir

angket

Peran

Orang Tua

1. Memberikan keteladanan pada

anak.

4

2. Membimbing dan mengarahkan

anak kedalam hal-hal yang baik.

3

3. Menanamkan nilai keagamaan

dan sosial pada anak.

3

TABEL III KARAKTER ANAK

Variabel Indikator Butir

angket

Karakter

Anak

1. Mampu menunjukkan sikap

jujur, disiplin, dan toleransi.

3

2. Mampu menunjukkan sikap

sopan dan santun terhadap semua

orang.

2

3. Mempunyai rasa peduli terhadap

orang lain.

(30)

16 4. Mampu menunjukkan sikap

religius.

3

5. Mempunyai sikap tanggung

jawab terhadap diri sendiri dan

orang lain.

1

6.... Anal

isis Data

Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis

data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh

pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak

di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis, Desa

Sangubanyu, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.

Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan

rumus:

F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya

N : jumlah siswa atau siswi

100% : Bilangan Konstan

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kompetensi

(31)

17 kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa adalah

menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk

mengetahui adakah pengaruh pendidikan madrasah dan orang tua

terhadap karakter anak digunakan rumus regresi ganda, karena

dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang yakni

pengaruh pendidikan madrasah diniyah (X1), orang tua (X2),

karakter anak(Y).

Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) memberikan teknik analisis melalui rumus:

a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

rX1Y =

Keterangan:

rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y

X1 = Jumlah seluruh skor X1

Y = Jumlah seluruh Y

b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

rX2Y =

Keterangan:

rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment

(32)

18 X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y

X2 = Jumlah seluruh skor X1

Y = Jumlah seluruh Y

c) Mencari korelasi X1 dan X2

rX2Y =

d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga

variabel dengan rumus sebagai berikut :

RX1X2Y =

Keterangan :

RX1X2Y = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y

rX1Y = Korelasi antara rx1y

rX2Y = Korelasi antara rx2y

rX1X2 = Korelasi antara rx1x2

Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya

hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau

diperoleh nilai Ha(hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel

pada taraf 5%.

Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha

maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis

(33)

19 H. ... Siste

matika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan kajian

pustaka yang berisi variabel-variabel dan teori mengenai hubungan

antara variabel.

Bab III merupakan bagian dari hasil penelitian yang meliputi

gambaran umum lokasi dan subyek meliputi sejarah singkat Madrasah

Diniyah Miftahul Ulum, letak geografis, struktur organisasi

kepengurusan, sistem pendidikan dan pengajaran, kelembagaan, sarana

dan prasarana Madrasah Miftahul Ulum.

Bab IV merupakan analisis data yang meliputi analisis deskriptif

(tiap-tiap variabel), pengkajian hipotesis dan pembahasan.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

(34)

20 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Karakter Anak

1. Pengertian Pendidikan Karakter

a. Makna Pendidikan

Istilah pendidikaan berasal dari kata didik yang memberinya

awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari

bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarati bimbingan yang diberikan kepada anak (Wibowo, 2012: 17).

Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

(35)

21 terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan

negara.

b. Makna Karakter

Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani “karraso” yang berarti ‘cetak biru’, ‘format dasar’, ‘sidik’ seperti dalam sidik jari.

M Furqon Hidayatullah mengutip pendapatnya Rutland (2009:

1) mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata bahasa Latin yang berarti “dipahat” (Asmani, 2011: 27). Jika ditelusuri,

kata karakter dalam bahasaIndonesia berasal dari bahasa Inggris

character yang berasal dari bahasa Latin “kharassein”, “kharax” yang berarti membuat tajam, membuat dalam.

Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, atau

kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi

berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak

(Wibowo, 2012: 35). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi

(36)

22 yang berarti sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap

pikiran dan tingkah laku;budi pekerti;tabiat.

Karakter anak yang dimaksud disini adalah suatu proses atau

usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan

membentuk tabiat, watak, sifat, kejiwaan, akhlak (budi pekerti),

insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan

tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

c. Makna Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan

nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka

memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan

nilai-nilai tersebut, dan warga negara yang religius, nasionalis,

produktif dan kreatif (Wibowo, 2012: 35).

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu

yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan(action). Menurut Thomas Lickona, tanpaketiga aspek ini, pendidikan karakter tidak akan afektif (Azzet, 2013: 27).

2. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter

Para aktivispendidikan karakter melukiskan beberapa nilai penting

dalam pendidikan karakter yang kait-mengait yaitu; (1)Responsibility

(tanggung jawab), (2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), (4)

(37)

23 (kewarganegaraan), (7) self-discipline (disiplin diri), (8) caring

(peduli), dan (9) perseverance (ketekunan). Nilai-nilai dasar kemanusiaan tersebut harus dikembangkan dan dibangun sejak usia

dini mulai dari rumah, dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah

dan diterapkan secara nyata di lingkungan masyarakat (Maksudin,

2013: 51).

Berikut adalah deskripsi prilaku dari pada nilai yang tertera diatas:

a. Tanggung jawab: prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Biasa menyelesikan

tugas-tugas tepat waktu; menghindari sikap ingkar janji dan biasa

menyelesaikan tugas sampai selesai.

b. Rasa hormat: sering berupaya untuk bersikap hormat kepada orang

tua, saudara, teman dan guru, dan berupaya untuk menghindarkan

diri dari sikap tidak hormat.

c. Keadilan: sering berupaya untuk melakukan sesuatu kepada orang

lain secra proporsional, dan berusaha untuk tidak serakah dan

curang.

d. Keberanian: mencoba suatu hal yang baru yang bersifat positif,

mengerjakan tugas sampai selesai dan mau menerima tugas dari

(38)

24 e. Kejujuran: biasa mengatakan yang sebenarnya, apa yang dimiliki

dan di inginkan, tidak pernah bohong, biasa mengakui kesalahn

dan biasa mengakui kelebihan orang lain.

f. Kewarganegaraan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

diri dan kelompoknya

g. Disiplin diri: bila mengerjakan sesuatu dengan tertib,

memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang positif bagi diriya,

belajar secara teratur dan selalu mengerjakan seuatu dengan penuh

tanggung jawab.

h. Peduli: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

i. Ketekunan: tidak mudah bosan dalam belajar, baik di rumah,

sekolah, maupun di dalam kelompok, secara berkesinambungan,

dan menghindari sikap bosan baik dalam belajar maupun

membantu orang tua.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Dalam sebuah penilitian, Daniel Goleman mengemukakan bahwa

keberhasilan seseorang dalam masyarakat justru lebih dipengaruhi oleh

kecerdasan emosinya (80%) dibandingkan kecerdasan otak (20%). Hal

ini menunjukan bahwa kecerdasan emosi sebagai hasil dari pendidikan

karakter mendorong seseorang untuk lebih bisa bermanfaat dalam

(39)

25 mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Para tokoh dunia

pendidikan di Barat seperti Klipatrik,Lickona,Brooksdan Gooble

misalnya, mengemukakan bahwa pendidikan moral atau karakter

adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan (Majid &

Andayani, 2011: 30).

Dalam Undang-Undang Sisdiknas, baik pada Pasal 1 maupun Pasal

3 tahun 2003, jelas sekali disebutkan bahwa tujuan dari pendidikan

nasional adalah membentuk manusia-manusia Indonesia yang tidak

hanya memiliki kepandaian, kecerdasan, tetapi juga memiliki

kepribadian dan berakhlak mulia.

Dalam konteks sekolah, pendidikan karakter bertujuan untuk

membentuk peserta didik yang terinternalisasi didalam dirinya

nilai-nilai kebajikan, sehingga mewujudkan perilaku yang baik (Wiyani,

2013:70). Pentingya penanaman nilai-nilai kebajikan dalam diri

peserta didik juga dapat dilihat dari tujuan pendidikan karaketer

sebagai berikut:

a. Membentuk peserta didik yang berpikir rasional, dewasa,

bertanggungjawab.

b. Mengembangkan sikap mental yang terpuji.

c. Membina kepekaan sosial anak didik.

d. Membangun mental optimis dalam menjalani kehidupan yang

(40)

26

e. Membentuk kecerdasan emosional.

f. Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang, sabar,

beriman, takwa, bertanggungjawab, jujur, adil dan mandiri (Hamid

& Saebani, 2013:39).

4. Proses Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan

nasional. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa

diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak

mulia.

Karakter merupakan watak, sifat batin manusia yang

mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku dan budi pekerti

seseorang. Pembentukan karakter seorang anak sebenarnya sudah

terwakili ketika masih dalam kandungan. Ketika sang ibu sedang

mengandung bayi, ketika itu pula prosespembentukan karakter terjadi

pada jabang bayi atau anak sebelum ia terlahir kedunia. Dalam

membentuk karakter anak atau mendidik kejiwaan anak, tidak

semudah menanam bibit tanaman yang mana dengan hanya

menaburkan biji saja bisa tumbuh. Anak adalah aset dalam sebuah

keluarga, yang mana harus dijaga dengan sebaik mungkin.

Membesarkan fisik anak jauh lebih mudah dibandingkan dengan

membentuk (mendidik) karakter seorang anak, hanya dengan memberi

(41)

27 sedangkan karakter atau jiwa seorang anak haruslah di bentuk mulai

sejak kecil dengan cara meneladani anak pada hal-hal yang baik, salah

satu cara yang efektif membangun karakter adalah dengan teladan

orang tua dan disiplin. Hendaknya orang tua dapat memberikan

contoh/teladan dan perilaku yang baik sehingga anak akan

teridentifikasi berperilaku baik. Sehingga dengan adanya proses yang

panjang dan lama akan terbentuk karakter anak yang baik dan

memiliki sikap jujur, tanggung jawab, disiplin adil, peduli dan kerja

sama.

5. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Anak

Dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak, Ki Hadjar

Dewantara memandang ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh

dalam pembentukan karakter anak, semua ini disebut “Tripusat

Pendidikan” atau “Trisentra” yaitu;

1) Alam keluarga yang membentuk lembaga pendidikan keluarga.

2) Alam perguruan yang membentuk lembaga pendidikan sekolah.

3) Alam pemuda yang membentuk lembaga pendidikan masyarakat

(Engku, Zubaidah, 2014: 111).

6. Pendidikan Agama dalam Pembentukan Karakter Anak

Salah satu pilar penting dalam pendidikan agama adalah

(42)

28 tersebut sesuai dengan tugas utama di utusnya Nabi Muhammad yaitu

untuk menyempurnakan akhlak. Sebagaimana telah kita ketahui dalam

diri pribadi Rasul, bersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung

yang menyatakan: “sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri

teladan yang baik”. Pendididkan agama sangatlah penting di berikan

kepada anak supaya dalam kehidupan masa depan bisa menjadi

manusia yang mempunyai watak, budi pekerti yang sopan dan santun.

Dalam mewujudkan karakter yang baik pada anak, hendaknya anak

diajarkan tentang bagaiamana cara berperilaku, bertuturkata, bergaul

dan bermasyarakat. Semua itu sudah terkumpul atau termuat menjadi

satu dalam pendidikan agama, baik itu pendidikan yang diperoleh

dirumah maupun disekolah. Pendidikan agama yang diberikan kepada

anak seperti; pendidikan akhlak, fiqih, Al-qur’an Hadits, dan tarikh

Nabi Muhammad SAW supaya kelak anak bisa meniru dari pada sikap

yang dimiliki Nabi Nya tersebut yaitu sikap siddiq, amanah, tabligh

dan fatanah yang dijadikan sebagia pedoman dalam kehidupannya.

Untuk membentuk karakter anak diperlukan penenaman nilai-nilai

agama yaitu nilai yang diajarkan berdasarkan pada ajaran agama Islam

yang amat penting yang harus ditanamkan kepada setiap anak didik,

diantara sumber nilai-nilai agama yaitu:

a. Nilai Ilahiyah: yaitu nilai keagamaan berhubungan dengan

ketuhanan yang amat penting yang harus ditanamkan kepada setiap

(43)

29 sesungguhnya akan menjadi inti kegiatan pendidikan. Diantara

nilai-nilai yang sangt mendasar yaitu: iman, islam, ihsan, taqwa,

ikhlas, tawakkal, syukur, sabar. Tentunya masih banyak lagi nilai

keagamaan yang lainnya, akan tetapi nilai-nilai diatas cukup

mewakili nilai-nilai keagamman mendasar yang perlu ditanamkan

pada anak.

b. Nilai Insaniyah: yaitu nilai keagamaan berhubungan dengan

manusia yang mengajarkan tentang Silatu al-rahmi, Al-Ukhuwah,

Husnu al-dzan, Iffah atau Ta’affuf, dan lain-lain (Majid, Andayani,

2012: 97).

B. Orang Tua

1. Makna Orang Tua

Istilahorang tua dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, orang tua

adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,

ahli), orang yang dihormati (disegani), pria dan wanita yang menjadi

ayah dan ibu seorang anak”. Orang tua adalah pihak yang paling dekat

dengan anak sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang

terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mudah ditiru

(Wibowo, 2012: 120).

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan

ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah.

(44)

30 keluarga, karena orang tua merupakan bagian dari keluarga yang

mempunyai keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.

2. Peran OrangTua

Orang tua yang menginginkan anaknya agar bisa tumbuh dan

berkembang dengan karakter yang baik, maka sebagai orang tua harus

bisa melakukan perannya yang sesungguhnya, yang mana orang tua

tidak boleh membiarkan para anak-anaknya berbuat suatu hal sesuka

hatinya yang bisa melanggar norma dan nilai ajaran agama, diantara

peran sebagai orang tua diantaranya yaitu:

a. Mendampingi Anak-Anaknya

Hendaknya orangtua dapat mendampingi anak-anaknya agar

bisa tumbuh dan berkembang dalam pantauan nilai-nilai yang

diyakini kebenarannya. Mendampingi bukan berarti mengekang

anak, “mendampingi” berarti menemani anak-anak tumbuh dan

berkembang sesuai dengan masa pertumbuhan dan

perkembangnya.

b. Membimbing Anak-Anaknya

Orangtua dapat membimbing anak-anaknya agar tumbuh dan

berkembang sesuai dengan harapan. Dalam membimbing anak

yang mest diberikan adalah petunjuk dan nasihat untuk menempuh

(45)

31 bersikap tebuka dan berkomunikasi yang baik dengan

anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anakakan senang hati untuk

terbuka kepada orang tuanya apabila sedang mengalami masalah.

c. Mendidik Anak-Anaknya

Mendidik anak sepenuhnya adalah tanggung jawab orang tua,

tetapi demi memenuhi kebutuhanpendidikan yang lainnya, orang

tua harus sadar untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke

sekolah yang formal. Dalam lingkungan sekolah anak bertemu

dengan guru yang mengajarkan banyak hal yang dirumah tidak di

dapatkannya.

d. Menjadi Teladan Bagi Anakya

Orang tua adalah faktor utama dalam keberhasilan pendidikan

karakter, teladan yang baik dari orang tua sebaiknya di tunjukkan

pada anak sedini mungkin, karena seorang anak akan dengan sadar

atau tidak, mereka akan mencontoh sikap, perilaku orang tuanya.

Sebagaimana dalam pribahasa “buah jatuh tak jauh dari

pohonnya” (Azzet, 2013: 53-55).

3. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap

Anak

Sebagaimana yang telah kita ketahui sebagai orang tua memiliki

tanggung jawab yang besar terhadap anaknya yang tidak berwujudkan

(46)

32 kebutuhan yang di butuhkan oleh anak adalah tangggung jawab

daripada orang tuanya.

Adapun tanggung jawab orang tua terhadap anaknya diantaranya:

a. Memelihara dan membesarkannya,

tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk

dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan

perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya,

baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan

penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan

dirinya.

c. Mendidik dengan berbagai ilmu

pengetahuandan ketrampilan yang beruguna bagi hidupnya,

sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan

membantu orang lain (hablum minan nas) serta melaksanakan kekhalifahannya.

d. Membahagiakan anak untuk dunia akhirat

dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan

Allah sebagai tujuan akhir hidupmuslim. Tanggung jawab ini

dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah (Ihsan,

2011: 63).

(47)

33

1. Madrasah Diniyah

Madrasah diniyah atau dalam pengertiannya secara harfiah

“sekolah agama”, berasal dari istilah ‘madrasah’ dalam bahasa Arab yang pengertiannya umum, tempat belajar atau sekolah, yang tidak

hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama. Kata ‘diniyah’ yang berarti agama memberikan penegasan bahwa apa yang diajarkan dalam

lembaga ini hanyalah ilmu agama. Berbeda dengan pengertian

“madrasah” tanpa kata “diniyah”, madrasah diniyah hanya

mengajarkan ilmu agama, sedangkan madrasah (seperti Madrasah

Ibtidai’iyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah) tidak hanya

mengajarkan ilmu agama, akan tetapi juga mengajarkan

ilmu-ilmu umum.

Madrasah diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan

yang diharapkan mampu secara menerus dapat memeberikan

pendididkan keagamaan yang tidak terdapat atua tidak terpenuhi di

sekolah-sekolah umum. Madrasah diniyah merupakan lembaga

pendidikan turunan dari pesantren atau yangsering disebut dengan

sekolah sore.

2. Ciri-Ciri Madrasah Diniyah

Adapun ciri-ciri dari pada madrasah diniyah diantaranya:

(48)

34

b. Madrasah diniyah merupakan spesifikasi sesuai dengan

kebutuhan dan tidak memerlukan syarat yang ketat serta dapat

diselenggarakan dimana saja.

c. Madrasah diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas

secara ketat.

d. Madrasah diniyah dalam materinya bersifat praktis dan khusus.

e. Madrasah diniyah waktunya relatif singkat.

f. Madrasah diniyah mempunyai metode pengajaran yang

bermacam-macam.1

3. Tujuan Madrasah Diniyah

a. Melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang

sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan

martabat dan mutu kehidupanya.

b. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap mental yang diperluakan untuk

mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan

ketingkat dan /atau jenjang yang lebih tinggi, dan

1http://kulliyatul.blogspot.com/2013/03/pengertian-madrasah-diniyah.html. diakses 20

(49)

35 c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat

dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah (TP 73 Pasal.2 ayat 2

s.d 3).

4. Kedudukan Madrasah Diniyah dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional

Dalam undang-undang dan peraturan pemerintahan yang mengatur

pendidikan islam sangat jelas pada UU No. 20 Tahun 2003. Di dalam

aturan tersebut setidaknya ada tiga hal yang terkait dengan pendidikan

Islam. Pertama, kelembagaan, diakuinya keberadaan lembaga

pendidikan madrasah, Pesantren Diniyah Raudhatul Athfal sebagai

lembaga yang diakui, dan diakui keberadaan madrasah sebagai

lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah. Kedua,pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, yakni diakuinya keberadaan pelajaran

agama Islam di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah. Ketiga, nilai (value) terdapat seperangkat niali-nilai Islam dalam sistem pendidikan nasional (Daulay, 2012: 7).

Menteri Agama menegaskan, madrasah dan pondok pesantren telah

menunjukkan kiprah nyata dalam pembangunan karakter bangsa, baik

secara kelembagaan maupun personal bagi para alumninya. Dalam

perkembangannya, kedua pendidikan itu mengalami transformasi

kelembagaan. “ini merupakan konsekuensi logis dari semakin besarnya

(50)

36

pesantren”.2 Pada awalnya, pendidikan keagamaan Islam

diselenggarakan dalam bentuk layanan pendidikan informal di

lingkungan keluarga, rumah-rumah penduduk, dan masjid atau surau.

Seiring dengan pesatnya perkembangan Islam, pendidikan keagamaan

merambah dalam bentuk nonformal dalam bentuk pesantren dan

madrasah diniyah. Pada pesantren, proses pembelajaran pada

umumnya dilakukan dengan sistem berasrama (boarding). Sedangkan

pada madrasah diniyah, pembelajaran dilakukan sore hari, yang pada

umumnya murid-muridnya adalah anak-anak yang pada pagi hari

mengenyam pendidikan umum/sekolah.

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sejarah Singkat Madrasah Diniyah

Madrasah Diniyah Miftahul Ulum berdiri pada tahun 1985. Berdiri diatas

tanah seluas 200 m2 yang merupakan tanah wakaf, Madrasah Diniyah

(51)

37 Miftahul Ulum di dirikan atas keprihatinan masyarakat Dukuh Jetis karena

belum adanya madrasah diniyah di daerah mereka sendiri. Anak-anak

Dukuh Jetis yang ingin bersekolah madrasah sore harus pergi ke desa lain

seperti di desa tegal Bunder, Gupit dan lainnya yang jaraknya lebih dari 2

KM. Melihat kondisi tersebut, Bapak Juri Nasrudin salah seorang tokoh

masyarakat setempat, mempunyai niatan untuk membangun sekolah

madrasah di Dukuh Jetis, supaya anak-anak tidak sekolah di desa tetangga

yang memang jaraknya lumayan jauh.

Niatan Bapak Juri akhirnya terwujud, dan madrasah tersebut kemudian

di beri nama Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. Nama Madrasah Mifahul

Ulum berasal dari kata Miftah yg berarti“ kunci” dan Ulum yang berarti “

ilmu”, sehingga Miftahul Ulum berarti kunci nya ilmu. Nama tersebut

membawa sebuah harapan supaya didalam menuntut ilmu, anak-anak

dapat memperoleh kunci ilmu.

Pada angkatan pertama, Madrasah Miftahul Ulum memiliki murid

sebanyak 25 anak. Setiap tahunnya jumlah murid bertambah, tahun ini

jumlah santri sudah mencapai 171. Madrasah Diniyah Miftahul Ulum juga

sudah terdaftar sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan lembaga

pendidikan Ma’arif NU sejak tahun 1988 sampai sekarang.

(52)

38 Madrasah Diniyah Miftahul Ulum terletak di Dukuh Jetis, Desa

Sangubanyu, Rt 05/ Rw o2 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Jawa

Tengah.

3. Dasar danTujuan

a. Dasar

Dasar/pondasi pembelajaran adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Karena Al-Qur‘an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan

kepada Nabi Muhammad bagi seluruh umat Manusia. Al-Qur’an

merupakan kitab Allah SWT yang dijadikan sumber pendidikan yang

terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral

(moral), maupun spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian)

dan alam semesta. Al-Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut

dan utuh (Ahid, 2010: 21).

Sedangkan Al-Hadits atau Al-Sunnah merupakan jalan atau cara

yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad dalam perjalanan

kehidupannya melaksanakan dakwah Islam. Contoh yang diberikan

beliau dapat dibagi kepada tiga bagian yaitu; Hadis Qauliyah yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan dan persetujuan nabi Muhammad

saw, Hadis Fi’liyah yaitu berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi, Hadis Taqririyah yaitu yang meripakan persetujuan Nabi atas tindakan dan peristiwa yang terjadi (Ahid, 2010: 25). Dari

(53)

39 sumber pendidikan Islam yang utama seletah Al-Qur’an, yang

merupakan penjelas dari pada isi dalam Al-Qur’an yang masih

membingungkan dan membutuhkan penjelasan.

b. Tujuan

Pada dasarnya Madrash Diniyah Miftahul Ulum mempunyai tujuan

yang bersifat umum dan khusus.

a. Tujuan umum

Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang bisa bermanfaatkan sebagai bekal

kehidupannya dalam masyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan keimanan, ketakwaan dan kesadaran serta

pengalaman keislaman dalam kehidupan kebergaman

beragama.

2) Memberikan fasilitas pendidikan agama sebagai sarana untuk

bekal dalam mengarungi kehidupan.

3) Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran Ilmu

Agama Islam.

4) Mengembangkan sikap beragama praktek-praktek beribadah.

5) Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam madrasah dan

sekitarnya.

(54)

40 Adapun kurikulum yang diterapkan di Madrasah Diniyah Miftahul

Ulum adalah sebagai berikut:

Tabel IV

Kurikulum Pendidikan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Kelas I-VI Periode

2013-2014

Kelas Pelajaran Semester I Semeseter II Kitab

I

Al-Quran Surat An-Nas sampai

An-Nasr

Surat Al-kafiruun

sampai Al-Fiil

Juz’Amma

(Hafalan)

Ahlaq ”BismilLah” sampai

“Ono Tamu”

”Sikap dan Laku”

sampai “Cita-cita

luhur”

Ngudi Susilo

Tauhid Sifat Wajib Allah

sampai Sifat Rasul

Al-Quran Surat Al-Hamzah

sampai Al-Qori’ah

Ahlaq Mulai lafadz”

BismilLah” sampai

Bab Sandangan

sampai Kewajiban

(55)

41

“Ngerekso awak” Wong Tuo

Tauhid Sifat Mustahil Allah Sifat Mustahil Rasul

dan Sifat Jaiznya

Tauhid Jawan

Awal

Fiqih Bacaan shalat sampai

Salam

Al-Qur’an Surat Al-‘Alaq

sampai Al-Insyiroh

Ahlaq Muqodimah sampai

Nadhom 20

Nadhom ke-21

sampai Nadhom

ke-38

Alala

Tauhid Muqodimah sampai

iman kepada Allah

Fiqih Muqodimah sampai

(56)

42

Al-Qur’an Surat Al-Balad

sampai Al-Fajr

Surat Al-Ghosiyah

sampai At-Toriq

Juz ‘Amma

Tajwid Muqodimah sampai

Al-Ma’rifah

Ahlaq Muqodimah sampai

Ahlaq Iman kepada

Tauhid Muqodimah sampai

Iman kepada Allah

Fiqih Ahkamul Islam

sampai

Tarih Mulai “Sayyidina

(57)

43

Sorof Mulai Tsulatsi

Mujarrod Bab1-6

Al-Qur’an Surat Al-Buruj

sampai Al-Insyiqoq

Surat

Al-Muthoffifiin sampai

Al-Infithoor

Juz ‘Amma

Tajwid Mulai Ahkamul

Isti’adah sampai

Ahlaq Muqoddimah sampai

Bab 5

Bab 5 sampai Bab

10

Washoya

Tauhid Muqoddimah sampai

Ad Darsus Sabiq

Fiqih Usulul Islam sampai

(58)

44 Hijroh

Nahwu Bab Mubtada’ sampai

Bab Badal

Al-Mansubaat

sampai Mahfudhotul

Asma’

Jurumiyah

Sorof Bab Tsulasi Maziid

biharfi Waahid

Al-Qur’an Surat At-Takwiir

sampai Surat ‘Abasa

An-Naazi’at sampai

sampai An-Naba’

Juz ‘Amma

Tajwid Mahoorijul Huruf

sampai Sifaatul

Tauhid Mulai Muqoddimah

sampai Ad-Darsus

Fiqih Bab Thoharoh sampai

(59)

45

Tarih Mulai As-Sannatu

minal Hijroh sampai

Sorof Tasrif Lughoowi Fi’il

Madhi

5. Struktur Organisasi Kepengurusan

Adapun susunan kepengurusan Madrasah Diniyah Miftahul Ulum adalah

sebagai berikut:

Pelindung : Kepala Desa Sangubanyu

Penasehat : H. Muhlisin

Ketua : Ust. JuriNasruddin

Sekretaris : Khafidzin

Bendaharan : Rifa’i

Seksi-seksi :

Sarana dan Prasarana : 1. Muhyiddin

2. Surip

3. Turmudi

Kurikulum : 1. Maftuhin

(60)

46 3. Aminiddin

Humas : 1. Mas’ud

2. Said

3. Istinaroh

Pengawas : 1. Sajidin

2. Khamidah

6. Prestasi Madrasah

Prestasi yang dimiliki Madrasah Diniyah Miftahul Ulum dalam

mengukuti berbagai macam perlombaan diantaranya:

1. Juara II Cerdas cermat tingkat kecamatan tahun 2010.

2. Juara I Tahfidul Qur’an (putra) tingkat kecamatan tahun 2013.

3. Juara I Seni Baca Al-Qur’an/ Qiro’ (putra) tingkat kecamatan tahun

2013.

4. Juara I Hafalan Nadhom Aqidatul Awam (putra) tingkat kecamatan

tahun 2013.

5. Juara I Kaligrafi (putri) tingkat kecamatan tahun 2013.

6. Juara II PidatoBahasa Arab (putri) tingkat kecamatan tahun 2013.

7. Juara III Baca KitabKuning Safinah (putri) tingkat kecamatan tahun

2013.

8. Juara I Seni Baca Al-Qur’an/Qiro’ (putra) tingkat kabupaten tahun

2013.

9. Juara II Hafalan Nadhom Aqidatul Awam (putri) tingkat kabupaten

(61)

47 10.Juara Harapan I Seni Baca Al-Qur’an/Qiro’ (putra) tingkat propinsi

tahun 2013.

7. Profil Madrasah

Profil Madrasah Diniyah “Miftahul Ulum” Dukuh Jetis Desa

Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupaten Batang:

1. Nama Madin : Miftahul Ulum

2. Alamat : Dukuh Jetis

3. Kode pos : 51274

4. No. hp : 085328919350

5. Desa : Sangubanyu

6. Kecamatan : Bawang

7. Kabupaten : Batang

8. Provinsi : Jawa Tengah

9. No.statistik : 311233250158

10.Nama Organisasi : Nahdlotul Ulama

11.Nama Ketua Yayasan : H. Muhlisin

12.Kegiatan Belajar : Pukul 13.30 – 17.30

13.Tahun Berdiri : 1985

14.Status Madrasah : swasta

15.Kurikulum yang digunakan : modifikasi

8. Keadaan Ustadz

Adapun tenaga pendidik madrasah diniyah terdiri dari lulusan

(62)

48 Daftar nama-nama pengajar madrasah diniyah dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel V

Nama Pengajar Madrsah Diniyah Miftahul Ulum

No Nama L/P Pendidikan / lulusan

2 Khafidzin L Pondok Pesantren Mamba’ul Huda,

Jawa Timur

6 Mas’ud L Pondok PesantrenDarussalam, Jepara 2000

7 Aminudin L Pondok PesantrenAl Hidayah,

12 Khamidin L Pondok PesantrenAsasul Huda,

Klawen-Batang

(63)

49

13 Turmudi L Pondok PesantrenAl Hidayah,

Plumbon

1988

14 Istinaroh P Pondok PesantrenDarussaalam,

Kaliwungu

2011

9. Tingkat Kelas dan Data Santri

a. Tingkat kelas

Madrasah Diniyah Miftahul Ulum memiliki 6 kelas yang

masing-masing kelas harus ditempuh dalam 2 semester (satutahun).

Tingkat awaliyah merupakan tingkat paling dasar dan terdiri dari 6

kelas, yaitu kelas satu sampai kelas enam. Pada tingkat ini anak

diajarkan berbagai ilmu keagamaan dasar seperti; tauhid, fiqih,

akhlaq, nahwu, sorof , tarikh dan lain-lain. Pada semua materi

pelajaran dalam satu minggu diajarkan 1jam kali satu pertemuan

setiap minggunya. Setelah selesai dari kelas satu sampai kelas

enam diadakan ujian sekolah dan diberi ijazah yang menunjukkan

bahwa sudah lulus tinggat awal/dasar.

b. Data santri

Santri yang belajar di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum ini

adalah anak-anak usia SD sampai SMP.

Adapun santri madrasah diniyah miftahul ulum pada periode 2014

(64)

50 Tabel VI

Data Santri Madrasah Miftahul Ulum Tahun Ajaran 2013/2014

Tingkatan Kelas Siswa Jumlah

L P

10.Sistem Pendidikan Madrasah Diniyah

Dalam proses pembelajaran di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum

menggunakan metode bandongan. Metode bandongan merupakn metode

klasik yang biasanya digunakan dalam pembelajaran di madrasah sore,

pesantren.

(65)

51 Dalam penelitian ini, sampel yang diambil peneliti adalah 85 santri. Untuk

data yang akan dijadikan sampel dapat dilihat dalam lampiran skripsi.

C. Data Hasil Angket

Untuk memperoleh data tentang pengaruh pendidikan madrasah diniyah

dan orang tua terhadap karakter anak di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum,

peneliti menggunakan angket yang berisi10 pertanyaan tentang pendidikan

madrasah diniyah, 10 pertanyaan tentangperan orang tua dan 10 pertanyaan

tentang karakter anak dengan pilihan jawaban berupa opsi a, b, c, d. Adapun

bobot penilaian untuk masing-masing jawaban adalah sebagai berikut:

1) Alternatif jawaban A dengan skor 3

2) Alternatif jawaban B dengan skor 3

3) Alternatif jawaban C dengan skor 2

4) Alternatif jawaban D dengan skor 1

Adapun hasil angket yang diberikan responden akan disajikan pada tabel

di bawah ini.

TABEL VII

Hasil Angket Pendidikan Madrasah Diniyah

No Klasifikasi jumlah jawaan Jumlah Skor tiap Item Skor Nominas

(66)
(67)
(68)

54

84 6 3 0 1 18 9 0 1 28 A

85 2 2 4 2 6 6 8 2 22 C

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden,kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk

menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai

berikut:

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

(69)

55 1) Nominasi A adalah nilai 28-30 intensitas sangat tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 25-27intensitas tinggi

3) Nominasi C adalah nilai 22-24 intensitas sedang

4) Nominasi D adaLah nilai 19-21 intensitas rendah

Dari data tersebut di atas pendidikan madrasah diniyahdapat

dikategorikan menjadi 4, sesuai dengan intervalnya:

1) Pendidikan madrasahdiniyah sangat tinggi ada 35responden

2) Pendidikan madrasahdiniyah tinggi ada 46 responden

3) Pendidikan madrasahdiniyah sedang4 responden

4) Pendidikan madrasahdiniyah rendah 0 responden

TABEL VIII

HasilAngket Peran Orang Tua

NO

KLASIFIKASI JUMLAH

JAWABAN JUMLAH SKOR TIAP ITEM

(70)
(71)

57 Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

(72)

58 kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk

menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai

berikut:

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

dalam kategori sebagai berikut:

1) Nominasi A adalah nilai 29-30 intensitas sangat tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 27-28 intensitas tinggi

3) Nominasi C adalah nilai 25-26 intensitas sedang

(73)

59 Dari data tersebut di atas peran orang tua dapat dikategorikan

menjadi 4, sesuai dengan intervalnya:

1) Peran orang tua sangat tinggi ada 42 responden

2) Peran orang tua tinggi ada 28 responden

3) Peran orang tua sedang 14responden

4) Peran orang tua rendah 1 responden

TABEL IX

Hasil Angket MengenaiKarakter Anak

NO

KLASIFIKASI JUMLAH

JAWABAN JUMLAH SKOR TIAP ITEM

(74)
(75)

61

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai tersebut diklasifikasikan

pada kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk

menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai

(76)

62

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

dalam kategori sebagai berikut:

1) Nominasi A adalah nilai 28-30 intensitas sangat tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 25-27 intensitas tinggi

3) Nominasi C adalah nilai 22-24 intensitas sedang

4) Nominasi D adalah nilai 19-21 intensitas rendah

Dari data tersebut diatas karakter anak dapat dikategorikan

menjadi 4, sesuai dengan intervalnya:

1) Karakter anak sangat tinggi ada 3responden

(77)

63 3) Karakter anak sedang ada 29 responden

4) Karakter anak rendah ada 10 responden

BAB IV

ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga

diketahui ada tidaknya pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang tua

terhadap karakter anak di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Dukuh Jetis. Analisis

(78)

64 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan madrasah diniyah dan orang

tua terhadap karakter anak, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan

analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik

product moment dan regresi ganda sebagai berikut :

A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel)

Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui pendidikan madrasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak dengan menggunakan prosentase sebagai berikut:

P

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden

1. Karakter Anak

Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh pendidikan madarasah diniyah dan orang tua terhadap karakter anak diketahui rekapitulasiadalah sebagai berikut:

Gambar

TABEL I PENDIDIDKAN MADRASAH DINIYAH
TABEL II PERAN ORANG TUA
Tabel VI
TABEL VII
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa basisdata untuk implementasi sistem pakar pergudangan yang dirancang telah dapat mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan informasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam dan dosis efektifnya terhadap jumlah ekspresi COX-2 pada membran korioalantois telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (

INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Pemohon informasi ke PPID pada bulan Juni 2019 hanya 1 orang yang disampaikan melalui alamat surat elektronik (email) PPID dengan informasi yang diminta berjumlah 1

Sejalan dengan masalah yang dibahas serta berdasarkan analisis yang telah diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapatlah ditarik simpulan sebagai berikut. 1)

Abang tidak gemar akan makanan yang pahit seperti peria.. Menurut abang, dia tidak gemar akan rasa pahit

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi layanan pendidikan yang kinerjanya belum dapat memuaskan siswa dan merekomendasikan perbaikan layanan dengan menggunakan dimensi